Modul Psikologi Perkembangan 1 [TM9].

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Modul 9
Teori Lev Vygotsky
Sejarah Hidup, Konsep Sosio Kultural, Perkembangan
Bahasa, ZPD, Scaffolding dan Aplikasi Teori
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
09
Kode MK
Disusun Oleh
MK61013
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Abstract
Kompetensi
Vygotsky berpendapat bahwa
perkembangan kognitif dan bahasa
anak-anak tidak berkembang dalam
suatu situasi sosial yang hampa.
Perkembangan tidak bisa dilepaskan
dari konteks sosio cultural
Mahasiswa mampu menjelaskan dan
mengkomunikasikan teori Vygotsky dan
dan dapat menggunakan dalam
aplikasi/ kasus
Latar Belakang
Sejarah Hidup
Lev Semonovich Vygotsky lahir pada tanggal 17 november 1896 di Tsarist Russia, di
suatu kota Orscha, Belorussia dari keluarga kelas menengah Keturunan Yahudi. Dia tumbuh
dan besar di Gomel, suatu kota sekitar 400 mil bagian barat Moscow. Sewaktu dia masih
muda, dia tertarik pada studi-studi kesusastraan dan analisis sastra, dan menjadi seorang
penyair dan Filosof.
Memasuki usia 18 tahun, dia menulis suatu ulasan tentang Shakespeare's Hamlet
yang kemudian dimasukkan dalam satu dari berbagai tulisannya mengenai psikologi. Dia
memasuki sekolah kedokteran di Universitas Moscow dan dalam waktu yang tidak lama
kemudian dia pindah ke sekolah hukum sambil mengambil studi kesusastraan pada salah
satu universitas swasta. Dia menjadi tertarik pada psikologi pada umur 28 tahun.
Vygotsky mengajar kesusatraan di suatu sekolah Propinsi sebelum memberi kuliah
psikologi pada suatu sekolah keguruan. Dia dipercaya membawakan kuliah psikologi
walaupun secara formal tidak pernah mengambil studi psikologi. Dari sinilah dia semakin
tertarik dengan kajian psikologi sehingga menulis disertasi Ph.D. mengenai ”Psychology of
Art” di Moscow Institute of Psychology pada tahun 1925.
Vygotsky bekerja kolaboratif bersama Alexander Luria and Alexei Leontiev dalam
membuat dan menyusun proposal penelitian yang sekarang ini dikenal dengan pendekatan
Vygotsky. Selama hidupnya Vygotsky mendapat tekanan yang begitu besar dari pemegang
kekuasaan dan para penganut idelogi politik di Rusia untuk mengadaptasi dan
mengembangkan teorinya.
Setelah dia meninggal pada usia yang masih dibilang sangat muda (38 tahun), pada
tanggal 11 Juni 1934 akibat menderita penyakit tuberculosis (TBC), barulah seluruh ide dan
teorinya diterima oleh pemerintah dan tetap dianut dan dipelajari oleh mahasiswanya.
Kepeloporannya dalam meletakkan dasar tentang psikologi perkembangan telah
banyak mempengaruhi sekolah pendidikan di Rusia yang kemudian teorinya berkembang
dan dikenal luas di seluruh dunia hingga saat ini.
Percobaan Teori
Kritikus yang pertama dan terbaik atas Piaget adalah Vygotsky, ahli pendidikan Uni
Sovyet itu, yang di masa-masa 1924-1934 mengerjakan satu alternatif yang konsisten
dengan ide-ide Piaget. Tragisnya, ide-ide Vygotsky baru diterbitkan di Uni Sovyet setelah
2014
2
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kematian Stalin, dan baru dikenal di Barat di tahun 1950-an dan 60-an, ketika ide-ide ini
mempengaruhi banyak orang, seperti Jerome Bruner. Pada masa ini, ide-ide itu telah
diterima luas di kalangan ahli pendidikan.
Vygotsky
melangkah
jauh
mendahului
rekan-rekan
sejawatnya
ketika
ia
menerangkan peranan penting dari bahasa tubuh dalam perkembangan bahasa. Ide ini
telah dihidupkan kembali baru-baru ini oleh para psikolinguis yang mengungkap asal-usul
bahasa. Bruner dan lain-lain telah menunjuk pada dampak luar biasa yang dibuat oleh
bahasa tubuh terhadap perkembangan bahasa yang terjadi kemudian pada seorang anak.
Sementara Piaget lebih menekankan pada aspek biologis dari perkembangan
seorang anak, Vigotsky lebih berkonsentrasi pada kebudayaan, seperti yang dilakukan pula
oleh orang-orang semacam Bruner. Satu bagian penting dalam kebudayaan dimainkan oleh
peralatan, apakah dalam bentuk tongkat dan batu pada hominid awal, atau pensil,
penghapus dan buku yang dimiliki anak-anak modern.
Penelitian mutakhir telah menunjukkan bahwa bayi lebih banyak memiliki
kemampuan pada usia-usia awal ketimbang anggapan Piaget. Idenya tentang bayi yang
masih sangat muda kelihatannya telah terbantahkan, namun banyak ide-ide lainnya yang
tetap sahih. Karena Piaget memiliki latar belakang ilmu biologi tidaklah mengherankan kalau
ia lebih menekankan pada aspek biologis dari perkembangan anak.
