BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kebutuhan nutrisi adalah zat zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto dan Wartonah, 2006). Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya. Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi yang diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan karakteristik, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas, dan lain-lain. Nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi semua makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang buruk bagi tubuh tiga kali sehari selama puluhan tahun akan menjadi racun yang menyebabkan penyakit dikemudian hari Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada sistem yang berperan di dalamnya yaitu sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris, saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usu halus bagian distal. Sedangkan organ asesoris terdiri dari hati, kantong empedu dan pankreas. Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi 1 dalam tubuh kita. Sehingga bisa menyebabkan penyakit / terkena gizi buruk oleh karena itu kita harus memperbanyak nutrisi. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Angka Kecukupan Nutrisi yang dibutuhkan setiap orang? 2. Bagaimana cara mencukupi kebutuhan Nutrisi? 3. Apa saja kebutuhan konsumsi zat Nutrisi? 4. Bagaimana masalah umum yang berkaitan dengan gangguan pemenuhan Nutrisi? 5. Apa saja Faktor yang mempengaruhi kebutuhan Nutrisi? 6. Bagaimana prosedur tindakan pemenuhan Nutrisi? 1.3. Tujuan penyusunan 1. Untuk mengetahui angka kecukupan nutrisi setiap orang. 2. Untuk mengetahui cara untuk mencukupi kebutuhan nutrisi. 3. Untuk mengetahui zat konsumsi kebutuhan Nutrisi. 4. Untuk mengetahui permasalah yang muncul mengenai gangguan kebutuhan Nutrisi. 5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan Nutrisi. 6. Untuk mengetahui prosedut tindakan apa saja yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan Nutrisi dikaitkan dengan Tindakan Keperawatan. 2 BAB II KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI 2.1. Angka kecukupan Nutrisi Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh setiap hari dalam jumlah tetentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan dalam jangka waktu lama alan berakibat buruk terhadap kesehatan. Kebutuhan akan enegri dan zat-zat gizi bergantung pada berbagai faktor, seperti umur, gender, berat badan, iklim dan aktivitas fisik. Oleh karena itu, perlu disusun angka kecukupan gizi yang dianjurkan yang sesuai untuk rata-rata penduduk yang yang hidup di daerah tertentu. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan sebagai standar guba mencapai status gizi optimal bagi penduduk. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan di Indonesia pertama kali ditetapkan tahun 1968 melalui Widya Karya Pangan dan Gizi yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). AKG ini kemudian ditinjau diselengarakan kembali pada tahun 1978, dan sejak itu secara berkala tiap lima tahun sekali, 2.2. Pengertian dan Bahan Penggunaan Angka Kecukupan Gizi yang dianjukan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah taraf komsumsi zat-zat gizi eswnsial, yang berdasarkan pengetahuan Ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hamper semua orang sehat. Angka Kecukupan Gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi (Dietary requirement). Angka Kecukupan adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk memepertahankan status gizi adekuat. AKG yang dianjurkan berdasarkan pada patokan berat badan untuk masingmasing kelompok umur,gender,aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis tertentu seperti kehamilan dan menyusui. Dalam penggunaanya, bila kelompok penduduk yang dihadapi. Mempunyai rata-rata berbeda dengan patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok penduduk tersebut dinilai 3 terlalu kurus, AKG dihitung berdassarkan berat idealnya.AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan untuk maksud-maksud berikut: 1 .Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk. Untuk itu perlu diketahui pola pangan dan distribusi penduduk. Karena AKG yang dianjurkan adalah angka kecukupan pada tingkat faali, maka dalam merancang produksi pangan tertentu perlu diperhitungkan bahwa pangan yang digunakan pada masing-masing tahap pascapanen. 2. Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan atau kelompok. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa dalam menentukan berat badan, misalnya pria dewasa 62 kg dan perempuan dewasa 55 kg. Bila hasil survei menunjukkan bahwa rata-rata berat badan menyimpang dari berat badan yang sedang, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap angka kecukupan. Demikian pula penyesuaian angkan kecukupan perlu dilakukan bila nilai asam amino dan nilai kecernaan hidangan yang berbeda dengan nilai yang dalam penetapan AKG yang dianjurkan. Peneyesuaian perlu dilakukan dalam hal kecukupan energi dan vitamin yang berkaitan dengan penggunaan energi kelompok sebenarnya. 3.Perencanan pemberian makanan di instirusi, seperti rumah sakit, sekolah, industri / per-kantoran, asrama, panti asuhan, panti jompo dan lembaga pemasyarakatan. Juga dalam hal ini perlu diperhatikan beban rata-rata, kegiatan yang dilakukan dan untuk rumah sakit kecukupan gizi untuk penyembuhan. Institusi yang tidak menyediakan makanan lengkap yang membutuhkan perhatian yang diperlukan untuk melalui penyedian makanan. 