1. Baca buku biografi tersebut • Sudah dibaca. 2. Tulis sinopsisnya dari awal sampai akhir ‘’ IBN KHALDUN ‘’ B. Sistem pemikiran Ibn khaldun Ibn khaldun adalah seorang filosof sejarah. Ibn khaldun menerapkan kemampuannya dalam bidang falfasah ( hikmah ) untuk memahami pola – pola sejarah. Ibn khaldun tidak hanya memecahkan sudit pandang klasik, baik di dalam maupun di luar kebuyaannya, tetapi Ibn khaldun juga mengangkat sejarah pada level filsafat. Namun filsafat dalam arti logika dan metafisika Aristoteles telah ditolak pada masa itu. Meskipun berpegang pada metode filsafat, Ibn khaldun sendiri tidak memandang dirinya sebagai seorang filosof. Karena saat itu filsafat dan para ahlinya memang dimusuhi. Ibn khaldun menyadari penggunaan metode filsafat klasik tidak akan menghasilkan suatu ilmu baru seperti yang Ibn khaldun kehendaki, ‘ilm al-umran, yang dengan penuh kesadaran tengah Ibn khaldun ciptakan. Dari filsafat Ibn khaldun merentangkan kajiannya kepada sejarah, sosiologi, politik, ekonomi, pendidikan, kebuyaan, dan lainnya, yang termasuk kedalam objek ‘umran basyari, dengan ciri khas analisisnya yang bersifat rasional dan empiris. Dengan demikian system pemikiran Ibn khaldun berasaskan pada filsafat, yang kemudiaan direntangkan kepada masyarakat dan sejarah. Ibn khaldun menciptakan simtem pengetahuan yang rumit mengenai subjek yang terkait dengannya, termasuk konsep – konsep kunci seperti umran, badawa, hadrarah, ashabiyah, dll. Ibn khaldun telah meringkas elemen dari ilmunya itu dari sudut pandang kondisi social yang dihadapi manusia dalam masyarakat, dalam iklim monarki, mata pecaharin, sains dan perdangan. Kemudian Ibn khaldun membagi subjuknya kepada enam bagian : 1) Masyarakat manusia secara umum, macam dan peranannya di dunia. 2) Masyarakat nomadic, suku – suku dan penduduk menetap. 3) Negara, khilafah, kedaulatan dan fungsi monarkis. 4) Kota dan masyarakat peradaban. 5) Perdagangan, gaya hidup dan mata pencaharian. 6) Ilmu – ilmu dan cara memperolehnya. C. Metadologi pemikiran Ibn Khaldun Peradaban islam telah melahirkan para sejarawan terkenal seperti al-Thabari, al-Mas’ud, dll. Dalam menyusun sejarahnya mereka banyak menggunakan metodologi ilmu hadits, karna memang ilmu tersebut merukan bagian dari perkembangan ilmu hadist. Tangtangan terbesar Ibn khaldun adalah mengembalikan historiografi pada tempatnya yang tepat. Ibn khaldun ingin mencapai sebuah pemahaman sejarah yang objektif agr manusia dapat mengambil pelajaran terhadap berbagai fenomen umran basyari. Yang secara garis besar daapat disebut sebagai berikut ini : 1. Metode Filosofis Menerapkan metode filsafat memang penting dalam rangka memahami nilai sejarah didalam keterbatasan fakta – fakta lahiriah. Ibn khaldun menyadari bahwa kajian sejarah tidak cukup hanya kepada catatan, keterangan dan evidensi dari peristiwa – peristiwa. Metode filsafat itu jumlahnya amat banyak, sebanyak aliran – aliran dalam filsafat. Bahkan setiap filsafat mengklaim memiliki metadologi yang paling benar. Metado filsafat merupakan metode berfikir secara sistematis, rasional dan koheren, yang di tujukan untuk menjawab persoalan paling fundamental yang tidat dapat di pecahkan oleh disiplin – disiplin ilmu khusus. Ibn khaldun memusatkan perhatiannya hanya pada kebenaran sejarah, yang dapat ditemukan dengan alat ilmu pengtahuan. Dengan demikian Ibn khaldun adalah pencipta logika baru. Bisa dikatakan Ibn khaldun adalah pendahulu bagi filsafat empirisme. Singkatnya, Ibn khaldun adalah seorang rasionalis – empiris. 