TINJAUAN YURIDIS TENTANG UPAYA REHABILITASI PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KABUPATEN SERANG Disusun oleh : Ananda Widya Sari (1202181067) Tia Nurul Aryanti (1202181011) Prodi : Sistem Informasi (Malam) Latar Belakang Indonesia merupakan Negara maritim dimana dikelilingi oleh lautan dan juga kepulauan. Maka dari itu dengan Indonesia Negara Maritim ada kelebihan dan kekurangannya. Indonesia termasuk sebagai salah satu negara yang dikenal sebagai tempat lintas narkotika, sehingga kejahatan narkotika bukan lagi kejahatan yang sifatnya lokal akan tetapi telah merebak sampai ke seluruh wilayah Indonesia dan sering dijadikan sebagai daerah transit oleh para pelaku sebelum sampai ke tempat tujuan (negara lain). Indonesia adalah negara hukum dan masalah narkotika ini tercantum dalam Undang-Undang nomor 35 Tahun 2009. Dalam pandangan sebagian masyarakat, istilah narkoba sering diidentikan dengan narkotika, penyalahgunaan narkotika merupakan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Saat ini penyalahgunaan narkotika melingkupi semua lapisan masyarakat baik miskin, kaya, tua, muda dan bahkan anak-anak. Latar Belakang Dalam Pasal 54 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyatakan bahwa pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Berdasarkan Undang-Unang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang merupakan pengganti dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika terdapat setidaknya dua jenis rehabitiasi, yaitu rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Pasal 1 butir 16 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika menyatakan bahwa rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika. Pasal 1 butir 17 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika menyatakan bahwa rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental, maupun sosial, agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat. Rumusan Masalah Bagaimana kebijakan BNN Provinsi Banten dalam upaya rehabilitasi pada pecandu narkoba di Kabupaten Serang ? Apakah kendala-kendala yang dihadapi BNN Provinsi Banten dalam upaya merehabilitasi penyalahgunaan dan penanggulangan pecandu narkoba di Kabupaten Serang ? Pengertian Tinjauan Yuridis Tinjauan Yuridis berasal dari kata “tinjauan” dan “yuridis”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian tinjauan adalah kegiatan mempelajari dengan cermat, memeriksa (untuk memahami), pandangan, pendapat (sesudah menyelidiki, mempelajari dan sebagainya). Sedangkan yuridis berasal dari kata yuridisch yang berarti menurut hukum atau dari segi hukum atau berdasarkan hukum dan undang-undang. Adapun pengertian lain dari tinjauan yuridis jika dikaji menurut Hukum Pidana, adalah dapat kita samakan dengan mengkaji hukum pidana materil yang artinya kegiatan pemeriksaan yang teliti terhadap suatu ketentuan dan peraturan yang menunjukan tentang tindakantindakan mana yang dapat dihukum. Pengertian Rehabilitasi Menurut Kamus Besar Lengkap Bahasa Indonesia, Rehabilitasi adalah Pemulihan kepada keadaan yang dahulu (semula). Rehabilitasi adalah sebuah kegiatan ataupun proses untuk memerlukan pengobatan medis untuk mencapai kemampuan fisik psikologis, dan sosial yang maksimal. Tujuan Rehabilitasi Rehabilitasi adalah juga tujuan dari pada pembinaan. Arti penting diperlukannya terapi dan rehabilitasi di Lembaga Pemasyarakatan/Rutan di sebabkan oleh : a. Dampak negatif narkoba dalam jangka panjang. b. Peningkatan angka kematian rata-rata akibat penyakit penyerta sebagai dampak buruk penyalahgunaan narkoba seperti TB, HIV-AIDS dan Hevatitis. c. Mengurangi penularan penyakit TB, HIV-AIDS dan Hevatitis. Strategi rehabilitasi ini dilakukan untuk mengobati parra penyalahguna narkoba, dengan melakukan pengobatan secara medis, sosial dan spiritual serta upaya untuk mencegah menjalarnya penyakit HIV-AIDS karena pemakai jarum suntik oleh penyalahguna narkoba secara bergantian. Macam-macam Rehabilitasi Rehabilitasi Medis ( Medical Rehabilitation) Tujuan dari rehabilitasi medis ini ada dua, yaitu : 1) Jangka Panjang 2) Jangka Pendek Rehabilitasi Sosial Pengertian Narkoba Narkoba (Narkotika dan Obat/bahan berbahaya) atau Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lain) adalah