Uploaded by User23940

Psikometri

advertisement
LAPORAN PENSKALAAN
MENSKALAKAN KUALITAS SWALAYAN BUSINESS
CENTER UIN MALANG DENGAN METODE SEMANTIC
DIFFERENTIAL SCALE
Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Hafid Asfiyanto
Aunaldy Humansyah
Maslahah Alfainita
Aulia Indar Khatami
Winda Mulvariani
Wildatul Chotimah
Khoirun Niza
Shendy Hilda Shafira
Galuh Dwi Prihartantin M
(18410166)
(18410143)
(18410151)
(18410153)
(18410146)
(18410168)
(18410173)
(18410182)
(18410183)
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... iv
I. TUJUAN ........................................................................................................... 1
II. TEORI PENSKALAAN METODE SEMANTIK DIFERENSIAL ........................ 1
III. PROSEDUR ................................................................................................... 3
IV. HASIL PERHITUNGAN ................................................................................. 4
V. KESIMPULAN................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 7
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 8
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Kuisioner Responden Pertama ....................................................... 4
Tabel 2 Data Skoring Responden Pertama .......................................................... 5
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Penghitungan Skor .................................................................. 8
Lampiran 2. Hasil Scan Kuisioner Responden Pertama ...................................... 9
.
iv
I. TUJUAN
Penskalaan ini bertujuan untuk mengukur kualitas Swalayan Business
Center (BC) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang
berlokasi di Jl. Gajayana, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa
Timur 65144.
II. TEORI PENSKALAAN METODE SEMANTIK DIFERENSIAL
2.1 Teori Semantic Differential Scale
Semantic Differential Scaling atau juga bisa disebut dengan skala diferensi
semantik merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, akan tetapi
bentuknya bukan berupa checklist ataupun pilihan ganda, akan tetapi berupa
interval angka. Teknik pengukuran ini dikembangkan oleh Charles Osgood, Suci,
dan Tannenbaum yang menekankan pada aspek semantik sebuah kata. Teknik
dari Osgood ini merupakan penyempurnaan dari skala Likert yang tidak mampu
menjangkau respon yang bersifat multi dimensi. Bentuknya berupa pilihan dalam
satu garis kontinum yang mana pilihan sangat positif terletak di paling kanan garis
kontinum dan pilihan sangat negative terletak di paling kiri garis kontinum, atau
bisa sebaliknya. Hal tersebut tergantung berdasar keinginan masing-masing
peneliti. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic
differential adalah data interval. Selain itu, skala ini biasanya digunakan untuk
mengukur sikap yang dimiliki seseorang ataupun objek yang bisa dinilai
karakteristiknya.
Semantic differential digunakan untuk dua tujuan untuk mengukur secara
objektif sifat-sifat semantik dari kata atau konsep dalam ruang semantik tiga
dimensional dan sebagai skala sikap yang memusatkan perhatian pada aspek
afektif atau dimensi evaluatif
1
Osgood dkk (Issac dan Michael, 1984: 145) menemukan tiga dimensi atau
faktor utama, yang pertama yaitu dimensi evaluatif (evaluative), dimana penilaian
subjek dikaitkan dengan baik-buruknya topik stimulus yang disajikan. Termasuk
juga didalamnya perasaan subjek senang-marah atau penilaian kualitas cantikjelek, kasar-lembut atau moral bijak-jahat. Yang kedua yakni dimensi potensial,
yang mana penilaiannya dikaitkan dengan kekuatan yang dikandung oleh
stimulus, misalnya tinggi-rendah dan besar-kecil. Dan yang ketiga yakni dimensi
aktivitas, yang mana penilaiannya mengenai muatan aktivitas yang dikandung
stimulus, misalnya cepat-lambat dan tenang-riuh.
2.2 Validitas dan Reliabilitas Semantic Differential
Menurut Allen dan Yen (1979:95), suatu alat ukur harus memenuhi syarat
validitas dan reliabilitas, suatu tes dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Secara umum terdapat tiga macam validitas, yaitu validitas isi
(content validity), validitas kriteria (criterion-related validity), dan validitas konstruk
(construct validitas) (Kerlinger, 1986:417). Untuk menguji validitas instrumen
pengukuran afektif, dapat digunakan salah satu atau semua jenis validitas
tersebut.
