Majalah Ilmiah Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak Vol 12, No. 2, Desember 2015, Hal 16 – 23 ISSN: 1412 – 7156 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, KEBIASAAN SARAPAN PAGI, AKTIFITAS FISIK DAN GANGGUAN KESEHATAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR (THE RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS, BREAKFAST HABITS, PHYSICAL ACTIVITY AND HEALTH PROBLEMS WITH SCHOOL PERFORMANCE OF PRIMARY SCHOOL CHILDREN) Marlenywati*, Andri Dwi Hernawan, Armita Dewi Hardiyanti Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Pontianak Jalan Ahmad Yani No. 111, Pontianak, 78124 *Email: [email protected] ABSTRAK Prestasi belajar merupakan ukuran untuk menentukan tingkat keberhasilan proses pendidikan. Kurangnya prestasi belajar dapat diakibatkan oleh status gizi, kebiasaan sarapan pagi, akifitas fisik dan gangguan kesehatan. Data dari Dinas Kesehatan Kota Pontianak mengenai status gizi menunjukan bahwa pada tahun 2013 prevalensi status gizi pada anak usia 6-12 tahun untuk prevalensi kegemukan sebesar 9,64% dan kurus 9,08%. Hasil survey pendahuluan didapat 76% siswa memiliki nilai rata-rata raport rendah, 70% siswa dengan IMT gemuk, 40 % siswa tidak rutin sarapan pagi dan sebagian siswa melakukan aktifitas fisik sedang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi hubungan antara status gizi, kebiasaan sarapan pagi, aktifitas fisik dan gangguan kesehatan dengan prestasi belajar anak sekolah dasar di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 132 sampel. Uji yang digunakan adalah uji Chi Square dengan taraf signifikan 95%. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara variabel kebiasaan sarapan pagi (0,001) dan gangguan kesehatan (p value=0,025) dengan prestasi belajar. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi (p value=0,651), aktifitas fisik (p value=0,751) dengan prestasi belajar anak sekolah dasar diwilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan. Disarankan untuk petugas gizi Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan untuk meningkatkan edukasi, informasi dan komunikasi mengenai sarapan pagi dan upaya promotif dan preventif kepada orang tua siswa dan siswa tentang pentingnya sarapan pagi melalui media leaflet, poster dan banner sesuai dengan waktu dan jumlah energi yang dibutuhkan dan mengadakan kerjasama lintas sektor antara pihak puskesmas dengan UKS sekolah untuk memantau kesehatan anak dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala agar dapat mengetahui perkembangan tubuh anak. Kata kunci: Sarapan, Gangguan Kesehatan, Prestasi Belajar ABSTRACT Learning achievement is a measure to determine the level of success of the education process. Lack of learning achievement can be caused by nutritional status, full breakfast habits, physical activity, and health problems. Data from Pontianak city health department regarding the nutritional status indicates that by 2013 the prevalence of nutritional status in children aged 6-12 years for the prevalence of obesity amounted to 9,64% and skinny 9,08%. Preliminary survey results obtained 76% of students have an average value of report cards is low, 70% of students with IMT obese, 40% of students do not regularly eat breakfast in the morning and some students do moderate physical activity. This study aimed to obtain the relationship between nutritional status, full breakfast habits, physical activity and health problems with school performance of primary school children in the region of UPTD Puskesmas at Southern Pontianak Districts. This study used cross sectional design. a sample study of 132 samples. The test used is chi square with a significant 95%. The results showed no relationship between the variables breakfast habits (P value = 0,001) and health problems (P value = 0,025) and academic achievement. there is no significant relationship between nutritional status (P value = 0,651), physical activity (P value = 0,751) and academic achievement of primary school children in the working area UPTD Pukesmas Pontianak southern districts.Recommended for