TUGAS KELOMPOK 1. Jelaskan masalah yang menjadi tantangan Perkonomian Indonesia di masa yang akan datang ? pertama dari peringatan tersebut adalah perekonomian di masa kedepan akan semakin terintegrasi ditandai adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Kedua, ekonomi masa depan akan ditandai fenomena teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin menunjukan intervensinya terhadap perekonomian. Negara yang tidak mempunyai inovasi dalam pembangunan ekonomi, maka dia tidak akan mampu mengembang daya saing produk dalam negerinya. ketiga adalah semakin tinggi tuntutan keadilan serta tuntutan penurunan kemiskinan secara global serta tuntutan untuk meningkatan kualitas kehidupan umat manusia. Keempat yang harus menjadi perhatian adalah bergesernya kutub pembangunan dari barat ke arah timur terutama kawasan Asia Pasifik. Saat ini tercatat 48% pedagangan dunia berada di kawasan Asia Pasifik ditandai dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi. Kelima, negara-negara barat akan mulai mengalami penuaan dimana lebih dari separuh penduduk dibelahan dunia barat dalam kondisi tua tahun 2025. Kondisi ini terjadi akibat kurangnya regenerasi yang membuat penduduk di Asia akan menjadi semakin produktif. Keenam dunia tengah merumuskan tataran ekonomi global, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, keseimbangan, dan berkelanjutan. kedelapan adalah sekitar 23% penduduk di dunia merupakan umat islam yang tersebar diberbagai macam negara, yang akan memberikan kontribusinya kepada perekonomian dunia melalui konsep ekonomi syariah. 2. Mengapa kualitas pendidikan Malaysia jauh lebih baik dari Indonesia, padahal Indonesia lebih dahulu merdeka di bandingkan Malaysia ? Dari sudut pandang Malaysia lebih maju dibandingkan Indonesia. Faktor utamanya adalah jumlah penduduk, jumlah penduduk kita lebih tinggi dibandingkan Malaysia. Sebenarnya dengan jumlah penduduk yang tinggi ini bisa kita manfaatkan untuk memajukan Indonesia. Tapi sayangnya, jumlah penduduk kita ini hanya dilihat sebagai kuantitas. Lalu, bagaimana dengan kualitasnya sendiri? Ini menjadi problematika negara kita. Tanpa kita sadari kuantitas penduduk kita tumbuh tanpa diseimbangi dengan kualitas. Seharusnya ini menjadi sebuah keuntungan untuk Indonesia dengan memiliki rakyat yang besar diiringin kualitas yang tinggi. Akan dipastikan negara kita menjadi salah satu power dunia lebih cepat dibandingkan harus menunggu prediksi-prediksi yang dipaparkan oleh media-media di luar sana. Belum lagi Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk usia produktif terbesar di dunia. Bukan berarti kualitas penduduk Indonesia tidak berkembang. Kualitas penduduk kita sangat bisa bersaing dengan penduduk negara lain. Hanya saja masih banyak juga penduduk kita belum bisa mendapatkan akses pendidikan yang lebih memadai. Faktor kedua adalah infrastruktur. Sejujurnya, sangat setuju dengan program pemerintahan Pak Jokowi yang giat-giatnya membangun atau melanjutkan program infrastruktur ini. Dengan adanya infrastruktur yang memadai, ekonomi pun akan berjalan lancar. Dan akan terjalanlah cita-cita Indonesia yang telah tercantum pada sila ke-5. Semua harga kurang lebih akan merata dari Sabang sampai Merauke. Memang efeknya belum bisa dirasakan sekarang Faktor ketiga menurut saya yang sangat familiar untuk kita semua adalah KORUPSI. Para koruptor menjadi penghambat majunya suatu negara. Ya, bukan berarti Malaysia tidak memiliki koruptor. Tapi, bukankah lebih baik suatu negara memiliki para petinggi yang jujur dan tulus menjalankan tugasnya? Dan faktor terakhir yang menurut saya sangat berpengaruh majunya suatu negara yang pastinya berimbas ke pertumbuhan ekonomi adalah kurangnya generasi muda sekarang ingin mengenal dekat budaya sendiri. Kenapa budaya? sekarang semua serba canggih, facebook, instagram, ataupun twitter menjadi