ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS DENGAN POSTPARTUM BLUES (Diajukan untuk melengkapi tugas Midwifery III) Dosen Pengampuh : Putri Rahma D. M.Tr. Keb Disusun Oleh : KELOMPOK VI DESTI GITA SARI (1904067) FRANSISKA ELDA (1904077) LITA WASTI NEONBANU (1904086) NURQAINAH (1904096) SITI FIRDAYANTI (1904105) PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2019 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Allah swt, karna atas rahmat dan karunianya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas Makalah ini. Adapun judul makalah ini adalah “ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS DENGAN POSTPARTUM BLUES”. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Midwifey III pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Karya Husada Semarang. Kelompok kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun susunan tata Bahasa. Hal ini karena pengetahuan kelompok kami yang masih terbatas. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih banyak, harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi kelompok kami dan pembaca sekalian. Semarang, 17 September 2019 Kelompok VI 2 DAFTAR ISI SAMPUL .................................................................................................... 1 KATA PENGANTAR ............................................................................... 2 DAFTAR ISI .............................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 4 A. Latar Belakang ................................................................................ 4 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6 BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................... 7 A. Definisi Post Partum Blues ............................................................. 7 B. Penyebab Post Partum Blues........................................................... 7 C. Gejala-Gejala Post Partum Blues .................................................... 8 D. Masalah pada Post Partum Blues .................................................... 9 E. Penatalaksanaan Post Partum Blues ................................................ 10 F. Cara Mencegah Post Partum Blues ................................................ 11 G. Peran Bidan .................................................................................... 13 BAB III PENUTUP ................................................................................... 14 A. Kesimpulan ..................................................................................... 14 B. Penutup............................................................................................ 14 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16 LAMPIRAN ............................................................................................... 17 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita. Berbagai reaksi ibu setelah melahirkan akan mempengaruhi sikap, perilaku dan tingkat emosional. Tekanan psikologis setelah persalinan merupakan gejala emosional dan perasaan dimana seseorang merasa murung, tidak bisa tidur, pelelahan fisik yang berlebihan, dan tidak mengetahui apa yang bisa dilakukan atas peranannya yang baru. Tekanan psikologis setelah persalinan mempunyai beberapa gejala antara lain gejala fisik seperti tidak dapat tidur, tidur berlebihan, tidak dapat berpikir jernih, merasa dikekang oleh suatu keadaan dan tidak dapat keluar dirinya, serta merasa lelah dan gerak geriknya menjadi lamban. Emosi yang positif dan hubungan kasih sayang akan memperlihatkan pengaruh orang tua terhadap pemeliharaan anak.1 Proses persalinan adalah peristiwa besar dalam kehidupan individu yang akan mempengaruhi perubahan peran. Peran dan ketegangan peran dikatakan mempengaruhi perkembangan depresi terutama wanita. Peran baru merupakan krisis yaitu gangguan internal yang ditimbulkan oleh peristiwa yang menegangkan atau ancaman yang dirasakan pada diri seseorang. Krisis mempunyai keterbatasan waktu dan konflik yang berat dan dapat merupakan periode peningkatan kerentanan, yang dapat menstimulasi pertumbuhan personal. Apa yang dilakukan seseorang terhadap krisis akan menentukan pertumbuhan atau di organisasi bagi orang tersebut. Depresi postpartum atau depresi yang dialami setelah melahirkan. Berbeda dengan babyblues syndrome yang dialami oleh 10-20% ibu muda. Babyblues syndrome terjadi hingga beberapaminggu setelah melahirkan, sementara depresi postpartum blues