Vygotsky mendekati permasalahan itu dari sudut yang berbeda, tapi tentu saja masih
terdapat persamaan-persamaan di antara mereka. Contohnya, dalam telaahnya atas tahuntahun pertama masa kanak-kanak, ia membahas "pikiran non-linguistik" seperti yang
dijelaskan Piaget dalam uraiannya tentang "aktivitas sensomotorik" seperti penggunaan satu
alat untuk menjangkau mainan yang ada di seberang.
Bersejajaran dengan ini, kita mendapati juga bunyi-bunyian yang diobrolkan oleh
seorang bayi ("omongan bayi"). Ketika dua unsur ini disatukan, terjadilah perkembangan
bahasa yang eksplosif. Untuk tiap pengalaman baru, si kecil ingin mengetahui nama yang
dapat diasosiasikan pada pengalaman itu. Walaupun Vygotsky mengambil rute yang
berbeda, jalurnya telah dirintis oleh Piaget.
Vygotsky memberikan pandangan berbeda dengan Piaget terutama pandangannya
tentang pentingnya faktor sosial dalam perkembangan anak. Vygotsky memandang
pentingnya bahasa dan orang lain dalam dunia anak-anak. Meskipun Vygotsky dikenal
sebagai tokoh yang memfokuskan kepada perkembangan sosial yang disebut sebagai
sosiokultural, dia tidak mengabaikan individu atau perkembangan kognitif individu.
2014
3
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perkembangan bahasa pertama anak tahun kedua di dalam hidupnya dipercaya
sebagai pendorong terjadinya pergeseran dalam perkembangan kognitifnya. Bahasa
memberi anak sebuah alat baru sehingga memberi kesempatan baru kepada anak untuk
melakukan berbagai hal, untuk menata informasi dengan menggunakan simbol-simbol.
Anak-anak sering terlihat berbicara sendiri dan mengatur dirinya sendiri ketika ia
berbuat sesuatu atau bermain. Ini disebut sebagai private speech. Ketika anak menjadi
semakin besar, bicaranya semakin lirih, dan mulai membedakan mana kegiatan bicara yang
ditujukan ke orang lain dan mana yang ke dirinya sendiri.
Yang mendasari teori Vygtsky adalah pengamatan bahwa perkembangan dan
pembelajaran terjadi di dalam konteks sosial, yakni di dunia yang penuh dengan orang yang
berinteraksi dengan anak sejak anak itu lahir. Ini berbeda dengan Piaget yang memandang
anak sebagai pembelajar yang aktif di dunia yang penuh orang. Orang-orang inilah yang
sangat berperan dalam membantu anak belajar dengan menunjukkan benda-benda, dengan
berbicara sambil bermain, dengan membacakan ceritera, dengan mengajukan pertanyaan
dan sebagainya. Dengan kata lain, orang dewasa menjadi perantara bagi anak dan dunia
sekitarnya.
Belajar lewat instruksi dan perantara adalah ciri inteligensi manusia. Dengan
pertolongan orang dewasa, anak dapat melakukan dan memahami lebih banyak hal
dibandingkan dengan jika anak hanya belajar sendiri. Konsep inilah yang disebut Vygotsky
sebagai Zone of Proximal Development (ZPD). ZPD memberi makna baru terhadap
‘kecerdasan’. Kecerdasan tidak diukur dari apa yang dapat dilakukan anak dengan bantuan
yang semestinya. Belajar melakukan sesuatu dan belajar berpikir terbantu dengan
berinteraksi dengan orang dewasa.
Menurut Vygotsky, pertama-tama anak melakukan segala sesuatu dalam konteks
sosial dengan orang lain dan bahasa membantu proses ini dalam banyak hal. Lambat laun,
anak semakin menjauhkan diri dari ketergantungannya kepada orang dewasa dan menuju
kemandirian bertindak dan berpikir. Pergeseran dari berpikir dan berbicara nyaring sambil
melakukan sesuatu ke tahap berpikir dalam hati tanpa suara disebut internalisasi.
Menurut Wretsch (dalam Helena, 2004) internalisasi bagi Vygotsky bukanya transfer,
melainkan sebuah transformasi. Maksudnya, mampu berpikir tentang sesuatu yang secara
kualitatif berbeda dengan mampu berbuat sesuatu. Dalam proses internalisasi, kegiatan
interpersonal seperti bercakap-cakap atau berkegiatan bersama, kemudian menjadi
interpersonal, yaitu kegiatan mental yang dilakukan oleh seorang individu.
2014
4
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Banyak gagasan Vygotsky yang dapat membantu dalam membangun kerangka
berpikir untuk mengajar bahasa asing bagi anak-anak. Untuk membuat keputusan apa yang
bisa dilakukan guru agar mendukung pembelajaran kita dapat menggunakan gagasan
bahwa orang dewasa menjadi perantara. “Lalu … apalagi yang dapat dipelajari anak-anak?”.
