Uploaded by User24024

Makalah SPI Masa NAbi Muhammad Kel 2

advertisement
SEJARAH PERADABAN ISLAM
MASA NABI MUHAMMAD SAW
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu :
Hj. Ratu Suntiah, M.Ag.
Aang Mahyani, S.Pd., M.Ag
Disusun Oleh :
Rifki Maulana (1182060093)
Nurul Hafifah Pulungan (1182060086)
Wina Sukma Dewi (1182060105)
Kelompok 2
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam dengan judul “SEJARAH PERADABAN ISLAM
MASA NABI MUHAMMAD SAW”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Bandung , 9 September 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
PENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C.
Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 1
A.
Riwayat Hidup Nabi Muhammad Saw ................................................................... 1
B.
Peran dan Jasa Nabi Muhammad saw Periode Mekkah.......................................... 3
1.
Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Mekah ............................................... 3
2.
Respon Masyarakat Mekkah terhadap dakwah Nabi Muhammad Saw .............. 7
3.
Hambatan dan Rintangan Dakwah Islam di Mekkah .......................................... 7
C.
Periode Madinah .................................................................................................... 8
1.
Pembentukan Sistem Sosial Kemasyarakatan................................................... 11
2.
Bidang Politik .................................................................................................. 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 1
D.
KESIMPULAN ....................................................................................................... 1
E.
SARAN ................................................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah untuk semua umat manusia, di
dalam diri beliau terdapat suri tauladan yang baik bagi umatnya. Allah juga
telah menerangkan di dalam kitabNya bahwa Nabi Muhammad diutus tidak
lain adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana yang tertulis
dalam Qs. A l- Anbiya : 107. Artinya : “Dan Kami tidak mengutus engkau
(Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” Sebagai
rahmat bagi seluruh alam, Nabi Muhammad dibekali wahyu oleh Allah berupa
kitab suci Al-Qur’an yang menjadi pedoman beliau dalam menyampaikan
ajarannya kepada umat manusia. Selain Al-Qur’an, nabi juga menggunakan
hadist sebagai pelengkap ketika menyampaikan ajaran-ajaran yang beliau
bawa tersebut.
Kebudayaan Islam periode Nabi Muhammad SAW terbagi menjadi dua
periode, yakni periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah
dimulai dengan diangkatnya beliau menjadi Nabi dan Rasul. Sedangkan
periode Madinah dimulai sejak hijrahnya Rasulullah dan kaum muslimin ke
Madinah setelah kurang lebih 13 tahun berdakwah di Mekkah.
Periode Mekkah, Rasulullah Saw berdakwah menegakkan tauhid dan
dasar-dasar Islam. Karena kentalnya masyarakat Mekkah dengan agama nenek
moyang mereka dan keengganan mereka meninggalkan sesembahan. Sehingga
Nabi Muhammad saw banyak mendapatkan kecaman dan siksaan selama
berdakwah di Mekkah. Setelah perjalanan panjang, kemudian beliau
memutuskan untuk hijrah ke Madinah. Pada periode Madinah Rasulullah Saw
berhasil membangun dan membina masyarakat Islam
yang kuat. Hal ini
disebabkan karena antusiasnya masyarakat Madinah dalam memahami Islam
1
yang diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabat yang telah lebih dahulu
masuk Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana riwayat hidup Nabi Muhammad Saw sebagai Pribadi ,Nabi dan
Rasul?
2. Apa saja Peran dan jasa Nabi Muhammad Saw dalam peradaban pada
periode Mekkah dan Madinah?
C. Tujuan
1. Memahami dan menjelaskan riwayat hidup Nabi Muhammad saw.
2. Memahami dan menjelaskan peradaban Islam pada masa Nabi Muhammad
Saw dan dapat mengambil pelajaran (ibrah) dari keteladanan Nabi
Muhammad Saw pada periode Mekkah dan Madinah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Riwayat Hidup Nabi Muhammad Saw
1. Sebelum Masa Kerasulan (Kelahiran Nabi Muhammad)
Secara esensial, kehadiran Nabi Muhammad pada masyarakat Arab adalah
terjadinya kristalisasi pengalaman baru pada dimensi ketuhanan yang
mempengaruhi segalah aspek kehidupan masyarakat, termaksut hukumhukum yang digunakan pada masa itu . Keberhasilan Nabi Muhammad Saw
dalam memenagkan kepercayaan bangsa arab pada waktu yang relatif singkat
kemampuannya dalam memodifikasi jalan hidup orang-orang Arab. Sebagian
dari nilai budaya Arab pra-Islam, untuk beberapa hal di ubah dan di teruskan
oleh masyarakat Muhammad dalam tantanan moral Islam.
Nabi Muhammad dilahirkan pada tahun Gajah, tahun dimana ketika
pasukan Gajah Abraham menyerang Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah.
Namun pasukan Abraham mengalami kehancuran. Peristiwa itu kira-kira
terjadi pada tahun 570 M (12 Rabiul Awal). Nabi Muhammad di percayakan
oleh Halimah dari suku Bani Sa’ad untuk diasuh dan di besarkan. Asuhan
Halimah hingga sampai nabi berusia 6 tahun.