Validitas isi dinilai melalui analisis rasional terhadap isi suatu tes dan
penentuannya didasarkan pada penilaian subjektif dan individual (Allen dan Yen,
1979:95). Validitas isi biasanya diuji dengan penilaian personal yang ahli di
bidangnya.
Validitas
isi
didasarkan
pada keputusan
penilaian
(bersifat
judgemental).
Validitas kriteria diteliti dengan membandingkan suatu tes atau skala
dengan satu atau lebih ubahan-ubahan eksternal, atau kriteria yang dianggap
mengukur kualitas yang dimiliki (Kerlinger, 1986:418).
2
Validitas konstruk suatu tes adalah sejauh mana tes tersebut mengukur konstruk
atau trait teoretik yang ingin diukur. Menurut Kerlinger (1986:427) metode yang
digunakan untuk meneliti validitas konstruk adalah analisis faktor.
Sedangkan
konsistensi,
reliabilitas
prediktabilitas,
disebut
sebagai
atau akurasi.
dependabilitas,
Reliabilitas
dan
stabilitas,
dependabilitas
mengartikan bahwa suatu pengukuran tersebut dapat diandalkan atau dapat
dipercaya. Stabilitas, konsistensi, dan prediktabilitas menunjukkan pengukuran
yang tidak relatif berubah-ubah, sehingga dapat diprediksi hasilnya. Prediktabilitas
menunjukkan pengukuran yang dapat diduga (Kerlinger, 1986:407).
III. PROSEDUR
Prosedur yang dilakukan pada proses penskalaan ini adalah sebagai berikut.
1. Tahap Pertama
Menentukan spesifikasi instrumen penilaian sebanyak 15 item dengan
sepasang kata yang memiliki dimensi bertentangan satu sama lain seperti
“murah-mahal”, “ramah-jutek”, ”bersih-kotor”, ”lengkap-tidak lengkap”,
”rapi-tidak rapi”, ”nyaman-tidak nyaman”, ”tanggap-tidak tanggap”, ”luassempit”, ”sejuk-dingin”, ”detail harga jelas-detail harga tidak jelas”, “antri
cepat-antri lambat”, “terang-gelap”, “parkir luas-parkir sempit”, “tempat
strategis-tempat tidak strategis”, “kualitas barang bagus- kualitas barang
buruk”.
2. Tahap Kedua
Menentukan responden sebanyak 90 orang dipilih secara acak yang
berasal dari Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
3
Ibrahim Malang untuk memberikan bobot nilai pada setiap kontinum dalam
skala.
3. Tahap Ketiga
Memberikan skor dengan pemberian pada kutub favorable angka 5 dan
kutub tak favorable angka 1. Semakin mendekati angka tengah kontinum
maka arah penialaian akan semakin kurang jelas dan intensitasnya pun
berkurang. Posisi respon pada angka 3 berarti adanya kenentralan
terhadap penilaian terhadap objek .
IV. HASIL PERHITUNGAN
1. Hasil Tahap 1
Dari kuisioner yang telah dikumpulkan kami menghitung nilai dari masingmasing aspek. Sebagai contoh pada tabel 1 menyatakan pada responden
pertama mendapatkan skor 0 pada interval 5, skor 1 pada interval 4, skor
10 pada interval 3, skor 4 pada interval 2, dan skor 0 pada interval 1.
Tabel 1 Data Kuisioner Responden Pertama
Evaluasi +
5 4
Sejuk
Detail Harga Jelas
Antri Cepat
Terang
Parkir Luas
Tempat Strategis
Kualitas Barang Bagus
Skor =
3
2 1
✓
✓
✓
Murah
Ramah
Bersih
Lengkap
Rapi
Nyaman
Tanggap
Luas
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
Panas
Detail Harga Tidak Jelas
Antri Lama
Gelap
Parkir sempit
Tempat tidak strategis
Kualitas barang jelek
✓
✓
✓
✓
0
1
✓
10
4
Evaluasi Mahal
Jutek
Kotor
Tidak Lengkap
Berantakan
Tidak nyaman
Lambat
Sempit
0
4
2. Hasil Tahap 2
Skor yang telah didapatkan kemudian dijumlahkan dengan cara
mengalikan antara skor dengan nilai interval. Sebagai contoh pada tabel 2
responden pertama mendapatkan 0 pada interval 5 dengan cara
mengalikan skor 0 dengan nilai 5, kemudian mendapatkan 4 pada interval
4 dengan cara mengalikan skor 1 dengan nilai 4, mendapatkan 30 pada
interval 3 dengan cara mengalikan skor 10 dengan nilai 4, mendapatkan 8
pada interval 2 dengan cara mengalikan skor 4 dengan nilai 2, dan yang
terakhir mendapatkan 0 pada interval 1 dengan cara mengalikan skor 0
dengan niai 1.
