MODUL 1 PENGANTAR UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI, ETOS KERJA DAN SMK3L KATA PENGANTAR Modul Pengantar Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), Etos Kerja dan SMK3L ini dimaksudkan untuk membekali peserta diklat tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja/perilaku yang diperlukan untuk menerapkan ketentuan UUJK, Etos Kerja dan SMK3L dalam pelaksanaan Pemeriksaan Jembatan, kepada Pengawas Lapangan di lingkungan Ditjen Bina Marga. Modul Pengantar Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), Etos Kerja dan SMK3L Pelaksanaan Pemeriksaan Jembatan ini disusun dalam 4 (empat) bab yang terdiri dari Pendahuluan, Peran Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), Etos Kerja dan SMK3L Dalam Pemeriksaan Jembatan, Keterkaitan Pemeriksaan Jembatan Dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan (SMK3L), serta Penutup. Buku ini disusun secara sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif peserta diklat. Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Ir. Ajang Zaenal, MT atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini. Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan teknologi dan peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan bermanfaat bagi peningkatan kompetensi Insan PUPR dalam bidang pengawasan dan pemeliharaan Jembatan. Bandung, Desember 2018 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng NIP. 19640520 198903 1020 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................................ii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ......................................................................v BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................... 2 1.2 DESKRIPSI SINGKAT ................................................................................... 2 1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN .......................................................................... 3 1.4 MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK ................................................ 3 1.5 ESTIMASI WAKTU ...................................................................................... 4 BAB 2 PERAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI (UUJK), ETOS KERJA DAN SMK3L DALAM PEMERIKSAAN JEMBATAN .......................................................... 5 2.1 HUBUNGAN UUJK DAN ETOS KERJA TERHADAP PEMERIKSAAN JEMBATAN ...................................................................................................... 6 2.2 PERAN ETOS TERHADAP PEMERIKSAAN JEMBATAN ............................... 10 2.3 KETERKAITAN PEMERIKSAAN JEMBATAN TERHADAP KEGAGALAN BANGUNAN JEMBATAN ................................................................................ 11 2.4 LATIHAN .................................................................................................. 14 2.5 RANGKUMAN .......................................................................................... 15 BAB 3 KETERKAITAN PEMERIKSAAN JEMBATAN DENGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN (SMK3L) ............ 16 3.1 KETENTUAN SMK3L YANG BERKAITAN DENGAN PEMERIKSAAN JEMBATAN .................................................................................................... 17 3.2 LATIHAN .................................................................................................. 33 3.3 RANGKUMAN .......................................................................................... 34 BAB 4 PENUTUP ................................................................................................. 35 ii Modul 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 4.1 SIMPULAN ............................................................................................... 36 4.2 UMPAN BALIK DAN TINGKAT LANJUT ..................................................... 37 4.3 KUNCI JAWABAN ..................................................................................... 37 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 42 GLOSARIUM ....................................................................................................... 44 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L iii DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Skema UUJK Nomor 02 tahun 2017 ................................................... 8 Gambar 2 Tenaga Kerja Konstruksi ...................................................................... 9 Gambar 3 Tension Calibrating Devices............................................................... 12 Gambar 4 Calibrated Wrench Installation .......................................................... 12 Gambar 5 Torque Wrench .................................................................................. 13 Gambar 6 Instalasi Adaptor Plate Dan Bushing.................................................. 13 Gambar 7 Instalasi Kegagalan Bangunan ........................................................... 14 Gambar 8 Peralatan Keselamatan Kerja ............................................................ 23 Gambar 9 Alat Pelindung Diri............................................................................. 23 iv Modul 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Petunjuk penggunaan modul ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta pelatihan. Oleh karena itu, sebaiknya peserta pelatihan memperhatikan beberapa petunjuk berikut ini. 1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini, sampai Anda mempunyai gambaran kompetensi yang harus dicapai, dan ruang lingkup modul ini. 2. Baca dengan cermat bagian demi bagian, dan tandailah konsep-konsep pentingnya. 3. Segeralah membuat Ringkasan Materi tentang hal-hal esensial yang terkandung dalam modul ini 4. Untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang isi modul ini, tangkaplah konsep-konsep penting dengan cara membuat pemetaan keterhubungan antara konsep yang satu dengan konsep lainnya. 5. Untuk memperluas wawasan Anda, bacalah sumber-sumber lain yang relevan baik berupa kebijakan maupun subtansi bahan ajar dari media cetak maupun dari media elektronik. 6. Untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman Anda tentang isi modul ini, cobalah untuk menjawab soal-soal latihan secara mandiri, kemudian lihat kunci jawabannya. 7. Apabila ada hal-hal yang kurang dipahami, diskusikanlah dengan teman sejawat atau catat untuk bahan diskusi pada saat tutorial. 8. Peserta membaca dengan seksama setiap Sub Materi dan bandingkan dengan pengalaman Anda yang dialami di lapangan. 9. Jawablah pertanyaan dan latihan, apabila belum dapat menjawab dengan sempurna, hendaknya Anda latihan mengulang kembali materi yang belum dikuasai. 10. Buatlah Ringkasan Materi, buatlah latihan dan diskusikan dengan sesama peserta untuk memperdalam materi. MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L v BAB 1 PENDAHULUAN MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan mengenal Pengantar Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), Etos Kerja dan SMK3L sangat penting dalam kegiatan pemeriksaaan jembatan, Pemeriksaan jembatan merupakan salah satu bagian penting dalam sistem informasi manajemen jembatan. Hal ini merupakan sesuatu yang pokok dalam hubungan antara keadaan jembatan yang ada dengan rencana pemeliharaan atau penanganan lain dalam waktu mendatang. Tujuan pemeriksaan jembatan adalah untuk meyakinkan bahwa jembatan masih berfungsi secara layak dan perlunya diadakan suatu tindakan tertentu dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan secara berkala. Dengan demikian pemeriksaan jembatan mempunyai beberapa tujuan yang spesifik, yaitu : 1. Memeriksa keamanan jembatan pada saat umur pelayanan, selama umur pelayanannya. 