MAKALAH PENDANAAN CAMPURAN : SAHAM PREFEREN, LEASING, WARRANT, DAN KONVERTIBLE Oleh: FAUZIAH NIM. 15012735 PROGRAM STUDI: MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) WIDYA PRAJA TANAH GROGOT TAHUN 2018 MAKALAH PENDANAAN CAMPURAN : SAHAM PREFEREN, LEASING, WARRANT, DAN KONVERTIBLE Laporan ini dibuat sebagai syarat untuk kelulusan mata kuliah Manajemen Keuangan II Disusun Oleh: FAUZIAH NIM. 15012735 KELAS : 5 (LIMA)/G PROGRAM STUDI: MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) WIDYA PRAJA TANAH GROGOT 2018 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya, maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Manajemen Keuangan II “ PENDANAAN CAMPURAN : SAHAM PREFEREN, LEASING, WARRANT, DAN KONVERTIBLE “. Kami hanturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada Ibu Siti Marnitasari, SE, MM sebagai dosen pengampu mata kuliah ini. Dalam Penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan, baik dalam materi maupun cara penulisan . untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi menyempurnakan isi makalah ini. Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung atas sumbersumber materi sebagai bahan referensi yang membantu dalam penyusunan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan. Tanah Grogot, 7 Januari 2018 Penyusun Fauziah ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................1 1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................................2 1.4. Manfaat Penelitian ...........................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Saham Preferen .............................................................................................. 3 2.2. Karakteritik Saham Preferen .......................................................................... 3 2.3. Inovasi Baru ...................................................................................................5 2.4. Kelebihan dan Kelemahan Saham Preferen ....................................................5 2.5. Leasing (Sewa Guna Usaha) ...........................................................................6 2.6. Jenis-Jenis Leasse............................................................................................9 2.7. Pengaruh Laesing Terhadap laporan Keuangan ............................................10 2.8. Evaluasi ole Leasse .......................................................................................11 2.9. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Laesing ..........................................12 2.10. Aspek Hukum dan akuntansi Leasing ...........................................................13 2.11. Perlakuan Akuntansi dan Pajak ....................................................................14 2.12. Waran (Warrant) ...........................................................................................16 2.13. Karakteristik Waran ......................................................................................19 2.14. Keuntungan dan Resiko Investasi Waran .....................................................20 2.15. Konvertibel ....................................................................................................21 2.16. Keuntungan dan Kerugian Konvertibel ........................................................22 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. Kesimpulan ...................................................................................................24 3.2. Saran ..............................................................................................................24 DAFTAR PUSTAKA iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mendanai operasional perusahaan memerlukan sumber pendanaa yang jelas. Meskipun saham biasa dan obligasi memberikan sebagian besar modal yang digunakan oleh perusahaan, perusahaan seringkali menggunkan beberapa bentuk sekuritas “campuran”. Sekurutas campuran antara lain saham preferen, sewa guna usaha, waran, dan konvertibel, dan mereka umumnya memiliki ciri utang dan ekuita. Saham preferen adalah sekuritas campuran, dalam beberapa hal dia mirip saham dan dalam beberapa hal mirip obligasi. Sewa gunna usaha seringkali disebut leasing yang digunakan para manajer keuangan sebagai alternative utang dalam pendanaan aktiva tetap. Sedangkan waran adalah sekuritas derivative yang diterbitkan perusahaan, terakhir konvertibel yaitu campuran antara utang (saham Preferen) dan waran. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis makalah ini berusaha untuk memudahkan pembahasan, agar lebih mudah dalam penyampaiannya. Maka penulis hanya memaparkan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Apa itu Saham Preferen ? 2. Apa itu Leasing (Sewa Guna Usaha) ? 3. Apa itu Waran (Warrant) ? 4. Apa itu Konvertibel ? 1 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis makalah ini berusaha untuk memudahakan pembahasan, agar lebih mudah dalam penyampaiannya. Maka, penulis juga memaparkan tujuan dari penulisan ini sebagai berikut : 1.4 1. Mampu mengetahui apa itu Saham Preferen. 2. Mengetahui apa itu Leasing (Sewa Guna Usaha). 3. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Waran. 4. Memahami dengan mudah apa itu konvertibel. Manfaat Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis makalah ini berusaha untuk memudahakan pembahasan, agar lebih mudah dalam penyampaiannya. Maka,penulis hanya memaparkan manfaatnya sebagai berikut : 1. Sebagai informasi kepada pembaca mengenai Pendanaan Campuran 2. Memberikan informasi mengenai Pendanaan Campuran 3. Menambah wawasan bagi mahasiswa mengenai Pendanaan Campuran. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Saham Preferen Saham preferen adalah saham dengan kelas khusus yang memiliki beberapa preferensi atau kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Saham preferen menurut para ahli dikatakan sebagai sekuritas campuran (hybrid) atau surat berharga campuran berarti saham preferen mirip obligasi (bond) dan saham biasa (common stock), saham preferen ini mirip dengan obligasi dalam hal-hal tertentu dan mirip dengan saham biasa dalam hal-hal lainnya. 2.2 Karakteristik Saham Preferen Sebuah perseroan dapat menyertakan prefernsi atau batasan pada setiap kombinasi yang diinginkan untuk penerbitan saham prefern, sepanjang tidak bertentangan secara spesifik dengan hokum Negara bagian, dan perseroan itu dapat menerbitkan lebih dari satu kelompok saham preferwn. Karakteristik paling umum yang melekat pada saham preferen adalah : 1. Saham Preferen Kumulatif Saham preferen kumulatif dinyatakan bahwa jika perseroan gagal membayar deviden dalam suatu tahun, maka harus dibayarkan dalam tahun berikutnya sebelum laba dapat dibagikan kepada pemegang saham biasa. Jika direktur tidak mengumumkan deviden pada tanggal pembagian deviden yang biasa, maka deviden itu dsebut sebagai “passed” ( terlewat ). Setiap deviden yang terlewar atas saham preferen kumulatif merupakan deviden tertunggak. Karena tidak ada 3 kewajiban yang terjadi sampai dewan direksi mengumumkan deviden, maka deviden tertunggak tdak dicatat sebagai kewajiban tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 2. Saham Preferen Partisipasi Pemegang saham preferen partisipasi membagi rata dengan pemegang saham biasa setiap pembagian laba diluar tingkat yang ditentukan. Jadi, saham preferen 5%, jika berpartisipasi penuh, akan menerima tidak hanya pengembalian 5%, tetapi juga deviden pada tingkat yang sama seperti yang dbayarkan kepada pemegang saham biasa jika jumlah yang melebihi 5%dari nilai pari atau nilai ditetapkan dibayarkan kepada pemegang saham biasa. 3. Saham Preferen Konvertibel Saham preferen konvertibel mengizinkan pemegang saham, menurut opsinya, menukar saham preferen menjadi saham biasa pada rasio yang telah ditentukan sebelumnya. Pemegang saham preferen konvertibel tidak hanya menikmati klaim preferen atas deviden tetapi juga memiliki opsi konversi ke pemegang saham biasa dengan partisipasi yak terbatas atas laba. 4. Saham Preferen yang Dapat Ditarik Saham preferen yang dapat ditarik mengizinkan perusahaan penerbit saham untuk menarik atau menebus, pada opsinya, saham preferen yang beredar pada tanggal tertentu di masa depan dan pada harga yang ditentukan. Banyak penerbitan saham preferen bersifat dapat ditarik. Harga penarikan atau penebusan biasanya ditetapkan sedikit di atas harga penerbitan awal dan biasanya ditentuksn pada satuan yang berkaitan dengan nilai pari. Karakteristik dapat ditarik 4 memungkinkan perusahaan menggunakan modal yang diperoleh melalui penerbitan saham semacam itu, sampai kebutuhan telah terpenuhi atau saham tidak menguntungkan lagi. 5. Saham Preferen yang Dapat Ditebus Baru-baru ini, semakin banyak terbitan saham preferen yang mempunyai karakter yang membuat sekuritas itu bersifat seperti hutang dan bukan seperti instrumen ekuitas. Misalnya, saham preferen yang dapat ditebus mempunyai periode penebusan wajib atau karakter penebusan yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan penerbit saham. 