AKHLAK SOSIAL A. PANDANGAN ISLAM TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL Sosial adalah bagaimana cara manusia berinteraksi antara individu yang satu dengan individu yang lain, dimana mereka menjalin hubungan antara sesama dalam berbagai kegiatan bersama dan hubungan inti dari sebuah interaksi di antara mereka di lingkungan masing-masing tidak terkait oleh sebuah pola tertentu. Sosial merupakan cara menusia berhubungan dengan sesame dalam berbagai kegiatan, maka seiring denfan perkembangan budaya manusia, sifat sosial juga mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan prantara-prantara yang timbul berdasarkan tujuan atau kegiatan yang telah disepakati bersama oleh mereka. Menurut Koentjarainingrat dalam kehidupan masyarakat banyak sekali terdapat prantara-prantara sosial. Keanekaragaman prantara-prantara sosial tersebut berbeda-beda antara orang satu dengan yang lainya dalam sebuah komunitas. Menurutnya ada delapan prantara sosial yaitu sebagai berikut : 1. Prantara sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan misalya keluarga. 2. Prantara sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencarian misalnya pertanian. 3. Prantara yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, misalnya ilmu pengetahuan. 4. Prantara sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan, misalnya sekolah. 5. Prantara sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan rohani batiniah dalam menyatakan rasa keindahan dan rekreasi, misalnya seni rupa dan seni lukis. 6. Prantara sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau Alam Gaib, misalnya masjid, greja, pura, wihara. 7. Prantara sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan untuk mengatur kehidupan berkelompok-kelompok/ bernegara, misalnya pemerintah, partai politik dan lain-lain. 8. Prantara sosial yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmani manusia, misalnya pemeliharaan kesehatan dan kecantikan. Islam bukan hanya aqidah dan ibadah saja, teapi juga didalamnya terdapat urusan akhlak dan muamalah. Hati ini merupakan sumber rasa takut kepa Allah SWT, taqwa merupakan marometer keutamaan dan timbangan seseorang. Islam memerangi semua akhlak tercela karena hal tersebut berpengaruh negative dalam mesyarakat islam. Kejahatan sosial ini banyak yang tidak menghiraukan lagi karena mereka tidak peduli dengan apa yang akan terjadi sama mereka. Istilah berinteraksi didalam islam diaartikan sebagai suatu sifat yang mengarah pada rasa empati terhadap kehidupan antar manusia sehingga timbul sifat tolong menolong, membantu dari yang kuat terhadap yang lemah, mengalah terhdap orang lain, sehingga sering dikatakan bahwa seseorang dikatakan bahwa seseorang dikaitkan sebagai orang atau manusia mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Pada dunia pendidikan istiah untuk menyebut salah satu jurusan yang harus dipilih ketika memasuki jenjang sekolah menengah atas atau pilihan ketika memasuki perguruan tinggi dan jurusan tersebut adalah jurusan yang berkaitan dengan segala aktivitas yang berkeaan dengan hubungan anatar manusia. Manusia dalam kehidupan sosial menggunakan akal budi sebagai suatu sistem niali yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Hidup berbudaya tersebut meliputi filsafat, aktifitas dan artefak yang meliputi segala aspek kehidupn manusia itu sendiri, seperti pandangan hidup, politik, teknologi, komunikasi, ekonomi, sosial, keamanan dan lain-lain. Siei manusia ketika sejak dilahirkan juga sudah mempunyai hasrat/bakat/naluri yang kuat untuk berhubungan atu hidup di tengah-tangah manusia lainya. Manusia berperan sebagai makhluuk individu dan makhluk sosial yang dapat dibedakan melalui hak dan kewajibannya. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan karena manusia merupakan bagian dari masyarakat. B. MASYARAKAT DAMBAAN ISLAM Masyarakat dambaan islam adlah masyakat yang semangat islam sebagai penyatunya. Masyarakatt islam menpunyai sebutan khusus yaitu ummat. Masyarakay dambaan islam merupakan masyarakat yang memiliki semangat islam untuk membentuk tahanan-tahanan yang bersumber dari hukum yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ibnu Qayyim Al-Jauzy mengatakan bahwa pembentukan masyakat islam bertujuan membangaun hubungan yang kuat antara individu sebuah masyarakat dengan menerapkan sebuah ikatan yang terbangun diatas kecintaan sebagai realisasi sabda Rsuullah yang berbunyai “tidakah sempurna imam salah seorang siantara kamu shingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari) Tugas dan peran masyarakat akhalak