2. Menghindari kemungkinan ditutupnya jembatan, akibat kerusakan yang tak terduga. 3. Mencatat kondisi jembatan pada saat pemeriksaan 4. Menyediakan data bagi petugas perencanaan teknis, petugas konstruksi dan petugas pemeliharaan 5. Memeriksa pengaruh beban kendaraan dan jumlah kendaraan yang lewat 6. Memantau keadaan jembatan secara jangka panjang 7. Menyediakan informasi mengenai dasar pembebanan jembatan. 8. Menyediakan informasi untuk rating pembebanan jembatan Pemeriksaan dilakukan sejak awal jembatan tersebut masih baru dan berkelanjutan selama umur jembatan. Hal yang juga penting adalah, bahwa data yang dikumpulkan betul-betul merupakan data yang mutakhir, akurat dan lengkap, sehingga hasil yang dikeluarkan betul-betul dapat dipercaya. 1.2 DESKRIPSI SINGKAT Modul Pengantar Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), Etos Kerja dan SMK3L Pelaksanaan pengawasan jembatan ini disusun dengan maksud agar dapat memberikan pemahaman tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja/perilaku yang diperlukan untuk menerapkan ketentuan UUJK, Etos Kerja dan SMK3L dalam pemeriksaan jembatan, kepada Pemeriksa jembatan, 2 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L Pengawas lapangan dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di lingkungan Ditjen Bina Marga. Mata diklat ini disajikan melalui metode ceramah dan diskusi interaktif serta peragaan alat keselamatan dalam pemeriksaan jembatan. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya dalam menerapkan Undang—Undang Jasa Konstruksi (UUJK) dan Etos Kerja serta menerapkan Ketentuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan (SMK3L) dalam pelaksanaan pemeriksaan jembatan. 1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan pembelajaran terdiri dari hasil belajar dan indikator hasil belajar sebagai berikut: 1. HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta mampu menerapkan ketentuan Undang-Undang Jasa konstruksi (UUJK) dan Etos Kerja serta Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan (SMK3L) dalam pelaksanaan pemeriksaan jembatan. 2. INDIKATOR HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu: a) Menerapkan Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) dan Etos Kerja b) Menerapkan ketentuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (SMK3L) 1.4 MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK Dalam modul ini terdapat 2 (dua) materi yang akan dibahas, yaitu: 1. Peran Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK) dan Etos Kerja dalam pemeriksa jembatan, terdiri atas: Hubungan UUJK terhadap pemeriksaan jembatan, Peran Etos Kerja terhadap pemeriksaan jembatan, dan Keterkaitan pemeriksaan jembatan terhadap kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan jembatan 2. Keterkaitan pemeriksaan jembatan dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan (SMK3L) sesuai MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 3 Peraturan Menteri PU-PR No. 02 /PRT/M/2018 tanggal 24 Januari 2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2014 tanggal 13 Mei 2014, tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi bidang Pekerjaan Umum. 1.5 ESTIMASI WAKTU Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mata diklat “Pengantar Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), Etos Kerja dan SMK3L ” pada peserta diklat teknis ini adalah 3 (tiga) jam pelajaran. 4 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L BAB 2 PERAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI (UUJK), ETOS KERJA DAN SMK3L DALAM PEMERIKSAAN JEMBATAN MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 5 PENGERTIAN UMUM Indikator keberhasilan Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu Menerapkan Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) dan Etos Kerja dalam Pemeriksaaan jembatan 2.1 HUBUNGAN UUJK DAN ETOS KERJA TERHADAP PEMERIKSAAN JEMBATAN 1. KETENTUAN UMUM a) Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi b) Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan c) Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis Keamanan, Keselamatan, Kesehatan tempat kerja konstruksi dan perlindungan sosial tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup dalam penyelenggaraan jasa konstruksi d) Usaha Penyediaan Bangunan adalah pengembangan jenis usaha jasa konstruksi yang dibiayai sendiri oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, badan usaha, atau masyarakat, dan dapat melalui pola kerjasama untuk mewujudkan, memiliki, menguasai, mengusahakan, dan/atau meningkatkan kemanfaatan bangunan e) Menteri adalah menteri PU-PR yang pemerintahan di bidang jasa konstruksi f) Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan, pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan konstruksi suatu bangunan 6 menyelenggarakan urusan MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L g) Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan keruntuhan bangunan dan/atau tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil jasa konstruksi 2. Sanksi Administratif, Ketentuan Peralihan Dan Penutup sesuai Pasal 103 s.d pasal 104 UU Jasa Konstruksi NO 02 tahun 2017 Sanksi administratif diberikan kepada yang tidak melaksanakan kewajiban: a) Setiap Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa yang tidak memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi dikenai sanksi administratif berupa: (1) peringatan tertulis; (2) denda administratif; (3) penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi; (4) pencantuman dalam daftar hitam; (5) pembekuan izin; dan/atau (6) pencabutan izin. b) Penyedia Jasa yang tidak memenuhi kewajiban untuk mengganti atau memperbaiki Kegagalan Bangunan dikenai sanksi administratif berupa: (1) peringatan tertulis; (2) denda administratif; (3) penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi; (4) pencantuman dalam daftar hitam; (5) pembekuan izin; dan/atau (6) pencabutan izin. c) Setiap Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa yang mempekerjakan tenaga kerja konstruksi yang tidak memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja dikenai sanksi administratif berupa: (1) denda administratif; dan/atau (2) penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 7 Gambar 1 Skema UUJK Nomor 02 tahun 2017 3. Tenaga Kerja Konstruksi Kegiatan Pemeriksaan jembatan harus mempunyai klasifikasi dan kualifikasi tenaga kerja konstruksi dalam hal meyakinkan bahwa jembatan masih berfungsi secara layak dan perlunya diadakan suatu tindakan tertentu dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan secara berkala. 4. Klasifikasi dan Kualifikasi Tenaga kerja konstruksi diklasifikasikan berdasarkan bidang keilmuan yang terkait Jasa Konstruksi. Tenaga Kerja Konstruksi terdiri atas kualifikasi dalam jabatan: a) operator; b) teknisi atau analis; dan c) ahli. Kualifikasi dalam jabatan memiliki jenjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini pemeriksa jembatan dikualifikasikan sebagai ahli muda pemeriksa jembatan. 