terjadi hingga beberapa bulan setelah melahirkan. Tidak ada batasan jelas kapan babyblues syndrome berubah menjadi depresi postpartum. Kasus depresi postpartum di Indonesia 4 mencapai 2 juta kasus per tahun. Depresi pada saat hamil menambah risiko mengalami depresi postpartum. Distress ringan efektif yang berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari dan dikenal sebagai post partum blues adalah umum tetapi memiliki sedikit efek setelah minggu pertama atau kedua setelah minggu pertama atau kedua setelah melahirkan. Depresi pascamelahirkan, yang memiliki prevalensi 10-15%, lebih serius karena dapat berlangsung selama beberapa bulan dan mengganggu kemampuan wanita untuk berfungsi dalam banyak perannya. Secara klinis dan sehubungan engan faktor-faktor penyebab depresi post partum tampaknya menyerupai depresi yang terjadi di waktu lain. Perubahan yang menimbulkan stress dan permasalahannya dalam kehidupan adalah normal. Untuk menghindari ketidak keberdayaan kelelahan fisik, peningkatan emosional dan krisis psikologis maka manusia harus belajar menghadapi masalah dengan efektif melalui mekanisme adaptasi atau penyesuaian. Penyesuaian dapat didefinisikan sebagai interaksi manusia yang kontinu dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan dunia Anda. Ketiga faktor ini secara konstan mempengaruhi kehidupan dan hubungan tersebut bersifat timbal balik. Sensasi, persepsi terhadap lingkungan dan lingkungan itu sendiri mempengaruhi penyesuaian. Penyesuaian adalah suatu yang dihadapi manusia setiap waktu dan otomatis bernafas, namun demikian walaupun penyesuaian bersifat alamiah untuk menyelesaikan permasalahan yang tidak harus otomatis. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran dan kematian. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh perubahan ukuran tubuh, bentuk, penampilan fungsi tubuh dan perubahan fisik berhubungan dengan pertumbuhan normal. 5 Keluarga mempunyai peranan yang besar memberikan bantuan psikologis dan dukungan psikologis pada ibu. Keluarga banyak memberikan pertolongan dan bantuan pada ibu setelah persalinan. Semua yang diberikan lebih bersifat kebutuhan fisiologis karena pengetahuan akan ilmu perilaku dan psikologis itu sendiri sedikit atau mungkin tidak dimiliki oleh ibu dan keluarga. Keluarga teman dari orang tua berperan penting dalam sistem sosial pada ibu melahirkan.2 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana definisi post partum blues? 2. Bagaimana etiologi post partum blues ? 3. Apa gejala post partum blues ? 4. Apa masalah post partum blues ? 5. Bagaimana cara mencegah post partum blues ? 6 BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Post Partum Blues Postpartum blues adalah suasana hati yang dirasakan oleh wanita setelah melahirkan yang berlangsung selama 3-6 hari dalam 14 hari pertama pasca melahirkan, di mana perasaan ini berkaitan dengan bayinya.3 Postpartum blues merupakan salah satu bentuk gangguan perasaan akibat penyesuaian terhadap kelahiran bayi, yang muncul pada hari pertama sampai hari ke empat belas setelah proses persalinan, dengan gejala memuncak pada hari ke lima (Perry et al, 2010). Postpartum blues/baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan tidak nyaman setelah persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri. Ketika plasenta dikeluarkan pada saat persalinan, terjadi perubahan hormon yang melibatkan endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh ibu, yang dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental dan emosional ibu.4 B. Penyebab Post Partum Blues Penyebab postpartum blues pada ibu menurut Mansur (2009 : 156157): 1. Faktor hormonal, berupa perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin, dan estrol yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Kadar estrogen turun secara bermakna setelah melahirkan. Ternyata estrogen memiliki efek supresi terhadap aktivasi enzim monoamine oksidase, yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktivasi, baik noradrenalin maupun serotonin yang berperan dalam suasana hati dan kejadian depresi. 7 2. faktor demografik, yaitu umur dan paritas. 3. pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan, kesulitankesulitan yang dialami ibu selama kehamilannya akan turut memperburuk kondisi ibu pasca melahirkan. Sedangkan pada persalinan, hal-hal yang tidak menyenangkan bagi ibu mencakup lamanya persalinan serta intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan, seperti ibu yang melahirkan dengan cara operasi caesar (sectio caesarea) akan dapat menimbulkan perasaan takut terhadap peralatan operasi dan jarum. 4. Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan, seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, status sosial ekonomi, serta keadekuatan dukungan sosial dari lingkungannya (suami, keluarga, dan teman). 5. kelelahan fisik, kelelahan fisik karena aktivitas mengasuh bayi, menyusui, memandikan, mengganti popok, dan menimang sepanjang hari bahkan tak jarang di malam buta sangatlah menguras tenaga. Apalagi jika tidak ada bantuan dari suami atau anggota keluarga yang lain.4 C. Gejala-Gejala Post Partum Blues Gejala-gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang ibu. Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau 6 hari setelah melahirkan. Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya, yaitu : 1. Sering tiba-tiba menangis karena merasa tidak bahagia 2. Tidak sabar 3. Penakut 4. Tidak mau makan 5. Tidak mau bicara 8 6. Sakit kepala sering berganti mood 7. Mudah tersinggung (iritabilitas) 8. Merasa terlalu sensitif dan cemas berlebihan 9. Tidak bergairah 10. Tidak percaya diri 11. Khususnya terhadap hal yang semula sangat diminati 12. Tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat keputusan 13. Merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru saja dilahirkan 14. Merasa tidak menyayangi bayinya 15. Insomnia yang berlebihan.2 D. Masalah pada Post Partum Blues Beberapa masalah yang dapat timbul pada klien yang mengalami Postpartum Blues diantaranya : 1. Menangis dan ditambah ketakutan tidak bisa memberi asi 2. Frustasi karena anak tidak mau tidur 3. Ibu merasa lelah, migraine dan cenderung sensitive 4. Merasa sebal terhadap suami 5. Masalah dalam menghadapi omongan ibu mertua 6. Menangis dan takut apabila bayinya meninggal 7. Menahan rasa rindu dan merasa jauh dari suami 8. Menghabiskan waktu bersama bayi yang terus menerus menangis sehingga membuat ibu frustasi 9. Perilaku anak semakin nakal sehingga ibu menjadi stress 10. Adanya persoalan dengan suami 11. Stress bila bayinya kuning 12. Adanya masalah dengan ibu 13. Terganggunya tidur ibu pada malam hari karena bayinya menangis 14. 1Jika ibu mengalami luka operasi, yang rasa sakitnya menambah masalah bagi ibu. 15. Setiap kegiatan ibu menjadi terbatas karena hadirnya seorang bayi. 9 16. Takut melakukan hubungan suami isteri karena takut mengganggu bayi. 17. Kebanyakan para ibu baru ingin pulang ke rumah orangtuanya dan berada didekat ibunya.5 E. Penatalaksanaan Post Partum Blues Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan penanganan di tingkat perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara bersama-sama, dengan melibatkan lingkungannya, yaitu: suami, keluarga dan juga teman dekatnya. Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada dua cara yaitu : Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara : 1. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi 2. Dapat memahami dirinya 3. Dapat mendukung tindakan konstruktif. 4. Dengan cara peningkatan support mental Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga diantaranya : 1. Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu dll. 2. Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi kesibukan merawat bayi 3. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya 10 4. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir 5. Memperbanyak dukungan dari suami 6. Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan 7. Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan 8. Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu 9. mengganti suasana, dengan bersosialisasi 10. Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya Selain hal diatas, penanganan pada klien postpartum blues pun dapat dilakukan pada diri klien sendiri, diantaranya dengan cara : 1. Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi 2. Tidurlah ketika bayi tidur 3. Berolahraga ringan 4. Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu 5. Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi 6. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan 7. Bersikap fleksibel 8. Kesempatan merawat bayi hanya datang 1 x 9. Bergabung dengan kelompok ibu.5 F. Cara Mencegah Post Partum Blues Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko Postpartum Blues yaitu : 1. Pelajari diri sendiri Pelajari dan mencari informasi mengenai Postpartum Blues, sehingga Anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka Anda akan segera mendapatkan bantuan secepatnya. 