officer nutritional health Puskesmas at south Pontianak to improve the 16 Majalah Ilmiah Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak Vol 12, No. 2, Desember 2015, Hal 16 – 23 ISSN: 1412 – 7156 education, information and communication regarding breakfast and promotive and preventive efforts to parents and students about the importance of eating breakfast through media leaflets, posters and banners in accordance with the time and the amount of energy needed and conduct cross-sector cooperation between the Puskesmas the school infirmary to monitor the health of children by conducting regular health checks in order to know the development of the child's body. Keyword: Breakfast Habits, Health Problem, School Performance PENDAHULUAN Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak–anak saat ini. Upaya peningkatan pembangunan kualitas sumber daya manusia harus di lakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan. Prestasi merupakan suatu yang bersifat umum dan berlaku untuk semua manusia. Prestasi belajar siswa sebagai ukuran untuk menentukan tingkat keberhasilan proses pendidikan. Hal ini menunjukkaan berhasil tidaknya proses pendidikan dapat diamati berdasarkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Prestasi yang dicapai oleh seorang siswa dalam jangka waktu tertentu tercatat dalam buku rapor sekolah [1]. Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Sering timbul masalah terutama dalam pemberian makanan yang tidak benar dan menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada banyak organ-organ sistem pada tubuh anak dan status gizi anak[2]. Berdasarkan IPM maka pembangunan sumber daya manusia Indonesia belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pada tahun 2003, IPM Indonesia menempati urutan ke 112 dari 174 negara (UNDP, 2003). Tahun 2004, IPM Indonesia menempati peringkat 111 dari 177 negara (UNDP, 2004), yang merupakan peringkat lebih rendah dibandingkan peringkat IPM negara-negara tetangga. Berdasarkan data dari dinas pendidikan di Pontianak tolak ukur prestasi keseluruhan dapat dilihat pada laporan nilai ujian akhir sekolah, nilai terendah pada tahun 2012/2013 masih 5,45% dan pada tahun ajaran 2013/2014 nilai akhir ujian terendah meningkat menjadi 5,90%[3]. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010 mengenai status gizi, prevalensi status gizi kegemukan secara nasioal pada anak usia sekolah 6-12 tahun masih tinggi yaitu 9,2% atau masih di atas 5,0%, prevalensi kekurusan pada anak usia 6-12 tahun adalah 12,2% yang terdiri dari 4,6% sangat kurus dan 7,6% kurus. Prevalensi kegemukan di Kalimantan Barat sendiri pada anak usia 6-12 tahun sebesar 8,7%., kurus dengan prevalensi 9,1% dan sangat kurus sebesar 5,5%[4]. Di Kota Pontianak tahun 2013 prevalensi status gizi pada anak usia 6-12 tahun masih di atas nasional untuk prevalensi kegemukan yaitu sebesar 9,64%, sedangkan prevalensi kurus pada anak sekolah sebesar 9,08%. Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan terdapat prevalensi kegemukan sebesar 17,7% , kurus dengan prevalensi 7,91% dan 4,5% kurus sekali[5]. Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan terhadap 25 siswa Sekolah Dasar pada 5 Sekolah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan terdapat 7 siswa yang mengalami IMT>25 dan IMT<17 sebanyak 9 siswa, 40 % siswa tidak rutin melakukan sarapan pagi, dan siswa melakukan aktifitas fisik sedang seperti berlari, bersepeda, berdiri, duduk, dan olahraga badminton. Berdasarkan hasil rapor belajar siswa terdapat 76% siswa yang mempunyai nilai rata-rata yang rendah dan tidak masuk dalam peringkat 10 besar, dari hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan maka peneliti merumuskan masalah apakah ada hubungan antara status gizi, kebiasaan sarapan pagi, aktifitas fisik dan gangguan kesehatan dengan prestasi belajar anak Sekolah Dasar di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi, kebiasaan sarapan pagi, aktifias fisik dan gangguan kesehatan dengan prestasi belajar anak sekolah dasar di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan. 17 Majalah Ilmiah Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak Vol 12, No. 2, Desember 2015, Hal 16 – 23 ISSN: 1412 – 7156 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di 5 Sekolah Dasar di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan dimulai dari februari sampai maret. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan crossectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 132 siswa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan Menggunakan teknik proposional radom sampling dengan menggunakan kocok arisan. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat untuk memperoleh gambaran karakteristik variabel. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen dan dependen yaitu status gizi, kebiasaan sarapan pagi, aktifitas fisik dan gangguan kesehatan dengan prestasi belajar. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil pengumpulan dan pengolahan data responden diketahui karakteristik berdasarkan jumlah per sekolah SD Mujahidin sebanyak 36 responden 27,3%, karakteristik berdasarkan kelas IV sebanyak 47 responden 35,6%, berdasarkan karakterisik jenis kelamin perempuan 67 responden 50,8% dan berdasarkan karakteristik usia 7-9 tahun sebanyak 69 responden 52,3%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1 Distribusi Jumlah per Sekolah, Kelas, Jenis Kelamin, Usia dan Pekerjaan Orang Tua di Wilayah Kerja UPTD Kecamatan Pontianak Selatan Responden Karakteristik N % Jumlah per Sekolah 22 16,7 SD Gembala Baik 1 15 11,4 SD Bruder Nusa Indah 36 27,3 SD Mujahidin 26 19,7 SDN 03 PS 33 25,0 SDN 34 PS Kelas 42 31,8 III 47 35,6 IV 43 32,6 V Jenis Kelamin 65 49,2 Laki - laki 67 50,8 Perempuan Usia 69 52,3 7-9 tahun 63 47,7 10-12 tahun Sumber : Data Primer 2015 Analisis Univariat Hasil analisis variabel perhatian orang tua berdasarkan uji T-test pada tabel 3 dapat dilihat variabel perhatian orang tua menunjukkan bahwa kedua kelompok perhatian orang tua yang nilai belajar anaknya kurang baik tidak berbeda dengan kelompok perhatian orang tua yang nilai belajarnya baik dengan nilai p=0,108 dan dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar. Hasil analisis pendapatan orang tua berdasarkan uji T-test dapat dilihat variabel pendapatan orang tua menunjukkan bahwa kedua kelompok pendapatan orang tua yang nilai belajar anaknya kurang baik tidak berbeda dengan kelompok pendapatan orang tua yang nilai belajarnya baik dengan nilai p=0,953 dan dapat 18 Majalah Ilmiah Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak Vol 12, No. 2, Desember 2015, Hal 16 – 23 ISSN: 1412 – 7156 disimpulkan tidak ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Status Gizi, Kebiasaan Sarapan Pagi, Aktifitas Fisik dan Gangguan Kesehatan dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan Responden Variabel N % Status Gizi 83 62,9 Gemuk 3 2,3 Kurus 46 34,8 Normal Sarapan Pagi 41 31,1 Tidak Rutin 91 68,9 Rutin Aktifitas Fisik 62 37,8 Sedang 70 51,5 Ringan Gangguan Kesehatan 69 52,3 Ya 63 47,7 Tidak Total 132 100,0 Sumber : Data Primer 2015 Analisis Bivariat Tabel 4 Hubungan Status Gizi, Kebiasaan Sarapan Pagi, Aktifitas Fisik dan Gangguan Kesehatan dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan Prestasi Belajar Kurang Variabel Baik p value PR 95% CI Baik N % N % Status Gizi Gemuk 42 50,6 41 49,4 0,651 Kurus 1 1,4 2 66,7 Normal 26 56,5 20 43,5 Sarapan Pagi Tidak Rutin Rutin 31 38 75,6 41,8 10 53 24,4 58,2 0,001 1,811 (1,343-2,440) Aktifitas Fisik Sedang Ringan 31 38 50 54,3 31 32 50 45,7 0,751 0,921 (0,663-1,280) Gagguan Kesehatan Ya Tidak 43 26 62,3 41,3 26 37 37,7 58,7 0,025 1,510 (1,067-2,137) Sumber : Data Primer 2015 Hasil analisis variabel status gizi dengan prestasi belajar kurang baik berdasarkan uji statistic Chi Squere pada tabel 4 didapatkan nilai p value 0,651 (>0.005), dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan prestasi belajar anak sekolah dasar di wilayah kerja UPTD 19 Majalah Ilmiah Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak Vol 12, No. 2, Desember 2015, Hal 16 – 23 ISSN: 1412 – 7156 Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan. Hasil