2.3 Inovasi Baru Dua jenis saham istimewa baru yang penting telah dikembangkan dalam tahun-tahun terakhir yaitu : 1. Saham preferen dengan sukuu bunnga yang dapat disesuaikan (adjustable rate preferred stock-ARP), adalah saham yang tidak membayar devidennya dengan suku bunga sekuritas pemerintah. 2. Memperkenalkan saham istimewa pasar uang atau lelang pasar. Disini si penjamin bertindak sebagai pelelang atas terbitan tersebut setiap tujuh minggu (untuk mendapatkan pembebasan 70 persen dari laba kenna pajak, pembeli harus menahan saham itu paling sedikit 46 hari). 2.4 Kelebihan dan Kelemahan Saham Istimewa Ada keunggulan dan kelemahan membiayai dengan saham istimewa. Berikut ini adalah : 5 1. Kelebihan saham istimewa a. Berbeda dengan obligasi, kewajiban untuk membayar dividen saham istimewa tidak bersifat kontraktual, dan melewatkan dividen saham istimewa tidak membuat perusahaan menjadi bangkrut. b. Dengan menerbitkan saham istimewa, perusahaan menghindari dilusi ekuitas saham biasa yang terjadi ketika saham biasa dijual. c. Karea saham istimewa terkadang tidak mempunyai jatuh tempo, dank arena pembayaran dana pelunasan dari saham istimwa, jika ada biasanya disebar ke periode yang lama, maka penerbitan saham istimewa dapat menghindari kekurangan arus kas akibat pembayaran pokok yang menjadi sifat dasar dari terbitan utang. 2. Kelemahan saham istimewa a. Deviden saham istimewa tidak dapat dikurangkan sebagai beban bagi si penerbit, sehingga biaya sesudah pajak dari saham istimewa biasanya lebih tinggi daripada biaya utang sesudah pajak. b. Meskipun deviden saham istimewa dapat dilewatkan, namun investor berharap agar mereka dibayar, dan perusahaan berniat membayar deviden itu jika kondisinya memungkinkan. 2.5 Leasing (Sewa Guna Usaha) Sewa-guna-usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa-guna-usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa-guna-usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan 6 oleh Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Apabila perusahaan tidak ingin memiliki suatu aktiva, tetapi hanya menginginkan service dari aktiva tersebut, perusahaan dapat memperoleh “hak guna” tanpa disertai dengan hak milik, dengan cara kontrak leasing. Dengan demikian Leasing adalah suatu alat atau cara mendapatkan services dari suatu aktiva tetap yang pada dasarnya sama seperti halnya kalau kita menjual obligasi untuk mendapatkan services dan hak milik atas aktiva tersebut dan bedanya pada leasing tidak disertai dengan hak milik. Lessor adalah perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa-guna-usaha yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan melakukan kegiatan sewa-guna-usaha. Lessor hanya diperkenankan memberikan pembiayaan barang modal kepada lessee yang telah memiliki NPWP, mempunyai kegiatan usaha dan atau pekerjaan bebas. Lessor wajib menempelkan plakat atau etiket pada barang modal yang disewa-guna-usahakan dengan mencantumkan nama dan alamat lessor serta pernyataan bahwa barang modal dimaksud terikat dalam perjanjian sewa-guna-usaha. Plakat atau etiket ini harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dengan mudah barang modal tersebut dapat dibedakan dari barang modal lainnya yang pengadaannya tidak dilakukan secara sewa-guna-usaha. Selama masa sewa-guna-usaha, lessee bertanggung jawab untuk memelihara agar plakat atau etiket ini tetap melekat pada barang modal yang disewa-guna-usaha. Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari lessor. Lessee dilarang menyewa-guna-usahakan kembali barang modal yang disewa-guna-usaha kepada pihak lain, kecuali Lessee 7 yang memang bergerak di bidang usaha persewaan. Dalam hal lessee memilih untuk memperpanjang jangka waktu perjanjian sewa-guna-usaha, maka nilai sisa barang modal yang disewa-guna-usahakan digunakan sebagai dasar dalam menetapkan piutang sewa-guna-usaha. Pada saat berakhirnya masa sewa-gunausaha dari transaksi sewa-guna-usaha dengan hak opsi, lessee dapat melaksanakan opsi yang telah disetujui bersama pada permulaan masa sewa-guna-usaha. Dalam hal lessee menggunakan hak opsi membeli maka dasar penyusutannya adalah nilai sisa barang modal. Opsi untuk membeli dilakukan dengan melunasi pembayaran nilai sisa barang modal yang disewa-guna-usaha. 