salah satu penyebar budaya tercepat untuk era sekarang. Tetapi, kebanyakan kaum muda pun lebih peduli atau mengikuti budaya-budaya western/korea. Mulai dari fashion, gaya bicara, gaya hidup, dll. Tanpa disadari itu semua berimbas ke ekonomi. Coba kita lihat mengapa Korea bisa sangat maju dibandingkan dahulunya. Salah satunya adalah mereka bisa menebarkan virus budayanya. Efeknya pariwisata, fashion, pendidikan, kuliner, film/lagu, dan produk-produk digital mereka dikenal cepat dan menjadi suatu identitas baru untuk negara mereka. Efeknya? Ya, pasti pertumbuhan ekonomi mereka menjadi lebih maju. Walaupun kurang lebih kaum muda Malaysia dan Indonesia seperti lebih tertarik pada budaya luar sekarang. Bukankah lebih baik kita juga lebih mengenal budaya sendiri? Dengan mengenal budaya sendiri pasti akan tumbuh kreatifitas mengenalkan budaya sendiri ke dunia luar. Sehingga pertumbuhan ekonomi akan lebih maju. Mengenal budaya lain boleh hanya saja jangan lupa dimana kita dilahirkan 3. Bagaimana pendapat kelompok anda, mengenai penerapan sistem zonasi dalam dunia pendidikan yang dari tahun lalu sudah mulai diterapkan? 4. Bagaimana pendapat kelompok anda mengenai aturan tenaga kerja outshourching di Indonesia? Outsourcing (Alih Daya) dalam hukum ketenagakerjaan di Indonesia diartikan sebagai pemborongan pekerjaan dan penyediaan jasa tenaga kerja[4] pengaturan hukum outsourcing (Alih Daya) di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 (pasal 64, 65 dan 66) dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia No.Kep.101/Men/VI/2004 Tahun 2004 tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh (Kepmen 101/2004).Pengaturan tentang outsourcing (Alih Daya) ini sendiri masih dianggap pemerintah kurang lengkap. Dalam Inpres No. 3 Tahun 2006 tentang paket Kebijakan Iklim Investasi disebutkan bahwa outsourcing (Alih Daya) sebagai salah satu faktor yang harus diperhatikan dengan serius dalam menarik iklim investasi ke Indonesia. Bentuk keseriusan pemerintah tersebut dengan menugaskan menteri tenaga kerja untuk membuat draft revisi terhadap Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.[5] Outsourcing tidak dapat dipandang secara jangka pendek saja, dengan menggunakan outsourcing perusahaan pasti akan mengeluarkan dana lebih sebagai management fee perusahaan outsourcing. Outsourcing harus dipandang secara jangka panjang, mulai dari pengembangan karir karyawan, efisiensi dalam bidang tenaga kerja, organisasi, benefit dan lainnya. Perusahaan dapat fokus pada kompetensi utamanya dalam bisnis sehingga dapat berkompetisi dalam pasar, dimana hal-hal intern perusahaan yang bersifat penunjang (supporting) dialihkan kepada pihak lain yang lebih profesional. Pada pelaksanaannya, pengalihan ini juga menimbulkan beberapa permasalahan terutama masalah ketenagakerjaan. Problematika mengenai outsourcing (Alih Daya) memang cukup bervariasi. Hal ini dikarenakan penggunaan outsourcing (Alih Daya) dalam dunia usaha di Indonesia kini semakin marak dan telah menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda oleh pelaku usaha, sementara regulasi yang ada belum terlalu memadai untuk mengatur tentang outsourcing yang telah berjalan tersebut. Secara garis besar permasalahan hukum yang terkait dengan penerapan outsourcing (Alih Daya) di Indonesia sebagai berikut: 5. Indonesia mendapat “prestasi” sebagai negara dengan tingkat tertinggi cyberbullying no 1 didunia, bagaimana menanggapi hal tersebut ? apa yang harus dilakukan untuk menekan hal ini ? 6. Daya saing produk Indonesia ada di posisi 34, masih lebih rendah dibawah Malaysia dan Brunei. Mengapa demikian ? 7. Peringkat korupsi (mulai dari yang terbersih sampai terkorup), Indonesia menempati urutan 88 dari 195 negara dunia. Indonesia dipandang sebagai bangsa yang agamis tetapi mengapa korupsi masih terus terjadi? 