yang diutarakan oleh DR. Yusuf Qordhawi ada tiga hal yakni taujih (mengarah), tatshit (memperkuat), dan himayah (memelihara). Taujih atau pengarahan itu bisa dilakukan dengan penyebaran pamphlet, penyampaian diberbagai media massa, pembekalan, dakwah dan irsyad (menunjuki jalan yang lurus). Tatshit atau memperkuat itu dilakukan dengan pendidikan dan dengan tarbiyah mengakar dan mendalam dalam level rumah tangga, sekolah dan universitas. Himaayah atau memelihara itu bisa dilakukan degan dua hal berikut: dengan selalu beramr ma’ruf dan nahi mungkar. Manusia sebagai individu dengan masyarakat terjalin dalam keselarasan, keserasian dan keseimbangan. Oleh karena itu harkat dan martabat setiap individu diakui secra penuh dalam mencapai kebahagiaan bersama. Masyarakat dengan semangat islam memebentuk tatanan-tatanan yang bersumber dari hukum yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, tatanan-tatanan tersebut antara lain: 1. Tauhidullah, yaitusetiap individu yang merasa mennjadi anggota masyarakat islam semestinya mendasarkan hidupnya pada prinsip tauhid yang mengesakan Allah dan tercermin dalam segi kehidupan seperti pada: a. Ibadah dan do’a yaitu tidak ada yang patut disembah dan tidak ada yang patut diminta pertolongan kecuali Allah b. Tauhid mencari nafkah dan berekonomi. c. Tauhid dalam kegiatan dakwah dan pendidikan. d. Kegiatan dalam berpolitik. e. Sikap hidup secara keseluruhan termasuk ucapan-ucapan sebagai ungkapan hati dalam menerima peristiwa sehari-hari. 2. Ukhuwah Islamiyah 3. Persamaan dan Kesetiakawanan 4. Musyawarah dan Tasamuh 5. Ijhad dan Amal Shaleh 6. Istiqomah artinya lurus terus, maksudnya setiap muslim akan tetap memegang dan memperjuangkan kebenaran yang datang dari Allah. C. TOLERANSI INTER DAN ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM ISLA Toleransi yang dalam bahasa inggris disebut Tollerance memiliki arti kesabaran atau kelapangan dada. Toleransi akan menghasilkan kehidupan masyarakat yang rukun. Istilah rukun berasal dari bahasa Arab “ruknun” yang berarti dasar, sedangkan menurut kata sifat rukun berarti damai. Sehingga kerukunan umat beragama berarti hidup berdampingan dalam susunan damai, walaupun berbeda keeyakinan atau berbeda agama. Toleransi tidak berarti seseorang harus mengorbankan kepercayaan atau prinsip yang dianutnya, tetapi sebaliknya tercermin sikap yang kuat atau istiqomah untuk memegangi keyakinan atau pendapatnya sendiri. 1. Toleransi Antar Sesama Muslim Dalam firman Allah SWT QS. Al-Hujurat ayat 10 Artinya: “Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. Kita mulai lebih dahulu dengan bagaimana kemampuan kita mengelola dan menyikapi perbedaan (pendapat) yang (mungkin) terjadi pada keluarga kita atau pada keluarga/saudara kita sesama muslim. Sikap toleransi dimulai dengan cara membangun kebersamaan atau keharmonisan dan menyadari adanya perbedaan, menyadari pula bahwa kita semua adalah bersaudara. Maka akan timbul rasa kasih sayang, saling pengertian dan pada akhirnya akan bermuara pada sikap toleran. Dalam konteks pendapat dan pengamalan agama, al-Qur’an secara tegas memerintahkan orang-orang mu’min untuk kembali kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnah). 2. Toleransi Antar Umat Beragama Toleransi hendaknya dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat penganut agama lain, dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan dan tekanan, baik untuk beribadah maupun tidak beribadah, dari satu pihak ke pihak lain. Sikap toleransi itu direfleksikan dengan cara saling menghormati, saling memuliakan dan saling tolongmenolong. Jadi sudah jelas, bahwa sisi akidah atau teologi bukanlah urusan manusia, melainkan Allah SWT dan tidak ada kompromi serta sikap toleran di dalamnya. Sedangkan kita bermu’amalah dari sisi kemanusiaan kita. D. PRINSIP-PEINSIP SOSIAL ISLAM DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN Ekonomi syariah adalah ekonomi islam merupakan ilmu yang menmpelajari prilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama iislam dan di dasarkan dengan tauhid sebagimana dirangkum dalam rkun imam dan rukun islam. Tujuan ekonomi islam berpedoman pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan serta menghapuskan kejahatan kesengsaraan dan kerugian pada seluruh penciptanya. Adapun dalam hal ekonomi tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan dunia dan di akhirat yaitu dengan memiliki prinsip-prinsip islam sebagai berikut: 1. Berbagi sumber daya ddipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT kepada manusia. 