Pada usia 6 tahun, Nabi Muhammad telah kehilangan kedua orang tuanya.
Setelah Aminah ibu Nabi meninggal, Abdul Muthalib kakek Nabi mengambil
tanggung jawab merawat Nabi. Namun dua tahun kemudia Abdul Muthalib
meninggal dunia karena rentan. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada
paman Nabi, Abu Thalib. Sang paman sangat di segani dan dihormati di
kalangan oarng quraisy dan penduduk Mekah secara keseluruhan, tetapi dia
miskin. Dalam usia mudah, Nabi Muhammad hidup sebagai pengembala
kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekah dan kambing penduduk
Mekah. Melalui kegiatan pengembala ini Nabi menemukan tempat untuk
berpikir dan merenung. Kegiatan ini membuatnya jauh dari segalah nafsu
1
2
duniawi, sehingga dia terhindar dari berbagai macam noda yang dapat
merusak namanya. Oleh karena itu sejak mudah Nabi sudah dijuluki al-amin
(orang yang terpercaya ). ( Ajid Thohir: 2004, 12)
Bukan hanya di juluki sebagai al-amin nabi juga adalah seorang yang
bijaksana. Peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Nabi
Muhammad terjadi pada usianya yang ke 35 tahun. Waktu itu bangunan
ka’bah rusak berat. Perbaikan ka’bah di lakukan secara gotong royong. Para
penduduk Mekkah membantu perkerjaan itu dengan suka rela. Tetapi pada
saat terakhir, ketika pekerjaan tinggal mengangkat dan meletakkan
HajarAswad di tempatnya semula, timbul perselisihan. Setiap suku merasa
berhak melakukan tugas terakhir dan terhormat itu. Perselisihan semakin
memuncak namun, akhirnya para pemimpin quraisy sepakat bahwa orang
yang pertama masuk Ka’bah melalui pintu Shafa akan di jadikan hakim untuk
memutuskan perkara ini, ternyata orang yang pertama masuk adalah Nabi
Muhammad. Ia pun akhirnya di percaya menjadi hakim. Ia lantas
membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad di tengah-tegah, lalu
meminta kepada seluruh kepala suku memegang tepi kain dan mengangkatnya
bersama-sama. Setelah sampai pada ketinggian tertentu, Nabi Muhammad
kemudian meletakan batu itu pada tempat semula. Dengan demikian
perselisihan dapat di selesaikan dengan bijaksana dan semua kepala suku
merasa puas dengan cara penyelesaian seperti itu. ( Dedi Supriyad: 2008, 5960)
Pada usia baru beranjak 12 tahun Nabi Muhammad melakukan perjalanan
(usaha) untuk pertama kali dalam khalifah dagang ke siria (syam). Khafilah itu
di pimpin oleh Abu Thalib. Dalam perjalanan ini di Bushra sebelah Selatan
Siria ia bertemu dengan pendeta Kristen bernama Buhairah. Pendeta ini
melihat tanda-tanda kenabian Nabi Muhammad sesuai dengan petunjuk ceritacerita Kristen. Ketika Nabi Muhammad berusia 25 tahun, ia berangkat ke Siria
membawa barang dagangan seorang saudagar wanita kaya raya yang telah
lama menjanda, Khadijah. Dalam perdagangan ini, Nabi Muhammad
memperoleh laba yang sangat besar. Khadijah kemudian melamar Nabi, ketika
3
itu Nabi Muhammad berusia 25 tahun dan khadijah 40 tahun . Khadijah
adalah wanita pertama yang masuk Islam dan banyak membantu Nabi dalam
perjuangan menyebar Islam. Perkawinan Nabi dengan khadijah dikaruniai
enam orang anak dua putra dan empat orang putri ialah: Qasim, Abdullah,
Zainab, Ruqayah, UmmuKulsumdan Fatimah. Dua putranya meninggal waktu
kecil. Nabi Muhammad tidak menikah lagi sampai Khadijah meninggal ketika
Nabi Muhammad berusia 50 tahun. ( Badri Yatim: 18)
B. Peran dan Jasa Nabi Muhammad saw Periode Mekkah
Periode Mekkah bagi Nabi adalah masa ketika beliau berada di kota mekkah
sejak menerima wahyu pertama sampai hijrah ke Yatsrib ( Madinah ). Masa antara
Nabi menerima wahyu pertama pada tanggal 17 Ramadhan/6 Agustus 611 M
sampai beliau hijrah ke Yatsrib pada hari Jumat tanggal 12 Rabi’ul Awwal 1 H (
tahun ke-13 dari kenabian ) adalah 13 tahun 6 bulan. Selama periode Mekkah
tersebut, Nabi Muhammad saw. Berperan sebagai pemimpin agama. “Perkataan
pemimpin agama” berasal dari kata dasar pimpin ditambah awalan pe dan kata
agama. Kata “pemimpin” artinya : 1). Orang yang memimpin. 2). Petunjuk, buku
petunjuk/pedoman.1 Sementara itu, kata agama diartikan sebagai tuntunan, teks,
kitab suci dan diwarisi turun temurun.2 Jadi arti pemimpin agama secara
sederhana adalah orang yang memberikan petunjuk (tuntunan) dan mengajarkan
tentang persoalan-persoalan agama. Perkataan ini sejalan dengan peran Nabi
Muhammad saw. Di kota mekkah Peran nabi Muhammad yakni sebagai
pemimpin agama (dai dan pendidik).
1. Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Mekah
Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekkah adalah agar
masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan
hukum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi
Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian
1
Depdikbud.1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,hal 684.
2
Harun Nasution.1984.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya.Jilid1. Jakarta:UI Press, hal 9.
4
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Strategi dakwah Rasulullah
SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut:
a.
Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun
Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW
menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan
rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai
orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW
tersebut adalah : Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat
tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu
Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah
(anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat
Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada
waktu kecil).
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata
beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka
adalah:
1) Abdul Amar dari Bani Zuhrah
2) Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
3) Utsman bin Affan
4) Zubair bin Awam
5) Sa’ad bin Abu Waqqas
6) Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara
sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan di atas disebut
Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).3
b.
Dakwah secara terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari
kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT
agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut
berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216.
3
Rozabi,Izzur.2013.Percikan Api Sejarah.Malang : UB Press, hal.144
5
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini
antara lain sebaga berikut: Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani
Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk
Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang
kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi
merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu
Thalib, dan Zaid bin Haritsah. Rasulullah SAW mengumpulkan para
penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di
sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan
diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin
Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin
Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan
Umar bin Khattab (581-644 M). Rasulullah SAW menyampaikan seruan
dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat
bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:
1) Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
2) Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum
Daus.
Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah).
Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan
Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13
orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi.
Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada
gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan
menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan
pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan
6
membela Rasulullah Saw. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah
Saw dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.4
c.
Dua Perjanjian Penting Periode Makkah
Setelah Nabi Muhammad melakukakan Isra’ dan Mikraj, suatu
perkembangan besar terjadi bagi kemajuan islam. Embrio kemajuan
tersebut datang dari sejumlah penduduk yatsrib yang berhaji ke Makkah.
Mereka terdiri dari duan suku, yaitu suku ‘Aus dan Khazraj, datang
menemui Nabi Muhammad dan melakukan perjanjian yang kemudian
dikenal dengan perjanjian Aqobah.
1) Perjanjian Aqobah I
Proses terjadinya perjanjian aqobah I di awali dengan datangnya
rombongan dari Madinah di Makkah, mereka datang untuk menunaikan
haji, lalu kedatangan mereka diketahui oleh nabi, maka beliau segera
menemui mereka di dekat bukit aqabah untuk menyampaikan seruan
islam. Mendengar dakwah yang disampaikan oleh nabi, kemudian mereka
berkata: bangsa kami telah lama terjadi permusuhan, yaitu antara suku
Khajraj dan suku ‘Aus. Mereka benar-benar merindukan perdamaian.
Kiranya tuhan mempersatukan mereka kembali dengan perantaraan enkau
dan ajaran-ajaran yang engkau bawa. Oleh karena itu kami akan
berdakwah agar mereka mengatahui agama yang kami terima dari engkau.
Setelah berselang dua tahuan, yaitu pada tahun ke dua belas, mereka
datang lagi menemui nabi dengan jumlah 12 orang (10 kaum Khajraj dan 2
kaum ‘Aus). Mereka menemui nabi pada tempat yang sama, yang mana
dalam pertemuan ini mereka telah membuat suatu perjanjian dengan nabi
yang kemudian dikenal dengan Perjanjian Aqobah I ”perjanjian wanita”.
2) Perjanjian Aqobah II
Pada musim haji berikutnya, jamaah haji yang datang dari madinah
makin tambah banyak, yaitu berjumlah 73 orang, diantaranya 2 orang
perempuan dari suku ‘Aus. Mereka kemudian menemui nabi pada tempat
4
Ibid. Hal 147
7
yang sama dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya, pertemuan ini
kemudian dikenal dengan Perjanjian Aqobah II (perjanjian peperangan).5
2. Respon Masyarakat Mekkah terhadap dakwah Nabi Muhammad Saw
Dakwah Islam yang dilakukan Rasul baik secara diam-diam maupun
secara terbuka, mendapat tanggapan (respon) yang beragam. Ada yang
menerima dan banyak pula yang menolak. Sejumlah kecil mereka yang
menerima ajaran Islam adalah para sahabat dan keluarga dekat Rasulullah
Saw, meskipun ada juga keluarga dekatnya yang menolak misalnya, Abu
Lahab.
Meskipun bisa dikatakan bahwa masyarakat Arab di kota Mekkah ada
yang menerima ajaran Islam secara ikhlas, tapi pada umumnya masyarakat
Arab kota Mekkah menolak dan tidak menghendaki kehadiran Islam dan umat
Islam dan umat Islma di kota tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai
penghinaan bahka ancaman penbunuhan yang ditujkan kepada Nabi
Muhammad Saw dan umat Islam.