8. Bagaimana perilaku atau tindakan pemerintah dalam mengatasi krisis nilai tukar yang terjadi saat ini di Indonesia ? Satu hal yang perlu dilakukan Pemerintah adalah, memangkas impor untuk memperkuat posisi rupiah. Selama ini Indonesia dibanjiri barang-barang impor. Selama pemerintah belum benar-benar berkomitmen untuk memperbaiki kemandiriian pangan, impor akan terus-menerus jadi solusi. Pemerintah harus terus menerus menekankan pentingnya melakukan transformasi dari sektor konsumsi ke sektor produksi, sehingga akan terjadi penguatan di sektor produksi, seperti peningkatan produksi beras, kedelai, jagung, gula dan daging, meski semuanya memerlukan waktu. Selain itu, Pemerintah harus memperluas ekspor dengan mencari pasar alternatif untuk eksport. Eksport yang diprioritaskan, adalah hasil pertanian, karena tidak terlalu berdampak terhadap nilai kurs Dolar. Persoalannnya apakah pasar juga merespon hasil hasil pertanian kita, karena daya beli dinegera negara tujuan eksport juga melemah. Masyarakat Indonesia, juga dapat membantu penguatan rupiah, dengan mencintai produksi dalam negeri, terutama yang kandungan lokalnya lebih tinggi. Hal yang penting untuk dilakukan, menjaga stabilitas ekonomi Nasional, karena Pesta demokrasi 2018, dapat mempengaruhi ekonomi Nasional, apalagi situasi memanas. Presiden Joko Widodo juga harus berhati karena, kondisi pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika, bisa dijadikan senjata pamungkas, jika tidak diantisipasi sejak awal. Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan langkah-langkah stabilisasi untuk menahan nilai Rupiah agar tidak terus melemah. BI berusaha meningkatkan volume intervensi di pasar valas juga meningkatkan kerja sama dengan pemerintah lewat Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tujuannya, untuk memastikan nilai tukar tetap stabil sesuai harapan. Tidak hanya itu, untuk memperkuat perekonomian Indonesia dan mencegah defisit yang sudah terjadi sebesar 3%, pemerintah berencana untuk membatasi impor barang-barang konsumsi, mengurangi impor minyak dan meningkatkan sisi ekspor agar terjadi keseimbangan dalam kegiatan ekspor dan impor. 9. Pada saat ini pemerintah sedang menggalakan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah RI, apa tujuan pemerintah yang ingin dicapai? “Kenapa infrastruktur kita bangun? Jawabannya di situ. Kita ingin daya saing kita lebih baik dari negara lain. Global competitiveness kita harus diperbaiki, tahun ini cukup lumayan meloncat dari (peringkat) 41 ke 36 dari 137 negara,” pada 1977 Indonesia telah membangun jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) dan selesai pembangunannya pada 1981 sepanjang 60 kilometer (km). Saat itu, jalan tol tersebut menjadi perhatian banyak negara, seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Tiongkok. Namun hingga 2014, jalan tol yang dibangun di Tanah Air hanya mencapai 780 km. “Hampir 35 tahun lebih, hanya 780 km padahal (negara) yang dulu lihat ke kita, yang meniru kita, saya berikan contoh di China setahun bisa membangun 4.000 km lebih. Sekarang sudah memiliki 220 ribu km. Kita 780 km,” dia menjelaskan. Dari sejumlah infrastruktur yang dibangun pemerintah, salah satunya adalah pelabuhan. Mulai dari Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Kuala Tanjung di Sumatra Utara, dan Makassar New Port di Sulawesi Selatan. Rencananya tahun depan pemerintah juga akan mulai pembangunan pelabuhan di Sorong, Papua. “Kenapa harus kita bangun? Karena negara kita negara kepulauan, (pelabuhan) basis fondasi kemaritiman merupakan sebuah keharusan Demikian pula dengan pembangunan bandar udara, Indonesia sebagai negara besar yang memiliki 17 ribu pulau, tapi tidak semua pulaunya dapat disinggahi kapal. “Oleh sebab itu juga di pulau-pulau terpencil di Natuna, Miangas, kita bangun airport. Ini salah satu contoh saja karena banyak kita bangun airport kecil itu,” ujar