analisis variabel kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar kurang baik berdasarkan uji statistik dengan menggunakan chi-square pada tabel 4 didapatkan nilai p value : 0,001 lebih(<0,05) dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar anak sekolah dasar di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan.tabel 4 didapatkan nilai p value : 0,921 (>0,05) dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara aktifitas fisik dengan prestasi belajar anak sekolah dasar di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan. Hasil analisis diperoleh pula nilai PR =1,811 artinya prevalensi yang prestasi belajarnya kurang baik dengan yang tidak rutin sarapan pagi 1,811 kali lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang rutin saraan pagi. Hasil analisis diperoleh pula nilai PR=1,510 artinya prevalensi yang prestasi belajarnya kurang baik dengan siswa yang mengalami gangguan kesehatan 1,510 kali lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang tidak mengalami gangguan kesehatan. Pembahasan Hubungan Antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square menunjukkan bahwa status gizi tidak berhubungan dengan prestasi belajar. Terlihat dari p value sebesar 0,651. Hasil penelitian di lapangan tidak menunjukkan adanya hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar, dari hasil pengumpulan data di lapangan banyak siswa yang memiliki status gizi gemuk sebesar 62,9%, dibandingkan dengan status gizi kurang. Pada anak yang memiliki status gizi gemuk pada penelitian ini mengatakan bahwa mereka sering mudah mengantuk dan sulit berkonsentrasi pada saat pelajaran di sekolah, hal ini disebabkan karena jumlah energi yang dikonsumsi melebihi jumlah energi pada saat sarapan pagi Berhasil tidaknya prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri (endogen) dan faktor dari luar diri (eksogen). Faktor endogen terdiri dari faktor psikologis meliputi motivasi dan kecerdasan, faktor fisiologis diantaranya yaitu kondisi fisiologis (status gizi yang juga dipengaruhi oleh kebiasaan sarapan pagi, persediaaan pangan keluarga, pola konsumsi makanan keluarga, zat gizi dalam makanan serta pendapatan kkeluarga). Faktor eksogen diantaranya faktor sosial, antara lain guru, keluarga (orang tua) dan teman, faktor non sosial meliputi lingkunganfisik, sanitasi lingkungan dan les [6] Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kaligis (2013) di kelurahan Bunaken Kecamatan Bunaken Kepulauan Kota Manado, yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi (IMT/U) dengan prestasi belajar anak dengan nilai p value = 1,000 [7]. Penelitian yang dilakukan oleh Padriyani, dkk (2013) juga menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar pada siswa sekolah dengan nilai p value = 0,882. Hal ini dikarenakan banyak siswa yang memiliki status gizi baik dengan nilai rata-rata raport baik[8]. Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa kebiasaan tidak sarapan pagi dengan prestasi belajar adalah 1,811 kali lebih besar dibandingkan dengan respoden yang sarapan pagi. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan diperoleh responden yang sebagian besar tidak sarapan pagi dengan prestasi belajar kurang sebesar (75,6%). Pada penelitian ini siswa ada yang mengatakan bahwa apabila tidak sarapan pagi mereka menggantinya dengan makan pada saat jam istirahat dengan jumlah porsi makanan yang banyak. Pada saat tidak sarapan pagi mereka juga sering mengalami lemah dan lesu saaat menerima pelajaran di sekolah, hal inilah yang dapat menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi kurang. Sarapan atau makan pagi berarti berbuka puasa setelah malam hari kita tidak makan. Sarapan pagi dapat membantu memelihara ketahanan fisik dan mempertahankan daya tahan. Sarapan pagi bagi anak sekolah dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan dalam menyerap pelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar [9]. Sarapan yang baik umumnya dilakukan setiap hari dimulai dari pukul 06.00 sampai 09.00. Idealnya jumlah energi makanan yag disajikan untuk sarapan bagi anak sekolah dasar tidak kurang dari 15-30% dari 20 Majalah Ilmiah Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak Vol 12, No. 2, Desember 2015, Hal 16 – 23 ISSN: 1412 – 7156 total kebutuhan kalori agar anak tidak kekurangan energi menjelang makan siang dan tidak terjadi kelelahan pada saat peoses pembelajaran [10]. Penelitian ini sejalan dengan Syahnur, dkk (2012) di SDN 20 Pangkajene Sidrap bahwa ada hubungan antara kebiasaan sarapan pagi siswa dengan prestasi belajar anak dengan nilai p value = 0,015.