Uploaded by haize

perencanaan-dan-evaluasi-promosi-kesehatan

advertisement
PERENCANAAN DAN EVALUASI PROMOSI KESEHATAN
A.PENDAHULUAN
Promosi
kesehatan
adalah
memasarkan,
menjual,
atau
memperkenalkan pesan - pesan kesehatan atau upaya-upaya kesehatan
sehingga masyarakat menerima atau membeli (menerima perilaku
kesehatan atau mengenal pesan-pesan kesehatan, dan akhirnya
masyarakat berperilaku hidup sehat. Menutut WHO promosi kesehatan
adalah
suatu
proses
yang
bertujuan
memungkinkan
individu
meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatan
berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri.
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis
kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaikbaiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya efisien dan
efektif. Merancang promosi kesehatan (merencanakan promosi kesehatan)
adalah proses mempersiapkan secara sistematis yang dilakukan untuk
mempromosikan suatu tujuan yaitu bertujuan untuk mempromosikan
hasil–hasil kesehatan.
Melalui perencanaan tujuan yang akan dicapai akan menjadi jelas,
obyektif dan rasional dan dapat menjadi acuan atau dasar bagi fungsi
manajemen
lainnya,
dan
dengan perencanaan
juga dapat menggambarkan
hal-hal
atau
kemungkinankemungkinan yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan
datang. Dengan melakukan perencanaan promosi kesehatan diharapkan
segala sesuatu yang baik untuk kesehatan dapat di pahami oleh seluruh
masyarakat serta dapat menjadi acuan masyarakat untuk hidup lebih baik
lagi kedepannya. Manfaat perencanaan seperti membantu manajemen
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan,
membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama,
memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas.
Oleh karena itu perancangan promosi kesehatan sangat penting
dilakukan dan dipelajari. Sebagai calon tenaga keperawatan dapat
merancang pesan–pesan kesehatan dan hasil–hasil kesehatan yang
bermanfaat bagi masyarakat banyak dan dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang baik bagi masyarakat banyak.
B. PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN
1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis
kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaikbaiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya efisien dan efektif.
Definisi menurut para ahli:
a) Garth N.Jone : Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan
pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian
tugas.
b) M.Farland : Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan
kemungkinan mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah
daripada wewenangnya.
c) Abdulrachman (1973) : Perencanaan adalah pemikiran rasional
berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate)
sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian.
2. Manfaat Perencanaan
a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan.
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah
utama.
c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
operasi lebih jelas.
d. Pemilihan berbagai alternatif terbaik.
e. Standar pelaksanaan dan pengawasan.
f. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan.
g. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi.
h. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
3. Pengertian Perencanaan Promosi Kesehatan
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis
penyebab masalah, penetapan prioritas, dan alokasi sumber daya yang
ada untuk mencapai tujuan. Penting dalam perencanaan menetapkan
dimensi kebutuhan dan prioritas kebutuhan promosi kesehatan. Output
fase ini hal terpenting adalah rumusan tujuan (yaitu, rumusan
peningkatan perilaku yang diinginkan setelah mengkaji fakta perilaku,
faktor-faktor internal dan eksternal), dan rumusan kegiatan untuk
melakukan intervensi terhadap faktor penyebab, yang diinventarasi dan
disusun dalam kegiatan yang berurutan.
4. Perencanaan Promosi Kesehatan sebagai Suatu Proses
Perencanaan Promosi Kesehatan adalah suatu proses diagnosis
penyebab masalah, penetapan prioritas, dan alokasi sumber daya yang
ada untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu, dalam perencanaan promosi
kesehatan , perencanaan harus terdiri dari masyarakat, professional
kesehatan , dan promotor kesehatan . Kelompok ini harus bekerja
bersama–sama dalam proses perencanaan promosi kesehatan, sehingga
dihasilkan program yang sesuai, efektif dalam biaya (cost effective) dan
berkesinambungan. Disamping itu dengan melibatkan orang – orang yang
terkait maka akan menciptakan rasa memiliki , sehingga timbul rasa
tanggung jawab dan komitmen.