11 2. Tidur dan makan yang cukup Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama periode postpartum dan kehamilan. 3. Olahraga Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat Anda merasa lebih baik dan menguasai emosi berlebihan dalam diri Anda. 4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli rumah atau pindah kerja, sebelum atau setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara sederhana dan menghindari stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah menyembuhkan postpartum yang diderita. 5. Beritahukan perasaan Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang Anda inginkan dan butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri. Jika memiliki masalah dan merasa tidak nyaman terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau orang terdekat. 6. Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan Dukungan dari keluarga atau orang yang Anda cintai selama melahirkan, sangat diperlukan. Ceritakan pada pasangan atau orangtua Anda, atau siapa saja yang bersedia menjadi pendengar yang baik. Yakinkan diri Anda, bahwa mereka akan selalu berada di sisi Anda setiap mengalami kesulitan. 7. Persiapkan diri dengan baik Persiapan sebelum melahirkan sangat diperlukan. 8. Senam Hamil Senam hamil akan sangat membantu Anda dalam mengetahui berbagai informasi yang diperlukan, sehingga nantinya Anda tak 12 akan terkejut setelah keluar dari kamar bersalin. Jika Anda tahu apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat melahirkan akan dapat dihindari. 9. Lakukan pekerjaan rumah tangga 10. Dukungan emosional Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga, akan membantu Anda dalam mengatasi rasa frustasi yang menjalar. Ceritakan kepada mereka bagaimana perasaan serta perubahan kehidupan Anda, hingga Anda merasa lebih baik setelahnya.5 G. Peran Bidan 1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas. 2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga. 3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman (bisa dengan mengajari teknik hipnobreastfeeding kepada ibu) 4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi 5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan 6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman. 7. Melakukan menejemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencara tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas 8. Memberikan asuhan secara profesional. 6 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Baby blues atau postpartum blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan tidak nyaman setelah persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri. Ketika plasenta dikeluarkan pada saat persalinan, terjadi perubahan hormon yang melibatkan endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh Ibu, yang dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental dan emosional Ibu. Penanganan gangguan mental postpartum pada prinsipnya tidak berbeda dengan penanganan gangguan mental pada momen-momen lainya. Para ibu ini membutuhkan dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang harus juga dipenuhi. Mereka membutuhkan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dari situasi yang menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan pengobatan dan/atau istirahat, dan seringkali akan merasa gembira mendapat pertolongan yang praktis. Inti dari Asuhan yang diberikan mencakup perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis klien secara bersamaan dengan melibatkan lingkungannya, yaitu: suami, keluarga dan juga teman dekatnya. B. Saran Dengan pembuatan makalah ini diharapkan pembaca bisa memahami konsep dasar postpartum blues dan bagaimana penerapan asuhan yang tepat diberikan kepada pasien yang menderita masalah tersebut. Post-partum blues ini dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang ringan oleh sebab itu sering tidak dipedulikan sehingga tidak terdiagnosis dan tidak ditatalaksanai sebagaimana seharusnya, akhirnya dapat menjadi masalah yang menyulitkan, tidak menyenangkan dan dapat membuat perasaan perasaan tidak nyaman 14 bagi wanita yang mengalaminya. Setelah diketahui bagaimana asuhan yang benar maka diharapkan postpartum blues ini berkurang atau dapat ditangani dengan benar. Selain itu, diharapkan pembaca dapat membagi informasi ini kepada masyarakat dan dapat mempraktekkan ilmunya saat di lapangan nantinya. 