PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH SAKIT untuk KESELAMATAN PASIEN ("PATIENT SAFETY“) PERKUMPULAN PENGENDALIAN INFEKSI INDONESIA © 2018™ Pelecehan Seksual Pasien di Rumah Sakit oleh Perawat Laki-laki TRIBUNKALTIM.CO. Kamis, 25 Januari 2018, 15:35 WIB. Kasus dugaan malpraktik: Pasien anak berusia 3 tahun meninggal. detiknews Jumat 22 Maret 2013 Korban malpraktik Rumah Sakit tewas karena infeksi bakteri pascaoperasi. WaspadaOnline 24 Maret 2015 Diduga Salah Diberi Obat, Tubuh Kakek Miswar Melepuh. SINDOnews.com. Senin, 18 Januari 2016 15:50 WIB Situasi di fasilitas pelayanan Kesehatan # 1 Situasi di fasilitas pelayanan Kesehatan # 2 Situasi di fasilitas pelayanan Kesehatan # 3 Asuhan yang aman dalam pelayanan kesehatan ‘Safe patient care’, merupakan prioritas layanan fasilitas kesehatan diseluruh dunia Budaya melayani pasien dengan Aman dan Selamat memandu sikap, kebiasaan, dan perilaku individu dan organisasi. Dalam pelayanan yang aman dan selamat , semua staf dan pimpinan dibebani akuntabilitas dan tanggung jawab untuk kesejahteraan pasien. Keselamatan pasien membutuhkan kerja tim, kolaborasi, komunikasi, upaya perbaikan berkesinambungan, pengukuran, pengertian tentang aspek social perilaku, dan teknik seperti keahlian tentang faktor manusia (‘human factors engineering’). © International Federation of Infection Control 2016 PERBANDINGAN FATALITAS KEGIATAN JUMLAH KEMATIAN SETIAP TAHUN BERBAHAYA TERKAWAL (>1/1000) Pelayanan Kesehatan 100,000 AMAN (<1/100K) Mengemudi Kendaraan Bermotor 10,000 1,000 Penerbangan Umum 100 Pendakian Gunung Terjun Bungee 10 1 1 10 100 1,000 Pabrik Bahan Kimia Pesawat Sewa 10,000 100,000 JUMLAH FATALITAS Sumber: Leape KEMATIAN AKIBAT KESALAHAN PENGOBATAN Kereta Api Pembangkit Tenaga Nuklir 1,000,000 10,000,000 Keselamatan Pasien Sejak 2006 : Workshop Keselamatan Pasien & Manajemen Risiko Klinis, telah diikuti hampir 1900 Staf RS (Dr, Perawat, dll) dari + 250 Rumah Sakit seluruh Indonesia UU.N0.44 TH.2009 Tentang Rumah Sakit : Keselamatan Pasien wajib dilaksanakan oleh Rumah Sakit WHO SEAR Patient Safety Workshop on To Err is Human: Building a Safer Health System (1999/2000) “ Patients for Patient Safety” Jakarta Declaration 1 Juni 2005, PERSI membentuk badan nasional : KKPRS Jakarta, Hotel Four Seasons, 19 July 2007 PMK NO.11 TH 2017 TTG KESELAMATAN PASIEN 2000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2012 2017 21 Agustus 2005 Pencanangan 2008 : Keselamatan Pasien RS Gerakan Keselamatan Pasien masuk dalamAkreditasi oleh KARS oleh Menteri Kesehatan RI, 2004, 27 Oktober : WHO memimpin gerakan keselamatan pasien dengan membentuk : World Alliance for Patient Safety, sekarang “WHO Patient Safety” di Jakarta KEPMENKES 251 TENTANG KNKPRS 2006, KKI : Standar Kompetensi Dokter : Keselamatan Pasien PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT Kunci Konsep Keselamatan Pasien 1. Kesalahan Manusia “ to err is human “ 2. Kesalahan anatomi / incident types 3. Pendekatan sistem 4. Budaya / no blaming 5. Organisasi Belajar melalui dokumentasi yang baik 9 1. Kesalahan adalah Manusiawi “to err is human“ Pasien tidak terpapar Terjadi kesalahan dalam pemberian rawatan Kesalahan proses • Dapat dicegah • Pelaksanaan rencana aksi tidak tuntas Pasien • Rencana aksi yang salah terpapar • Karena berbuat: commission (perbuatan) • Karena