Uploaded by User29744

MAKALAH komunitaqs

advertisement
MAKALAH
KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH
Disusun oleh :
TETY KARMILA BR KARO KARO
16.11.176
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELITUA
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa,berkat rahmat dan karunia
Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan komunitas ini yang
berjudul “ KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH” dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah komunitas
dan makalah ini menjelaskan materi tentang konsep keperawatan kesehatan
sekolah..
Saya menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang saya sajikan masih
kurang sempurna.Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang mendukung
dengan tujuan untuk menyempurnakan makalah ini
Delitua,September 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunanbidang kesehatan adalah terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam kehidupan sosial yang beragam di
masyarakat, keluarga adalah unit sosial terkecil, oleh karena itu diperlukan upaya
untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga terutama kesehatan ibu dan anak.
Masa anak merupakan waktu yang tepat untuk meletakkan landasan yang kokoh
bagi terwujudnya manusia yang berkualitas.
Lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolah merupakan dua tempat
utama yang digunakan oleh seorang anak untuk melakukan aktivitas. Sekolah
merupakan tempat anak-anak belajar, berkreasi, bersosialisasi dan bermain.
Sehingga tidak mengherankan jika sebagian besar waktu mereka dihabiskan di
sekolah. Oleh karena itu, konsep pemberian kesehatan di sekolah akan lebih
efektif terutama pada sasaran target anak sekolah. Jika ditilik selama ini, peran
perawat di sekolah masih sangat minimal. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
di antaranya adalah kebijakan pemerintah terhadap pengembangan peran perawat
di sekolah juga masih belum ada. Sehingga yang sering berhubungan dengan
perawatan kesehatan sekolah adalah petugas dari puskesmas.
Lingkungan sekolah yang sehat akan memberikan dampak yang positif
bagi perkembangan anak. Sekolah seharusnya memiliki kepedulian terhadap
kesehatan anak didiknya, termasuk memberikan pengertian mengenai kesehatan
itu sendiri, sehingga siswa dapat membiasakan dirinya untuk hidup sehat.
Mengingat begitu pentingnya arti kesehatan dalam kehidupan serta begitu eratnya
lingkungan sekolah dengan kehidupan anak yang sedang berada dalam masa
pertumbuhan, maka perlu digalakkan upaya perawatan kesehatan sekolah dengan
memaksimalkan peran perawat baik di puskesmas maupun perawat yang terlibat
langsung di sekolah tersebut.
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah
menengah pertama, dan sekolah menengah atas adalah suatu masa usia anak yang
sangat berbeda dengan usia dewasa. Didalam periode ini didapatkan banyak
permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas kesehatan anak
dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan
perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan
tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian presentasi pada peserta
didik di sekolah. Kesempatan belajar tersebut membutuhkan kondidi fisik prima
yaitu tubuh yang sehat, oleh karena itu diperlukan suatu upaya kesehatan untuk
anak sekolah agar anak dapat tumbuh menjadi manusia yang berkualitas
dibutuhkan pendidikan di sekolah, salah satunya melalui UKS. Oleh karena itu
kami tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai peran UKS dalam anak yang
sehat.
B. Rumusan masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan usaha kesehatan sekolah (UKS)?
2.
Apa saja tujuan usaha kesehatan sekolah (UKS)?
3.
Bagaimana sasaran usaha kesehatan sekolah (UKS)?
4.
Bagaimana ruang lingkup usaha kesehatan sekolah (UKS)?
5.
apa saja masalah kesehatan yang dapat dikurangi melalui kegiatan usaha
kesehatan sekolah (UKS)?
6.
Bagaimana peran perawat usaha kesehatan sekolah (UKS)?
7.
Apa saja fungsi perawat dalam usaha kesehatan sekolah (UKS)??
