Uploaded by RNoor Hafizh

undang undang

advertisement
Unduh UU no. 11 Tahun 2014 tentang KEINSINYURAN atau di SINI
Kemdikbud - (DPR-RI), Selasa, (25/02/2014). Sebelumnya, RUU ini telah dibahas dan
dilakukan pengambilan keputusan/pembicaraan tingkat I dalam rapat kerja Panitia Khusus
DPR RI pada 12 Februari 2014.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, dalam rapat paripurna
tersebut mengatakan, UU tentang Keinsinyuran diharapkan bisa menjadi landasan hukum
yang jelas bagi pengaturan pengembangan karir keinsinyuran, serta melindungi profesi
insinyur lokal dari dampak globalisasi.
“UU Keinsinyuran sangat tepat dan ditunggu oleh kalangan insinyur serta profesional untuk
melindungi kesetaraan,” kata Mendikbud di Gedung Nusantara DPR-RI, Selasa
(25/01/2014).
Mendikbud menyampaikan, UU Keinsinyuran ini diharapkan dapat mencetak insinyurinsinyurprofesional yang berkualitas dan berdaya saing global. Mengingat kebutuhan
insinyur yang besar, UU ini dirancang untuk merekam jumlah, mutu dan kinerja insinyur dan
profesi keinsinyuran.
“Sehingga pengembangannya dapat dirancang untuk ditingkatkan secara terstruktur dan
berkelanjutan,” katanya.
Sebelum RUU Keinsinyuran disahkan menjadi undang-undang, Mendikbud terlebih dahulu
menyampaikan pendapat akhir Presiden RI atas rancangan undang-undang tersebut.
Pemerintah dan DPR, kata dia, memiliki semangat yang sama yaitu memajukan profesi
keinsinyuran agar mampu menjadi ujung tombak pembangunan dan daya saing global
untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Selain itu, kata Mendikbud, UU Keinsinyuran membuka peluang bagi selain sarjana teknik
untuk mencapai kompetensi insinyur dan berprofesi sebagai insinyur. UU ini menganut
sistem terbuka untuk profesi keinsinyuran, dengan memperhatikan pengalaman profesi
seseorang. “Sistem ini menekankan agar para insinyur selalu mengembangkan
keprofesionalannya dengan belajar terus-menerus serta melaksanakan darma bakti
keinsinyuran kepada masyarakat,” katanya.
UU Keinsinyuran terdiri dari 15 BAB dan 54 pasal. Pembahasannya melibatkan DPR dan
pemerintah. Unsur pemerintah yang terlibat terdiri dari lima kementerian, yaitu Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pekerjaan
Umum, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Kementerian Hukum dan
HAM. (Aline Rogeleonick)
Undang-undang No. 11 Tahun 2014 tentang Profesi
Keinsinyuran; Siapa yang Mengambil Manfaatnya?
Tahun 2014 tepatnya Tanggal 25 Februari kemarin Panitia khusus (Pansus) DPR berhasil
merampungkan Undang-undang No. 11 Tahun 2014 tentang Profesi Keinsinyuran.
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) sebagai motor penggerak di dalam mengupayakan
disahkannya UU ini memang sudah bekerja lebih dari 15 tahun lalu, perjuangan yang
cukup lama menguras waktu, tenaga dan juga pemikiran dan akhirnya menghasilkan
produk yang cukup komprehensif dan imparsial.
Undang-undang ini bukan hanya lahir sebagai upaya untuk meningkatkan kontribusi dan
peran serta keinsinyuran, peningkatan taraf hidup Insinyur Indonesia tapi juga Insinyurinsinyur kita dituntut untuk lebih bisa mendeliver hasil engineering, manufacturing,
construction, operation and maintenance yang berkualitas dan bisa
dipertanggungjawabkan di depan hukum dan juga masyarakat dan industri sebagai
pengguna produk keinsinyuran tadi.