3. Hambatan dan Rintangan Dakwah Islam di Mekkah
Para tokoh masyarakat Quraisy mulai menyebarkan isu yang tidak benar
mengenai ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw sebagai salah satu cara
untuk menghambat gerakan Islamisasi sehingga banyak masyarakat yang
terpengaruh oleh isu-isu yang menimbulkan fitnah tersebut. Bahkan Abu
Thalib, paman Nabi yang memelihara dan mengasuhnya sejak kecil juga
dihasut untuk melarang Nabi Muhammad Saw agar tidak menyebarkan ajaran
islam. Karena tidak tahan atas ancaman dan teror yang diarahkan kepadanya,
maka pada suatu ketika, Abu Thalib membujuk Nabi Muhammad Saw agar
bersedia menghentikan kegiatan dakwahnya.
Mereka yang tidak senang dengan ajakan Nabi Muhammad Saw terus
berusaha mengganggu dan merintangi dakwah Nabi dengan berbagai cara,
termasuk penyiksaan dan pembunuhan. Mereka menerima siksaan di luar
5
Saufi,Akhmad.S.Ag.M.MPd.I.2015.Sejarah Peradaban Islam .Yogyakarta: CV Budi Utama,hal 2122.
8
batas perikemanusiaan. Misalnya: dipukul, dicambuk, tidak diberi makan dan
minum. Bilal dijemur di bawah terik matahari dan ditindih batu besar. Istri
Yasir yang bernama Sumaiyah ditusuk dengan lembing sampai terpanggang.6
C. Periode Madinah
Pada lain pihak situasi Madinah sangat menggembirakan madinah adalah
sebuah oasis pertanian . Sebagaimana Mekkah,
Madinah juga dihuni oleh
beberapa klan dan tidak oleh sebuah kesukuaan yang tunggal, Madinah adalah
perkampungan yang diributkan oleh permusuhan yang sangat sengit dan anarkis
antara kelompok kesukuaan terpandang suku aws dan khazraj. Permusuhan yang
berkepanjangan mengancam rakyat kecil dan mendukung timbulnya permasalahan
eksistensi. Berbeda dengan masyarakat badui warga Madinah telah hidup saling
bertentangga dan tidak berpindah dari tempat satu ke tempat yang lain.
Madinah juga senangtiasa mengalami perubahan social yang meninggalkan
bentuk kemasyarakatan absolute model badui. Kehidupan social Madinah secarah
berangsur- angsur di warnai oleh unsur kedekatan ruang dari pada kedekatan
kekerabatan. Madinah juga memiliki sejumlah warga yahudi yang mana sebagian
besar penduduknya lebih simpatik terhadap monotheisme.7
Penduduk Yatsrib (Madinah) sebelum Islam terdiri dari dua suku bangsa yaitu
Arab dan yahudi yang keduanya ini saling bermusuhan. Karena kegiatan dagang
di Yatsrib dikuasai atau berada di bawah kekuasaan yahudi. Waktu permusuhan
dan kebencian antara kaum yahudi dan Arab semakin tajam, kaum yahudi
melakukan siasat memecah belah dengan melakukan intrik dan menyebarkan
permusuhan dan kebencian diantara suku Aus dan Khazraj. Siasat ini berhasil
dengan baik, dan mereka merebut kembali posisi kuat terutama dibidang ekonomi.
Bahkan siasat yahudi itu mendorong suku khazraj bersekutu dengan bani
qainuqah (yahudi), sedangkan suku aus bersekutu dengan bani quraizah dan bani
nadir. Klimaks dari permusuhan dua suku tersebut adalah perang Bu’as pada
6
7
Quthb,Sayyid.2002.Tafsir Fi Zhilalil Qur’an.Jakarta: Gema Insani Press,hal.262
Ira. M. Lapidus.Sejarah Sosial Umat Islam.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999,hlm 38
9
tahun 618 M seusai perang baik kaum aus maupun khazraj menyadari, akibat dari
permusuhan mereka, sehingga mereka berdamai.
Setelah kedua suku berdamai dan suku khazraj pergi ke Makkah, dan setelah
di Makkah Nabi Muhammad Saw menemui rombongan mereka pada sebuah
kemah. Beliau memperkenalkan islam dan mengajak mereka agar bertauhid
kepada Allah SWT karena sebelumnya mereka telah mendengar ajaran taurat dari
kaum yahudi dan mereka tidak merasa asing lagi dengan ajaran Nabi maka
mereka menyatakan masuk islam dan berjanji akan mengajak penduduk Yastrib
masuk islam. Setibanya di Yatsrib meraka bercerita kepada penduduk tentang
Nabi Muhammad Saw, dan agama yang dibawanya serta mengajak mereka masuk
islam. Sejak itu nama Nabi dan Islam menjadi bahan pembicaraan masyarakat
Arab di Yatsrib.
Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, ada suatu perkembangan besar bagi
kemajuan dakwah islam. Perkembangan datang dari sejumlah penduduk Yatsrib
(Madinah) yang berhaji ke Mekkah. Mereka yang terdiri dari suku ‘Aus dan
Khajraj. Gejala-gejala kemenangan di Yatsrib (Madinah) telah di depan mata
Nabi menyuruh para sahabatnya untuk berpindah ke sana. Dalam waktu dua bulan
hampir semua kaum muslimin kurang lebih 150 orang, telah meninggalkan kota
makkah untuk mencari perlindungan kepada kaum muslimin yang baru masuk di
Yatsrib.
Kaum Quraisy sangat terperanjat sekali setelah mereka mengetahui bahwa
Nabi mengadakan perjanjian dengan kaum Yatsrib sehingga mereka khawatir
kalau-kalau Muhammad dapat bergabung dengan pengikut-pengikutnya di
Madinah dan dapat membuat markas yang kuat di sana. Kalau demikian terjadi,
maka soalnya bukan hanya mengenai soal agama semata-mata, tetapi juga
menyinggung soal ekonomi yang mungkin saja mengakibatkan kehancuran
perniagaan dan kerobohan rumah tangga mereka karena kota Yatsrib terletak pada
lin perniagaan mereka antara Mekah dengan Syam.
Bila penduduk Yatsrib bermusuhan dengan mereka maka perniagaan mereka
dapat saja mengalami keruntuhan. Oleh karena itu salah satu jalan yang harus
mereka tempuh ialah melakukan sesuatu tindakan yang menentukan agar dapat
10
menumpas “keadaan buruk ini” yang akan mendatangkan bencana bagi agama
dan pintu-pintu rizki mereka.
Setelah melihat dampak yang sangat besar yang dapat merugikan ekonomi dan
perniagaan mereka maka mereka melakukan sidang untuk permasalahan tindakan
apa yang harus mereka lakukan. Setelah melakukan persidangan akhirnya jalan
satu-satunya
ialah
dengan
membunuh
Muhammad,
tetapi
bagaimana
membunuhnya?. Kaum keluarga Muhammad tentu tidak akan diam begitu saja
mereka tentu saja akan membunuh pula siapa yang membunuh Muhammad.
Akhirnya Abu Jahal menemukan ide yang paling aman yaitu: masing-masing
kabilah harus memilih seorang pemuda yang akan membunuh bersama-sama.
Dengan demikian seluruh kabilah bertanggung jawab atas kematian Muhammad
dan Bani Abu Manaf tidak mampu menuntut bela terhadap seluruh kabilah.
Akirnya Bani Abu Manaf akan menerima saja pembayaran yang dibayarkan oleh
seluruh kabilah kepada mereka.
Nabi memberitahukan akan hal ini kepada Abu Bakar, dan Abu Bakar
meminta kepada Nabi, supaya diizinkan menemani beliau dalam perjalanan ke
Yatsrib. Nabi setuju, dan Abu Bakar mempersiapkan untuk perjalanannya.
Kemudian Nabi menyuruh Ali bin Abi Thalib menempati tempat tidur beliau,
supaya kaum musyrikin mengira bahwa beliau masih tidur. Kepada Ali
diperintahkan juga, supaya mengembalikan barang-barang yang ditumpangkan
kepada beliau, kepada pemiliknya masing-masing. Ketika Nabi dan Abu Bakar
keluar dari rumah, Nabi menserakkan pasir ke hadapan para kafir qurais dengan
berkata: “Alangkah kejinya mukamu” seketika kafir Quraisy tak sadarkan diri dan
mereka tidak mengetahui bahwa Nabi dan Abu Bakar telah keluar rumah.8
Nabi Muhammad meninggalkan rumahnya pada malam 27 Shafar tahun ke-14
dari kenabian atau 12 September 622 M. Peristiwa hijrah Rasulullah Saw dari
Mekkah ke Madinah merupakan kehendak dan perintah Allah Swt dengan tujuan
agar penyebaran agama islam yang dilakukan oleh Rasulullah Saw menjadi lebih
8
Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam Bandung: Pustaka Setia, 2008
11
pesat lagi. Selama 13 tahun Rasulullah berdakwa ajaran Islam di mekkah, Nabi
Muhammad telah banyak mengalami pertentangan dan permusuhan. Namun
Madinah merupakan kota yang penduduknya lebih mudah menerima ajaran
Rasulullah dari pada penduduk
Mekkah. Masyarakat Madinah menyambut
kedatangan Nabi Muhammmad dengan suka cita, orang-orang Madinah
berbondong-bondong memeluk Islam.Oleh karena itu islam lebih cepat
berkembang di madinah.9
1. Pembentukan Sistem Sosial Kemasyarakatan
Peradaban atau kebudayaan pada masa Rasulullah SAW. Yang paling
dahsyat adalah perubahan sosial. Suatu perubahan mendasar dari masa
kebobrokan moral menuju moralitas yang beradab. Dalam tulisan Ahmad AlHusairy, diuraikan bahwa peradaban pada masa Nabi dilandasi dengan asasasas yang diciptakan sendiri oleh Muhammad di bawah bimbingan wahyu.
