Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ISSN 2302-0245 pp. 1- 10 PERILAKU LELAH BAJA TAHAN KARAT AISI 304 DALAM LINGKUNGAN KOROSIF Herdi Susanto1, M. Ridha2, Syifaul Huzni3 1,2,3) Program Studi Magister Teknik Mesin, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111, email: [email protected] 1) Jurusan Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Teuku Umar Meulaboh Jl. Alue Peuyareng, Meureubo, Aceh Barat 23561, email: [email protected] Abstract: Failure due to corrosion fatigue is a phenomenon that often occurs in the structure associated with a corrosive environment. Step use of materials such as AISI 304 stainless has been done, but a failure due to corrosion fatigue phenomena still occur and can not be understood and explained by the experts. This study focused on assessing changes in behavior of AISI 304 stainless steel are experiencing repeated loading in corrosive environment. The behavior changes observed with fatigue testing in laboratory air and 3.5% NaCl solution, using a fatigue testing machine type rotary bending, specimens were made according to ASTM E-466 and ASTM F-1801 for corrosion fatigue testing. Fatigue testing presented in S-N curve and fracture patterns observed, observed in 3.5% NaCl solution and constant stress 369.53MPa pit growth measurements done on seven levels and four levels of cycles for corrosion potential and current measurements are presented in the polarization curve. The results showed that the endurance limit of the laboratory air environment at stress 323.34 MPa and 3.5% NaCl solution decreases, up to stress 277.15 MPa at 1.7x107 cycles. Ductile fracture pattern is in the air and 3.5% NaCl solution is brittle. Pits and cracks growth, failure is dominated by crack propagation and increase the number of cycles resulting in decreased surface potential and corrosion current density increases. Keywords : Fatigue behavior, AISI 304, S-N curve, pit growth, polarisation curve, 3.5%NaCl Abstrak: Kegagalan akibat korosi lelah merupakan fenomena yang sering terjadi pada struktur yang berhubungan dengan lingkungan korosif. Langkah penggunaan bahan tahan karat seperti AISI 304 telah dilakukan, namun fenomena kegagalan akibat korosi lelah masih terjadi dan belum dapat difahami dan dijelaskan dengan baik oleh para ahli. Penelitian ini difokuskan untuk mengkaji perubahan perilaku baja tahan karat AISI 304 yang mengalami pembebanan berulang dalam lingkungan korosif. Perubahan perilaku tersebut diamati dengan melakukan pengujian lelah dalam lingkungan udara laboratorium dan 3,5% NaCl, menggunakan mesin uji lelah tipe rotary bending, spesimen dibuat berdasarkan standar ASTM E-466 dan pengujian lelah korosi ASTM F-1801. Pengujian lelah dipresentasikan dalam Kurva S-N dan pola patahan diamati, dalam lingkungan 3,5%NaCl dan tegangan konstan 369.53 MPa pengukuran pertumbuhan pit dilakukan pada tujuh tingkatan siklus dan empat tingkatan siklus untuk pengukuran potensial dan arus korosi yang dipresentasikan dalam kurva polarisasi. Hasil menunjukkan bahwa batas lelah lingkungan udara laboratorium pada tegangan 323.34 MPa dan 3,5% NaCl menurun, hingga tegangan 277.15 MPa pada siklus 1.7x107. Pola patahan diudara bersifat ulet dan 3,5% NaCl bersifat getas. Pertumbuhan ukuran pit dan retak, terjadinya kegagalan di dominasi oleh perambatan retak dan peningkatan jumlah siklus mengakibatkan potensial permukaan menurun dan densitas arus korosi meningkat. Kata kunci : Perilaku lelah, AISI 304, kurva S-N, pertumbuhan pit, kurva polarisasi, 