Ini dapat berdampak pada bagaimana menyiapkan pelajaran atau bagaimana guru
harus berbicara dengan siswa setiap saat. ZPD dapat menjadi pemandu dalam memilih dan
menyusun pengalaman pembelajaran bagi siswa untuk membantu mereka maju dari tahap
interpersonal ke intrapersonal. Kita membantu siswa agar internalisasi terjadi sehingga
bahasa baru yang diajarkan menjadi bagian dari pengetahuan dan keterampilan berbahasa
anak.
A. KONSEP SOSIO KULTURAL
Banyak developmentalis yang bekerja di bidang kebudayaan dan pembangunan
menemukan dirinya sepaham dengan Vygotsky, yang berfokus pada konteks
pembangunan sosial budaya. Teori Vygotsky menawarkan suatu potret perkembangan
manusia sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan sosial dan
budaya.
Vygotsky menekankan bagaimana proses-proses perkembangan mental seperti
ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran menggunakan temuantemuan masyarakat seperti bahasa, sistem matematika, dan alat-alat ingatan. Ia juga
menekankan bagaimana anak-anak dibantu berkembang dengan bimbingan dari orangorang yang sudah terampil di dalam bidang-bidang tersebut. Penekanan Vygotsky pada
peran kebudayaan dan masyarakat di dalam perkembangan kognitif berbeda dengan
gambaran Piaget tentang anak sebagai ilmuwan kecil yang kesepian.
Piaget memandang anak-anak sebagai pembelajaran lewat penemuan individual,
sedangkan Vygotsky lebih banyak menekankan peranan orang dewasa dan anak-anak
lain dalam memudahkan perkembangan si anak. Menurut Vygotsky, anak-anak lahir
dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar
dan memusatkan perhatian. Namun, anak-anak tak banyak memiliki fungsi mental yang
lebih tinggi seperti ingatan, berfikir dan menyelesaikan masalah.
Fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi ini dianggap sebagai ”alat kebudayaan”
tempat individu hidup dan alat-alat itu berasal dari budaya. Alat-alat itu diwariskan pada
anak-anak oleh anggota-anggota kebudayaan yang lebih tua selama pengalaman
pembelajaran yang dipandu. Pengalaman dengan orang lain secara berangsur menjadi
2014
5
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
semakin mendalam dan membentuk gambaran batin anak tentang dunia. Karena itulah
berpikir
setiap
anak
dengan
cara
yang
sama
dengan
anggota
lain
dalam
kebudayaannya.
Vygotsky menekankan baik level konteks sosial yang bersifat institusional
maupun level konteks sosial yang bersifat interpersonal. Pada level institusional, sejarah
kebudayaan menyediakan organisasi dan alat-alat yang berguna bagi aktivitas kognitif
melalui institusi seperti sekolah, penemuan seperti komputer, dan melek huruf. Interaksi
institusional memberi kepada anak suatu norma-norma perilaku dan sosial yang luas
untuk membimbing hidupnya.
Level interpersonal memiliki suatu pengaruh yang lebih langsung pada
keberfungsian mental anak. Menurut vygotsky (1962), keterampilan-keterampilan dalam
keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung. Informasi tentang
alat-alat, keterampilan-keterampilan dan hubungan-hubungan interpersonal kognitif
dipancarkan melalui interaksi langsung dengan manusia. Melalui pengorganisasian
pengalaman-pengalaman interaksi sosial yang berada di dalam suatu latar belakang
kebudayaan ini, perkembangan mental anak-anak menjadi matang.
Lingkungan sosial yang menguntungkan anak adalah orang dewasa atau anak
yang lebih mampu yang dapat member penjelasan tentang segala sesuatu sesuai
dengan nilai kebudayaan. Sebagai contoh, bila anak menunjuk suatu objek, orang
dewasa tidak hanya menjelaskan tentang obyek tersebut, namun juga bagaimana anak
harus berperilaku terhadap objek tersebut (Rita, dkk, 2008:134). Vygotsky membedakan
proses mental menjadi 2, yaitu :
a. Elementary. Masa praverbal, yaitu selama anak belum menguasai verbal, pada
saat itu anak berhubungan dengan lingkungan menggunakan bahasa tubuh.
b. Higher. Masa setelah anak dapat berbicara. Pada masa ini, anak akan
berhubungan dengan lingkungan secara verbal.
Vygotsky menggambarkan teorinya sebagai berikut :
Batas kemampuan potensial
Batas kemampuan aktual
The zone of proximal development
2014
6
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1. Ilustrasi Teori Vygotsky
B. PERKEMBANGAN BAHASA
Para pakar perilaku memandang bahasa sama seperti perilaku lainnya, misalnya
duduk, berjalan, atau berlari. Mereka berpendapat bahwa bahasa hanya merupakan
urutan respons (Skinner,1957) atau sebuah imitasi (Bandura, 1977). Tetapi banyak
diantara kalimat yang kita hasilkan adalah baru, kita tidak mendengarnya atau
membicarakannya sebelumnya.
