METODA SCHEDULE LINEAR ( LINE OF BALANCE) Sekarang ini banyak sekali proyek besar seperti pembangunan apartemen/ rusun bertingkat, proyek jalan tol, proyek pipeline, proyek rumah masal seperti rumah untuk korban bencana Tsunami di Aceh yang kalau diteliti pelaksanaanya berupa pengulangan kerja (repetitive) sama seperti kegiatan perakitan pembuatan mobil. Dalam membuat skedul untuk proyek yang mempunyai kegiatan dalam suatu urutan yang menerus dan berulang tersebut, selain memakai Gantt Chart, Metoda Schedule Linear (line of Balance) maka metode skedul yang paling tepat digunakan untuk pengendalian skedul proyek yang bersifat berulang ( Selinger 1980, Barrie 1984, Edmund 1986, Pilcher 1992, Callahan 1992 ). Dengan Metoda Schedule Linear dapat dengan mudah diketahui kemajuan proyek tiap kegiatan pada setiap lokasi atau keseluruhan proyek pada waktu tertentu serta dapat memonitor kontinuitas kerja dari kelompok kelompok kerja tiap kegiatan. Kemiringan dari garis alir setiap kegiatan menunjukkan tingkat produktivitas dari kegiatan itu yang dalam kondisi seimbang, semakin tegak garis alir kegiatan tersebut maka semakin tinggi tingkat produktivitasnya. Proses Learning Curve menjadi bagian yang harus diperhitungkan pada awal kegiatan proyek. Penekanan kami sejauh ini telah mengembangkan dan menggunakan metode jalur kritis (CPM) untuk penjadwalan proyek konstruksi. Namun demikian, beberapa jenis pekerjaan yang tidak cocok menggunakan CPM, seperti proyek yang tidak mudah dibagi menjadi segmen pekerjaan. Dalam bab ini, kita akan membahas alternatif untuk CPM penjadwalan online keseimbangan penjadwalan-dan memberikan contoh ilustratif. LoB adalah metode yang menggunakan keseimbangan operasi, yaitu tiap-tiap kegiatan adalah kinerja yang terus menerus. Keuntungan utama dari metodologi LoB adalah menyediakan tingkat produktifitas dan informasi durasi dalam bentuk format grafik yang lebih mudah. Selain itu, plot LoB juga dapat menunjukkan dengan sekilas apa yang salah pada kemajuan kegiatan, dan dapat mendeteksi potensial gangguan yang akan datang. Dengan demikian, LoB mempunyai pemahaman yang lebih baik untuk proyekproyek yang tersusun dari kegiatan berulang daripada teknik penjadwalan yang lain, karena LoB memberikan kemungkinan untuk mengatur tingkat produktifitas kegiatan, mempunyai kehalusan dan efisiensi dalam aliran sumber daya, dan membutuhkan sedikit waktu dan upaya untuk memproduksinya daripada penjadwalan network (Arditi dan Albulak, 1986). 1. Kapan Menggunakan Line of Balance Scheduling Sebagaimana telah kita lihat, CPM didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar pekerjaan konstruksi dapat dipecah menjadi kegiatan yang terpisah, yang kemudian dapat dianalisis dan sequencing untuk menemukan yang terbaik jadwal keseluruhan untuk menyelesaikan pekerjaan. Ini berarti bahwa ketika suatu kegiatan yang terdiri dari satu jenis pekerjaan berakhir, setelah waktu yang relatif singkat, kita harus kemudian dilanjutkan dengan kru yang berbeda dan mengatur peralatan untuk melakukan pekerjaan aktivitas berikutnya. Misalnya, untuk membangun rumah khas, kita harus kelas situs, menggali pondasi dan tempat itu, bingkai struktur, dan kemudian menginstal berpihak dan atap sehingga rumah dikeringkan dalam. Setelah selesai, kita bisa kemudian kasar di interior dan menginstal selesai. Tak satu pun dari kegiatan ini biasanya berlangsung selama lebih dari satu bagian kecil dari durasi konstruksi secara keseluruhan, dan masing-masing kru umumnya bertanggung jawab untuk hanya sebagian dari pekerjaan. Juga, kru biasanya tidak bekerja terus menerus di