3.5% NaCl Kegagalan lelah (fatigue failure) disebabkan oleh kelelahan lebih berbahaya merupakan suatu fenomena yang sangat daripada kegagalan statis dikarenakan penting 50-90% kegagalan tersebut terjadi tanpa peringatan penyebab kegagalan mekanik disebabkan terlebih dahulu, secara tiba-tiba dan oleh kegagalan lelah. Kegagalan yang menyeluruh (ASM Vol. 19, 1997: 1099) karena diperkirakan Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 1 Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kelelahan akibat korosi pernah diantisipasi dengan baik, salah satu cara pertama kali diungkapkan 60 tahun yang cara yang dapat dilakukan adalah dengan lalu dan lebih dikonsentrasikan pada mengetahui kekuatan lelah bahan. kerusakan kabel di bawah perairan laut. Kekuatan lelah baja tahan karat AISI Penyelidikan yang lebih terpadu terhadap 304 dalam lingkungan udara laboratorium fenomena tahun dan 3,5% NaCl yang dipelajari adalah kemudian dan dicetuskan istilah kelelahan hubungan tegangan dan siklus yang akibat korosi (fatigue corrosion). Dewasa dipresentasikan dalam kurva S-N dan ini laporan mengenai kerusakan akibat pengamatan korosi lelah semakin bertambah dan saat lingkungan 3,5% NaCl dan tegangan ini dianggap konstan 369.53MPa yang dipelajari adalah sebagai salah satu penyebab kegagalan pengaruh siklus terhadap pertumbuhan pit struktur. Hal ini tentu saja banyak terjadi dan kurva polarisasi. ini fenomena dilakukan korosi 10 lelah pola patahan, dalam di daerah perairan laut dimana kondisinya sangat agresif dan sering mengalami beban/tegangan berulang METODE PENELITIAN Material yang digunakan adalah baja (Murdjito, tahan karat AISI 304 yang didapatkan dari 2010:1) Baja tahan karat AISI 304 adalah PT. Gitamulia Cemerlang dengan jenis material yang banyak digunakan persentase komposisi kimia 18.28Cr, 8.1Ni, secara ekstensif dalam dunia industri 1.71Mn, 0.44Si, 0.042C, 0.036P, 0.008S. seperti industri petrokimia, pembangkit Sifat mekanik 2 kekuatan listrik termal, boiler, bejana tekan, alat 563.30N/mm konstruksi dan transportasi dalam bidang N/mm2 perpanjangan 67%. teknik. Penggunaan yang luas dari baja Ukuran kekuatan dan tarik luluh dimensi 219.20 spesimen tahan karat ini karena sifat mekanik dan menggunakan standar ASTM E466-96 fisik serta ketahanan korosi yang sangat (Tangentially baik (Michael F. McGuire, 2008:229). Gambar 1. Aplikasi baja tahan karat Blending Fillets), lihat pada konstruksi dan transportasi baik diudara maupun air laut sangat beresiko mengalami kegagalan. Maka dari itu, penanganan yang tepat sangatlah Gambar 1. Ukuran spesimen Uji lelah korosi diperlukan untuk mendeteksi lebih awal kegagalan yang mungkin terjadi pada baja Mesin uji lelah yang digunakan tipe tahan karat tipe AISI 304 sehingga rotary bending Frekuensi 50 Hz dan putaran kegagalan yang mungkin terjadi dapat mesin 2900 rpm dan rasio tegangan R= -1 2- Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Pengujian kekasaran permukaan 3,5% NaCl. Menggunakan mikroskop optik dilakukan dengan sistem acak (2 spesimen) Olympus dan galvanostat Hokuto Denko HA- dilakukan 301 dan ossiloscope Tektronik TDS 304. Set- dengan sistem acak, untuk memastikan sistem grinding dan polishing up pengukuran polarisasi yang dilakukan sesuai dengan standar ASTM ditunjukkan pada Gambar 3 elektrokimia E-466 (kekasaran permukaan maksimum 2µm). Pembebanan dilakukan dari tingkat beban tertinggi 12 Kgf (0,9 x Tensile Strength) hingga terendah pada batas lelah bahan (Julie A. Bannantine et. al, 1990:5) dan dipresentasikan dalam