Perencanaan sebagai bagian dari siklus administrasi yang terdiri dari
tiga fase yaitu: perencanaan , implementasi dan evaluasi. Dimana ketiga
fase tersebut akan mempengaruhi hasil . Perencanaan promosi kesehatan
adalah suatu fase dimana secara rinci direncanakan jawaban atas
pertanyaan – pertanyaan yang muncul, sedangkan implementasi adalah
suatu waktu dimana perencanaan dilaksanakan. Kesalahan – kesalahan
sewaktu membuat perencanaaan akan terlihat selama proses
implementasi, demikian pula halnya dengan kekuatan dan kelemahan
yang muncul selama periode implementasi merupakan refleksi dari proses
pencernaan . Fase evaluasi adalah suatu masa dimana dilakukan
pengukuran hasil (outcome) dari promosi kesehatan. Pada fase ini juga
dilihat apakah perencanaan dan implementasi yang telah dilakukan dapat
dilanjutkan. Selain itu evaluasi diperlukan untuk pemantauan efficacy dari
promosi kesehatan dan sebagai alat bantu untuk membuat perencanaan
selanjutnya.
5. Langkah – Langkah dalam Perencanaan Promosi Kesehatan
a. Menentukan kebutuhan promosi kesehatan
1). Diagnosa masalah
2) Menetapkan prioritas masalah
b. Mengembangkan komponen promosi kesehatan
1). Menentukan tujuan promosi
2). Menentukan sasaran promosi
3). Menentukan isi promosi
4). Menentukan metode yang akan digunakan
5). Menentukan media yang akan digunakan
6). Menyusun rencana evaluasi
7). Menyusun jadwal pelaksanaan
a. Menentukan Kebutuhan Promosi Kesehatan
1). Diagnosis Masalah Keperawatan
Green ( 1980 ) telah mengembangkan suatu model
pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan dan
evaluasi
kesehatan
yang
dikenal
dengan
kerangka PRECEDE ( Predisposing , Reinforcing , Enabling Causes in
Educational Diagnosis and Evaluation ). PRECEDE memberikan serial
langkah yang menolong perencanaan untuk mengenal masalah mulai dari
kebutuhan pendidikan sampai pengembangan program untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Namun demikian pada tahun 1991 Green
menyempurnakan kerangka tersebut menjadi PRECEDE – PROCEED
(Policy, Regulatori, Organizationl Construct in Educational and
Enviromental Development). PRECEDE – PROCEED harus dilakukan secara
bersama – sama dalam proses perencanaan, implementasi dan evaluasi.
PRECEDE digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas
masalah dan tujuan program . Sedangkan PROCEED digunakan untuk
menetapkan sasaran dan kreteria kebijakan, serta implementasi dan
evaluasi.
Langkah – Langkah PRECEDE – PROCEDE
Fase 1 : Diagnosis Sosial ( Social Need Assessment )
Diagnosis sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat
terhadap kebutuhannya atau terhadap kualitas hidupnya dan aspirasi
masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui partisipasi dan
penerapan berbagai informasi yang didisain sebelumnya. Penilaian dapat
dilakukan atas dasar data sensus ataupun vital statistic yang ada,
maupun dengan melakukan pengumpulan data secara langsung dari
masyarakat, pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara wawancara
dengan informan kunci, forum yang ada di masyarakat .
Fase 2 : Diagnosis Epidemiologi
Masalah kesehatan merupakan hal yang sangat berpengaruh
terhadap kualitas hidup seseorang. Pada fase ini dicari faktor kesehatan
yang mempengaruhi kualiatas hidup seseorang, masalah kesehatan harus
digambarkan secara rinci berdasarkan data yang ada baik dari lokal,
regional maupun nasional. Pada fase ini harus diidentifikasi apa atau
kelompok mana yang terkena masalah kesehatan dan bagaimana cara
untuk menanggulang masalah tersebut.
Fase 3 : Diagnosis Perilaku Dan Lingkungan
Pada fase ini selain identifikasi masalah perilaku yang
mempengaruhi masalah kesehatan juga sekaligus diidentifikasikan
masalah lingkungan (fisik dan sosial) yang mempengaruhi perilaku dan
status kesehatan ataupun kualitas hidup seseorang atau masyarakat.