4. Menetapkan standar bantuan pangan, misalnya untuk keadaan darurat: membantu para transmigran dan penduduk yang ditimpa bencana alam dan memberikan makanan untuk balita, anak-anak sekolah, dan ibu hamil. Pertimbangan yang dikemukakan pada butir 2 perlu diperhatikan. 4 5. Nilai kecukupan persiapan pangan nasional. Perhatikan pertimbangan pada butir 1 6. Merencanakan program penyuluhan gizi. 7. Mengembangkan produk pangan baru di industri. 8. Menetapkan agenda untuk keperluan pelabelan gizi pangan. Biasanya dicukupkan untuk mengukur AKG yang dapat diakses oleh sari makanan tertentu. 2.3. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG) AKG adalah jumlah zat-sat giai yang hendaknya dikomsumsi untuk jangka wakru sebagai bagian dari diet normal rata-rata orang sehat. Karena itu, pernu memperlengkapi semua faktor yang berhubungan dengan absorpsi zat-zat gizi atau efisien dalam tubuh. Untuk sebagian zat giti, sebagian dari kebutuhan mungkin dapat dilakukan dengan mengkomsumsi suatu zat menjadi zat gini esensial. Misalnya. Karotenoid tertentu merupakan prekursor vitamin A ; karena sebagian atau seluruh kecukupan akan vitamin A dapat dipecahkan oleh karotenoid yang perlu diposisikan zat yang di dalam tubuh yang kemudian dapat diekstrak oleh vitamin yang berasal dari makanan, yang kemudian digantikan oleh vitamin A perlu ditimbangkan . AKG untuk protein menjadi jumlah kebutuhan yang berbeda akan asam. amino yang ada dalam pilihan yang berbeda dalam berbagai zat, pencernaan dan atau absorpsinya tidak komplit, tein makanan. Pada kondisi AKG yang mengalami harus memperishungkan bagian zat gizi yang tidak diabsorpsi ini. Misalnya absorpsi zat besi hem dan nonhem yang berbeda, yaitu oleh makanan yang perlu diperhitungkan dalam zat AKG. Sampai sejauh mana AKG seharusnha melebihi yang dibutuhkan faal ntuk berbeda antar berbagai zat gizi. 2.4. Cara Memenuhi AKG Karena masih minim pengetahuan, AKG belum dapat menentukan untuk semua zat gizi yang sudah diketahui. Akan tetapi AKG untuk zat-zat gizi yang telah ditentukan dapat di jadikan pedoman, sehingga menu yang bervariasi yang AKG 5 untuk zat-zat yang diperlukan untuk zat zat gizi lainnya. Oleh sebab itu, agar menu sehari-hari terdiri atas bahan makanan yang bervariasi dari bahan makanan (bukan dari suplementasi atau fortifikasi), dan juga diperhitungkan kemungkinan kehilangan zat-zat gizi selama pengolahan makanan. Di Indonesia menu pola seimbang tergambar disesuaikan dalam menu 4 Sehat 5 Sempurna dan Pedoman Umum Seimbang (PUGS). Dalam menyusun menu, selain AKG perlu pula menampung aspalk akseptabiliras ain sebagai zat-zat gizi, malanan dan memiliki nilai sosial dan emosional. 2.5. Kebutuhuan komsumsi Zat Nutrisi Seperti telah diuraikan sebelumnya, zat-zat gizi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu golongan makromolekul (karbohidrat, protein dan lemak) serta mikromolekul (vitamin dan mineral). Meskipun merupakan komponen yang paling vital untuk kehidupan, air tidak akan dibahas lebih lanjut. Yang merupakan sumber semua zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh adalah makanan dan minuman (pangan) yang dlikonsumsi. Umumnya bahan pangan dapat diperoleh dari hasil tanaman maupun hewan, karena itu dikenal bahan pangan nabati dan bahan pangan hewani. Bahan pangan nabati dapat berupa serealia (beras, jagung gandum/terigu, sorgum, barley oats, millets dan lain-lain); kacang kacangan dan bij-bijian berminyak (kedelai, kacang tanah, kacang tunggak, kacang hijau, kacang babi, kacang jogo, kelapa, dan lain- lain); serta sayur-sayuran dan buah-buahan. Sedangkan bahan pangan hewani dapat berupa daging (sapi, kerbau, kambing, babi, ayam dan unggas lainnya, kelinci, dan lain-lain); ikan (ikan darat ikan laut, termasuk juga udang, kepiting, lain-lain); susu (sapi, kerbau, kambing, dan lainlain). Tergantung dari komposisi kimianya, bahan pangan tersebut digolongan juga sebagai sumber karbohidrat (pati), misalnya serealia dan umbi-umbian; sumber protein, misalnya kacang- ngan dan semua bahan pangan hewani; sumber lemak isalnya kacang-kacangan, bij-bijian, berminyak, dan beberapa bahan hewani 6 serta sumber vitamin dan mineral misalnya bahan makanan hewani; dan juga vitamin dan mineral bahan makanan hewani, sayur-sayuran dan buah-buahan. Fungsi masing-masing zat gizi yang berbeda-beda. Meskipur Sepert makromolekul (karbonidrat, protein dan lemak) dapat digunakan sebagai energi, namun masing-masing memiliki juga fungsi yang khas. Demikian juga vitamin dar mineral yang berbeda, akan memiliki fungsi yang berbeda. Oleh karena itu pengukuran lebih baik dilakukan satu per satu KARBOHIDRAT Meskipun karbohidrat (pati, gula) sebagai energi yang dapat diganti oleh, protein atau lemak, seperti yang tidak diinginkan akan muncul karena tidak tersedia dalam makanan yang dikonsumsi. Gejalanya sama dengan terjadi pada penderita kelaparan. Terjadi kehilangan jumlah besar natrium (Na) dan udara dari tubuh, yang tidak dapat mengeluarkan dengan jelas sebab-sebabnya. Hal ini yang sangat berat dengan diet orang-orang yang menerapkan diet yang memiliki kandungan karbohidrat yang sama sekali. Kehilangan natrium (Na) Biasa dikuti oleh rugi kalium (K) dari sel-sel tubuh, dan hal ini akan dikuti oleh gejala lemah badan. Pada saat yang sama, tubuh tidak mampu lagi menahan protein tubuh, kecuali jika orang tersebut mengonsumsi protein dalam jumlah banyak; hal ini juga menyebabkan penuruna berat badan. Hal yang lebih gawat adalah bahwa penggunaan lemak sebagai energi yang terblokir pada proses, menghasilkan produk terakumulasinya antara (intermediet) lemak yang dikenal sebagai "senyawa keton" (badan keton) Karena senyawa keton menumpuk, senyawa ini akan menjadi komponen abnormal darah dan air seni. Karena senyawa inilah yang mengubah konsentrasi ion hidrogen atau keseimbangan asam dalam jaringan, maka fungsi tubuh yang normal akan terganggu. Orang-orang yang menderita hal ini disebut penderia "ketosis", yang biasanya memiliki gejala alami, dehidrasi dan kehilangan energi. Semua pengaruh yang tidak diinginkan tersebut dapatt dihilangkan apabila kepada penderita diberikan karbohidrat(pati, gula); yang memberikan indikasi bahwa karbohidrat (pati, gula) ebut merupakan zat gizi esensial. 