ARSITEKTUR TROPIS Di Susun Oleh : 1. MUHAMMAD ASRUDDIN : 04.2013.1.02707 2. BAYU LUKMANA : 04.2013.1.02681 3. NOVAL FERDIAN S : 04.2013.1.02654 4. FARID ANWAR : 04.2013.1.02646 5. EVA ROSDIANA : 04.2013.1.02639 6. WAHYU PERMADI : 04.2013.1.02702 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN (FTSP) INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA 2014 MASJID SALMAN BANDUNG Arsitek : Ir. Achmad Noe’man.IAI Project : Jl.Ganesha-Bandung Masjid Salman dibuat ketika sebagian besar bangunan masjid di Indonesia dirancang sebagai sebuah bangunan gedung yang lantainya diisi deretan tiang pendukung dan penyangga atap serta kubah, dengan berbagai variasi wujud yang merujuk ke gaya bangunan masjid peninggalan dinasti Mugal di India yang dalam berbagai kasus dikombinasikan dengan atap-atap lokal. Front view building Bangunan Masjid Salman, di lain pihak, merupakan hasil penafsiran atas Quran dan hadist yang kemudian dimasukan kedalam kaidah-kaidah umum perancangan bangunan gedung sebagai pedoman.Denahnya yang bebas tiang merupakan tafsiran atas saf salat berjamaah yang tidak boleh terputus, sedangkan penampang bangunan yang berwujud empat persegi panjang merupakan konsekuensi logis dari tafsiran tersebut, demikian pula tiang-tiang disekeliling bangunannya. View existing landscape Dengan sistem struktur seperti itu diperlukan balok bentang panjang dengan ukuran yang luar biasa besarnya berhubung teknologi beton pra-tekan masih langka,lagipula mahal sekali biaya pelaksanaannya ketika itu. Untuk melunakan tampilan raksasa balok-balok bentang panjang tersebut, bagian tepi yang menjorok ke luar batas badan bangunan dibuat melengkung,dengan jalan memindahkan posisi plat atap dari atas ke bawah. Penggunanan material alami yang memberi kesan arsitektur tropis Lantai bangunan ini di buat lebih tinggi daripada permukaan tanah,sehingga seluruh bangunan seperti ditempatkan diatas sebuah umpak. Bagian bawah dindingnya dimundurkan kedalam untuk menghasilkan selasar luar disekeliling bangunan, sedangkan sisanya dibagian atas menjadi elemen yang menaungi selasar luar tersebut. Sebagai konsekuensinya,bagian atas tersebut tampak sebagai badan bangunan yang terangkat dari lantai dasar. Deretan tiang disekelilingnya, dilain pihak, membagi dinding bagian bawah dan atas tadi menjadi sebuah bidang dengan ukuran dan wujud persegi panjang yang sama dan sebangun. Bidang-bidang tersebut kemudian dipilah lagi menjadi beberapa bagian dalam sebuah komposisi berulang dan didinding bagian bawah, sebagian dari komposisi tersebut diisi komponen jendela dan pintu dengan beberapa proporsi yang sama dan sebangun. Menaranya dilain pihak, terbuat dari empat keping empat persegi -panjang yang di pasang vertikal dan memberi celah untuk menjelaskan eksistensi keping- keping tersebut. Suasana Bangunan Tropis Building Orientation Ketika selesai dibangun, masjid Salman berada didepan lapangan kampus ITB Bandung. Bangunan masjid ini tampil sebagai objek free standing yang masih terasa sampai sekarang,meskipun disekelilingnya telah didirikan sejumlah bangunan gedung pendukung aktifitas masjid Salman. Meskipun sebagian besar penutup bangunan terbuat dari bahan alami seperti batu alam dan partisi kayu,namun pemasangannya dilakukan dengan rapih dan presisi dilokasi dan posisinya masing-masing. Konsep Masjid yang ramah lingkungan Bangunan masjid Salman, dengan demikian memenuhi ketentuan sebuah karya arsitektur tropis modern, di mana bangunan masjid ini merupakan sebuah objek free-standing yang seakan-akan terangkat dari permukaan tanah dan berwujud geometris,serta bertitik tolak dari kubus. Penggunaan material alam memberi kesan tropis Suasana interior dengan paduan warna berkesan tropis dan modern Pemasangan bahan bangunannya mengikuti persyaratan bahan buatan produk pabrikasi, yaitu rapih dan presisi. Seluruh bagian bangunannya dibagi secara geometris dengan pengaturan irama dan komposisi yang berulang dan sekaligus menggantikan peran dekorasi dan ornamen serta menghasilkan sebuah volume di dalam bangunannya. Komponen-komponennya berdiri sendiri dalam tiap pertemuannya sehingga menghasilkan sebuah tampak luar dan dalam yang tidak memberikan kesan apapun, kecuali keberadaannya masingmasing. Sebetulnya beberapa di antara karakteristik tersebut diatas bersumber dari pemikiran yang tidak sama dengan pemikiran yang mendasari pembentukannya. Sebagai contoh,lengkungan runcing ditepi atap bangunan masjid Salman berasal dari pengamatan arsitek Achmad Noe’man atas lengkungan dibagian atas atap bangunan gedung dikampus ITB, yang kemudian diputarbalikan menjadi lengkungan di bagian bawah atap bangunan masjid Salman. Volume didalam bangunan pada dasarnya merupakan hasil perenungan yang bersangkutan atas kekhidmatan dan keheningan ibadah salat. Suasana interior kesan tropis modern Absennya dekorasi dan ornamen di masjid Salman merupakan pengejawantahan atas larangan menampilkan objek makhluk hidup didalam masjid, untuk mencegah penyelewengan ibadah salat dan menjadi penyembahan berhala.Demikian pula tampilan keseluruhannya yang hanya membawakan kemurnian sebuah objek. Adapun kesan badan bangunan yang seakan-akan terangkat dari permukaan tanah merupakan buah penyediaan selasar luar disekeliling bangunan dalam rangka meneduhkan bagian ruang salat sehingga pengudaraan udara disitu berjalan secara alami. Image Bangunan Tropois-modern Sekarang masjid Salaman mulai dikelilingi sekelompok bangunan gedung penunjang berbagai kegiatan para pengelolah masjid ini, yang semakin bertambah jumlahnya. Sekalipun demikian bangunanbangunan gedung tambahan tersebut dibuat sekecil mungkin, agar tidak merusak kehadiran bangunan masjid sebagai objek utama ditapaknya, yang juga berimage bangunan ibadah tropis modern. Dengan sikap yang konsisten tersebut masjid Salman tetap tampil seperti sediakala, berbeda namun tidak menantang bangunan-bangunan gedung dalam kompleks kampus Institut Teknologi Bandung yang berada diseberang jalan.