Untuk mengetahui masalah prilaku yang mempengaruhi status kesehatan
seseorang , digunakan indikator upaya seperti : pemanfaatan pelayanan
kesehatan (ultilization), upaya pencegahan (preventive action), pola
konsumsi makanan (consumption pattern), kepatuhan (compliance),
upaya pemeliharaan kesehatan diri (self care). Dimensi prilaku yang
digunakan adalah :, guality, persistence, frequency, dan range. Indicator
lingkungan meliputi : keadaan sosial, ekonomi, fisik dan pelayanan
kesehatan
dengan
dimensinya
yang
terdiri
dari
keterjangkauan,kemampuan dan pemerataan.
Langkah yang harus dilakukan dalam diagnosis prilaku dan
lingkungan adalah :
1. Memisahkan faktor perilaku dan non–prilaku penyebab
timbulnya masalah kesehatan
2. Mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah timbulnya
masalah kesehatan dan perilaku yang berhubungan dengan tindakan
perawatan/ pengobatan , sedangkan untuk faktor lingkungan yang harus
dilakukan dilakukan adalah mengeliminasi faktor non-prilaku yang tidak
dapat diubah seperti : faktor genetis dan demografis
3. Urutkan faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan besarnya
pengaruh terhadap masalah kesehatan
4. Urutkan faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan
kemungkinan untuk diubah
5. Tetapkan perilaku dan lingkungan yang menjadi sasaran
program . setelah itu tetapkan tujuan perubahan perilaku yang ingin
dicapai program.
Fase 4 : Diagnosis Pendidikan dan Organisasional
Determinan perilaku yang mempengaruhi status kesehatan
seseorang atau masyarakat dapat dilihat dari faktor seperti faktor
predeposisi (seperti pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan dan nilai
atau norma yang diyakini seseorang. Faktor pemungkin yaitu faktor
lingkungan yang memfasillitasi perilaku seseorang, dan terakhir faktor
pengaruh (tokoh masyarakat, guru, petugas kesehatan, orang tua ,
penegak hulum, yang dapat mendorong orang lain berperilaku).
Fase 5 : Diagnosis Administratif dan Kebijakan
Pada fase ini dilakukan analisis kebijakan , sumber daya dan
peraturan yang berlaku yang dapat memfasilitasi atau menghambat
pengembangan program promosi kesehatan. Diagnosis administratif
dilakukan tiga penilaian yaitu: sumber daya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan program , sumber daya yang diorganisasi dan masyarakat,
serta hambatan pelaksanaan program. Sedangkan pada diagnosis
kebijakan dilakukan identifikasi dukungan dan hambatan politis.,
peraturan dan organisasional yang memfasilitasi program dan
pengembangan lingkungan yang dapat mendukung kegiatan masyarakat
yang kondusif bagi kesehatan.
Pada fase ini kita melangkah pada perencanaan dengan program
PRECEDE ke implementasi dan evaluasi dengan PROCEED. PRECEDE
digunakan untuk meyakinkan bahwa program akan sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan individu atau masyarakat sasaran. PROCEED
untuk meyakinkan bahwa program akan tersedia, dapat dijangkau dan
diterima dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sumber Data
Data dari masyarakat yang dibutuhkan oleh seorang perencana
promosi kesehatan dapat berasal dari berbagai sumber seperti : dokumen
yang ada , langsung dari masyarakat , dimana kita bisa mendapatkan
data mengenai status kesehatan masyarakat, perilaku kesehatan dan
determinan dari perilaku kesehatan, petugas kesehatan dilapangan, tokoh
masyarakat.
Cara Pengumpulan Data
1). Key informant approach
Informasi yang diperoleh dari informan kunci melalui
wawancara mendalam atau Focus Grup Discussion (FGD) sangat
menolong untuk memahami masalah yang ada. Cara ini cukup sederhana
dan relative murah , karena informasi yang diperoleh dapat mewakili
berbagai perspektif dan informan kunci sendiri selain memberikan data
yang digunakan dalam membuat perencanaan, juga akan membantu
dalam mengimplementasikan promosi kesehatan .