8 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 5. Pelatihan Tenaga Kerja Konstruksi Pelatihan tenaga kerja pemeriksa jembatan diselenggarakan dengan metode pelatihan kerja yang relevan, efektif, dan efisien serta dilakukan ujian sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja. 6. Sertifikasi Kompetensi Kerja Setiap tenaga kerja pemeriksa jembatan yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja. 7. Registrasi Pengalaman Profesional Untuk mendapatkan pengakuan pengalaman profesional, setiap tenaga kerja pemeriksa jembatan harus melakukan registrasi kepada Menteri, melalui LPJKN dan Asosiasi Profesi terkait. Gambar 2 Tenaga Kerja Konstruksi Guna menunjang kelancaran pelaksanaan pemeriksaan hendaknya setiap pemeriksa sebelum kelapangan mengetahui dan mempersiapkan bahanbahan atau kerlengkapan APD untuk menunjang SMK3L yang diperlukan untuk pemeriksaan jembatan yang akan dilaksanakan. MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 9 Bentuk persiapan pada umumnya sama, namun sesuai sifat dan jenis pemeriksaan jembatan yang berbeda, maka pemeriksaan detil memerlukan perlengkapan yang lebih khusus dari jenis pemeriksaan jembatan lainnya. Perlengkapan – perlengkapan dimaksud di atas ialah antara lain sebagai berikut: a) Tanda atau rambu lalu lintas b) Kerucut lalu lintas c) Sepatu bot tinggi dan tahan air d) Rompi dan topi pengamanan e) Rompi apung f) Tali pengikat g) Pisau saku h) Pelampung dan batu duga ( unting-unting) i) Seperangkat kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Pemilihan peralatan keamanan tersebut di atas disesuaikan dengan keperluan untuk pemeriksaan jembatan. 2.2 PERAN ETOS TERHADAP PEMERIKSAAN JEMBATAN Budaya aparatur pemerintah mengacu pada Keputusan Menpan no. 25/Kep/M.Pan/4/2002 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Negara adalah “ Sikap dan perilaku individu dari kelompok Aparatur Negara yang didasari atas nilai-nilai yang di yakini kebenaran dan menjadi sifat serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari” serta sesuai dengan Permenpan Nomor 39 tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja di terjemahkan dalam Sapta Taruna PU diharapkan etos kerja ini bisa diterapkan dalam kegiatan inspeksi jembatan meliputi: a) Komitmen dan Konsisten; (terhadap visi, misi dan tujuan organisasi) b) Wewenang dan Tanggung Jawab; (yang jelas, tegas dan seimbang) c) Keikhlasan dan Kejujuran; (yang menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan kewibawaan Pemerintah) d) Kreatifitas dan Kepekaan; (yang dinamis mendorong kearah efisiensi dan fektifitas) 10 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L e) Kepemimpinan dan Keteladanan; (yang mampu kemampuan potensi bawahan secara optimal) mendayagunakan f) Kebersamaan dan Dinamika Kelompok; (yang mendorong agar cara kerjanya tidak bersifat indifidual dan pusat kekuasaan tidak pada satu tangan) g) Ketepatan dan Kecepatan; (adanya kepastian waktu, kuantitas, kualitas dan finansial yang dibutuhkan) h) Rasionalitas dan Kecerdasan Emosi; (keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan emosional) i) Keteguhan dan Ketegasan; (yang tidak mudah terpengaruh oleh pihak yang merugikan diri dan negaranya) j) Disiplin dan Keteraturan Kerja; (yang mengacu kepada standar operasional prosedur) k) Kebersamaan dan Kearifan; (yang dihasilkan dari adanya pendelegasian wewenang) l) Dedikasi dan Loyalitas; (terhadap tugas yang bersumber pada visi, misi dan tujuan organisasi) m) Semangat dan Motivasi; (yang didorong oleh keinginan memperbaiki keadaan secara perorangan maupun organisasional) n) Ketekunan dan Kesabaran; (yang didasarkan kepada tanggung jawab terhadap tugas yang diamanahkan) o) Keadilan dan Keterbukaan; (sesuai dengan keinginan masyarakat) p) Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan perkembangan zaman yang semakin maju) Teknologi; (sesuai dengan 2.3 KETERKAITAN PEMERIKSAAN JEMBATAN TERHADAP KEGAGALAN BANGUNAN JEMBATAN 1. Kegagalan Bangunan Jembatan Dalam hal penyelenggaraan Jasa Konstruksi tidak memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan, Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa dapat menjadi pihak yang bertanggung jawab terhadap Kegagalan Bangunan. Kegagalan Bangunan ditetapkan oleh penilai ahli. Penilai ahli ditetapkan oleh Menteri PU-PR. Menteri harus menetapkan penilai ahli MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 11 dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya laporan mengenai terjadinya Kegagalan Bangunan Pada saat pemeriksaan jembatan harus mempertimbangkan aspek-aspek kekuatan struktur diantaranya memperhatikan; gaya-gaya, momen-momen, tulangan dan pengencangan baut-baut yang akan mengakibatkan kegagalan bangunan. Pemeriksa jembatan sebagai tenaga ahli harus memahami tatacara pemeriksaan dan penilaian kondisi kerusakan jembatan sesuai dengan pedoman yang berlaku. Gambar 3 Tension Calibrating Devices Gambar 4 Calibrated Wrench Installation 12 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L a) Calibrated Wrench pretensioning digunakan sebagai impact wrench (above left) untuk mengencangkan baut sampai tarikan yang ditentukan b) Alat kalibrasi Skidmore-Wilhelm (kanan atas) digunakan untuk mengkalibrasi impact wrench ke torque level dimana ditentukannya suatu gaya tarik tertentu c) Sejumlah benda uji baut yang mewakili digunakan untuk pengujian ini untuk memastikan bahwa gaya tarik yang diberikan sudah sesuai (RCSC 2000, AISC) Gambar 5 Torque Wrench Gambar 6 Instalasi Adaptor Plate Dan Bushing 2. Jangka Waktu dan Pertanggung Jawaban Kegagalan Bagunan Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu yang ditentukan sesuai dengan rencana umur konstruksi. Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan akhir layanan Jasa MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 13 Konstruksi. Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah jangka waktu yang telah ditentukan. Ketentuan jangka waktu pertanggungjawaban atas Kegagalan Bangunan harus dinyatakan dalam Kontrak Kerja Konstruksi. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban dan pertanggungjawaban Penyedia Jasa atas Kegagalan Bangunan diatur dalam Peraturan Pemerintah. Pengguna Jasa dan/atau pihak lain yang dirugikan akibat Kegagalan Bangunan dapat melaporkan terjadinya suatu Kegagalan Bangunan kepada Menteri PU-PR. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaporan terjadinya Kegagalan Bangunan diatur dalam Peraturan Menteri. Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa wajib memberikan ganti kerugian dalam hal terjadi Kegagalan Bangunan. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian ganti kerugian diatur dalam Peraturan Pemerintah 3 PP dan 13 Kepmen PU-PR yang akan terbit. Gambar 7 Instalasi Kegagalan Bangunan 2.4 LATIHAN 1. Jelaskan pengertian dan pentingnya Pengenalan UUJK dan Etos Kerja dalam Pemeriksaaan Jembatan. 2. Bagaimana Peran Pemeriksa Jembatan terhadap UUJK dan Etos Kerja. 14 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 3. Jelaskan keterkaitan antara UUJK dan dan Etos Kerja, serta sebutkan tujuannya. 4. Berikan contoh bentuk Kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan jembatan. 