ADAPTASI ANGKUTAN KOTA TANGERANG KE KOTA DENPASAR Mata Kuliah : Pemodelan Transportasi Kota Disusun Oleh : Gde Rai Putra Arya Simpangan (1705512041) PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2019 ADAPTASI ANGKUTAN KOTA TANGERANG KE KOTA DENPASAR Kota Tangerang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Banten. Kota ini terletak tepat di sebelah barat ibu kota negara Indonesia, Jakarta. Kota Tangerang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang di sebelah utara dan barat, Kota Tangerang Selatan di sebelah selatan, serta Daerah Khusus Ibukota Jakarta di sebelah timur. Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten serta ketiga terbesar di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta dan Bekasi di provinsi Jawa Barat dan dilalui oleh Jalan Nasional Rute, kota tanggerang memiliki luas yang hampir sama dengan kota Denpasar yakni 159,9 km2 sedangkan kota Denpasar 133 km2, transportasi di kota tanggerang memiliki angkutan umum Kalayang Bandara Soekarno–Hatta atau bisa disebut Soekarno–Hatta Airport Skytrain. Soekarno– Hatta Airport Skytrain adalah sebuah layanan pengangkut penumpang (automated people-mover system, APMS) sepanjang 3,05 kilometer yang melayani tiga terminal serta stasiun kereta bandara di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Indonesia.Kereta ini menjangkau Terminal 1 dan Terminal 2 bandara dengan waktu tempuh 5 menit, sementara Terminal 2 menuju Terminal 3 ditempuh dalam waktu 7 menit. Penumpang dapat menggunakan kereta ini tanpa dipungut biaya. Dengan luas yang hampir sama dengan kota Denpasar membuat skytrain cucup cocok jika di adaptasikan ke kota Denpasar yang akan membuat perjalanan menjadi lebih praktis. Layanan pengangkut penumpang ini menggunakan kereta gerak-roda otomatis (automated people-mover system) yang diproduksi oleh PT LEN Industri dan Woojin Industries asal Korea Selatan. Dari dua rangkaian kereta yang beroperasi, setiap rangkaian kereta terdiri dari tiga gerbong yang keseluruhannya dapat mengangkut hingga 176 penumpang dalam satu kali perjalanan. Setiap gerbong kereta mampu melaju hingga 60 kilometer per jam. Setiap rangkaian kereta juga dilengkapi dengan teknologi automated guide-way transit (AGT). Ada empat pemberhentian Kalayang Bandara Soekarno-Hatta, yakni Terminal 1 di ujung selatan, diikuti oleh Bangunan Integrasi yang terhubung langsung dengan Stasiun Bandara Soekarno-Hatta sebagai terminus layanan Kereta Ekspres Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Terminal 2, dan Terminal 3 sebagai pemberhentian ujung utara. Jadwal beroperasinya pengangkut penumpang ini dapat dijangkau melalui situs web Indonesia Airports dan aplikasi yang tersedia di telepon pintar. Seluruh bangunan pemberhentian Kalayang dilengkapi dengan pintu peron kaca (platform-screen-doors) serta layar televisi untuk memberitahukan keberangkatan kereta selanjutnya. Layanan Kalayang mulai beroperasi sejak 17 September 2017. Karena praktisnya hal tersebut apabila skytrain diterapkan di wilayah Denpasar dapat membantu akses-akses ke wilayah-wilayah disekitar kota Denpasar yang terdapat berbagai tipe wilayah seperti perkantoran, sekolah, dan area kuliner bahkan dapat membantu di bidang pariwisata karena akses waktu dapat menjadi sangat singkat. Dan karena wilayah Denpasar atau Bali terdapat di wilayah dengan iklim tropis dan khususnya pada siang hari yang menjadi permasalah bagi para pengendara maupun pejalan kali adalah cuaca yang panas, sulit untuk mengadaptasi angkutan-angkutan dari negara-negara maju dengan angkutan yang terbuka, maka penerapan skytrain dianggap mampu untuk masalah tersebut dikarenakan waktu perjalanan yang singkat dan model dari angkutan itu sendiri tertutup.