BAB II PEMBAHASAN 1) Karakteristik Anak Usia Dini Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak juga masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa kanak-kanak adalah masa pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak selanjutnya. Sedemikian pentingnya usia tersebut maka memahami karakteristik anak usia dini menjadi mutlak adanya bila ingin memiliki generasi yang mampu mengembangkan diri secara optimal. Pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya. Pengalaman tersebut akan bertahan lama. Bahkan tidak dapat terhapuskan, walaupun bisa hanya tertutupi. Bila suatu saat ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang pernah dialami maka efek tersebut akan muncul kembali walau dalam bentuk yang berbeda. Beberapa hal menjadi alasan pentingnya memahami karakteristik anak usia dini. Sebagian dari alasan tersebut dapat diuraikan sebagaimana berikut : Usia dini merupakan usia yang paling penting dalam tahap perkembangan manusia, sebab usia tersebut merupakan periode diletakkannya dasar struktur kepribadian yang dibangun untuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu perlu pendidikan dan pelayanan yang tepat.Pengalaman awal sangat penting, sebab dasar awal cenderung bertahan dan akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya, disamping itu dasar awal akan cepat berkembang menjadi kebiasaan. Oleh karena itu perlu pemberian pengalaman awal yang positif. Perkembangan fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa, dibanding dengan sepanjang usianya. Bahkan usia 0 – 8 tahun mengalami 80% perkembangan otak dibanding sesudahnya. Oleh karena itu perlu stimulasi fisik dan mental. Ada banyak hal yang diperoleh dengan memahami karakteristik anak usia dini antara lain : Mengetahui hal-hal yang dibutuhkan oleh anak yang bermanfaat bagi perkembangan hidupnya. Mengetahui tugas-tugas perkembangan anak sehingga dapat memberikan stimulasi kepada anak agar dapat melaksanakan tugas perkembangan dengan baik. Mengetahui bagaimana membimbing proses belajar anak pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Menaruh harapan dan tuntutan terhadap anak secara realistis. Mampu mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan keadaan dan kemampuan. 3 Anak usia dini (0 – 8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan karena itulah maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik. 2) Konsep Dasar, Nilai-Nilai dan Dasar Falsafah Olahraga Bagi Anak Usia Dini Dalam olahraga usia dini, target yang harus dicapai anak adalah menerapkan sebaik mungkin keterampilan dan kemampuan yang sudah dilatih ke dalam pertandingan. Adalah besarnya usaha dan peningkatan pribadi yang seharusnya dihargai dan menjadi target bagi setiap anak, bukannya semata-mata mencapai kemenangan dalam pertandingan. Tujuan melibatkan anak dalam aktivitas olahraga adalah sebagai pengenalan pengalaman berolahraga, meningkatkan ketrampilan fisik, membangun kepercayaan diri. Dalam masa ini, yang diperlukan anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Oleh karena itu pelatihnya tidak perlu menekankan pada penguasaan teknik atau peraturan pertandingan. Pujian atau hadiah diberikan kepada usaha yang dilakukan anak, bukan terhadap hasil akhir. Disini perlu ditanamkan perasaan “mencapai sukses” bukan hanya sebagai juara, tetapi juga sebagai partisipan. Oleh karena itu, penting sekali di masa awal ini setiap partisipan dalam suatu kejuaraan bisa mendapatkan penghargaan. Persiapan mental dalam menghadapi pertandingan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan. Utamanya anak perlu dibiasakan berfikir positif, diberi keyakinan bahwa dalam pertandingan nanti dirinya mampu menampilkan keterampilan yang telah dilatihnya. Idealnya, sesuai dengan pandangan hidup (filsafat) dan konsep pendidikan jasmani yang kita anut, pembinaan olahraga usia dini itu diarahkan pada pengenalan dan penguasaan keterampilan dasar suatu cabang olahraga yang dilengkapi