2.5 RANGKUMAN Pada hakikatnya Pengantar Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), Etos Kerja dan SMK3L sangat penting dalam kegiatan pemeriksaaan jembatan, Pemeriksaan jembatan merupakan salah satu bagian penting dalam sistem informasi manajemen jembatan. Hal ini merupakan sesuatu yang pokok dalam hubungan antara keadaan jembatan yang ada dengan rencana pemeliharaan atau penanganan lain dalam waktu mendatang. Tujuan pemeriksaan jembatan adalah untuk meyakinkan bahwa jembatan masih berfungsi secara layak dan perlunya diadakan suatu tindakan tertentu dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan secara berkala. Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan. MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 15 BAB 3 KETERKAITAN PEMERIKSAAN JEMBATAN DENGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN (SMK3L) 16 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L Keterkaitan Pemeriksaan Jembatan Dengan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan (SMK3L) Indikator keberhasilan Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu Menerapkan ketentuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (SMK3L) dalam pemeriksaan jembatan 3.1 KETENTUAN SMK3L YANG BERKAITAN DENGAN PEMERIKSAAN JEMBATAN 1. Keselamatan Pemeriksaan Jembatan a) Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan. Dalam memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa harus memberikan pengesahan atau persetujuan atas: (1) hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau perancangan; (2) rencana teknis proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau pembangunan kembali; (3) pelaksanaan suatu proses pembangunan, pembongkaran, dan/atau pembangunan kembali; pemeliharaan, (4) penggunaan material, peralatan dan/atau teknologi; dan/atau (5) hasil layanan Jasa Konstruksi. Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan paling sedikit meliputi: (1) standar mutu bahan; (2) standar mutu peralatan; (3) standar keselamatan dan kesehatan kerja; (4) standar prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi; MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 17 (5) standar mutu hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi; (6) standar operasi dan pemeliharaan; (7) pedoman pelindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan Jasa Konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan (8) standar pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk setiap produk Jasa Konstruksi diatur oleh Menteri Teknis terkait sesuai dengan kewenangannya. Dalam menyusun Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk setiap produk Jasa Konstruksi, menteri teknis terkait sebagaimana dimaksud memperhatikan kondisi geografis yang rawan gempa dan kenyamanan lingkungan terbangun. Pada waktu dilaksanakan pemeriksaan jembatan pemeriksa mempunyai dua tanggung jawab yang berhubungan dengan keselamatan: a) Keselamatan pemakai jalan dan b) Kesalamatan terhadap diri sendiri Pada dasarnya dengan cukup pemberitahuan tentang keselamatan akan mengurangi terjadinya kecelakaan dan ketidak nyamanan pemakai jalan. Untuk ini dipergunakan rambu-rambu pemberitahuan dan pembatas-pembatas yang cukup, atau pengaturan lalu-lintas dan pejalan kaki jika perlu. Kendaraan dan pejalan kaki, terutama anak-anak harus dihindarkan. 2. Pemeriksa Jembatan Pemeriksaan jembatan seringkali membuat inspektur menghadapi keadaan bahaya seperti dalam keadaan lalu-lintas padat, jalan yang sulit, aliran sungai yang deras dan binatang (reptile atau serangga). Bahaya tersebut dapat dikurangi dengan memberi tanda-tanda yang sederhana seperti : a) Gunakanlah rambu, pembatas dan pengaturan lalu-lintas untuk menggurangi kecepatan kendaraan dan arah kanlah ke jalur yang aman pada saat kegiatan dilaksanakan. b) Gunakan baju rompi yang berwarna menyolok 18 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L c) Gunakanlah pakaian yang aman, tangga yang kokoh, dan perancah khusus ketika memeriksa bagian jembatan di tempat yang tinggi atau sulit bila diperlukan. d) Gunakan perahu, pelampung dan tali untuk menambatkan perahu apabila anda sedang bekerja pada arus sungai yang deras. e) Hati-hati terhadap kemungkinan adanya ular kalajengking dan binatang lainnya sebelum membuka semak belukar terutama pada bagian bawah jembatan. f) Yakinkan tersedianya bantuan yang cukup dan alat yang sesuai setiap saat. 3. Beberapa pasal dalam undang-undang 2. UU No : 13 / 2003 tentang KETENAGAKERJAAN yang mengatur tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) paragrap 5 (lima), yaitu : a) Pasal 86 (1)Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: a) Keselamatan dan kesehatan kerja b) Moral dan kesusilaan, dan c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama (2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. (3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b) Pasal 87 (1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan ke sehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. (2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah (2) Ketentuan mengenai penerapan sistem MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 19 manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah 4. Pedoman Penyelenggaraan K3 Konstruksi di Kementerian PU Penyelenggaraan K3 di bidang konstruksi pada umumnya dan sektor pekerjaan umum pada khususnya menjadi kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum yang secara teknis adalah sebagai pembinanya. Berkaitan dengan hal tersebut telah diterbitkan Peraturan Menteri PU-PR No: 02/PRT/M/2018 tanggal 24 Januari 2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri PU No: 05/PRT/M/2014 tanggal 13 Mei 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi bidang Pekerjaan Umum. Dalam Permen tersebut telah diatur berbagai tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing jajaran struktural yang ada di Kementerian Pekerjaan Umum, mulai dari Kepala Badan Pembinaan Konstruksi, Pejabat Struktural Eselon I Unit Kerja Teknis, Pejabat Struktural Eselon II Unit Kerja Teknis, Atasan Langsung Kepala Satuan Kerja, Kepala Satuan Kerja, Pejabat Pembuat Komitme serta Pokja Pemilihan. Selain itu, juga diatur tugas, kewajiban dan tanggung jawab dari Penyedia Jasa yang melaksanakan kegiatan proyek yang ada di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum berkaitan dengan penyelenggaraan sistem manajemen K3. Dalam ketentuan peraturan tersebut, penyelenggaraan K3 Konstruksi wajib dilaksanakan untuk semua kegiatan konstruksi baik berupa pemborongan (kontraktor) maupun konsultansi yang memiliki aktifitas fisik di lapangan. Ada 3 (tiga) kategori pengelompokan yang dikualifikasikan sehubungan dengan risiko kecelakaan dan keselamatan kerja yaitu: risiko tinggi, risiko sedang dan risiko kecil. Sementara kinerja penerapan penyelenggaraan K3-nya dinilai atas 3 (tiga) tingkatan yaitu: baik, sedang dan kurang. Untuk penyelenggaraan tersebut, harus ditunjuk Petugas K3 Konstruksi yang akan menyusun RK3K atau Rencana Kerja K3 Konstruksi. Selain rumusan tugas dan kewajiban dari masing-masing tingkat jajaran kerja, juga ditetapkan kegiatan pemantauan dan evaluasi atau yang dikenal dengan istilah monev untuk setiap tingkatan jajaran tersebut. 