7 Meskipun disebutkan bahwa karbohidrat (pati, gula) tersebut esensial bagi tubuth, namun kita tidak mengetahui berapa jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, karena sulit untuk menentukannya Seperti telah disebutkan sebelumnya, glukosa dapat dibentuk dalam tubuh dari sumber bukan pati atau glikogen, tetapi dari lemak atau protein, melalui proses yang disebut sebagai glukoneogenesis. Terdapat jenis karbohidrat lain yang digolongkan sebaga karbohidrat yang tidak dapat dicerna (misalnya selulosa hemiselulosa, lignin, pektin dan lain-lain). Meskipun nilai gizinya nol (karena tidak dapat dicerna dan diserap, sehingga tidak digunakar oleh tubuh), namun golongan karbohidrat ini berguna untuk melancarkan pembuangan kotoran (feses) dan mencegah timbulnya berbagai macam penyakit degeneratif . Individu yang tidak atau kurang mengkonsumsi golongan karbohidrat ini akan mengalami sembelit (konstipasi) atau sulit buang air besar. Selain itu, golongan karbohidrat ini dapat memodifikasi sirkulasi enterohepatik asam empedu, karena dapat mengikat sebagian asam empedu dan membuangnya bersama feses. Karena itu, golongan karbohidrat ini (dikenal dengan sebutan "dietary fiber atau serat pangan) dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah. Sampai saat ini kecukupan konsumsi serat pangan belum ditetapkan pihak yang berwenang, tetapi anjuran konsumsi enetapkan konsumsi serat pangan untuk orang dewasa sehat h sekitar 20-30 g per hari. Perbandingan serat larut dan serat plasma adala tidak larut yang dikonsumsi sebaiknya satu banding tiga (1:3). Selain itu, terdapat pula golongan karbohidrat lain yang tidak t dicerna oleh sistem pencernaan manusia, yaitu golongan ligosakarida (panjang rantai kabon antara tiga sampai 10). Tetapi osakarida tersebut terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan dan ah mikroba "baik" dalam saluran pencernaan. Sekarang igosakarida tersebut banyak dikonsumsi sebagai "prebiotik", karena dapat meningkatkan populasi bakteri Lactobacillus sp dan Bifidus sp dalam usus. Belum diketahui secara pasti berapa jumla oligosakarida yang sebaiknya dikonsumsi agar dapat berfungsi sebagai pre-biotik di dalam usus. Konsumsi oligosakarida yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya "kembung perut" (flatulensi) 8 PROTEIN Di atas telah disebutkan bahwa protein dapat berfungsi sebagai salah satu sumber energi bagi tubuh. Hal ini akan terjadi bila sumber utama energi, yaitu karbohidrat (pati, gula) atau lemak, tidak terdapat dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi bagi tubuh. Fungsi protein sebagai zat pembangun tubuh adalah karena protein merupakan bahan pembentuk jaringan baru yang selalu terjadi di dalam tubuh. Pada bayi dan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, pembentukan jaringan baru tersebut terjadi secara besar-besaran; demikian pula pada ibu hamil dan yang sedang menyusui dan orang yang baru sembuh dari sakit Oleh karena itu, kebutuhan akan protein bagi golongan ini lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa sehat (Tabel 28). Tabel 28. Tabel 28 . Kecukupan konsumsi protein per kg Grup populasi Umur Kecukupan protein (g/kg berat badan) Bayi Anak-anak Remaja Dewasa 0-6 bulan 2,2 6-12 bulan 2,0 1-3 tahun 1,8 4-6 tahun 1,5 7-10 tahun 1,2 11-14 tahun 1,0 15-18 tahun 0,9 Lebih dari 18 tahun 0,8 Nilai gizi protein yang dikomsumsi akan menentukan jumlah yang harus di komsumsi. Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan protein, protein dengan nilai gizi rendah harus di komsumsi dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan protein yang bernilai gizi tinggi. Nilai gizi protein dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: (1) daya cernanya, serta (2) jumlah dan komposisi asam-asam amino 9 esensial. Pada umurnnya nilai gizi protein nabati lebih rendah dibandingkan dengan protein hewani. Meskipun secara teoritis dapat disusun campuran protein nabati sehingga nilai gizinya sama dengan protein hewani, namun konsumsi protein hewani memberikan beberapa keuntungan tambahan, antara lain: membantu penyerapan zat gizi lain (misalnya zat besi), dan dapat mencukupi kebutuhan tubuh akan vitamin dan mineral, karena produk pangan hewani juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang baik. Kebutuhan akan protein bagi orang dewasa telah dihitung berdasarkan studi mengenai jumlah nitrogen yang hilang dari subyek yang mengonsumsi makanan yang tidak mengandung protein atau mengandung sedikit sekali protein. Metode ini dikenal sebagai "metode faktorial" (factorial method atau factorial approach). Dalam metode ini kehilangan nitrogen dari tubuh diduga dengan cara menghitung jumlah nitrogen yang terdapat dalam urine, feses dan keringat serta saluran minor lainnya, setelah subyek memperoleh ransum bebas protein (lihat Tabel 29). Jumlah nitrogen yang hilang tersebut menunjukkan jumlah minimum protein yang diperlukan oleh tubuh. Penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa rata-rata jumlah nitrogen yang hilang tersebut adalah seba berikut: 37 mg/kg berat badan per hari dalam urine, 12 mg/kg b badan per hari dalam feses, 3 mg/kg berat badan per hari pada (terkelupas), dan sekitar 2 mg/kg berat badan per hari dalam salur minor lainnya. Sehingga jumlah nitrogen yang hilang adalah seki 54 mg/kg berat badan per hari; dengan kata lain sekitar 0,34 g protein/kg berat badan per hari diperlukan untuk kompensasi nitro yang hilang tersebut, agar terdapat keseimbangan nitrogen da tubuh. Tesis tersebut di atas telah diuji dengan cara memberikan an nitrogern. protein telur utuh atau albumin telur pada subyek oreing dewasa dalam jumlah yang cukup untuk memberikan keseimbang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, meskipun dengan memberikan protein bermutu tinggi seperti telur, lebih banyak protein diperlukan untuk memperoleh keseimbangan nitrogen daripada estimasi 54 10 mg nitrogen/kg berat badan per hari. Untuk subyek yang diberi ransum protein bermutu tinggi seperti telur, susu, kasein atau ransum campuran protein hewani, jumlah nitrogen yang diperlukan untuk memperoleh keseimbangan adalah sekitar 70 mg/kg berat badan per hari, atau sekitar 0,44 g protein/kg berat badan per hari . Dengan memperhitungkan semua faktor yang dapat mempengaruhi, misalnya variasi mutu protein dan variasi individu, Komite Para Ahli di FAOWHO akhirnya menetapkan angka 0,57 g protein/kg berat badan per hari untuk laki-laki dewasa dan 0,52 g protein/kg berat badan per hari untuk wanita dewasa. Angkaangka tersebut hanya didasarkan pada hasil-hasil penelitian jangka pendek Hasil penelitian jangka panjang menemukan bahwa angka 0,89 protein/kg berat badan per hari merupakan angka rata-rata yang leblh dapat diterima (lihat Tabel 28) Kebutuhan akan protein dan asam-asam amino untuk dapat diestimasi dari jumlah protein dan pola asam-asam amino yang terdapat dalam air susu ibu (ASI). Nilai yang diperoleh dianggap sesuai untuk pertumbuhan bayi yang optimal. Untuk anak-an biasanya digunakan metode faktorial yang menyangkut estima jumlah semua nitrogen yang dengan hilang melalui urine, feses, kulit dan saluran minor lainnya, ditambah dengan kebutuhan untuk pertumbuhan. Untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, diperlukan jumlah konsumsi protein per kg berat badan per hari yang lebih tinggi dari orang dewasa. Misalnya, untuk bayi sampai kehamilan 3 bulan diperlukan rata-rata 2,4 g protein / kg berat badan per hari; 1,85 g protein / kg berat badan / hari untuk bayi 3-6 bulan; 1,6 g protein / kg berat badan / hari untuk bayi berdiri 6-9 bulan, dan 1,4 g protein / kg berat badan / hari untuk bayi berdiri 9 - 11 bulan. Hal yang harus diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan bayi dan anak kecil akan protein, selain nutrisi protein (daya cerna dan kelengkapan asam-asam amino esensial), juga status gizi dan kesehatan bayifanak tersebut. Karena penyakit infeksi atau diare misalnya, akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan protein. Protein kecukupan per orang per hari yang dianjurkan untuk orang Indonesia. Dalam angka kecukupan gizi (AKG) tahun 2004 (Tabel 30). Kecukunan protein vana unggul di Indonesia 11 Kelebihan komsumsi protein tidak baik untuk kesehatan ginjal, karena apabila proses protein digunakan sebagai sumber energi, maka grup NH3^- nya harus dilepaskan melalui proses deaminasi, dan kemudian disintesis menjadi urea. Urea yang berlebih dalam darah akan membahayakan kesehatan, sehingga harus dibuang dalam bentuk urin. Makin banyak protein yang dikonsums banyak urea yang terbentuk, dan meningkatkan jumlah urea yang terbentuk, dan makin keras kerja ginjal untuk membuang urea tersebut. Kekurangan komsumsi protein terjadi di kalanham bayi dan anak anak kecil terutama akibat kemiskinan. Kekurangan kalori-protein (KKP) yang muncul dalam bentuk "marasmus kwasiorkor" pada bayi dan anak-anak kecil masih dilarang di negara lain. Hal ini menyebabkan pertumbuhan otak dan anak-anak terhambat tetapi juga otaknya, maka akan berakiba terbentuknya daya manusia dengan kualitas rendah. LEMAK Di samping untuk kebutuhan tubuh asam linoleat dan linolenat, manusia tidak membutuhkan lemak. Hal ini dapat dilakukan karena setiap kelebihan atau protein yang dikonsumsi, dapat menjadi lemak di dalam tubuh. Suatu ransum yang dapat memberikan 2% dari jumlah total kebutuhan energi, yang terdiri dari asam linoleat dan linolenat, dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, karena lemak atau minyak dapat meningkatkan palatabilitas makanan, maka minyak atau lemak yang banyak dikonsumsi Selain itu, lemak atau minyak dalam makanan dapat digunakan sebagai pelarut (pembawa) vitamin alami lemak (vitamin A, D, E, K) dan pro-vitamin lemak lemak (misalnya karotenoid) dan antioksidan alami (misalnya karotenoid, klorofil dan lain-lain). Para dokter ahli penyakit jantung di Amerika Serikat merekomendasikan komsumsi minyak atau lemak dibatasi maksimum 30% dari total kalori yang dikonsumsi per hari. Dari jumlah 30% tersebut, disarankan 10% berupa lemak atau minyak yang mengandung asam lemak jenuh (asam lemak jenuh), 10% berup lemak atau minyak yang mengandung asam lemak tidak jend tunggal (asam lemak 12 tak jenuh tunggal), dan 10% ainnya beru lemak atau minyak asam lemak tidak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids) VITAMIN Sudah terbukti sebelum kekurangan atau kelebihan -konsumsi vitamin tidak baik untuk kesehatan tubuh Kekurangan asupan vitamin akan menyebabkan defisiensi, sedangkan kelebihan