2.6 Jenis-Jenis Lease Ada tiga bentuk lease yaitu sebagai berikut: 1. Jual dan lease kembali Dalam jual dan lease kembali, perusahaan yang memiliki tanah, bangunan, dan peralatan menjual hartanya dan serta merta membuat perjanjian untuk melease kembali property tersebut selama periode tertentu dengan syarat-syarat khusus. Pembelinya bisa berupa perusahaan asuransi, bank komersial, perusahaan leasing, atau bahkan investor perorangan. Jenis jual dan lease kembali merupakan alternative bagi pinjaman hipotik (dengan mengagunkan aktiva tetap). Pada perjanjian jual dan lease kembali, pembayaran lease akan ditetapkan sedemikian rupa sehingga mengembalikan harga beli kepada investor/lessor sambil menetapkan tingkat pengembalian tertentu atas investasi lessor yang beredar. 8 2. Lease operasi Lease operasi disebut juga lease jasa menawarkan pembiayaan sekaligus pemeliharaan. Lazimnya, lease ini menetapkan bahwa lessor bertanggung jawab untuk merawat dan menservis peralatan yang di-lease, dan biaya pemeliharaan tersebut diperhitungkan dalam pembayaran lease. Karakteristik penting lainnya dalam lease operasi adalah kenyataan bahwa lease tersebut sering kali tidak diamortisasi sepenuhnya. Ciri lainnya adalah seringnya terdapat pasal mengenai pembatalan dalam kontrak lease, yang memberikan hak kepada lessee untuk membatalkan lease sebelum berakhirnya kontrak. 3. Lease keuangan atau modal Lease keuangan berbeda dengan lease operasi dalam 3 hal, yaitu : a. Lease modal tidak memberikan jasa pemeliharaan b. Lease modal tidak dapat dibatalkan c. Lease modal diamortisasi secara penuh Lease keuangan mirip dengan kontrak “jual dan lease kembali”, perbedaan utamanya adalah bahwa dalam lease keuangan peralatan yang di-lease itu baru dan lessor membelinya dari pabrik atau distributor, bukan dari lessee. Jadi, jual dan lease kembali bisa dianggap sebagai jenis khusus lease keuangan, dan baik jual-dan-lease kembali maupun lease keuangan dianalisis dengan cara yang sama. 9 2.7 Pengaruh Leasing Terhadap Laporan Keuangan Pembayaran lease data dicatat sebagai beban operasi pada laporan rugi-rugi perusahaan, tetapi dalam keadaan tertentu, baik aktiva lease maupun kewajiban lease sesuai kontrak lease tidak muncul dalam neraca perusahaan. Karena itu, leasing seringkali disebut pembiayaan di luar neraca (off balance sheet financing). Suatu lease harus diklasifikasikan sebagai lease modal, dan karenanya dikapitalisasikan dan langsung disajikan di neraca, jika terdapat salah satu dari kondisi berikut : 1. Berdasarkan syarat-syarat lease, pemilikan atas property secara efektif berpindah dari lessor kepada lessee. 2. Lessee dapat membeli property tersebut atau memperbarui perjanjian lease dengan harga yang lebih rendah daripada harga pasar wajar pada saat perjanjian lease berakhir. 3. Lease itu berlaku untuk periode yang sama atau lebih lama daripada 75 persen dari umur aktiva. Jadi, jika suatu aktiva berumur 10 tahun dan lease ditulis untuk peride lebih dari 7,5 tahun, maka lease tersebut harus dikapitalisasi. 4. Nilai sekarang pembayaran lease adalah sama atau lebih besar daripada 90 persen dari nilai awal aktiva tersebut. Jadi, lease pada dasarnya diakui sama seperti utang, dan mempunyai pengaruh yang sama seperti utang terhadap tingkat pengembalian yang disyaratkan atas perusahaan. Oleh karena itu, leasing pada umumnya tidak akan 10 membungkinkan suatu perusahaan untuk menggunakan leverage keuangan yang lebih besar daripada yang dapat diperolehnya dari utang konvensional. 2.8 Evaluasi Oleh Leasse Setiap rencana lease harus dievaluasi baik oleh lessee maupun lessor. Lessee harus menentukan apakah me-lease suatu aktiva lebih murah daripada membelinya, sementara lessor harus memutuskan apakah lease tersebut akan menghasilkan tingkat pengembalian yang wajar atau tidak. Pada umumnya, terjadinya perjanjian lease mengikuti urutan yang akan diuraikan berikut ini. Perusahaan memutuskan untuk emperoleh bangunan atau peralatan tertentu. Keputusanini didasarkan atas prosedur penganggaran modal yang biasa, dan keputusan untuk memperoleh aktiva tersebut sudah dilaksanakan sebelum analisis lease dimulai. Karena itu, dalam analisis lease kita hanya mempertimbangkan apakah akan membiayai mesin itu dengan lease atau pinjaman. Setelah perusahaan memutuskan memperoleh suatu aktiva, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana membiayainya. Perusahaan yang dikelola dengan baik tidak mempunyai banyak uang kas yang menganggur, sehingga aktiva baru harus dibiayai dengan cara tertentu. Dana untuk membeli aktiva dapat diperoleh dengan meminjam, dengan menahan laba, atau dengan menerbitkan saham baru. Cara lain adalah dengan melease aktiva tersebut. Karena adanya ketentuan kapitalisasi/ pengungkapan dalam FASB #13, maka lease akan mempunyai pengaruh yang sama seperti pinjamanterhadap struktur modal lessee. 