1. Metode Historia ( Historiografi ) Adalah sebuah pembahasan terhadap unsur – unsur dari sejarah. Merupakan metode untuk menemukan, berdasarkan rekaman dan catatan, apa yang terjadi dimasa lalu. Untuk memperoleh data yang objektif digunakan kritik eksternal dan kritik internal. a. Historiografi Kritis Ibn khaldun mampu menggabungkan antara berfikir kritis dan pengetahuan kontekstual yang memadai. Menurut Ibn khaldun, penulisan sejarah membutuhkan sejumlah sumber – sumber dan beragam pengetahuan yang luas. Dan membutuhkan pikiran spekulatif yang baik dan teliti. Dengan memiliki dua kualitas akan membawa sejarawan pada kebenaran dan menjaganya dari tergelincir pada kesalahan. a. Observasi empiris Hal ini menunjukkan penekanannya pada aspek realitistik dari pemikiran Ibn khaldun. Untuk itulah maka seorang ilmuan harus melihat fenomena secara lansung, bukan melalui deduksi filosofis seperti al-Farabi. Ibn khaldun memiliki pengalaman bekerja di bawah sejumlah penguasa, dari Spanyol hingga Afrika Utara dan Mesir. Dengan menerapkan observasi empiris inilah Ibn khaldun telah menjadikan ilmu sejarah sebagai empirical science yang dapat dibedakan dari metafisika atau berbagai pengetahuan pseudo-ilmiah yang dimuat dalam karya – karya sejarah sebelumnya. Ringkasnya Ibn khaldun tertarik untuk memahami bagaimana masyarakat berkembang dan berubah, bagaimana ia bangun dan jatuh secara apa adanya. D. Pola pikir Ibn khaldun Dalam memahami sejarah, pemikiran Ibn khaldun cenderung bersifat realistik. Ibn khaldun berpendapat bahwa Nabi Muhammad di utus dengan tujuan untuk mengajar agama. Ibn khaldun memang sejalan dengan pola pikiran yang relativistic-temporalistik-materialistik. 2. Tulis amanat biografi tersebut ( minimal 1 halaman ) A. Kita harus mencoba mempelajari hal – hal baru yang belum pernah kita coba. B. Kita harus meniru akhlak orang – orang yang baik. C. Kita harus berfikir positif agar mendapatkan ide yang bagus. D. Kita harus terus rajin belajar dari pengalaman orang lain. E. Kita harus memiliki sifat kesabarn. F. Kita harus memiliki sifat kecerdasan yang dimiliki Ibn khaldun. G. Kita harus memiliki sifat ke uletan. H. Kita harus memiliki sifat kesabaran. I. Kita harus disiplin. J. Kita tidak cukup hanya terjun dan memulai memandang kepada evidensi. K. Kita harus berhati – hati. L. Kita tidak boleh bermusuhan. M.Kita harus mencari ide – ide baru dari pengalaman kita sendiri. N. Kita harus mencari logika baru atau yang lebih baik untuk memahami kehidupan nyata. O. Kita tidak boleh ragu untuk memilih jalan yang benar. P. Kita harus teliti. Q. Kita harus mencoba memahami sesuatu. R. Kita harus mengutamakan urusan agama di banding urusan duniawi. S. Kita harus mancoba mencari sesuatu hal yang berbau baru. T. Kita harus mencari titik kelemahan seseorang agar dapat kita fahami sifat orang tersebut. U. Kita harus optimis dapat memecahkan masalah. V. Kita harus menciptakan karya yang dapat di manfaatkan orang banyak. W. Kita harus menghargai karya orang lain. X. Kita harus memahami tentang sejarah – sejah islam lebih mendalam. Y. Kita harus saling berteman tidak boleh bermusuhan antar sesama umat muslim. Z. Kita harus membantu orang lain karna kita tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. 3. Tulis nilai – nilai biografi ( 1 halaman ) A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. L. M. N. O. Nilai kesabaran. Nilai moral. Nilai kejujuran. Nilai saling menghargai. Nilai keuletan. Nilai moral. Nilai keagamaan. Nilai kependidikan. Nilai kesaudaraan. Nilai keakhlakan. Nilai saling kebersamaan. Nilai bekerja keras. Nilai kedisiplinan. Nilai keakuran. Nilai kebaikan. P. Nilai ketulusan Q. Nilai kemanusiaan. R. Nilai perjuangan. S. Nilai pengorbanan. T. Nilai social. U. Nilai budi pekerti. V. Nilai kepedulian antar sesama. W. Nilai keoptimisan. X. Nilai kekerabatan. Y. Nilai mencintai kebenaran. Z. Nilai telitian. 