kurva S-N lingkungan udara laboratorium dan 3,5% NaCl serta pola Gambar 3. Set-up pengukuran polarisasi patahan diamati pada tegangan 369.53MPa. Set-up mesin uji kelelahan dengan alat sirkulasi media korosif sesuai dengan standar ASTM F1801-97, ditunjukkan pada Gambar 2. KAJIAN PUSTAKA Baja Tahan Karat AISI 304 AISI 304 adalah jenis baja tahan karat austenitik, unsur pembentuk utamanya besi, karbon sangat rendah 0,015-0,15%, khromium berkisar 16,0-28,0% dan nikel 6,0-32,0%. Memiliki ketahanan korosi yang baik karena mengandung unsur kromium yang memiliki karakteristik khusus yaitu membentuk lapisan kromium oksida Keterangan : 1. Chamber 4. Resevoir 7. Pengunci beban 2. Pipa inlet 5. Pompa air 8. Beban 3. Pipa outlet 6. Motor listrik 9. Counter hour ```````````````` (Cr2O3) jika bereaksi dengan oksigen, jika lapisan ini rusak maka secara 10. Pengaduk larutan 11. Pompa udara 12. Limit switch 13. Tombol On/Off Gambar 2. Set-up mesin uji kelelahan dengan alat sirkulasi media korosif Pengukuran pertumbuhan pit dan retak diukur pada siklus 120x103, 220x103, 320x103, 420x103, 520x103, 620x103, 720x103. Pengukuran polarisasi elektrokimia diukur pada siklus 0, 250x103, 500x103, 750x103. Dengan tegangan konstan 369.53 MPa dan lingkungan spontan akan terbentuk lapisan baru jika kondisi lingkungan mengandung cukup oksigen (Michael F. McGuire, 2008:17). Memiliki sifat mekanik, mampu las, ketahananan korosi dan proses permesinan yang baik membuat golongan austernitik terutama AISI 304 menjadi material baja tahan karat yang banyak digunakan dalam dunia industri. Gambar 4. Secara umum memperlihatkan rasio ketahanan korosi Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 3 Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan pemesinan baja tahan karat austenitik AISI 304 (Dumenico Surpi, 2011:12). Gambar 5. menunjukkan gaya-gaya yang bekerja pada pengujian lelah tipe rotary bending tegangan maksimum yang bekerja spesimen berada pada daerah area uji. Dari hasil pengujian ini akan diperoleh informasi mengenai kekuatan lelah dari bahan dan pada benda uji yang Gambar 4. Rasio Ketahanan korosi dan pemesinan baja tahan karat austenitik Sumber : Dumenico Surpi, 2011:20 Kegagalan yang terjadi pada keadaan beban dinamik dinamakan kegagalan lelah failures). terjadi momen Tegangan Kekuatan Lelah (fatigue berputar diberikan beban maka akan Pada umumnya kegagalan tersebut hanya terjadi setelah lentur lentur sebesar (M). yang terjadi pada permukaan bahan dapat ditentukan dengan menggunakan momen inersia dan jarak melintang benda uji dengan persamaan sebagai berikut : periode pemakaian yang cukup lama, dimana semuanya mengalami (1) beban berulang dan getaran. Kegagalan lelah adalah hal yang sangat berbahaya karena terjadi tanpa adanya peringatan awal (Jaap Schijve, 2009:1). Selain variabel tegangan yang Dimana : = Tegangan lentur (kg/cm2) d = W = π = L = Diameter benda uji (cm) Beban yang digunakan (kg) 3.14 Jarak antara beban dan titik area pengujian (cm) mempengaruhi umur lelah dari suatu logam maka ada juga variabel lain seperti : Ukuran benda uji, variabel metalurgi, Kurva S-N Metode dasar untuk penyajian data korosi, keausan, kekasaran permukaan kelelahan adalah menggunakan kurva S-N, (Julie A. Bannantine et. al, 1990:11) yaitu pemetaan tegangan (S) terhadap jumlah siklus hingga terjadi kegagalan (N). Nilai tegangan yang diplot dapat berupa nilai tegangan maksimum, minimum atau nilai rata-rata (Julie A. Bannantine et. al, 1990:11). Gambar 6 menunjukkan kurva kelelahan untuk logam besi