Uploaded by Yankes Dinkes Kota Kupang

Paper Spektro

advertisement
A. Konsep Dasar Spektrofotometri
Analisis kimia dengan metode spektrofotometri didasarkan pada interaksi radiasi
elektromagnetik (sinar) dengan materi. Interaksi tersebut meliputi proses absorpsi, emisi,
refleksi dan transmisi radiasi elektromagnetik oleh atom-atom atau molekul dalam suatu
materi.
Spektroskopi
berhubungan
dengan
pengukuran
dan
interpretasi
radiasi
elektromagnetik yang diserap atau diemisikan ketika molekul, atom, atau ion dari suatu
sampel bergerak dari satu tingkat energi tertentu ke tingkat energi lainnya. Setiap atom, ion,
atau molekul mempunyai hubungan khas dengan radiasi elektromagnetik. Spektroskopi bisa
berkaitan dengan perubahan energi rotasi, energi vibrasi ataupun energi elektronik sebagai
akibat penyerapan radiasi.
Beberapa jenis spektrofotometer :
1. Spektrofotometer UV-Vis
2. Spektrofotometer Infra merah
3. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
4. Spektrofotometer Resonansi Magnetik (NMR)
5. Spektrofotometer Pendar Molecular (pendar fluor/pendar fosfor)
6. Spektrofotometer dengan metode hamburan cahaya ( nefelometer, turbidimeter dan
spektrofotometer Raman)
B. Cahaya dan Sifat-Sifatnya
Cahaya adalah suatu bentuk energi dan merupakan radiasi elektromagnetik. Bagian
kecil dari radiasi elektromagnetik adalah cahaya tampak yang dapat dilihat langsung oleh
mata. Cahaya dapat dikatakan sebagai rangsangan yang diterima oleh panca indra mata.
Dalam menerima rangsangan tersebut ada keterbatasan pada diri manusia yaitu hanya dapat
mengidentifikasi cahaya pada panjang gelombang 380-780 nm, yang dikenal sebagai cahaya
tampak ( visible light).
Tabel panjang gelombang warna dan warna komplementer
Panjang Gelombang (nm)
Warna
< 380
380 – 435
435 – 480
UV
Violet
Biru
Biru Kehijauan
480 – 490
Warna Komplementer
Hijau Kekuningan
Kuning
Jingga
490 – 500
500 – 560
560 – 580
580 – 595
595 – 650
650 – 780
> 780
Hijau Kebiruan
Hijau
Hijau
Kekuningan
Kuning
Jingga
Merah
Infra Merah
Merah
Ungu Kemerahan
Violet
Biru
Biru Kehijauan
Hijau Kebiruan
Radiasi elektromagnetik mencakup kisaran panjang gelombang yang sangat besar.
Sesuai dengan kisaran panjang gelombangnya, maka energi juga beragam pula. Sinar-x
mempunyai energi yang cukup untuk mempengaruhi elektron dalam, sedangkan sinar uv
hanya cukup untuk mempengaruhi elektron valensi. Sementara itu radiasi infra merah hanya
cukup untuk mempengaruhi vibrasi dan rotasi molekul.
Sinar X memiliki panjang gelombang yang pendek, tetapi berenergi tinggi. Sinar X
dapat melalui padatan atau cairan yang tipis. Radiasi sinar X yang terlalu banyak akan
merusak sel-sel tubuh manusia. Sinar uv dapat diproduksi oleh lampu khusus yang
mengandung uap merkuri atau gas deuterium. Sinar uv berenergi tinggi dan akan
menyebakan luka bakar bila terlalu lama mengenai kulit. Sinar tampak diproduksi oleh lampu
biasa (misalkan, lampu wolfram). Cahaya putih yang terpancar dari matahari merupakan
campuran dari beberapa cahaya berwarna seperti merah, jingga, kuning, biru, nila, dan ungu.
Sinar infra merah dihasilkan dari benda panas semacam kawat logam globar dalam bola
lampu. Sinar IR tidak terlihat tetapi dapat dirasakan hangat oleh kulit manusia.
1. Sifat Sinar Tampak
Cahaya putih bila diuraikan akan terdiri dari beberapa warna cahaya, yaitu merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Bila kesemua berkas sinar tersebut digabungkan
kembali, amka akan diperoleh cahaya putih kembali.
Warna-warna pada cahaya tampak akan terlihat
bila ada seberkas cahaya putih
direfraksikan oleh prisma, oleh karena cahaya tampak terdiri dari beberapa warna cahaya,
maka cahaya tampak disebut sebagai cahaya polikromatis. Satu atau beberapa warna dari cahaya tampak dapat dihilangkan antara lain dengan mengabsorpsi warna tersebut. Setelah absorpsi, maka yang terlihat adalah warna sisa yang tidak terabsorpsi. Sebagai contoh, larutan
CuSO4 terlihat berwarna biru, karena larutan meneruskan warna biru dan menyerap cahaya
kuning ( hijau dan merah). Warna yang diserap oleh larutan tersebut dinamakan warna komplemennya.
