Uploaded by User26154

MAKALAH PRINT 2

advertisement
MAKALAH
KARAKTERISTIK FTIR DAN RAMAN SPECTROSCOPY
Disusun oleh
Nama
: Nazla Aulia Hisran
NIM
: F1C316012
MATKUL
: Metode Pemrosesan Bahan
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2019
A. FTIR
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang dan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
FT-IR merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menganalisa komposisi kimia
dari senyawa-senyawa
organik,
polimer,
coating
atau
pelapisan,
material
semikonduktor, sampel biologi, senyawa-senyawa anorganik, dan mineral. FT-IR
mampu menganalisa suatu
material
baik
secara
keseluruhan,
lapisan
tipis,
cairan, padatan, pasta, serbuk, serat, dan bentuk yang lainnya dari suatu material.
Spektroskopi FT-IR tidak hanya mempunyai kemampuan untuk analisa kualitatif,
namun juga bisa untuk analisa kuantitatif.
Fourier Transformed Infrared (FTIR) merupakan salah satu alat atau instrument
yang dapat digunakan untuk mendeteksi gugus fungsi, mengidentifikasi senyawa dan
menganalisis campuran dari sampel yang dianalisis tanpa merusak sampel. Daerah
inframerah
pada
spektrum
gelombang
elektromagnetik
dimulai
dari
panjang
gelombang 14000 cm-1 hingga 10-1. Berdasarkan panjang gelombang tersebut daerah
inframerah dibagi menjadi tiga daerah, yaitu IR dekat (14000-4000 cm-1) yang peka
terhadap vibrasi overtone, IR sedang (4000-400 cm-1) berkaitan dengan transisi energi
vibrasi dari molekul yang memberikan informasi mengenai gugus-gugus fungsi dalam
molekul tersebut, dan IR jauh (400-10 cm-1) untuk menganalisis molekul yang
mengandung atom-atom berat seperti senyawa anorganik tapi butuh teknik khusus.
Terbentuknya spektroskopi FT-IR adalah dengan mengasumsikan semua
molekul menyerap sinar infra merah, kecuali molekul-molekul monoatom ( He, Ne,
Ar, dll)
dan molekul-molekul homopolar diatomik (H2, N2, O2, dll).
Molekul
akan menyerap sinar infra merah pada frekuensi tertentu yang mempengaruhi
momen dipolar atau ikatan dari suatu molekul. Komponen utama spektroskopi FTIR
adalah interferometer Michelson yang mempunyai fungsi menguraikan (mendispersi)
radiasi
inframerah
interferometer
dibandingkan
menjadi
Michelson
metode
komponen-komponen
tersebut
spektroskopi
memberikan
inframerah
frekuensi.
keunggulan
konvensional
Penggunaan
metode
maupun
FTIR
metode
spektroskopi yang lain. Diantaranya adalah informasi struktur molekul dapat
diperoleh secara tepat dan akurat (memiliki resolusi yang tinggi). Spektroskopi
inframerah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan
radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0.75 - 1.000 µm
atau pada bilangan gelombang 13.000 - 10 cm-1
Spektrofotometer FTIR merupakan alat yang dapat digunakan untuk identifikasi
senyawa, khususnya senyawa organik, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
a.
Analisis kualitatif
Analisis kualitatif dengan spektroskopi FTIR secara umum digunakan untuk
identifikasi gugus-gugus fungsional yang terdapat dalam suatu senyawa yang
dianalisis (Silverstein dan Bassler, 1998).
b. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif dengan spektroskopi FTIR secara umum digunakan untuk
menentukan konsentrasi analit dalam sampel. Analisis kuantitatif dengan FTIR
digunakan hukum Lambert.
Dasar pemikiran dari Spektrofotometer FTIR adalah dari persamaan gelombang
yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) seorang ahli
matematika dari Perancis. Fourier mengemukakan deret persamaan gelombang
elektronik sebagai :
Skema Spektrofotometer FTIR
FTIR terdiri dari 5 bagian utama, yaitu :
1. Sumber sinar, terbuat dari filament nernst atau globar yang dipanaskan
menggunakan
listrik
hingga
temperatur
1000-1800°C.
Pemijar
globar
merupakan batangan silikon karbida yang dipanasi hingga 1200oC dan
merupakan sumber radiasi yang sangat stabil . Pijar Nernst merupakan bidang
cekung dari sirkonium dan yutrium oksida yang dipanasi hingga sekitar
1500oC dengan arus listrik serta kurang stabil dibandingkan dengan pemijar
globar dan memerlukan pendingin air.
2. Pencerminan, sistem utama FTIR adalah interferometer yang berfungsi sebagai
kombinasi peralatan atau pengatur seluruh frekuensi inframerah yang
dihasilkan oleh sumber cahaya. Interferometer terdiri dari 3 komponen yaitu
lensa statik, lensa dinamis, dan beamsplitter.
3. Daerah cuplikan, dimana berkas acuan dan cuplikan masuk ke dalam daerah
cuplikan dan masing-masing menembus sel acuan dan cuplikan secara
bersesuaian.Detektor, berfungsi untuk mendeteksi sinar infra merah atau
energi pancaran yang lewat akibat panas yang dihasilkan.
4. Detektor yang sering digunakan adalah termokopel, sel golay dan balometer.
Ketiga detektor bekerja berdasarkan efek pemanasan yang ditimbulkan oleh
sinar IR.