dengan pengembangan keterampilan serta kemampuan fisik yang bersifat umum. Pembentukan karakter dalam pembelajaran penjaskes ini antara lain : Pembentukan fisik yang sehat, bugar, tangguh, unggul dan berdaya saing. Pembentukan mental berupa sportifitas, demokratis, toleran dan disiplin. Pembentukan moral menjadi lebih tanggap, peka, jujur dan tulus. Pembentukan kemampuan social, yaitu mampu bersaing, bekerjasama, berdisiplin, bersahabat, dan berkebangsaan. Ahli kesehatan sepakat bahwa olahraga dapat meningkatkan kebugaran jasmani yang ditandai dengan meningkatnya fungsi jantung, pembuluh darah, sirkulasi darah, sistem pernafasan dan proses metabolisme, serta kemampuan tubuh untuk menangkal bermacam- macam penyakit baik yang disebabkan oleh infeksi maupun bukan karena infeksi. Olahraga juga dapat mengurangi gejala gangguan psikis, misalnya tekanan jiwa (stress) dan ketegangan jiwa (anxiety). Dengan melakukan aktivitas olahraga yang menantang, apabila seseorang mampu mengatasi tantangan tersebut, akan muncul suatu kepuasan, dan rasa puas ini akan mengurangi ketegangan jiwa. 4 3) Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Jasmani Pertumbuhan dan Perkembangan memiliki arti yang berbeda. Pertumbuhan mempunyai pengertian bertambahnya volume/ukuran organ tubuh, sedang perkembangan adalah semakin meningkatnya fungsi organ-organ tubuh. Pengalaman yang diperoleh masa kanak-kanak tidak akan hilang dan akan berpengaruh terhadap tingkah laku saat usia telah dewasa. Sebagai contoh, anak yang dilatih belajar keras sejak kecil, gigih meraih cita-cita, nanti setelah dewasa akan menjadi orang yang gigih, ulet, dan menjadi pekerja keras. Demikian juga sebaliknya, masa anak-anak dididik dengan kemanjaan, segalanya serba mudah dan enak, maka setelah dewasa sulit menjadi orang yang mandiri dan selalu bergantung pada orang lain. Usia terbaik untuk melakukan stimulasi pada anak adalah sedini mungkin. Hasil yang optimal akan didapat bila anak sudah diberikan rangsangan tumbuh kembang saat ia masih di dalam kandungan usia 4 bulan dan setelah lahir hingga ia berusia 6 tahun. Namun pemberian rangsangan tumbuh kembang perlu dilanjutkan setelah anak berusia 6 tahun hingga usia 8 tahun. Tumbuh kembang menekankan pada 4 aspek kemampuan dasar anak yang perlu mendapatkan rangsangan yaitu: kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan berbahasa, serta kemampuan bersosialisasi (berinteraksi) dan kemandirian.Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil bisa diidentifikasikan dalam beberapa hal. Sifat-sifat perkembangan fisik yang dapat diamati adalah sebagai berikut: 1) Terjadi perkembangan otot-otot besar cukup cepat pada 2 tahun terakhir masa anak kecil. Hal ini memungkinkan anak melakukan berbagai gerakan yang lebih leluasa yang kemudian bisa dilakukannya bermacam-macam ketrampilan gerak dasar. Beberapa macam gerak dasar misalnya: berlari, meloncat, berjengket, melempar, menangkap, dan memukul berkembang secara bersamaan tetapi dengan irama perkembangan yang berlainan. Ada yang lebih cepat dikuasai dan ada yang baru dikuasai kemudian. 2) Dengan berkembangnya otot-otot besar, terjadi pulalah perkembangan kekuatan yang cukup cepat, baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Antara usia 3 sampai 6 tahun terjadi peningkatan kekuatan sampai mencapai lebih kurang 65%. 3) Pertumbuhan kaki dan tangan secara proporsional lebih cepat dibanding pertumbuhan bagian tubuh yang lain, menghasilkan peningkatan daya ungkit yang lebih besar di dalam melakukan gerakan yang melibatkan tangan dan kaki. Daya ungkit yang makin besar akan meningkatkan kecepatan dalam bergerak. Hal ini sangat menunjang terbentuknya bermacammacam ketrampilan gerak dasar. 4) Terjadi peningkatan koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh yang cukup cepat. Koordinasi gerak yang meningkat dan disertai dengan daya ungkit kaki dan tangan yang makin besar, menjadikan anak makin mampu menggunakan kekuatannya di dalam melakukan aktivitas fisik. Sedangkan meningkatnya keseimbangan tubuh meningkatkan pula keleluasaan rentangan gerak dalam melakukan gerakan ketrampilan. 