PEMBAHASAN KASUS Audit Kinerja Manajemen (On Auditing the Perfomance of Management) Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas : Mata Kuliah : Audit Manajemen Dosen Pengampu : Dr. Rita Anugerah, MAFIS., Ak. Disusun oleh : Andre Wiranto NIM 1602110005 Sabadrian Banderas NIM 1602114498 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau Pekanbaru 2019 Kata Pengantar Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat – Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pembahasan Kasus : Audit Kinerja Manajemen (On Auditing the Peformance of Management) “ ini. Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Audit Manajemen Terima kasih penyusun ucapkan kepada Ibu Dr. Rita Anugerah, MAFIS., Ak. yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk dapat menelusuri dan menyusun makalah ini. Penyusunan makalah ini membantu penyusun untuk mengerti materi secara mendalam. Terima kasih penyusun ucapkan pula kepada orang tua kami yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasinya dalam penyelesaian makalah ini. Dukungan dan motivasi tersebut sangat berpengaruh dalam penyusunan makalah yang menjadi tugas dari mata kuliah Audit Manajemen. Terima kasih kepada teman – teman atas saran, kritik, dan masukan untuk penyusunan makalah ini. Semua itu sangat menolong penyusun dalam mengembangkan makalah dan terus berusaha menyempurnakan makalah. Harapan ke depannya, makalah ini tidak hanya terbatas menjadi tugas namun menjadi referensi untuk pengembangan informasi mengenai Audit Kinerja Manajemen (On Auditing the Peformance of Management). Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat dan sangat menerima kritik dan saran dari para pembaca untuk kesempurnaan penyusunan makalah ke depannya. Pekanbaru, 28 Maret 2019 Penyusun, JAWABAN CASE I Audit Scenario 1 : Uang Muka Perjalanan yang Terlebih dahulu Isu : Romand Company mengeluarkan dana dalam jumlah yang lebih besar dari apa yang dibutuhkannya untuk sebuah perjalanan, yang mekanismenya dibayar terlebih dahulu. Temuan : 1. Total dana perjalanan yang dianggarkan adalah $10,000 untuk 40 orang karyawan Departemen Penjualan 2. Total dana perjalanan yang direalisasikan sesuai dengan yang dianggarkan namun hanya untuk 20 orang karyawan Departemen Penjualan 3. Atas temuan (2), terdapat kelebihan jumlah pengeluaran uang dari yang dibutuhkan sejumlah $4,400 4. Selama tahun fiskal yang berakhir pada 30 Juni, ternyata beberapa karyawan dari 20 orang karyawan tersebut tidak melakukan perjalanan, dan 5. Terdapat pula karyawan yang memegang uang perjalanan, namun tidak melakukan perjalanan. Kesimpulan : 1. Kasus ini termasuk dalam contoh kasus M-Audit. 2. Hal ini didasarkan pada temuan dan bukti yang diberikan dalam kasus yang mana menjelaskan bahwa tujuan dari audit ini adalah untuk melihat prinsip efisiensi dan ekonomi yang dari sumber daya (uang perjalan) yang digunakan. 3. (a) Standar yang seharusnya digunakan standar dalam perusahaan yang mengatur tentang tata cara pengeluaran dana perjalanan sehingga tidak terjadi pengeluaran yang melebihi kebutuhan (b) Tindakan yang terjadi dalam perusahaan berdasarkan temuan dalam kasus adalah adanya praktik penggunaan dana perjalanan yang melebihi kebutuhan dan adanya penggelapan dana perjalanan. Hal ini dapat dilihat pada terjadinya pengeluaran dana perjalanan meskipun karyawan tidak melakukan perjalanan. (c) Hasil dari tindakan yang melanggar standar ini adalah ketidakefisienan dalam pengeluaran dana perjalanan yang menyebabkan pemborosan hingga $4,400 dan adanya penggelapan dana perjalanan oleh karyawan yang melakukan perjalanan fiktif. Audit Scenario 2 : Kasus Dana Hibah dari Federal Isu : Dinas Pendidikan tidak mematuhi ketentuan dari dana hibah federal Temuan : 1. Adanya penurunan dalam upaya fiskal negara bagian dan lokal. 