Unduh materi Etika profesi

advertisement
1. Jelaskan alasan perlunya etika profesi dalam bidang keteknikan! Apa yang
akan terjadi bilamana profesi keteknikan tanpa etika?
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos yang berarti karakter, watak,
kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep
yang dimiliki individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan
yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Dalam hal ini
Campbell [1993] mendefinisikannya sebagai “the discipline which can act as the
performance standard or reference for our control system”.
Selanjutnya apakah yang dimaksudkan dengan etika profesi insinyur itu?
Menurut Bennet [1996], etika profesi keinsinyuran dapat didefinisikan secara
sederhana sebagai “the study of the moral issues and decisions confronting
individuals and organizations involved in engineering”. Pengenalan dan
pemahaman mengenai etika profesi keinsinyuran ini perlu dilakukan sedini
mungkin, bahkan beberapa perguruan tinggi teknik sudah mencantumkannya
dalam kurikulum dan mata kuliah khusus. Accreditation Board for Engineering
and Technology (ABET) sendiri secara spesifik memberikan persyaratan
akreditasi yang menyatakan bahwa setiap mahasiswa teknik (engineering) harus
mengerti betul karakteristik etika profesi keinsinyuran dan penerapannya. Dengan
persyaratan ini, ABET menghendaki setiap mahasiswa teknik harus betul-betul
memahami etika profesi, kode etik profesi dan permasalahan yang timbul
diseputar profesi yang akan mereka tekuni nantinya; sebelum mereka nantinya
terlanjur melakukan kesalahan ataupun melanggar etika profesi-nya. Langkah ini
akan menempatkan etika profesi sebagai “preventive ethics” yang akan
menghindarkan segala macam tindakan yang memiliki resiko dan konsekuensi
yang serius dari penerapan keahlian profesional.
Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:
Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggotaprofesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan.Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksana profesimampu mengetahui suatu hal yang boleh dia
lakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosialbagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan.Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya
suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana
di lapangan kerja (kalangan social).
Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan
yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau
perusahaan.
Apabila anggota kelompok profesi itu menyimpang dari kode etiknya,
maka kelompok profesi itu akan tercemar di mata masyarakat. Tanpa etika
profesi, apa yang semua dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan
segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa
(okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujungujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan
yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini.
Sebagai
seorang
profesional,
maka
insinyur
harus
mampu
mempertahankan idealisme yang menyatakan bahwa keahlian profesi yang
dikuasainya bukanlah sebuah komoditas yang hendak diperjual-belikan sekedar
untuk memperoleh nafkah ataupun keuntungan, melainkan sebuah kebajikan yang
hendak diabadikan demi dan semata untuk kesejahteraan umat manusia. Seorang
insinyur harus memahami benar makna profesionalisme kalau ingin dikatakan
sebagai seorang profesional. Dalam hal ini profesionalisme didefinisikan sebagai
suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu
dalam
masyarakat,
berbekalkan
keahlian
tinggi
dan
berdasarkan
rasa
keterpanggilan, serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut
untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada
sesama yang tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan
(Wignjosoebroto, 1999). Hal ini perlu ditekankan benar untuk membedakannya
dengan kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah
dan/atau kekayaan materiil-duniawi. Jika di dalam “pengamalan” profesi yang
dilakukan ternyata diperoleh semacam imbalan maupun penghargaan berupa
“honorarium”, maka hal itu haruslah dipandang sebagai sekedar bentuk tanda
kehormatan (honour) demi tegaknya kehormatan profesi yang dimilikinya. Tanda
kehormatan berupa honorarium ini jelas akan berbeda nilainya dengan upah atau
gaji yang hanya pantas diterimakan bagi seorang pekerja upahan biasa. Sebagai
anggota kelompok sosial berkeahlian, seorang insinyur harus memiliki
kebanggaan profesi dan berkewajiban untuk menerapkan kode etik profesi untuk
menjaga martabat, kehormatan, dan atau itikad-itikad etis pada saat mengamalkan
keahlian serta kepakaran profesinya demi dan semata untuk “the benefit of
mankind”.
2. Beri contoh minimal tiga kasus pelanggaran etika profesi yang pernah
terjadi di bidang profesi keteknikan! Apa dampak yang ditimbulkan?
Persoalan pelanggaran etika profesi dan ketidak-berdayaan hukum untuk
menindaknya merupakan masalah besar, karena hal ini bisa mengganggu dan
menghilangkan kepercayaan masyarakat akan jasa profesi tertentu. Beberapa
kasus dan merupakan tipikal umum isu yang dianggap sebagai bentuk
pelanggaran (kode) etika profesi antara lain berupa: (a) konflik kepentingan,
sebagai contoh seberapa jauh bisa dikatakan telah terjadi penyimpangan manakala
karena posisi/jabatannya seorang profesional menerima “hadiah” dari pemasok
barang/ material atau klien lainnya? Seberapa besar nilai sebuah “cinderamata”
itu dianggap masih dalam batas-batas kewajaran, dan seberapa pula yang bisa
dianggap melanggar etika profesi? (b) kerahasiaan dan loyalitas, seorang
profesional harus punya komitmen yang jelas terhadap segala informasi yang
diklasifikasikan
sebagai
konfidensial
(terbatas/rahasia)
dan
juga
harus
menunjukkan loyalitasnya kepada klien-nya. Pelanggaran berupa pemberian
informasi yang seharusnya dijaga kerahasiaannya kepada kompetitor jelas
merupakan tindakan yang tidak profesional (membuka rahasia dan tidak loyal);
(c) kontribusi (dana) balik, berupa pemotongan sebagian dana yang harus
dikembalikan kepada pemilik proyek atau pemberi order; (d) tiupan peluit
(whistleblowing), kesadaran dan keberanian dari sesama profesi meniupkan
“peluit”-nya untuk mengingatkan bahwa telah terjadi pelanggaran kode etik.