5) Meningkatnya kemungkinan dan kesempatan melakukan berbagai macam aktivitas gerak fisik bisa merangsang perkembangan pengenalan konsepkonsep dasar objek, ruang, gaya, waktu dan sebab-akibat. Melalui gerakan fisik anak kecil mulai mengenali konsep dasar objek yang berada di luar dirinya. 4) Keterampilan dan Renang Dasar Atletik, Permainan, Senam Atletik adalah suatu cabang olah raga yang meliputi nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Anak-anak didalam kehidupannya hampir dari sebagian waktunya dihabiskan untuk bermain, dengan melakukan berbagai bentuk gerakan berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Anak dikelas permulaan Sekolah Dasar (SD) akan merasa senang bila mendapatkan pelajaran yang telah diketahui sebelumnya seperti lari dan bermain, mereka akan lebih tertarik dan terampil di dalam melakukannya. Oleh karena itu bentuk-bentuk gerakan dasar atletik perlu ditanamkan kepada anak-anak kelas permulaan SD. Anak-anak dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keterampilan gerakan dasar atletik tersebut. Karena itu kepada anak-anak perlu ditanamkan, berbagai cara melakukan gerakan dasar atletik yang benar seperti gerakan jalan, lari dan lompat. Setiap anak menyukai air, Mereka umumnya gemar bermain air saat dimandikan di kamar mandi, di kolam renang, di tepian air terjun, bahkan di pantai. Oleh sebab itu, penting mengajari anak untuk lebih mengenal air sejak dini agar terhindar dari bencana. untuk mengembangkan potensi anak, dengan membiasakan anak-anak untuk berolah raga (senam) sejak dini, diharapkan nantinya anak-anak gemar berolah raga, mengingat olah raga merupakan salah hal yang sangat penting untuk menjaga kebugaran tubuh.Aktivitas olahraga yang baik untuk anak usia dini mempunyai karakteristik: Memberi bermacam-macam pengalaman gerak (multilateral training) dalam bentuk permainan dan perlombaan. Merangsang perkembangan seluruh panca indra. Mengembangkan imajinasi/fantasi. Bergerak mengikuti irama/lagu atau cerita. Namun demikian, dari karakteristik olahraga untuk anak usia dini tersebut diusahakan dikemas dalam bentuk permainan/perlombaan agar anak marasa tertarik dan mendapatkan kesenangan. 5) Aplikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Model-Model Dengan aktif bergerak mengikuti permainan itu kebugaran jasmani akan meningkat. Pengertian dari memberikan pengalaman gerak yang bermacammacam (multilateral training) adalah anak-anak diberi kesempatan mengalami berbagai macam pengalaman gerak yang berbeda- beda, misalnya: memanjat, merangkak, merayap, mengguling, meluncur, melompat, menggantung, bermain di air, menarik, mendorong, berjalan dengan tangan, dan sebagainya. Pengalaman gerak yang bermacam-macan ini dapat menggunakan alat maupun di alam terbuka. Penting untuk diperhatikan bagi pendidik/orang tua jangan terlalu banyak melarang kebebasan bermain anak-anak ini karena alasan kasih sayang atau perlindungan terhadap anak. Apabila larangan ini sering dilakukan maka anak-anak akan mengalami kekurangan pengalaman gerak, padahal pengalaman gerak pada masa anakanak (childhood) akan sangat besar pengaruhnya terhadap keterampilan gerak pada masa dewasa (adulthood). Dalam kehidupan orang dewasa kadang- kadang manusia dihadapkan pada tuntutan gerak yang bermacam-macam dengan tingkat kesulitan yang berbeda- beda. Anak-anak yang mempunyai pengalaman gerak yang banyak akan lebih cepat menyesuaikan diri dengan tuntutan gerak baru yang harus dilakukan. Guru Penjasorkes harus pandai berkreasi membuat permainan untuk tujuan mengembangkan panca indera. Hal ini penting karena indera adalah ujung tobak seseorang dalam menerima rangsang (stimulus), kesalahan memahami rangsangan maka akan salah juga dalam memberi tanggapan (respon). Aktivitas olahraga untuk mengembangkan fantasi/imajinasi, misalnya