dan bukan besi Gambar 5. Bentuk tegangan maksimum pada pengujian lelah tipe rotary bending Sumber : Anonymous, 1997:14 4- Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 (non ferrous). Siklus S-N yang melampaui Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala batas lelah (N > 107), baja dianggap korosi, menyebabkan penurunan sifat-sifat mempunyai umur yang tak berhingga atau lelah yang lebih besar jika dibandingkan kegagalan diprediksi tidak akan terjadi, dengan sedangkan untuk logam bukan besi tidak lingkungan terdapat 2009:457). batas lelah yang signifikan dengan kurva S-N dengan gradien yang penurunan korosif sifat lelah (Jaap tanpa Schijve, Kondisi lingkungan yang korosif akan turun sedikit demi sedikit sejalan dengan menyerang permukaan logam dan bertambahnya jumlah siklus. menghasilkan lapisan oksida atau produk korosi. Umumnya oksida adalah sebagai lapis lindung kerusakan dan korosi dapat mencegah selanjutnya, tetapi pembebanan siklik dapat menyebabkan pecahnya lapisan tersebut dan kerusakan korosi berikutnya sehingga timbul korosi sumuran yang berfungsi sebagai takikan. Hal itulah yang menyebabkan penurunan Gambar 6. Kurva kelelahan untuk logam besi dan bukan besi Sumber : George E. Dieter, 1992:4 kekuatan lelah, pengaruh lingkungan korosif ini menurunkan kekuatan lelah logam hingga 10% hingga 50% Kekuatan lelah atau batas serta lelah dapat menyebabkan batas lelah menjadi (endurance limit, Se) adalah tegangan yang tidak jelas (hilang) (George E. Dieter, memberikan 1992:47) seperti yang ditunjukkan pada Tegangan umur tak dibawah menyebabkan batas logam berhingga. lelah aman akan Gambar 7 berikut ini. terhadap kelelahan, hal ini disebabkan karena gerakan dislokasinya akan terhambat oleh atom-atom asing sehingga tidak akan menghasilkan PSB (Presistant Slip Band) (George E. Dieter, 1992: 4) Korosi Lelah ( fatigue corrosion ) Korosi kelelahan lelah bahan adalah yang lingkungan korosif. berlangsung secara fenomena terjadi Proses di yang Gambar 7. Pengaruh lingkungan terhadap kurva S-N baja Sumber : R. Winston & Herbert H. Uhlig, 2008:174 bersamaan antara tegangan yang berulang dan serangan Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 5 Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Polarisasi Elektrokimia Suatu logam atau elektroda tidak berada dalam keseimbangan larutan elektrolit yang mengandung ionnya atau terjadi perubahan potensial selama proses elektrolisis, dimana potensial anoda menjadi lebih nobel dan katoda menjadi lebih aktif ini disebut polarisasi (η) (Fontana. MG, 1978:14) Terdapat dua jenis proses polarisasi, Gambar 8. Skema empat kurva polarisasi ekstrapolasi tafel Sumber : N.G. Thompson and J.H. Payer, 1998:65 yaitu polarisasi aktivasi dan polarisasi konsentrasi. Polarisasi aktivasi adalah HASIL PEMBAHASAN polarisasi yang dikendalikan oleh energi Kekasaran Permukaan bebas atau tenaga penggerak potensial ada dipermukaan elektroda itu sendiri. Polarisasi konsentrasi adalah polarisasi Hasil pengujian kekasaran permukaan dari baja tahan karat tipe AISI 304 ditunjukkan dalam Tabel 1. yang dikendalikan sebagai akibat dari perubahan konsentrasi di dalam larutan di dekat permukaan metal (Fontana. MG, 1978:308) Polarisasi merupakan Tabel 1. Hasil pengukuran kekasaran permukaan No. Urut 01 02 No. Spesimen 01 07 Harga Kekasaran Permukaan (µm) 0,056 0,044 parameter penting untuk membuat pernyataan tentang Hasil pengukuran kekasaran per- laju proses korosi. Kelakuan korosi bahan mukaan pada suatu sampel logam, ditentukan kekasaran