2). Community forum approach
Cara lain yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
melalui forum diskusi. Disini promoter kesehatan bersama – sama
masyarakat mendiskusikan masalah yang ada. Melalui cara ini dapat
dicari jalan keluar dari maslah yanga ada. Bila dilihat dari sudut program ,
cara ini sangat ekonomis , dan promoter kesehatan dapat memahami
masalah dari berbagai sudut pandang masyarakat.
3). Sample survey approach
Merupakan cara pengumpulan data kebutuhan masyarakat
yang paling valid dan akurat., karena ekstimasi kesalahan bisa diseleksi ,
namun cara ini paling mahal. Metode yang digunakan adalah metode
wawancara dan observasi.
2). Menetapkan Prioritas Masalah
Dalam menentukan perioritas masalah kita harus
mempertimbangkan beberapa faktor seperti beratnya masalah dan akibat
yang ditimbulkan, pertimbangan politis, sumber daya yang ada di
masyarakat. Langkah yang harus ditempuh untuk menetapkan perioritas
masalah kesehatan adalah :
a) Menentukan status kesehatan masyarakat
b) Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada
c) Menentukan hubungan antara status kesehatan dengan pelayanan
kesehatan di masyarakat
d) Menentukan determinan masalah kesehatan masyarakat ( meliputi
tingkat pendidikan , umur , jenis kelamin, ras , letak geografis, kebiasaan/
perilaku dan kepercayaan yang dianut.
b. Mengembangkan Komponen Promosi Kesehatan
1). Menentukan tujuan
Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan ada 3 yaitu :
a). Peningkatan pengetahuan dan atau sikap masyarakat
b). Peningkatan perilaku masyarakat , yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada kesehatan
c). Peningkatan status kesehatan masyarakat
Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari
tujuan program, tujuan pendidikan dan tujuan prilaku.
2). Menentukan Sasaran Promosi Kesehatan
Sasaran promosi kesehatan dan sasaran pendidikan kesehatan
tidak selalu sama , maka kita harus menetapkan sasaran langsung dan
tidak langsung. Yang dimaksud sasaran dalam promosi kesehatan adalah
kelompok sasaran yaitu individu, keluarga, kelompok maupun ketiganya.
Disebutkan juga bahwa ada 3 kelompok sasaran promosi
kesehatan,yaitu :
a) Sasaran primer : kepala keluarga untuk kesehatan keluarga secaara
umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA, anak sekolah untuk
masalah kesehatan sekolah, dan sebagainya
b) Sasaran sekunder : tokoh masyarakat, tokoh agama,
disebutsebagai
sasaran
sekunder
karena
dengan
memberikan
pendidikankesehatan kepada kelompokini diharapkan selaanjutnya
kelompokini
akan
memberikan
pendidikan
kesehatan
kepada
masyarakatnya.
c) Sasaran tertier : para pengambil kebijakan baik ditingkat pusat
maupun daerah. Dengan kebijakan yang diambil oleh kelompok ini
dihatrapkan mempunyai
dampak terhadap perubahan perilaku
masyarakat
3). Menentukan Isi Promosi Kesehatan
Isi Promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin
sehingga mudah dipahami oleh sasaran. Bila perlu isi pesan dibuat
dengan mengguanakan gambar dan bahasa setempat sehingga sasaran
merasa bahwa pesan tersebut memang benar – benar ditunjukan
kepadanya sehingga sasaran mau melaksanakan isi pesan tersebut.
4). Menentukan Metode
Dalam menentukan metode yang digunakan dalam promosi
ksehatan , harus dipertimbangkan tentang aspek yang akan dicapai. Bila
mencangkup aspek pengetahuan maka yang dapat dilaukan dengan
penyuluhan langsung, pemasanga poster, spanduk dan penyebaran
leadlet. Untuk aspek sikap kita perlu memberikan contoh yang lebih
konkrit dan mengugah emosi, perasaan dan sikap sasaran, missal dengan
memperlihatkan foto, slide atau melalui pemutaran film dan video. Bila
untuk mengembangkan kemampuan keterampilan tentu sasaran harus
mencoba keterampilan tersebut. Yang lain yang perlu diperhatikan adalan
sumber daya yang dimiliki masyarakat dan jenis sasarannya.