tidak berbuat: omission (alpa) Near Miss KEJADIAN NYARIS CIDERA) Pasien tidak cidera Pasien cidera Tidak ada kecideraan KEJADIAN TIDAK CIDERA) Adverse Event KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN 2. Kesalahan anatomi/tipe insiden Kemungkinan besar untuk situasi bahaya Tidak cidera Laporan kenyataan ((Kondisi Potensial Cidera) Proses Rawatan Tanpa kesalahan Pasien terpapar Kejadian Sentinel (Sentinel Event) Pasien cidera Efek Samping (Kejadian -TIDAK Tidak Diharapkan) DAPAT dicegah Kejadian yang tidak diharapkan atau tidak dapat diterima yang telah mengakibatkan kematian atau cedera serius, seperti: operasi pada bagian tubuh yg salah. Kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi. Misalnya, amputasi pada kaki yang salah, dsb, sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serious pada kebijakan dan prosedur yang berlaku. 3. Pendekatan Sistem JENIS KEGAGALAN: 1. Kegagalan Aktif (“Sharp End”) Tindakan yang berbahaya dilakukan oleh individu (perawat dan dokter) 2. Kegagalan Laten (“Blunt End”) Kegagalan yang timbul dari keputusan yang keliru dibuat oleh individu yang tidak terlibat langsung (manajer, pimpinan) “ IN MEDICINE, NO BAD PEOPLE IT IS ONLY BAD SYSTEM.” Organisasional Faktor penyumbang & Budaya yang mempengaruhi Korporat praktik klinik Keputusan Manajemen/ Proses Organisasi Kegagalan Laten (“Blunt end”) Perencanaan, Desain , Membuat kebijakan, Berkomunikasi Tugas Kondisi yang menyebabkan kesalahan Kesalahan Kondisi yang memicu pelanggaran Pelanggaran 1. Faktor Pasien 2. Faktor Tugas 3. Faktor Individu Lapisan Pertahanan Kegagalan Aktif ( “Sharp end “ ) -Prosedur 4. Faktor Tim 5. Kondisi tempat kerja 6. Faktor organisasi 7. Konteks institusi. Organisational accident model (Adapted from Reason, 1997) • • • • • Gawat Darurat Diagnosa Pemeriksaan Pengobatan Perawatan pasien -Profesionalisme -Tim -Individu -Lingkungan -Peralatan 4. Faktor Budaya Suatu lingkungan dengan keseimbangan antara: KEHARUSAN UNTUK MELAPORKAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (TANPA TAKUT DIHUKUM) VS PERLUNYA TINDAKAN DISIPLIN Incident Decision Tree Algoritme Tindakan yang berbahaya APAKAH TINDAKAN ITU DISENGAJA ? TDK SAKIT ATAU MENGGUNAKAN OBAT ? TDK YA APAKAH DAMPAKNYA DISENGAJA ? Melanggar Prosedur ? TDK LULUS TES TDK APAKAH PROSEDURNYA ADA, DAPAT DIPAKAI, BENAR, SECARA RUTIN DIGUNAKAN KONDISI KESEHATANNYA DIKETAHUI YA PENYALAH GUNAAN OBAT TANPA MITIGASI YA TINDAK KEJAHATAN PERLU DIHUKUM PERNAH MELAKUKAN “AKSI BERBAHAYA” YA KURANGNYA PELATIHAN, SELEKSI ATAU PENGALAMAN TDK KEKELIRUAN YANG TIDAK PERLU DISALAHKAN KESALAHAN TIDAK SENGAJA, PERLU PELATIHAN TDK PELANGGARAN KARENA SISTEM PELANGGARAN KARENA CEROBOH SABOTASE YA SUBSTITUSI ? YA YA TDK YA TDK PENGGUNAAN OBAT DENGAN MITIGASI Area Abu-abu James Reason (1997). Managing the Risks of Organizational Accidents TDK YA KESALAHAN AKIBAT SISTEM KEMUNGKINAN PERILAKU LALAI Tidak disalahkan Pemecahan Masalah Kesalahan (Err) KESALAHAN MANUSIA Menyimpang, Lengah TINDAKAN : • Lakukan Perubahan Proses • Pelatihan • Desain DUKUNGAN PERILAKU BERISIKO Tidak menyadari adanya risiko TINDAKAN : • Diingatkan untuk berperilaku “ Aman” • Tumbuhkan kesadaran tentang ‘Keselamatan’ PELATIHAN PERILAKU CEROBOH Secara sadar/Sengaja mengabaikan risiko TINDAKAN : • Tindakan Remedial • Tindakan Sangsi SANGSI 