dengan lomba lari estafet membentuk gambar tertentu dengan puzzel, menggambar dengan cara estafet, lomba lari estafet dengan membentuk bentuk tertentu, misalnya rumah, meja, sandaran papan tulis dengan alat bantu potongan pipa atau potongan balok, dan sebagainya.Aktivitas olahraga untuk mengembangkan imajinasi dapat juga berupa menirukan gerak hewan, alam, dan benda mati lainnya misalnya: permainan menjadi patung, musang memburu anak ayam, menjala ikan, perubahan wujud benda, permainan tanggap bencana, dan lain-lain. 6) Evaluasi Kuantitatif dan Kualitatif Evaluasi gerak ini bertujuan untuk memberi makna dari hasil yang telah diraih oleh individu. Dalam mengevaluasi keterampilan individu, nampaknya tidak harus selalu diberikan dalam bentuk kuantitatif (angka) semata, tetapi dapat juga diberikan dalam bentuk uraikan (kualitatif). Hal ini dilakukan apabila angka yang muncul dalam penilaian akan berdampak psikologis yang dapat membuat individu menjadi tidak menyukai perlakuan yang diberikan oleh evaluator (orang yang mengevaluasi). Maka dari itu pelaksanaan evaluasi harus bersifat fleksibel dan akan selalu bergantung pada kebutuhan pengambil keputusan. Khususnya untuk mengevaluasi anak usia dini, pendekatan kualitatif lebih tepat dilakukan agar hasilnya tidak mengganggu pada proses pertumbuhan dan perkembangannya ke depan. Karena disinyalir kondisi mereka lebih sensitif dalam setiap langkahnya, untuk itu perlu kehati-hatian dalam mengambil sebuah keputusannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi gerak adalah proses dan hasil. Proses artinya kegiatan yang berhubungan dengan upaya interaksi anak dengan guru, orang tua, atau lingkungannya. Sedangkan hasil adalah sesuatu yang dicapai anak setelah proses 6.5 pembelajaran berakhir. Jadi pada dasarnya tujuan evaluasi adalah untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menjawab berbagai persoalan yang sedang dihadapi termasuk dalam hal perkembangan motorik. 7 7) Pengembangan Cabang Olahraga Sesuai Bakat Minat Anak Usia Dini Setelah anak berusia 5 tahun, mereka mulai dapat dikenalkan dengan jenis olahraga permainan yang lebih kompleks, yang melibatkan kerjasama dan kompetisi. Namun perlu diperhatikan disini, kompetisi dimaksud haruslah tetap berada dalam konteks bermain. Untuk mulai menerapkan olahraga yang memiliki aturan formal, sebaiknya tunggu sampai anak berusia 8 atau 9 tahun. Dalam olahraga kompetitif, pemain bukan hanya berusaha mencapai targetnya tapi juga berusaha mencegah lawan mencapai target mereka. Hal ini melibatkan konflik langsung yang seringkali diikuti dengan agresivitas dalam usahanya mencegah lawan mencapai sukses. Dalam olahraga usia dini, target yang harus dicapai anak adalah menerapkan sebaik mungkin keterampilan dan kemampuan yang sudah dilatih ke dalam pertandingan. Adalah besarnya usaha dan peningkatan pribadi yang seharusnya dihargai dan menjadi target bagi setiap anak, bukannya semata-mata mencapai kemenangan dalam pertandingan. Dalam masa ini, yang diperlukan anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Setelah mereka beranjak dewasa baru lah diberikan latihan-latihan sesuai dengan proporsinya. Peranan Olahraga usia dini sebagai pembentuk dasar dalam membina atlit usia lanjut, dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi Olahraga Nasional maupun Internasional. 8) Manfaat Olahraga Bagi Anak Usia Dini Olahraga tak hanya bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan menurunkan berat badan bagi orang dewasa. Selebihnya, olahraga juga punya segudang manfaat untuk anak-anak, antara lain: i. Meningkatkan kesehatan Para peneliti di Centers for Disease Control mengungkapkan, salah satu masalah yang dialami anak-anak di Amerika adalah obesitas. Masalah kelebihan berat badan ini akan meningkatkan faktor risiko penyakit diabetes dan darah tinggi tiga kali lipat saat dewasa. Salah satu cara yang paling dianjurkan untuk mencegahnya adalah dengan berolahraga. Aktivitas fisik ini akan membantu membakar kalori yang tak dibutuhkan tubuh, dan mencegah obesitas. ii. Meningkatkan kecerdasan Menurut para peneliti di Michigan State University's Institute, anak yang gemar berolahraga terbukti lebih cerdas dibandingkan yang tidak. Mereka mengungkapkan, olahraga bisa membantu mengajarkan anak untuk konsentrasi pada tugas, dan mengatur waktu lebih efektif. 