5). Menentukan Media
Teori pendidikan mengatakan bahwa belajar yang paling mudah
adalah dengan menggunakan media, oleh karena itu hamper semua
program pendidikan kesehatan menggunakan berbagai media , media
yang dipilih tergantung pada jenis sasarannya, tingkat pendidikan
sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan dan sumber
daya yang ada.
6). Menyususn rencana evaluasi
Pada proses ini harus dijabarkan tentang kapan evaluasi akan
dilaksanakan , dimana akan dilaksananakan , kelompok sasaran yang
akan di evaluasi, dan siapa yang akan melaksanakan evaluasi tersebut.
7). Menyusun Jadwal Pelaksanaan
Merupakan penjabaran dari waktu , tempat dan pelaksanaan
yang biasanya disajikan dalam bentuk gan chart
Perencanaan yang dihasilkan hendaknya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, diterima oleh masyarakat, sesuai dengan
kebutuhan program didukung oleh kebijaksanaan yang ada dan bersifat
praktis dan bisa dilaksanakan sesuai situasi setempat.
Daftar Pustaka
1. Machfoedz I,dkk.2005. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi
Kesehatan. Jakarta :
F. Tramaya
2. Mubarak,Wahit Iqbal.2007.Promosi Kesehatan Sebuah Penghantar
Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu
3. Notoadmojo,Sukidjo.2003. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka
Cipta
4. Notoadmojo,Sukidjo.2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
MONITORING DAN EVALUASI PROMOSI KESEHATAN
Pengertian Monitoring
Monitoring merupakan upaya supervisi dan reviewe kegiatan yang dilaksanakan secara
sistematis oleh pengelola program untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai
dengan yang direncanakan. Monitoring seringkali disebut juga evaluasi proses. Tujuan
monitoring adalah supaya seawal mungkin bisa menemukan dan memperbaiki masalah dalam
pelaksanaan program, misalnya: bagiamana strategi yang tidak berfungsi, mekanisme
program mana yang tidak sesuai, apakah program sudah berjalan sesuai rencana, apakah ada
masalah baru dalam pelaksanaannya.
Tahap-Tahap Monitoring
1.Logistik yang diperlukan dalam pelaksanaan program
2.Hasil antara
3. Perilaku yang diharapkan
4.Perbaikan kesehatan
Manfaat Monitoring
1.Manajemen
Monitoring akan memberikan informasi tentang proses dan cakupan program kepada
pimpinan program serta memberikan umpan balik pelaksanaan program.
2.Evaluasi
Monitoring yang tepat dan baik dapat mentafsirkan hasil akhir program secara akurat
3.Citra
Monitoring yang dilakukan dengan baik memberikan kesan bahwa pemimpin program
sangat peduli terhadap sumber dana dan daya yang diperlukan
Aspek Yang Dimonitoring
1. Input : Materi, Distribusi, Media, Jangkauan target, kegiatan program dan sumber daya
2. Output = hasil antara :
a. Apakah sasaran menerima pesan/materi
b. Apakah sasaran memanfaatkan bahan
c. Apakah sasaran merasakan manfaat bahan
3. Outcome = hasil intervensi
Hasil intervensi berupa perubahan perilaku
Cara Monitoring
1. Kunjungan rumah dan diskusi dengan anggota rumah tangga
2. Wawancara mendalam
3. Fokus group diskusi
4. Observasi
5. Angket
6. Artikel
Petugas Monitoring
1. Penanggung jawab: pimpinan program
2. Pelaksana :
 Staf provider/pelaksana program
 Relawan yang terlatih
 Instansi terkait
Waktu Pelaksanaan Monitoring
1. Selama perjalanan program
2. Setiap tahap kegiatan
3. Setiap bulan atau setiap 3 bulan
Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. (APHA)
Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari proses manajemen, termasuk manajemen
promosi kesehatan. Mengapa orang melakukan evaluasi, tidak lain karena orang ingin
mengetahui apa yang telah dilakukan telah berjalan sesuai rencana, apakah semua masukan
yang diperkirakan sesuai dengan kebutuhan dana apakah kegiatan yang dilakukan
memberihasil dan dampak yang seperti yang diharapkan.
