Uploaded by samuelclinton.w

9ad03 Modul 1 Pengantar Undang-Undang Jasa Konstruksi UUJK Etos Kerja SMK3L

advertisement
MODUL 1
PENGANTAR UNDANG-UNDANG JASA
KONSTRUKSI, ETOS KERJA DAN SMK3L
KATA PENGANTAR
Modul Pengantar Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), Etos Kerja dan
SMK3L ini dimaksudkan untuk membekali peserta diklat tentang pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja/perilaku yang diperlukan untuk menerapkan
ketentuan UUJK, Etos Kerja dan SMK3L dalam pelaksanaan Pemeriksaan
Jembatan, kepada Pengawas Lapangan di lingkungan Ditjen Bina Marga.
Modul Pengantar Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), Etos Kerja dan SMK3L
Pelaksanaan Pemeriksaan Jembatan ini disusun dalam 4 (empat) bab yang
terdiri dari Pendahuluan, Peran Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), Etos
Kerja dan SMK3L Dalam Pemeriksaan Jembatan, Keterkaitan Pemeriksaan
Jembatan Dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta
Lingkungan (SMK3L), serta Penutup. Buku ini disusun secara sistematis agar
peserta pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih mudah. Fokus
pembelajaran diarahkan pada peran aktif peserta diklat.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Ir. Ajang Zaenal,
MT atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.
Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan teknologi dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi peningkatan kompetensi Insan PUPR dalam bidang
pengawasan dan pemeliharaan Jembatan.
Bandung, Desember 2018
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Jalan, Perumahan, Permukiman, dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng
NIP. 19640520 198903 1020
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ......................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................... 2
1.2 DESKRIPSI SINGKAT ................................................................................... 2
1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN .......................................................................... 3
1.4 MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK ................................................ 3
1.5 ESTIMASI WAKTU ...................................................................................... 4
BAB 2 PERAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI (UUJK), ETOS KERJA DAN
SMK3L DALAM PEMERIKSAAN JEMBATAN .......................................................... 5
2.1 HUBUNGAN UUJK DAN ETOS KERJA TERHADAP PEMERIKSAAN
JEMBATAN ...................................................................................................... 6
2.2 PERAN ETOS TERHADAP PEMERIKSAAN JEMBATAN ............................... 10
2.3 KETERKAITAN PEMERIKSAAN JEMBATAN TERHADAP KEGAGALAN
BANGUNAN JEMBATAN ................................................................................ 11
2.4 LATIHAN .................................................................................................. 14
2.5 RANGKUMAN .......................................................................................... 15
BAB 3 KETERKAITAN PEMERIKSAAN JEMBATAN DENGAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN (SMK3L) ............ 16
3.1 KETENTUAN SMK3L YANG BERKAITAN DENGAN PEMERIKSAAN
JEMBATAN .................................................................................................... 17
3.2 LATIHAN .................................................................................................. 33
3.3 RANGKUMAN .......................................................................................... 34
BAB 4 PENUTUP ................................................................................................. 35
ii
Modul 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
4.1 SIMPULAN ............................................................................................... 36
4.2 UMPAN BALIK DAN TINGKAT LANJUT ..................................................... 37
4.3 KUNCI JAWABAN ..................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 42
GLOSARIUM ....................................................................................................... 44
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema UUJK Nomor 02 tahun 2017 ................................................... 8
Gambar 2 Tenaga Kerja Konstruksi ...................................................................... 9
Gambar 3 Tension Calibrating Devices............................................................... 12
Gambar 4 Calibrated Wrench Installation .......................................................... 12
Gambar 5 Torque Wrench .................................................................................. 13
Gambar 6 Instalasi Adaptor Plate Dan Bushing.................................................. 13
Gambar 7 Instalasi Kegagalan Bangunan ........................................................... 14
Gambar 8 Peralatan Keselamatan Kerja ............................................................ 23
Gambar 9 Alat Pelindung Diri............................................................................. 23
iv
Modul 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Petunjuk penggunaan modul ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta
pelatihan. Oleh karena itu, sebaiknya peserta pelatihan memperhatikan
beberapa petunjuk berikut ini.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini, sampai Anda
mempunyai gambaran kompetensi yang harus dicapai, dan ruang
lingkup modul ini.
2. Baca dengan cermat bagian demi bagian, dan tandailah konsep-konsep
pentingnya.
3. Segeralah membuat Ringkasan Materi tentang hal-hal esensial yang
terkandung dalam modul ini
4. Untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang isi modul ini,
tangkaplah konsep-konsep penting dengan cara membuat pemetaan
keterhubungan antara konsep yang satu dengan konsep lainnya.
5. Untuk memperluas wawasan Anda, bacalah sumber-sumber lain yang
relevan baik berupa kebijakan maupun subtansi bahan ajar dari media
cetak maupun dari media elektronik.
6. Untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman Anda tentang isi
modul ini, cobalah untuk menjawab soal-soal latihan secara mandiri,
kemudian lihat kunci jawabannya.
7. Apabila ada hal-hal yang kurang dipahami, diskusikanlah dengan teman
sejawat atau catat untuk bahan diskusi pada saat tutorial.
8. Peserta membaca dengan seksama setiap Sub Materi dan bandingkan
dengan pengalaman Anda yang dialami di lapangan.
9. Jawablah pertanyaan dan latihan, apabila belum dapat menjawab
dengan sempurna, hendaknya Anda latihan mengulang kembali materi
yang belum dikuasai.
10. Buatlah Ringkasan Materi, buatlah latihan dan diskusikan dengan
sesama peserta untuk memperdalam materi.
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
v
BAB 1
PENDAHULUAN
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kebutuhan mengenal Pengantar Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), Etos
Kerja dan SMK3L sangat penting dalam kegiatan pemeriksaaan jembatan,
Pemeriksaan jembatan merupakan salah satu bagian penting dalam sistem
informasi manajemen jembatan. Hal ini merupakan sesuatu yang pokok dalam
hubungan antara keadaan jembatan yang ada dengan rencana pemeliharaan
atau penanganan lain dalam waktu mendatang.
Tujuan pemeriksaan jembatan adalah untuk meyakinkan bahwa jembatan
masih berfungsi secara layak dan perlunya diadakan suatu tindakan tertentu
dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan secara berkala.
Dengan demikian pemeriksaan jembatan mempunyai beberapa tujuan yang
spesifik, yaitu :
1. Memeriksa keamanan jembatan pada saat umur pelayanan, selama umur
pelayanannya.
2. Menghindari kemungkinan ditutupnya jembatan, akibat kerusakan yang tak
terduga.
3. Mencatat kondisi jembatan pada saat pemeriksaan
4. Menyediakan data bagi petugas perencanaan teknis, petugas konstruksi
dan petugas pemeliharaan
5. Memeriksa pengaruh beban kendaraan dan jumlah kendaraan yang lewat
6. Memantau keadaan jembatan secara jangka panjang
7. Menyediakan informasi mengenai dasar pembebanan jembatan.
8. Menyediakan informasi untuk rating pembebanan jembatan
Pemeriksaan dilakukan sejak awal jembatan tersebut masih baru dan
berkelanjutan selama umur jembatan. Hal yang juga penting adalah, bahwa
data yang dikumpulkan betul-betul merupakan data yang mutakhir, akurat dan
lengkap, sehingga hasil yang dikeluarkan betul-betul dapat dipercaya.
1.2 DESKRIPSI SINGKAT
Modul Pengantar Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), Etos Kerja dan SMK3L
Pelaksanaan pengawasan jembatan ini disusun dengan maksud agar dapat
memberikan pemahaman tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja/perilaku yang diperlukan untuk menerapkan ketentuan UUJK, Etos Kerja
dan SMK3L dalam pemeriksaan jembatan, kepada Pemeriksa jembatan,
2
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
Pengawas lapangan dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di lingkungan Ditjen
Bina Marga.