5. Elektronik, detektor inframerah menghasilkan tegangan yang merespon
interferogram yang masuk melalui sampel, tegangan ini akan membentuk
analog sebelum spektrofotometer dapat mengirim interferogram ke sistem data,
maka sinyal harus dikonversikan dari bentuk analog ke bentuk digital.
Cara Kerja Alat Spektrofotometer FTIR
Prinsip kerja FTIR adalah interaksi antara energi dan materi. Infrared yang
melewati celah ke sampel, dimana celah tersebut berfungsi mengontrol jumlah energi
ysng disampaikan kepada sampel. Kemudian beberapa infrared diserap oleh sampel
dan yang lainnya di transmisikan melalui permukaan sampel sehingga sinar infrared
lolos ke detektor dan sinyal yang terukur kemudian dikirim ke komputer dan direkam
dalam bentuk puncak-puncak. Sistem optik FTIR digunakan radiasi LASER (Light
Amplification by Stimulated Emission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi
yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah
yang diterima oleh detektor secara utuh. Sistem optik Spektrofotometer FTIR seperti
pada gambar di bawah ini dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan
cermin yang diam. Dengan demikian radiasi infra merah akan menimbulkan
perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak (M) dan jarak cermin
yang diam (F). Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya
disebut sebagai retardasi (δ). Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima
detektor terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistem optik
dari Spektrofotometer IR yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut
sebagai sistem optik Fourier Transform Infra-Red.
Untuk menghasilkan spektrum inframerah, radiasi yang mengandung semua
frekuensi di wilayah IR dilewatkan melalui sampel. Mereka frekuensi yang diserap
muncul sebagai penurunan sinyal yang terdeteksi. Informasi ini ditampilkan sebagai
spektrum
radiasi
dari%
ditransmisikan
bersekongkol
melawan
wavenumber.
Spektroskopi inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif (identifikasi) dari
senyawa organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan oleh setiap organik zat
dengan puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang berbeda.
Selain itu, masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar inframerah
pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C = O, selalu
menyerap sinar inframerah pada 1670-1780 cm-1 meregangkan. (Silverstein, 2002)
Teknik spektroskopi IR digunakan untuk mengetahui gugus fungsional
mengidentifikasi senyawa , menentukan struktur molekul, mengetahui kemurnian
dan mempelajari reaksi yang sedang berjalan. Senyawa yang dianalisa berupa
senyawa organik maupun anorganik. Hampir semua senyawa dapat menyerap radiasi
inframerah.
Secara keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer FTIR memiliki
dua kelebihan utama dibandingkan metoda konvensional lainnya, yaitu :
1.
Dapat digunakan pada semua frekuensi dari sumber cahaya secara
simultan sehingga analisis dapat dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara
sekuensial atau scanning.
2.
Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih besar daripada cara
dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistem detektor lebih banyak karena tanpa
harus melalui celah (slitless).
B. SPEKTROKSKOPI RAMAN
Spektroskopi Raman adalah metode penentuan senyawa berdasarkan gerakan
molekul, yang dinamakan vibrasi molekul. Senyawa yang terukur pada Raman
Spektrometer adalah senyawa yang mengalami perubahan polarisasi karena vibrasi.
Spektroskopi ini berhubungan dengan hamburan foton sampel bila disinari dengan
laser. Spektroskopi Raman dapat digunakan untuk tujuan analisis kualitatif dan
kuantitatif serta sampel dapat berupa fasa padatan, cairan, dan gas, sebuah teknik
spektroskopi yang digunakan untuk mengamati mode vibrasional, rotasional, dan
mode frekuensi-rendah lainnya dalam suatu sistem. Teknik ini bergantung pada
hamburan inelastik, atau hamburan Raman, pada cahaya monokrom, biasanya dari
suatu laser dalam rentang kasatmata, dekat inframerah, atau dekat ultraviolet.
Cahaya laser berinteraksi dengan vibrasi molekul, fonon atau eksitasi lainnya
dalam sistem, menghasilkan energi pada foton laser mengalami pergeseran naik atau
turun. Spektrum geseran Raman hampir mirip dengan spektrum
absorpsi inframerah suatu senyawa. Kedua spektrum ini merupakan spektrum
vibrasional dari gugus fungsi kimia penyusun suatu molekul. Spektrum geseran
Raman sangat khas dan karakteristik untuk gugus fungsi tersebut.
Raman dikembangkan dari gejala hamburan cahaya ke segala arah oleh materi yang
diamati Rayleigh . Jika ukuran partikel yang menghamburkan cahaya mendekati
panjang gelombang cahaya radiasi ,maka hamburan akan tampak sebagai turbiditas
larutan,yang disebut “Efek Tyndall”