Presiden. Pembangunan pembangkit listrik juga tidak luput dari perhatian pemerintah. Meski banyak yang menganggap target pemerintah untuk membangun 35 ribu MW terlalu ambisius, pemerintah tetap berupaya mewujudkannya. Apalagi selama 72 tahun Indonesia merdeka, pemerintah hanya bisa membangun 53 ribu MW. “Tidak apa-apa, target harus besar, ambisi harus seperti itu. Kalau tidak, daya saing kita akan tertinggal. Sekali lagi ini menyangkut daya saing kita yang tertinggal dengan negara lain,” tandas dia Jakarta, 20/11/2017 Kemenkeu - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap mendapatkan pertanyaan dari berbagai kalangan mengenai manfaat gencarnya pembangunan infrastruktur di tanah air. Saat memberikan sambutan dalam acara Sarasehan Nasional DPD-RI di Gedung Nusantara 4 MPR/DPR/DPD, Presiden Joko Widodo memberikan jawaban yang lugas dan tegas. Presiden menjelaskan alasan kenapa pembangunan infrakstruktur saat ini tidak lagi Jawa sentris tapi Indonesia sentris. “Membangun dari pinggiran, membangun dari pulau-pulau terluar, ya karena daerah-daerah sangat membutuhkan itu,” ujar Presiden sebagaimana dikutip dari rilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin. Jalan trans Kalimantan, trans Sumatra, trans Papua adalah contoh infrastruktur yang dibangun agar mobilitas orang dan mobilitas barang lebih cepat dan harga bahan pokok menjadi semakin murah di berbagai kawasan di Indonesia. "Kita bangun agar ketimpangan infrastruktur antara Indonesia bagian barat, tengah, dan timur itu menjadi seimbang," tegasnya di hadapan para anggota DPD yang hadir pada Jumat (17/11). Ketimpangan infrastruktur ini dalam realitasnya menjadikan rakyat Indonesia, khususnya di bagian timur, tidak merasakan keadilan sosial sebagaimana yang dirasakan saudarasaudaranya di Pulau Jawa misalnya. "Ini bukan hanya masalah ekonomi, ini adalah masalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Presiden. Presiden juga menjelaskan mengenai ketimpangan harga BBM di pulau Jawa dan pulau Papua. Di saat rakyat di Pulau Jawa mendapatkan bahan bakar minyak dengan harga Rp6.450, saudara-saudara kita di Papua malah harus membayarnya dengan harga Rp60 ribu, bahkan hingga mencapai Rp100 ribu per liternya. Betapa perbedaannya sangat jauh. "Kalau masih Rp10-15 ribu (perbedaannya) bisa saya maklumi. Tapi kalau Rp60 ribu itu sudah 10 kali lipat. Saya perintahkan kepada Menteri BUMN, saya minta harga bensin di Papua khususnya di Pegunungan Tengah, di Wamena, harganya sama seperti di Jawa. Tapi baru satu setengah tahun setelah perintah itu harga bisa sama dengan di Jawa," ucapnya. Demikian halnya dengan harga komoditas lain seperti semen. Di Jawa harganya berkisar Rp70-80 ribu, sementara di Papua bisa menembus hingga Rp1 juta per sak. "Sedih rasanya waktu saya ke Wamena. Di Jawa harganya Rp70-80 ribu, di sana Rp800 ribu per sak. Pada bulan di mana cuaca tidak mendukung kadang menjadi Rp1,5 juta dan di kabupaten-kabupaten tertentu bisa Rp2,5 juta," tuturnya. Inilah mengapa jalan trans-Papua dibangun di sana. Presiden berharap, apabila jalan tersebut selesai, barang-barang dapat diangkut melalui jalur darat dengan cepat sehingga harga-harga kebutuhan di sana akan semakin menurun. "Kalau trans-Papua ini selesai dan semen bisa diangkut lewat darat saya yakin bahwa harga itu kurang lebih mirip dengan di Jawa. Terpaut Rp10-20 ribu masih maklum, tapi kalau 10-20 kali lipat itu bukan hal yang wajar," tegasnya. (rsa/rsa) 10. Peringkat kemudahan mengurus investasi (dari yang paling mudah sampai yang paling sulit) Indonesia menduduki peringkat 72 dunia menurut bank dunia. Kalau demikian bagaimana peluang masuknya investasi asing melalui PMA? KET : Tugas kelompok terdiri dari 5 orang dikumpulkan minggu depan Dilarang copy paste dari kelompok lain. Nilai langsung 0 Menjawab perpoint, tidak dengan memindahkan artikel utuh pada jawaban.