2. Sifat Sinar Ultra Violet
Sinar ultra violet berenergi tinggi, artinya memiliki panjang gelombang yang pendek.
Suatu senyawa dapat menyerap sinar uv bila dalam senyawa tersebut terdapat gugus fungsi
yang disebut sebagai kromofor. Kromofor cenderung memiliki ikatan tak jenuh atau mengandung gugus fungsi dengan ikatan rangkap.
Tipe
Alkena
Alkuna
Aldehida
Keton
Asam
Karboksilat
Contoh
CH2CH2
CHCH
CH3CHO
CH3COCH3
CH3COOH
Pita Serapan (nm)
165 - 193
195 - 225
180 - 290
188 - 279
208 - 210
204 - 254
3. Radiasi Elektromagnetik
Suatu berkas radiasi merupakan gelombang elektromagnetik atau foton yang bergerak
dengan kecepatan cahaya. Foton mempunyai sifat partikel dengan energi tertentu dan pada
saat yang sama juga mempunyai sifat gelombang. Sebuah foton yang berasal dari suatu titik
tertentu dalam ruang bergerak dari titik tersebut dalam bentuk gelombang yang dicirikan
dengan vektor medan listrik yang secara berkala mempunyai titik maksimum pada arah tegak
lurus terhadap gelombang. Panjang gelombang suatu radiasi dinyatakan dalam Angstrom ( 1
A0 = 10-8 m) atau nanometer ( 1 nm = 10-7 m).
Radiasi juga mempunyai frekuensi yaitu jumlah gelombang yang melintasi satu titik
tertentu selama waktu tertentu. Panjang gelombang dan frekuensi dihubungkan dengan energi
foton( E ) menurut persamaan :
E  hc / 
Dimana :
h = Tetapan Planc ( 6,626 x 10-27 erg per detik )
c = Kecepatan Cahaya ( 3 x 108 m/dtk )
Dari persamaan tersebut tampak bahwa energi radiasi berbeda-beda tergantung pada panjang
gelombangnya. Energi semakin kecil dengan semakin besar panjang gelombang radiasi.
Spektra absorpsi sering diyatakan dalam %T maupun dalam bentuk A (absorbansi). Maka,
A = – log (%T)
A = log (Po/P), Po adalah daya cahaya masuk dan P adalah daya yang diteruskan melewati
sampel.
C. Interaksi cahaya dengan materi
Banyak instrumen telah dikembangkan untuk keperluan pengukuran secara
kuantitatif, diantaranya berdasarkan sifat optik senyawa yang dianalisis. Analisis optik
melibatkan interaksi radiasi elektromagnetik dengan bahan-bahan kimia. Dalam analisis ini
secara umum parameter pengukuran yang digunakan adalah absorpsi cahaya, hamburan
cahaya, emisi cahaya, indeks refraksi suatu zat, rotasi cahaya yang terpolarisasi.
1. Absorpsi Cahaya
Zat kimia dapat mengabsorpsi cahaya melalui berbagai cara. Bila zat kimia mengabsorpsi
cahaya, maka energi cahaya tersebut diubah menjadi bentuk energi lain. Elektron valensi
pada atom atau ion dapat mengabsorpsi energi cahaya uv atau visible sehingga
menyebabkan elektron pindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Atom hanya dapat
mengabsorpsi energi bila energi tersebut setara dengan perbedaan energi dari dua tingkat
energi. Kalau energi cahaya tidak cukup memadai dengan tingkat energi atom, maka
cahaya hanya akan melewatinya tanpa diabsorpsi. Energi berhubungan dengan panjang
gelombang. Oleh karena itu juga berkaitan dengan warna cahaya.
2. Emisi Cahaya
Jika elektron pada keadaan tereksitasi kembali ke tingkat energi yang lebih rendah
kembali, maka akan diemisikan energi dalam bentuk cahaya. Cahaya yang diemisikan
memiliki panjang gelombang tertentu sesuai dengan perbedaan tingkat energi yang terlibat
dalam proses emisi. Karena panjang gelombang emisi tertentu, maka berarti bahwa cahaya
yang diemisikan akan memiliki warna tertentu.
D. Hukum Dasar ( Hukum Lambert – Beer )
Bila ada seberkas cahaya melalui sebuah media yang transparant, maka bertambah turunnya
intensitas cahaya yang diteruskan akan sebanding dengan bertambahnya kepekatan dan konsentrasi media.
Act
Ket:
A : Absorbansi
Є : Koefisien Absorptivitas molar
C : Konsentrasi
t : Tebal media
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik
(Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian
dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Ilustrasi jalannya sinar pada spektrofotometer dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
E. Instrumentasi
Spektrofotometer UV-VIS
Spektrofotometer UV Vis merupakan alat yang terdiri dari dua komponen utama yaitu
spectrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan spectra dengan panjang gelombang