Kita tidak mempelajari bahasa di dalam suatu ”ruang hampa sosial” (social
vacuum). Kebanyakan anak-anak diajari bahasa sejak usia yang sangat muda. Kita
memerlukan pengenalan kepada bahasa yang lebih dini untuk memperoleh keterampilan
bahasa yang baik (Adamson,1992; Schegloff,1989). Dewasa ini, kebanyakan peneliti
penguasaan bahasa yakin bahwa anak-anak dari berbagai konteks sosial yang luas
menguasai bahasa ibu mereka tanpa diajarkan secara khusus dan dalam beberapa
kasus tanpa penguatan yang jelas ( Rice,1993).
Dengan demikian aspek yang penting dalam mempelajari suatu bahasa
tampaknya tidaklah banyak. Walaupun begitu, proses pembelajaran bahasa biasanya
memerlukan lebih banyak dukungan dan keterlibatan dari pengasuh dan guru. Suatu
peran lingkungan yang membangkitkan rasa ingin tahu dalam penguasaan bahasa pada
anak kecil disebut motherese, yakni cara ibu dan orang dewasa sering berbicara pada
bayi dengan frekuensi dan hubungan yang lebih luas dari pada normal, dan dengan
kalimat-kalimat yang sederhana.
Bahasa dipahami dalam suatu urutan tertentu. Pada setiap tahap di dalam tahap
perkembangan, interaksi linguistik anak dengan orang tua dan orang lain pada dasarnya
mengikuti suatu prinsip tertentu ( Conti-Ramsden & Snow, 1991; Maratsos, 1991).
Perkembangan pemahaman bahasa pada anak bukan saja sangat dipengaruhi oleh
kondisi biologis anak, tetapi lingkungan bahasa di sekitar anak sejak usia dini jauh lebih
penting dibandingkan dengan apa yang diperkirakan di masa lalu ( Von Tetzchner &
Siegel, 1989).
Vygotsky lebih banyak menekankan bahasa dalam perkembangan kognitif
daripada Piaget. Bagi Piaget, bahasa baru tampil ketika anak sudah mencapai tahap
perkembangan yang cukup maju. Pengalaman berbahasa anak tergantung pada tahap
perkembangan kognitif saat itu. Namun, bagi Vygotsky, bahasa berkembang dari
2014
7
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
interaksi sosial dengan orang lain. Awalnya, satu-satunya fungsi bahasa adalah
komunikasi. Bahasa dan pemikiran berkembang sendiri, tetapi selanjutnya anak
mendalami bahasa dan belajar menggunakannya sebagai alat untuk membantu
memecahkan masalah.
Dalam tahap praoperasional, ketika anak belajar menggunakan bahasa untuk
menyelesaikan masalah, mereka berbicara lantang sembari menyelesaikan masalah.
Sebaliknya, begitu menginjak tahap operasional konkret, percakapan batiniah tidak
terdengar lagi.
C. ZONA PERKEMBANGAN PROKSIMAL
Meskipun pada akhirnya anak-anak akan mempelajari sendiri beberapa konsep
melalui pengalaman sehari-hari, Vygotsky percaya bahwa anak akan jauh lebih
berkembang jika berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak tidak akan pernah
mengembangkan pemikiran operasional formal tanpa bantuan orang lain.
Pada satu sisi, Piaget menjelaskan proses perkembangan kognitif sejalan
dengan kemajuan anak-anak, dan dia menggambarkan bahwa anak-anak mampu
melakukan sesuatu sendiri. Pada sisi lain, Vygotsky mencari pengertian bagaiman anakanak berkembang dengan melalui proses belajar, dimana fungsi-fungsi kognitif belum
matang, tetapi masih dalam proses pematangan.
Vygotsky membedakan antara actual development dan potensial development
pada anak. Actual development ditentukan apakah seorang anak dapat melakukan
sesuatu tanpa bantuan orang dewasa atau guru. Sedangkan potensial development
membedakan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu, memecahkan masalah di
bawah petunjuk orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya.
Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara
actual development dan potensial development, dimana antara apakah seorang anak
dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat
melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman
sebaya.
Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat
memudahkan perkembangan anak. Ketika siswa mengerjakan pekerjaanya di sekolah
sendiri,
perkembangan
mereka
kemungkinan
akan
berjalan
lambat.
Untuk
memaksimalkan perkembangan, siswa seharusnya bekerja dengan teman yang lebih
2014
8
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
terampil yang dapat memimpin secara sistematis dalam memecahkan masalah yang
lebih kompleks.
Melalui perubahan yang berturut-turut dalam berbicara dan bersikap, siswa
mendiskusikan pengertian barunya dengan temannya kemudian mencocokkan dan
mendalami kemudian menggunakannya. Sebuah konsekuensi pada proses ini adalah
bahwa siswa belajar untuk pengaturan sendiri (self-regulasi).
Menanggapi pandangan Piaget yang mengatakan terdapat umur yang dijadikan
patokan secara universal seperti umur 0-2 tahun adalah tahapan pengembangan
sensory-motor stage, tahap perkembangan sensori motor, umur 2 sampai 5 tahun
adalah tahapan preoperational stage, umur 7–11 tahun adalah tahap concrete operation,
dan 12 ke atas adalah tahap penguasaan pikiran, Vigostsky mengatakan jangan hanya
terikat pada apa yang dijadikan patokan oleh Piaget apa lagi Piaget mengambil
penelitian di rumah anak yatim piatu yang sesungguhnya meneliti anak yang
pertumbuhannya tidak wajar karena tidak memiliki sanak keluarga kecuali teman-teman
mereka sendiri. Padahal sangat perlu adanya interaksi dengan yang lain.