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan UKS
2. Untuk mengetahui tiga program UKS
3. Untuk mengetahui peran perawat kesehatan sekolah
4. Untuk mengetahui fungsi perawat kesehatan sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH
A. KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
a. Pengertian
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan
pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang
dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya
sebagai sasaran utama. Usaha kesehatan di sekolah juga berfungsi sebagai lembaga
penerangan agar anak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi
yang benar, mengobati luka, merawat kuku, dan juga memperoleh pendidikan seks
yang sehat (Prasasti, 2008)
Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Usaha
kesehatan di sekolah merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yaitu upaya
pendidikan dan upaya kesehatan, yang pada gilirannya nanti diharapkan UKS dapat
dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap
jalur, jenis, dan jenjang pendidikan (P. Ananto, 2006)
Dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan UKS adalah usaha kesehatan
sekolah yang di dalam lingkungan sekolah maupun yang di sekitar lingkungan
sekolah, yang sasaranya adalah peserta didik beserta masyarakat sekolah yang lainya
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis serta optimal,
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
b. Tujuan usaha kesehatan sekolah (UKS)
Menurut Suliha dkk (2002: 36) Tujuan UKS secara umum adalah untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini
mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka
pembentukan manusia indonesia yang berkualitas. Menurut Suliha dkk (2002: 57-58)
Secara khusus tujuan usaha kesehatan sekolah adalah untuk memupuk kebiasaan
hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang mencakup
memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan 12 prinsip hidup
sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan. Sehat fisik,
mental, sosial maupun lingkungan, serta memiliki daya hayat dan daya tangkal
terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan nar koba, alkohol dan kebiasaan merokok
serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah social lainnya.
Jadi tujuan UKS yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan
hidup sehat peserta didik agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup
sehat, baik fisik, mental, maupun sosial serta memiliki daya hayat dan daya tangkal
terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, menangani anak didik yang
mengalami kecelakaan ringan, melayani kesehatan dasar bagi anak didik selama
sekolah (pemberian imunisasi), memantau pertumbuhan dan status gizi anak didik
dan sebagainya.
c. Sasaran usaha kesehatan sekolah (UKS)
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta didik sebagai
sasaran primer, guru pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan
pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang sebagai sasaran sekunder.
Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra
sekolah/TK sampai SLTA, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan
tinggi agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya (Depkes, 2008). Sasaran
lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
sasaran tertier lainnya adalah lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat sekitar sekolah. Sekolah sebagai lembaga (institusi) pendidikan
merupakan media yang penting untuk menyalurkan segala bentuk pembaharuan tata
cara dan kebiasaan hidup sehat, agar lebih mudah tertanam pada anak-anak. Dengan
demikian, akan dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan keluarga,
masyarakat sekitarnya, bahkan masyarakat yang lebih luas lagi. Anak didik
dikemudian hari diharapkan akan memiliki sikap dan kebiasaan hidup dangan normanorma kesehatan. Pendidikan kesehatan di sekolah dasar melalui program UKS
mempunyai peranan yang sangat efektif sebab Sekolah Dasar, sebagai lembaga
pendidikan yang tersebar luas di daerah pelosok tanah air, dari pedesaan hingga kotakota besar. Di pandang dari segi pembiayaan pemerintah dan harapan untuk masa
depan, pelaksanaan UKS di sekolah dasar adalah ekonomis. Apalagi untuk
kepentingan ini masyarakat (orang tua murid) selalu dilibatkan dalam berbagai
bentuk, melalui PGOM (persatuan guru dan orang tua murid). Menurut Depkes RI
(1982: 7) bahwa peserta didik dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah
termasuk perguruan tinggi beserta lingkungannya merupakan sasaran utama dari
pembinaan UKS. Didalam pembangunan nasional, perhatian terhadap dunia anakanak tidak dapat diabaikan. Anak-anak merupakan penerus dalam bidang tenaga
kerja, sehingga pembinaan terhadap golongan ini perlu dimulai sedini mungkin.
Sehubungan dengan ini bidang pendidikan dan kesehatan mempunyai peranan yang
besar karena secara organisasai sekolah berada dibawah departemen pendidikan
nasional, Secara fungsional departemen kesehatan bertanggung jawab atas kesehatan
anak didik. Mengingat hal tersebut, UKS dijalankan atas dasar titik tolak pemikiran
bahwa :
1.