11 Lease sebanding dengan pinjaman dalam arti bahwa perusahaan diharuskan untuk melakukan serangkaian pembayaran tertentu, dan kegagalan untuk memenuhi kewajiban pembayaran tersebut dapat mengakibatkan kebangkrutan. Jadi, sangat tepat untuk membandingkan biaya lease dengan biaya utang. Analisis ini, harus membandingkan biaya leasing dengan biaya utang tanpa memeperhatikan bagaimana sesungguhnya akiva terebut dibiayai. Aktiva itu sebenarnya dapat saja dibeli dengan uang kas yang ada, tetapi karena leasing merupakan alternative bagi pembiayaan dengan utang, maka perbandingan diantara kedua cara pembiayaan itu masih layak. Pembayaran lease dapat dilakukan pada awal atau akhir tahun. 2.9 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Leasing 1. Estimasi nilai residu. Lessor akan memiliki aktiva lease setelah berakhirnya masa lease. Estimasi nilai aktiva setelah berakhirnya masa lease disebut nilai residu (residual value). Jadi, adanya nilai residu yang besar atas peralatan cenderung tidak menyimpangkan keputusan mengenai leasing. 2. Bertambahnya kredit yang tersedia. Leasing ada kalanya memeberikan keuntungan bagi perusahaan yang ingin memaksimumkan tingkat average keuangan. Pertama, kadang-kadang ada yang mengatakan bahwa perusahaan dapat memperoleh jumlah uang yang lebih besar, dan dengan jangka waktu yang lebih lama, menurut perjanjian leasing daripada perjanjian kredit yang dijamin dengan aktiva. Kedua, karena beberapa lease tidak tercatat di neraca, maka pembiayaan dengan lease akan menyajikan posisi 12 keuangan yang lebih baik dalam analisis kredit secara sekilas, sehingga memungkinkan perusahaan untuk menggunakan average yang lebih besar daripada jika perusahaan itu tidak menggunakan lease. 2.10 Aspek Hukum Dan Akuntansi Leasing Perusahaan sewa guna merupakan perusahaan yang bisnis utamanya adalah menyewakan suatu aktiva kepada pihak yang memerlukan, janganlah ditafsirkan bahwa perusahaan sewa guna tersebut mempunyai persediaan berbagai aktiva (mesin, kendaraan, peralatan berat), yang sewaktu-waktu siap disewakan. Pada dasarnya perusahaan sewa guna hanyalah memberikan jasa pendanaan kepada perusahaan yang memerlukan suatu aktiva. Dengan demikian apabila suatu perusahaan memerlukan suatu mesin tertentu, maka resminya perusahaan sewa guna membeli mesin tersebut dan kemudian menyewakannya kepada perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut menyatakan akan menyewa mesin tersebut untuk jangka waktu tertentu tanpa bisa membatalkan persewaannya, maka cara persewaan tersebut disebut sebagai financial leasing. Dalam financial leasing biasanya dalam kontrak disebutkan tentang : 1. Periode persewaan. Selama periode tersebut persewaan tidak dapat dibatalkan. 2. Waktu dan jumlah pembayaran sewa selama periode tersebut. 3. Kemungkinan memperpanjang persewaan atau membeli aktiva tersebut pada saat masa persewaan berakhir. 13 4. Persyaratan pembayaran biaya pemeliharaan dan reparasi, pajak, asuransi, dan biaya lain-lain. Dengan net lease penyewa membayar biaya-biaya ini, dengan maintenance lease pihak yang menyewakan menanggung pemeliharaan aktiva tersebut dan membayar asuransinya. Sedangkan persewaan yang hanya berjangka pendek, pihak penyewa segera mengembalikan alat yang disewa segera setelah periode penyewaan berakhir, dan tidak mungkin mempunyai opsi untuk membeli aktiva yang disewa tersebut (misalnya menyewa kendaraan bermotor untuk 1 minggu), tipe persewaan ini disebut sebagai operating leasing. Jenis sewa guna ini umumnya mengharuskan lessor melakukan pemeliharaan terhadap aktiva yang disewa. Biaya pemeliharaan mungkin telah dimasukkan dalam perhitungan sewa, mungkin pula diperlakukan secara terpisah. Karena sewanya mungkin bersifat jangka pendek dan lebih pendek dari usia ekonomisnya, kontrak sewanya umumnya tidak menutup harga aktiva yang disewa tersebut. 