2. Dana hibah berdasarkan Bab 1 Undang-Undang Pendidikan Dasar dan Menengah, yang diestimasikan senilai $520,750 tidak digunakan sebagaimana mestinya, yaitu untuk mengganti dana negara dan lokal yang telah digunakan untuk pelayanan di bidang proyek. Kesimpulan : 1. Kasus ini termasuk dalam contoh kasus P-Audit. 2. Hal ini didasarkan pada temuan dan bukti yang diberikan dalam kasus yang mana menjelaskan bahwa tujuan dari audit ini adalah untuk melihat efektivitas dinas pendidikan dalam mematuhi ketentuan dana hibah federal. 3. (a) Standar yang sesuai adalah Bab 1 Undang-Undang Pendidikan Dasar dan Menengah. (b) Tindakan yang terjadi dalam perusahaan berdasarkan temuan dalam kasus adalah dana Bab 1, yang diestimasikan sebesar $520.750 digunakan untuk mendukung dana negara dan lokal yang telah dihabiskan untuk pelayanan di bidang proyek. (c) Hasil dari tindakan yang melanggar standar ini adalah tidak ada pengukuran yang efektif untuk mengevaluasi perbandingan layanan. Sehingga diperlukan pengembangan kebijakan dan prosedur agar defisiensi yang sama tak terjadi. Audit Scenario 3 : Biaya yang Tinggi Untuk Sewa yang Rendah : Kasus Perumahan Publik Isu: Metode pembiayaan yang tepat untuk menyediakan program perumahan umum dengan sewa yang rendah bagi keluarga atau individu dengan pendapatan kecil Temuan : 1. Penggunaan metode akuisisi langsung tidak meningkatkan pasokan perumahan umum 2. Akuisisi atas perumahaan berstandar swasta tidak mengurangi jumlah keluarga atau orang yang benar-benar membutuhkan 3. Terdapat kesulitan bagi penghuni lama atas proyek yang diperoleh yang mana dipaksa untuk pindah dan kerugian atas pendapatan pajak bagi pemerintah daerah. Kesimpulan : 1. Kasus ini termasuk dalam contoh kasus P-Audit. 2. Hal ini didasarkan pada temuan dan bukti yang diberikan dalam kasus yang mana menjelaskan bahwa tujuan dari audit ini adalah untuk melihat efektivitas berbagai metode untuk pengadaan perumahan umum dengan sewa yang rendah. 3. (a) Standar yang sesuai adalah metode yang tepat dalam pengadaan perumahan umum dengan harga swa rendah bagi para individu atau keluarga dengan pendapatan rendah. (b) Tindakan yang ditemukan dalam kasus adalah penggunaan metode akuisisi langsung atau mengakuisisi perumahan berstandar swasta (c) Hasil dari tindakan yang melanggar/mengikuti standar adalah metode akuisisi langsung tidak menambah pasokan perumahan. Kemudian metode pengakuisisian perumahan berstandar swasta secara subtansial tidak terlalu tepat sasaran dan memiliki kendala lain seperti kesulitan yang datang dari penghuni lama perumahan yang diakusisi dan juga keharusan untuk menentukan harga yang wajar untuk perumahan yang diakusisi. JAWABAN CASE II Audit Scenario 1 : Pengawasan Pengeluaran Dana : Sebuah Kasus Federal Isu : Badan di Wilayah Pasifik telah mengeluarkan dana sebesar $267.000 yang sebagian dirasa tidak diperlukan atau tidak dapat dibenarkan Temuan : 1. Pemasangan sistem peringatan yang disewa selama 10 tahun dengan harga sejumlah $106,000. 2. Biaya tambahan sejumlah $25,000 karena perencanaan yang tidak memadai sehingga harus memodifikasi dan melengkapi perumahan untuk penggunaan pengering pakaian. 3. Pembelian buku perpustakaan senilai $15,600 dalam kondisi yang mengindikasikan untuk menghabiskan dana pada akhir tahun. 4. Pembelian lain-lain senilai $46,000 pada akhir tahun fiskal 1977 dan 1978. 5. Biaya perbaikan berbagai peralatan dan perlengkapan senilai $27,000. 6. Biaya senilai $30,000 untuk acara yang mendedikasikan fasilitas baru di 3 lokasi. Kesimpulan : 1. Kasus ini termasuk dalam contoh kasus M-Audit 2. Hal ini didasarkan pada temuan dan bukti yang diberikan dalam kasus yang mana menjelaskan bahwa tujuan dari audit ini adalah untuk melihat prinsip ekonomis dan efisiensi dari anggaran yang digunakan. 