Evaluasi sebagai suatu proses yang memungkinkan administrator mengetahui hasil
programnya dan ber-dasarkan itu mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai
tujuan secara efektif, (Klineberg).
Berdasarkan definisi di atas, proses ini mencakup langkah-langkah:
1. Memformulasikan tujuan
2. Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur sukes
3. Menentukan dan menjelaskan besarnya sukses
4. Rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya
Maksud (Tujuan) Evaluasi
1. Untuk membantu perencanaan dimasa datang
2. Untuk mengetahui apakah sarana dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
3. Untuk menemukan kelemahan dan kekuatan dalam pelaksanaan program
4. Untuk membantu menentukan strategi program
5. Untuk motivasi
6. Untuk mendapatkan dukungan sponsor
Teknik/Metode Evaluasi
1. Pihak dalam (pelaksana program), melalui:
 Pencatatan dan pelaporan
 Supervisi
 Wawancara
 Observasi
2. Pihak luar program
 Laporan pihak lain
 Angket
Waktu Pelaksanaan Evaluasi
1. Penilaian rutin
Penilaian yang berkesinambungan, teratur dan bersamaan dengan pelaksanaan program
2. Penilaian berkala
Penilaian yang periodik pada setiap akhir suatu bagian program misalnya pada setiap 3
bulan, 6 bulan, 1 tahun, dst.
3. Penilaian akhir
Penilaian yang dilakukan pada akhir program atau beberapa waktu setelah akhir program
selesai
Aspek Yang Dievaluasi
1. Input = masukan, bahan, teknologi, sarana, manajemen.
2. Proses = Pelaksanaan program promkes
3. Output = Hasil dari program  pemahaman/pengetahuan, peningkatan sikap dan
keterampilan
4. Outcome = dampak
Dampak dari program seperti peningkatan PHBS
5. Impact
Peningkatan status kesehatan
Langkah-Langkah Penilaian
1. Menentukan tujuan penilaian
2. Menentukan bagian mana yang dinilai
3. Menetapkan standar dan indikator
4. Menentukan cara penilaian
5. Melakukan pengukuran
6. Membandingkan hasil dengan standar
7. Menetapkan kesimpulan
Evaluasi Promosi Kesehatan
Tujuan evaluasi
Untuk mengetahui apakah tujuan promosi kesehatan tercapai atau tidak.
Tujuan promosi kesehatan meliputi :
 Aspek knowledge = pengetahuan
 Aspek attitude = sikap
 Aspek psikomotorik = ketrampilan/praktik
Waktu evaluasi
 Selama promosi kesehatan berlangsung
 Setelah promosi kesehatan selesai
Metode evaluasi
Tergantung kepada tujuan pendidikan kesehatan
 Pengetahuan : tes tulis atau lisan
 Sikap : skala sikap
 Psikomotor : praktik
Indikator Evaluasi :
Sesuai tujuan promosi kesehatan, meliputi :
 Aspek pengetahuan
 Aspek sikap
 Aspek ketrampilan/tindakan
Aspek Yang Dievaluasi = dimensi evaluasi
Input = masukan : Kemampuan peserta, bahan/isi/materi, metode, media, kemampuan
penyuluh.
Proses : Pelaksanaan promosi kesehatan
Outputs : Hasil dari promosi kesehatan pemahaman/pengetahuan, peningkatan sikap dan
keterampilan
Outcome = dampak : Dampak dari promosi kesehaatan  peningkatan PHBS
Hasil = Kesimpulan
Bergantung pada tujuan promosi kesehatan, dikategorikan berhasil apabila peserta pendidikan
kesehatan dapat:
 Memahami pesan pendidikan kesehatan
 Sikapnya baik (menerima/setuju)
 Melaksanakan kegiatan sesuai pesan pendidikan kesehatan
Monitoring Dan Evaluasi Dalam Promosi Kesehatan
Monitoring dan evaluasi setiap kegiatan yang sedang berlangsung serta melakukan
telaah (review) secara berkala dapat memberikan informasi atau peringatan secara dini
terhadap masalah atau kendala yang dihadapi.Informasi ini dapat dijadikan dasar untuk
melakukan pengarahan kembali untuk rencana kegiatan selanjutnya. Evaluasi Hasil atau (out
Come Evaluation) harus dapat mengukur indikator yang berbeda dari hasil yang diharapkan.