tertentu, sedangkan fotometer merupakan alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif
bila energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Kelebihan spektrometer dari fotometer adalah kemampuan alat tersebut untuk
lebih menyeleksi panjang gelombang yang diinginkan dengan adanya alat pengurai seperti
prisma, grating atau celah optis.
Berikut ini adalah diagram alat Spektrofotometer berkas tunggal
Bila seberkas sinar cahaya keluar dari sumber sinar, maka sinar akan masuk ke dalam
sistem monokromator melalui slit. Monokromator akan menyeleksi panjang gelombang berkas sinar yang diinginkan untuk memasuki sel. Seleksi panjang gelombang dilakukan dengan
memutar tombol panjang gelombang pada alat. Selanjutnya sinar yang monokromatis akan
masuk melewati sel yang berisi larutan cuplikan. Sinar yang diteruskan selanjutnya akan masuk ke detector, dan sinyal detector akan disampaikan ke operator dalam bentuk read out.
1. Sumber Sinar
Sumber radiasi dalam spektrofotometri serapan mempunyai dua fungsi, pertama memberikan energi pada daerah panjang gelombang yang tepat untuk pengukuran, kedua untuk
mempertahankan intensitas sinar yang tetap selama pengukuran. Untuk spektrofotometer
sinar tampak ( Visible) digunakan lampu wolfram sebagai sumber sinar, lampu wolfram
menghasilkan panjang gelombang > 375 nm. Sementara itu untuk spektrofotometer sinar
uv digunakan lampu deuterium yang memiliki panjang gelombang di bawh 375 nm. Energi yang dipancarkan sumber sinar bervariasi sesuai dengan panjang gelombangnya.
2. Monokromator
Sinar yang dikeluarkan sumber radiasi merupakan sinar polikromatis yaitu mengandung
berbagai panjang gelombang. Sementara itu untuk pengukuran zat diperlukan sinar tertentu yang khas dan sebaiknya monokromatis. Monokromator berfungsi untuk memperoleh
sinar yang monokromatis, yaitu sinar dengan satu daerah panjang gelombang. Berikut adalah beberapa bagian dalam rangkaian monokromator:
 Celah Masuk
Berfungsi mempersempit radiasi yang akan masuk dari sumber radiasi ke zat.
 Lensa Kolimator
Berfungsi untuk mengubah sinar menjadi berkas sinar sejajar
 Media Pendispersi
 Celah Keluar
Berfungsi untuk mengisolasi sinar yang diinginkan dengan cara menghalangi sinar
lain dan membiarkan sinar yang diinginkan lewat mencapai zat.
3. Sel (kuvet)
Sinar monokromatis yang keluar dari monokromator selanjutnya memasuki sel. Sel
adalah tempat disimpannya larutan contoh yang akan diukur serapannya. Sel atau kuvet untuk tempat larutan diletakkan pada jalan cahaya dari monokromator. Pada saat
cahaya monokromatis melalui sel, terjadi penyerapan sejumlah tertentu cahaya, sementara sebagian lain diteruskan ke detektor.
Kuvet untuk analisis harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
 Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya
 Permukaannya secara optis harus benar-benar sejajar
 Harus tahan /tidak bereaksi terhadap bahan-bahan kimia khususnya samel yang
akan diukur
 Tidak boleh rapuh
Bahan-bahan pada kuvet
 Kaca Silika Biasa : a. Tahan asam/ basa kuat
b. Tahan Pelarut Organik
c. Hanya untuk Visible
 Kuarsa
: a. Tahan asam/ basa kuat
b. Tahan Pelarut Organik
c. Untuk UV dan Visible
4. Detektor
Berfungsi untuk mengubah energi cahaya yang ditransmisikan atau diteruskan sel
menjadi suatu besaran yang terukur. Pada umumnya mengubah energi cahaya menjadi
energi listrik (arus listrik). Detektor photo tube atau barrier layer cell yang keduanya
dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik (photo sensitive detector).
 Photo Emmisive Cell(photo tube)
Bentuk yang sederhana terdiri dari suatu bola gelas yang hampa udara atau berisi
gas mulia pada tekanan rendah, misalnya argon pada 0,2 mmHg. Di dalam bola
terdapat katoda yang berbentik lempeng setengah lingkaran dan bagian dalamya
dilapisi zat yang sangat peka terhadap cahaya, misalnya campuran Caesium Oksida
atau kalium oksida dengan perak oksida. Anoda yang terbuat dari cincin logam dan
diletakkan sedikit dekat dengan pusat lingkaran. Anoda dan katoda dihubungkan
dengan suatu baterai. Bila cahaya jatuh pada katoda, maka elektron dibebaskan dan