5. Rincian Kegiatan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Sesuai Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor: 66/SE/M/2015 Tentang Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen 20 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum , Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor: 02/SE/Db/2018 tentang Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 untuk pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan dan Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor: 03/SE/Db/2018 tentang Penyampaian Standar Dokumen Pemilihan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, yang berhubungan dengan pemeriksaan jembatan ada di Spesifikasi 2018 Divisi 8 Rehabilitasi Jembatan dan Divisi 10.2 Pemeliharaan Kinerja Jembatan: a) Penyiapan RK3K terdiri atas: (1) Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan Formulir; (2) Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP); b) Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas: (1) Induksi K3 (Safety Induction); (2) Pengarahan K3 (safety briefing): (3) Pertemuan Keselamatan (Safety Talk dan/atau Tool Box Meeting); (4) Pelatihan K3; (5) Simulasi K3; (6) Spanduk (banner); (7) Poster; (8) Papan Informasi K3. c) Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas: (1) Jaring Pengaman (Safety Net); (2) Tali Keselamatan (Life Line); (3) Penahan Jatuh (Safety Deck); (4) Pagar Pengaman (Guard Railling); (5) Pembatas Area (Restricted Area). d) Alat Pelindung Diri Terdiri Atas: (1) Topi Pelindung (Safety Helmet); (2) Pelindung Mata (Goggles, Spectacles); (3) Tameng Muka (Face Shield); (4) Masker Selam (Breathing Apparatus); (5) Pelindung Telinga (Ear Plug, Ear Muff); (6) Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker); (7) Sarung Tangan (Safety Gloves); (8) Sepatu Keselamatan (Safety Shoes); (9) Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body Harness); (10) Jaket Pelampung (Life Vest); (11) Rompi Keselamatan (Safety Vest); MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 21 (12) Celemek (Apron/Coveralls); (13) Pelindung Jatuh (Fall Arrester); e) Asuransi Dan Perijinan Terdiri Atas: (1) BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja; (2) Surat Ijin Kelaikan Alat; (3) Surat Ijin Operator; (4) Surat Ijin Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (P2K3); f) Personil K3 terdiri atas: (1) Ahli K3 dan/atau Petugas K3; (2) Petugas Tanggap Darurat; (3) Petugas P3K; (4) Petugas Pengatur Lalu Lintas (Flagman); (5) Petugas Medis. g) Fasilitas sarana kesehatan; (1) Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban, dll) (2) Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Stetoskop, Timbangan Berat Badan, Tensi Meter, dll); (3) Peralatan Pengasapan (Fogging); (4) Obat Pengasapan. h) Rambu - Rambu Terdiri Atas: (1) Rambu Petunjuk; (2) Rambu Larangan; (3) Rambu Peringatan; (4) Rambu Kewajiban; (5) Rambu Informasi; (6) Rambu Pekerjaan Sementara; (7) Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Lights Stick); (8) Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone); (9) Lampu Putar (Rotary Lamp); (10) Lampu Selang Lalu Lintas. i) Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3 (1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR); (2) Sirine; (3) Bendera K3; (4) Jalur Evakuasi (Escape Route); (5) Lampu Darurat (Emergency Lamp); 22 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L (6) Program Inspeksi Dan Audit Internal; (7) Pelaporan dan Penyelidikan Insiden. Gambar 8 Peralatan Keselamatan Kerja Gambar 9 Alat Pelindung Diri MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 23 6. Maksud, Faedah, Jenis dan Manfaat dari APD a) Maksud: (1) Melindungi tenaga kerja jika usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak bisa dikerjakan dengan baik. (2) Tingkatkan efektivitas dan produktivitas kerja (3) Membuat lingkungan kerja yang aman Faedah: (1) membuat perlindungan semua/beberapa badannya pada peluang ada potensi bahaya/kecelakaan kerja. (2) Kurangi kemungkinan akibat kecelakaan b) a) Jenis: (1) Alat Pelindung Kepala: Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet), Tutup Kepala, Hats/cap (2) Alat Pelindung Muka dan Mata: Safety Glasses, Face Shields, Goggles (3) Alat Pelindung Telinga: Tutup Telinga (Ear muff), Sumbat Telinga (Ear plugs) (4) Alat Pelindung Pernapasan: Masker, Respirator (5) Alat Pelindung Tangan: Sarung Tangan (Safety Gloves) (6) Alat Pelindung Kaki: sepatu safety bot (7) Alat Pelindung Tubuh: jas laboratorium (8) Safety Belt (9) Alat Pelindung Diri untuk pekerjaan khusus b) Manfaat: (1) Alat Pelindung Kepala: (a) Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet): Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan bentrokan, terjatuh dan terserang arus listrik. (b) Tutup Kepala: Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uapuap, panas/dingin (c) Hats/cap: Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-mesin berputar (d) Topi pengaman: untuk pemakaian yang berbentuk umum dan pengaman dari tegangan listrik yang terbatas. Tahan pada tegangan listrik. Umumnya dipakai oleh pemadam kebakaran. (2) Alat Pelindung Muka dan Mata: (a) Melindungi muka dan mata dari Lemparan benda-benda kecil. (b) Melindungi muka dan mata dari Lemparan benda-benda panas (c) Melindungi muka dan mata dari Dampak cahaya 24 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L (3) Alat Pelindung Telinga: (a) Sumbat Telinga (Ear plugs) Sumbat telinga yang baik yaitu menahan frekwensi Daya atenuasi (daya lindung): 25-30 dB, sedang frekwensi untuk bicara umumnya (komunikasi) tidak terganggu. (b) Tutup Telinga (Ear muff) frekwensi 2800–4000 Hz hingga 42 dB (35–45 dB). Untuk frekwensi umum 25-30 dB. (c) Untuk kondisi 25egativ bisa dipadukan pada tutup telinga dan sumbat telinga hingga bisa atenuasi yang lebih tinggi ; namun tidak kian lebih 50 dB, karena hantaran nada lewat tulang masihlah ada. (4) Alat Pelindung Pernapasan (a) Memberi perlindungan pada kekurangan oksigen (b) Memberi perlindungan pada pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap dan uap logam) (c) Memberi perlindungan pada pencemaran oleh gas atau uap. (5) Alat Pelindung Tangan Fungsi alat pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api. Suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik zat pathogen (virus, bakteri) dan jasad renik. Jenis penlindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain berlapis, karet, dan sarung tangan yang tahan bahan kimia. Salah satunya adalah Sarung Tangan (Gloves). Jenis pekerjaan yang memerlukan sarung tangan antara lain: (a) Pengelasan/pemotongan (bahan kulit) (b) Bekerja dengan bahan kimia (bahan karet) (c) Sebagian pekerjaan mekanikal di workshop di mana ada potensi cedera apabila tak memakai sarung tangan (seperti benda yang masihlah panas, benda yang sisinya tajam dlsb.). (d) Sebagian pekerjaan perawatan. MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 25 (6) Alat Pelindung Kaki (a) Untuk Melindungi dari Benda Tajam dan Berbahaya Untuk seorang yang bekerja di ruang berbahaya, Sepatu Safety adalah satu diantara Alat Pelindung Diri (APD) yang harus dipakai oleh pekerja yang kemungkinan dapat terkena pecahan kaca, besi ataupun serpihan yang lain yang pastinya sangat membahayakan telapak kaki. (b) Mencegah Kecelakaan Kerja yang Fatal Bukan sekedar melindungi telapak kaki saja, Sepatu Safety juga dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja fatal seperti kejatuhan benda-benda berat. Safety Shoes ini memiliki kemampuan yang cukup kuat dalam menahan berat, hingga resiko patah tulang atau masalah yang lain dapat diminimalisir. (c) Membuat perlindungan dari Benda Panas Di bagian atas dan samping sepatu safety tidak hanya terbuat berbahan kulit saja, namun juga di buat dari bahan metal yang tebal. Dengan hal tersebut sepatu ini dapat melindungi kaki pada benda-benda yang panas. Benda-benda yang panas banyak dihasilkan di ruang seperti pabrik las listrik, pengelolaan lampu dan yang lain. (d) Melindungi dari Cairan Kimia Berbahaya Kita semua tahu kalau cairan kimia yaitu cairan yang sangat beresiko, dan bagaimana jadinya bila cairan itu mengenai kulit? Untuk pekerja laboratorium kimia, sepatu safety harus dipakai. (e) Membuat Pengguna Tidak Terpeleset Sepatu safety terbuat dari bahan karet yang didesain sedemikian rupa, hingga sepatu ini dapat di andalkan pada permukaan licin. Dengan demikian, dengan memakai sepatu safety jadi beberapa pekerja semakin lebih lincah dalam bekerja. (7) Baju Pelindungi Fungsi pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin 26 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas. Percikan bahanbahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas. Benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan. Tergores radiasi, binatang. Mikro-organismepatogen darimanusia, binatang. Tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur. Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompu (vests), clemek ( Apron/Coveralls ), jacket dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian atau seluruh bagian badan. dipakai membuat perlindungan badan dari benda beresiko, contoh api, asap, bakteri, beberapa zat kimia, dll. (8) Safety Belt: Bermanfaat membuat perlindungan badan dari peluang terjatuh, umumnya dipakai pada pekerjaan konstruksi dan memanjat dan tempat tertutup atau boiler. (9) APD Untuk Pekerjaan Khusus (a) Apron untuk bekerja dengan bahan kimia maupun pekerjaan pengelasan. (b) Full body harness untuk bekerja di ketinggian melebihi 1, 24 mtr. (c) Tutup telinga (ear plugs) untuk bekerja ditempat dengan kebisingan melebihi 85 dB. (d) Sepatu boot karet (rubber boot) untuk semuanya pekerjaan di kebun yang diawali dari survey tempat, pembibitan, penanaman sampai panen. 7. Ketentuan tentang tingkat bahaya dalam pemeriksaan jembatan Alat Pengaman di Ketinggian (Harness) Fungsi alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak pekerja agar tidak masuk ketempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dsar. Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman tubuh (harness) karabiner, tali koneksi (lanyard), tali pengaman (safety rope), alat MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 27 penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender), alat penahan jatuh bergerak (mobile fall arrester) dan lain-lain. Table 1 Alat pengecekan pada jembatan standar dan khusus Jenis Kondisi Tangga pemeriksaan permanen Tangga gantung sementara Jembatan standar eksisting √ √ Baru √ √ Eksisting √ √ Baru √ Jembatan Khusus Platform permanen Mobil dengan boom Plat form Tali pengaman √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan: Jembatan standar adalah jembatan dengan bangunan atas jenis : a) gelagar beton bertulang bentang 5 – 25 meter, b) beton pratekan bentang 16 – 30 meter, c) gelagar baja komposit bentang 6 – 30 meter d) rangka baja bentang 30 – 60 meter e) flat slab dengan bentang 5 – 12 meter f) voided slab dengan bentang 6 – 18 meter g) pelengkung beton, batu bata, baja Jembatan Khusus adalah jembatan dengan bangunan atas jenis: a) balok pelengkung b) pelengkung baja jenis rangka c) jembatan gantung d) jembatan cable stayed e) Jembatan bentang diatas 100 m 28 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 8. Contoh aplikasi Akses tali (Rope Acces) a) Pekerjaan naik dan turun pada permukaan dinding gedung, menara struktur baja, b) Pekerjaan secara horizontal diketinggian pada jembatan dan atap bangunan. c) Pekerjaan diruang terbatas pada silo dan cerobong. d) Pekerjaan penelitian pada pengamatan dari atas pohon. Beberapa gambar selanjutnya akan menjelaskan aplikasi Rope Acces pada beberapa kegiatan. Posisi vertikal bekerja dengan Rope Acces MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L Sistem penambat pada Rope Acces 29 Contoh macam dan bentuk penambat yang digunakan untuk menahan work line dan safety line. Ascending Gerak naik melalui Work Line dan Safety Line dengan menggunakan alat bantu naik. 30 Posisi kerja pada jalur vertical, harus diingat metode penguncian pada alat bantu saat posisi berhenti/ menggantung pada Work Line MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L Contoh jarak aman menggunakan Lanyards absorber saat menahan beban jatuh, Jika pekerja menggunakan lanyards absorber dengan panjang 1,15 m (termasuk karabiner) dibutuhkan jarak aman ketinggian kerja 4,35 m dari permukaan lantai MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 31 Posisi kerja menggunakan Lanyards, dapat mengatur jarak pekerja dan bidang kerja Gerak naik menggunakan Doublr Lanyards sebagai alat keselamatan Gerak naik menggunakan alat pengaman jatuh pada lintasan Work Line Carabiner Screw Carabiner/cincin kait ini mempunyai pengunci pada pintu pengait sehingga pintu pengait tidak mudah terbuka. Cocok untuk alat pelindung diri pada pekerjaan diketinggian. 32 Full Body harness Alat pengaman diri disarankan untuk diketinggian, mendukung kerja pada sulit. yang kerja dapat posisi MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 9. pengendalian lingkungan kerja a) Pengelolaan lingkungan dilakukan diluar maupun di dalam lapangan termasuk basecamp, jalan akses, dan instalasi lain. b) Pengangkutan dan kegiatan dilokasi sumber bahan dilaksanakan dengan cara yang berwawasan lingkungan. c) Semua pekerjaan konstruksi dan pengangkutan harus dibatasi sesuai jam pengoperasian d) Pengawasan pelaksanaan Rencana Kerja Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan (RKPPL) oleh konsultan pengawas Lingkup pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang mencakup penanganan dampak akibat pemeriksaan jembatan adalah terhadap gangguan lalu lintas masyarakat pengguna jalan. Sehingga dalam pelaksanaannya perlu disosialisasikan dengan berbagai pemangku kepentingan antara lain; yang mewakili golongan/kelompok masyarakat pengguna jalan yang terkena kegiatan pemeriksaan jembatan, mewakili instansi, lembaga swadaya masyarakat, mewakili kelompok profesi, dan mewakili instansi pemerintah daerah. Dampak negative yang terjadi terhadap lingkungan dan perlu dikelola pada saat pemeriksaan jembatan terutama adalah pencemaran udara, kebisingan, timbulnya getaran, terganggunya stabilitas tanah, terjadinya genangan air, dan resiko kecelakaan lalu lintas. Sedangkan dampak positif berupa meningkatnya pelayanan jembatan perlu terus dikelola agar dapat ditingkatkan sehingga dapat dimanfaatkan sesuai standar pelayanan yang diinginkan pemrakarsa dan pengguna jalan. 