Berbeda dengan negara-negara maju di dunia seperti US, Australia dan Canada mereka
sudah memiliki UU ini lebih dari 3 dekade, mereka sangat sadar bahwa Engineers are fully
responsible terhadap pekerjaan mereka. Mereka sadar masyarakat butuh jaminan
terhadap desain dan konstruksi yang dilakukan oleh Engineer. Pemerintah mereka
menitikberatkan keselamatan publik dan masyarakat terhadap hasil karya Insinyurinsinyur lokal mereka. Untuk bisa melakukan pekerjaan engineering mereka haruslah
memiliki syarat-syarat khusus seperti pengalaman yang mumpuni, uji kompetensi teknis,
dan pendampingan oleh Insinyur-insinyur yang lebih senior kepada Insinyur yang masih
muda pengalaman.
Bahkan di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura bahkan Vietnam dalam
satu dekade terakhir ini juga telah menerapkan undang-undang profesi keinsinyuran
bahkan mereka sudah mengatur profesi ini lebih terinci dan terstruktur dalam bentuk
peraturan pemerintah, keputusan presiden dan keputusan menteri.
Pasal 3 UU No. 11 Tahun 2014 menyatakan bahwa pengaturan keinsinyuran antara lain
bertujuan:
1. memberikan landasan dan kepastian hukum bagi penyelenggaraan Keinsinyuran yang
bertanggung jawab;
2. memberikan perlindungan kepada pengguna Keinsinyuran dan Pemanfaat
Keinsinyuran dari malapraktik Keinsinyuran melalui penjaminan kompetensi dan
mutu kerja Insinyur;
3. memberikan arah pertumbuhan dan peningkatan profesionalisme Insinyur sebagai
pelaku profesi yang andal dan berdaya saing tinggi, dengan hasil pekerjaan yang
bermutu serta terjaminnya kemaslahatan masyarakat;
4. meletakkan Keinsinyuran Indonesia pada peran dalam pembangunan nasional melalui
peningkatan nilai tambah kekayaan tanah air dengan menguasai dan memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta membangun kemandirian Indonesia; dan
5. menjamin terwujudnya penyelenggaraan Keinsinyuran Indonesia dengan tatakelola
yang baik, beretika, bermartabat, dan memiliki jati diri kebangsaan.
Siapa yang mengambil manfaatnya dari Insinyur-insinyur yang berkualitas, insinyur yang
memiliki kompetensi yang mumpuni? Tentunya bukan hanya insinyur itu sendiri tetapi
masyarakat atau industri sebagai end user dari hasil karya mereka. Bahkan dengan
adanya insinyur-insinyur yang handal ini, pemerintah bisa mengambil manfaat dengan
memberdayakan mereka sebagai aktor utama di dalam pembangunan nasional yang bisa
memberikan nilai tambah dengan cara menguasai dan memajukan IPTEK serta
membangun kemandirian bangsa.
Bagaimana cara mengontrol kualitas Insinyur yang akan melakukan praktek
keinsinyuran? Menurut Pasal 10 dan Pasal 11, Setiap Insinyur yang akan melakukan
Praktik Keinsinyuran di Indonesia harus memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur yang
dikeluarkan oleh Persatuan Insinyur Indonesia. Untuk memperoleh Surat Tanda
Registrasi Insinyur seorang Insinyur harus memiliki Sertifikat Kompetensi
Insinyur. Sertifikat Kompetensi Insinyur diperoleh setelah lulus Uji Kompetensi. Uji
Kompetensi dilakukan oleh lembaga sertifikasi profesi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Isi pasal 10 dan pasal 11 ini jelas-jelas mengharamkan seorang Insinyur berpraktek di luar
sana tanpa adanya ijin kerja yang dikeluarkan oleh PII apakah itu berhubungan dengan
infrastruktur dan fasilitas publik maupun industri (swasta). Karena ini sudah
diatur maka ini harus dilaksanakan dengan konsekuen oleh praktisi-praktisi
keinsinyuran saat ini.