vitamin akan menyebabkan keracunan, meskipun berupa vitamin larut udara. Kecukupan asupan vitamin alami lemak (vitamin A, D, E dan K) diberikan pada Tabel 31, sedangkan kecukupan asupan vitamin nutrisi udara . Vitamin A Gejala defisiensi akan nampak jika cadangan vitamin A dalam hati telah berkurang. Kekurangan asupan protein dan seng (Zn) akan mengurangi pelepasan vitamin A dari hati, kemudian timbu gejala yang sama seperti defisiensi vitamin A. Penyebab defisiensi vitamin A antara lain: (a) menambah vitamin A (karoten, provitamin A) rendah, ( b) gangguan dalam proses penyerapan dalam usus,(c) gangguan proses penyimpanan dalam hati, dan (d) gangguan dalam konversi provitamin A (karoten) menjadi vitamin A. Gejala yang muncul dari peran vitamin A dalam kesehatan sel -sel epitel, serta dalam proses penglihatarn sebagai berikut: (1) Rabun Senja. Dampak yarg terjadi akibat defisiensi vitamin A adalah Rendahnya penyaluran vitarmin A akan menurunkan jumlah vitamin A dalam hati kadar Vitarnin A dalam darah dan menurun. Hal ini akan mengubah jumlah vitamin A yang tersedia untuk retina (untuk pembentukan rhodopsin, yang menggunakan dalam proses penglihatan). (2) Perubahan pada mata Kornea mata merupakan organ yang yang pertama-tama terpengaruh akibat defisiensi vitamin A. Mula-mila kelejar air mata tidak dapat mengeluarakan air mata, sehingga film yang menutupi kornea mongering. Selanjutnya sel-sel epitel kornea mengalami mongering, opacity(menjadi tidak 13 transparan) dan pengelupasan, sehingga kornea mata pecah, infeksi pada mata, lalu mata mengeluarkan darah dan nanah. Timbulan kebutaan (3) Inteksi pada saluran pernafasan atas Vitamin A merupakan vitamin anti infeksi, antara lain untuk mencegah infeksi pada saluran pernafasan bagian atas (ISPA). (4) Perubahan pada kulit Kulit, terutama pada bahu, menjadi kasar dan kaku. Selain itu dapat terjadi foliculosis, yaitu benjolan-benjolan kecil pada dasar kantong rambut yang kemudian mengeras (keratinisasi) Keracunan vitamin A Sehat dapat terjadi pada tingkat konsumsi 16.000 RE / hari. Namun, ada juga yang disebut keracunan pada tingkat konsumsi lebih rendah, yaitu 6.000 RE / hari. Pada orang lain baru terjadi keracunan ketika tingkat konsumsi vitamin A mencapai 40.000-55.000 RE / hari. Pada semua golongan umur, periode awal mulailah dosis tinggi sampai timbulnya keracunan antara 6 sampai 15 bulan. Penulis keracunan pada orang dewasa adalah: sakit kepala, mengantuk, mual-mual, rambut rontok, kulit mengering dan diare. Pada anak-anak, gejala yang timbul adalah: dermatitis, berat badan menurun, dan sakit pada tulang rangka. Anak kecil (bayi) dapat menderita keracunan pada doses 8000 RE/hari, dalam periode komsumsi. Gejalanya adalah: kepala yang terkemuka dan berair, tekanan di dalam tengkorak meningkat dan mudah marah. Vitamin D Tiga jenis keadaan yang dapat dialami oleh penderita defisiensi vitamin D, adalah sebagai berikut: (a) Riketsia, diderita oleh anak-anak yang ditandai dengan kaki bengkok (bentuk O): (b Tetani, yang ditandai oleh bengkoknya tangan dan sendi, aki D atau rusaknya gangguan paratiroid; dan (c) Osteomalasia, yang diderita oleh orang dewasa akibat defisiensi vitamin D dan Ca Terjadi pada penderita sakit ginjal kronis. 14 Konsumsi vitamin D yang berlebihan akan menyebabkarn hypercalciurea dan hypercalcemia yang ditandai oleh berkurangnya selera makan, rasa haus berlebihan, terus menerus buang udara kecil muntah, lemas, diare dan pertumbuhan terhambat. Pada umumnya asupan vitamin D dari makanan dan suplemen tidak akan melebihi batas aman (upper intake level) . Di Amerika Serikat tolerable upper intake level untuk orang dewasa ditetapkan ditetapkan 50 ug atau 2000 IU / hari. Di Indonesia tidak ada jumlah yang sangat tinggi mengkonsumsi vitamin D yang dapat menyebabkan toksisitas.Namun perkiraan konsumsi lebih tinggi dari 50 ug per hari sudah akan menyebabkan toksisitas. Vitamin E Vitamin E banyak ditemukan dalam bahan makanan berlemak (mengandung minyak), oleh karena itu sangat jarang terjadi defisiensi vitamin E. Pada manusia, defisiensi vitarmin E dapat terjadi pada bavi prematur dan pada orang yang mengalami malabsorbsi (gangguan vitamin E. Pada keadaan kadar vitamin E dalam darah, gejala yang terlihat adalah peningkatan tekanan darah tinggi. PUFA dalam jumlah banyak akan menghasilkan radikal lipid (peroksida), sedangkan vitamin E bertindak sebagai semut ioksidan yang bisa lipid radikal (scavenger). Defisiensi mungkin terjadi jika tidak mengonsumsi vitamin E dalam jangka waktu lama, misalnya lebih dari satu tahun. Pada bayi prematur, defisiensi terjadi akibat kesulitan vitamin E. Dalam kasus seperti ini, vitamin E dapat diberikan secara lisan atau oral dalam bentuk air-miscible bentuk ini merupakan vitamin yang siap diserap. Berdasarkan kadar vitamin E di dalam plasma, katakan defisiensi jika kadar vitamin E kurang dari 6,5 ug / ml, defisiensi margatif bila kadar vitamin dalam plasma sekitar 6,5 8,6 ug / ml, kadar vitamin saat normal dalam plasma sekitar 8, 6 10,8 ug / ml dan optimum jika kadar vitamin dalam plasma sama dengan 10,8 ug / ml . Vitamin E dianggap relatif aman untuk orang sehat, namun asupan vitamin E dosis tinggi tidak disarankan untuk pasien yang sedang mengonsumsi vitamin K (untuk pembekuan darah ata pengobatan antikoagulan). Suplemen vitamin E juga tidak disarankan dikonsumdi selama 1-2 minggu sebelum dan setelah operasi, 15 karenadarah Vitamin K nkan dikonsumsi selama 1 2 minggu sebelum dan setelah rasi, karena dikhawatirkan akan mengganggu kerja koagulan. Vitamin