meloncat ke anoda sehingga dalam sirkuit terdapat aliran elektron (timbul aliran
listrik). Arus yang dihasilkan sangat lemah, karena itu dihubungkan dulu dengan
amplifier sebelum dengan galvanometer. Skala dari galvanometer ditera dalam
skala absorbans atau persen transmisi (%T).
 Barrier layer cell
Terdiri dari sebuah plat logam yang dilapisi dengan suatu lapisan semi konduktor.
Biasanya dipakai logam besi dengan lapisan semi konduktornya selen. Suatu lapisan
transparan yang sangat tipis dari perak diletakkan di atas semi konduktor dan
berlaku sebagai elektron kolektor. Energi cahaya yang jatuh di atas permukaan akan
sampai ke semi konduktor dan mengeksitasi elektron-elektron pada antar
permukaan perak-selen yang akhirnya menuju ke elektron kolektor, suatu daerah
hypotical barrier terjadi diantara permukaan yang memudahkan elektron
meninggalkan semi konduktor menuju ke elektron kolektor. Kekurangan elektron
pada selen akan mengambil dari plat besi sehingga besi bermuatan positif
sedangkan elektron kolektor bermuatan negatif, bila keduanya melalui suatu
galvanometer, maka akan dihasilkan arus listrik.
5. Meter (Read Out)
Sinyal listrik yang dihasilkan pada detector dapat dibaca pada meter dengan
mengkonversikannya ke dalam besaran absorbans atau %T.
Jenis Spektrofotometer berdasarkan sistem optiknya terdapat 2 jenis spektrofotometer,
yaitu :
a. Single Beam ( Berkas Tunggal )
Pada spektrofotometer ini hanya terdapat satu berkas sinar yang dilewatkan melalui
kuvet. Blanko, larutan standar, dan contoh diperiksa secara bergantian. Pada spektrofotometer berkas tunggal, pengukuran cuplikan dilakukan setelah pengukuran blanko
secara bergantian. Pengukuran blanko dilakukan untuk menghindari kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh adanya matriks lain dalam cuplikan selain analit yang
diukur.
b. Double Beam ( Berkas Ganda)
Pada alat ini berkas cahaya dibagi menjadi dua berkas oleh cermin yang berputar (
chopper). Berkas pertama melalui kuvet berisi blanko, dan berkas kedua melalui
kuvet berisi standar atau contoh. Spektrofotometer berkas ganda dirancang untuk
memudahkan pengoperasian. Dalam alat ini, pengukuran larutan blanko dan larutan
contoh dapat dilakukan secara bersamaan. Sinar monokromatis dari monokromator
akan melewati sel blanko dan sel contoh secara bergantian. Pada akhirnya sinar yang
masuk ke detektor adalah sinar dari larutan contoh yang telah dikoreksi terhadap
blanko.
Gbr 1. Spectronic 20
Gbr 2. Spektrofotometer UV-1201
Aplikasi Spektrofotometer UV-VIS
Analisis Kualitatif : dipakai untuk data sekunder atau data pendukung.
1. Pemeriksaan kemurnian : dibandingkan dengan standar.
2. Identifikasi : pengukuran λ maks dan absorpsivitas molar.
3. Elusidasi struktur : informasi adanya gugus kromofor dan gugus fungsi melalui profil
spektrum
Analisis Kuantitatif
1. Senyawa Tunggal : Dengan membandingkan absorban senyawa yang dianalisis dengan
reference standard pada panjang gelombang maksimum.
2. Senyawa multikomponen : mengukur absorban campuran pada panjang gelombang
maksimum masing-masing
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri UV-Vis
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri UV-Vis
terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan spektrofotometri visibel karena senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi senyawa
yang berwarna. Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus diperhatikan :
 Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis
Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada daerah tersebut.
Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi senyawa lain atau direaksikan
dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan
yaitu :
1. Reaksinya selektif dan sensitif.
2. Reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusibel.
3. Hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama.
4. Waktu operasional
Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna.
Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu operasional
ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan.