15 DAFTAR PUSTAKA 1) Fontaine, K.R., Jones, L.C. 1997. Self-esteem, optimism, and postpartum depression. Journal Clinical Psychology. Vol. 53, 59-63. 2) Grinspun, D. 2005. Intervention for Postpartum Depression. Ontario: Registered Nurses’ Association of Ontario. 3) Diah Ayu Fatmawati. 2015. Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Post Partum Bleus. file:///C:/Users/HP/Downloads/475-897-1SM.pdf. Diakses oleh Siti Firdayanti tanggal 17 September 2019 pukul 21.52 wib. 4) Allades Monalisa Jayasima, dkk. 2014. Postpartum Blues Syndrome Pada Kelahiran Anak Pertama . file:///C:/Users/HP/Downloads/4441Article%20Text-9121-1-10-20141222%20(1).pdf. Diakses oleh Siti Firdayanti tanggal 17 September 2019 pukul 22.08 wib. 5) Krisdiana Wijayanti , dkk. 2013. Gambaran Faktor- faktor Risiko Postpartum Blues Di Wilayah Kerja Puskesmas Blora. http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/article/view/107 . Diakses oleh Siti Firdayanti tanggal 17 September 2019 pukul 21.46 wib 6) Elisabeth . 2017. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS. 16 LAMPIRAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.A UMUR 22 TAHUN P1A0 DENGAN POSTPARTUM BLUES DI RB DR. JOHAN SEMARANG Ruang : Aster 1 Tanggal : 03/09/2019 No. Register : 00905015 I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI Nama : Ny. A Nama : Tn. D Umur : 22 Tahun Umur : 24 Tahun Agama : Islam Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta Alamat : Pucang Sawit 01/05 Tembalang, Jawa Tengah B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF) Tanggal Masuk: 03 September 2019 Waktu :16.00WIB 1. Alasan utama pada waktu masuk Ibu mengatakan baru saja melahirkan pada tanggal 01 September 2019 pukul 20.00 WIB 2. Keluhan Ibu mengatakan merasa terganggu karena bayinya rewel sehingga ibu sulit tidur dan tidak nafsu makan. 17 3. Riwayat penyakit a. Riwayat penyakit sekarang Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (Dm, Hipertensi), menahun (TBC, jantung), menular (TBC), dan tidak punya riwayat kembar b. Riwayat penyakit dahulu Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular (Dm, Hipertensi), menahun (TBC, jantung), menular (TBC), dan tidak punya riwayat kembar c. Riwayat penyakit keluarga Ibu mengatakan dari keluarga nya dan keluarga suami tidak ada yang menderita penyakit menurun (hipertensi, jantung, DM) dan penyakit menular (HIV, AIDS. HEPATITIS) 4. Riwayat Perkawinan a. Usia menikah : 21 tahun b. Ibu mengatakan sudah menikah selama 1 tahun dan ini adalah pernikahan pertamanya. 5. Riwayat Obstetri . a. Riwayat menstruasi 1) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama umur ± 13 tahun 2) Siklus : Ibu mengatakan jarak haid tiap bulan + 28 hari 3) Lama : Ibu mengatakan lama haid nya + 7 hari 4) Banyaknya : Ibu mengatakan haidnya teratur. 5) Sidat darah : Ibu mengatakan darah haid yang keluar merah segar dan ada sedikit gumpalan 6) Disminorhea : Ibu mengatakan kadang merasa nyeri haid tapi tidak sampai mengganggu aktivitas. b. Riwayat keluarga berencana Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun selama perkawinan 18 6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu No 1 Tgl/ th Partus 1 Sep 19 Tempat Partus RB Anak UK Jenis Partus Penolong 39 mg Spontan Bidan JK BB L 3000 Nifas Keadaan Sekarang PB Keadaan Laktasi 49 Baik Lancar a. Riwayat hamil ini 1) HPHT : 02 Januari 2018 2) HPL : 09 September 2019 3) Keluhan-Keluhan pada a) Trimester I: Ibu mengatakan mual mutah tapi tidak sampai mengganggu aktivitas b) Trimester II: Ibu mengatakan tidak ada keluhan c) Trimester III: Ibu mengatakan sering BAK 4) ANC a) Trimester I: Ibu mengatakan periksa kehamilan 2 kali. Umur kehamilan 4 minggu dan 8 minggu b) Trimester II: Ibu mengatakan periksa kehamilan 3 kali. Umur kehamilan 12 minggu, 14 minggu, dan 20 minggu c) Trimester III : Ibu mengatakan periksa kehamilan 5 kali. Umur kehamilan 26 minggu, 30 minggu, 32 minggu, 36 minggu, 38 minggu 5) Penyuluhan yang pernah di dapat Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang tablet Fe dan persiapan persalinan 6) Imunisasi TT A. TT1: Ibu mengatakan mendapat imunisasi TT pada saat umur kehamilan 3 bulan tanggal 25 Maret 2019 B. TT2: Ibu mengatakan mendapat imunisasi TT ulangan pada saat umur kehamilan 4 bulan tanggal 25 April 2019 19 Sehat 7) Gerakan janin Ibu mengatakan sudah mulai merasakan gerakan janin saat usia kehamilan 4 bulan