8 iii. Sarana sosialisasi Olahraga bisa menjadi sebuah jaringan sosial instan bagi anak-anak. Bagi anak-anak yang cenderung tertutup dan minder, olahraga bisa jadi cara yang baik untuk meningkatkan kepercayaan diri dan pergaulan mereka. Tim olahraga menawarkan persahabatan dan kekompakan antaranggota, dan ini akan membantu anak untuk menjalin persahabatan. iv. Membangun percaya diri Olahraga bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri anak, apalagi jika mereka bisa menghasilkan sebuah prestasi. Olahraga memberikan kesempatan anak untuk belajar, berprestasi, dan berpikir positif tentang diri sendiri melalui pengembangan keterampilan. Aktivitas fisik ini akan menumbuhkan citra diri yang sehat dan penilaian positif terhadap diri sendiri. v. Membantu menentukan target Dalam olahraga, target akhir yang ingin dicapai adalah membawa pulang piala kejuaraan, memenangkan turnamen, dan mencetak skor maksimal. Namun, sebelum meraih itu semua, para pemain harus menguasai teknik dasar dan keterampilan olahraga. Melalui proses ini, olahraga memberikan pengalaman berharga bagi anak-anak untuk menentukan tujuan jangka panjang dan pendek dalam hidup mereka. vi. Membina ketekunan Anak-anak yang mengikuti berbagai kelas olahraga pasti punya kata-kata tertentu untuk menyemangati dirinya sendiri. Dan kata-kata ini biasanya terbawa untuk menyemangati dirinya saat gagal melakukan berbagai hal. Anak yang gemar berolahraga sudah terlatih untuk menghadapi luka, kekecewaan, dan kekalahan. Mereka diajarkan untuk menghadapi kegagalan mereka dengan tenang, dan berusaha lebih tekun di pertandingan berikutnya. vii. Menghindarkan tindak kriminalitas Kosongnya beberapa jam di sore hari tak jarang membuat anak cepat bosan. Daripada keluyuran tak jelas, sebaiknya ajak mereka berolahraga karena hal ini bisa menghindarkan mereka dari pergaulan tidak benar, dan juga tindak kriminal. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Usia dini adalah usia yang paling baik untuk memacu tumbuh kembang anak agar pertumbuhan dan perkembangannya menjadi optimal. Tumbuh kembang menekankan pada 4 aspek kemampuan dasar anak yang perlu mendapatkan rangsangan yaitu: kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus,kemampuan bicara dan berbahasa, serta kemampuan bersosialisasi (berinteraksi) dan kemandirian. Motorik anak perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik. Perkembangan motorik anak berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual anak. Faktor gizi, pola pengasuhan anak, dan lingkungan ikut berperan dalam perkembangan motorik anak. setelah anak meguasai pola dasar gerak dengan baik anak mulai dapat dikenalkan dengan jenis olahraga permainan yang lebih kompleks, yang melibatkan kerjasama dan kompetisi. Dalam masa ini, yang diperlukan anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Setelah mereka beranjak dewasa barulah diberikan latihan-latihan sesuai dengan proporsinya. Peranan olahraga usia dini sebagai pembentuk dasar dalam membina atlit usia lanjut, dan Evaluasi gerak ini bertujuan untuk memberi makna dari hasil yang telah diraih oleh individu. Dalam mengevaluasi keterampilan individu, nampaknya tidak harus selalu diberikan dalam bentuk kuantitatif (angka) semata, tetapi dapat juga diberikan dalam bentuk uraikan (kualitatif). diharapkan dapat meningkatkan prestasi olahraga nasional maupun internasional. Dalam olahraga usia dini, target yang harus dicapai anak adalah menerapkan sebaik mungkin keterampilan dan kemampuan yang sudah dilatih ke dalam pertandingan. Adalah besarnya usaha dan peningkatan pribadi