Sekolah merupakan lembaga yang sengaja dihidupkan untuk mempertinggi
derajat bangsa dalam segala aspek
2.
Usaha kesehatan melalui masyarakat sekolah mempunyai kemungkinan yang
lebih efektif diantara beberapa usaha yang ada, untuk mencapai kebiasaan
hidup sehat dari masyarakat pada umumnya, karena masyarakat sekolah :
a) mempunyai prosentase yang tinggi.
b) merupakan masyarakat yang telah terorganisir, sehingga mudah dicapai
dalam rangka pelaksanaan usaha-usaha kesehatan masyarakat.
c) peka terhadap pendidikan pada umumnya, dapat menyebarkan modernisasi
(sebagai agent of change), karena dalam usia ini anak-anak sekolah berada
dalam taraf perkembangan dan pertumbuhan, mudah dibimbing dan dibina.
Pada masa ini adalah masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaankebiasaan hidup sehat dengan harapan agar mereka dapat meneruskan serta
mempengaruhi lingkungannya sekarang dan dimasa yang akan datang.
Masyarakat sehat yang akan datang merupakan salah satu hasil dari sikap
dan kebiasaan hidup sehat yang dimiliki anak-anak pada waktu sekarang.
(Soenaryo, 2002: 148).
d. Ruang lingkup usaha kesehatan sekolah (UKS)
Ruang luang lingkup UKS tercermin dalam tri program atau yang disebut
dengan TRIAS UKS yang meliputi :
a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan upaya memberikan bimbingan kepada
peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan kemampuan dan keterampilan
peserta didik dalam melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat agar dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik, selain di bidang kesehatan peserta didik
juga dibina dalam bidang kesehatan lingkungan yang merupakan bagian yang
sangat mempengaruhi pembentukan pribadi peserta didik, adanya proses
kenaikan bagi peserta didik maka harus menyelenggarakan kegiatan
sosialisasi setiap tahun sehingga seluruh peserta didik terpapar materi
kesehatan dan kesehatan lingkungan.(Tim Pembina UKS, 2008,33)
Pendidikan kesehatan dilakukan secara intra kurikuler dan ekstra
kurikuler. Kegiatan intra kurikuler adalah melaksanakan pendidikan pada saat
jam pelajaran berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendidikan
ini tidak hanya diberikan pada saat mata pelajaran Pendidikan Jasmani saja,
namun bisa juga secara integratif pada saat mata pelajaran lainnya
disampaikan
kepada
peserta
didik.
Kegiatan
ekstrakurikuler
adalah
melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran yang dilakukan di sekolah atau
di luar sekolah. Misalnya, melaksanakan penyuluhan tentang, gizi, narkoba,
dan sebagainya terhadap peserta didik, guru dan orangtua. Melaksanakan
pelatihan UKS bagi peserta didik, guru pembina UKS dan kader kesehatan.
Melaksanakan pendidikan dan kebiasaan hidup bersih melalui program
sekolah sehat.(Tim Pembina UKS,2008,26)
b.
Pelayanan Kesehatan
(Tim
Pembina
UKS,2008,
28-29)
Pelaksanaan
pelayanan
kesehatannya meliputi kegiatan – kegiatan antara lain:
1)
Kegiatan
Peningkatan
(Promotif),
Latihan
Keterampilan
teknis
pemeliharaan kesehatan dan pembentukan peran serta aktif peserta didik
dalam pelajaran kesehatan, antara lain : Kader Kesehatan Sekolah,
Olahraga, Kesenian, Berkebun dan Lomba.
2)
Pembinaan Sarana Lingkungan Sekolah, antara lain :
a)
Pembinaaan Warung Sekolah (Kantin)
b)
Lingkungan Sekolah yang terpelihara
c)
Pembinaan Keteladan berperilaku hidup sehat
3)
Kegiatan Pencegahan (Preventif)
4)
Memelihara Kesehatan yang bersifat umum dan khusus
5)
Penjaringan kesehatan bagi anak
6)
Monitoring / memantau peserta didik
7)
Usaha Pencegahan Penyakit Menular
8)
Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)
9)
Diagnosa Dini
10)
Pengobatan pada penyakit
11)
P 3 K dan P 3 P
c.
