Uploaded by tiasliagemini

ASKEP DIARE

advertisement
2.1 ASUHAN KEPERAWATAN DIARE.
A. Pengkajian
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data dan
penentuan
masalah.
Pengumpulan
data
diperoleh
dengan
cara
intervensi,observasi,psikal assessment. Kaji data menurut Cyndi Smith
Greenberg,1992 adalah:
1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan. Awal serangan: Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu
tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.
3. Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun
besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir
kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
4. Riwayat kesehatan masa lalu.
5. Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.
6. Riwayat psikososial keluarga: dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu
sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak
mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit
anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
7. Kebutuhan dasar.
a. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali
sehari,BAK sedikit atau jarang.
b. Pola nutrisi : diawali dengan mual,muntah,anopreksia,menyebabkan
penurunan berat badan pasien.
c. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen
yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
d. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
e. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya
nyeri akibat distensi abdomen.
1
8. Pemerikasaan fisik.
a. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran
composmentis
sampai
koma,suhu
tubuh
tinggi,nadi
cepat
dan
lemah,pernapasan agak cepat.
b. Pemeriksaan sistematik :
1) Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir
kering,berat badan menurun,anus kemerahan.
2) Perkusi : adanya distensi abdomen.
3) Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
4) Auskultasi : terdengarnya bising usus.
c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang: pada anak diare akan mengalami
gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan menurun.
d. Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan tinja,darah lengkap dan doodenum
intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan
kualitatif.
e. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI berlebihan melalui
feses atau emesis.
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat.
3. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus
saluran gastrointestinal.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.
5. Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan
tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan stress.
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang
pengetahuan.
f. Intervensi
2
Diagnosa keperawatan 1: Kurang volume cairan berhubungan dengan
kehilangan GI berlebihan melalui feses atau emesis.
Dengan kriteria hasil:
1. Pasien menunjukkan tanda-tanda rehidrasi
2. Anak menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat
Intervensi
Rasional
Beri larutan rehidrasi oral (LRO).
Untuk
rehidrasi
dan
penggantian
kehilangan cairan melalui feses.
Beri LRO sedikit tapi sering, khususnya Karena muntah, kecuali jika muntah itu
bila anak muntah.
hebat,
bukanlah
kontraindikasi
untuk penggunaan LRO.
Berikan dan pantau cairan IV sesuai Untuk dehidrasi hebat dan muntah.
ketentuan.
Beri
agens
antimikroba
sesuai Untuk mengobati patogen khusus yang
ketentuan.
menyebabkan
kehilangan
cairan
yang berlebihan.
Setelah rehidrasi, berikan diet reguler Penelitian
pada anak sesuai toleransi.
menunjukkan
pemberian
ulang diet normal secara dini bersifat
menguntungkan untuk menurunkan
jumlah defekasi dan penurunan berat
badan serta pemendekan durasi
penyakit.
Ganti LRO dengan cairan rendah Mempertahankan terapi cairan.
natrium seperti air, ASI, formula
bebas-laktosa, atau formula yang
mengandung setengah laktosa.
Pertahankan pencatatan yang ketat Mengevaluasi keefektifan intervensi.
terhadap masukan dan keluaran
(urin, feses, dan emesis).
Pantau berat jenis urin setiap 8 jam atau Untuk mengkaji hidrasi.
sesuai indikasi.
Timbang berat badan anak.
Untuk mengkaji dehidrasi.
Untuk mengkaji hidrasi.
3
Kaji tanda-tanda vital, turgor kulit,
membrane
mukosa,
dan
status
mental setiap 4 jam atau sesuai
indikasi.
Karena cairan ini biasanya tinggi
Hindari masukan cairan jernih seperti
karbohidrat, rendah elektrolit dan
jus buah, minuman berkarbonat, dan
gelatin.
mempunyai osmolalitas tinggi.
Untuk menjamin hasil optimum dan
Instrusikan keluarga dalam memberikan
terapi
yang
tepat,
memperbaiki kepatuhan terhadap
pemantauan
aturan terapeutik.
masukan dan keluaran dan mengkaji
tanda-tanda dehidrasi.
Diagnosa keperawatan 2: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat.
Kriteria hasil:
1. Pasien mengkonsumsi nutrsi yang adekuat untuk mempertahankan berat badan
yang sesuai dengan usia.
2. Anak mengkonsumsi nutrisi yang ditentukan dan menunjukkan penambahan
berat badan yang memuaskan
Intervensi
Setelah
dehidrasi,
menyusui
Rasional
instrusikan
untuk
ibu Karena hal ini cenderug mengurangi
melanjutkan
kehebatan dan durasi penyakit.
pemberian ASI.
Hindari pemberian diet dengan pisang, Karena diet ini rendah dalam energi dan
beras, apel, dan roti panggang atau
protein
terlalu
tinggidalam
teh.
karbohidratdan rendah elektrolit.
Observasi dan catat respon terhadap Untuk mengkaji toleransi pemberian
pemberian makan.
makan.
Instrusikan keluarga dalam memberikan Untuk
diet yang tepat.
meningkatkan
kepatuhan
terhadap program terapeutik.
Gali masalah dan prioritas anggota Untuk memperbaiki kepatuhan terhadap
keluarga.
program terapeutik.