4. Hal – hal yang bisa diteladani dari biografi tersebut ( 1 halaman ) A. B. C. D. E. F. G. Seseorang yang mempunyai sifat keuletan. Seseorang yang mempunyai sifat mencintai kebenaran. Seseorang yang tidak suka memiki sifat permusuhan. Seseorang yang memiliki akal logika yang cerdas. Seseorang yang dapat menciptakan logika baru. Seseorang yang mempunyai sifat rasionalitas – empiris. Seseorang yang mempunyai sifat keoptimisan dalam memecahkan masalah. H. Seseorang yang tidak gampang menyerah. I. Seseorang yang sering mengungkapkan atau meletakkan dasar – dasar bagi kritik metodelogi sejarah. J. Seseorang yang memiliki sifat berfikir kritis. K. Seseorang yang mempunyai pengetahuan kontekstual yang memadai. L. Seseorang yang sering melakukan observasi untuk penekanannya pada aspek realistik. M. Seseorang yang yang ingin memahami bagaimana masyarakat berkembang dan berubah. N. Seseorang yang memiliki konsepsi menantang. O. Seseorang yang menerima dan menjadikan filsafat sebagai dasar pijak pikirannya. P. Seseorang yang tidak pernah memandang dirinya sebagai filosof. Q. Seseorang yang cara berfikirnya memandang dari pengalaman orang lain. R. Seseorang yang mudah bergaul dan ia banyak dikenali orang – orang yang berwawasan sejarah. S. Seseorang yang meringkas elemen dari ilmunya dengan sudut pandang tertentu. T. Seseorang yang sabar menghadapi cobaan. U. Seseorang yang tidak ragu untuk memilih jalan yang benar. V. Seseorang yang lebih mementingkan urusan agama dari pada duniawi. W. Seseorang yang dapat merubah kehidupan orang menjadi baik. X. Seseorang yang dapat membuat karya dan dapat difahami orang banyak. 5. Data yang menunjukkan prilaku tokoh biografi yang pantas ditiru ( 2 halaman ) Ia memiliki pengetahuan ensiklopedik yang menyentuh berbagai ilmu – ilmu lainnya. Ia memiliki simtem pemikiran berasaskan pada filsafat. Ia ingin mencapai sebuah pemahaman sejarah yang objektif agar manusia dapat mengambil pelajarannya. Ia dapat menerapkan kemampuannya dalam bidang fisalah. Ia terus bersabar meskipun dimusuhi. Ia lebih memilih menciptakan sistem pengetahuan yang rumit mengenai subjek yang terkait dengannya. Ia ingin mencapai sebuah pemahaman sejarah yang objektif. Ia ingin mementingkan urusan agama dari pada duniawi. Ia tidak ragu dalam memilih kebenaran. Ia lebih memahami tentang kepribadian seseorang. Ia lebih mencari sesuatu hal yang baru. Ia memiliki sifat keoptimisan yang melekat pada dirinya. Ia memiliki akhlak dan berbudi pekerti yang dapat dicontoh banyak orang. Ia memiliki kecerdasan yang digunakan untuk membuat suatu karya yang bersifat baru. Ia sering menghargai pendapat dari para sejarawan lainnya. Ia memiliki keuletan untuk mempelajari sejarah islam. Ia adalah pencipta logika baru. Ia bisa disebut pendahulu bagi filsafat empirisme. Ia memberikan perubahan pada para sejarawan. Ia lebih sering menyelesaikan masalah dengan observasi. Ia mampu menggabungkan antara berfikir kritis dan pengetahuan konstektual. Ia juga memiliki pengalaman bekerja dengan sejumlah penguasa. Ia juga sering menggunakan pengalamannya untuk memahami proses politik dan sejarah. Ia telah merubah ilmu sejarah sebagai empirical science. Ia memiliki pola pikir cenderung bersifat realitik. Ia tertarik untuk memahami bagaimana masyarakat berkembang dan berubah. Ia memiliki sifat tanggung jawab. Ia mempunyai sifat ketelitian terhadap ilmu sejarah. Ia lebih mencari logika baru atau yang lebih baik untuk memahami kehidupan nyata. Ia tidak cukup hanya terjun dan memulai memandang kepada evidensi. Ia mudah bergaul dan ia banyak dikenali orang – orang yang berwawasan sejarah. Ia dapat membuat karya dan dapat difahami orang banyak. Ia sering mengungkapkan atau meletakkan dasar – dasar bagi kritik metodelogi sejarah. Ia