Mata diklat ini disajikan melalui metode ceramah dan diskusi interaktif serta
peragaan alat keselamatan dalam pemeriksaan jembatan. Keberhasilan peserta
dinilai dari kemampuannya dalam menerapkan Undang—Undang Jasa
Konstruksi (UUJK) dan Etos Kerja serta menerapkan Ketentuan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan (SMK3L) dalam
pelaksanaan pemeriksaan jembatan.
1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran terdiri dari hasil belajar dan indikator hasil belajar sebagai
berikut:
1. HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta mampu menerapkan
ketentuan Undang-Undang Jasa konstruksi (UUJK) dan Etos Kerja serta Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan (SMK3L) dalam
pelaksanaan pemeriksaan jembatan.
2. INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:
a)
Menerapkan Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) dan Etos Kerja
b)
Menerapkan ketentuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja serta Lingkungan (SMK3L)
1.4 MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK
Dalam modul ini terdapat 2 (dua) materi yang akan dibahas, yaitu:
1. Peran Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK) dan Etos Kerja dalam
pemeriksa jembatan, terdiri atas: Hubungan UUJK terhadap pemeriksaan
jembatan, Peran Etos Kerja terhadap pemeriksaan jembatan, dan
Keterkaitan pemeriksaan jembatan terhadap kegagalan konstruksi dan
kegagalan bangunan jembatan
2. Keterkaitan pemeriksaan jembatan dengan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan (SMK3L) sesuai
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
3
Peraturan Menteri PU-PR No. 02 /PRT/M/2018 tanggal 24 Januari 2018
tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.05/PRT/M/2014 tanggal 13 Mei 2014, tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi bidang Pekerjaan
Umum.
1.5 ESTIMASI WAKTU
Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
untuk mata diklat “Pengantar Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), Etos
Kerja dan SMK3L ” pada peserta diklat teknis ini adalah 3 (tiga) jam pelajaran.
4
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
BAB 2
PERAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI
(UUJK), ETOS KERJA DAN SMK3L DALAM
PEMERIKSAAN JEMBATAN
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
5
PENGERTIAN UMUM
Indikator keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu
Menerapkan Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) dan Etos Kerja dalam
Pemeriksaaan jembatan
2.1 HUBUNGAN UUJK DAN ETOS KERJA TERHADAP PEMERIKSAAN
JEMBATAN
1. KETENTUAN UMUM
a)
Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau
pekerjaan konstruksi
b)
Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang
meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran,
dan pembangunan kembali suatu bangunan
c)
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan dan Keberlanjutan adalah
pedoman teknis Keamanan, Keselamatan, Kesehatan tempat kerja
konstruksi dan perlindungan sosial tenaga kerja, serta tata lingkungan
setempat dan pengelolaan lingkungan hidup dalam penyelenggaraan jasa
konstruksi
d)
Usaha Penyediaan Bangunan adalah pengembangan jenis usaha jasa
konstruksi yang dibiayai sendiri oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, badan usaha, atau masyarakat, dan dapat melalui pola kerjasama
untuk mewujudkan, memiliki, menguasai, mengusahakan, dan/atau
meningkatkan kemanfaatan bangunan
e)
Menteri adalah menteri PU-PR yang
pemerintahan di bidang jasa konstruksi
f)
Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan
yang meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan, pengawasan, dan
manajemen penyelenggaraan konstruksi suatu bangunan
6
menyelenggarakan
urusan
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
g)
Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan keruntuhan bangunan
dan/atau tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil jasa
konstruksi
2. Sanksi Administratif, Ketentuan Peralihan Dan Penutup sesuai Pasal 103 s.d
pasal 104 UU Jasa Konstruksi NO 02 tahun 2017
Sanksi administratif diberikan kepada yang tidak melaksanakan kewajiban:
a) Setiap Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa yang tidak memenuhi
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi dikenai sanksi administratif berupa:
(1) peringatan tertulis;
(2) denda administratif;
(3) penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi;
(4) pencantuman dalam daftar hitam;
(5) pembekuan izin; dan/atau
(6) pencabutan izin.
b) Penyedia Jasa yang tidak memenuhi kewajiban untuk mengganti atau
memperbaiki Kegagalan Bangunan dikenai sanksi administratif berupa:
(1) peringatan tertulis;
(2) denda administratif;
(3) penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi;
(4) pencantuman dalam daftar hitam;
(5) pembekuan izin; dan/atau
(6) pencabutan izin.
c) Setiap Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa yang mempekerjakan tenaga
kerja konstruksi yang tidak memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja dikenai
sanksi administratif berupa:
(1) denda administratif; dan/atau
(2) penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
7
Gambar 1 Skema UUJK Nomor 02 tahun 2017
3. Tenaga Kerja Konstruksi
Kegiatan Pemeriksaan jembatan harus mempunyai klasifikasi dan kualifikasi
tenaga kerja konstruksi dalam hal meyakinkan bahwa jembatan masih berfungsi
secara layak dan perlunya diadakan suatu tindakan tertentu dalam rangka
pemeliharaan dan perbaikan secara berkala.
4. Klasifikasi dan Kualifikasi
Tenaga kerja konstruksi diklasifikasikan berdasarkan bidang keilmuan yang
terkait Jasa Konstruksi. Tenaga Kerja Konstruksi terdiri atas kualifikasi dalam
jabatan:
a) operator;
b) teknisi atau analis; dan
c) ahli.
Kualifikasi dalam jabatan memiliki jenjang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Dalam hal ini pemeriksa jembatan dikualifikasikan
sebagai ahli muda pemeriksa jembatan.
8
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
5.
Pelatihan Tenaga Kerja Konstruksi
Pelatihan tenaga kerja pemeriksa jembatan diselenggarakan dengan metode
pelatihan kerja yang relevan, efektif, dan efisien serta dilakukan ujian sesuai
dengan Standar Kompetensi Kerja.
6.
Sertifikasi Kompetensi Kerja
Setiap tenaga kerja pemeriksa jembatan yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi
wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja.
7.
Registrasi Pengalaman Profesional
Untuk mendapatkan pengakuan pengalaman profesional, setiap tenaga kerja
pemeriksa jembatan harus melakukan registrasi kepada Menteri, melalui LPJKN
dan Asosiasi Profesi terkait.
Gambar 2 Tenaga Kerja Konstruksi
Guna menunjang kelancaran pelaksanaan pemeriksaan hendaknya setiap
pemeriksa sebelum kelapangan mengetahui dan mempersiapkan bahanbahan atau kerlengkapan APD untuk menunjang SMK3L yang diperlukan
untuk pemeriksaan jembatan yang akan dilaksanakan.
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
9
Bentuk persiapan pada umumnya sama, namun sesuai sifat dan jenis
pemeriksaan jembatan yang berbeda, maka pemeriksaan detil memerlukan
perlengkapan yang lebih khusus dari jenis pemeriksaan jembatan lainnya.
Perlengkapan – perlengkapan dimaksud di atas ialah antara lain sebagai
berikut:
a) Tanda atau rambu lalu lintas
b) Kerucut lalu lintas
c) Sepatu bot tinggi dan tahan air
d) Rompi dan topi pengamanan
e) Rompi apung
f)
Tali pengikat
g) Pisau saku
h) Pelampung dan batu duga ( unting-unting)
i)
Seperangkat kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
Pemilihan peralatan keamanan tersebut di atas disesuaikan dengan
keperluan untuk pemeriksaan jembatan.