permukaan antara 0,044 dan dengan 0,056 mengaplikasikan potensial menunjukan µm, ini kisaran menunjukkan angka bahwa elektrokimia melalui pengukuran polarisasi kekasaran permukaan spesimen masih dari kaitan antara arus dengan potensial di berada bawah kondisi terkontrol (Fontana. MG, permukaan yang diizinkan. di bawah standar kekasaran 1978:16) Skema empat kurva polarisasi ekstrapolasi tafel seperti terlihat pada Gambar 8. Uji Lelah Penelitian terhadap kekuatan lelah baja tahan karat AISI 304 telah dilakukan pada lingkungan udara laboratorium dan lingkungan 3,5% NaCl, menggunakan mesin uji lelah tipe rotating bending. ditampilkan dalam bentuk kurva S-N 6- Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sebagai mana ditunjukkan pada Gambar 9. Gambar 9. Kurva S-N baja tahan karat AISI 304 di lingkungan udara laboratorium dan 3,4% NaCl Gambar 10. Pola patahan baja tahan karat AISI 304 dalam lingkungan 3,5% NaCl pada tegangan 369.53 MPa Fenomena ini terjadi pada lingkungan Gambar 9 menunjukkan kurva S-N 3,5% NaCl disebabkan karena larutan dari baja tahan karat AISI 304, terlihat 3,5% NaCl berfungsi sebagai media bahwa garis kurva pada lingkungan udara pendingin laboratorium lelah akibat tegangan geser yang terjadi lebih (endurance limit) 323.34 MPa, sedangkan kecil. Perputusan (rupture) yang terjadi pada lingkungan 3,5% NaCl kekuatan menunjukkan pola kegagalan getas (brittle lelah baja menurun, hingga tegangan failure) membentuk garis pantai (beach 277.15 MPa pada siklus 1.7x107. Hal ini mark) ditunjukkan pada foto Gambar 10. dengan batas sehingga deformasi plastis menunjukkan bahwa kekuatan lelah baja Baja tahan karat AISI 304 dalam dipengaruhi oleh lingkungan tempat baja lingkungan udara bersifat ulet, deformasi tersebut beroperasi. plastis dan tegangan geser yang terjadi Fenomena khusus yang ditunjukkan sangat besar ini dapat dilihat dari proses oleh baja tahan karat AISI 304 dalam pengujian dimana sebelum patah lingkungan 3,5% NaCl pada tegangan temperatur meningkat seiring waktu di diatas 369.53 MPa, dimana kekuatan area uji spesimen Gambar 11. lelahnya meningkat hingga 10 kali dari kekuatan lelah dalam lingkungan udara laboratorium. Selanjutnya menurun seiring dengan menurunnya tegangan dan me- motong garis kurva S-N lingkungan udara hingga menuju tegangan 277.15 MPa. Gambar 11. Visual peningkatan temperatur pada area uji spesimen baja tahan karat AISI 304 pada tegangan 369.53 MPa Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 7 Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Foto permukaan patahan juga terlihat pada Gambar 13. menunjukkan pola kegagalan ulet (ductile failure) seperti terlihat pada Gambar 12. Gambar 12. Pola patahan baja tahan karat AISI 304 dalam lingkungan udara pada tegangan 369.53 MPa Gambar 13. Grafik pengaruh siklus terhadap pertumbuhan pit dan retak pada tegangan 369,63 MPa lingkungan 3,5% NaCl Dari hasil diatas memperlihatkan Gambar 13. menunjukkan bahwa pit bahwa baja tahan karat AISI 304 baik telah tumbuh dan berkembang pada siklus digunakan pada lingkungan 3,5% NaCl, 120x103 dengan ukuran pit rata-rata terutama untuk aplikasi-aplikasi tegangan 27,275 µm dan pit terus berkembang pada siklus rendah untuk perencanaan hingga siklus 420x103 dengan ukuran pit alat-alat berumur pendek dan perencanaan rata-rata 137.91 µm, ini memperlihatkan mesin-mesin per- bahwa pada tegangan maksimum 369,63 timbangan atas kemungkinan komponen MPa pertumbuhan ukuran pit sangat menerima selama singkat dan kegagalan di dominasi oleh pemakaiannya, dimana