Sebagai contoh, bukankah pelayanan jasa profesi itu tidak boleh ditawar-tawarkan
(lewat iklan, misalnya), terlebih kalau belum apa-apa sudah mematok tarif jasa
pelayanan tersebut? Banyak kasus sengaja untuk ditutup atau diselesaikan secara
internal dengan dalih melindungi kehormatan dan masa depan rekan sesama
profesi (dan justru mengorbankan kepentingan umum) karena ada kekhawatiran
kalau persoalan pelanggaran etik profesi ini berkembang luas dan menjadi terbuka
akan bisa menurunkan kehormatan, kepercayaan, ataupun kredibilitas terhadap
profesi tersebut dan seterusnya.
3. Dalam sebuah laboratorium riset dengan 50 orang peneliti telah terjadi
kebocoran yang menyebabkan terinfeksinya para pekerja oleh bakteri
mematikan. Dalam waktu singkat telah jatuh 10 korban jiwa. Untuk
menghambat penyebaran bakteri yang belum ditemukan obat penangkalnya,
dilakukan isolasi terhadap fasilitas tersebut. Namun demikian, potensi
ancaman kematian masih menghantui 100 ribu penduduk kota tersebut. Satusatunya cara untuk menghentikan penyebaran penyakit tersebut adalah dengan
membumihanguskan instalasi riset tersebut dengan bom, yang akan
meluluhlantakkan fasilitas tersebut termasuk para peneliti di dalamnya.
Jelaskan bagaimana cara menyelesaikan dilemma moral tersebut menurut
faham:
a. Kantianisme
b. Utilitarianisme
Kantianisme adalah paham dimana setiap kita mengambil keputusan, kita
harus membayangkan bagaimana bila kita adalah pihak yang dirugikan. Sesuai
dengan pengertian dari paham ini, akan diambil keputusan yang berusaha tidak
adanya kerugian atau angka kerugian diminimkan seminim mungkin. Menurut
paham ini jadi terdapat dua keputusan, yang diambil dari segi pemerintah dan
masyarakat, satu lagi dari segi para peneliti.
Kesimpulannya tidak akan dilakukan pembumihangusan instalasi riset dari
segi para peneliti. Peneliti merasa akan dirugikan sepihak bila dilakukan hal ini
karena jiwa mereka yang dikorbankan dan kerugian segi biaya yang dikeluarkan
untuk pembanguhnan riset berangkutan. Namun dari segi pemerintah dan
masyarakat, akan diambil langkah pembumihangusan karena pemerintah yang
juga dapat diposisikan sebagai masyarakat, merasa nyawanya terancam dengan
keadaaan yang terjadi seperti itu.
Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna,
bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut
sebagai teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory). Utilitarianisme
sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Benthamdan
muridnya, John Stuart Mill. Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang
berpendapat
bahwa
yang
baik
adalah
yang
berguna,
berfaedah,
dan
menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat,
tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan
ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau tidak. Paham ini
masih memiliki pemikiran rasional untuk mengutamakan keuntungan yang lebih
besar yang didapat dari suatu keputusan. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan
perbuatan. Berdasarkan pengertian paham utilitarianisme, dari segi pemerintah,
masyarakat dan peneliti akan diambil langkah pembumihangusan riset penelitian.
Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa lebih banyaknya jiwa yang terancam
bila riset penelitian tetap dibiarkan menunggu sampai ditemukannya penangkal
penyakit.
Sumber2 :
Muhammad Sholeh dalam alamat website http://file.upi.edu/Direktori/A%20%20FIP/JUR.%20PEND.%20LUAR%20SEKOLAH/197009302008011%
20-%20ASEP%20SAEPUDIN/pentingnya%20etika%20profesi.PDF
tanggal unduh 20 Februari 2011
Rosita,
amelia,
2009,
dalam
alamat
website
http://amelia086.blogspot.com/2009/05/makalah-pentingnya-etikaprofesi.html
Sritomo Wignjosoebroto dalam alamat website
http://www.its.ac.id/personal/files/material/1657-m_sritomo-ieProfessional%20Engineer%20&%20Etika%20Profesi%20%28Insinyur%2
9.pdf tanggal unduh 20 Februari 2011
Anonim, 2011, dalam alamat website http://id.wikipedia.org/wiki/Utilitarianisme
Download