2.2 PERAN ETOS TERHADAP PEMERIKSAAN JEMBATAN
Budaya aparatur pemerintah mengacu pada Keputusan Menpan no.
25/Kep/M.Pan/4/2002 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja
Aparatur Negara adalah “ Sikap dan perilaku individu dari kelompok Aparatur
Negara yang didasari atas nilai-nilai yang di yakini kebenaran dan menjadi sifat
serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari” serta
sesuai dengan Permenpan Nomor 39 tahun 2012 tentang Pedoman
Pengembangan Budaya Kerja di terjemahkan dalam Sapta Taruna PU
diharapkan etos kerja ini bisa diterapkan dalam kegiatan inspeksi jembatan
meliputi:
a) Komitmen dan Konsisten; (terhadap visi, misi dan tujuan organisasi)
b) Wewenang dan Tanggung Jawab; (yang jelas, tegas dan seimbang)
c) Keikhlasan dan Kejujuran; (yang menumbuhkan kepercayaan masyarakat
dan kewibawaan Pemerintah)
d) Kreatifitas dan Kepekaan; (yang dinamis mendorong kearah efisiensi dan
fektifitas)
10
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
e) Kepemimpinan dan Keteladanan;
(yang mampu
kemampuan potensi bawahan secara optimal)
mendayagunakan
f) Kebersamaan dan Dinamika Kelompok; (yang mendorong agar cara kerjanya
tidak bersifat indifidual dan pusat kekuasaan tidak pada satu tangan)
g) Ketepatan dan Kecepatan; (adanya kepastian waktu, kuantitas, kualitas dan
finansial yang dibutuhkan)
h) Rasionalitas dan Kecerdasan Emosi; (keseimbangan antara kecerdasan
intelektual dan emosional)
i) Keteguhan dan Ketegasan; (yang tidak mudah terpengaruh oleh pihak yang
merugikan diri dan negaranya)
j) Disiplin dan Keteraturan Kerja; (yang mengacu kepada standar operasional
prosedur)
k) Kebersamaan dan Kearifan; (yang dihasilkan dari adanya pendelegasian
wewenang)
l) Dedikasi dan Loyalitas; (terhadap tugas yang bersumber pada visi, misi dan
tujuan organisasi)
m) Semangat dan Motivasi; (yang didorong oleh keinginan memperbaiki
keadaan secara perorangan maupun organisasional)
n) Ketekunan dan Kesabaran; (yang didasarkan kepada tanggung jawab
terhadap tugas yang diamanahkan)
o) Keadilan dan Keterbukaan; (sesuai dengan keinginan masyarakat)
p) Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan
perkembangan zaman yang semakin maju)
Teknologi;
(sesuai
dengan
2.3 KETERKAITAN PEMERIKSAAN JEMBATAN TERHADAP KEGAGALAN
BANGUNAN JEMBATAN
1. Kegagalan Bangunan Jembatan
Dalam hal penyelenggaraan Jasa Konstruksi tidak memenuhi Standar
Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan, Pengguna Jasa
dan/atau Penyedia Jasa dapat menjadi pihak yang bertanggung jawab terhadap
Kegagalan Bangunan. Kegagalan Bangunan ditetapkan oleh penilai ahli. Penilai
ahli ditetapkan oleh Menteri PU-PR. Menteri harus menetapkan penilai ahli
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
11
dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak
diterimanya laporan mengenai terjadinya Kegagalan Bangunan
Pada saat pemeriksaan jembatan harus mempertimbangkan aspek-aspek
kekuatan struktur diantaranya memperhatikan; gaya-gaya, momen-momen,
tulangan dan pengencangan baut-baut yang akan mengakibatkan kegagalan
bangunan. Pemeriksa jembatan sebagai tenaga ahli harus memahami tatacara
pemeriksaan dan penilaian kondisi kerusakan jembatan sesuai dengan pedoman
yang berlaku.
Gambar 3 Tension Calibrating Devices
Gambar 4 Calibrated Wrench Installation
12
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
a)
Calibrated Wrench pretensioning digunakan sebagai impact wrench (above
left) untuk mengencangkan baut sampai tarikan yang ditentukan
b)
Alat kalibrasi Skidmore-Wilhelm (kanan atas) digunakan untuk
mengkalibrasi impact wrench ke torque level dimana ditentukannya suatu
gaya tarik tertentu
c)
Sejumlah benda uji baut yang mewakili digunakan untuk pengujian ini
untuk memastikan bahwa gaya tarik yang diberikan sudah sesuai (RCSC
2000, AISC)
Gambar 5 Torque Wrench
Gambar 6 Instalasi Adaptor Plate Dan Bushing
2. Jangka Waktu dan Pertanggung Jawaban Kegagalan Bagunan
Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka
waktu yang ditentukan sesuai dengan rencana umur konstruksi. Penyedia Jasa
wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu paling
lama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan akhir layanan Jasa
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
13
Konstruksi. Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang
terjadi setelah jangka waktu yang telah ditentukan. Ketentuan jangka waktu
pertanggungjawaban atas Kegagalan Bangunan harus dinyatakan dalam Kontrak
Kerja Konstruksi. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban dan
pertanggungjawaban Penyedia Jasa atas Kegagalan Bangunan diatur dalam
Peraturan Pemerintah. Pengguna Jasa dan/atau pihak lain yang dirugikan akibat
Kegagalan Bangunan dapat melaporkan terjadinya suatu Kegagalan Bangunan
kepada Menteri PU-PR.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaporan terjadinya Kegagalan
Bangunan diatur dalam Peraturan Menteri. Penyedia Jasa dan/atau Pengguna
Jasa wajib memberikan ganti kerugian dalam hal terjadi Kegagalan Bangunan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian ganti kerugian diatur dalam
Peraturan Pemerintah 3 PP dan 13 Kepmen PU-PR yang akan terbit.
Gambar 7 Instalasi Kegagalan Bangunan
2.4 LATIHAN
1. Jelaskan pengertian dan pentingnya Pengenalan UUJK dan Etos Kerja dalam
Pemeriksaaan Jembatan.
2. Bagaimana Peran Pemeriksa Jembatan terhadap UUJK dan Etos Kerja.
14
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
3. Jelaskan keterkaitan antara UUJK dan dan Etos Kerja, serta sebutkan
tujuannya.
4. Berikan contoh bentuk Kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan
jembatan.
2.5 RANGKUMAN
Pada hakikatnya Pengantar Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), Etos Kerja
dan SMK3L sangat penting dalam kegiatan pemeriksaaan jembatan,
Pemeriksaan jembatan merupakan salah satu bagian penting dalam sistem
informasi manajemen jembatan. Hal ini merupakan sesuatu yang pokok dalam
hubungan antara keadaan jembatan yang ada dengan rencana pemeliharaan
atau penanganan lain dalam waktu mendatang.
Tujuan pemeriksaan jembatan adalah untuk meyakinkan bahwa jembatan
masih berfungsi secara layak dan perlunya diadakan suatu tindakan tertentu
dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan secara berkala.
Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan Penyedia
Jasa wajib memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan.
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
15
BAB 3
KETERKAITAN PEMERIKSAAN JEMBATAN
DENGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN
(SMK3L)
16
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
Keterkaitan Pemeriksaan Jembatan Dengan
Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan (SMK3L)
Indikator keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu
Menerapkan ketentuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta Lingkungan (SMK3L) dalam pemeriksaan jembatan
3.1 KETENTUAN SMK3L YANG BERKAITAN DENGAN PEMERIKSAAN
JEMBATAN
1.
Keselamatan Pemeriksaan Jembatan
a)
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan Penyedia
Jasa wajib memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan.