 Pemilihan panjang gelombang
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang
yang mempunyai absorbansi maksimal. Ada beberapa alasan mengapa harus
menggunakan panjang gelombang maksimal, yaitu :
1. Pada panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang
gelombang maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi
adalah yang paling besar.
2. Disekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut hukum
lambert-beer akan terpenuhi.
3. Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan
ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan panjang gelombang
maksimal (Rohman, Abdul, 2007).
Keuntungan Spektrofotometer
Keuntungan dari spektrofotometer adalah :
1. Penggunaannya luas, dapat digunakan untuk senyawa anorganik, organik dan biokimia
yang diabsorpsi di daerah ultra lembayung atau daerah tampak.
2. Sensitivitasnya tinggi, batas deteksi untuk mengabsorpsi pada jarak 10-4 sampai 10-5 M.
Jarak ini dapat diperpanjang menjadi 10-6 sampai 10-7 M dengan prosedur modifikasi yang
pasti.
3. Selektivitasnya sedang sampai tinggi, jika panjang gelombang dapat ditemukan dimana
analit mengabsorpsi sendiri, persiapan pemisahan menjadi tidak perlu.
4. Ketelitiannya baik, kesalahan relatif pada konsentrasi yang ditemui dengan tipe spektrofotometer UV-Vis ada pada jarak dari 1% sampai 5%. Kesalahan tersebut dapat diperkecil
hingga beberapa puluh persen dengan perlakuan yang khusus.
5. Mudah, spektrofotometer mengukur dengan mudah dan kinerjanya cepat dengan instrumen modern, daerah pembacaannya otomatis (Skoog, DA, 1996).
Spektrofotometer Inframerah Transformasi Fourier
Pada dasarnya Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (disingkat FTIR)
adalah sama dengan Spektrofotometer Infra Red dispersi, yang membedakannya adalah
pengembangan pada sistim optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar pemikiran dari Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah dari persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) seorang ahli matematika dari Perancis.
Dari deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan sebagai daerah
waktu atau daerah frekwensi. Perubahan gambaran intensitas gelobang radiasi elektromagnetik dari daerah waktu ke daerah frekwensi atau sebaliknya disebut Transformasi Fourier
(Fourier Transform).
Selanjutnya pada sistim optik peralatan instrumen Fourier Transform Infra Red dipakai dasar daerah waktu yang non dispersif. Sebagai contoh aplikasi pemakaian gelombang
radiasi elektromagnetik yang berdasarkan daerah waktu adalah interferometer yang
dikemukakan oleh Albert Abraham Michelson (Jerman, 1831). Perbedaan sistim optik Spektrofotometer Infra Red dispersif dan Interferometer Michelson pada Spektrofotometer Fourier
Transform Infra Red tampak pada gambar disamping.
Cara Kerja Alat Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red
Sistim optik Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red seperti pada gambar
disamping ini dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam.
Dengan demikian radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh
menuju cermin yang bergerak ( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan jarak
tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi ( δ ). Hubungan
antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistim optik dari Spektrofotometer Infra Red yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut sebagai sistim optik Fourier Transform Infra Red.
Pada sistim optik Fourier Transform Infra Red digunakan radiasi LASER (Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah yang diterima oleh
detektor secara utuh dan lebih baik.
Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah Tetra Glycerine Sulphate (disingkat TGS) atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat
MCT). Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra merah.
Keunggulan Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red
Secara keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer ini memiliki dua kelebihan utama dibandingkan metoda konvensional lainnya, yaitu :

Dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara simultan sehingga
analisis dapat dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara sekuensial atau
pemindaian.

Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri Fourier Transform Infra Red lebih besar daripada cara dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena
tanpa harus melalui celah.
Spektrofotometer Raman
Interaksi Radiasi Elektro Magnetik (REM) dengan atom atau molekul yang berada
dalam media yang transparan, maka sebagian dari radiasi tersebut akan dipercikkan oleh atom atau molekul tersebut. Percikan radiasi oleh atom atau molekul tersebut menuju ke segala
arah dengan panjang gelombang dan intensitas yang dipengaruhi ukuran partikel molekul.
Apabila media transparan tersebut mengandung hanya partikel dengan ukuran dimensi atom (permukaan 0,01 A2) maka akan terjadi percikan radiasi dengan intensitas yang sangat lemah. Radiasi percikan tersebut tidak tampak oleh karena panjang gelombangnya adalah
pada daerah ultraviolet. Radiasi hamburan tersebut dikenal dengan hamburan Rayleigh.
Demikian pula yang tejadi pada molekul-molekul dengan diameter yang besar atau
teragregasi sebagai contoh molekul suspensi atau koloida. Percikan hamburan pada larutan
suspensi dan sistem koloida panjang gelombangnya mendekati ukuran partikel molekul suspensi atau sistem koloid tersebut. Radiasi hamburan rersebut dikenal sebagai hamburan Tyndal atau hamburan mie yang melahirkan metode turbidimetri. Suatu penelitian yang sulit
dengan hasil temuan yang sangat berarti, dalam ilmu fisika telah dilakukan oleh Chandra
Venkrama Raman seorang ahli fisika berkebangsaan India, pada tahun 1928.
Menurut temuan Raman tampak gejala pada molekul dengan struktur tertentu apabila
dikenakan radiasi infra merah dekat atau radiasi sinar tampak, akan memberikan sebagian
kecil hamburan yang tidak sama dengan radiasi semula. Hamburan yang berbeda dengan radiasi semula (sumber radiasi) tersebut berbeda dalam hal panjang gelombang, frekuensi serta
intensitasnya dikenal sebagai hamburan Raman. Hamburan Raman tersebut memberikan garis Raman dengan intensitas tidak lebih dari 0,001% dari garis spektra sumber radiasinya.
Hamburan Raman
Hamburan Raman didapat dengan jalan meradiasi sampel dengan radiasi sinar tampak
yang monokromatis dan mempunyai intensitas yang kuat. Sebagai sumber radiasi dipakai
busur Merkuri dan saat ini yang terbaik dipakai sumber radiasi Laser (Light Amplification by
Stimulated Emission of Radiation) bentuk gas atau padat dengan intensitas yang kuat.
Ada dua macam garis-garis hamburan Raman yang seolah-olah merupakan pergeseran terhadap posisi garis hamburan Rayleigh. Kedua garis hamburan Raman tersebut sangat berbeda
intensitas, panjang gelombang dan frekuensinya.
Hamburan Raman yang sinambung akan menghasilkan spektrum Raman. Untuk menggambarkan spektrum Raman serta posisinya terhadap hamburan Rayleigh diambil contoh radiasi terhadap CCl4 (karbon tetra klorida).Radiasi sinar tampak monokromatis terhadap CCl4
akan menghasilkan tiga macam hamburan dengan spektrum yang berbeda karena adanya
perbedaan eksitasi.
Kegunaan Spektroskopi Raman
Spektroskopi Raman ditujukan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap komponen
dengan kadar yang sangat kecil. Di samping itu spektroskopi Raman juga ditujukan untuk
elusidasi struktur jarang dipakai untuk analisis kuantitatif.
Jangkauan sampel yang dapat dianalisis adalah organik, anorganik dan biologi.
Beberapa keunggulan spektroskopi Raman dibandingkan spektrofotometri IR adalah :
 Adanya pelarut air tidak akan mengganggu terhadap hamburan Raman.
 Dapat dipakai alat-alat gelas dan leburan silika tanpa ada pengaruh pada spektrum Raman
 Dapat dipakai sumber radiasi laser yang jauh lebih baik dibanding sumber radiasi lainnya
Instrumentasi Spektrofotometer Raman
Sistem optik spektrofotometer Raman berbeda dengan spektrofotometer IR dalam banyak
hal. Sistem optik spektrofotometer Raman berkas tunggal dengan peralatan optik dari gelas
atau leburan silika.
Sebagai sumber radiasi dipakai lampu uap Hg atau radiasi laser. Salah satu persyaratan sumber radiasi adalah intensitasnya harus tinggi, oleh sebab itu pada era modern ini dipakai lsdr
He-Ne, laser ion Kr atau ion Hg.
Monokromator yang dipakai harus berkemampuan memisahkan hamburan radiasi Rayleigh
yang intensitasnya tinggi dengan gamburan Raman yang intensitasnya rendah. Untuk itu perlu dipakai monokromator ganda sebagai pencegah radiasi sesatan dari hamburan Rayleigh.
Diharapkan spektrofotometer Raman memberikan resolusi yang baik sekitar 0,2 cm-1.
Spektrofotometer Raman memakai detektor PMT (Photo Multiplier Tube). Rentang penentuan spektrum Raman berkisar pada daerah infra merah medium sampai infra merah jauh (4000
sampai 25 cm-1).
Gambar Spektrofotometer Serapan Atom
Gambar Spektrofotometer Raman
Lampiran I
Glosarium

