MAKALAH GERONTIK ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN INTEGUMEN DISUSUN OLEH 1. Akim Burhanudin 2. Een Kurniasih 3. Gina Budiarti 4. Ismayanti 5. Nandang Sudarman 6. Ahmad Firdaus STIKES KHARISMA KARAWANG Jl. Pangkal perjuangan KM.1 By pass Karawang 2010-2011 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan karena berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah KEPERAWATAN GERONTIK dengan sebaik-baiknya. Kami mengucapkan terima kasih kapada pihak-pihak yang telah membantu dalam membuat makalah ini. Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas kuliah KEPERAWATAN GERONTIK Kami menyadari banyak kekurangan dalam makalah ini untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan yang akan datang Karawang ,20 Oktober 2010 Penyusun 2 DAFTAR ISI Kata pengantar ........................................................................................................... i Daftar isi..................................................................................................................... ii BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang ....................................................................................................... 1 B.Tujuan..................................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN BAB III PENUTUP A.Kesimpulan ............................................................................................................ B.Saran ....................................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menjadi tua adalah suatu proses natural dan kadang-kadang tidak tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada hampir semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran pada waktu yang sama. Meskipun proses menjadi tua merupakan gambaran yang universal, tidak seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab penuaan dan mengapa manusia menjadi tua pada usia yang berbeda-beda. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (Constantinides, 1994). Proses menua merupakan proses yang teus menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Manifestasi proses menua antara lain rambut rontok dan memutih atau abu-abu, permukaan kulit keriput, banyak gigi yang tanggal (ompong), daya penglihatan atau pendengaran berkurang, perubahan sistem saraf pusat, sistem endokrin, dan lain-lain. Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun 1998 adalah 60 tahun. Penuaan pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa bagian seperti biologi, psikologi, social, fungsional dan spiritual. B. Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui proses menua Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan lansia dengan gangguan integument Mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan lansia ketika di lapanG 4 BAB II PEMBAHASAN Pada lansia kulit mengalami atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan bebercak. Kekeringan kulit disebabkan atrofi glandula sebasea dan glandula sudorifera. Menipisnya kulit ini tidak terjadi pada epidermisnya, tetapi pada dermisnya karena terdapat perubahan pada jaringan kolagen serta jaringan elastisnya. Bagian kecil pada kulit menjadi mudah retak dan mudah menyebabkan cechymosen. Timbul pigmen berwarna coklat pada kulit, dikenal dengan liver spot. Perubahan kulit banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan antara lain, angin, dan sinar matahari terutama sinar ultraviolet. Perubahan Anatomik pada Sistem Integumen 1. Kulit. a. Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak. b. Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis). c. Menurunya respon terhadap trauma. d. Mekanisme proteksi kulit menurun. Produksi serum menurun. Penurunan produksi VTD Gangguan pigmentasi kulit. 2. Rambut a. Pertumbuhan menjadi lambat, lebih halus dan jumlahnya sedikit. b. Rambut pada alis, lubang hidung dan wajah sering tumbuh lebih panjang. c. Rambut memutih. d. Rambut banyak yang rontok. 3. Kuku a. Pertumbuham kuku lebih lambat, kecepatan pertumbuhan menurun 30-50% dari orang dewasa. 5 b. Kuku menjadi pudar. c. Warna kuku agak kekuningan. d. Kuku menjadi tebal, keras tapi rapuh. e. Garis-garis kuku longitudinal tampak lebih jelas. Kelainan ini dilaporkan terdapat pada 67% lansia berusia 70 tahun. Perubahan Sistem Kulit pada Penuaan Perubahan Morfologis dan Struktur 1. Peningkatan pigmentasi 2. Atrofi epidermis, glandula sebasea, glandula sudorifera dan folikel rambut. Perubahan Fungsional 1. Kulit mengelupas, tipis, kering, keriput dan mudah pecah. 2. Cenderung menjadi bercak senilis. 3. Degenerasi kolagen dan elastin. 3. Berwarna merah ungu. 4. Peningkatan viskositas aliran darah. 4. Atrofi kuku, perubahan warna rambut 5. Mutasi somatic. abu-abu/putih. 