Dalam memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa harus memberikan
pengesahan atau persetujuan atas:
(1) hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau perancangan;
(2) rencana teknis proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran,
dan/atau pembangunan kembali;
(3) pelaksanaan
suatu
proses
pembangunan,
pembongkaran, dan/atau pembangunan kembali;
pemeliharaan,
(4) penggunaan material, peralatan dan/atau teknologi; dan/atau
(5) hasil layanan Jasa Konstruksi.
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan paling sedikit
meliputi:
(1) standar mutu bahan;
(2) standar mutu peralatan;
(3) standar keselamatan dan kesehatan kerja;
(4) standar prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
17
(5) standar mutu hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi;
(6) standar operasi dan pemeliharaan;
(7) pedoman pelindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan Jasa
Konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
(8) standar pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk setiap
produk Jasa Konstruksi diatur oleh Menteri Teknis terkait sesuai dengan
kewenangannya. Dalam menyusun Standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk setiap produk Jasa Konstruksi, menteri
teknis terkait sebagaimana dimaksud memperhatikan kondisi geografis yang
rawan gempa dan kenyamanan lingkungan terbangun. Pada waktu dilaksanakan
pemeriksaan jembatan pemeriksa mempunyai dua tanggung jawab yang
berhubungan dengan keselamatan:
a)
Keselamatan pemakai jalan dan
b)
Kesalamatan terhadap diri sendiri
Pada dasarnya dengan cukup pemberitahuan tentang keselamatan akan
mengurangi terjadinya kecelakaan dan ketidak nyamanan pemakai jalan. Untuk
ini dipergunakan rambu-rambu pemberitahuan dan pembatas-pembatas yang
cukup, atau pengaturan lalu-lintas dan pejalan kaki jika perlu. Kendaraan dan
pejalan kaki, terutama anak-anak harus dihindarkan.
2.
Pemeriksa Jembatan
Pemeriksaan jembatan seringkali membuat inspektur menghadapi keadaan
bahaya seperti dalam keadaan lalu-lintas padat, jalan yang sulit, aliran sungai
yang deras dan binatang (reptile atau serangga).
Bahaya tersebut dapat dikurangi dengan memberi tanda-tanda yang sederhana
seperti :
a)
Gunakanlah rambu, pembatas dan pengaturan lalu-lintas untuk
menggurangi kecepatan kendaraan dan arah kanlah ke jalur yang aman
pada saat kegiatan dilaksanakan.
b)
Gunakan baju rompi yang berwarna menyolok
18
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
c)
Gunakanlah pakaian yang aman, tangga yang kokoh, dan perancah khusus
ketika memeriksa bagian jembatan di tempat yang tinggi atau sulit bila
diperlukan.
d)
Gunakan perahu, pelampung dan tali untuk menambatkan perahu apabila
anda sedang bekerja pada arus sungai yang deras.
e)
Hati-hati terhadap kemungkinan adanya ular kalajengking dan binatang
lainnya sebelum membuka semak belukar terutama pada bagian bawah
jembatan.
f)
Yakinkan tersedianya bantuan yang cukup dan alat yang sesuai setiap saat.
3.
Beberapa pasal dalam undang-undang 2. UU No : 13 / 2003 tentang
KETENAGAKERJAAN yang mengatur tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) paragrap 5 (lima), yaitu :
a)
Pasal 86
(1)Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas:
a) Keselamatan dan kesehatan kerja
b) Moral dan kesusilaan, dan
c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b)
Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan
dan ke sehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah (2) Ketentuan mengenai penerapan sistem
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
19
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
4.
Pedoman Penyelenggaraan K3 Konstruksi di Kementerian PU
Penyelenggaraan K3 di bidang konstruksi pada umumnya dan sektor pekerjaan
umum pada khususnya menjadi kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum
yang secara teknis adalah sebagai pembinanya. Berkaitan dengan hal tersebut
telah diterbitkan Peraturan Menteri PU-PR No: 02/PRT/M/2018 tanggal 24
Januari 2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri PU No:
05/PRT/M/2014 tanggal 13 Mei 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi bidang Pekerjaan Umum. Dalam
Permen tersebut telah diatur berbagai tugas, wewenang dan tanggung jawab
dari masing-masing jajaran struktural yang ada di Kementerian Pekerjaan
Umum, mulai dari Kepala Badan Pembinaan Konstruksi, Pejabat Struktural
Eselon I Unit Kerja Teknis, Pejabat Struktural Eselon II Unit Kerja Teknis, Atasan
Langsung Kepala Satuan Kerja, Kepala Satuan Kerja, Pejabat Pembuat Komitme
serta Pokja Pemilihan. Selain itu, juga diatur tugas, kewajiban dan tanggung
jawab dari Penyedia Jasa yang melaksanakan kegiatan proyek yang ada di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum berkaitan dengan penyelenggaraan
sistem manajemen K3.
Dalam ketentuan peraturan tersebut, penyelenggaraan K3 Konstruksi wajib
dilaksanakan untuk semua kegiatan konstruksi baik berupa pemborongan
(kontraktor) maupun konsultansi yang memiliki aktifitas fisik di lapangan. Ada 3
(tiga) kategori pengelompokan yang dikualifikasikan sehubungan dengan risiko
kecelakaan dan keselamatan kerja yaitu: risiko tinggi, risiko sedang dan risiko
kecil. Sementara kinerja penerapan penyelenggaraan K3-nya dinilai atas 3 (tiga)
tingkatan yaitu: baik, sedang dan kurang.
Untuk penyelenggaraan tersebut, harus ditunjuk Petugas K3 Konstruksi yang
akan menyusun RK3K atau Rencana Kerja K3 Konstruksi. Selain rumusan tugas
dan kewajiban dari masing-masing tingkat jajaran kerja, juga ditetapkan
kegiatan pemantauan dan evaluasi atau yang dikenal dengan istilah monev
untuk setiap tingkatan jajaran tersebut.
5. Rincian Kegiatan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi
Sesuai Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor:
66/SE/M/2015 Tentang Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen
20
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum ,
Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor: 02/SE/Db/2018 tentang
Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 untuk pekerjaan Konstruksi Jalan dan
Jembatan dan Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor:
03/SE/Db/2018 tentang Penyampaian Standar Dokumen Pemilihan Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, yang
berhubungan dengan pemeriksaan jembatan ada di Spesifikasi 2018 Divisi 8
Rehabilitasi Jembatan dan Divisi 10.2 Pemeliharaan Kinerja Jembatan:
a) Penyiapan RK3K terdiri atas:
(1) Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan Formulir;
(2) Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP);
b) Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas:
(1) Induksi K3 (Safety Induction);
(2) Pengarahan K3 (safety briefing):
(3) Pertemuan Keselamatan (Safety Talk dan/atau Tool Box Meeting);
(4) Pelatihan K3;
(5) Simulasi K3;
(6) Spanduk (banner);
(7) Poster;
(8) Papan Informasi K3.
c) Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas:
(1) Jaring Pengaman (Safety Net);
(2) Tali Keselamatan (Life Line);
(3) Penahan Jatuh (Safety Deck);
(4) Pagar Pengaman (Guard Railling);
(5) Pembatas Area (Restricted Area).