[11]. Penelitian ini juga sejalan dengan Tusala, dkk (2012) di SD Gereja Masehi Injili Timor menyatakan bahwa ada hubungan antara kebiasaan makan pagi dengan prestasi belajar siswa dengan nilai p value 0,001[12]. Upaya yang dapat dilakukan adalah siswa maka sebaiknya siswa sarapan pagi tepat waktu yaitu dari pukul 06.00 sampai 09.00 dengan total kebutuhan energi 15-30% dari total kebutuhan energi. Hubungan Antara Aktifitas Fisik dengan Prestasi Belajar Hasil analisis uji statistik menggunakan uji Chi-square menunjukkan bahwa aktifitas fisik tidak berhubungan dengan prestasi belajar. Terlihat dari nilai p value sebesar 0,92. Hal ini dikarenakan responden tidak mengingat baik seberapa lama waktu total aktifitas yang dilakukan dalam setiap kegiatan yang dilakukan karena wawancara aktifitas ini adalah untuk mengetahui waktu kegiatan yang dilakukan dalam satu hari harus sampai 24 jam. Mengingat responden juga siswa sekolah kelas dasar jadi memungkinkan mereka tidak terlalu ingat kegiatan yang dilakukan karena banyaknya kegiatan yang dilakukan. Aktifitas fisik bagi pelajar dapat mempengaruhi kemampuan belajar. Aktifitas fisik sehari-hari pada umumnya melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan aktifitas fisik yang berat dapat membuat tubuh menjadi lemah dan sangat berpengaruh terhadap aktifitas belajar karena apabila anak sudah lemah maka dia akan malas belajar karena kelelahan [13]. Penelitian ini sejalan dengan Oktaviani (2013) pada siswa di Yogyakarta yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan prestasi belajar siswa dengan nilai p = 0,707.[14]. Aktivitas fisik sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat. Penelitian ini juga sejalan dengan yang dilakukan Coe et al (2006) mengenai efek aktivitas fisik pada nilai akademik anak yang dilakukan secara eksperimental. Hasil penelitian yang dilakukan juga tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan prestasi belajar dengan nilai p value = 0,12.[15]. Hubungan Antara Gangguan Kesehatan dengan Prestasi Belajar Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square menujukkan bahwa ada hubungan antara gangguan kesehatan dengan prestasi belajar dengan nilai p value = 0,025. Gangguan kesehatan dengan prestasi belajar 1,510 kali lebih besar dibandingan dengan yang tidak mengalami gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan pada anak sering menjadi penyebab anak tidak masuk sekolah, pada saat anak sakit mereka tidak dapat berkonsentrasi pada saat belajar di sekolah maupun di rumah sehingga menyebabkan anak lemah dan sering tidak hadir di sekolah atau ijin hal ini dapat menyebabkan mereka tertinggal pelajaran dan dapat menyebabkan nilai belajar menjadi turun. dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden, siswa yang sakit sampai tidak masuk sekolah penyakit yang dialami yaitu demam, pilek, batuk dan tifus. Anak-anak mengalami sakit biasanya karena daya tahan tubuh mereka belum kuat dan masih sangat sensitif sehingga paling sering sakit. Terlebih lagi bila pola makan dan pola hidupnya sulit diatur. Karakter anak cenderung melawan bila disuruh istirahat, dan juga tidak mudah dibujuk menikmati makanan sehat. Anak-anak lebih condong memilih makanan sesuai dengan selera lidah, bukan sesuai dengan kebutuhan kesehatan [16]. Penelitian ini sejalan dengan Setyaningsih, dkk (2011) pada siswa SDN 2 dan SDN 3 menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara gangguan kesehatan dengan prestasi belajar dengan nilai p value = 0,004 [17]. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Wahyunanani, (2014) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara sakit tifus dengan p value = 0,023 [18]. Adanya gangguan kesehatan dapat menyebabkan daya tahan menurun yang dapat menyebabkan siswa sering tidak masuk sekolah. Oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan untuk menangani prestasi belajar kurang yaitu dengan cara orang tua siswa rajin melakukan pemeriksaan kesehatan setiap bulan agar 21 Majalah Ilmiah Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak Vol 12, No. 2, Desember 2015, Hal 16 – 23 ISSN: 1412 – 7156 siswa tidak sakit sehingga tidak sering ijin masuk sekolah dan memberikan vitamin untuk daya tahan tubuh anak serta anak harus sering mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dengan Prstasi Belajar Hasil analisis menggunakan uji T-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p value=0,108 dapat dilihat bahwa tidak ada hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar. Hal ini dikarenakan vanak yang perhatian orang tuanya dengan prestasi belajar kurang dan anak yang mendapat perhatian orang tua dengan prestasi belajar baik tidak berbeda. Totalitas sikap orang tua dalam memperhatikan segala aktivitas anak selama menjalani rutinitasnya sebagai pelajar sangat diperlukan agar si anak mudah dalam mentransfer ilmu selama menjalani proses belajar, disamping itu juga agar ia dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal [19]. Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan dikarenakan variabel perhatian orang tua ini di tanyakan kepada siswa, penelitian ini bisa akan lebih baik lagi apabila di tanyakan kepada orang tua siswa lagi Hubungan Antara Pendapatan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji T-test menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar dengan nilai p value=0,953. Tidak semua siswa dengan ekonomi tinggi mempunyai prestasi belajar baik, karena siswa dengan ekonomi tinggi dapat membeli sesuatu yang dibutuhkan atau membeli sesuatu secara berlebihan yang dapat mengganggu belajar, seperti alat bermain yang terlalu banyak sehingga siswa sibuk dengan permainannya sampai lupa belajar. Selain itu, siswa dengan ekonomi rendah juga dapat termotivasi untuk berhasil, sehingga mereka rajin belajar supaya mendapatkan prestasi belajar yang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Minantun (2011) di MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur dengan p value = 0,866 dengan demikian diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD di MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur [1]. Meskipun penelitian ini tidak berhubungan, upaya yang dapat dilakukan agar prestasi belajar tidak kurang yaitu orang tua memiliki pendapatan yang cukup agar dapat memberikan pendidikan yang baik. KESIMPULAN Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan pagi dan gangguan kesehatan dengan prestasi belajar anak sekolah dasar di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan. Selain itu, ditemukan pula bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan aktifitas fisik dengan prestasi belajar anak sekolah dasar di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan. Berdasarkan kajian ini dapat dirumuskan beberapa rekomendasi, yaitu: 1. Petugas gizi di Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan untuk meningkatkan edukasi, informasi dan komunikasi mengenai sarapan pagi dan upaya promotif dan preventif kepada orang tua siswa dan siswa itu sendiri tentang pentingnya sarapan pagi melalui media leaflet, poster dan banner sesuai dengan waktu dan jumlah energi yang dibutuhkan dan mengadakan kerjasama lintas sektor antara pihak puskesmas dengan UKS sekolah untuk memantau kesehatan anak dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala agar dapat mengetahui perkembangan tubuh anak sekolah. 