obat, bahan, atau zat bukan makanan, yang jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikan, berpengaruh pada kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering menimbulkan kecanduan atau ketergantungan. Istilah Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat-obatan Terlarang (berbahaya). Artinya bahwa istilah narkoba tidak hanya merujuk pada narkotika saja, melainkan juga termasuk di dalamnya adalah berbagai obat-obatan yang masuk dalam kategori berbahaya dan dilarang oleh undang-undang. Jenis-Jenis Narkoba 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Kokain Ganja Heroin Puttaw Alkohol Shabu-shabu Ekstasi Amphetamine Inhalant Abuse ( Inhalen) Jenis dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan proses penelitian kualitatif. Lokasi yang diambil dalam penelitian ini ditentukan dengan sengaja (purposive), sesuai dengan judul dari penelitian ini, yaitu “Tinjauan Yuridis Upaya Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba di Kabupaten Serang”, maka lokasi dari penelitian ini adalah kecamatan Baros Kabupaten Serang. Waktu dan Subjek Penelitian Waktu penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2019 sampai dengan 20 Maret 2019. Penelitian ini ditunjukan kepada masyarakat kecamatan Baros pada khususnya dan masyarakat Kota Serang pada umumnya. Teknik Pengumpulan Data 1) 2) Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dokumentasi Kebijakan BNN Provinsi Banten dalam upaya rehabiltasi pada pecandu narkoba di Kabupaten Serang Menurut Pasal 1 Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor : Per/ 04/ V/2010/BNN Badan Narkotika Nasional Provinsi yang selanjutnya dalam Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional ini disebut BNN adalah instansi vertical Badan Narkotika Nasional yang melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang Badan Narkotika Nasional di wilayah Provinsi Kebijakan BNN dalam menangani kasus ini adalah pecandu narkoba yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri atau dilaporkan oleh kerabat kepada pusat kesehatan masyarakat untuk mendapatkan perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial, karena terdakwa terbukti dengan jumlah shabu-shabu ±0,91 gram. Apabila lebih dari 1 gram maka tidak ada lagi proses rehabilitasi. Kendala-kendala yang dihadapi BNN Provinsi Banten dalam upaya merehabilitasi penyalahgunaan dan penanggulangan pecandu narkoba di Kabupaten Serang Kendala BNN dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika di Provinsi Banten adalah kurang peran serta masyarakat, masyarakat kurang memahami tugas dari BNN, bagi pengguna narkoba masih dianggap tabu oleh masyarakat, karena masyarakat merasa malu keluarganya tersangkut paut dengan narkoba, disamping hal-hal tersebutlah BNN terkendala untuk menangkap pengguna narkoba, kurangnya tempat rehabilitasi, untuk keluarga ada yang takut anaknya ditangkap, padahal sebenarnya kalau ditangkap bukan berarti dipenjara, tetapi ada kemungkinan bisa direhabilitasi dan rawat jalan, ini membuat BNN terkendala dalam menindak pengguna narkoba karena dari pihak keluarga tidak mau kerja sama dengan pihak BNN. Kendala-kendala yang dihadapi BNN Provinsi Banten dalam upaya merehabilitasi penyalahgunaan dan penanggulangan pecandu narkoba di Kabupaten Serang Kemudian kendala BNN dalam menanggulangi berbagai kasus penyalahgunaan narkotika di Provinsi Banten, adalah masyarakat masih awam mengenai hukumhukum bagi pengguna penyalahgunaan narkoba, dan sebagian masyarakat masih binggung dengan peraturan pemerintah nomor 35 tentang penyalahgunaan narkoba. Kurangnya sumber daya manusia, kurangnya biaya, kurangnya subsidi dari pemerintah, kemudian kurangnya program rehabilitasi, karena tidak setiap tahun program rehabilitasi dibentuk, kalau program rehabilitasi belum selesai pengguna narkoba yang direhabilitasi tidak ada tempat lagi, dan kalau ditangkap oleh polisi, tidak semua polisi tahu jalur mana yang harus ditempuh, seharusnya ada proses hukum yang terpadu, dari pihak medis dan pihak hukum bersama-sama mengambil kesimpulan apa yang harus dilakukan bagi pengguna akan direhabilitasi, sedangkan bagi pengedarnya akan diberikan hukum pidana dan direhabilitasi, rehabilitasi itu dipotong dengan masa tahanan