b. Riwayat persalinan Ini 1) Tempat persalinan : RB 2) Penolong : Bidan 3) Tanggal / jam : 01 September 2019 Pukul: 20.00 WIB 4) Jenis persalinan : Spontan 5) Tindakan lain : Tidak ada 6) Komplikasi : Tidak ada 7) Perinium Ruptur/tidak: Ya, derajat 2 Dijahit/tdak : Ya, hecting jelujur c. Pola kebiasaan sehari-hari 1) Nutrisi Diet makanan : Ibu mengatakan tidak ada diet makanan selama nifas Perubahan pola makan : Tidak ada perubahan pola makan hanya porsinya berkurang karena ibu nya tidak nafsu makan 2) Eliminasi BAK: Ibu mengatakan BAK4-5 kali/hari warna kuning jernih, bau khas urine BAB: Ibu mengatakan BAB 1-2 kali/hari warna kecoklatan, konsistensi lunak, bau khas 3) Istirahat Ibu mengatakan sulit tidur. Tidur malam ± 4 jam dan tidur siang ± 1 jam 4) Personal hygine Ibu mengatakan kurang memperhatikan kebersihan dirinya 20 setelah habis melahirkan 5) Keadaan psikososial Ibu mengatakan cemas dengan keadaan nya dan keadaan bayinya 6) Riwayat sosial budaya Dukungan keluarga : Ibu mengatakan keluarga suaminya kurang mendukung selama hamil Keluarga yang tinggal serumah: Ibu mengatakan serumah tinggal dengan suaminya Pantang makanan: Ibu mengatakan tidak berpantang makanan apapun Kebiasaan adat istiadat: ibu mengatakan ada kebiasaan syukuran kelahiran bayi setelah melahirkan Penggunaan obat/ rokok: Ibu mengatakan tidak merokok begitupun dengan suaminya serta tidak menggunakan obatobatan diluar dari tenaga kesehatan begitupun dengan suaminya C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF) 1. Status generalis a. Keadaan umum : Cukup b. Kesadaran : Composmentis c. Tanda - Tanda Vital Tekanan Darah : 110/70 mmHg Suhu : 36,7 º c Nadi : 82 x/menit Respirasi : 22 x/ menit d. Tinggi Badan : 158 cm e. BB sebelum hamil : 52 kg f. BB sekarang : 59 kg g. LLA : 24 cm 21 2. Pemeriksaan sistematis a. Kepala 1) Rambut : Hitam, berminyak, sedikit rontok 2) Muka : Simestris, tidak oedema, tidak pucat, kusam 3) Mata a) Oedema : Tidak oedema b) Conjungtiva : Merah muda c) Sklera : Putih 4) Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada sekret 5) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada serumen 6) Mulut/gigi/gusi : Simetris, bersih, tidak pucat, tidak pecah- pecah, gigi tidak caries, gusi tidak berdarah b. Leher 1) Kelenjar gondok : Tidak terdapat benjolan 2) Tumor/benjolan : Tidak terdapat benjolan 3) kelenjar limfe : Tidak terdapat pembesaran c. Dada dan aksila 1) Mammae a) Pembengkakan : Tidak terdapat pembengkakan b) Tumor : Tidak terdapat benjolan c) Simetris : Simetris kanan dan kiri d) Aerola : Hyperpigmentasi e) Puting susu : Menonjol f) Kolostrum / ASI : Sudah keluar 2) Aksila a) Benjolan : Tidak terdapat benjolan b) Nyeri : Tidak terdapat nyeri tekan 22 d. Ekstremitas 1) Atas :Simetris, tidak oedema, jari-jari lengkap 2) Bawah a) Varises : Tidak terdapat verises b) Oedema : Tidak terdapat oedema c) Betis : Normal, tidak terdapat bengkak dan kemerahan d) Homan sign : (-) kanan (-) kiri 3) Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis) a) Abdomen Inspeksi Pembesaran perut: Normal Linea alba/ nigra: Linea nigra Strie albican/ livide: Strie albican Kelainan: Tidak ada Palpasi Kontraksi : Keras TFU : 1 jari dibawah pusat Kandung kemih : Kosong Anogenital Genital Tidak ada varices, tampak pengeluaran lokhia rubra, tampak jahitan pada perineum ruptur tingkat II (jumlah jahitan 6) dan masih basah, tidak merah dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Perineum Tidak ada oedema, ada nyeri tekan pada perineum Anus Tidak ada hemoroid 23 3. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan Laboratorium : HB: 12 gr % b. Pemeriksaan penunjang lain: Tidak dilakukan II. INTERPRETASI DATA Tanggal Masuk: 03 September 2019 Pukul: 16.25 WIB A. DIAGNOSA KEBIDANAN Ny. A P1A0 Umur 22 tahun postpartum hari ke 2 dengan postpartum blues DATA DASAR 1. Ibu mengatakan bernama Ny. A umur 22 tahun 2. Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya tanggal 01 September 2019 pukul 20.00 WIB dan berjenis kelamin laki-laki 3. Ibu mengatakan ini anak pertama dan belum pernah keguguran 4. Ibu mengatakan sulit tidur dan tidak nafsu makan 5. Ibu mengatakan merasa terganggu karena bayinya rewel sehingga ibu sulit tidur dan tidak nafsu makan DATA OBYEKTIF 1. Keadaan umum : Cukup 2. Kesadaran : Composmentis 3. Tanda – Tanda Vital Tekanan Darah: 110/70 mmHg Suhu: 36,7 ºC Nadi: 82 x/menit Respirasi: 22 x/menit 4. Rambut : Hitam, berminyak, sedikit rontok 5. Muka : Simestris, tidak oedema, tidak pucat, kusam 6. TFU : 1 jari dibawah pusat 7. Kontraksi : Keras 24 B. MASALAH Ibu cemas dengan keadaannya dan keadaan bayinya 1. KEBUTUHAN Dukungan moril dan suport mental III. DIAGNOSA POTENSIAL Depresi postpartum IV. TINDAKAN SEGERA Konsultasi dengan tenaga kesehatan seperti bidan, dokter spesialis jiwa atau psikiater V. RENCANA TINDAKAN Tanggal Masuk: 03 September 2019 Pukul: 16.30 WIB 1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan 2. Beritahu pada ibu bahwa dirinya adalah ibu yang baik. 3. Beritahukan ibu untuk memperlakukan dirinya dengan baik 4. Anjurkan ibu untuk menceritakan segala permasalahan atau hal lain yang ingin diungkapkan kepada teman atau kerabat terdekat. 5. Anjurkan ibu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mengurangi kekhawatirannya 6. Berikan ibu KIE tentang tanda bahaya masa nifas VI. PELAKSANAAN TINDAKAN Tanggal Masuk: 03 September 2019 Pukul: 16.35 WIB 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu sedang mengalami sindrome postpartum bues 2. Memberitahu ibu bahwa dirinya adalah ibu yang baik dan mampu merawat anaknya dengan baik 3. Memberitahu ibu untuk memperlakukan dirinya dengan baik, dengan cara: a. Makan makanan yang bergizi. b. Banyak istirahat dan tidur. c. Pergi keluar untuk mendapat cahaya matahari. 25 d. Berlatih secara rutin (berjalan selama 20 menit atau lebih). e. Menyediakan waktu untuk diri sendiri (untuk sejenak menghindari tugas-tugas dan urusan bayi). f. Melewatkan waktu bersama teman-teman. 4. Menganjurkan ibu untuk menceritakan segala permasalahan atau hal lain yang ingin diungkapkan kepada teman atau kerabat terdekat. 5. Menganjurkan klien untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mengurangi kekhawatirannya 6. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas dengan cara: a. Menjelaskan tentang perdarahan yang keluar dari jalan lahir secara tiba-tiba dan bertambah banyak, yang ditandai ganti pembalut 2 kali selama 30 menit b. Menjelaskan tentang pengeluaran dari jalan lahir yang berbau busuk c. Menjelaskan tentang rasa sakit atau nyeri di bagian perut atau punggung d. Menjelaskan tentang tanda-tanda hipertensi diantaranya tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg, sakit kepala yang terus menerus dan menetap, nyeri ulu hati, pandangan mata kabur, oedema pada muka dan tangan e. Menjelaskan tentang tanda-tanda infeksi diantaranya demam, muntah, rasa sakit saat BAK, atau tidak enak badan f. Menjelaskan tentang permasalahan pada payudara diantaranya payudara berubah jadi merah, panas, terasa sakit, bengkak, puting lecet atau keluar nanah g. Menjelaskan tentang kehilangan nafsu makan selama masa nifas h. Menjelaskan tanda-tanda tromboplebitis diantaranya betis terasa nyeri atau sakit, kemerahan, dan panas i. Menjelaskan tentang sindrome baby blues diantaranya perasaan yang sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri sendiri j. Menjelaskan tentang perasaan yang letih atau nafas yang terengah- 26 engah k. Memberitahu ibu untuk melakukan tindakan jika mengalami tanda bahaya untuk segera datang ke tenaga kesehatan. VII. EVALUASI Tanggal Masuk: 03 September 2019 Pukul: 17.10 WIB 1. Ibu sudah tahu ibu hasil pemeriksaan 2. Ibu sudah mengerti bahwa dirinya adalah ibu yang baik 3. Ibu bersedia untuk memperlakukan dirinya dengan baik 4. Ibu bersedia untuk menceritakan segala permasalahan atau hal lain yang ingin diungkapkan kepada teman atau kerabat terdekat. 5. Ibu bersedia untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mengurangi kekhawatirannya 6. Ibu sudah tahu tentang tanda bahaya masa nifas 27 DATA PERKEMBANGAN I Tanggal 04 September 2019 Pukul : 16.30 WIB S: 1) Ibu mengatakan masih sulit tidur 2) Ibu mengatakan masih tidak nafsu makan 3) Ibu mengatakan merasa terganggu ketika bayinya rewel O: 1) Keadaan umum : Cukup 2) Kesadaran : Composmentis 3) Tanda – Tanda Vital : 36,7 ºC Tekanan Darah : 110/70 mmHg Suhu Nadi : 82 x/i Respirasi: 22 x/i 4) Rambut : Hitam, berminyak, sedikit rontok 5) Muka : Simestris, tidak oedema, tidak pucat, kusam 6) Keadaan : Tampak cemas 7) TFU : 1 jari dibawah pusat 8) Kontraksi : Keras A: Ny. A P1A0 Umur 22 tahun postpartum hari ke 3 dengan postpartum blues P: 1) Memotivasi ibu untuk selalu menyusui bayinya tanpa terjadwal atau maksimal setiap 2 jam. 2) Memotivasi ibu untuk tetap berdoa dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk selalu memanjatkan puji syukur 3) Memotivasi ibu