Uploaded by User29249

kajian laju reaksi fotosintesis microalga tetraselmis chuii

advertisement
Kajian Awal Laju Reaksi
Fotosintesis untuk Penyerapan
Gas CO2 Menggunakan
Mikroalga Tetraselmis Chuii
Editorial Team
• Elida Purba* dan Ade Citra Khairunisa
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Lampung Jl. S.
Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
Presentation Team
• Arief Wahyu Kusuma (331810191)
• Yy Shyfva Bezta A (331810155)
• Yunianto (331810121)
Latar Belakang
Global Warming merupakan peristiwa
meningkatnya suhu bumi akibat dari
meningkatnya gas-gas rumah kaca di atmosfir
bumi,sehingga menyebabkan bumi terkena efek
seperti diselimuti kaca akibat penumpukan gas
rumah kaca yang menahan sinar matahari yang
masuk hingga tidak bisa di pantuulkan keluar
lagi dari atmosfer, sehingga terakumulasi dan
meningkatkan panas bumi.
Penyumbang Emisi
“Mencegah Lebih Baik
Daripada Mengobati”
BioFuel
penggunaan biofuel menggantikan bahan
bakar konvensional seperti batubara dimana
gas buang pabrik yang menggunakan
batubara mengandung CO2 jauh lebih tinggi
dibandingkan yang menggunakan biofuel
Situasi Global sekarang ini sudah
terlalu jauh untuk dikendalikan,
akibat dari kemajuan teknologi
dan tututan industrialisasi
Eco Manufacturing
Selain penggantian bakan bakar perlu tindak lanjut
dari pemain sektor industri dalam menjaga dan
melestarikan alam dengan berbagai inovasi
pengurangan emisi gas buang akibat kegiatan industri
Apa yang bisa
dilakukan....??
Reduce CO2
Sebagai tindak lanjut akumulasi dari CO2 di atmosfer
perlu dilakukan penanganan supaya tidak terlalu
parah, salah satu cara yang efektif adalah dengan
memanfaatkan proses dari Alam yaitu Fotosintesis
Mari kita bahas fotosintesis
Bio Reactor, dan manfaatnya
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Fotosintesis
fotosintesis adalah proses pembuatan
energi yang diperlukan tumbuhan yang
dibantu oleh cahaya matahari serta bahanbahan pendukung seperti CO2, air dan
unsur hara yang berguna untuk
kelangsungan hidup suatu tumbuhan. Perlu
diketahui bahwa proses fotosintesis ini
hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan yang
memiliki klorofil, tanpa adanya klorofil suatu
tumbuhan tidak akan dapat membuat
makanannya sendiri.
1
LOREM IPSUM
DOLOR SIT AMET,
LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET,
CU USU AGAM INTEGRE IMPEDIT.
microalgae
Tetraselmis Chuii
Tetraselmis chuii adalah jenis alga yang masuk
ke dalam kelompok alga hijau
(kelas Chlorophyceae). T. chuii termasuk alga
hijau uniseluler yang berbentuk oval sampai
elips dan mempunyai sifat selalu bergerak,
karena memiliki empat buah flagella. Alga ini
bergerak dengan menggunakan flagellanya
dan umumnya banyak ditemukan di daerah
estuarine dan genangan-genangan air di
daerah pasang surut (Koniyo,
2008). Tetraselmis chuii memiliki lebih banyak
pigmen klorofil daripada pigmen lainnya,
sehingga alga ini berwarna hijau yang dipenuhi
oleh plastid atau kloroplas (Prescott, 1978).
Photobioreactor
Fotobioreaktor adalah sebuah
Fotobioreaktor adalah suatu alat yang
dipergunakan dalam memproduksi
mikroalga yang dapat dipegunakan
untuk menyerap CO2. Kultur mikroalga
pada fotobioreaktor adalah salah satu
upaya untuk mengurangi emisi CO2 di
atmosfer, yang merupakan bagian dari
teknologi CCS (Carbon Capture and
Storage). Fotobioreaktor dijalankan
dengan sistem batch dalam waktu 1
siklus hidup mikroalga (10 – 12 hari).
fotobioreaktor dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu fotobioreaktor
sistem tertutup dan fotobioreaktor
sistem terbuka.
Sitem Terbuka
Pada budidaya menggunakan sistem
terbuka, budidaya dilakukan dengan
menggunakan kolam-kolam budidaya.
Sumber cahaya yang digunakan pada
fotobioreaktor sistem terbuka berasal
dari sumber cahaya alami (matahari)
Sitem Tertutup
Fotobioreaktor sistem tertutup
menggunakan bioreaktor yang dirancang
khusus untuk menumbuhkan alga.