2. Hendaknya responden sarapan pagi tidak lewat dari jam 09.00 dan mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung karbohidrat dengan jumlah energi 15-30% dari total kebutuhan energy dan Sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran agar daya tahan tubuh dapat terlindungi dari berbagai macam penyakit sehingga tidak mengalami gangguan kesehatan. DAFTAR PUSTAKA 22 Majalah Ilmiah Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak Vol 12, No. 2, Desember 2015, Hal 16 – 23 ISSN: 1412 – 7156 [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] Minantun, S. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur. [Skripsi]. Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2011. Arijanto, Andry. dkk. 2008. Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan dengan Prestasi Belajar yang Dicapai Dalam Bidang IPA, IPS, Olah Raga, Total Nilai dan Daya Ingat pada Siswa Kelas VI SDN Prati Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma. Surabaya. http://fkm.unsrat.ac.id/?p=467. Diakses pada tanggal 9 September 2014. Dinas Pendidikan Kota Pontianak. Profil Dinas Pendidikan Kota Pontianak Tahun 2013, Pontianak. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta. 2010. http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2010/Laporan_risk esdas_2010.pdf. Diakses pada taanggal 29 Juni 2014. Dinas Kesehatan Kota Pontianak. 2013. Profil Dinas Kesehatan Kota Pontianak Tahun 2013, Pontianak. Wijayanto. Hubungan Antara Status Gizi dan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar Anak di SD Muhammadiyah 16 Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2014. Kaligis, Ch, Dkk. Hubungan Antara Status Gizi Anak Dengan Prestasi Belajar Di Sekolah Dasar Di Kelurahan Bunaken Kecamatan Bunaken Kepulauan Kota Manado. Jurnal. 2013. Padriyani, dkk. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar. 2013. Jurnal. http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/180/175. Diakses pada tanggal 8 Juli 2015. Khasanah, Nur. 2012. Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan. Jakarta: Transmedia. Hardinsyah . Perdana, Fachruddin. 2013. Analisis Jenis, Jumlah, dan Mutu Gizi, Konsumsi Sarapan Anak Indonesia. Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), IPB Bogor. Jurnal. http://journal.ipb.ac.id/infx.php/jgizipangan/articel//5663. Syahnur, Afrida. 2012. Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi Dan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Di Sdn 20 Pangkajene Sidrap. http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/4/elibrary%20stikes%20nani%20hasanuddin--muhsyahnur174-1-artikel7.pdf. Diakses pada tanggal 25 Maret 2015. Tusala, N. Dkk. 2012. Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gereja Masehi Injili Timor (GMIT) Kefamenanu 4, Nusa Tenggara Timur. http://journal.respati.ac.id/index.php/medika/article/viewFile/83/79. Diakses pada tanggal 28 Juni 2015. Zaeni. 2011. Kondisi Fisik dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal. Vol 1. No 1. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki/article/download/1133/109. Diakses paa tanggal 8 Juli 2015. Oktaviana. 2013. Hubungan Kejadian Gizi Kurang, Anemia Gizi Besi dan Gaky dengan Prestasi Belajar. Jurnal. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/viewFile/3038/2811. Coe, Pivarnik. Dkk. 2010. Effect of Physical Education and Activity Levels on Academic Achievement in Children. Jurnal. Vol 38. http://myteacherpages.com/webpages/TWelch/files/Effect%20of%20PE%20on%20Academics.pdf. Diakses pada tanggal 15 Maret 2015. Sari, Widya. 2010. Hubungan antara Perilaku PHBS Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa SMA di Kecamatan Pontianak Barat. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Pontianak. Pontianak. Setyaningsih, dkk. 2011. Hubungan Antara Gangguan Sakit dan Prestasi Belajar. Wahyunani. 2014. Kejadian Demam Typoid Pada Anak Sekolah. http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/12/elibrary%20stikes%20nani%20hasanuddin--nanimuzakk570-1-13141431-x.pdf. Diakses pada tanggal 28 Juni 2015. Cholifatun, Siti. 2011. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dan Prestasi Belajar Anak PAI Siswa Kelas V di SDN 1 Gubugsari Pegandon Kendal. Jurnal. http://journal.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-hjcholifat-5963-1-hj.siti-d.pdf. Diakses pada tanggal 23 Agustus 2015. 23