yang seharusnya dihargai dan menjadi target bagi setiap anak, bukannya semata-mata mencapai kemenangan dalam pertandingan. Dalam masa ini, yang diperlukan anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Setelah mereka beranjak dewasa baru lah diberikan latihan-latihan sesuai dengan proporsinya. Peranan Olahraga usia dini sebagai pembentuk dasar dalam membina atlit usia lanjut, dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi Olahraga Nasional maupun Internasional. B. Saran Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas. 9 Daftar Pustaka Arum Yuli.2012.peran olahraga bagi anak usia dini.http://olah-ragaindonesia.blogspot.com/2012/05/peran-olahraga-bagi-anak-usia-dini.html. diakses pukul 15 juli 2013 pukul 19.00 Oktie Seven.2011.olahraga untuk anak. http://oktieseven.wordpress.com/olahraga-untukanak/. diakses 15 juli 2013 pukul 19.00 Ma,mun, Amung dan Saputra, Yudha M. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak.Jakarta: Ditjen Pendidikan dasar dan Menengah Multazam Ahmad.2012.makalah olahraga anak usia dini. http://multazameinstein.blogspot.com/2012/12/makalah-olahraga-anak-usia-dini.html. diakses 16 juli 2013 pukul 19.30 Christina Andhika Setyanti.2012.10 manfaat olahraga bagi anak. http://health.kompas.com/read/2012/08/01/16313846/10.Manfaat.Olahraga.Bagi.Anak. diakses 16 juli 2013 pukul 19.30 10 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniannya, sehingga pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “ Pembelajaran Olahraga Untuk Usia Dini“. Saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : Bapak Syarif ,S.Pd ,M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah olahraga Semua anggota keluarga, teman, dan semua pihak yang telah membantu kelancaran saya dalam pembuatan makalah ini ini. Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini bermanfaat. Tentunya makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,saya selalu mengharap kritik dan saran dari pembaca makalah ini untuk perbaikan saya pada tugas-tugas selanjutnya. Terima kasih. Palangkaraya,13 Oktober 2019 DESI FORENA SARI i BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Olahraga adalah merupakan sebuah proses kegiatan yang sistematis untuk mendorong membina serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. Olahraga merupakan sebuah wadah bagi manusia untuk mengeksplorasi pengalaman geraknya dengan olahraga individu akan menjadi bugar serta kualitas hidup menjadi lebih baik tak terkecuali pada anak usia dini sekalipun mereka juga sedini mungkin harus diperkenalkan oleh aktivitas olahraga atau aktivitas jasmani walaupun itu hanya olahraga yang sifat nya tidak terstruktur seperi jalan, bersepeda, bermain lompat tali dan berlari-larian dengan melakukan aktivitas gerak seperti itu motorik anak akan lebih baik serta tumbuh kembang mereka menjadi optimal. Olahraga juga merupakan sebuah barometer bagi kemajuan suatu bangsa, dengan prestasi olahraga yang baik tentunya akan menjadi sebuah kebanggan bagi suatu bangsa oleh karena itu Penciptaan kualitas SDM dalam bidang olahraga seharusnya dimulai sejak dini, karena merupakan cikal bakal generasi penerus bangsa, sehingga harus dipersiapkan sedini mungkin agar dapat tercapainya sebuah perkembangan dan prestasi yang optimal. Pada usia kanak-kanak misalnya anak cenderung melakukan sebuah aktivitas-aktivitas jasmani walaupun itu masih terlihat sangat sederhana contohnya seperti bermain yang didalam bermain tersebut melibatkan aktivitas-aktivitas jasmani seperti berjalan,berlari, melompat dan meloncat tanpa mereka sadari aktivitas tersebut menunjukan seberapa baik kualitas pertumbuhan gerak jasmani mereka karena setiap anak mempunyai kualitas gerak yang berbeda-beda sesuai dengan usia dan pertumbuhan mereka untuk itu selaku orang tua dan guru penjas khususnya harus jeli melihat perkembangan gerak anak tersebut, sehingga mulai dari sedini mungkin, anak sudah mulai diperkenalkan sedikit demi sedikit dengan beberapa cabang olahraga yang nantinya akan mereka pilih sesuai dengan minat dan bakatnya. Dalam hal ini juga anak tidak dapat dipaksakan dalam memilih cabang olahraga yang mereka senangi, untuk itu selaku orang tua, guru dan pelatih hendaknya memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk memilih cabang olahraga yang diminatinya kelak serta tidak membatasi kebebasan gerak anak tersebut untuk selalu beraktivitas dan berkreativitas, karena pada dasarnya masa kanak-kanak adalah masa dimana anak tersebut mencoba mengeksplorasi gerak serta pengetahuan mereka. 