2. Islam mengakui kepemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu. 3. Kekuatan penggerak utaa ekonomi islam adalah kerja sama. 4. Ekonomi islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasi oleh segelintir orang saja. 5. Ekonomi islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaanya di rencanakan untuk kepentingan banyak orang. 6. Seorang muslim harus takut kepada Allah SWT dan hari penentu diakhirat. 7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab). Islam melarang riba dalam segala bentuk. E. PANDANGAN ISLAM TERHADAP BEBERAPA KEMISKINAN,KEBODIHAN,DAN PENGANGGURAN) PERSOALAN( Kemiskinan Alquran menggambarkan kemiskinan dengan 10 kosakata yang berbeda, yaitu almaskanat (kemiskinan), al-faqr (kefakiran), al-’ailat (mengalami kekurangan), al-ba’sa (kesulitan hidup), al-imlaq (kekurangan harta), al-sail (peminta), al-mahrum (tidak berdaya), al-qani (kekurangan dan diam), al-mu’tarr (yang perlu dibantu) dan al-dha’if (lemah). Kesepuluh kosakata di atas menyandarkan pada satu arti/makna yaitu kemiskinan dan penanggulangannya. Islam menyadari bahwa dalam kehidupan masyarakat akan selalu ada orang kaya dan orang miskin (QS An-Nisa/4: 135). Sungguh, hal itu memang sejalan dengan sunatullah sendiri. Kemiskinan, menurut Islam, disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya karena keterbatasan untuk berusaha, penindasan, cobaan Tuhan, dan pelanggaran terhadap hukumhukum Tuhan. Negara kita sesungguhnya faktor-faktor di atas sudah mulai dibenahi, walaupun ada yang secara sungguh-sungguh maupun setengah-setengah. Pada persoalan hukum alam tentang keniscayaan adanya orang kaya dan orang miskin, maka sudah sepatutnya orang kaya (termasuk pemerintah) membantu orang miskin. Menurut Islam, dengan adanya bantuan orang kaya tersebut, agar orang miskin tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang dapat merendahkan martabatnya sendiri. Islam sesungguhnya telah menyadari bahwa terkadang kefakiran (dan kemiskinan) akan menjadikan manusia pada kekufuran. Kebodohan Kebodohan termasuk sebab kesesatan yang paling besar, tidak sebatas sesat diri namun menyesatkan orang lain. Bahaya kebodohan, lebih-lebih pada seseorang yang diikuti. Bentuk-bentuk kebodohan dalam agama yang berbahaya: 1. Kebodohan terhadap manhaj salaf 2. Kebodohan terhadap posisi akal sehat dalam agama 3. Kebodohan terhadap petunjuk dalil 4. Kebodohan terhadap maqashid syariah 5. Kebodohan terhadap kebodohan diri Pengangguran Islam telah memperingatkan agar umatnya jangan sampai ada yang menganggur dan terpeleset kejurang kemiskinan, karena ditakutkan dengan kemiskinan tersebut seseorang akan berbuat apa saja termasuk yang merugikan orang lain demi terpenuhinya kebutuhan pribadinya. Namun kenyataannya, tingkat pengangguran di negara – negara yang mayoritas berpenduduk muslim relatif tinggi. Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang buruknya pengangguran, baik bagi individu, masyarakat ataupun negara, akan meningkatkan motivasi untuk bekerja lebih serius. Walaupun Allah telah berjanji akan menaggung rizqi kita semua, namun hal itu bukan berarti tanpa ada persyaratan yang perlu untuk dipenuhi. Syarat yang paling utama adalah kita harus berusaha untuk mencari rizqi yang dijanjikan itu, karena Allah SWT telah menciptakan “sistem” yaitu siapa yang bekerja maka dialah yang akan mendapatkan rizqi dan barang siapa yang berpangku tangan maka dia akan kehilangan rizqi. Pengangguran dapat dibagi menjadi dua kelompokkan, yaitu: a). Pengangguran jabariyah (terpaksa),suatu pengangguran diamana seseorang tidak mempunyai hak sedikitpun memilih status ini dan terpaksa menerimanya. Pengangguran seperti ini umunya terjadi karena seseorang tidak mempunyai keterampilan sedikitpun, yang sebenarnya bisa dipelajari sejak kecil sebagai modal untuk masa depannnya atau seseorang telah mempunyai suatu keterampilan tetapi keterampilan ini tidak berguna sedikitpun karena adanya perubahan lingkungan dan perkembangan zaman. b). Pengangguran khiyariyah,Seseorang yang memilih untuk menganggur padahal dia pada dasarnya adalah orang yang mampu untuk bekerja, namun pada kenyataanya dia memilih untuk berpangku tangan dan bermalas-malasan hingga menjadi beban bagi orang lain. Dia memilih hancur dengan potensi yang dimilki dibandingkan menggunakannya untuk bekerja. Dia tidak pernah mengusahakan suatu pekerjaan dan mempunyai pribadi yang lemah hingga menjadi “ sampah masyarakat. KELOMPOK 6 : YUSRA HAYATI 1713060243 DZIKRA 1713060261 FANIA AYUNDA RAHMI 1713060255 MUHAMAD FIKHRUL ARIF 1713060294 Mata Kuliah Dosen : Akhlak : Usman, S.Hi, M.A