5. Organisasi Belajar dan Pelaporan 1. Keterlibatan Pasien/ Komunikasi Pelaporan Insiden • Matriks Klasifikasi Risiko • analisa Risiko : RCA, FMEA 6. Implementasi & “Pengukuran” 5. Pelatihan Seminar 2. Analisis/Belajar Riset Pelayanan RS yang lebih 3. aman 4. Panduan Pedoman Standar Pengembangan Solusi PERSI, 2006 IMPLEMENTASI KESELAMATAN PASIEN RS DASAR HUKUM UU.N0.44 TH.2009 Tentang Rumah Sakit : Pasal 43 :(1) Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT STANDAR KESELAMATAN PASIEN PROGRAM WHO PATIENT SAFETY 9 SOLUSI TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT SASARAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT IMPLEMENTASI PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT P E N I L A I A N KARS Undang-Undang & Permenkes Pasal 43 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang RS Pasal 1 Keselamatan Pasien adalah sistem untuk asuhan pasien yang lebih aman, Pasal 2 Pengaturan Keselamatan Pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan Pasal 3 Komite Nasional Keselamatan Pasien dibentuk bagi meningkatkan mutu & keselamatan pasien di fasilitas kesehatan. Pasal 5 Setiap fasilitas kesehatan harus menyelenggarakan Keselamatan Pasien Standar Keselamatan Pasien wajib diterapkan fasilitas kesehatan dan penilaiannya dilakukan menggunakan Instrumen Akreditasi. Standar Keselamatan Pasien RS ― Akreditasi KPRS Hak pasien Mendidik pasien dan keluarga Keselamatan pasien dan Asuhan Berkesinambungan Penggunaan metoda peningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan Keselamatan Pasien (KP) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan KP Mendidik staf tentang KP Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai KP 7 Langkah menuju Keselamatan Pasien RS 1. Bangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien 2. Pimpin dan dukung karyawan 3. Integrasikan aktivitas risiko 4. Kembangkan sistem pelaporan 5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien 6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien 7. Cegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien Sasaran Keselamatan Pasien RS WHO – PATIENT SAFETY – 13 ACTION AREAS 1) Global Patient Safety Challenge 2) Patients for PS, 3) Research for PS, 4) International Classification for PS, 5) Reporting and Learning PS, 6) Solutions for PS, 7) High 5s, 8) Technology for PS, 9) Knowledge Management on PS, 10) Eliminate central line-associated bloodstream infections, 11) Education for Safer Care, 12) The Safety Prize, 13) Medical Checklist Hubungan PPI dengan Keselamatan Pasien di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya Meningkatnya kasus Emerging diseases MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus) VRE (Vancomycin Resistant Enterococcus), ESBL (Extended Spectrum Beta-Lactamase ) Healthcare Associated Infections (HAIs) RS & FASILITAS KESEHATAN LAIN: memiliki peran untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel, transparan terhadap masyarakat Menjamin Keselamatan Pasien untuk Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas KEBIJAKAN KEMENKES Tentang PPI PERMENKES 27 Tahun 2017 Sasaran Keselamatan Pasien Nasional di RS Tahun 2018 ______________________________ 1. Identifikasi Pasien dengan tepat 2. Perbaikan Komunikasi Petugas 3. Menggunakan obat-obatan secara aman 4. Mengunakan sirene