Diantaranya sebagai berikut:
a.
Pembangunan Masjid Nabawi
Dikisahkan bahwa unta tunggangan Rasulullah berhenti disuatu tempat
maka Rasulullah memerintahkan agar di tempat itu dibangun sebuah
masjid. Rasulullah ikut serta dalam pembangunan masjid tersebut. Beliau
mengangkat dan memindahkan batu-batu masjid itu dengan tangannya
sendiri. Saat itu, kiblat dihadapkan ke Baitul Maqdis. Tiang masjid terbuat
dari batang kurma, sedangkan atapnya dibuat dari pelepah daun kurma.
Adapun kamar-kamar istri beliau dibuat di samping masjid. Tatkala
pembangunan selesai, Rasulullah memasuki pernikahan dengan Aisyah
pada bulan Syawal. Sejak saat itulah, Yastrib dikenal dengan Madinatur
Rasul atau Madinah Al-Munawwarah. Kaum muslimin melakukan
berbagai aktivitasnya di dalam masjid ini, baik beribadah, belajar,
memutuskan perkara mereka, berjual beli maupun perayaan-perayaan.
Tempat ini menjadi factor yang mempersatukan mereka.
9
M. Rusli Amin, Hijrah. Rahasia Sukses Rasulullah Saw (Jakarta: Al- Mawardi Prima, 2010),hlm
33-34
12
b.
Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar.
Dalam Negara islam yang baru dibangun itu, Nabi meletakan dasar-
dasarnya untuk menata kehidupan sosial dan politik. Dikukuhkannya
ikatan persaudaraan (Ukhwah Islamiyah) antara golongan Anshar dan
Muhajirin, dan mempersatukan suku Aus dan Khazraj yang telah lama
bermusuhan dan bersaing.
Ikatan
persaudaraan
Anshar
dan
Muhajirin
melebihi
ikatan
persaudaraan karena pertalian darah, sebab ikatannya berdasar iman.
Terbukti apa yang dimiliki Anshar disediakan penuh untuk saudaranya
Muhajirin. Rasulullah mempersaudarakan di antara kaum muslimin.
Mereka kemudian membagikan rumah yang mereka miliki, bahkan juga
istri-istri dan harta mereka. Persaudaraan ini terjadi lebih kuat daripada
hanya persaudaraan yang berdasarkan keturunan. Dengan persaudaraan
ini, Rasulullah telah menciptakan sebuah kesatuan yang berdasarkan
agama sebagai pengganti dari persatuan yang berdasarkan kabilah.
c.
Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin dan non
Muslimin
Di Madinah, ada tiga golongan manusia, yaitu kaum muslimin, orangorang arab, serta kaum non muslim, dan orang-orang yahudi (Bani Nadhir,
Bani Quraizhah, dan Bani Qainuqa’). Rasulullah melakukan satu
kesepakatan dengan mereka untuk terjaminnya sebuah keamanan dan
kedamaian. Juga untuk melahirkan sebuah suasana saling membantu dan
toleransi diantara golongan tersebut.
d.
Peletakan Asas-asas Politik, Ekonomi, dan Sosial
Islam adalah agama dan sudah sepantasnya jika di dalam Negara
diletakkan dasar-dasar Islam maka turunlah ayat-ayat Al-Quran pada
periode ini untuk membangun legalitas dari sisi-sisi tersebut sebagaimana
dijelaskan oleh Rasulullah dengan perkataan dan tindakannya. Hidupla
kota Madinah dalam sebuah kehidupan yang mulia dan penuh dengan
nilai-nilai utama. Terjadi sebuah persaudaraan yang jujur dan kokoh, ada
solidaritas yang erat diantara anggota masyarakatnya. Dengan demikian
13
berarti bahwa inilah masyarakat Islam pertama yang dibangun Rasulullah
dengan asas-asasnya yang abadi.
Secara sistematik proses peradaban yang dilakukan oleh Nabi pada
masyarakat Islam di Yatsrib menjadi Madinah (Madinat Ar-Rasul,
Madinah An-Nabi, atau Madinah Al-Munawwarah). Perubahan nama yang
bukan
terjadi
secara
kebetulan,
tetapi
perubahan
nama
yang
menggambarkan cita-cita Nabi Muhammad Saw, yaitu membentuk sebuah
masyarakat yang tertib dan maju dan berperadaban. kedua, membangun
masjid. Masjid bukan hanya dijadikan pusat kegiatan ritual shalat saja,
tetapi juga menjadi sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin
dengan
dihadapi.
musyawarah
Disamping
dalam
itu,
merundingkan
masjid
juga
masalah-masalah
menjadi
pusat
yang
kegiatan
pemerintahan; ketiga Nabi Muhammad Saw membentuk kegiatan
Mu’akhat (persaudaraan), yaitu mempersaudarakan kaum Muhajirin
(orang-orang yang hijrah dari Makkah ke Yatsrib) dengan Anshar (orangorang yang menerima dan membantu kepindahan Muhajirin di Yatsrib).