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah satu unsur
penting dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan, karena
lingkungan kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk meningkatkan
kesehatan seluruh komunitas sekolah serta peningkatan daya serap siswa
dalam proses belajar mengajar Maka pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah sehat dilaksanakan melalui 6 K yaitu: Keamanan Keindahan
Kebersihan Kekeluargaan Ketertiban Kerindangan (Tim Pembina UKS
2008, 75-76).
Menurut WHO (Depkes, 2008) adapun Pembinaan kepada peserta didik agar
dapat menerapkan pentingnya UKS Diantaranya dengan melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
1) Melaksanakan kerja bakti kebersihan sekolah secara rutin dan terencana
(Jumat Bersih, piket kapling, piket kelas)
2) Melaksanakan kerja bakti dengan lingkungan masyarakat sekitar sekolah
3) Membuang sampah pada tempatnya dan pengadaan tempat sampah di depan
kelas, dipilah antara sampah organik dan anorganik
4) Mengolah sampah organik menjadi kompos
5) Tidak mencorat-coret dinding dan bangku
6) Menyiram jamban sampai bersih sesudah dipakai
7) Membuat dan memelihara kapling, kebun sekolah, TOGA, taman sekolah
8) Mengikuti kegiatan Dinamika Kelompok (wisata, olah raga dan kesenian).
e.
Masalah kesehatan yang dapat dikurangi melalui kegiatan usaha kesehatan
sekolah (UKS) antara lain:
1) Imunisasi,
2) Kesehatan gigi,
3) Sanitasi dan air bersih,
4) Masalah gizi dan anemia,
5) Kekerasan dan kecelakaan,
6) Gangguan kesehatan mental,
7) Kebersihan diri maupun lingkungan,
8) Masalah kesehatan reproduksi remaja,
9) Merokok, alkohol dan penyalahgunaan narkoba,
10) Penyakit infeksi (malaria, gangguan saluran nafas).
B. Peran perawat dalam kesehatan sekolah
1. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah,perawat mempunyai
peran:

Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan
melakukan pengumpulan data,analisa data,serta perumusan dan
prioritas masalah;

Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama tim pembina usaha
kesehatan di sekolah(TPUKS);

Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kesehatan yang di
susun;

Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS

Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan.
2.
Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas di
puskesmas ,menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS atau dapat juga di
tunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat puskesmas.bila perawat
kesehatan di tunjuk sebagai koordinator maka pengelolaan pelaksanaan UKS
menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola
UKS.
3.
Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan,peranan perawat kesehatan
dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat di lakukan secara langsung
(melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan klasikal) atau tidak
langsung sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara
perseorangan.
C. Fungsi Perawat Dalam Usaha Kesehatan Sekolah
1.
Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan
memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di
sekolah.
2. Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki
lingkungan fisik dan sosial sekolah.
3. Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program kesehatan
masyarakat yang lain
.
2. PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
A. Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Disekolah
Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
didik, dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan di lingkungan
sekolah sehat yang dikenal denga istilah tiga program pokok (trias) UKS (Depkes
RI, 2003)
a.
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar
dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental,
sosial maupun lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau
latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang
mendatang.
Pada
kurikulum
berbasis
kompetensi
(KBK),
pendidikan
kesehatan
ditekankan pada sikap dan perilaku sehat. Hal ini sesuai dengan definisinya,
bahwa KBK merupakan pernyataan tentang apa yang harus dicapai oleh siswa
yang mencakup aspek kognitif, psikomotor, dan afektif yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak. Untuk itu, kompetensi yang dituntut pada
pendidikan kesehatan diharapkan dapat direfleksikan dalam cara berpikir dan
bertindak di kehidupan sehari-hari.
Tujuan pendidikan kesehatan :
1.
Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk
cara hidup sehat dan teratur.
2.
Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip
hidup sehat.
3.
Peserta didik dapat memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang
berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.
4.
Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai
dengan syarat kesehatan
5.
Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari
6.
Peserta dapat memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan
dan berat badan yang seimbang.
7.
Peserta didik dapat mengerti dan dan menerapkan prinsip-prinspi
pengutamnaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan
keselamatan dalam kesehtan sehari-hari.
8.
Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan
pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan
dalam kehidupan sehari-hari.
9.
Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadup pengaruh buruk dari luar
10. Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat
kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik
terhadap penyakit
Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat tercapai
secara optimal, dalam pelaksanaannya hendaknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1.
Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan individual peserta didik
2.
Diupayakan sebanyak-banyaknya dengan melibatkan peran aktif peserta
didik
3.
Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat
4.
Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehtaan termasuk upaya alih
teknologi
5.
Memeprhatikan kebutuhan pembangunan nasional
6.
Mengikuti atau memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Pelaksanaan pendidikan melalui kesehatan diberikan melalui kegiatan
kurikuler dan ekstrakurikuler. Pelaksanaan pendidikan melalui kegiatan kurikuler
adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan pada jam pelajaran sesuai dengan garisgaris besar program pengajaran mata pelajaran sains dan ilmu pengetahuan sosial.
Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, penanaman nilai, dan
sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam
melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan
kesehatan. Materi pendidikan kesehatan disekolah dsar yang masuk dalam sains pada
KBK adalah kebersihan dan kesehtan pribadi, makan bergizi, pendidikan kesehatan
reproduksi, dan pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi adalah salah satu upaya
pendidikan kesehatan yang diberikan kepada peserta didik disekolah, madrasah dan
rumah. Melalui peningkatan kebersihan dna kesehatan pribadi diharapkan peserta
didik dapat meningkatkan derajat kesehatannya menjadi lebih baik. Dalam usaha
peningkatan kesehtan, masalah kebiasaan hidup bersih serta menyenangi kebersihan
dan keserasian harus ditanamkan sejak dini, yaitu sejak dari kelas satu sekolah dasar,
bahkan sejak di taman kanak-kanan (pra-sekoalh).
Upaya pertama dan yang paling utama agar seseorang dapat tetap dalam
keadaan sehat adalah dengan menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri, bahkan
agama sangat memperhatikan kesehatan pribadi antara lain dengan adanya aturan
bersuci, makan, minum serta adanya pengaturan dispensasi pelaksanaan ibadah bagi
orang sakit. Upaya menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri sebenarnya
bukanlah hal yang mudah namun bukan pada hal yang terlalu sulit untuk
dilaksanakan.
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksankan
pendidikan keshatan antara lain pendekytan individual dan kelompok. Pendektan
kelompok terbagi lagi menjadi pendekatan kelompok kelas, bebas, dan lingkungan
keluarga. Sedangkan, metode yang dapat digunakan oleh guru atau pembina dalam
pelaksanaan pendidikan kesehatan adalah belajar langsung, karya wisata, bermain
peran,ceramah, demonstrasi, tanya jawab, simulasi, dramtisasi dan bimbingan
(konseling).
b. Pelayanan Kesehatan
Penekanan utama pada pelayanan kesehatan disekolah atau madrasah adalah
upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan
pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhdap peserta
didik pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya dibawah koordinasi guru
pembinan Uks dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat.
Pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah dilaksanakan dengan kegiatan yang
komprehensif, yaitu kegiatan peningkatan kesehatan (promotif) berupa penyuluhan
kesehtan dan latihan keterampilan memberikan pelayanan kesehatan, kemudian
kegiatan pencegahan (preventif) berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh,
kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan kegiatan penghentian proses
penyakit sedini mungkin, serta selanjutnya adalah kegiatan penyembuhan dan
pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) berupa kegiatan mencegah cedera atau kecacatan
akibat proses penyakit untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera
atau cacat agar dapat berfungsi optimal. Namun demikian,upaya pelayanan kesehatan
di sekolah harus lebih diutamakan pada upaya meningkatkan kesehatan dan upaya
pencegahan penyakit terutama dilaksanakan melalui kegiatan penjaringan kesehatn
siswa kelas satu atau baru masuk sekolah, pemeriksaan berkala seluruh sisa,
penyuluhan kesehatan dan imunisasi
1) Tujuan pelayan kesehatan
a) Tujuan umum : meningkatnya derajat kesehtan peserta didik dan seluruh
warga masyarakat sekolah secar optimal
b) Tujuan khusus :
1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat
dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat
2. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah
terjadinya penyakit, kelainan dan cacat
3. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit atau
kelainan pengembalian fungsi, dan peningkatan kemampuan peserta didik yang
cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal
4. Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental sosial maupun
lingkungan
2) Tempat melakukan pelayanan kesehatan :
a) Disekolah atau madrasah dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler
b) Di puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan (misalnya dokter praktik) yang
ada disekitar sekolah atau madrasah sesuai kebutuhan
3) Pelaksanaan pelayanan kesehatan
Dilakukan melalui serangkaian kegiatan peningkatan status kesehatan
(promotif), tindakan pencegahan (preventif), serta penyembuhan dan pemulihan
kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) yang dilaksanakan melalui kegiatan berikut.
a) Peningkatan kesehatan (promotif) dilaksankan melalui kegitan intrakurikuler
dan penyuluhan kesehatan serta latihan keterampilan oleh tenaga kesehatan di
sekolah. Misalnya kegiatan penyuluhan gizi, kesehatan pribadi, penyakit
menular, cara menggosok gigi yang benar, cara mengukur tinggi badan dan
berat badan, serta cara meemriksa ketajaman pengelihatan
b) Tindakan penceghan (preventif) dilaksankan melalui kegiatan peningkatan daya
tahan tubuh, pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan penghentian proses
penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit. Misalnya, imunisasi yang
dilakukan oleh petugas puskesma, pemberantasan sarang nyamuk, pengobatan
sederhanan oleh dokter kecil, kegiatan penjaringan (skrining) kesehatan bagi
siswa SD kelas satu dan pemeriksaan berkala setiap enam bulan bagi seluruh
siswa
c) Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan melalui
kegiatan pencegahan komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar
dapat berfungsi dengan normal lagi Kegiatan dapat berupa pengobatan ringan
dan pertolongan pertama di sekolah serta rujukan medis ke puskesmas untuk
mengurangi derita sakit, kasus kecelakaan, keracunan atau kondisi lain yang
membahayakan nyawa, dan kasus penyakit khusus.
c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaan
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat dan unsur-unsur
penunjang.
Program pembinaan lingkungan sekolah
a. Lingkungan fisik sekolah
1) Penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan air bersih
2) Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah
3) Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
4) Pemeliharaan kamar mandi, WC kakus, urinoar
5) Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruangan kelas, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium dan tempat ibadah
6) Pemeliharaan kebersihan dan keindahaan halaman dan kebun sekolah (termasuk
pengelihatan sekolah)
7) Pengadaan dan pemeliharaan warung atau kantin sekolah
8) Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah
b. Lingkungan mental dan sikap
c.
Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat dilakukan melalui
usaha pemantapan sekolah sebagai lingkungan pendidikan (wiyata mandala)
dengan meningkatkan pelaksanaan konsep ketahan sekolah, sehingga tercipta
suasasa dan hubunan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga
sekolah
B. Hasil yang diharapkan dari Program UKS
Effendi(1998)menyatakan hasil yang dapat diharapkan dari terlaksananya
program UKS untuk peserta adalah:
1. Siswa memiliki pengetahuan,sikap dan keterampilan untuk melaksanakan
hidup sehat dan mampu memecahkan masalah kesehatan sederhana dengan
turut berpartisipasi aktif dalamUKS,RT dan lingkungan masyarakat
2. Siswa sehatfisik mental maupun sosial dan siap untuk menjalani kehidupan
keluarga yang sehat sejahtera dan mandiri
3. siswa memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk
pergaulan bebas,penyalahgunaan napza,kenakalan remaja dan tauran
4. siswa memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang benar untuk
menghadapi permasalahan dan tantangan kehidupan,
5. siswa mempunyai kemampuan dan keterampilan pemeliharaandan membina
keberhasilan, kelestarian lingkungan fisikdirumahdansekolah
6. siswa mempunyai status kesehatan dan kesegaran jasmani yang baik,
7. siswa bebas dari penyakit menular dan penyakit seksual, dan
8. siswa bebas dari kebiasaan merokok,minum alkohol dan menggunakan
napza.Dari segi lingkungan sekolah adalah semua ruangan dan kamar mandi /
WC dan perkarangan sekolah bersih,tidak ada sampah,serta tersedianya
sumber air bersih bagi siswa.
2. ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT DALAM KOMUNITAS
KESEHATAN SEKOLAH
Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di SDN
Wonokromo IV Surabaya menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
meliputi pengkajian status kesehatan anak sekolah, perumusan diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian asuhan
keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi
pendidikan, anak
sekolah dan orang tua, dan kepala sekolah
a. Pengkajian
Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan Community as
partner meliputi : data inti komunitas dan subsystem. A. Data inti komunitas,
terdiri dari:
1. Demografi : Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data Monografi SDN
Wonokromo IV Surabaya untuk usia 6 – 12 tahun + 123 siswa, Dari 123 siswa
SDN IV Wonokromo antara siswa laki-laki yang berumur 8 – 9 tahun dan anak
perempuan berumur 8 – 9 tahun mempunyai prosentase yang hampir sama yaitu
20.5 % dan 20 %.
 Data subsystem
Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :
1. Lingkungan Fisik
Inpeksi
: Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis
dekat dengan jalan raya. Kebersihan lingkungan
sekolah kurang terjaga dengan baik, terdapat 1
kantin di dalam sekolah yang menjual makanan
yang kurang terjamin kebersihannya. Terdapat
banyak penjual makanan di depan gerbang
sekolah. Jenis makanan yang dijual tidak terjamin
kebersihannya. Terdapat 2 kamar mandi yang
terpisah antara kamar mandi anak laki-laki dan
perempuan. Kondisi terawat dengan baik.
Auskultasi
: Hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa
di sekolah SDN IV
2.
Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
Pelayanan kesehatan di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat UKS untuk tempat
istirahat dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK
(Bimbingan Konseling) untuk konsultasi siswa.
3.
Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa
mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah.
4.
Keamanan dan Transportasi
b.
Keamanan
Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya,
akan tetapi ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah :
1)
Kebiasaan jajan sembarangan
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan
sembarangan pada anak usia sekolah ,Ini merupakan hal yang negatif bagi kesehatan
anak usia sekolah karena kebersihan makanan dan kandungan gizi yang ada di dalam
makanan tersebut bisa menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan untuk anak
usia sekolah.
2)
Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan
sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :
Jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak 50 anak (40,6 %). Ini
merupakan hal yang negatif bagi kesehatan gigi anak usia sekolah karena dalam
permen mengandung kandungan gula yang tinggi sehingga berisiko tinggi terjadi
kejadian
karies
gigi
pada
anak
usia
sekolah
di
SDN
IV
Wonokrom
5.
Politik dan pemerintahan
Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut
sertaan anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah
terhadap masalah yang terkait dengan anak usia sekolah. Keikutsertaan anak pada
organisasi di sekolah yaitu mengikuti kegiatan kepramukaan.
6.
Komunikasi
a.
Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh informasi
pengetahuan tentang gosok gigi berasal dari media, para guru dan orang tua.
b. Komunikasi informal
Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di sekolah SDN IV
Wonokromo meliputi data tentang diskusi yang dilakukan anak dengan orang
tua,
peran orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak,
keterlibatan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak.
7.
Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya biasanya
ke Kebun Binatang Surabaya (KBS), taman-taman kota, Pantai Kenjeran, dan
Taman Hiburan Remaja (THR). Untuk pengembangan bakat anak di bidang olah
raga dan seni di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat lapangan Analisa data
8 ANALISA DATA
Data
Masalah
1. Lingkungan fisik :
- Defisit kebersihan diri
- Adanya kebiasaan pada lingkungan
dengan agregat anak usia
anak usia sekolah yang kurang baik
sekolah
bagi perkembangan anak yaitu
orang tua dan lingkungan anak
yang membiasakan tidak
menggosok gigi sebelum tidur
sehingga kebiasaan ini diikutioleh
anak usia sekolah
- Resiko terjadinya kejadian
2. Keamanan dan transportasi :
karies gigi agregat anak
a. Kebiasaan jajan sembarangan
usia sekolah
- 80% anak usia sekolah memiliki
kebiasaan jajan sembarangan
- Mayoritas jenis jajanan anak usia
sekolah adalah permen sebanyak 50
anak (40,6%)
- 45 murid yang bermasalah pada
gigi dengan persentase 36.5%
b. Kebiasaan menggosok gigi
sebelum tidur
- 75% anak usia sekolah tidak
menggosok gigi sebelum tidur
- Alasan tidak menggosok gigi karna
tidak disuruh oleh
- orang tuanya (48.7%)
3. Komunikasi
- Resiko penyalahgunaan
a. Kebiasaan formal
media cetak elektronik pada
Anak
mengetahui
mengenai
anak untuk memperoleh
informasi tentang gosok gigi
informasi yang tidak sesuai
sebelum tidur bersumber dari media
dengan perkembanganya
khususnya televisi tentang iklan
pasta gigi sebesar 45%
b. Komunikasi informal
- Sebesar 60% anak sekolah jarang
diskusi dengan orang tuanya
untukm menyelesaikan masalah
- Sebesar 99% anak usia sekolah
menganggap perlu peran ortu untuk
mengatasi masalah anak
-
Ketidakefektifan
komunikasi anak dengan
orangtua
b. Diagnosa Keperawatan Komunitas
a.
Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan pada
lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik
b.
Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah b/d
kebiasaan anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur sebesar
75%, mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak 50
anak (40,6 %), 45 murid yang
bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 % dan sebesar 48.7% anak
usia sekolah beralasan tidak menggosok gigi karena tidak disuruh oleh
orang tuanya
c.
Risiko penyalahgunaan media cetak dan elektronik pada anak untuk
memperoleh informasi yang tidak sesuai dengan perkembangannya b/d
sumber informasi yang digunakan anak untuk mengetahui informasi tentang
gosok gigi sebelum tidur bersumber dari media khusunya televisi tentang
iklan pasta gigi sebesar 45%
d.
Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua b/d anak jarang diskusi
dengan orang tua untuk menyelesaikan masalah sebesar 60% dan perlunya
peran ortu untuk mengatasi masalah anak sebesar 99%.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan
pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat
yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan
sekolahnya sebagai sasaran utama.Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat
dan derajat kesehatan peserta didik, dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup
sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan
pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan istilah tiga program
pokok (trias) UKS. Peran perawat kesehatan sekolah yang paling utama yaitu
sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah. Salah satu fungsi peran
perawat sekolah yaitu memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan
individu dan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang
ada di sekolah.
b.
Saran
Saat ini fungsi UKS di sekolah terutama sekolah dasar belumlah
maksimal.diharapkan dengan adanya pengetahuan tentang UKS agar mampu
menciptakan pribadi siswa yang sehat sehingga siswa dapat mengoptimalkan
proses belajar mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah.
Jakarta, 2008.
Efendi F, Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2009
Kesehatan, D. (2010). pedoman untuk tenaga kesehatan, usaha kesehatan
sekolah . Jakarta: EGC.
Mubarak, & Chayatin. (2006). Usaha Kesehatan Sekolah. Bandung: Rama
Widya.
Natoadmodjo. (2012). Diagnosis keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: EGC.
RI, K. (2012). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan Disekolah. Jakarta:
EGC.
Download