3. (a) Standar yang sesuai untuk kasus ini adalah penggunaan anggaran berdasarkan tingkat urgensinya dalam lingkungan masyarakat dan mempertimbangkan biaya-manfaat yang ditimbulkan. (b) Tindakan yang ditemukan dalam kasus adalah menyewa sistem peringatan kendati penyewa telah memasang sistem peringatan api pada gedung dan pemerintah Hawai telah memasang sistem peringatan dini di sekitar gedung. Perencanaan yang tidak memadai. Pembelian berbagai macam item di akhir tahun fiskal yang tidak menunjukkan urgensi kebutuhannya. Tidak menggunakan analisis pertimbangan biaya dan manfaat. (c) Hasil dari tindakan pada poin 3b adalah defisiensi seperti pengeluaran sebesar $ 10,600 setiap tahun untuk sistem alarm. Penambahan $25,000 karena perencanaan yang tak memadai atas pengadaan mesin pengering pakaian, serta seperti yang diungkapkan dalam temuan yakni pengeluaran uang tanpa melihat urgensinya seperti pembelian buku perpustakaan dan barang-barang lain di akhir tahun fiskal yang mengindikasikan modus untuk menghabiskan dana pada akhir tahun serta pemborosan biaya senilai $30,000 untuk acara (upacara) pendirian fasilitas baru di 3 lokasi. Audit Scenario 2 : Kasus dari Perusahaan Mobil Isu: Pertimbangan untuk pengadaan mobil boks sebagai ganti biaya penggantian penggunaan mobil pribadi karyawan. Temuan: 1. Biaya penggantian tahunan untuk supir jarak jauh untuk perjalanan resmi melebihi biaya operasional mobil boks sekitar $20,000, dan 2. Biaya penggantian tahunan seluruh supir jarak jauh dalam perusahaan untuk perjalanan resmi dengan pola tempuh yang sama melebihi biaya operasional mobil bosk sekitar $100,000 Kesimpulan: 1. Kasus ini termasuk dalam contoh kasus M-Audit 2. Hal ini didasarkan pada temuan dan bukti yang diberikan dalam kasus yang mana menjelaskan bahwa tujuan dari audit ini adalah untuk melihat prinsip ekonomis dan efisiensi dari pertimbangan untuk menggunakan mobil pribadi karyawan atau mobil boks operasional 3. (a) Standar yang sesuai dalam kasus ini adalah adanya panduan bagi manajer untuk menentukan kapan penggunaan mobil pribadi karyawan untuk perjalanan bisnis bermanfaat bagi perusahaan dan penggantian yang pantas bagi karyawawn atas penggunaan mobil pribadi mereka. (b) Tindakan yang ditemukan dalam kasus adalah mereka (perusahaan) belum dilengkapi informasi biaya operasional mobil boks pada berbagai tingkat jarak tempuh sehingga tidak memadai untuk mempertimbangkan pengadaan mobil boks. (c) Hasil dari tindakan pada poin 3b adalah biaya penggantian tahunan senilai $20,000, sedangkan untuk kumulatif perusahaan dengan jarak tempuh sama, biaya senilai $100,000 Audit Scenario 3 : Kasus dari Penagihan Biaya yang Ceroboh Isu: Pengenaan biaya ruang kantor yang tidak sesuai dengan rencana alokasi biaya yang diadopsi. Temuan: 1. Rencana alokasi biaya yang diadopsi efektif sejak 1 September 1977. 2. Sebelum adopsi rencana alokasi biaya, kota menagih biaya senilai 20 sen per m2 dan agensi telah membayar $836 per bulan dimulai dari tanggal 31 Agustus 1977 dan akan terus berlanjut hingga 31 Agustus 1978. 3. Jumlah kurang bayar agensi terhadap kota senilai $418 per bulan atau $5,016 dalam satu tahun. Kesimpulan: 1. Kasus ini termasuk dalam contoh kasus P-Audit 2. Hal ini didasarkan pada bukti dan temuan yang diberikan dalam kasus yang mana menjelaskan bahwa tujuan dari audit ini adalah untuk melihat efektivitas tujuan dari penentapan rencana alokasi biaya untuk menagih pada semua agensi pemerintahan efektif pada 1 September 1977 3. (a) Standar yang sesuai adalah rencana alokasi biaya yang diadopsi (b) Agensi melakukan pembayaran senilai $20 sen per m2 atau $836 per bulan hingga 31 Agustus 1977 dan terus melakukan pembayaran yang sama hingga 31 Agustus 