Oleh karena itu, Vigostsky mengajukan teori yang dikenal dengan istilah Zone of
Proximal Development (ZPD) yang merupakan dimensi sosio-kultural yang penting
sebagai dimensi psikologis. ZPD adalah jarak antara tingkat perkembangan actual
dengan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan yang dimaksud terdiri
atas empat tahap.
Pertama, more dependence to others stage, yakni tahapan di mana kinerja anak
mendapat banyak bantuan dari pihak lain seperti teman-teman sebayanya, orang tua,
guru, masyarakat, ahli, dan lain-lain. Dari sinilah muncul model pembelajaran kooperatif
atau kolaboratif dalam mengembangkan kognisi anak secara konstruktif.
Kedua, less dependence external assistence stage, di mana kinerja anak tidak
lagi terlalu banyak mengharapkan bantuan dari pihak lain, tetapi lebih kepada self
assistance, lebih banyak anak membantu dirinya sendiri.
Ketiga, Internalization and automatization stage, di mana kinerja anak sudah
lebih terinternalisasi secara otomatis. Kasadaran akan pentingnya pengembangan diri
dapat muncul dengan sendirinya tanpa paksaan dan arahan yang lebih besar dari pihak
lain. Walaupun demikian, anak pada tahap ini belum mencapai kematangan yang
sesungguhnya dan masih mencari identitas diri dalam upaya mencapai kapasitas diri
yang matang.
2014
9
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keempat, De-automatization stage, di mana kinerjan anak mampu mengeluarkan
perasaan dari kalbu, jiwa, dan emosinya yang dilakukan secara berulang-ulang, bolakbalik, recursion. Pada tahap ini, keluarlah apa yang disebut dengan de automatisation
sebagai puncak dari kinerja sesungguhnya.
Untuk mendeskripsikan bagaimana anak berkembang dari tahap kapasitasnya
mulai berfungsi hingga masa perkembangan lanjutan, dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 2 : Tahapan Perkembangan
Vygostsky adalah seorang
ilmuan yang menekankan pada pentingnya
memperhatikan konstruksi sosial. Menurut dia, seluruh perkembangan dan prilaku
manusia selalu ada proses kesesuaian antara prilakunya dengan konstruksi sosial,
process of approriation by behavior.
Appropriation berarti kesesuaian prilaku dengan konstruksi sosial yang terdapat
dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu teorinya dikenal dengan istilah social
constructivist. Sedangkan, Piaget membangun teorinya lebih pada perkembangan
pribadi perorangan, yang oleh kebanyakan ahli memposisikannya pada teori personal
constructivist.
Piaget sangat terkait dengan proses dasar-dasar biologis manusia. Sedangkan,
Vygostsky mengatakan bahwa memang perkembangan kognitif sangat terkait dengan
proses dasar-dasar biologis manusia yang banyak kemiripannya dengan binatang, tetapi
masih ada psikologis tinggi seperti pada setiap anak lahir dengan membawa rentangan
2014
10
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kemampuan, persepsi, dan perhatian dalam konteks sosial dan pendidikan akan
tertransformasikan.
Artinya perubahan itu terjadi kalau anak tersebut dididik dalam konteks sosial
melalui hukum sosial, bahasa, sarana, kebudayaan tertentu yang dapat menjadikan
fungsi psikologis kognisi tinggi. Inilah ciri pandangan Vygostsky yang mendapat
pertentangan yang sangat hebat di Rusia, terutama dari kaum behavioris yang bernama
Ivan Pavlov.
Selanjutnya, Vygostsky juga mengemukakan adanya scaffolded instruction,
pembelajaran yang mengikuti lompatan-lompatan, yang dia bagi ke dalam tiga prinsip
utama, yaitu holistik yang artinya harus bermakna, harus dalam konteks sosial tertentu,
harus memiliki peluang untuk berubah dan terkait antara tingkat yang satu dengan
tingkat berikutnya.
Kalau ketiga hal ini dapat diwujudkan, maka hal itulah yang disebut dengan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan timbal balik atau dikenal dengan istilah
Reciprocal Teaching Approach. Malah anak itu akan memperoleh tantangan yang terkait
dengan aktivitas di luar dari tingkat perkembangannya.
D. KONSEP SCAFFOLDING
Scaffolding merupakan suatu istilah yang ditemukan oleh seorang ahli psikologi
perkembangan-kognitif masa kini, Jerome Bruner, yakni suatu proses yang digunakan
orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui zona perkembangan proksimalnya.
Pengaruh karya Vygotsky dan Bruner terhadap dunia pengajaran dijabarkan oleh Smith
et al. (1998) yaitu :
1. Walaupun Vygotsky dan Bruner telah mengusulkan peranan yang lebih penting bagi
orang dewasa dalam pembelajaran anak-anak daripada peran yang diusulkan
Piaget, keduanya tidak mendukung pengajaran didaktis diganti sepenuhnya.