2.11 Perlakuan Akuntansi Dan Pajak Analisis ekonomi pendanaan dengan menggunakan fasilitas sewa guna tidak bisa dilepaskan dari peraturan perpajakan yang dikenakan atas lessor maupun lessee. Umumnya peraturan perpajakan yang diberlakukan adalah bahwa pembayaran sewa oleh lessee merupakan komponen biaya, dan karenanya dapat dipergunakan untuk mengurangi pajak. Sedangkan bagi lessor, karena aktiva tersebut merupakan milik mereka, maka penyusutan dapat dipergunakan oleh lessor untuk mengurangi beban pajak penghasilan mereka. 14 Di Amerika Serikat, sesuai dengan FASB #13, 1976, dari sudut pandang lessee dua perlakuan akuntansi terhadap sewa guna adalah capital leases dan operating leases. Suatu sewa guna disebut sebagai capital leases apabila memenuhi salah satu persyaratan berikut ini: 1. Sewa guna tersebut memindahkan kepemilikan kepada lessee pada akhir periode kontrak. 2. Kontrak sewa guna memberikan hak kepada penyewa untuk membeli aktiva yang disewa pada harga yang cukup jauh dibawah nilai yang wajar dari aktiva yang disewa, sehingga kemungkinan hak tersebut akan dilaksanakan cukup besar. 3. Kontrak sewa meliputi periode 75% atau lebih dari usai ekonomis aktiva yang disewa tersebut. 4. Present value pembayaran sewa minimum melebihi 90% nilai aktiva yang disewa. Tingkat bunga yang dipergunakan adalah tingkat buah yang lebih rendah antara tingkat bunga yang dipergunakan oleh lessor atau tingkat bunga pinjaman dari lessee. Untuk capital lease, sewa-sewa tersebut harus dikapitalisis, dan ditunjukkan dalam neraca baik sebagai aktiva tetap maupun kewajiban jangka panjang. Nilai kapitalisasi sesuai dengan perhitungan present value sebagaimana dijelaskan di atas. Aktiva tersebut harus diatmortisir sesuai dengan kebijakan penyusutan yang dipergunakan oleh lessee. Selama periode kontrak, setiap pembayaran sewa harus dipecah untuk pengurang kewajiban dan biaya bunga. Dengan demikian neraca untuk capital lease akan nampak sebagai berikut. 15 Neraca untuk capital lease Aktiva Kewajiban Aktiva yang disewa sesuai kontrak Lancar: capital lease, dikurangi akumulasi Kewajiban capital lease amortisasi Bukan Lancar: Kewajiban capital lease Selain kapitalisasi nilai kontrak, penjelasan pada catatan kaki yang dinilai cukup perlu dilakukan baik untuk capital lease maupun operating lease. Penjelasan tersebut pembayaran sewa di masa yang akan datang, dan kemungkinan adanya contingen rentals untuk jenis operating lease. 2.12 Waran (Warrant) Warrant adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya. Persyaratan tersebut biasanya mengenai harga, jumlah, dan masa berlakunya warrant tersebut. Warrant juga merupakan surat berharga yang memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli saham/surat berharga dari penerbit waran tersebut dengan harga tertentu. Waran biasanya merupakan instrumen jangka panjang, karena tanggal jatuh temponya umumnya lebih dari setahun. Waran mirip dengan opsi call/beli. 16 Namun masa berlakunya waran biasanya tahunan, sedangkan masa berlakunya opsi call/beli biasanya bulanan. Lebih jauh lagi, waran biasanya diterbitkan dan dijamin oleh perusahaan, sedangkan opsi adalah instrumen pertukaran dan tidak diterbitkan oleh perusahaan. Waran adalah hak (bukan kewajiban) kepada pemiliknya untuk membeli saham biasa pada harga pelaksanaan (exercise price) tertentu dan jangka waktu tertentu. Biasanya waran diberikan secara cuma-cuma kepada pembeli saham yang baru diterbitkan tersebut. Waran ini dapat diperjualbelikan layaknya saham.Akan tetapi bila harga saham kedepan justru berada pada level dibawah harga IPO misal Rp 1500. Maka jangan wujudkan hak waran tersebut. Karena bila diwujudkan lalu kerika dijual akan membuat anda menjadi Rugi. Keputusan untuk mengambil waran ini amat tergantung dari ekspektasi dari investor itu sendiri. Bila investor mempunyai ekpektasi bahwa saham BBNI akan melesat kedepan maka segeralah ambil waran tersebut. Akan tetapi bila investor mempunyai ekspektasi yang pesimistis akan BBNI maka sebaiknya waran tersebut tidak diambil oleh investor. Selain itu pengetahuan investor untuk melakukan valuasi saham juga amat menentukan dalam berinvestasi di waran ini. Bila investor mempunyai valuasi saham BBNI kedepan berada pada harga wajar lebih besar dari Rp 2.200 maka sebaiknya investor mengambil waran tersebut. Lalu misalkan valuasi dari investor tersebut menunjukan bahwa harga wajar BBNI adalah berada lebih rendah dari Rp 2200, maka sebaiknya investor tidak mengambil waran tersebut. Untuk itulah analisa yang cermat merupakan kunci sukses dalam berinvestasi di watan. Warrant adalah pemberian jaminan hak 17 kepada shareholder untuk