Bagaimana apabila seorang Insinyur melakukan malpraktek dan bagaimana dengan
Sarjana Teknik (ST) yang melakukan praktek tanpa Surat Tanda Registrasi (STRI) tadi?
Mereka bukan hanya akan dikenakan sanksi administrasi dan denda dalam bentuk materi
tapi juga bisa terjerat hukum pidana. Pasal 50 ayat 1 menyatakan bahwa Setiap orang
bukan Insinyur yang menjalankan praktek Keinsinyuran dan bertindak sebagai Insinyur
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini dipidana dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah). Ayat 2 menyatakan, Setiap orang bukan Insinyur yang menjalankan
praktek Keinsinyuran dan bertindak sebagai insinyur sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini sehingga mengakibatkan kecelakaan, cacat, hilangnya nyawa seseorang,
kegagalan pekerjaan Keinsinyuran, dan/atau hilangnya harta benda dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pasal 51 bahkan juga mengatur tentang Insinyur
Asing yang bekerja di Indonesia bisa terjerat hukuman pidana paling lama 5 tahun dan
denda paling banyak satu milyar rupiah.
Manfaat yang bisa kita dapatkan dari UU ini seyogyanya juga memberikan kesempatan
kepada Insinyur-insinyur Indonesia untuk bisa lebih berkiprah sebagai tuan rumah di
negeri sendiri. Insinyur Asing yang masuk ke Indonesia menurut UU ini wajib melalui
screening process di mana mereka harus memiliki ijin praktek keinsinyuran dari
negaranya. Ijin ini dikenal dengan istilah Professional Engineer (PE/P.Eng) License.
Insinyur asing yang tidak memiliki ijin/lisensi yang dimaksud haruslah mengikuti uji
kompetensi keinsinyuran yang dilaksanakan oleh Persatuan Insinyur Indonesia. Insinyur
Asing yang tidak memenuhi syarat-syarat tadi dinyatakan tidak bisa melakukan praktek
keinsinyuran di Indonesia. Ini diatur pada Pasal 18 sampai dengan Pasal 22 Undangundang ini.
Pertanyaan selanjutnya, berapa gaji Insinyur-insinyur Indonesia saat ini? Ternyata gaji
Insinyur Indonesia masih jauh dibandingkan gaji dan benefit-benefit yang didapatkan oleh
Insinyur luar negeri, bukan hanya di sektor Industri tapi di sektor Pekerjaan Umum (PU)
atau proyek-proyek pemerintah mereka masih dibayar jauh dari standard. Hasil survey
membuktikan kita sebagai bangsa belumlah menghargai Insinyur-insinyur kita yang
notabene adalah aktor utama pembangunan nasional. Diharapkan turunan dari Undangundang ini pun sangat perlu merumuskan tingkat remunerasi Insinyur lokal supaya
mereka bisa hidup lebih sejahtera dan pada akhirnya lebih termotivasi untuk
menghasilkan hasil karya keinsinyuran yang lebih baik sesuai dengan standard nasional
dan internasional. Jangan lagi terjadi ketimpangan di mana gaji Insinyur kita
hanya 20% dari gaji Insinyur asing yang bekerja di Indonesia.
Jayalah Insinyur Indonesia.
Undang-Undang tentang Keinsinyuran dinilai sangat strategis untuk mencegah kesalahan dan
kelalaian praktek keinsinyuran yang dapat merugikan masyarakat, mengatasi pekerjaan
teknologi dan alih teknologi, mengamankan investasi dan anggaran pembangunan,
mengembangkan keinsinyuran dan teknologi, serta penyetaraan kualifikasi dan kompetensi
insinyur Indonesia dengan insinyur dari negara lain.