Sebaliknya mereka malah menyatakan, walaupun anak tetap dilibatkan dalam
pembelajaran aktif, guru harus secara aktif mendampingi setiap kegiatan anak-anak.
Dalam istilah teoritis, ini berarti anak-anak bekerja dalam zona perkembangan
proksimal dan guru menyediakan scaffolding bagi anak selama melalui ZPD.
2. Secara khusus Vygotsky mengemukakan bahwa disamping guru, teman sebaya juga
berpengaruh penting pada perkembangan kognitif anak.berlawanan dengan
pembelajaran lewat penemuan individu (individual discovery learning), kerja
2014
11
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kelompok secara kooperatif ( cooperative groupwork) tampaknya mempercepat
perkembangan anak.
3. Gagasan tentang kelompok kerja kooperatif ini diperluas menjadi pengajaran pribadi
oleh teman sebaya ( peer tutoring), yaitu seorang anak mengajari anak lainnya yang
agak tertinggal dalam pelajaran. Foot et al. (1990) menjelaskan keberhasilan
pengajaran oleh teman sebaya ini dengan menggunakan teori Vygotsky. Satu anak
bisa lebih efektif membimbing anak lainnya melewati ZPD karena mereka sendiri
baru saja melewati tahap itu sehingga bisa dengan mudah melihat kesulitankesulitan yang dihadapi anak lain dan menyediakan scaffolding yang sesuai.
Komputer juga dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dalam
berbagai cara. Dari perspektif pengikut Vygotsky-Bruner, perintah-perintah di layar
komputer merupakan scaffolding ( Crook, 1994). Ketika anak menggunakan perangkat
lunak (software) pendidikan, komputer memberikan bantuan atau petunjuk secara detail
seperti yang diisyaratkan sesuai dengan kedudukan anak yang sedang dalam ZPD. Tak
pelak lagi, beberapa anak di kelas lebih terampil dalam menggunakan komputer
sehingga bisa berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya. Dengan murid-murid yang
bekerja dengan komputer, guru bisa dengan bebas mencurahkan perhatiannya kepada
individu-individu yang memerlukan bantuan dan menyiapkan scaffolding yang sesuai
bagi masing-masing anak.
E. APLIKASI TEORI VYGOTSKY
Karya Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama: (1) bahwa intelektual
berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide
tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui; (2) bahwa interaksi dengan orang lain
memperkaya perkembangan intelektual; (3) peran utama guru adalah bertindak sebagai
seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa (Nur, 2000b: 10).
Ciri-ciri pembelajaran dalam pandangan kognitif (Sugihartono,dkk, 2007:115)
adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan
pengetahuan.
2. Menyediakan berbagai alternatif penglaman belajar, tidak semua mengerjakan
tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai
cara.
2014
12
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistic dan relevan
dengan melibatkan pengalaman konkrit, misalnya untuk memahami suatu
konsep siswa melalui kenyataan kehidupan sehari-hari.
4. Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi
social, yaitu terjadinya interaksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain
atau dengan lingkungannya, misalnya interaksi dan kerja sama antara siswa,
guru, dan siswa-siswa.
5. Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga
pembelajarn lebih efektif.
6. Melibatkan siswa secara emosional dan soSial sehingga siswa menjadi tertarik
dan mau belajar.
Sumbangan psikologi kognitif berakar dari teori-teori yang menjelaskan
bagaimana otak bekerja dan bagaimana individu memperoleh dan memproses
informasi. Pandangan yang ditawarkan Vygotsky dan para ahli psikologi kognitif yang
lebih mutakhir adalah penting dalam memahami penggunaan-penggunaan strategi
belajar karena tiga alasan. Pertama, mereka menggarisbawahi peran penting
pengetahuan awal dalam proses belajar. Kedua, mereka membantu kita memahami
pengetahuan dan perbedaan antara berbagai jenis pengetahuan. Dan ketiga, mereka
membantu menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh manusia dan diproses
dalam sistem memori otak.
Para ahli psikologi kognitif menyebut informasi dan pengalaman yang disimpan
dalam memori jangka panjang sebagai pengetahuan awal. Pengetahuan awal (prior
knowledge) merupakan kumpulan dari pengetahuan dan pengalaman individu yang
diperoleh sepanjang perjalanan hidup mereka, dan apa yang ia bawa kepada suatu
pengalaman baru.
Penggunaan pengorganisasian awal (advance organizer) merupakan suatu alat
pengajaran yang direkomendasikan oleh Ausubel (1960) dalam Nur (2000b: 13) untuk
mengaitkan
bahan-bahan
pembelajaran
dengan
pengetahuan
awal.
Pembelajaran melibatkan perolehan isyarat melalui pengajaran dan informasi dari orang
lain.
Perkembangan termasuk internalisasi atau penyerapan isyarat-isyarat sehingga
anak-anak dapat berpikir dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain.
Internalisasi ini disebut pengaturan diri (self regulation).