membeli saham pada waktu tertentu atau periode yang akan datang atas kecenderungan harga. Berdasarkan definisi diatas warrant dapat dikatakan sebagai option atau call option, karena pemberian hak kepada shareholder untuk membeli asset atau stock. warrant adalah satu-satunya perjanjian jumlah penjualan secara tertulis. Lagi pula, warrant tertulis oleh issuer dalam pesanan untuk menjual saham, dimana option dapat ditulis oleh seluruh pedagang pasar untuk menjual saham terkrmuka di bursa. Terakhir, meskipun warrant dan option adalah alat-alat perdagangan di pasar, warrant biasanya dikeluarkan oleh issuers. warrant dianggap sebagai produk cash market, karena diperdagangkan seperti saham. Namun demikian, covered warrant memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan derivatif, di antaranya adanya leverage dan memiliki nilai yang tergantung pada harga underlying asset yang ditetapkan. Terdapat dua jenis waran, yaitu equity warrant dancovered warrant. Equity warrant memberikan hakkepada pemiliknya atas saham Emiten atau Perusahaan Publik pada harga yang telah ditentukan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan. Waran adalah hak bukan kewajiban jadi investor boleh saj tidak meneksekusi hak ini umumnya investor akan mengeksekusi waran apabila harga eksekusi waran ada dibawah harga pasar. Jika investor tidak memiliki dana untuk mengeksekusi waran tersebut atau tidak tertarik untuk meneksekusi investor dapat menjual waran tersebut di bursa efek. Waran yang diperjual belikan di bursa saham dapat kita kenali dari kode W yang ada di belakang kode saham. 18 Masa hidup waran enam bulan atau lebih. Masa hidup waran di mulai dari tanggal waran tersebut dicatatkan di bursa efek sampai tanggal terakhir penembusan (redemption) waran. Naik turn harga waran pada umumnya akan dipengaruhi juga oleh turun naiknya harga saham. 2.13 Karakteristik Waran 1. Exercise price (X) adalah harga yang telah tertera pada warrant. Pemegang warrant dapat membeli sejumlah lembar saham pada harga ini. Seperti telah dibahas pada teori option, pemegang warrant hanya akan menggunakan hak-nya jika harga saham di pasar (S) lebih tinggi dari exercise price (X). pada dasarnya hanya ada satu exercise price pada suatu warrant. Namun demikian, ada juga warrant yang memiliki exercise price yang semakin tinggi (stpped exercise price). Misalnya, untuk warrant dengan maturity 10 tahun untuk 5 tahun pertama exercise price-nya adalah 10.000,- dan untuk 5 tahun kedua exercise price-nya naik menjadi Rp. 15.000,- stepped-up exercise price ini digunakan untuk mendorong pemilik warrant untuk segera menukarkan warantnya dengan saham jika nilai perusahaan meningkat dan diperkirakan akan terus meningkat. 2. Expiration Date Meskipun ada beberapa warrant yang tidak memiliki batas usia, pada umumnya warrant memiliki tanggal jatuh tempo. Misalnya warrant dengan usia 10 tahun, pemegang warrant ini hanya memiliki hak membeli saham pada harga yang telah ditetapkan selama 10 tahun. Jika selama 10 tahun tersebut harga saham (S) tidak pernah melebihi exercise price (X), pemegang warrant tidak akan pernah 19 menikmati keuntungan dari exercise warrant. Seperti halnya stpped-up exercise price, expiration date juga merupakan alat bagi perusahaan penerbit warrant untuk memaksa pemegang warrant melakukan exercise. Misalnya sehari menjelang expiration date harga sahamlebih tinggi dari exercise price, pemegang warrant tidak punya pilihan lain kecuali segera menggunakan haknya untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dari kenaikan harga saham yang lebih tinggi lagi. 3. Detachability Meski dijual bersama obligasi atau sekuritas lainya (attached), warrant dapat diperjual belikan secara terpisah dari sekuritas tersebut. Jadi pemodal memiliki alternative untuk menjual warrant sendiri, obligasi sendiri, atau kombinasi keduanya. Non-attachable warrant adalah warrant yang tidak dapat dijual secara terpisah. Warrant semacam ini hanya dapat dipisahkan dari sekuritas induk jika warrant diexcercise (ditukar dengan saham). 4. Exercise ratio menyatakan berapa lembar saham yang dapat dibeli pada exercise price untuk satu lembar warrant. Misalnya, exercise ratio 2 berarti 1 warant dapat digunakan untuk membeli 2 lembar saham pada exercise price. 