Rancangan Undang-Undang tentang Keinsinyuran disahkan menjadi UU melalui sidang
Paripurna DPR yang digelar Selasa (25/2/2014). RUU ini pun di bahas mengenai hak-hak
konsumen. Dikarenakan, maraknya mal praktik yang dilakukan oleh para Insinyur, dan tidak
adanya sebuah bunyi hukum yang jelas bagi para pelanggar. UU Keinsinyuran melakukan
standardisasi kompetensi para insinyur dengan menciptakan Standar Keinsinyuran yang
didasarkan pada Kode Etik Keinsinyuran sehingga Indonesia dapat menghasilkan insinyur yang
ahli dan kompeten di didang masing-masing.
Hal-hal yang dijelaskan dalam Undang-undang keinsinyuran ini merupakan sebuah bentuk
validasi akan kemampuan seseorang untuk dapat menjadi Insinyur. Hal ini mencakup perizinan
kerja bagi para pelaku profesi keinsinyuran, sistem penjaminan kompetensi profesional bagi
perolehan izin kerja, sistem penjaminan kualifikasi dasar untuk memasuki profesi keinsinyuran,
sistem penjaminan mutu akademis untuk pendidikan tinggi teknik.
Pembahasan dalam UU Keinsinyuran
UU tentang Keinsiyuran ini terdiri dari 15 BAB dan 56 Pasal yang terdiri dari :
(UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN
dapat di download di http://www.menpan.go.id/jdih/perundang-undangan/undang-undang)
BAB I KETENTUAN UMUM
Dalam Bab I ini terdiri dari 1 pasal ( Pasal 1 ) yang mencakup pembahasan tentang Definisidefinisi yaitu Definisi Keinsinyuran, Praktik Keinsinyuran, Insinyur, Insinyur Asing, Program
Profesi Insinyur, Uji Kompetensi, Sertifikat Kompetensi, Surat Tanda Registrasi,Pengembangan
Keprofesian berkelanjutan, Pengguna Keinsinyuran,Pemanfaat keinsinyuran, Dewan Insinyur,
Persatuan Insinyur Indonesia ( PII ) dan Menteri
BAB II ASAS, TUJUAN, dan LINGKUP
Sementara pada BAB II terdiri dari 3 Pasal ( Pasal 2,3,dan 4 ) yang menjelaskan tentang Asas,
Tujuan, dan Lingkup Keinsinyuran.
BAB III CAKUPAN KEINSINYURAN
Pada Bab III terdiri dari 1 Pasal ( Pasal 5 ) yang menjelaskan tentang Cakupan Keinsinyuran
yang meliputi cakupan disiplin teknik Keinsinyuran dan cakupan bidang Keinsinyuran yang lebih
jelas diatur dalam peraturan pemerintah.
BAB IV STANDAR KEINSINYURAN
Sedangkan pada BAB IV terdiri dari 1 pasal ( Pasal 6 ) yang menjelaskan tentang
Standar Keinsinyuran yang mencakup Standar Layanan, Standar Kompetensi, dan Standar
Program Profesi Keinsinyuran.
BAB V PROGRAM PROFESI INSINYUR
Dalam BAB V ini terdiri dari 3 Pasal ( Pasal 7,8, dan 9 ) yang menjelaskan tentang Program
Profesi Insinyur yang mencakup Syarat mengikuti Program Profesi dan gelar Profesi Insinyur
yang disingkat "Ir".
BAB VI REGISTRASI INSINYUR
Dalam Bab VI ini terdiri dari 8 Pasal ( Pasal 10-18 ) yang menjelaskan tentang Tata Cara
Registrasi Insinyur yang mencakup cara memperoleh Surat tanda Registrasi, Sertifikat
kompetensi Insinyur, Uji Kompetensi, dan Sanksi Administratif.