2014
13
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Langkah pertama dari pengaturan diri dan pemikiran mandiri adalah mempelajari
bahwa segala sesuatu memiliki makna. Langkah kedua dalam pengembangan strukturstruktur internal dan pengaturan diri adalah latihan. Siswa berlatih gerak-gerak isyarat
yang akan mendatangkan perhatian. Kemudian langkah terakhir termasuk penggunaan
isyarat dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain. Vygotsky menjabarkan
implikasi utama teori pembelajarannya yaitu:
1. Menghendaki setting kelas kooperatif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi
dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efekif dalam
masng-masing zone of proximal development mereka.
2. Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran dalam menekankan scaffolding. Jadi
teori belajar vigotsky adalah salah satu teori belajar social sehingga sangat sesuai
dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model pembelajaran
kooperatif terjadi interaktif social yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan
antara siswa dengan guru dalam usaha menemukan konsep-konsep dan
pemecahan masalah.
Pengaruh karya Vygotsky bersama Burner terhadap dunia pengajaran dijabarkan oleh
Smith :
1. Walaupun Vygotsky dan Burner telah mengusulkan peranan yang lebih penting
bagi orang dewasa dalam pembelajaran anak-anak dari pada peran yang
diusulkan Peaget, keduanya tidak mendukung pengajaran diaktivis diganti
sepenuhnya. Sebaliknya mereka malah menyatakan walaupun anak dilibatkan
dalam pembelajaran aktif, guru harus aktif mendampingi setiap kegiatan anakanak. Dalam istilah teoristis ini berarti anak-anak bekerja dalam zona
perkembangan proksimal dan guru menyediakan scaffolding bagi anak.
2. Secara khusus Vygotsky mengemukakan bahwa disamping guru, teman sebaya
juga berpengaruh pada perkembangan kognitif anak. Berlawanan dengan
pembelajaran lewat penemuan individu (individual discovery learning) kerja
kelompok secara kooperatif tampaknya mempercepat perkembangan anak.
3. Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluas menjadi pengajaran pribadi
oleh teman sebaya, yaitu seorang anak mengajari anak lainnya yang agak
tertinggal didalam pelajaran. Foot et al, menjelaskan pengajaran oleh teman
sebaya ini dengan menggunakan teori vygotsky. Satu anak bisa lebih efektif
membimbing anak lainnya melewati ZPD karena mereka sendiri baru saja
melewati tahap itu sehingga bisa dengan mudah melihat kesulitan-kesulitan yang
dihadapi anak lain dan menyediakan scaffolding yang sesuai.
2014
14
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Komputer juga dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dalam
berbagai cara. Dalam prespektif pengikut vygotsky - bruner, perintah-perintah dilayar
komputer merupakan scaffolding. Ketika anak menggunakan perangkat lunak atau
software pendidikan, komputer menggunakan bantuan atau petunjuk scara detail seperti
yang diisyaratkan sesuai kedudukan anak dalam ZPD. Tidak dipungkiri lagi beberapa
anak dikelas lebih terampil dalam menggunakan computer sebagai tutor bagi teman
sebayanya. Dengan murid-murid yang bekerja dengan komputer guru bisa bebas
mencurahkan perhatiannya kepada individu-individu yang memerlukan bantuan dan
menyiapkan scaffolding yang sesuai bagi masing-masing anak.
Teori pembelajaran Vygossky juga dapat kita gunakan sebagai salah satu teori di
dalam model cooperative learning. Menurut Suparno (1997), pembelajaran merupakan
suatu
per-kembangan
pengertian.
Dia
membedakan
adanya
dua
pe-ngertian
pembelajaran yaitu, yang spontan dan yang ilmiah. Pengertian spontan adalah
pengertian yang didapati secara terus dan pengalaman siswa didapati dalam kehidupan
seharian. Pengertian ilmiah adalah pengertian yang diperoleh di sekolah. Selanjutnya,
Suparno (1997) mengatakan kedua-dua konsep itu saling berkaitan terus menerus. Apa
yang dihadapi siswa di sekolah mempengaruhi perkembangan konsep yang diperoleh
dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya.
Sumbangan teori Vigotsky adalah penekanan pada bakat sosio budaya dalam
pembelajaran. Menurutnya, pembelajaran terjadi ketika siswa bekerja dalam zona
perkembangan proksima (zone of proximal development). Zona perkembangan
proksima adalah tingkat perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan seseorang
pada ketika pembelajaran berlaku?
Astuty (2000) secara terperinci, mengemukakan bahwa yang dimaksudkan
dengan “zon per-kembangan proksima” adalah jarak antara tingkat per-kembangan
sesungguhnya dengan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan
sesungguhnya adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan
tingkat per-kembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah
bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan rakan sebaya yang lebih mampu.
Oleh yang demkian, maka tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan melalui
model pembelajaran koperatif. Ide penting lain juga diturunkan Vygotsky ialah konsep
pemenaraan (scaffolding) (Nur 2000), yaitu memberikan sejumlah bantuan kepada siswa
pada tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian menguranginya dan memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab sekadar yang mereka
mampu. Bantuan tersebut berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan
2014
15
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
masalah pada langkah-langkah pemecahan, memberi contoh ataupun hal-hal lain yang
memungkinkan siswa tumbuh kendiri.