2.14 Keuntungan Dan Resiko Investasi Waran 1. Keuntungan Membeli Warran a. Membeli warrant seperti menabung. Perbedaanya adalah surat tanda menabung tidak dapat diperjual belikan, sedangkan warrant dapat diperjualbelikan. Selain itu warrant bias diubah menjadi saham. Pilihan 20 terhadap alat investasi ini karena kemampuanya memberikan penghasilan ganda, terutama warrant yang menyertai obligasi. Disamping itu, akan dapat bunga obligasi, kelak setelah warrant dikonversi menjadi saham, akan mendapatkan deviden dan capital gain. b. Dengan membeli satu paket obligasi yang disertai warrant, berarti investor akan mendapat penghasilan dari dua sumber, yaitu dari bunga obligasi dan dari deviden saham biasa. Akan tetapi, hanya pemegang warrant yang menggunakan haknya, yang akan menerima deviden. Pemegang obligasi yang disertai warrant kemungkinan akan mendapat keuntungan dari capital gain. 2. Resiko Investasi Warrant a. Investor (pembeli warrant) akan menerima bunga yang lebih rendah. b. Kesempatan mendapatkan capital gain hilang. c. Merunya EPS (earning per shar/pendapatan per saham). d. Penambahan jumlah saham yang beredr juga akan menurunkan EPS. 2.15 Konvertibel Konvertibel adalah Surat berharga konvertibel (convertible securities) adalah obligasi atau saham preferen atau penerbitan hutang yang dapat ditukarkan dengan sejumlah lembar saham biasa sesuai dengan keinginan pemiliknya. Salah satu ciri terpenting adalah berapa banyak saham yang akan diterima oleh pemilik konvertibel jika ia memutuskan akan menukarkan miliknya. Cirri ini didefinisikan sebagai rasio konversi (conversion ratio) dan ia memberikan hak kepada pemilik 21 konvertibel untuk menukarkan surat berharga dengan sejumlah saham yang ditetapkan. Berkaitan dengan ratio konfersi adalah harga konversi (conversion price), yaitu harga efektif yang dibayarkan untuk saham biasa pada waktu konfersi dilakukan. Jadi, pada dasarnya konvertibel sama dengan obligasi yang disertai warrant. Harga konvertibel ditetapkan pada waktu ditetapkan rencana penerbitan obligasi konvertibel. 2.16 Kentungan dan Kerugian Konvertibel 1. Keuntungan Konvertible Hak konvertibel menguntungkan bagi perusahaan maupun investor. Keunntungan yang paling penting adalah : a. Sebagai daya tarik pada saat penjualan sekuritas uang. Perusahaan bisa menjual sekuritas hutang dengan suku bunga yang lebih rendah dan persyaratan perjanjian yang tidak terlalu ketat dengan cara memberikan kesempatan kepada investor untuk berbagi laba aktiva potensial. Hak konvertibel seperti juga hakk waran menawarkan kesempatan ini. b. Penjualan saham biasa dengan harga diatas harga yang berlaku. Banyak perusahaan yang sebenarnya ingin menjual saham biasa da bukannya sekuritas hutang tetapi merasa bahwa harga sahamnya sementaara ini sedang tertekan. 2. Kerugia Konvertibel Dari sudut pandang perusahaan yang mengeluarkannya, sekuritas konvertibel mempunyai suatu kerugian. 22 a. Walaupun obligasi konvertibel memberikan kesempatan pada perusahaan untuk menjual saham biasa dengan harga 10 sampai 30 persen di atas harga pasar, dalam hal harga saham naik tinggi sekali, perusahaan mungkin akan menunggu dan menjual saham secara biasa. b. Bila perusahaan memang benar ingin menghimpun modal ekuitas sedangkan harga saham tidak cukup tinggi kenaikannya maka perusahaan terpaksa harus puas dengan hutang yang ada, hanya saja bunga hutang ini relative rendah. 23 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan Saham preferen adalah saham dengan kelas khusus yang memiliki beberapa preferensi atau kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Sewa-guna-usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa-guna-usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa-guna-usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Warrant adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya. Konvertibel adalah Surat berharga konvertibel (convertible securities) adalah obligasi atau saham preferen atau penerbitan hutang yang dapat ditukarkan dengan sejumlah lembar saham biasa sesuai dengan keinginan pemiliknya. 3.2 Saran Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran bahwa penerapan pendanaan campuran (saham Preferen, Leasing, waran, konvertibel) yang baik harus dilaksanakan secara efektif, karena akan menunjang keberhasilan perusahaan tersebut. 24 DAFTAR PUSTAKA Miswanto. 1998. Manajemen Keuangan 2. Penerbit Gunadarma. Jakarta. Weston & Copeland. 1992. Manajemen Keuangan Jilid II. Penerbit Erlangga. Jakarta. Kieso , Donald . Jerry J Weygandt , Terry D Wrfield . 2007 . Akuntansi Intermediate Edisi 12 Jilid 2 . Jakarta: Erlangga .