1 B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa saja karakteristik anak usia dini? 2. Apa konsep dasar, nilai-nilai, dan falsafah olahraga bagi anak usia dini? 3. Aspek apa saja yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan? 4. Bagaimana menerapkan keterampilan dasar atletik, senam, permainan, dan renang pada anak usia dini? 5. Apa saja aplikasi model-model pembelajaran pendidikan jasmani? 6. Apa saja evaluasi kuantitatif dan kualitatif yang muncul pada anak? 7. Bagaimana cara pengembangan cabang olahraga sesuai minat dan bakat anak usia dini? 8. Apa saja manfaat olahraga? C. TUJUAN 1. Agar pembaca mengetahui karakteristik anak usia dini, 2. Agar pembaca mengetahui konsep dasar, nilai-nilai, dan falsafah olahraga bagi anak usia dini, 3. Agar pembaca mengetahui aspek yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan, 4. Agar pembaca mengetahui bagaimana cara menerapkan keterampilan dasar atletik, senam, permainan, dan renang pada anak usia dini, 5. Agar pembaca mengetahui apa saja aplikasi model-model pembelajaran pendidikan jasmani, 6. Agar pembaca mengetahui apa saja evaluasi kuantitatif dan kualitatif yang muncul pada anak, 7. Agar pembaca mengetahui bagaimana cara pengembangan cabang olahraga sesuai minat dan bakat anak usia dini. 8. Agar pembaca mengetahui manfaat olahraga. 2 OLAHRAGA “ Makalah Pembelajaran Olahraga Pada Usia Dini” Dosen Pengampu : Syarif S.Pd,M.Pd DISUSUN OLEH : Nama : DESI FORENA SARI BR PANDIA Nim : ADA 118 006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA TAHUN 2019 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1 1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 2 1.3 TUJUAN ................................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3 II.1Apa saja karakteristik anak usia dini?.................................................................... 3 II.2. Apa konsep dasar, nilai,dan falsafah olahraga bagi anak usia dini?.................... 4 II.3. Aspek apa saja yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan?................... 4 II.4. Bagaimana menerapkan keterampilan dasar atletik, senam, permainan, dan renang pada anak usia dini?.................................................................................................... 5 II.5. Apa saja aplikasi model-model pembelajaran pendidikan jasmani?................................................................................................................................... 6 II.6. Apa saja evaluasi kuantitatif dan kualitatif yang muncul pada anak?......................................................................................................................................... 7 II.7. Bagaimana cara pengembangan cabang olahraga sesuai minat dan bakat anak usia dini?.................................................................................................................................. 8 II.8. Apa saja manfaat olahraga?................................................................................... 8 BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 9 III.1. KESIMPULAN.................................................................................................... 9 III.2. SARAN................................................................................................................ 9 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 10 ii