Persaudaraan diharapkan dapat mengikat kaum muslimin dalam satu
persaudaraan dan kekeluargaan. Nabi Muhammad Saw membentuk
persaudaraan yang baru, yaitu persaudaraan seagama, disamping bentuk
persaudaraan yang sudah ada sebelumnya, yaitu bentuk persaudaraan
berdasarkan darah; keempat, membentuk persahabatan dengan pihak-pihak
lain yang tidak beragama Islam; dan kelima Nabi Muhammad Saw
membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguna-gangguan
yang dilakukan oleh musuh.10
10
Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam Bandung: Pustaka Setia, 2008.hlm 63-65
14
2. Bidang Politik
Selanjutnya, Nabi Saw. Merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh
pendudukan Yatsrib, baik orang muslim maupun non muslim (Yahudi).
Piagam inilah yang oleh Ibnu Hasyim disebut sebagai Undang-undang Dasar
Negara Islam (Daulah Islamiyah) yang pertama.
a.
Setiap kelompok mempunyai pribadi keagamaan dan politik. Adalah
hak kelompok, menghukum orang yang membuat kerusakan dan
memberi keamanan kepada orang patuh.
b.
Kebebasan beragama terjamin buat semua warga Negara.
c.
Adalah kewajiban penduduk madinah, baik kaum muslimin maupun
bangsa Yahudi, untuk saling membantu, baik secara moril atau materil.
Semuanya dengan bahu membahu harus menangkis setiap serangan
terhadap kota Madinah. (Munir Subarman, Sejarah Peradaban Islam
Klasik (Cirebon: Pangger Publishing, 2008),hlm 36)
Rasulullah adalah kepala Negara bagi penduduk Madinah. Kepada
Beliaulah segala perkara dibawa dan segala perselisihan yang besar
diselesaikan. Munawir Syadzali ( Mantan Menteri Agama RI) menyebutkan
bahwa dasar-dasar kenegaraan yang terdapat dalam piagam Madinah adalah:
pertama, Umat Islam merupakan satu komunitas (ummat) meskipun berasal
dari suku yang beragam; dan kedua, hubungan antara sesama anggota
komunitas Islam, dan antara anggota komunitas islam dengan komunitaskomunitas lain didasarkan atas prinsip-prinsip:(a) bertetangga baik, (b) saling
membantu dalam menghadapi musuh bersama,(c) membela mereka yang
dianiaya, (d) saling menasehati, dan (e) menghormati kebebasan beragama.11
Dengan terbentuknya negara Madinah, Islam makin bertambah kuat.
Selain tiga dasar di atas, langkah awal yang ditempuh Rasullullah setelah
resmi mengendalikan Madinah adalah membangun kesatuan internal dengan
mempersaudarakan orang muhajirin dan anshar. Langkah ini dilakukan sejak
awal untuk menghindari terulangnya konflik lama diantara mereka. Dengan
11
Ibid.hal 65
15
cara ini, akan menutup munculnya ancaman yang akan merusak persatuan
dan kesatuan dalam tubuh umat islam. Langkah politik ini sangat tepat untuk
meredam efek keratakan sosial yang ditimbulkan oleh berbagai manuver
orang-orang yahudi dan orang-orang munafik (hipokrif) yang berupaya
menyulut api permusuhan antara Aus dan Khazraj, antara Muhajirin dan
Ansar.
Setelah itu Rasulullah juga berupaya menyatukan visi para pengikut Nabi
dalam rangka pembentukan sistem politik baru dan mempersekutukan seluruh
masyarakat Madinah, sementara itu agar bangunan kerukunan menjadi lebih
kuat, Rasulullah membuat konvensi dengan orang-orang yahudi. Dalam
konteks ini tampak kepiawaian Nabi dalam membangun sebuah sisem yang
mengantisipasi masa depan. Di Madinah, Nabi bersama semua elemen
pendudukk Madinah berhasil membentuk structur religio politics atau
”Negara Madinah”.
Untuk mengatur roda pemerintahan, semua elemen masyarakat Madinah
secara bersama menandatangani sebuah dokumen yang menggariskan
ketentuan hidup bersama yang kemudian lebih dikenal sebagai konstitusi atau
Piagam Madinah. Piagam Madinah merupakan bentuk piagam pertama yang
tertulis secara resmi dalam sejarah dunia. Sebagai gambaran awal, Piagam
Madinah adalah undang-undang untuk mengatur sistem politik dan sosial
masyarakat pada waktu itu. Rasulullah yang memperkenalkan konsep itu.
Sejarah mencatat, Islam telah mengenal sistem kehidupan masyarakat
majemuk. Kebhinnekaan,Yakni melalui Piagam ini. Ketika itu, umat Islam
memulai hidup bernegara setelah Nabi Muhammad Saw hijrah ke Yatsrib,
yang berubah nama menjadi Madinah. Di Madinah, Nabi Muhammad Saw
meletakkan dasar kehidupan yang kuat bagi pembentukan masyarakat baru di
bawah kepemimpinan beliau. Masyarakat baru ini adalah masyarakat
majemuk, asalnya dari 3 golongan penduduk.