d) Alat Pelindung Diri Terdiri Atas:
(1) Topi Pelindung (Safety Helmet);
(2) Pelindung Mata (Goggles, Spectacles);
(3) Tameng Muka (Face Shield);
(4) Masker Selam (Breathing Apparatus);
(5) Pelindung Telinga (Ear Plug, Ear Muff);
(6) Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker);
(7) Sarung Tangan (Safety Gloves);
(8) Sepatu Keselamatan (Safety Shoes);
(9) Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body Harness);
(10) Jaket Pelampung (Life Vest);
(11) Rompi Keselamatan (Safety Vest);
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
21
(12) Celemek (Apron/Coveralls);
(13) Pelindung Jatuh (Fall Arrester);
e) Asuransi Dan Perijinan Terdiri Atas:
(1) BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja;
(2) Surat Ijin Kelaikan Alat;
(3) Surat Ijin Operator;
(4) Surat Ijin Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (P2K3);
f)
Personil K3 terdiri atas:
(1) Ahli K3 dan/atau Petugas K3;
(2) Petugas Tanggap Darurat;
(3) Petugas P3K;
(4) Petugas Pengatur Lalu Lintas (Flagman);
(5) Petugas Medis.
g) Fasilitas sarana kesehatan;
(1) Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban,
dll)
(2) Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Stetoskop, Timbangan Berat Badan,
Tensi Meter, dll);
(3) Peralatan Pengasapan (Fogging);
(4) Obat Pengasapan.
h) Rambu - Rambu Terdiri Atas:
(1) Rambu Petunjuk;
(2) Rambu Larangan;
(3) Rambu Peringatan;
(4) Rambu Kewajiban;
(5) Rambu Informasi;
(6) Rambu Pekerjaan Sementara;
(7) Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Lights Stick);
(8) Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone);
(9) Lampu Putar (Rotary Lamp);
(10) Lampu Selang Lalu Lintas.
i)
Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3
(1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
(2) Sirine;
(3) Bendera K3;
(4) Jalur Evakuasi (Escape Route);
(5) Lampu Darurat (Emergency Lamp);
22
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
(6) Program Inspeksi Dan Audit Internal;
(7) Pelaporan dan Penyelidikan Insiden.
Gambar 8 Peralatan Keselamatan Kerja
Gambar 9 Alat Pelindung Diri
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
23
6.
Maksud, Faedah, Jenis dan Manfaat dari APD
a)
Maksud:
(1) Melindungi tenaga kerja jika usaha rekayasa (engineering) dan
administratif tidak bisa dikerjakan dengan baik.
(2) Tingkatkan efektivitas dan produktivitas kerja
(3) Membuat lingkungan kerja yang aman
Faedah:
(1) membuat perlindungan semua/beberapa badannya pada peluang ada
potensi bahaya/kecelakaan kerja.
(2) Kurangi kemungkinan akibat kecelakaan
b)
a)
Jenis:
(1) Alat Pelindung Kepala: Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet),
Tutup Kepala, Hats/cap
(2) Alat Pelindung Muka dan Mata: Safety Glasses, Face Shields, Goggles
(3) Alat Pelindung Telinga: Tutup Telinga (Ear muff), Sumbat Telinga (Ear
plugs)
(4) Alat Pelindung Pernapasan: Masker, Respirator
(5) Alat Pelindung Tangan: Sarung Tangan (Safety Gloves)
(6) Alat Pelindung Kaki: sepatu safety bot
(7) Alat Pelindung Tubuh: jas laboratorium
(8) Safety Belt
(9) Alat Pelindung Diri untuk pekerjaan khusus
b)
Manfaat:
(1) Alat Pelindung Kepala:
(a) Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet): Melindungi kepala
dari benda keras, pukulan dan bentrokan, terjatuh dan terserang
arus listrik.
(b) Tutup Kepala: Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uapuap, panas/dingin
(c) Hats/cap: Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan
mesin-mesin berputar
(d) Topi pengaman: untuk pemakaian yang berbentuk umum dan
pengaman dari tegangan listrik yang terbatas. Tahan pada
tegangan listrik. Umumnya dipakai oleh pemadam kebakaran.
(2) Alat Pelindung Muka dan Mata:
(a) Melindungi muka dan mata dari Lemparan benda-benda kecil.
(b) Melindungi muka dan mata dari Lemparan benda-benda panas
(c) Melindungi muka dan mata dari Dampak cahaya
24
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
(3) Alat Pelindung Telinga:
(a) Sumbat Telinga (Ear plugs)
Sumbat telinga yang baik yaitu menahan frekwensi Daya
atenuasi (daya lindung): 25-30 dB, sedang frekwensi untuk
bicara umumnya (komunikasi) tidak terganggu.
(b) Tutup Telinga (Ear muff)
frekwensi 2800–4000 Hz hingga 42 dB (35–45 dB). Untuk
frekwensi umum 25-30 dB.
(c) Untuk kondisi 25egativ bisa dipadukan pada tutup telinga dan
sumbat telinga hingga bisa atenuasi yang lebih tinggi ; namun
tidak kian lebih 50 dB, karena hantaran nada lewat tulang
masihlah ada.
(4) Alat Pelindung Pernapasan
(a) Memberi perlindungan pada kekurangan oksigen
(b) Memberi perlindungan pada pencemaran oleh partikel (debu,
kabut, asap dan uap logam)
(c) Memberi perlindungan pada pencemaran oleh gas atau uap.
(5) Alat Pelindung Tangan
Fungsi alat pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung
yang berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari
pajanan api. Suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik zat
pathogen (virus, bakteri) dan jasad renik. Jenis penlindung tangan
terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas,
kain atau kain berlapis, karet, dan sarung tangan yang tahan bahan
kimia. Salah satunya adalah Sarung Tangan (Gloves).
Jenis pekerjaan yang memerlukan sarung tangan antara lain:
(a) Pengelasan/pemotongan (bahan kulit)
(b) Bekerja dengan bahan kimia (bahan karet)
(c) Sebagian pekerjaan mekanikal di workshop di mana ada potensi
cedera apabila tak memakai sarung tangan (seperti benda yang
masihlah panas, benda yang sisinya tajam dlsb.).
(d) Sebagian pekerjaan perawatan.
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
25
(6) Alat Pelindung Kaki
(a) Untuk Melindungi dari Benda Tajam dan Berbahaya
Untuk seorang yang bekerja di ruang berbahaya, Sepatu Safety
adalah satu diantara Alat Pelindung Diri (APD) yang harus
dipakai oleh pekerja yang kemungkinan dapat terkena pecahan
kaca, besi ataupun serpihan yang lain yang pastinya sangat
membahayakan telapak kaki.
(b) Mencegah Kecelakaan Kerja yang Fatal
Bukan sekedar melindungi telapak kaki saja, Sepatu Safety juga
dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja fatal seperti
kejatuhan benda-benda berat. Safety Shoes ini memiliki
kemampuan yang cukup kuat dalam menahan berat, hingga
resiko patah tulang atau masalah yang lain dapat diminimalisir.
(c) Membuat perlindungan dari Benda Panas
Di bagian atas dan samping sepatu safety tidak hanya terbuat
berbahan kulit saja, namun juga di buat dari bahan metal yang
tebal. Dengan hal tersebut sepatu ini dapat melindungi kaki
pada benda-benda yang panas. Benda-benda yang panas
banyak dihasilkan di ruang seperti pabrik las listrik, pengelolaan
lampu dan yang lain.
(d) Melindungi dari Cairan Kimia Berbahaya
Kita semua tahu kalau cairan kimia yaitu cairan yang sangat
beresiko, dan bagaimana jadinya bila cairan itu mengenai kulit?
Untuk pekerja laboratorium kimia, sepatu safety harus dipakai.
(e) Membuat Pengguna Tidak Terpeleset
Sepatu safety terbuat dari bahan karet yang didesain
sedemikian rupa, hingga sepatu ini dapat di andalkan pada
permukaan licin. Dengan demikian, dengan memakai sepatu
safety jadi beberapa pekerja semakin lebih lincah dalam
bekerja.
(7) Baju Pelindungi
Fungsi pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian
atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin
26
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas. Percikan bahanbahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas. Benturan (impact)
dengan mesin, peralatan dan bahan. Tergores radiasi, binatang.