1978. (c) Agensi kurang bayar kepada kota senilai $418 per bulan atau $5,016 dalam satu tahun. REVIEW QUESTION 1. Menggambarkan tren umum bahwa tujuan audit sejak awal abad ini hingga hari ini! Jawab: Pada awal abad 20, tujuan dari pengujian akun adalah untuk mendeteksi kecurangan dan memastika keakuratan pencatatan, untuk saat ini tujuan utamanya adalah untuk menggambarkan opini kewajaran dari laporan keuangan. Pada audit kinerja, tujuan awalnya yaitu memastikan ketaatan terhadap hukum, ketentuan, dan peraturan. Saat ini, audit kinerja bertujuan untuk meningkatkan kinerja manajemen, menentukan apakah organisasi, aktivitas, dan program sudah ekonomis, efisien atau efektif. 2. Gambarkan beberapa istilah yang digunakan dalam mengaudit kinerja manajemen! Jawab: Internal Auditing: Saat ini secara umum diartikan sebagai auditor yang dipekerjakan oleh orhanisasi daripada bersifat independen. Compliance auditing (Penyesuaian?): Digunakan pada lingkup pemerintahan. Apakah pegawai pemerintahan disusun dengan hukum dan peraturan yang ditetapkan. Namun beberapa bagian pemerintahan, menggunakan ekonomis, efisien dan efektif. Operational auditing: Lebih terfokus pada ekonomis dan efisiensi dari operasi manajemen daripada keefektifan dari program manajemen. Management Auditing: mengevaluasi efisiensi dan ekonomis dari organisasi. Program audit: mendeskripsikan-jenis-keefektifan audit. 3. Apa istilah yang akan digunakan pada buku ini: Jenis ekonomis dan efisiensi audit? Jenis efektifitas audit? Pada semua bidang di audit kinerja manajemen? Jawab: Management Auditing: mengevaluasi efisiensi dan ekonomis dari organisasi. Program audit: mendeskripsikan-jenis-keefektifan audit. Performance Auditing: Meningkaykan kinerja dari manajemen. 4. Audit perduli dengan pihak ketiga. Identifikasi dan jelaskan hubungannya pada istilah audit, akuntabilitas, dan atestesi. Jawab: Auditor disebut sebagai pihak pertama yaitu pihak yang melakukan pengujian akuntabilitas. Pihak kedua adalah entitas yang di audit. Entitas bertanggung jawab kepada pihak ketiga dan di uji akuntabilitasnya oleh pihak pertama. Pihak ketiga adalah pihak yang membutuhkan akuntabilitas. Entitas membutuhkan akuntabilitas pihak kedua dan menerima laporan mengenai akuntabilitas tersebut dari pihak pertama. 5. Audit kinerja meliputi semua jenis dari akitivitas manajerial. Definisikan audit kinerja dan dalam kerangka ini bahaslah fitur yang membedakan M-Audit dan P-Audit Jawab: 6. Manajemen dalam konteks M-Audit termasuk semua operasi internal organisasi. Definiskan M-Audit dan jelaskan tujuannya. Jawab: M-Audit adalah pengevaluasian seluruh aktivitas manajemen suatu organisasi untuk mengukur efisiensi dan ekonomisnya penggunaan sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi. 7. Program entitas, sebagai pada sebuah struktur yang baik di organisasi, mungkin tersebar terlaku banyak dan tidak baik. Definisakan P-Audit. Apa yang coba dicapai oleh PAudit? Jawab: P-Audit adalah pengevaluasian dan pelaporan dari efektivitas penggunan suberdaya untuk mencapau hasil yang diinginkan. 8. Apakah orang yang melakukan audit program memiliki tanggung jawab ntuk menentukan tujuan dari program? Jawab: Tidak. Tujuan dari program audit ditentukan oleh seseorang yang mengerti organisasi itu sendiri. Orang yang bertanggung jawab dalam penentuan tujuan dari program adalah manajer program. 9. Dari bukti pada tujuan audit, irang yang mengaudir mengambil kesimpulan pada audit kinerja. Kesimpulan itu di laporkan kepada pihak ketiga. Apa elemen yang harus ada pada kesimpulan tersebut? Jawab: a) Sebuah standar yang layak b) Tindakan dari individu atau organisasi mengikuti atau mengabaikan standar c) Hasil dari tindakan individu atau organisasi dalam mengikuti/mengabaikan standar