kekuatan lelahnya perambatan retak dari siklus 520x103 akan naik hingga 10 kali dari kekuatan hingga siklus 720x103. Rasio pertumbuhan lelahnya diudara. antara panjang dan lebar pit terlihat sangat yang tegangan memerlukan besar Untuk aplikasi tegangan yang relatif signifikan dimana pertumbuhan pit dan lebih kecil faktor lingkungan 3,5% NaCl retak di dominasi oleh pertumbuhan dapat mengurangi umur kekuatan lelah panjang retak. baja hingga menurunkan batas lelah (endurance limit). Polarisasi Elektrokimia Dari hasil uji polarisasi galvanostatik Pertumbuhan Pit dan Retak Laju pertumbuhan pit dan retak pada tegangan maksimum 369,63 MPa seperti 8- Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 secara anodik-katodik terhadap spesimen baja tahan karat AISI 304 dipresentasikan dalam bentuk grafik berupa kurva Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala polarisasi anodik dan katodik skala log panjang dan lebar oleh panjang retak. seperti Gambar 14. Peningkatan siklus yang terjadi mengakibatkan nilai potensial permukaan spesimen menurun dan densitas arus korosi meningkat. Saran Data eksperimen dapat digunakan untuk penelitian analitik dan simulasi prediksi umur korosi lelah berikutnya. Gambar 14. Hasil uji polarisasi katodik anodik AISI 304 dalam 3,5% NaCl yang mengalami beban dinamik Gambar jumlah 14 siklus menunjukkan lelah bahwa mempengaruhi perubahan potensial yang terjadi pada permukaan spesimen, dimana semakin besar jumlah siklus lelah yang terjadi mengakibatkan nilai potensial permukaan spesimen menurun dan densitas arus korosi DAFTAR PUSTAKA ASM Handbook Vol 19, 1997, Fatigue and Fracture, ASM International Murdjito dkk, 2010, Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja Api 5l Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl, Fakultas Teknik Kelautan ITS Michael F. McGuire, 2008, Stainless Steels For Design Engineering, ASM International, United State of Amerika. meningkat SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Perilaku kurva S-N baja tahan karat AISI 304 dengan batas lelah lingkungan udara laboratorium 323.34 MPa dan lingkungan 3,5% NaCl menurun, hingga tegangan 277.15 MPa pada siklus 1.7x107. Pola patahan pada tegangan 369,63 Mpa untuk lingkungan udara bersifat ulet Dumenico Surpi, 2011, Stainless Steels, Gruppo Lucefin, Italy George E. Dieter, 1992, alih bahasa Djaprie, Sriati, Metalurgi Mekanik, Erlangga, Jakarta. Julie A. Bannantine et. al, 1990, Fundamental of Metal Fatigue Analysis, Prentice-Hall, New Jersey. Jaap Schijve, 2009, Fatigue of Structures and Materials, Springer Science, Netherlands. dan 3,5% NaCl bersifat getas. Tegangan 369,63 MPa dominasi kegagalan untuk pertumbuhan ukuran pit dan retak oleh perambatan retak, antara R. Winston and Herbert H. Uhlig, 2008, Corosion And Corosion Control, John Willey and Sons, Hoboken, New Jersey. Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 9 Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Neil G. Thompson and Joe H. Payer, 1998, DC Electrochemical Test Methods, NACE International, Houston, Texas. Fontana. MG, 1978, Corrosion Engineering, New York, McGraw Hill. ASTM E 466 – 96, Standard Practice for Conducting Force Controlled Constant Amplitude Axial Fatigue Tests of Metallic Materials. 10 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 ASTM F1801 – 97 Standard Practice for Corrosion Fatigue Testing of Metalic Implant Materials. Anonymous, 1997, Manual Operation For 10 Kgf-m Rotary Bending Fatigue Testing Machine Model FTO 10, JT. TOHSI Inc., Tokyo.