Mikro-organismepatogen darimanusia, binatang. Tumbuhan dan
lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur.
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompu (vests), clemek (
Apron/Coveralls ), jacket dan pakaian pelindung yang menutupi
sebagian atau seluruh bagian badan.
dipakai membuat perlindungan badan dari benda beresiko, contoh
api, asap, bakteri, beberapa zat kimia, dll.
(8) Safety Belt:
Bermanfaat membuat perlindungan badan dari peluang terjatuh,
umumnya dipakai pada pekerjaan konstruksi dan memanjat dan tempat
tertutup atau boiler.
(9) APD Untuk Pekerjaan Khusus
(a) Apron untuk bekerja dengan bahan kimia maupun pekerjaan
pengelasan.
(b) Full body harness untuk bekerja di ketinggian melebihi 1, 24
mtr.
(c) Tutup telinga (ear plugs) untuk bekerja ditempat dengan
kebisingan melebihi 85 dB.
(d) Sepatu boot karet (rubber boot) untuk semuanya pekerjaan di
kebun yang diawali dari survey tempat, pembibitan,
penanaman sampai panen.
7. Ketentuan tentang tingkat bahaya dalam pemeriksaan jembatan
Alat Pengaman di Ketinggian (Harness)
Fungsi alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak pekerja agar
tidak masuk ketempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja
berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun
tergantung dan menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak
membentur lantai dsar.
Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman tubuh
(harness) karabiner, tali koneksi (lanyard), tali pengaman (safety rope), alat
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
27
penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender), alat penahan jatuh bergerak
(mobile fall arrester) dan lain-lain.
Table 1 Alat pengecekan pada jembatan standar dan khusus
Jenis
Kondisi
Tangga
pemeriksaan
permanen
Tangga
gantung
sementara
Jembatan
standar
eksisting
√
√
Baru
√
√
Eksisting
√
√
Baru
√
Jembatan
Khusus
Platform
permanen
Mobil
dengan
boom
Plat
form
Tali
pengaman
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan:
Jembatan standar adalah jembatan dengan bangunan atas jenis :
a) gelagar beton bertulang bentang 5 – 25 meter,
b) beton pratekan bentang 16 – 30 meter,
c) gelagar baja komposit bentang 6 – 30 meter
d) rangka baja bentang 30 – 60 meter
e) flat slab dengan bentang 5 – 12 meter
f) voided slab dengan bentang 6 – 18 meter
g) pelengkung beton, batu bata, baja
Jembatan Khusus adalah jembatan dengan bangunan atas jenis:
a) balok pelengkung
b) pelengkung baja jenis rangka
c) jembatan gantung
d) jembatan cable stayed
e) Jembatan bentang diatas 100 m
28
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
8.
Contoh aplikasi Akses tali (Rope Acces)
a)
Pekerjaan naik dan turun pada permukaan dinding gedung, menara
struktur baja,
b)
Pekerjaan secara horizontal diketinggian pada jembatan dan atap
bangunan.
c)
Pekerjaan diruang terbatas pada silo dan cerobong.
d)
Pekerjaan penelitian pada pengamatan dari atas pohon.
Beberapa gambar selanjutnya akan menjelaskan aplikasi Rope Acces pada
beberapa kegiatan.
Posisi vertikal bekerja dengan Rope
Acces
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
Sistem penambat pada Rope Acces
29
Contoh macam dan bentuk penambat yang digunakan untuk menahan work
line dan safety line.
Ascending
Gerak naik melalui Work Line dan
Safety Line dengan menggunakan
alat bantu naik.
30
Posisi kerja pada jalur vertical, harus
diingat metode penguncian pada alat
bantu
saat
posisi
berhenti/
menggantung pada Work Line
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
Contoh jarak aman
menggunakan
Lanyards absorber
saat
menahan
beban jatuh,
Jika
pekerja
menggunakan
lanyards absorber
dengan
panjang
1,15 m (termasuk
karabiner)
dibutuhkan jarak
aman ketinggian
kerja 4,35 m dari
permukaan lantai
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
31
Posisi
kerja
menggunakan Lanyards,
dapat mengatur jarak
pekerja dan bidang kerja
Gerak
naik
menggunakan
Doublr Lanyards
sebagai
alat
keselamatan
Gerak
naik
menggunakan
alat pengaman
jatuh
pada
lintasan
Work Line
Carabiner Screw
Carabiner/cincin kait ini mempunyai
pengunci pada pintu pengait sehingga pintu
pengait tidak mudah terbuka. Cocok untuk
alat pelindung diri pada pekerjaan
diketinggian.
32
Full Body harness
Alat pengaman diri
disarankan
untuk
diketinggian,
mendukung kerja pada
sulit.
yang
kerja
dapat
posisi
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
9. pengendalian lingkungan kerja
a)
Pengelolaan lingkungan dilakukan diluar maupun di dalam lapangan
termasuk basecamp, jalan akses, dan instalasi lain.
b)
Pengangkutan dan kegiatan dilokasi sumber bahan dilaksanakan dengan
cara yang berwawasan lingkungan.
c)
Semua pekerjaan konstruksi dan pengangkutan harus dibatasi sesuai jam
pengoperasian
d)
Pengawasan pelaksanaan Rencana Kerja Pengelolaan & Pemantauan
Lingkungan (RKPPL) oleh konsultan pengawas
Lingkup pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang mencakup
penanganan dampak akibat pemeriksaan jembatan adalah terhadap gangguan
lalu lintas masyarakat pengguna jalan. Sehingga dalam pelaksanaannya perlu
disosialisasikan dengan berbagai pemangku kepentingan antara lain; yang
mewakili golongan/kelompok masyarakat pengguna jalan yang terkena kegiatan
pemeriksaan jembatan, mewakili instansi, lembaga swadaya masyarakat,
mewakili kelompok profesi, dan mewakili instansi pemerintah daerah.
Dampak negative yang terjadi terhadap lingkungan dan perlu dikelola pada saat
pemeriksaan jembatan terutama adalah pencemaran udara, kebisingan,
timbulnya getaran, terganggunya stabilitas tanah, terjadinya genangan air, dan
resiko kecelakaan lalu lintas. Sedangkan dampak positif berupa meningkatnya
pelayanan jembatan perlu terus dikelola agar dapat ditingkatkan sehingga dapat
dimanfaatkan sesuai standar pelayanan yang diinginkan pemrakarsa dan
pengguna jalan.
3.2 LATIHAN
a)
Jelaskan tugas pokok dan fungsi pengawas lapangan pekerjaan dalam
pemeriksaan jembatan ?
b)
Apa yang dimaksud dengan etos kerja bagi pemeriksa jembatan?
c)
Mengapa budaya kerja pemeriksaan jembatan merupakan bagian penting
dalam etos kerja pada waktu menjalan tugas ?
d)
Jelaskan tujuan dilaksanakannya K3 ?
e)
Apa yang dimaksud dengan SML ?
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
33
3.3 RANGKUMAN
Dalam memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan dalam pemeriksaan jembatan tugas dan kewajiban dari masingmasing tingkat jajaran kerja.
Pemeriksaan jembatan seringkali membuat inspektur menghadapi keadaan
bahaya seperti dalam keadaan lalu-lintas padat, jalan yang sulit, aliran sungai
yang deras dan binatang (reptile atau serangga).