3.2 LATIHAN a) Jelaskan tugas pokok dan fungsi pengawas lapangan pekerjaan dalam pemeriksaan jembatan ? b) Apa yang dimaksud dengan etos kerja bagi pemeriksa jembatan? c) Mengapa budaya kerja pemeriksaan jembatan merupakan bagian penting dalam etos kerja pada waktu menjalan tugas ? d) Jelaskan tujuan dilaksanakannya K3 ? e) Apa yang dimaksud dengan SML ? MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 33 3.3 RANGKUMAN Dalam memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam pemeriksaan jembatan tugas dan kewajiban dari masingmasing tingkat jajaran kerja. Pemeriksaan jembatan seringkali membuat inspektur menghadapi keadaan bahaya seperti dalam keadaan lalu-lintas padat, jalan yang sulit, aliran sungai yang deras dan binatang (reptile atau serangga). Rincian kegiatan penyelenggaraan SMK3 pemeriksaan jembatan meliputi; Penyiapan RK3K, Sosialisasi dna Promosi K3,Alat Pelindung Kerja,Alat pelindung diri,Asuransi dan perijinan, Personil K.3, Fasilitas sarana kesehatan,Ramburambualat-alt lain terkait pengendalian resiko K.3 34 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L BAB 4 PENUTUP MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 35 PENUTUP 4.1 SIMPULAN Dalam evaluasi kegiatan belajar, perlu dilakukan evaluasi kegiatan kediklatan, yaitu evaluasi hasil pembelajaran modul ini dan isi materi pokok tersebut kepada para peserta, pengajar maupun pengamat materi atau Narasumber, berupa soal/kuisioner tertulis : 1. Untuk evaluasi bagi peserta, maka pengajar/widyaiswara melakukan evaluasi berupa orientasi proses belajar dan tanya jawab maupun diskusi perorangan/kelompok dan/atau membuat pertanyaan ujian yang terkait dengan isi dari materi modul tersebut. 2. Untuk evaluasi untuk pengajar/widyaiswara diakukan oleh para peserta dengan melakukan penilaian yang terkait penyajian, penyampaian materi, kerapihan pakaian, kedisiplinan, penguasaan materi, metoda pengajaran, ketepatan waktu dan penjelasan dalam menjawab pertanyaan, dan lainlain. 3. Demikian juga untuk evaluasi penyelenggaraan Diklat, yaitu peserta dan pengajar/widyaiswara akan mengevaluasi Panitia/Penyelenggara Diklat terkait dengan penyiapan perlengkapan diklat, sarana dan prasarana untuk belajar, fasilitas penginapan, makanan dll. 4. Evaluasi materi dan bahan tayang yang disampaikan pengajar kepada peserta, dilakukan oleh peserta, pengajar/widyaiswara maupun pengamat materi/Narasumber untuk pengkayaan materi. 36 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 4.2 UMPAN BALIK DAN TINGKAT LANJUT Pada semua jenis pemeriksaan jembatan, terutama jembatan skala besar /panjang, sangatlah perlu ketegasan dan pembagian kerja sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing di mana satu dengan lainnya dapat bekerja dengan baik. Perlu di perhatikan langkah-langkah pemeriksaan jembatan yang disepakati bersama agar masing-masing pihak yang terkait dapat bersinergi dan tepat dalam mendukung pelaksanaan pemeriksaan yang bersangkutan. Pemeriksaan detail dilaksanakan untuk menilai secara detail kondisi suatu jembatan. Semua kerusakan komponen dan elemen jembatan diperiksa, diidentifikasi dan didata Pemeriksaan harus dilakukan dari awal sejak jembatan tersebut masih baru dan berkelanjutan selama umur jembatan. Sangat penting artinya bahwa data yang dikumpulkan betul-betul merupakan data yang mutakhir, akurat dan lengkap sehingga hasil yang dikeluarkan betul-betul dapat dipercaya. Data hasil pemeriksaan jembatan dilaporkan dalam bentuk laporan standar pemeriksaan. Pemeriksa harus membuat laporan pemeriksaan jembatan dan memilah-milah data yang akan dimasukkan ke dalam sistem data base jembatan, dimana pekerjaan tersebut harus segera dilaksanakan setelah pemeriksaan. Laporan hasil pemeriksaan jembatan di masukkan dalam dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Manajemen Jembatan (SIMJ). Setelah data hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Manajemen Jembatan (SIMJ), laporan pemeriksaan dimasukkan dalam suatu arsip data jembatan. Data ini berisi tidak hanya hasil pemeriksaan jembatan, melainkan juga perhitungan perencanaan teknis, laporan pelaksanaan dan foto-foto, dan semua dokumen lainnya sebagai data salinan (back up data) disamping yang telah disimpan dalam Sistem Informasi Manajemen Jembatan (SIMJ). 4.3 KUNCI JAWABAN BAB 2 1. Jelaskan pengertian dan pentingnya Pengenalan UUJK dan Etos Kerja dalam Pemeriksaaan Jembatan.? Kegiatan Pemeriksaan jembatan harus mempunyai klasifikasi dan kualifikasi tenaga kerja konstruksi dalam hal meyakinkan bahwa jembatan masih berfungsi secara layak dan perlunya diadakan suatu tindakan tertentu dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan secara berkala MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 37 2. Bagaimana Peran Pemeriksa Jembatan terhadap UUJK dan Etos Kerja.? Pedoman Budaya Kerja Aparatur etos kerja ini bisa diterapkan dalam kegiatan inspeksi jembatan meliputi: a) Komitmen dan Konsisten; (terhadap visi, misi dan tujuan organisasi) b) Wewenang dan Tanggung Jawab; (yang jelas, tegas dan seimbang) c) Keikhlasan dan Kejujuran; (yang menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan kewibawaan Pemerintah) d) Kreatifitas dan Kepekaan; (yang dinamis mendorong kearah efisiensi dan fektifitas ) e) Kepemimpinan dan Keteladanan; mendayagunakan kemampuan potensi optimal) f) (yang mampu bawahan secara Kebersamaan dan Dinamika Kelompok; (yang mendorong agar cara kerjanya tidak bersifat indifidual dan pusat kekuasaan tidak pada satu tangan) g) Ketepatan dan Kecepatan; (adanya kepastian waktu, kuantitas, kualitas dan finansial yang dibutuhkan) h) Rasionalitas dan Kecerdasan Emosi; (keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan emosional) i) Keteguhan dan Ketegasan; (yang tidak mudah terpengaruh oleh pihak yang merugikan diri dan negaranya) j) Disiplin dan Keteraturan Kerja; (yang mengacu kepada standar operasional prosedur) k) Kebersamaan dan Kearifan; (yang dihasilkan dari adanya pendelegasian wewenang) l) Dedikasi dan Loyalitas; (terhadap tugas yang bersumber pada visi, misi dan tujuan organisasi) m) Semangat dan Motivasi; (yang didorong oleh memperbaiki keadaan secara perorangan organisasional) 38 keinginan maupun MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L n) Ketekunan dan Kesabaran; (yang didasarkan kepada tanggung jawab terhadap tugas yang diamanahkan) o) Keadilan dan masyarakat) Keterbukaan; (sesuai dengan keinginan p) Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; (sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin maju) 3. Jelaskan keterkaitan antara UUJK dan dan Etos Kerja, serta sebutkan tujuannya. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi sesuai UUJK No.02 tahun 2017 sedangkan Etos Kerja adalah Budaya aparatur pemerintah mengacu pada Keputusan Menpan no. 25/Kep/M.Pan/4/2002 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Negara adalah “ Sikap dan perilaku individu dari kelompok Aparatur Negara yang didasari atas nilai-nilai yang di yakini kebenaran dan menjadi sifat serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari” serta sesuai dengan Permenpan Nomor 39 tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja adalah “ Sikap dan perilaku individu dari kelompok Aparatur Negara yang didasari atas nilainilai yang di yakini kebenaran dan menjadi sifat serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari” serta sesuai dengan Permenpan Nomor 39 tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja yang di terjemahkan dalam Sapta Taruna PU diharapkan etos kerja ini bisa diterapkan dalam kegiatan inspeksi jembatan Tujuannya : Setiap tenaga kerja pemeriksa jembatan yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja. 4. Berikan contoh bentuk Kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan jembatan. Pada saat pemeriksaan jembatan harus mempertimbangkan aspekaspek kekuatan struktur diantaranya memperhatikan; gaya-gaya, momen-momen, tulangan dan pengencangan baut-baut yang akan MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 39 mengakibatkan kegagalan bangunan. Pemeriksa jembatan sebagai tenaga ahli harus memahami tatacara pemeriksaan dan penilaian kondisi kerusakan jembatan sesuai dengan pedoman yang berlaku BAB 3 1. Sesuai Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor: 66/SE/M/2015 Tentang Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang berhubungan dengan pemeriksaan jembatan yaitu : Penyiapan RK3K , Sosialisasi dan Promosi K3, Menyiapkan Alat Pelindung Kerja, Alat Pelindung Diri, Asuransi dan Perijinan, mengecek kesiapan Personil K3, menyediakan fasilitas sarana kesehatan, menyiapkan Rambu – Rambu, Pengendalian Risiko K3, dan pengendalian lingkungan kerja 2. Mengerjakan pekerjaan pemeriksaaan jembatan dengan penuh tanggungjawab dan punya integritas tinggi sehingga pada waktu membuat laporan hasil pemeriksaan jembatan yang dijadikan pedoman untuk kegiatan perbaikkan jembatan sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan 3. Karena Pemeriksa jembatan seringkali akan menghadapi keadaan bahaya seperti dalam keadaan lalu-lintas padat, jalan yang sulit, aliran sungai yang deras dan binatang (reptile atau serangga), sehingga harus dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab dengan tidak mengindahkan peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan. 4. Dalam Permen telah diatur berbagai tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing jajaran struktural yang ada , Selain itu, juga diatur tugas, kewajiban dan tanggung jawab dari Penyedia Jasa yang melaksanakan kegiatan proyek yang ada di lingkungan kerja berkaitan dengan penyelenggaraan sistem manajemen K3. 40 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L Dalam ketentuan peraturan tersebut, penyelenggaraan K3 Konstruksi wajib dilaksanakan untuk semua kegiatan konstruksi baik berupa pemborongan (kontraktor) maupun konsultansi yang memiliki aktifitas fisik di lapangan. Ada 3 (tiga) kategori pengelompokan yang dikualifikasikan sehubungan dengan risiko kecelakaan dan keselamatan kerja yaitu: risiko tinggi, risiko sedang dan risiko kecil, juga ditetapkan kegiatan pemantauan dan evaluasi 5. Lingkup pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang mencakup penanganan dampak akibat pemeriksaan jembatan adalah terhadap gangguan lalu lintas masyarakat pengguna jalan. Sehingga dalam pelaksanaannya perlu disosialisasikan dengan berbagai pemangku kepentingan antara lain; yang mewakili golongan/kelompok masyarakat pengguna jalan yang terkena kegiatan pemeriksaan jembatan, mewakili instansi, lembaga swadaya masyarakat, mewakili kelompok profesi, dan mewakili instansi pemerintah daerah Dampak Negative yang terjadi terhadap lingkungan dan perlu dikelola pada saat pemeriksaan jembatan terutama adalah pencemaran udara, kebisingan, timbulnya getaran, terganggunya stabilitas tanah, terjadinya genangan air, dan resiko kecelakaan lalu lintas. Sedangkan dampak positif berupa meningkatnya pelayanan jembatan perlu terus dikelola agar dapat ditingkatkan sehingga dapat dimanfaatkan sesuai standar pelayanan yang diinginkan pemrakarsa dan pengguna jalan. MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 41 DAFTAR PUSTAKA Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998, Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Peraturan Menteri PU-PR No: 02/PRT/M/2018 tanggal 24 Januari 2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri PU No: 05/PRT/M/2014 tanggal 13 Mei 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi bidang Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri PU-PR No: 02/PRT/M/2018 tanggal 24 Januari 2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri PU No: 05/PRT/M/2014 tanggal 13 Mei 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi bidang Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4/1987 tentang Tata cara Pembentukan P2K3 dan Pengangkatan Ahli K3. Permenaker No. 1/1980 Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan. Perpres No 16/2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah PP No. 50/2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) SE Menteri PU-PR NOMOR: 66/SE/M/2015 Tentang Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Spesifikasi Umum 2018 Divisi 8 Rehabilitasi Jembatan dan Divisi 10.2 Pekerjaan Umum Pemeliharaan Kinerja Jembatan Surat Ed aran Direktur Jenderal Bina Marga No.02 /SE/Db/2018 Tanggal 22 September 2018 Tentang Spesifikasi Umum untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor: 03/SE/Db/2018 tentang Penyampaian Standar Dokumen Pemilihan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, UU No. 01/1970 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja UU No. 02/2017 Tentang Jasa Konstruksi. UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan 42 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L UU No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja UU No. 24/2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. UU No. 32 /2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 43 GLOSARIUM UUJK Undang-Undang Jasa Konstruksi SMK3L Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan. RKPPL Rencana Kerja Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan. APD Alat Pelindung Diri Hubungan kerja Hubungan yang terjadi antara bagian-bagian atau individuindividu baik antara mereka di dalam organisasi maupun antara mereka dengan pihak luar organisasi sebagai akibat penyelenggaraan tugas dan fungsi masing-masing dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Pemberi tugas/bouwheer Badan hukum/instansi atau perseorangan yang berkeinginan mewujudkan suatu proyek dan memberikan pekerjaan bangunan serta membayar biaya pekerjaan bangunan. Jasa Konstruksi Layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi Pekerjaan Konstruksi Keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan. Standar Keamanan Keselamatan, Kesehatan dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis Keamanan, Keselamatan, Kesehatan tempat kerja konstruksi dan perlindungan sosial tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup dalam penyelenggaraan jasa konstruksi Usaha Penyediaan Pengembangan jenis usaha jasa konstruksi yang dibiayai Bangunan sendiri oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, badan usaha, atau masyarakat, dan dapat melalui pola kerjasama untuk mewujudkan, memiliki, menguasai, mengusahakan, dan/atau meningkatkan kemanfaatan bangunan Konsultansi 44 Layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L Konstruksi pengkajian, perencanaan, perancangan, pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan konstruksi suatu bangunan Kegagalan Bangunan Suatu keadaan keruntuhan bangunan dan/atau tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil jasa konstruksi MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L 45 46 MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L