K Manifasi defisensi adalah lamanya proses pembekuan (koagulasi) darah, oleh karena itu orang yang mengalami defisiensi vitamin K mudah terkena hemorrhage (pendarahan). Pada orang normal jarang terjadi defisien vitamin K Defisiensi vitamin K dapat terjadi pada orang yang mengonsumsi antibiotik, antara lain akibat efek antibiotik pada kinerja enzim karboksilase yang memerlukan vitamin K. Defisiensi vitamin K pada orang dewasa antara lain ditandai oleh lamanya pembekuan darah, rendahnya kadar vitamin K dalam plasma, rendahnya ekskresi y-carboxy glutamyl residue (Gla) dalam urin serta rendahnya aktivitas faktor VIl (yang terkait dengan agregasi keping-keping darah). Apabila asupan vitamin K hanya berasal dari makanan sehari- hari, maka tidak akan terjadi kelebihan vitamin K dan tidak akan terjadi efek samping. Pemberian vitamin K dengan dosis 10 20 mg (beberapa ratus kali kecukupan) di klinik, diamati tidak memberikan efek samping. Namun konsumsi vitamin K berlebihan sebaiknya dihindari. Kelebihan vitamin K (sebagai menadione) yang diberikan ada bayi menyebabkan meningkatnya kejadian anemia hemolitik, erbilirubinemia dan kerusakan hati, terutama pada bayi premature hip yang menderita erythroblastosis Tiamin (Vitamin Bi) Apabila terjadi detisiensi vitamin B, maka selera makan akan sistem syarat (neuromusculan turun, depresi dan gangguan pada Bila defisiensi berlanjut akan timbui penyakit beri-beri. Gejala beri- beri adalah sebagai berikut: (a) sistem syaraf dan kardiovaskuler terpengaruh, (b) mental confusion, (c) lemah otot, (d) hilangnya "sentakan" lutut dan sikut, (e) nyeri pada otot kepala, (f) kelumpuhan,(g) 16 oedema( wet beri-beri), (h) otot mengerut ( dry beri-beri), dan (i) jantung membesar. Gejala neurologis disebabkan oleh sintesis asetilkollin menurun, karena menurunya produksi asetil-koA sebagai akibat dari menurunnya aktivitas enzim piruvat dehidrogenase. Riboflavin (Vitamin B2) Awal terjadinya kekurangan riboflavin ditandai oleh cheilosis, yaitu pandangan pada sudut mulut dan bibir. Defisiensi yang berlanjut dapat menyebabkan glossitis, yaitu lidah menjadi halus dan berwarna merah keunguan, serta peradangan kulit yang bersisik. Pada umunya penderita beri-beri dan defisiensi protein juga mengalami defisiensi riboflavin. Riboflavin merupakan vitamin yang relatif tidak toksik. Jumlah yang bisa diserap sangat terbatas. Menahan, manusia untulk nyerap vitamin B2 secara lisan tidak lebih dari 20 mg dosis tungga Segera setelah diserap, ribofiavin diekskresikan melalui urine. Oleh sebab itu asupan yang tinggi tidak dapat menyebabkan risiko kesehatan . Niasin Defisiensi niasin menyebabkan timbulnya pellagra. Istilah pellagra berasal dari bahasa Italia, pelle (kulit) dan agra (kasar). Penyakit pellagra stadiurm lanjut dicirikan oleh tiga d's pellagra yaitu: dermatitis, diare dan depresi. Gejala awal defisiensi niasin adalah: Gangguan seperti terbakar, lidah merah dan bengkak yang sering terjadi dengan defisiensi riboflavin. Gejala neurologik berhubungan dengan degenerasi jaringan syaraf, dan gejalanya adalah: insomnia, iritasi, vertigo, nanah dan halusinasi (pada kondisi kronis). Niasin sebenarnya tidak toksik. Asam nikotinat sebagai vasodilator, sehingga komsumsi 50-100 mg dapat menyebabkan kemerahan pada kulit, tetapi 17 reaksi ini hanya berlangsung sekitar 20 menit.. Bentuk nikotinamid yang biasa digunakan sebagai suplemen tidak menyebabkan reaksi tersebut. Asam Folat Defisiensi asam folat dapat disebabkan oleh asupan yang tidak cukup, tidak sempurna, tinggi badan atau badan selama proses penggunaan makanan asam folat. Defisiensi vitamin ini dapat menyebabkan toksemia kehamilan, infeksi, scurvy dan meumatoid arthritis. Toxemia kehamilan adalah kondisi yang terjadi saat akhir kehamilan, termasuk juga curah darah tinggi, proteinuria, dan edema. Konsumsi alkohol yang dapat membantu menghilangkan asam folat. Individu yang beresiko defisiensi asam folat antara lain wanita hamil, orang lanjut usia, alkoholik, dan orang yang minum obat-obatan tertentu dan oralepsi oral. Piridoksin Tanda-tanda defisiensi vitamin B6 pada manusia kuran spesifik.Gejalanya adalah lemah, mudah tersinggung, insomnia dan kesulitan berjalan.Cheilosis muncul tetapi tidak sembuh dengan pemberian biotin atau riboflavin.Pada bayi, kekurangan piridoksin akan menyebabkan kejang-kejang yang akan segera sembuh dengan pemberian piridoksin intravena.Defisiensi vitamin ini akan menyebabkan gangguan metabolisme triptofan yang menimbulkan gejala seperti pellagra.Selain itu juga menimbulkan perubahan perilaku seperti depresi dan irritabilitas. Kelebihan piridoksin jarang terjadi.Apabila terjadi, gejala yang timbul ialah sensory neuropathy dan ataxia pada dosis yan sangat tinggi (1000 mg).Dilaporkan bahwa asupan 100 mg/hari tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Vitamin B12 Defisiensi vitamin B12 menimbulkan pernicious anemia sebagai akibat dari: konsumsi rendah atau gangguan dalam proses penyerapan (misalnya defisiensi 18 intrinsic factor).Anemia pernicious dicirikan oleh terbentuknya megaloblast (macrocytes).Erythroblast merupakan cikal bakal sel darah merah, dibentuk di dalam sumsum tulang belakang.Vitamin Bi2 sebagai koenzim menyediakan grup metil untuk sintesis DNA.Apabila defisiensi vitamin B12, maka DNA tidak dapat diproduksi sehingga sel tidak dapat membelah diti Sedangkan produksi RNA tetap normal, dan sintesis protein berlanjut terus, sehingga ukuran sel darah merah bertambah besar, menjadi megaloblast (macrocytes) Vitamin C (Asam Askorbat) Gejala awal defisiensi