Rincian kegiatan penyelenggaraan SMK3 pemeriksaan jembatan meliputi;
Penyiapan RK3K, Sosialisasi dna Promosi K3,Alat Pelindung Kerja,Alat pelindung
diri,Asuransi dan perijinan, Personil K.3, Fasilitas sarana kesehatan,Ramburambualat-alt lain terkait pengendalian resiko K.3
34
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
BAB 4
PENUTUP
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
35
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Dalam evaluasi kegiatan belajar, perlu dilakukan evaluasi kegiatan kediklatan,
yaitu evaluasi hasil pembelajaran modul ini dan isi materi pokok tersebut
kepada para peserta, pengajar maupun pengamat materi atau Narasumber,
berupa soal/kuisioner tertulis :
1. Untuk evaluasi bagi peserta, maka pengajar/widyaiswara melakukan
evaluasi berupa orientasi proses belajar dan tanya jawab maupun diskusi
perorangan/kelompok dan/atau membuat pertanyaan ujian yang terkait
dengan isi dari materi modul tersebut.
2. Untuk evaluasi untuk pengajar/widyaiswara diakukan oleh para peserta
dengan melakukan penilaian yang terkait penyajian, penyampaian materi,
kerapihan pakaian, kedisiplinan, penguasaan materi, metoda pengajaran,
ketepatan waktu dan penjelasan dalam menjawab pertanyaan, dan lainlain.
3. Demikian juga untuk evaluasi penyelenggaraan Diklat, yaitu peserta dan
pengajar/widyaiswara akan mengevaluasi Panitia/Penyelenggara Diklat
terkait dengan penyiapan perlengkapan diklat, sarana dan prasarana untuk
belajar, fasilitas penginapan, makanan dll.
4. Evaluasi materi dan bahan tayang yang disampaikan pengajar kepada
peserta, dilakukan oleh peserta, pengajar/widyaiswara maupun pengamat
materi/Narasumber untuk pengkayaan materi.
36
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
4.2 UMPAN BALIK DAN TINGKAT LANJUT
Pada semua jenis pemeriksaan jembatan, terutama jembatan skala besar
/panjang, sangatlah perlu ketegasan dan pembagian kerja sesuai dengan fungsi
dan tugas masing-masing di mana satu dengan lainnya dapat bekerja dengan
baik. Perlu di perhatikan langkah-langkah pemeriksaan jembatan yang
disepakati bersama agar masing-masing pihak yang terkait dapat bersinergi dan
tepat dalam mendukung pelaksanaan pemeriksaan yang bersangkutan.
Pemeriksaan detail dilaksanakan untuk menilai secara detail kondisi suatu
jembatan. Semua kerusakan komponen dan elemen jembatan diperiksa,
diidentifikasi dan didata
Pemeriksaan harus dilakukan dari awal sejak jembatan tersebut masih baru
dan berkelanjutan selama umur jembatan. Sangat penting artinya bahwa
data yang dikumpulkan betul-betul merupakan data yang mutakhir, akurat
dan lengkap sehingga hasil yang dikeluarkan betul-betul dapat dipercaya.
Data hasil pemeriksaan jembatan dilaporkan dalam bentuk laporan standar
pemeriksaan. Pemeriksa harus membuat laporan pemeriksaan jembatan dan
memilah-milah data yang akan dimasukkan ke dalam sistem data base
jembatan, dimana pekerjaan tersebut harus segera dilaksanakan setelah
pemeriksaan. Laporan hasil pemeriksaan jembatan di masukkan dalam
dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Manajemen Jembatan (SIMJ). Setelah
data hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Manajemen
Jembatan (SIMJ), laporan pemeriksaan dimasukkan dalam suatu arsip data
jembatan. Data ini berisi tidak hanya hasil pemeriksaan jembatan, melainkan
juga perhitungan perencanaan teknis, laporan pelaksanaan dan foto-foto, dan
semua dokumen lainnya sebagai data salinan (back up data) disamping yang
telah disimpan dalam Sistem Informasi Manajemen Jembatan (SIMJ).
4.3 KUNCI JAWABAN
BAB 2
1. Jelaskan pengertian dan pentingnya Pengenalan UUJK dan Etos Kerja
dalam Pemeriksaaan Jembatan.?
Kegiatan Pemeriksaan jembatan harus mempunyai klasifikasi dan kualifikasi
tenaga kerja konstruksi dalam hal meyakinkan bahwa jembatan masih
berfungsi secara layak dan perlunya diadakan suatu tindakan tertentu dalam
rangka pemeliharaan dan perbaikan secara berkala
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
37
2. Bagaimana Peran Pemeriksa Jembatan terhadap UUJK dan Etos
Kerja.?
Pedoman Budaya Kerja Aparatur etos kerja ini bisa diterapkan
dalam kegiatan inspeksi jembatan meliputi:
a) Komitmen dan Konsisten; (terhadap visi, misi dan tujuan
organisasi)
b) Wewenang dan Tanggung Jawab; (yang jelas, tegas dan
seimbang)
c) Keikhlasan dan Kejujuran; (yang menumbuhkan kepercayaan
masyarakat dan kewibawaan Pemerintah)
d) Kreatifitas dan Kepekaan; (yang dinamis mendorong kearah
efisiensi dan fektifitas )
e) Kepemimpinan
dan
Keteladanan;
mendayagunakan kemampuan potensi
optimal)
f)
(yang
mampu
bawahan secara
Kebersamaan dan Dinamika Kelompok; (yang mendorong agar
cara kerjanya tidak bersifat indifidual dan pusat kekuasaan tidak
pada satu tangan)
g) Ketepatan dan Kecepatan; (adanya kepastian waktu, kuantitas,
kualitas dan finansial yang dibutuhkan)
h) Rasionalitas dan Kecerdasan Emosi; (keseimbangan antara
kecerdasan intelektual dan emosional)
i)
Keteguhan dan Ketegasan; (yang tidak mudah terpengaruh oleh
pihak yang merugikan diri dan negaranya)
j)
Disiplin dan Keteraturan Kerja; (yang mengacu kepada standar
operasional prosedur)
k) Kebersamaan dan Kearifan; (yang dihasilkan dari adanya
pendelegasian wewenang)
l)
Dedikasi dan Loyalitas; (terhadap tugas yang bersumber pada
visi, misi dan tujuan organisasi)
m) Semangat dan Motivasi; (yang didorong oleh
memperbaiki
keadaan
secara
perorangan
organisasional)
38
keinginan
maupun
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
n) Ketekunan dan Kesabaran; (yang didasarkan kepada tanggung
jawab terhadap tugas yang diamanahkan)
o) Keadilan dan
masyarakat)
Keterbukaan;
(sesuai
dengan
keinginan
p) Penguasaan
Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi;
(sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin maju)
3. Jelaskan keterkaitan antara UUJK dan dan Etos Kerja, serta
sebutkan tujuannya.
Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau
pekerjaan konstruksi sesuai UUJK No.02 tahun 2017 sedangkan Etos
Kerja adalah Budaya aparatur pemerintah mengacu pada
Keputusan Menpan no. 25/Kep/M.Pan/4/2002 tentang Pedoman
Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Negara adalah “ Sikap dan
perilaku individu dari kelompok Aparatur Negara yang didasari atas
nilai-nilai yang di yakini kebenaran dan menjadi sifat serta
kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari”
serta sesuai dengan Permenpan Nomor 39 tahun 2012 tentang
Pedoman Pengembangan Budaya Kerja adalah “ Sikap dan perilaku
individu dari kelompok Aparatur Negara yang didasari atas nilainilai yang di yakini kebenaran dan menjadi sifat serta kebiasaan
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari” serta sesuai
dengan Permenpan Nomor 39 tahun 2012 tentang Pedoman
Pengembangan Budaya Kerja yang di terjemahkan dalam Sapta
Taruna PU diharapkan etos kerja ini bisa diterapkan dalam kegiatan
inspeksi jembatan
Tujuannya : Setiap tenaga kerja pemeriksa jembatan yang bekerja
di bidang Jasa Konstruksi wajib memiliki Sertifikat Kompetensi
Kerja.
