ABSTRAK Dalam hokum Islam terdapat formula bahwa segala bentuk perbuatan dosa jika dilanggar akan merusak keselamatan diri, keluarga, masyarakat, harta benda, keturunan dan akal. Atrinya, segala bentuk larangan Tuhan pada akhirnya bermuara pada kepentingan manusia, celakanya manusia mudah terjebak untuk memilih yang enak, padahal apa yang dirasakan enak dan mendatangkan kesenangan sesaat itu tidak selalu mendatangkan kebaikan, bahkan sering menyakitkan. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) dan bersifat deskriptifanalitik dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan filsafat Islam. Dta penelitian dikumpulkan melalui data sekunder, dan dalam menganalisis menggunakan metode kualitatif dengan berpikir deduktif. Narkotika dan obat-obatan berbahaya yang mempunyai predikat hukum sama dengan hukum khamr, yaitu haram, oleh hukum Islam dikategorikan dalam jarimah hudud. Sedang dalam hukum positif jika dipandang dari hukum Islam narkotika dan obat-obatan berbahaya adalah sebagai jarimah ta’zir karena hukuman bagi jarimah narkoba ini berada dalam wewenang penguasa (hakim). Karena keadilah hukum ditentukan oleh tujuan hukum masingmasing sedangkan tujuan hukum Islam adalah mewujudkan kemaslahatan umat manusia, maka Islam menilai sanksi hukum bagi pengguna narkoba yang berupa hukuman penjara ini belum mampu memenuhi dan mewujudkan suatu keadilan, baik bagi pribadi pengguna maupun bagi masyarakat yang akibatnya pelaku jarimah narkoba tidak merasa jera dan tetap mengulangi kesalahannya, yang hal ini jelas semakin mencemaskan hati masyarakat dan mengganggu ketentraman hidup bersama. Key word: sanksi, pengguna Narkoba, hukum Islam