untuk tetap beristirahat cukup seperti tidur siang ± 2 jam, dan malam ± 8 4) Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan gizi dengan makan makanan bergizi yaitu dengan cara a. Mencukupi kebutuhan karbohidrat dan dapat diperoleh dari sumber makanan padi-padian (beras dan gandum) atau sereal, umbi-umbian 28 (kentang, singkong, ubi jalar) jagung, kacang- kacang kering dan gula. b. Mencukupi kebutuhan protein dan dapat diperoleh dari protein hewani (daging, telur, susu) dan protein nabatai (tahu, tempe dan kacangkacangan). c. Mencukupi kebutuhan lemak dapat diperoleh dari sumber makanan minyak ikan, minyak sayur/kelapa d. Mencukupi kebutuhan serat dapat diperoleh dari sumber makanan sayur-sayuran dan buah-buahan. e. Mencukupi kebutuhan zat besi dapat diperoleh dari tablet besi atau makanan yang berwarna hijau tua dan daging f. Mencukupi kebutuhan iodium dan dapat diperoleh dari garam beriodium g. Mencukupi kebutuhan vitamin A dan vitamin C dan dapat diperoleh dari sumber makanan vit A (hati, sayuran hijau tua, dan kuning) dan vit C (buah-buahan, sayuran berwarna hijau dan kuning). h. Mencukupi kebutuhan cairan dan dapat diperoleh dari air putih. i. Memberitahu kebutuhan kalori ibu selama menyusui yaitu 2900 kalori/hr j. Menjelaskan pengaturan porsi makan setiap kali makan yaitu 2900 kalori dibagi menjadi 3 yaitu makan pagi, siang dan sore k. Menjelaskan cara memilih, mengolah dan menyajikan makanan secara benar l. Menganjurkan untuk tidak berpantang makanan m. Memberikan contoh makanan untuk ibu menyusui yaitu nasi, sayur, lauk, pauk, buah, air putih dan susu n. Menjelaskan pentingnya pemenuhan gizi selama menyusui o. Menjelaskan masalah yang timbul akibat kurang pemenuhan nutrisi selama menyusui. Keterangan terlampir dalam SAP 5) Anjurkan ibu bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru yaitu ibu yang baru saja mempunyai anak bayi. 29 Evaluasi: 1) Ibu bersedia menyusui bayinya tanpa terjadwal atau aksimal 2 jam 2) Ibu bersedia untuk tetap berdoa dan menjalankan kewajibannya sebagai umat beragama 3) Ibu bersedia untuk istirahat cukup 4) Ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan gizi dengan gizi seimbang 5) Ibu bersedia untuk bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru atau ibu yang baru saja mempunyai anak 30 DATA PERKEMBANGAN II Tanggal 05 September 2019 Pukul : 17.00 WIB S: 1) Ibu mengatakan sudah dapat beristirahat 2) Ibu mengatakan nafsu makan nya sudah bertambah 3) Ibu mengatakan bayinya sudah tidak rewel 4) Ibu mengatakan sudah lebih terbuka untuk bercerita tentang apa yang drasakan kepada orang terdekat O: 1) Keadaan umum : Baik 2) Kesadaran : Composmentis 3) Tanda – Tanda Vital Tekanan Darah : 110/70 mmHg Suhu : 36,7 ºC Nadi : 82 x/i Respirasi : 22 x/i 4) Keadaan : Tampak senang dan sudah memerlihatkan hubungan yang harmonis dengan bayi dan keluarga 5) TFU : Pertengahan pusat dan simpisis 6) Kontraksi : Keras A: Ny. A P1A0 Umur 22 tahun postpartum hari ke 4 normal P: 1) Memotivasi dan mengajarkan ibu dan keluarga tentang perawatan bayi sehari-hari dengan cara: a. Memberikan ASI sesuai dengan keinginan bayi, diberikan setiap 2- 3 jam atau paling sedikit setiap 4 jam mulai dari hari pertama b. Menganjurkan agar bayi selalu dengan ibu agar aman, nyaman dan hangat c. Menjelaskan cara menjaga kebersihan bayi agar hangat dan kering d. Menjelaskan perawatan tali pusat dengan cara dibalut dengan kassa 31 steril tanpa di beri tambahan apapun. Diganti setiap basah atau setelah mandi e. Mengukur suhu tuuh bayi dan memberitahu hasilnya pada ibu f. Menjelaskan tanda bahaya yang harus diwaspadai ibu yaitu pernafasan < 40 x/i atau >60 x/i, suhu <36ºC atau > 38ºc, warna kulit kuning, biru atau pucat, tali pusat merah bau busuk atau keluar cairan g. Memberitahu ibu untuk melakukan tindakan jika terjadi tanda bahaya untuk segera datang ke tenaga kesehatan. Keterangan terlampir dalam SAP. 2) Menganjurkan ibu untuk berolah raga ringan seperti jalan-jalan di pagi hari bersama bayi dan suami atau keluarga disekitar halaman rumah agar ibu tidak merasa bosan. 3) Menganjurkan suami dan keluarga untuk lebih memperhatikan ibu dengan memberikan perhatian pada ibu dan sering komunikasi serta berkumpul dengan ibu. Evaluasi: 1) Ibu dan keluarga bersedia untuk melakukan perawatan bayi sehari-hari sesuai anjuran 2) Ibu bersedia melakukan olah raga ringan seperti jalan-jalan di pagi hari bersama bayi dan suami atau keluarga disekitar halaman rumah 32