Dalam teori Vygotsky dijelaskan bahwa ada hubungan secara langsung antara
domain kognitif dengan sosio budaya. Kualiti berfikir siswa dibina dan aktivitas sosial
siswa di dalam bilik darjah, dikembangkan dalam bentuk kerjasama antara siswa dengan
siswa lainnya yang lebih mampu di bawah bimbingan orang dewasa dan guru.
Di Indonesia, program penelusuran bakat dan minat yang dikembangkan oleh
beberapa universitas negeri dan swasta adalah salah satu bagian yang tak terpisahkan
dengan pandangan Vygotsky yang melihat umur bukanlah hal yang sangat prinsipil
dalam mengembangkan kreativitas anak.
Di Perguruan tinggi sekelas Institut Teknologi Bandung (ITB) dan beberapa
universitas lainnya, telah mengembangkan program penelusuran bakat dan minat yang
mereka beri nama jalur Penelusuran Minat, Bakat, dan Potensi atau disingkat (PMPB).
Begitu pentingnya menggali dan mengkonstruksi potensi peserta didik, mereka
memberikan ujian masuk tersendiri yang terpisah dari ujian masuk mahasiswa pada
umumnya. Program eskalasi dan akselerasi di sekolah dasar seperti yang banyak
dikembangkan dan dibicarakan sehubungan dengan keinginan untuk menggali potensi
anak berbakat merupakan kontribusi Vygotsky dalam mengembangkan pendidikan.
Eskalasi mengandung pengertian penanjakan kehidupan mental, sedangkan
akselerasi, acceletion, secara singkat diterjemahkan percepatan (Semiawan, 2002).
Lebih jauh, Semiawan (1997) membagi pengertian akselerasi ke dalam dua bagian.
Pertama, akselerasi sebagai model pelayanan pembelajaran. Kedua, akselerasi
kurikulum atau akselerasi program.
Pengertian yang pertama dapat dijalankan dengan memberikan kesempatan
yang sebesar-besarnya kepada anak berbakat untuk melompat ke tingkat yang lebih
tinggi. Misalnya, seorang anak kelas II SD memiliki kemampuan lebih tinggi pada mata
pelajaran matematika. Setelah diberikan tes kemampuan ternyata anak itu memiliki
kemampuan yang sama dengan kemampuan anak yang berada di kelas III SD, maka
anak tersebut diberi kesempatan untuk duduk di kelas III SD khusus untuk mata
pelajaran matematika dan tetap berada di kelas II SD untuk mata pelajaran lainnya.
Sedangkan pengertian yang kedua dapat dijalankan dengan melakukan peringkasan
program.
2014
16
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Misalnya, program yang sebenarnya ditempuh dalam waktu empat bulan dapat
dipercepat menjadi satu bulan tanpa mengubah kualitas isi yang diberikan. Di sisi lain,
program eskalasi dapat dijalankan dengan memberikan pengayaan materi yang
memperhatikan fleksibilitas dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Seperti dalam program akselerasi, program pengayaan dapat dilakukan secara
horizontal dan vertikal. Pengayaan horizontal mengandung pengertian kesejajaran
tingkat pengayaan yang diberikan kepada kelas yang sama, sedangkan pengayaan
vertikal dapat dijalankan dengan memberikan pengayaan pada kelas yang lebih tinggi.
Masih menurut Vygotsky, dengan melibatkan anak berdiskusi dan berfikir
(reasoning) dalam mempelajari segala kejadian, akan mendorong anak untuk
merefleksikan apa yang telah dikatakan atau diperbuatnya. Hal ini dapat menjadi “inner
speech” atau “inner dialogue”, dialog dengan dirinya sendiri. Ini proses awal bagi anak
untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
Selanjutnya, dikemudian hari ia akan mampu mengevaluasi diri, menganalisis
kekurangan serta kekuatan yang dimilikinya. Dengan terbiasa melibatkan anak diskusi,
akan membantu anak untuk bisa berfikir pada tahapan yang lebih tinggi atau metacognition. Proses seperti ini dapat membuatnya menjadi manusia spiritual, yaitu manusia
yang tahu siapa dirinya, dan mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah bagian dari
masyarakat, komunitas dan alam semesta.
DAFTAR PUSTAKA
bk2009.files.wordpress.com/.../teori-perkembangan-kognitif Vygotsky. diakses tanggal 30
Mei 2014
Miller. P.H. (1993). Theories of Developmental Psychology. Third edition. New York:
Freeman and Company
Papalia, D.E. & Olds, S.W., (2008). Human Development. Edisi Terjemahan. Jakarta:
Kencana
Rita E.I.,dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta : UNY Press.
Sugihartono,dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.
http://psychology.about.com/od/profilesmz/p/vygotsky.html. diakses tanggal 30 Mei 2014
http://www.wikipedia.org/vygotsky.html diakses tanggal 30 Mei 2014
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/Teori-Vygotsky diakses tanggal 30 Mei 2014
2014
17
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
http://www.al-azhar.ac.id/konsep-vygotsky.html diakses tanggal 30 Mei 2014
http://teoribelajar.blogspot.com/2008/10/vygotsky-pandangan-dan-kontribusinya.html
diakses tanggal 30 Mei 2014
2014
18
Psikologi Perkembangan
Wahidah Fitriani, S. Psi., MA.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download