4. Berikan contoh bentuk Kegagalan konstruksi dan kegagalan
bangunan jembatan.
Pada saat pemeriksaan jembatan harus mempertimbangkan aspekaspek kekuatan struktur diantaranya memperhatikan; gaya-gaya,
momen-momen, tulangan dan pengencangan baut-baut yang akan
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
39
mengakibatkan kegagalan bangunan. Pemeriksa jembatan sebagai
tenaga ahli harus memahami tatacara pemeriksaan dan penilaian
kondisi kerusakan jembatan sesuai dengan pedoman yang berlaku
BAB 3
1. Sesuai Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Nomor: 66/SE/M/2015 Tentang Biaya Penyelenggaraan
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang berhubungan dengan
pemeriksaan jembatan yaitu :
Penyiapan RK3K , Sosialisasi dan Promosi K3, Menyiapkan Alat
Pelindung Kerja, Alat Pelindung Diri, Asuransi dan Perijinan,
mengecek kesiapan Personil K3, menyediakan fasilitas sarana
kesehatan, menyiapkan Rambu – Rambu, Pengendalian Risiko K3,
dan pengendalian lingkungan kerja
2. Mengerjakan pekerjaan pemeriksaaan jembatan dengan penuh
tanggungjawab dan punya integritas tinggi sehingga pada waktu
membuat laporan hasil pemeriksaan jembatan yang dijadikan
pedoman untuk kegiatan perbaikkan jembatan sesuai dengan
peraturan yang sudah ditetapkan
3. Karena Pemeriksa jembatan seringkali akan menghadapi keadaan
bahaya seperti dalam keadaan lalu-lintas padat, jalan yang sulit,
aliran sungai yang deras dan binatang (reptile atau serangga),
sehingga harus dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab dengan
tidak mengindahkan peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan.
4. Dalam Permen telah diatur berbagai tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari masing-masing jajaran struktural yang ada ,
Selain itu, juga diatur tugas, kewajiban dan tanggung jawab dari
Penyedia Jasa yang melaksanakan kegiatan proyek yang ada di
lingkungan kerja berkaitan dengan penyelenggaraan sistem
manajemen K3.
40
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
Dalam ketentuan peraturan tersebut, penyelenggaraan K3
Konstruksi wajib dilaksanakan untuk semua kegiatan konstruksi
baik berupa pemborongan (kontraktor) maupun konsultansi yang
memiliki aktifitas fisik di
lapangan. Ada 3 (tiga) kategori
pengelompokan yang dikualifikasikan sehubungan dengan risiko
kecelakaan dan keselamatan kerja yaitu: risiko tinggi, risiko sedang
dan risiko kecil, juga ditetapkan kegiatan pemantauan dan evaluasi
5. Lingkup pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang mencakup
penanganan dampak akibat pemeriksaan jembatan adalah
terhadap gangguan lalu lintas masyarakat pengguna jalan. Sehingga
dalam pelaksanaannya perlu disosialisasikan dengan berbagai
pemangku
kepentingan
antara
lain;
yang
mewakili
golongan/kelompok masyarakat pengguna jalan yang terkena
kegiatan pemeriksaan jembatan, mewakili instansi, lembaga
swadaya masyarakat, mewakili kelompok profesi, dan mewakili
instansi pemerintah daerah
Dampak Negative yang terjadi terhadap lingkungan dan perlu
dikelola pada saat pemeriksaan jembatan terutama adalah
pencemaran udara, kebisingan, timbulnya getaran, terganggunya
stabilitas tanah, terjadinya genangan air, dan resiko kecelakaan lalu
lintas. Sedangkan dampak positif berupa meningkatnya pelayanan
jembatan perlu terus dikelola agar dapat ditingkatkan sehingga
dapat dimanfaatkan sesuai standar pelayanan yang diinginkan
pemrakarsa dan pengguna jalan.
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
41
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998, Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Peraturan Menteri PU-PR No: 02/PRT/M/2018 tanggal 24 Januari 2018 tentang
perubahan atas Peraturan Menteri PU No: 05/PRT/M/2014 tanggal 13 Mei 2014
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi bidang Pekerjaan Umum.
Peraturan Menteri PU-PR No: 02/PRT/M/2018 tanggal 24 Januari 2018 tentang
perubahan atas Peraturan Menteri PU No: 05/PRT/M/2014 tanggal 13 Mei 2014
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi bidang Pekerjaan Umum.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4/1987 tentang Tata cara Pembentukan
P2K3 dan Pengangkatan Ahli K3.
Permenaker No. 1/1980 Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Konstruksi
Bangunan.
Perpres No 16/2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
PP No. 50/2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan &
Kesehatan Kerja (SMK3)
SE Menteri PU-PR NOMOR: 66/SE/M/2015 Tentang Biaya Penyelenggaraan
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Spesifikasi Umum 2018 Divisi 8 Rehabilitasi Jembatan dan Divisi 10.2 Pekerjaan
Umum Pemeliharaan Kinerja Jembatan
Surat Ed aran Direktur Jenderal Bina Marga No.02 /SE/Db/2018 Tanggal 22
September 2018 Tentang Spesifikasi Umum untuk Konstruksi Jalan dan
Jembatan
Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor: 03/SE/Db/2018 tentang
Penyampaian Standar Dokumen Pemilihan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi di
Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga,
UU No. 01/1970 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
UU No. 02/2017 Tentang Jasa Konstruksi.
UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan
42
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
UU No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
UU No. 24/2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
UU No. 32 /2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
43
GLOSARIUM
UUJK
Undang-Undang Jasa Konstruksi
SMK3L
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Serta Lingkungan.
RKPPL
Rencana Kerja Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan.
APD
Alat Pelindung Diri
Hubungan kerja
Hubungan yang terjadi antara bagian-bagian atau individuindividu baik antara mereka di dalam organisasi maupun
antara mereka dengan pihak luar organisasi sebagai akibat
penyelenggaraan tugas dan fungsi masing-masing dalam
mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
Pemberi
tugas/bouwheer
Badan hukum/instansi atau perseorangan yang
berkeinginan mewujudkan suatu proyek dan memberikan
pekerjaan bangunan serta membayar biaya pekerjaan
bangunan.
Jasa Konstruksi
Layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan
konstruksi
Pekerjaan
Konstruksi
Keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
pembangunan,
pengoperasian,
pemeliharaan,
pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu
bangunan.
Standar
Keamanan
Keselamatan, Kesehatan dan Keberlanjutan adalah
pedoman teknis Keamanan, Keselamatan, Kesehatan
tempat kerja konstruksi dan perlindungan sosial tenaga
kerja, serta tata lingkungan setempat dan pengelolaan
lingkungan hidup dalam penyelenggaraan jasa konstruksi
Usaha Penyediaan Pengembangan jenis usaha jasa konstruksi yang dibiayai
Bangunan
sendiri oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, badan
usaha, atau masyarakat, dan dapat melalui pola kerjasama
untuk mewujudkan, memiliki, menguasai, mengusahakan,
dan/atau meningkatkan kemanfaatan bangunan
Konsultansi
44
Layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
Konstruksi
pengkajian, perencanaan, perancangan, pengawasan, dan
manajemen penyelenggaraan konstruksi suatu bangunan
Kegagalan
Bangunan
Suatu keadaan keruntuhan bangunan dan/atau tidak
berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil
jasa konstruksi
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
45
46
MODUL 1-PENGANTAR UUJK, ETOS KERJA DAN SMK3L
Download