Spektrum Atom adalah spectrum yang dihasilkan oleh sinar yang dipancarkan oleh atom
yang tereksitasi. Hanya mempunyai sederet garis (berwarna) dengan panjang gelombang
tertentu.

Radiasi Elektromagnetik adalah bentuk energi yang disebarkan melalui medan listrik dan
magnet yang saling tegak lurus.

Absorpsi adalah suatu proses penyerapan cahaya oleh media yang dilaluinya.

Emisi adalah energi cahaya yang dipancarkan ketika atom yang tereksitasi kembali ke
keadaan dasar.

Refleksi adalah cahaya yang dibelokkan oleh media yang dilaluinya.

Transmisi adalah cahaya yang diteruskan oleh media yang dilaluinya.

Sinar Tampak adalah radiasi elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang 380780 nm.

Sinar UV adalah radiasi elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang < 380 nm.

Kromofor adalah gugus fungsi suatu senyawa yang dapat menyerap sinar uv, cenderung
memiliki ikatan tak jenuh atau mengandung gugus fungsi dengan ikatan rangkap.

Foton adalah cahaya yang dipandang sebagai partikel berenergi

Energi Rotasi adalah energi yang ditimbulkan oleh atom yang berputar.

Energi Vibrasi adalah energi yang ditimbulkan oleh atom yang bergetar.
Download