BAB VII INSINYUR ASING
Pada BAB VII ini terdiri dari 5 Pasal ( Pasal 18-22 ) yang menjelaskan tentang Praktik Insinyur
Asing, Cara memperoleh surat Izin kerja dan Sanksi Administratif
BAB VIII PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
Pada Bab VIII ini terdiri dari 1 Pasal ( Pasal 23 ) yang menjelaskan tentang
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Standar pengembangan Profesi, dan pementauan
serta penilaian pelaksanaan pengembangan Keprofesian berkelanjutan
BAB IX HAK dan KEWAJIBAN
Dalam Bab IX ini terdiri dari dari 6 Pasal ( Pasal 24 - 29 ) yang menjelaskan tentang Hak dan
Kewajiban Insinyur dan Insinyur asing, Hak dan Kewajiban pengguna Keinsinyuran, Hak
dan Kewajiban pemanfaat Keinsinyuran
BAB X DEWAN INSINYUR INDONESIA
Pada Bab X ini terdiri dari 6 Pasal ( Pasal 30 - 35 ) yang menjelaskan tentang Dewan Insinyur
Indonesia yang mencakup Kedudukan, Keanggotaan, Fungsi, Tugas, Wewenang, dan
Pendanaan Dewan Insinyur Indonesia.
BAB XI PERSATUAN INSINYUR INDONESIA
Dalam BAB XI ini terdiri dari 9 pasal ( Pasal 36 - 44 ) yang menjelaskan tentang Persatuan
Insinyur Indonesia ( PII ) yang mencakup Kekuasaan, Pimpinan, Kedudukan, Fungsi, Tugas,
Wewenang, Kode Etik, dan pendanaan Persatuan Insinyur Indonesia.
BAB XII PEMBINAAN KEINSINYURAN
Pada Bab XII ini terdiri dari 5 Pasal ( Pasal 45 - 49 ) yang menjelaskan tentang Tanggung jawab
pembinaan oleh pemerintah, Penetapan Norma,standar, prosedur, dan Kriteria Praktik
Keinsinyuran dan melakukan Audit Keinsinyuran.
BAB XIII KETENTUAN PIDANA
Dalam Bab XIII ini terdiri dari 2 pasal ( Pasal 50 dan 51 ) yang menjelaskan tentang Ketentuan
Pidana berupa hukuman penjara, dan Denda bagi yang tidak terdaftar namun menjalankan
praktik keinsinyuran
BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN
Pada Bab XIV ini terdiri dari 2 pasal ( Pasal 52 dan 53 ) yang menjelaskan tentang Ketentuan
peralihan yang berhubungan dengan peralihan gelar insinyur sesuai penetapan Undangundang Keinsinyuran.
BAB XV KETENTUAN PENUTUP
PAda BAB XV ini terdiri dari 3 Pasal ( Pasal 54 - 56 ) yang mempertegas tentang penetapan
Undang- undang keinsinyuran ini.
Dalam kelima belas bab itu diatur mengenai cakupan keinsinyuran, standar keinsinyuran,
Program Profesi Insinyur, registrasi Insinyur, Insinyur asing, Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan, hak dan kewajiban, kelembagaan Insinyur, organisasi profesi Insinyur,
pembinaan Keinsinyuran, sanksi administratif, ketentuan pidana, dan ketentuan peralihan.
Seseorang sarjana teknik tidak dapat disebut seorang insinyur apabila dia bekerja tidak dalam
bidang keinsinyuran. Untuk menjadi Insinyur, seseorang harus memenuhi beberapa
persyaratan. Persyaratan tersebut yaitu lulus pendidikan tinggi teknik pada perguruan tinggi
dalam negeri yang telah terakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia atau setara dengan penjenjangan kualifikasi profesi di bidang
keinsinyuran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan berpengalaman dalam
kegiatan keinsinyuran sesuai standar atau kualifikasi yang ditentukan oleh organisasi profesi
dan lulus uji kompetensi. Uji kompetensi seorang insinyur akan dilaksanakan oleh lembaga
sertifikasi profesi yang memenuhi persyaratan dan telah mendapat lisensi dari badan yang
berwenang.