Tabel 2 Data Skoring Responden Pertama
Evaluasi +
5 4
Sejuk
Detail Harga Jelas
Antri Cepat
Terang
Parkir Luas
Tempat Strategis
Kualitas Barang Bagus
(skor x nilai interval) =>
3
2 1
✓
✓
✓
Murah
Ramah
Bersih
Lengkap
Rapi
Nyaman
Tanggap
Luas
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
0
4
✓
30
4
Evaluasi Mahal
Jutek
Kotor
Tidak Lengkap
Berantakan
Tidak nyaman
Lambat
Sempit
0
Panas
Detail Harga Tidak Jelas
Antri Lama
Gelap
Parkir sempit
Tempat tidak strategis
Kualitas barang jelek
=> 42 (skor akhir)
3. Hasil Tahap 3
Hasil perolehan skor akhir dari masing-masing responden akan
dijumlahkan dengan 90 responden sehingga mendapatkan nilai 4030.
Selanjutnya tahap terakhir membagi nilai 4030/90 sehingga mendapatkan
nilai rata-rata sebesar 44.77777778 (lihat lebih lanjut pada lampiran 1).
5
Hasil dari rata-rata kemudian merupakan langkah awal kita dalam
melakukan interpretasi dari penskalaan yang akan dijelaskan dalam bab
kesimpulan.
V. KESIMPULAN
Bila dalam suatu skala terdapat sebanyak k item, maka skor individual akan
bergerak antara (1 x k = k) sampai dengan (5 x k = 5k). Makin mendekati 5k maka
skor individu dapat diinterpretasikan sebagai semakin positif atau semakin
favorabel. Sebaliknya, semakin mendekati k maka sikapnya semakin negatif atau
semakin tak favorabel.
Dalam penskalaan yang kami lakukan memiliki rentang interval sebanyak
5 dengan sebanyak 15 item. Rentang tertinggi atau sikap positif dari penskalaan
ini adalah sebesar 75 (5 x 15 = 75), dan rentang terendah atau sikap negatif adalah
15 (1 x 15 = 15). Intensitas sikap ditunjukkan oleh seberapa jauhnya skor yang
diperoleh bergeser dari angka 3k atau 45 (netral). Sikap yang positif akan
ditunjukkan oleh makin mendekatinya skor total kepada angka 75, sedangkan
sikap yang negatif ditunjukkan arahnya oleh makin dekatnya skor kepada angka
15. Bila skornya berada di sekitar angka 45 berarti intensitasnya rendah dan
mengindikasikan bahwa responden bersikap netral terhadap objek psikologis yang
bersangkutan.
Dari hasil interpretasi penskalaan diatas didapati bahwa kualitas Swalayan
Business Center (BC) UIN Malang mendapatkan nilai rata-rata 44.77777778 yang
berarti memiliki kualitas rendah.
6
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2013). SIKAP MANUSIA: TEORI DAN PENGUKURANNYA (Vol. II).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prihadi, B. (2010). SEMANTIC DIFFERENTIAL SEBAGAI ALAT UKUR. Imaji, 8.
7
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Penghitungan Skor
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Total Skor Interpretasi
42
55
48
59
50
43
67
50
38
45
46
44
43
45
53
36
34
47
48
54
52
52
23
48
32
45
18
63
33
47
50
53
58
43
37
Responden
Total Skor Interpretasi
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
42
48
41
48
43
41
47
43
48
37
20
52
33
53
40
52
56
38
53
38
48
33
39
43
40
43
48
29
44
38
45
51
48
48
42
8
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
50
49
54
44
44
49
51
43
46
67
37
82
83
84
85
86
87
88
89
90
SUM
AVERAGE
52
32
33
34
49
49
49
42
43
4030
44.77777778
Lampiran 2. Hasil Scan Kuisioner Responden Pertama
9
Download