badan koordinasi penanaman modal

advertisement
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Siaran Pers
Dorong Ketersediaan Listrik, Panduan Investasi
Pembangkit Skala Kecil Diusulkan Lebih Terbuka
Jakarta, 15 Desember—Badan Koordinasi Penanaman Modal menerima usulan terkait
pembangunan pembangkit listrik skala kecil di level 1-10 MW untuk lebih terbuka untuk asing.
Dalam regulasi panduan investasi yang ada sekarang, investor asing yang ingin membangun
pembangkit listrik skala kecil 1-10 MW tidak dapat memiliki saham mayoritas dengan batasan
kepemilikan 49%. Argumentasi yang mengemuka dalam usulan tersebut selain untuk
mendorong ketersediaan energi listrik yang dibutuhkan oleh masyarakat dan industri.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani mengakui bahwa upaya untuk
mendorong ketersediaan listrik terus dilakukan oleh pemerintah. “Salah satu usulan yang
masuk adalah dengan membuka pembangkit listrik skala kecil dengan kapasitas 1-10 MW lebih
terbuka bagi asing,” ujarnya dalam keterangan resminya kepada pers, hari ini (15/12).
Menurut Franky, ketersediaan listrik merupakan masih merupakan salah satu problem yang
menjadi isu bagi kegiatan operasional investasi yang ada di Indonesia. “Dalam kunjungan
selama setahun lebih ini mengunjungi 85 perusahaan, sebagian besar masih mengalami
permasalahan mengenai ketersediaan listrik,” paparnya.
Usulan untuk membuka bidang usaha pembangkit tenaga listrik skala kecil tersebut, dilandasi
oleh karakteristik investasi yang cenderung jangka panjang. “Dalam usulan yang masuk
terdapat argumen, investor menyatakan penggunaan teknologi yang mereka miliki, sehingga
meminta kepemilikan mayoritas,” jelasnya.
Berdasarkan data rencana investasi yang tercatat di BKPM, pengajuan izin prinsip untuk
pembangkit listrik dengan kapasitas 1-10 MW periode 23 April 2014-31 Oktober 2015 jumlah
penanaman modal PMA mencapai 17 proyek senilai US$ 164,48 juta, sedangkan jumlah
penanaman modal PMDN menjadi 34 proyek senilai Rp 5,02 Triliun. Pada periode tersebut,
Panduan Investasi yang berlaku adalah Perpres 39 Tahun 2014 dengan ketentuan kepemilikan
asing maksimal 49%.
Sementara itu, jumlah rencana investasi sektor pembangkit listrik dengan kapasitas 1-10 MW
periode 25 Mei 2010 – 22 April 2014, atau di bawah ketentuan Perpres 36 Tahun 2010 yang
mengatur investasi dengan syarat kemitraan, untuk PMA mencapai 40 proyek senilai US$ 1,04
miliar. Sedangkan rencana investasi PMDN mencapai 33 proyek senilai Rp 2,7 Triliun.
AnD
Franky menegaskan seluruh usulan revisi panduan investasi ini masih akan dibahas bersama
dengan kementerian teknis untuk mencari formula terbaik yang sesuai dengan kepentingan
nasional untuk meningkatkan ketersediaan pasokan listrik.
Selain panduan investasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal juga berperan aktif dalam
proses penyederhanaan perizinan listrik secara end to end yang berjalan di PTSP Pusat yang
dilakukan pada bulan April 2015. Perizinan listrik yang pada awalnya membutuhkan waktu
923 hari atau hampir 3 tahun, dapat dipercepat menjadi 256 hari atau sekitar 8 bulan.
--Selesai--
Untuk keterangan lebih lanjut,hubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon : 021-5269874
HP : 08161946825
E-mail : [email protected]
AnD
Download