Sertifikasi kompetensi kerja ini penting agar seorang bisa mendapatkan izin kerja. Untuk dapat
bekerja, seseorang harus mempunyai suatu izin kerja. Izin kerja ini didapatkan melalui
sertifikasi kompetensi kerja. Seorang insinyur yang melakukan kegiatan keinsinyuran tanpa
mempunyai izin kerja akan dikenai sanksi berupa teguran atau dapat diberhentikan dari
kegiatan keinsinyuran untuk sementara waktu.
Apabila seorang insinyur dalam melakukan kegiatan keinsinyurannya melakukan kegiatan yang
berdampak pada kerugian materil, dia akan dikenakan sanksi administratif berupa peringatan
tertulis, penghentian sementara kegiatan Keinsinyuran, pembekuan izin kerja, pencabutan izin
kerja dan atau denda.
Penyelenggaraan profesi insinyur juga diatur dalam kode etik dan asas-asas. Asas-asas dari
penyelenggaran keinsinyuran itu sendiri berasaskan profesionalitas, integritas, keadilan,
keselarasan, kemanfaatan, keamanan dan keselamatan, kelestarian lingkungan hidup dan
keberlanjutan. Sementara kode etik yang berlaku disusun oleh organisasi insinyur. Hal ini untuk
menjaga dan menertibkan insinyur yang bekerja agar tetap profesional dalam melakukan tugastugasnya. Hal ini juga baik bagi perusahan yang menggunakan tenaga insinyur karena
perusahaan-perusahan lebih terjaga dari kerugian-kerugian yang mungkin diakibatkan
seorang insinyur akibat kecerobohan ataupunhal lain.
Insinyur asing yang bekerja di Indonesia juga harus memenuhi syarat agar dapat bekerja di sini.
Selain memiliki izin kerja, insinyur asing harus mendapatkan gelar insinyur dari negara asalnya.
Selain itu, seorang insinyur asing juga harus mengikuti uji kompetensi keinsinyuran seperti
halnya insinyur-insinyur dalam negeri.
Pada saat akan mengajukan aplikasi untuk menjadi Insinyur Profesional (IP), calon insinyur
tersebut diwajibkan menyusun suatu Laporan Praktik Keinsinyuran (LPK) yang isinya
menjelaskan tentang pengalamannya saat mengerjakan tugas-tugas keinsinyuran yang
terstrukur itu dengan dikaitkan pemenuhan persyaratan Bakuan Kompetensi.
Hal ini baik untuk menjaga kualitas insinyur-insinyur dari Indonesia. Insinyur-insinyur dari
Indonesia akan menjadi lebih profesional dan terjaga kualitasnya. Sehingga dengan begitu
Insinyur dari Indonesia pun tidak akan kalah saing dengan insinyur-insinyur asing.
Perusahaan pun diuntungkan dengan adanya hal ini karena insinyur-insinyur yang mereka
gunakan jasanya tetap terjaga kualitasnya.
Seorang insinyur berhak :
1)
Melakukan kegiatan Keinsinyuran sesuai standar kompetensi profesi
2)
Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar
profesi
3)
Memperoleh informasi, data, dan dokumen yang lengkap dan jujur dari pengguna jasa
Keinsinyuran
4)
Menerima imbalan sesuai dengan jasa yang diberikan
5)
Mendapat jaminan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
6)
Mendapatkan pembinaan dan pemeliharaan kompetensi profesi keinsinyuran.
Seorang Insinyur mempunyai kewajiban, antara lain:
1)
Melaksanakan kegiatan Keinsinyuran sesuai keahlian dan berdasarkan Kode Etik Insinyur
2)
Melaksanakan tugas profesi sesuai dengan keahlian dan jenjang kualifikasi yang dimiliki
Insinyur
3)
Melaksanakan tugas profesi sesuai dengan standar keselamatan, keamanan, dan aspek
lingkungan
4)
Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya atas kerahasiaan hubungannya dengan
pengguna jasa tentang pekerjaan yang sedang dilaksanakan, bahkan setelah selesai pekerjaan
dilaksanakan
5)
Melaksanakan profesinya tanpa membedakan suku, agama, ras, gender, golongan, latar
belakang sosial, politik dan budaya
6)
Memelihara kompetensi, memperkaya dan menambah ilmu pengetahuan dan teknologi serta
mengikuti perkembangan Keinsinyuran.