Akibat atau hasil kegiatan yang tidak diharapkan juga harus dicatat dengan teliti dan segera
dicari solusinya.
Ada beberapa pendekatan dalam melakukan evaluasi, salah satunya menganggap
bahwa dalam menentukan tujuan dan kegiatan yang harus dilakukan tergantung pada
keputusan masyarakat yang bersangkutan.Pendekatan lain menyatakan bahwa setiap
keputusan tergantung pada sponsor, politisi dan akademisi secara luas, harus terukur secara
spesifik.
Ukuran hasil dari upaya promosi kesehatan dapat mencakup beberapa indikator antara
lain :
1. Ukuran tentang pemahaman yang berkaitan dengan kesehatan yang meliputi tingkat
pengetahuan, sikap, motivasi, tendensi perilaku, keterampilan personal dan kepercayaan
diri.
2. Ukuran pengaruh dan gerakan masyarakat yang meliputi unsur partisipasi masyarakat,
pemberdayaan masyarakat, norma sosial dan opini publik.
3. Ukuran yang mencakup kebijakan publik yang berwawasan kesehatan yang meliputi
pernyataan politik, alokasi sumber daya, unsur budaya dan perilaku.
4. Ukuran kondisi kesehatan dan gaya hidup sehat, salah satunya meliputi kesempatan untuk
memperoleh makanan sehat
5. Ukuran efektifitas pelayanan kesehatan, yang meliputi penyediaan pelayanan pencegahan,
akses ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, serta faktor-faktor sosial budaya yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan.
6. Ukuran Lingkungan sehat, yang meliputi membatasi akses dalam penggunaan tembakau,
alkohol, obat-obat terlarang, penyediaan lingkungan positif bagi anak-anak dan kelompok
usila, kebebasan dari kekerasan dan berbagai penyalahgunaan.
7. Ukuran dampak sosial yang meliputi kualitas hidup, kemandirian, jaringan dukungan
sosial, pemerataan atau keadilan.
8. Ukuran dampak kesehatan yang meliputi penurunan tingkat kesakitan, kematian dan
ketidakmampuan, kompetensi psikososial dan keterampilan diri.
9. Ukuran pengembangan kapasitas yang meliputi ukuran
Stephen Isaac dan William B. Michael (1981) mengemukakan 9 bentuk desain evaluasi,
yaitu:
1. Historikal , dengan merekonstruksi kejadian di masa lalu secaraobjektif dan tepat
dikaitkan dengan hipotesis atau asumsi.
2. Deskriptif, melakukan penjelasan secara sistematis suatu situasi atauhal yang menjadi
perhatian secara faktual dan tepat.
3. Studi perkembangan (developmental study), menyelidiki pola danurutan perkembangan atau
perubahan menurut waktu.
4. Studi kasus atau lapangan (case atau field study), meneliti secaraintensif latar belakang status
sekarang, dan interaksi lingkungan darisuatu unit sosial, baik perorangan, kelompok,
lembaga, ataumasyarakat.
5. Studi korelasional (corelational study) , meneliti sejauh mana variasidari satu faktor berkaitan
dengan variasi dari satu atau lebih faktor lainberdasarkan koefisien tertentu.
6. Studi sebab akibat (causal comparative study), yang menyelidikikemungkinan hubungan sebab akibat
dengan mengamati berbagaikonsekuensi yang ada dan menggalinya kembali melalui data
untuk faktor menjelaskan penyebabnya.
7. Eksperimen murni (true esperimental), yang menyelidiki kemungkinanhubungan sebab-akibat
dengan membuat satu kelompok percobaanatau lebih terpapar akan suatu perlakuan atau
kondisi danmembandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrolyang tidak
menerima perlakuan atau kondisi. Pemilihan kelompok-kelompok secara sembarang (random)
sangat penting.