Sumber cahaya yang digunakan pada
fotobioreaktor sistem tertutup dapat
berasal dari sumber cahaya alami
(matahari) ataupun sumber cahaya
buatan seperti lampu LED.[2].
Fotobioreaktor sistem tertutup memiliki
beberapa keunggulan daripada sistem
terbuka.
Laju Reaksi
Laju reaksi dapat didefinisikan sebagai
perubahan
konsentrasi
per
satuan
waktu. Berkurangnya konsentrasi CO2
yang merupakan reaktan dari reaksi
fotosintesis
menjadi
fokus
tinjauan
dalam penelitian ini. Dalam hal ini
diambil CO2 sebagai basis penentuan
laju reaksi pada reaksi
6H2O(l)+6CO2(g)+cahaya
Klorofil
C6H12O6(l) ( glukosa )+6O2(g)
. Untuk menentukan konstanta laju
reaksi, dibutuhkan data-data penelitian
yaitu waktu reaksi dan konsentrasi CO2
dalam reaktor.
Metode
Penelitian
1
Preparasi & Setting
merangkai peralatan seperti
menghubungkan tabung CO2 dengan
fotobioreaktor menggunakan regulator,
flow meter dan selang. Setelah semua
alat terpasang, lalu dilakukan
pengaturan laju alir udara dan juga
CO2 menggunakan flowmeter. Setelah
laju alir gas CO2 dan udara diatur,
dilakukan pengisian fotobioreaktor
dengan air laut dengan volume air laut
500 ml.
Eliminasi efek difusi
CO2 ke media kultur air
laut
2
Air laut di dalam fotobioreaktor perlu
dijenuhkan dengan gas CO2 sehingga
pengaruh difusi dapat diabaikan dalam
pengurangan CO2 dalam fotobioreaktor
Pengkulturan
Tetraselmis chuii
3
Bibit mikroalga Tetraselmis chuii dimasukkan
dalam fotobioreaktor dengan konsentrasi 50%
volume kultur. Setelah bibit dimasukkan ke
dalam fotobioreaktor, pada waktu yang sama
campuran gas CO2 2% dalam udara
diumpankan ke dalam reaktor
Sampling dan
analisis sampel
4
sampel diambil dari fotobioreaktor dan
jumlah sel dihitung menggunakan
haemacytometer yang diletakkan di
bawah mikroskop. Konsentrasi CO2
keluaran fotobioreaktor diukur dengan
menggunakan CO2 Analyser.
Modul
Penelitian
0,3321
0,33216
0,3321
0,6
0,28241
0,2497
0,16653
0,166
0,0824
0,0824
0
0
Jam Ke-1
0
35
Jam Ke-3
0,2857
0,2143
0,3
0,3571
0,2857
0,2413
0,2
0,1428
0,33
0,3
0,33
0,222
0,111
0,0467
0,0467
28
Jam Ke-1
Jam Ke-4
0,3571
0,4
0,4
0,2
0,5188
0,33
0,222
0,0467
0
30
SUHU
Jam Ke-2
0,5188
0,4399
0,5
0,1
Grafik CO2 Bereaksi
Bukaan 14%
0,1
Grafik CO2 Bereaksi Bukaan
9%
MOL/L
MOL/L
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
28
MOL/L
PEMBAHASAN
Grafik CO2 Bereaksi Bukaan
4%
30
SUHU
Jam Ke-2
Jam Ke-3
35
Jam Ke-4
Easy to change
colors, photos and
Text.
0,1428
0,0714
0
0
0
0
28
Jam Ke-1
30
SUHU
Jam Ke-2
Jam Ke-3
35
Jam Ke-4
Kondisi operasi yang divariasikan adalah temperatur yakni, 28C, 30C, dan 35oC serta umpan gas CO2
sebesar 4, 9, dan 14% dengan rancangan percobaan acak lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penyerapan tertinggi diperoleh pada suhu 30C dan 35oC untuk setiap konsentrasi masukan CO2..
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
• Kajian awal order reaksi fotosintesis terhadap CO2
menggunakan mikroalga Tetraselmis chuii masih
harus disempurnakan
• Peningkatan suhu menyebabkan konstanta laju
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
disarankan agar jumlah sel dijaga konstan untuk
reaksi meningkat, namun suhu yang tinggi dapat
meneliti pengaruh suhu sehingga nilai k dapat
menyebabkan menurunnya jumlah sel mikroalga
digunakan untuk penentuan energi aktivasi, dan
(katalis).
order reaksi.
Saran dari Peneliti
Thank You
“ Manusia rela merusak alam untuk
Menghasilkan Uang, tapi enggan
Mengeluarkan Uang untuk memperbaiki
alam”
Get a modern
PowerPoint
Presentation that
is beautifully
designed.
Download