seluruh lingkup pekerjaan atau untuk jangka waktu yang lama. 2. Teknik Umum Seperti CPM, mengembangkan garis jadwal keseimbangan (LOB) dapat dipecah menjadi serangkaian langkah-langkah dasar yang membangun satu sama lain. Juga, meskipun garis keseimbangan menggunakan konsep yang berbeda dari BPS, ternyata beberapa teknik kita digunakan dalam CPM juga berguna di sini. Dalam kasus apapun, langkah-langkah dasar untuk membuat jadwal LOB baik adalah sebagai berikut Langkah 1: Break Down Kerja ke Aktivitas atau Tugas Langkah pertama adalah untuk membagi pekerjaan ke dalam kegiatan dan kru yang dapat bergerak sebagai unit sepanjang urutan kerja. breakdown ini biasanya didefinisikan oleh hubungan fisik, maupun oleh kelompok awak. Sebagai contoh, jika proyek ini adalah untuk membangun jalan, meletakkan kursus dasar adalah tugas yang berbeda dari paving. Pada langkah ini, pertimbangan yang paling penting adalah untuk mendefinisikan kegiatan-kegiatan atau tugas yang memiliki kru yang bergerak sebagai unit sepanjang jalan kerja, dan yang bergerak lebih atau kurang terus menerus dan secara independen sebagai unit dari satu ujung ke ujung. 2 Langkah 2: Hitung keseluruhan Durasi untuk Setiap Kegiatan Langkah kedua dari proses ini adalah identik dengan menghitung durasi aktivitas untuk jadwal CPM. Pada langkah ini, scheduler menentukan berapa banyak pekerjaan dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan, memutuskan kru dan tingkat produksi, kemudian menghitung berapa lama pekerjaan akan mengambil untuk seluruh kegiatan. 3 Langkah 3: Plot Semua Aktivitas pada Bagan Tunggal Langkah ini berbeda dari jadwal CPM dalam, bukan menciptakan diagram logika dan kemudian melakukan maju dan mundur, scheduler akan mewakili urutan kerja dan waktu untuk setiap kegiatan dan proyek secara keseluruhan dalam satu diagram. Format khas untuk garis jadwal keseimbangan ditunjukkan pada Gambar 9.1. Praktek standar adalah untuk perencanaan bekerja pada sumbu Y, dan waktu pada sumbu X. Perlu dicatat bahwa pekerjaan dapat diukur dalam unit yang sesuai. 4 Langkah 4: Periksa Plot Hasil, dan Sesuaikan Hasil Kemajuan Setelah jadwal pertama telah diplot, maka perlu untuk memeriksa hasil untuk melihat apakah mereka dapat lebih disempurnakan untuk merencanakan proyek untuk campuran terbaik dari kru dan waktu proyek secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan mengamati lereng garis aktivitas dan menyesuaikan ukuran kru, peralatan, dan sebagainya baik mempercepat kegiatan atau memperlambatnya. Konvensi kami adalah bahwa lereng curam mewakili kegiatan yang bergerak cepat; lereng dangkal merupakan kegiatan yang lebih lambat. Kami akan mencakup proses ini secara rinci karena kami bekerja melalui penjadwalan contoh masalah, yang mengikuti bagian ini. Teknik Perhitungan LoB Langkah – langkah dalam metode LoB adalah sebagai berikut (Thomas E. Uher, 1996): 1. Perencanaan urutan pelaksanaan masing-masing pekerjaan dalam bentuk diagram lengkap dengan estimasi waktu (single network planning) untuk satu putaran kegiatan repetitif 2. Menentukan lamanya waktu (duration l lead time) untuk pelaksanaan tiap komponen kegiatan. 3. Menentukan waktu penyerahan (Delivery Program) ataupun asumsi berupa unit tiap minggu bisa laku terjual, yang merupakan perkiraan awal pada perencanaan kemudian di cocokkan pada diagram 4. Menentukan waktu penyangga (buffer time) yang merupakan perkiraan besarnya waktu yang dibutuhkan untuk mengantisipasi adanya keterlambatan pada suatu 5. Menggambarkan diagram 6. Menyesuaikan grafik LoB dengan kondisi proyek di 7. Menggunakan jadwal LoB sebagai alat