vitamin C, dalam perannya mernpertahankan integritas kapiler adalah: (a) gusi berdarah dan (b) pintpoint hemorrhage (pecahnya urat darah kapiler di bawah kult) Apabila defisiensi berlanjut, akan terjadi: (a)sintesis kolagen terhambat, (b) pendarahan berlanjut, (c) otot, termasuk otot jantung melemah, (d) Kulit menjadi kasar, kecoklatan dan kering, (e) luka sulit disembuhkan, (0) pembentukan tulang terhambat, ujung tulang melunak dan sakit, (g) gigi cepat tanggal, (h) defisiensi zat besi yang dapat menyebabkan anemia. MINERAL Seperti halnya pada vitamin, kekurangan atau kelebihan pemberian mineral tidak baik untuk kesehatan tubuh. Kekurangan konsumsi akan menyebabkan konsumsi akan menghasilkan keracunan. Kecukupan konsums bermacam-macam makro-mineral (Ca, P dan Mg) ditampilkan pada Tabel 33, sementara kecukupan memasok beberapa macam mikro-mineral (Fe, I, Zn, Se dan F) . Kalsium (Ca) Kekurangan atau kelebihan komsumsi kalsium akan menyebkan terjadinya metabolisme kalsium yanh tidak normal. Contoh defisiensi kalsium adalah osteoporosis dan osteomalacia, sedangkan contoh kelebihan kalsium adalah hiperkalasemia, tetany, dan rigor kalsium. Magnesium 19 Defisiensi Mg dapat terjadi akibat kelaparan, muntah-muntah luka akibat operasi, transit time makanan dalam usus singkat, sehingga penyerapan magnesium rendah. Hal-hal berikut ini dapat timbul bila terjadi defisiensi magnesium: (a) low magnesium tetany gejala awal yang timbul pada kondisi tersebut adalah uncontrol neuro muscular tremors (gemetaran) dan kejang-kejang; (b) kalsifikasi yang tidak diinginkan pada jaringan lunak, yang merupakan manifestasi dari peningkatan penyerapan kalsium, jika terjadi defisiensi magnesium, dan pada saat yang sama terjadi mobilisasi kalsium dari tulang; dan (c) vasodilatasi (pelebaran diameter pembuluh darah) dan perubahan kulit. Zat Besi (Fe) Tubuh sangat efisien dalam mengkonservasi asupan zat besi sehingga defisiensi zat besi hanya terjadi dalam masa pertumbuhan kekurangan asupan zat besi setelah kehilangan darah atau ketika wanita hamil atau melahirkan. Detisiensi zat besi dalam waktu lama akan mengakibatkan terjadinya anemia (anemia gizi besi). Siderosis atau hemosiderosis adalah kondisi kelebihan zat besi cadangan (hemosiderin) di dalam hati. Biasanya hal ini terjadi karena individu tersebut gagal dalam mengatur jumlah Fe yang telah diserap. Hal lain yang dapat terjadi adalah hemochromatosis, yaitu kondisi di mana tingkat penyerapan zat besi oleh individu sangat tinggi. Iodium Defiensi iodium dapat menyebabkan timbulnya gondok , yaitu kondisi yang ditandai dengan membesarnya bagian leher akibat pembesaran kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid merupakan kompensasi terhadap keterbatasan jumlah iodium yang penting untuk sintesis hormon tiroksin. Kritinisme dapat terjadi pada anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan iodium, dan hidup di daerah endemic golter, anak penderita kritinismne terganggu pert8umbuhan fisiknya(kerdil) dan mengalami gangguan mental. 20 Myxedema merupakan kondisi yang terjadi akibat kekurangan hormon tiroksin dalam jangka waktu lama.Myxedema ditandai oleh rambut yang menipis dan kasar;kulit kering dan kekuningan;tidak tahan kedinginan;suara parau dan lemah.Hal ini dapat terjadi sebagai akibat adanya kerusakan pada kelenjar tiroid atau kelenjar pituitary. Hipertiroidisme adalah kondisi di mana laju metabolik basal meningkat hingga 100 % di atas normal , disebut juga sebagai exophthalmic goiter atau penyakit Graves.Orang yang mengalami aktivitas kelenjar tiroid berlebihan terlihat gugup, kehilangan berat badan, tidak toleran terhadap panas, gemetaran (tremor) dan bola matanya menonjol. Seng (Zn) Kekurangan Zn dapat menyebabkan timbulnya kekurangan tembaga (Cu), hambatan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan organ reproduksi, anemia, kurang selera makan dan daya tahan tubuh terhadap infeksi rendah. Kelebihan Zn menimbulkan gejala mirip dengan kekurangan Zn, yaitu menurunnya status tembaga (Cu), anemia dan menurunnya imunitas.Kelebihan Zn juga dapat menyebabkan gangguan syaraf dan kelemahan otot Selenium (Se) Kekurangan selenium dapat menyebabkan timbulnya penyakit Keshan yang banyak terjadi di Cina.Ciri penyakit tersebut ialah mudah lelah walau hanya melakukan aktivitas fisik ringan dan hilang selera makan.Penyakit lain yang dapat timbul akibat kekurangan Se adalah Kashin Beck yang juga banyak terjadi di Cina dan negara- negara bekas Uni Sovyet.Pada tahap lebih lanjut dapat terjadi pembengkakan dan perubahan bentuk sendi tulang.Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa kekurangan selenium dapat menyebabkan menurunnya jumlah enzim 5'deiodinase yang bertanggung jawab pada pembentukan T3 (triodothyronin) dari T4 (tiroksin).Hal ini merupakan hubungan yang nyata antara iodium dan selenium. 21 Kelebihan Seujud keracunan yang dikenal sebagai selenosis. Gejala selenosis adalah: mual, muntah, cepat lelah, rambut rontok dan pertumbuhan kuku tidak normal. Fluor (F) Defisiensi fluor sangat jarang terjadi. Bila terjadi defisiensi fluor akan menyebabkan karies (membawa) gigi dan jumlah gigi yang tumbuh tidak mencapai jumlah normal Kelebihan fluor disebut sebagai fluorosis, yang mulai terlihat pada awal tahun 6 tahun. Laki-laki lebih sering terkena fluorosis dari wanita. Enamel gigi yang menjadi burik atau kehitamar adalah tanda-tanda awal fluorosis, mengalami lebih banyak lagi gangguan, kesabaran, sakit persendian, deformasi tulang belakang (bungkuk) dan betis bengkok. Asupan kalsium yang rendah dan Molibdenum yang tinggi akan memperparah sindroma Asupan fluor yang tinggi juga akan mempengaruhi metabolisme, yang menyebabkan timbulnya hipotroidisme. 