4
Diagnosa keperawatan 3: Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme
yang menembus saluran gastrointestinal.
Kriteria hasil:
1. Pasien (orang lain) tidak menunjukkan tanda infeksi gastrointestinal.
Intervensi
Rasional
Implementasikan isolasi substansi tubuh Untuk mencegah penyebaran infeksi.
atau praktek pengendalian infeksi
Rumah Sakit, termasuk pembuangan
feses dan pencucian yang tepat, serta
penanganan specimen yang tepat.
Pertahankan pencucian tangan yang
benar.
Untuk mengurangi resiko penyebaran
Pakaikan popok dengan tepat.
infeksi.
Untuk
Gunakan popok sekali pakai.
mengurangi
kemungkinan
penyebaran feses.
Superabsorbent untuk menampung feses
dan
menurunkan
kemungkinan
terjadinya dermatitis popok.
Upayakan untuk mempertahankan bayi Untuk mencegah penyebaran infeksi.
dan anak kecil dari menempatkan
tangan
dan
objek
dalam
area
terkontaminasi.
Ajarkan anak bila mungkin tindakan Untuk mengurangi resiko penyebaran
perlindungan
seperti
pencucian
infeksi.
tangan setelah menggunakan toilet.
Instrusikan
anggota
keluarga
dan
pengunjung dalam praktek isolasi,
khususnya mencuci tangan.
Diagnosa keperawatan 4: Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi
karena diare.
5
Kriteria hasil :
1. Tidak ada luka atau lesi pada kulit
2. Perfusi jaringan baik
3. Mampu melindungi kulit
4. Mampu mempertahankan kelembaban kulit.
Intervensi
Rasional
Ganti popok dengan sering.
Untuk menjaga agar kulit tetap bersih
dan kering.
Bersihkan
bokong
perlahan-lahan
Karena feses diare sangat mengiritasi
dengan sabun lunak, non alkalin, dan
kulit.
air atau celupkan anak dalam bak
untuk pembersih yang lembut.
Beri salep seperti seng oksida (tipe salep Untuk melindungi kulit dari iritasi.
data bervariasi untuk setiap anak dan
memerlukan periode percobaan).
Pajankan dengan ringan kulit utuh yang
kemerahan
pada
udara
jika Untuk meningkatkan penyembuhan.
mungkin; Berikan salep pelindung
pada kulit yang sangat teriritasi atau Untuk memudahkan penyembuhan.
kulit terekskoriasi.
Hindari menggunakan tissue basah yang
dijual bebas yang mengandung Karena
alcohol
pada
kulit
yang
akan
menyebabkan
rasa
menyengat.
terekskoriasi.
Observasi bokong dan perineum akan
adanya infeksi, seperti Candida.
Sehingga
Berikan obat antijamur yang tepat.
terapi
yang
tepat
dapat
dimulai.
Untuk mengobati infeksi jamur kulit.
Diagnosa keperawatan 5: Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan
orang tua, lingkungan tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan stress.
Kriteria hasil :
1. Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan.
6
2. Anak menunjukkan tanda-tanda distress fisik atau emosional yang minimal.
3. Keluarga berpartisipasi dalam perawatan anak sebanyak mungkin.
Intervensi
Rasional
Beri perawatan mulut dan empeng untuk Untuk memberikan rasa nyaman.
bayi.
Dorong
kunjungan
dan
partisipasi Untuk
keluarga dalam perawatan sebanyak
mencegah
stress
yang
berhubungan dengan perpisahan
yang mampu dilakukan keluarga.
Sentuh, gendong, dan bicara pada anak Untuk memberikan rasa nyaman dan
sebanyak mungkin.
menghilangkan stress.
Beri stimulasi sensoris dan pengalihan Untuk meningkatkan pertumbuhan dan
yang
sesuai
dengan
tingkat
perkembangan yang optimal.
perkembangan anak dan kondisinya.
Diagnosa Keperawatan 6: Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis
situasi, kurang pengetahuan.
Kriteria hasil:
1. Keluarga memahami tentang penyakit anak dan pengobatannya serta
memberikan perawatan.
2. Keluarga menunjukkan kemampuan untuk merawat anak, khususnya di rumah
Intervensi
Rasional
Berikan informasi kepada keluarga Untuk mendorong kepatuhan terhadap
tentang penyakit anak dan tindakan program terapeutik, khususnya jika
terapeutik.
seudah berada di rumah.
Bantu keluarga dalam memberikan rasa Untuk memenuhi kebutuhan anak dan
nyaman dan dukungan kepada anak.
Izinkan
anggota
keluarga
keluarga.
untuk Untuk mencegah penyebaran infeksi.
berpartisipasi dalam perawatan anak
sebanyak yang mereka inginkan.
7
Instrusikan
keluarga
mengenai Untuk
pencegahan.
Atur
perawatan
menjamin
pengkajian
dan
pengobatan yang kontinu.
kesehatan
pasca Untuk pengawasan perawatan di rumah
hospitalisasi.
sesuai kebutuhan.
Rujuk keluarga pada lembaga perawatan
kesehatan komunitas
(Wong, 2004).
DAPUS
Wong dll. 2004. Pedoman klinis keperawatan pediatric edisi 4. EGC: Jakarta
8
Download