Raman menemukan ada sebagian kecil fraksi yang dihamburkan ini terbukti
mempunyai λ yang berbeda sedikit dari λ sinar datang.(tergantung pada
besarnya molekul yang dikenai radiasi)

Efek
Raman
berhubungan
;
Kuanta
dengan
cahaya
getaran
yang
molekul
diberikan
mempunyai
karena energi
efek
yang
inframerah
tidak
langsung.
Spektroskopi Raman diturunkan dari transisi-transisi vibrasi dalam molekul.
Ketika cahaya tampak mengenai molekul-molekul, cahaya tersebut dihamburkan,
frekuensi dari cahaya terhambur tersebut bervariasi menurut model-model vibrasi
dari molekul-molekul yang berhamburan. Gejala tersebut dinamakan efek Raman,
pada efek Raman merespons model-model vibrasi simetris.
Raman diturunkan dari transisi-transisi vibrasi dalam molekul. Ketika cahaya tampak
mengenai molekul-molekul, cahaya tersebut dihamburkan, frekuensi dari cahaya terhambur
tersebut bervariasi menurut model-model vibrasi dari molekul-molekul yang berhamburan.
Gejala tersebut dinamakan efek Raman, pada efek Raman merespons model-model vibrasi
simetris.
Ada 3 tipe hamburan spektrum yang cukup intensif :
1. Garis Stokes yang lumayan intensif
2. Garis Anti-Stokes yang kurang intensif
3. Puncak Rayleigh yang sangat intensif

Pergeseran Stokes , pergeseran spektrum Raman ke daerah energi rendah (λ
besar)

Pergeseran Anti-Stokes , pergeseran ke arah energi tinggi (λ kecil)

Pola pergeseran dan besarnya pergeseran (ΔT) sama persis apabila dianalisis
dengan sistem lain

Spektrum pergeseran Raman merupakan karakter molekul , karena garis-garis
ini khas untuk setiap molekul dan gejala pergeseran ini erat hubungannya
dengan vibrasi molekuler.
Prinsip kerja
Radiasi hamburan elastis pada panjang gelombang yang sesuai dengan garis laser
(hamburan Rayleigh) dipisahkan baik menggunakan notch filter, edge pass filter, atau
band pass filter, sementara sisa cahaya yang terkumpul didispersikan pada suatu
detektor.
Hamburan Raman spontan secara khusus sangat lemah, dan sebagai hasilnya
kesulitan utama pada spektroskopi Raman adalah memisahkan hamburan cahaya
tidak elastis yang lemah dari hamburan Rayleigh pada cahaya laser yang intens.
Dalam sejarah, spektrometer Raman menggunakan grating hologram dan dispersi
multi-tahap untuk mendapat rejeksi laser dengan derajat yang tinggi. Di masa
lampau, fotomultiplier merupakan detektor pilihan untuk pengaturan dispersif
Raman, yang menghasilkan waktu perolehan panjang. Namun, instrumentasi modern
yang hampir secara universal mempekerjakan notch atau edge filters untuk rejeksi
laser dan spektrograf baik berupa transmisif aksial (AT), Monokromator Czerny–
Turner (CT), atau FT (berbasis spektroskopi transformasi Fourier), dan detektor CCD.
Spektroskopi Raman umum digunakan dalam ilmu kimia, karena informasi
vibrasional spesifik untuk ikatan kimia dan simetri molekul. Karenanya, ia
memberikan sidik jari di mana molekul dapat diidentifikasi. Misalnya, frekuensi
vibrasional untuk SiO, Si2O2, dan Si3O3 diidentifikasi dan ditetapkan atas dasar
koordinat analisis yang normal menggunakan spektrum inframerah dan Raman.
Daerah sidik jari bagi molekul organik adalah pada rentang (bilangan gelombang)
500–2000 cm−1. Cara lainnya bahwa teknik ini digunakan adalah untuk mempelajari
perubahan ikatan kimia, seperti ketika substrat ditambahkan pada enzim.
Download