Dengan adanya undang-undang keinsinyuran ini, dibentuk suatu organisasi resmi yang
dapat digunakan para insinyur sebawai wadah berhimpun. Pemerintah juga, melalui organisasi
insinyur yang bernama Persatuan Insinyur Indonesia (PII) bertanggung jawab dalam
menetapkan standar kompetensi Insinyur, menetapkan standar layanan jasa Keinsinyuran,
melakukan pemberdayaan Keinsinyuran, dan melakukan pengawasan atas penyelenggaraan
jasa Insinyur.
Peran UU Keinsinyuran dalam Menghadapi AEC
Undang-undang keinsinyuran dirancang salah satunya adalah untuk menghadapi ASEAN
Economic Community (AEC). Salah satu poin penting dalam AEC adalah arus bebas jasa yang
dapat masuk ke negara-negara ASEAN, termasuk didalamnya bidang keinsinyuran.
Untuk mempersiapkan diri menghadapi AEC, insinyur Indonesia harus memiliki suatu standard
kemampuan. Salah satu cara Indonesia mempersiapkan insinyur-insinyurnya dalam
menghadapi persaingan adalah dengan pembuatan UU nomor 11 tahun 2014 tentang
keinsinyuran.
Dengan adanya UU Keinsinyuran ini, para insinyur akan dapat melakukan kegiatan
keinsinyurannya selagi mendapatkan perlindungan hukum atas usaha dan jasa yang mereka
berikan. Selain itu, diharapkan pula minat bangsa Indonesia terhadap bidang keteknikan akan
terus meningkat dan insinyur di Indonesia semakin kompoten di bidangnya masing-masing.
UU Keinsinyuran juga diharapkan dapat menyaring insinyur-insinyur asing yang datang ke
Indonesia. Dengan adanya UU Keinsinyuran, insinyur asing hanya akan dapat melakukan
praktek keinsinyuran sesuai dengan kebutuhan sumber daya manusia yang ditetapkan oleh
pemerintah dan insinyur asing harus mendapatkan ijin jika ingin melakukan praktek
keinsinyuran di Indonesia.
Untuk menjaga mutu dan kompetensi seorang insinyur Indonesia, setiap insinyur yang telah
lulus sertifikasi profesi insinyur wajib untuk melakukan program pengembangan profesi atau
Continuing Professionalism Development (CPD).
CPD ini dibutuhkan agar insinyur dapat memperpanjang sertifikasi profesi miliknya. Dengan
adanya CPD ini, insinyur Indonesia dapat terus berkembang dan mengikuti perkembangan ilmu
keteknikan sehingga dapat bersaing dengan para insinyur-insinyur asing.
Dengan melihat isi dari UU nomor 11 tahun 2014 mengenai keinsinyuran ini, dapat disimpulkan
kalau UU ini sudah memberikan standard tertentu bagi seorang insinyur. Standardisasi ini
seharusnya dapat meningkatkan kualitas dari seorang insinyur Indonesia sehingga dapat
menaikan nilai jual jasa keinsinyuran Indonesia. UU ini juga dapat menyaring arus masuk
tenaga kerja insinyur dengan menetapkan suatu standard bagi insinyur asing yang harus
dipenuhi untuk dapat bekerja di Indonesia, sehingga Indonesia dapat lebih siap dalam
menghadapi AEC.
Demikianlah Informasi tentang Undang-undang Keinsinyuran ini. semoga dengan adanya
Undang-undang keinsinyuran dapat meningkatkan Kompetensi Insinyur Indonesia sehingga
mampu bersaing dengan dunia internasional
Download