6. Pengurangan jaringan sub kutan. 7. Pengurangan lemak Pendekatan perawat usia lanjut a. Pendekatan fisik Perawatan fisik secara umum bagi klien lansia dapat dibagi atas 2 bagian yakni : Klien lansia yang masih aktif, dimana keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannnya sehari-hari masih mampu melakukan sendiri. Klien lansia yang pasif atau tidak dapat bangun, dimana keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. b. Pendekatan psikis Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. c. Pendekatan sosial 6 Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka. d. Pendekatan spiritual Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan tuhan atau agama yang dianutnya, terutama jika klien dalam keadaan sakit atau mendekati kematian. Tujuan Asuhan Keperawatan Lanjut Usia 1. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan : a. Peningkatan kesehatan (Health Promotion). b. Pencegahan penyakit. c. Pemeliharaan kesehatan. Sehingga memiliki ketenangan hidup dan produktif sampai akhir hidup. 2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan. 3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup klien lanjut usia (Life Support). 4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau mengalami gangguan tertentu (kronis maupun akut). 5. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnose yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan tertentu. 6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu penyakit/gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang ,aksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memerlukan kemandirian secara maksimal). Fokus Asuhan Keperawatan Lanjut Usia 1. Peningkatan kesehatan (health promotion) 2. Pencegahan penyakit (preventif) 3. Mengoptimalkan fungsi mental. 4. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum. 7 Tahap-tahap Askep usia lanjut Pengkajian : Tujuan : 1. Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri. 2. Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu. 3. Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien. 4. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab. Meliputi Aspek : 1. Fisik Wawancara. Pemeriksaan fisik : Head to toe, sistem tubuh. 2. Psikologis 3. Sosial Ekonomi 4. Spiritual Pengkajian dasar meliputi : Temperatur, nadi, pernafasan, tekanan darah, berat badan, tingkat orientasi, memori (ingatan), pola tidur, penyesuaian psikososial. Sistem tubuh meliputi : Sistem persyarafan, kardiovaskuler, gastrointestinal, genitourinarius, sistem kulit, sistem muskuloskeletal. Pelaksanaan Tahap dimana perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi / perencanaan yang telah ditentukan. Evaluasi Penilaian terhadap tindakan keperawatan yang diberikan / dilakukan dan mengetahui apakah tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai yang telah ditetapkan. 8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Penuaan kulit pada dasarnya terbagi atas 2 proses besar, yaitu penuaan kronologi (chronological aging) dan ‘photo aging‘. Penuaan kronologi ditunjukkan dari adanya perubahan struktur, dan fungsi serta metabolik kulit seiring berlanjutnya usia. Proses ini termasuk, kulit menjadi kering dan tipis; munculnya kerutan halus, adanya pigmentasi kulit (age spot). 2. Sedangkan proses ‘photo aging‘ adalah proses yang menyangkut berkurangnya kolagen serta serat elastin kulit akibat dari paparan sinar UV matahari. Paparan sinar sinar UV yang berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan kulit akibat munculnya enzim proteolisis dari radikal bebas yang terbentuk. Enzim ini selanjutnya memecahkan kolagen serta jaringan penghubung di bawah kulit dermis. 3. Proses menua disebabkan oleh faktor intrinsik, yang berarti terjadi perubahan struktur anatomik dan fungsi sel maupun jaringan disebabkan oleh penyimpangan didalam sel/jaringan dan bukan oleh faktor luar (penyakit). Menghambat penuaan berarti mempertahankan struktur anatomi pada suatu tahapan kehidupan tertentu sepanjang mungkin maka untuk ini diperlukan penguasaan ilmu anatomi B. Penutup Semoga makalah yang kami susun ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah kami. 9 DAFTAR PUSTAKA Carpenito, L. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis, Edisi ke-6, Jakarta : EGC, 2000. Nugroho, Wahjudi. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-2, Jakarta : EGC, 2000. Leeckenotte, Annete Glesler. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2, Jakarta : EGC, 1997. Watson, Roger. Perawatan Lansia, Edisi ke-3, Jakarta : EGC, 2003. www.herlambangkaryadi.com/.../asuhan+keperawatan+pada+tn+a+dengan+gangguan+sistem +integumen www.jevuska.com/.../asuhan+keperawatan+pada+lansia+dengan+gangguan+sistem+integume n.html - 10