dengan benar 5. Pencegahan Infeksi 6. Identifikasi risiko keselamatan pasien 7. Mencegah kesalahan dalam pembedahan 1. Identifikasi Pasien SECARA BENAR IDENTITAS PASEIN GELANG NAMA (NAMA, NO RM, UMUR) MINIMAL 2 IDENTITAS PASIEN 2. KOMUNIKASI EFEKTIF SBAR Read back Repeat back Check back Teach back Sikon-PR 3. MENINGKATKAN Keamanan Obatobatan yang harus diwaspadai Obat yg Perlu diwaspadai : obat yang sering menyebabkan Kejadian Tidak Diharapkan atau kejadian sentinel Obat yg Perlu diwaspadai : 1. NORUM/ LASA. 2. Elektrolit konsentrat Kesalahan bisa terjadi: 1. Secara tidak sengaja 2. Bila perawat tidak mendapatkan orientasi sebelum ditugaskan 3. Pada keadaan gawat darurat LASA (Look Alike Sound Alike) NORUM (Nama Obat Rupa Mirip) • hidraALAzine • ceREBYx • vinBLASTine • chlorproPAMIDE • glipiZIde • DAUNOrubicine hidrOXYzine ceLEBRex vinCRIStine chlorproMAZINE glYBURIde dOXOrubicine Tulis yang berbeda dengan huruf KAPITAL PERIKSA ULANG 5 BENAR JANGAN GUNAKAN SINGKATAN Elektrolit Konsentrat • Cairan ini bisa mengakibatkan Kejadian Tidak Diinginkan/Sentinel Event bila tak disiapkan dan dikelola dengan baik • Terpenting: • Ketersediaan • Akses • Resep • Pemesanan • Persiapan • Distribusi • Label • Verifikasi • Administrasi dan pemantauan 1. Kalium Klorida 2meq/Ml Atau Yang Lebih Pekat 2. Kalium Fosfat, Natrium Klorida Lebih Pekat Dari 0.9% 3. Magnesium Sulfat =50% Atau Lebih Pekat Tulisan yang buruk Lotrison or Lotrimin ? Doxorubicin atau Daunorubicin ? Arjaty/IMRK/2008 Coumadin or Kemadrin ? Pentobarbital atau Phenobarbital ? Eliminasi/mengurangi Kejadian Tidak Diinginkan A. Tingkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai B. Pindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke farmasi. C. RS punya Kebijakan dan/atau Standar Prosedur Operasional 1. Daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di rumah sakit 2. Identifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit konsentrat, seperti di IGD atau kamar operasi 3. Beri label secara benar pada elektrolit serta penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasi akses untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja / kurang hati-hati. 4. Memastikan LOKASI PEMBEDAHAN YANG BENAR, PROSEDUR YANG BENAR, PEMBEDAHAN PADA PASIEN YANG BENAR KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI 5. MENGURANGI RISIKO (HAIs) Fasilitas pelayanan Kesehatan mengembangkan pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan SEDIAKAN DIAREA KERJA EFEKTIF DAN EFISIEN Alcohol Hand Rub/Gel 6. MENGURANGI RISIKO PASIEN DARI CIDERA KARENA JATUH Pasien sebaiknya di assess risiko jatuh: Standar SKP.VI. Saat pendaftaran Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan Saat transfer dari unit satu ke unit untuk mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh. lain Setelah pasien jatuh Regular interval. Bulanan, dua mingguan atau harian Instrumen Penilaian: • MORSE Fall Risk Assessment •HENREICH Fall Risk Assessment TANTANGAN 1. Keselamatan Pasien ‘Patient Safety’ merupakan langkah strategis: Pelayanan Bermutu yang Aman (‘Safety Beyond Quality’) Perubahan budaya : - Budaya Bersih ‘Hygienic’ - Budaya Tanpa Menyalahkan ‘Blame-Free’ - Budaya Pencatatan ‘Documentation’ - Budaya Belajar ‘Learning’ 2. Peran utama Tenaga Kesehatan (fokus PPIRS): ‘The best safety device is careful worker’