2.6. Masalah Gizi di Indonesia Pada saat ini, Indonesia menghadapi dapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan; kurangnya persediaan pangan; kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi); kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan; dan adanya daerah miskin gizi (iodium). Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. 2.8. Konsep Asuhan Keperawatan pemenuhan Nutrisi 22 Pengkajian 1.Riwayat keperawatan dan diet a. Anggaran makanan, makan kesukaan, waktu makan. b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus? c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode waktunya? d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan demam? e. Adakah toleransi makanan/minuman tertentu? 2. Faktor yang mempengaruhi diet a. Status kesehatan. b. Kultur dan kepercayaan. c. Status social dan ekonomi. d. Faktor psikilogis. e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet. 3. pemeriksaan fisik a. Keadaan fisik: apatis, lesu. b. Berat badat: obesitas, kurus. c. Otot : flaksi/lemahm tonus kurang, tidak mampu bekerja. d. Sistem saraf: binggung, rasa terbakar, paresthesia, refleks menurun. e. Fungsi gastointertesinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pemebsaran liver. f. Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanan darah tinggi/rendah. g. Rambut: kusam,kering,pudar,kemerahan,tipis, pecah/patah-patah. h. Kulit : kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada. i. Bibir: kering, pucat,pecah-pecah, bengkak,lesi, stomatitis, membrane mukosa pucat. j. Gusi : berdarah, peradangan. 23 k. Lidah: edema, hiperemis. l. Gigi : karies, nyeri, kotor. m. Mata : konjungtiva pucatm kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi. n. Kuku: mudah patah. o. Pengukuran antropemetri: Berat badan ideal:(TB-100)±10% Lingkar pergelangan tangan Lingkar lengan atas (MAC) Nilai normal wanita Pria : 28,5 cm : 28,8 cm Lipatan kulit otot Trisep(TSF) Nilai normal wanita Pria : 16,5-18 cm : 12,5-16,5 cm 4. Laboratorium a. Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml). b. Transferin (N: 170-25 mg/100 ml) c. Hb (N: 12 mg%) d. BUN (N: 10-20 mg/100 ml) e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: Laki-laki;0,6-1,3 mg/100 ml, Wanita;0,5-1,0 mg/100 ml. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubh. Definisi: keadaan dimana intake nutrisi kurang dari kebutuhan metabolism tubuh. Kemungkinanan berhubungan dengan: a. Efek dari pengobatan. b. Muntah/mual. c. Gangguan intake makanan. d. Radiasi/kemoterapi. 24 e. Penyakit kronis. Kemungkinan data yang ditentukan: a. Berat badan menurun. b. Kelemahan. c. Kesulitan makan. d. Nafsu makan berkurang. e. Hipotensi. f. Ketidakseimbangan elektrolit. g. Kulit kering. Kondisi klinis kemungkinana terjadi pada: a. Anoraksi nervosa. b. Pembedahan. c. Kehamilan. d. Kanker. e. Anemia. f. AIDS. g. Marasmus. Tujuan yang diharapkan: a. Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu. b. Peningkatan status nutrisi. Intervensi rasional 1. Jaga kebersihan mulut 1. Mulut yang bersih meningkatk an nafsu makan 2. Bantu pasien makan jika tidak mampu. 2.membantu pasien makan. 25 3. Sajikan makanan yang mudah 3.meningkatak dicerna, dalam keadaan hangat, an tertutup, makan dan diberikan sedikit sedikit tapi sering. selera dan intake makan. 4. Selingi makanan dengan minum. 4.Memudahkan makanan masuk. 5. Hindari makanan yang banyak mengandung gas. 5.mengurangi rasa nyaman. 6. Lakukan latihan aktif dan pasif. 6.mencegah nafsu makan. 7. Monitor hasi lab, seperti glukosa,elektrolit,hemoglobin,kola 7.memonitor status nutrisi borasi dengan dokter. 2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh. Definisi : pasien dengan risiko atau actual mengkonsumsi makanan melebihi dari kebutuhan metabolism tubuh. Kemungkinan berhubungan dengan: a. Kelebihan intake. b. Gaya hiduo. c. Perubahan kultur. d. Psikologi untuk komsumsi tinggi kalori. Kemungkinan data yang ditemukan: a. Obesitas . b. Hipotiroidesme. c. Paisen dengan pemakaian kortikostreroid. d. Imobilisasi yang lama. e. Cushing syndrome. f. Bumilia. 26 Tujuan yang diharapkam: a. Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol. b. Perencaan control berat badan untuk yang akan datang. c. Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan. 27 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Kita telah melihat dan mempelajari tentang kebutuhan nutrisi kita bisa simpulkan bahwa kebutuhan nutrisi pada manusia sangatlah penting. Banyak sekali risiko jika tidak terlalu memperhatikan nutrisi bagi tubuh kita. Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain daandapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.Permasalahan kebutuhan Nutrisi harus segera diselesaikan dengan tindakan-tindakan yang tepat. Selain pemenuhan Nutrisi untuk orang yang sehat, kebutuhan Nutrisi untuk oorang sakit sangat dibutuhkan, dengan memberikan makanan secara oral pada pasien yaitu NGT diharapkan kebutuhan Nutrisi untuk pasien dengan keadaan tertentu tetap dapat mendapat asupan Nutrisi untuk kebutuhan yang dibutuhkan tubuh. 3.2 . Saran Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan dengan gizi seimbang dengan diimbangi dengan keadaan hidup bersihn untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari,karena jika tidak dilakukan setiap hari maka tubuh kita bias terserang penyakit akibat immune tubuh yang menurun. 28 29