16
a.
Kaum
Muslim;
Muhajirin&Anshar.
Mereka
adalah
kelompok
mayoritas.
b.
Kaum Musyrik, orang-orang yang berasal dari suku Aus & Khazraj
yang belum masuk Islam. Kelompok ini golongan minoritas.
c.
Ketiga adalah kaum Yahudi.
Setelah 2 tahun hijrah, Rasulullah mengumumkan aturan dan hubungan
antara kelompok masyarakat yang hidup di Madinah.
Melalui Piagam
Madinah, Rasulullah Saw ingin memperkenalkan konsep negara ideal yang
diwarnai dengan wawasan transparansi,partisipasi. Melalui Piagam Madinah
ini, Rasulullah Saw juga berupaya menjelaskan konsep kebebasan. Dan
tanggung jawab sosial-politik secara bersama. Karena itu, istilah civil society
yang dikenal sekarang itu erat kaitannya dengan sejarah kehidupan Rasulullah
di Madinah. Dari istilah itu, juga punya makna ideal dalam proses berbangsa &
bernegara. Tercipta masyarakat yang adil, terbuka, dan demokratis.12
12
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.hal 18
BAB III
PENUTUP
D. KESIMPULAN
1. Nabi Muhammad lahir pada tahun gajah Kehidupan Nabi Muhammad
mulai dari anak-anak hingga dewasa tidaklah mudah ,Pada usia 6 tahun,
Nabi Muhammad telah kehilangan kedua orang tuanya. Setelah Aminah
ibu Nabi meninggal, Abdul Muthalib kakek Nabi mengambil tanggung
jawab merawat Nabi. Namun dua tahun kemudia Abdul Muthalib
meninggal dunia karena rentan. Tanggung jawab selanjutnya beralih
kepada paman Nabi, Abu Thalib. Sang paman sangat di segani dan
dihormati di kalangan oarng quraisy dan penduduk Mekah secara
keseluruhan, tetapi dia miskin. Dalam usia mudah, Nabi Muhammad hidup
sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekah
dan kambing penduduk Mekah. Melalui kegiatan pengembala ini Nabi
menemukan tempat untuk berpikir dan merenung. Kegiatan ini
membuatnya jauh dari segalah nafsu duniawi, sehingga dia terhindar dari
berbagai macam noda yang dapat merusak namanya. Oleh karena itu sejak
mudah Nabi sudah dijuluki al-amin tidak hanya itu Nabi Muhammad juga
seorang yang bijaksana ketika ada suatu perkara Nabi Muhammad dapat
menyelesaikannya secara bijaksana. Pada usia 40 Nabi Muhammad
didatangi malaikat Jibril dan menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad
mulai berdakwah sembunyi-sembunyi dan 3 tahun kemudian mulai
berdakwah secara terbuka,menyatakan keesaan Allah dalam bentuk
penyerahan diri melalui Islam sebagai agama yang benar dan
meninggalkan sesembahan selain Allah.
2. Pada periode Mekkah Nabi Muhammad memiliki peran sebagai
pemimpin agama jasa beliau sebagai pemimpin agama adalah membuat
fondasi keimanan yaitu ketauhidan dengan berdakwah.
1
2
a.
Pada periode Madinah kontribusi Nabi Muhammad adalah
Pembentukan Sistem Sosial Kemasyarakatan yaitu :
1) Pembangunan Masjid Nabawi
2) Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar.
3) Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin
dan non Muslimin
4) Peletakan Asas-asas Politik, Ekonomi, dan Sosial
b.
Bidang Politik
1) Setiap kelompok mempunyai pribadi keagamaan dan politik.
Adalah hak kelompok, menghukum orang yang membuat
kerusakan dan memberi keamanan kepada orang patuh.
2) Kebebasan beragama terjamin buat semua warga Negara.
3) Adalah kewajiban penduduk Madinah, baik kaum muslimin
maupun bangsa Yahudi, untuk saling membantu, baik secara moril
atau materil. Semuanya dengan bahu membahu harus menangkis
setiap serangan terhadap kota Madinah
E. SARAN
Makalah ini dapat digunakan untuk referensi menegenai sejarah peradaban
islam khususnya pada masa Nabi Muhammad baik untuk referensi untuk
keperluan wawasan mengenai sejarah atau untuk referensi pembuatan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Lapidus, Ira. (1999). Sejarah Sosial Umar Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Munir Amin, Samsul. (2010). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta.
Nasution, Harun. (1984). Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya . Jakarta: UI
Press.
Rozabi, Izzur. (2013). Percikan Api Sejarah. Malang: UB Press.
Saufi, Akhmad. (2015). Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Supriyadi, Dedi. (2008). Sejarah Peradaban Islam Bandung. Jakarta: Pustaka
Setia.
Thohir, Ajid. (2004). Perkembangan Peradaban di kawasan Dunia Islam. Jakarta:
UI Press.
Yatim, Badri. (2005). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
3
Download