8. Eksperimen semu (quasi experimental), merupakan cara yangmendekati eksperimen, tetapi di
mana kontrol tidak ada dan manipulasitidak bias dilakukan.
9. Riset aksi (action research), bertujuan mengembangkan pengalamanbaru melalui aplikasi
langsung di berbagai kesempatan.
Kekuatan dan kelemahan dari proses pembelajaran dalam promosi kesehatan yang
telah dilakukan, dapat diketahui lebih jelas setelah diaplikasikan dan dievaluasi secara
seksama. Hasil yang diperoleh dari evaluasi akan memberi petenjuk kepada seorang perawat
tentang bagian-bagian mana dari proses promosi kesehatan yang sudah baik dan belum baik.
Atas dasar hasil evaluasi tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan. Beberapa tujuan evaluasi dari pendidikan kesehatan adalah : Sebagai
pertimbangan untuk pemilihan media promosi kesehatan yang efektif, proses pemilihan
media perlu pertimbangan dengan matang sehingga media yang dipilih betul-betul efektif
dalam mendukung proses pendidikan kesehatan yang memadai, menilai kemampuan seorang
perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan, untuk menilai atau melihat prosedur
penggunaan media yang digunakan, untuk memeriksa apakah proses yang berlangsung sudah
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, memberikan informasi yang berkaitan dengan
administrasi, keberadaan dan keberfungsian media harus selalu dievaluasi secara berkala
untuk meningkatkan kualitas dalam pemberian promosi kesehatan.
Berdasarkan prosesnya, evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi Formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang
efektifitas dan efisiensi dari pendidikan kesehatan yang sudah dilaksanakan. Evaluasi Sumatif
adalah evaluasi akhir, evaluasi terhadap keseluruhan promosi kesehatan yang sudah
berlangsung.
Atau secara khusus, dalam pemberian pendidikan kesehatan adah tiga macam evaluasi
yaitu evaluasi persiapan yaitu apakah SAP sudah sesuai, apakah sudah kontrak waktu dengan
warga masyarakat, dsb.Evaluasi Proses, diharapkan sesorang perawat mampu memberikan
materi pendidikan kesehatan secara benar dan tepat, serta masyarakat kooperatif didalam
mengikuti pendidikan kesehatan, evaluasi hasil yaitu penilaian yang dilakukan apakah
pendidikan kesehatan yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau
belum.
Rangkuman
Monitoring merupakan upaya supervisi dan review kegiatan yang dilaksanakan secara
sistematis oleh pengelola program untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai
dengan yang direncanakan.
Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari proses manajemen, termasuk manajemen
promosi kesehatan. Mengapa orang melakukan evaluasi, tidak lain karena orang ingin
mengetahui apa yang telah dilakukan telah berjalan sesuai rencana, apakah semua masukan
yang diperkirakan sesuai dengan kebutuhan dana apakah kegiatan yang dilakukan memberi
hasil dan dampak yang seperti yang diharapkan.
Monitoring dan evaluasi setiap kegiatan yang sedang berlangsung serta melakukan telaah
(review) secara berkala dapat memberikan informasi atau peringatan secara dini terhadap
masalah atau kendala yang dihadapi. Informasi ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan
pengarahan kembali untuk rencana kegiatan selanjutnya. Evaluasi Hasil atau (Out Come
Evaluation) harus dapat mengukur indikator yang berbeda dari hasil yang diharapkan. Akibat
atau hasil kegiatan yang tidak diharapkan juga harus dicatat dengan teliti dan segera dicari
solusinya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sari,
kartika.
2013. Makalah
Monitoring
dan
evaluasi
promosi.
(dalamhttp://kartikasari2013.blogspot.com/2013/04/makalah-monitoring-dan-evaluasipromosi.html). Diakses pada tanggal 6 September 2014 pukul 18.00 wita
2. Maulana, Heri DJ. 2009. Promosi kesehatan. Jakarta : EGC
3. Mubarak, Iqbal. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta:Graha ilmu
4. Notoatmodjo, Soekidjo dkk 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta.
Jakarta
C
Download