Isi dan Elemen dalam Laporan Laba Rugi Dalam penyusunan income statement terdapat beberapa elemen penting. Adapun elemen-elemen tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penjualan Pada rekening penjualan dicantumkan semua jasa atau produk yang ditawarkan oleh hotel. Pada laporan laba-rugi ini diasumsikan bahwa hotel menawarkan jasa kamar, makanan, minuman, dan jasa lain seperti komunikasi dan laundry. 2. Harga Pokok dan Biaya Operasional Departemen Pada rekening ini dilaporkan harga pokok makanan dan minuman yang telah digunakan untuk menaghasilkan penjualan makanan dan minuman. 3. Laba Departemental Laba departemental merupakan selisih seluruh penjualan departemen hotel dengan harga pokok dan biaya-biaya yang terjadi. Departemen kamar akan menghasilkan laba departemen kamar setelah penjualan kamar dikurangi dengan seluruh biaya yang terjadi di departemen kamar. 4. Biaya-biaya Operasional yang Tidak Didistribusikan Departemen yang hanya menyerap biaya dan tidak menghasilkan penjualan (seperti departemen administrasi dan umum, pengolahan data, human resources, transportasi, pemasaran, pemeliharaan dan biaya energi) hanya melaporkan semua biaya yang terjadi di departemen tersebut untuk periode tertentu. Dengan laporan ini, aktivitas tetap separtemen hotel dapat diketahui dan dikendalikan. 5. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh aktivitas hotel. Yang termasuk biaya tetap adalah biaya manajemen sewa, asuransi, bunga, depresiasi, dan amortisasi. 6. Pajak Penghasilan Tarif pajak penghasilan diterapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tarif pajak penghasilan diterapkan setelah penjualan dikurangi dengan semua biaya yang terjadi. 7. Laba Bersih Laba bersih merupakan laba bersih operasional hotel selama periode 1 tahun. Laba bersih ditentukan dengan mengurangi penjualan dengan semua biaya dan pajak penghasilan. Konsep Matching, Definisi Hasil, Biaya, dan Laba Konsep Matching Konsep penandingan adalah konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya. Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahaan. Sementara cost yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan. Konsep penandingan mendukung pelaporan keuangan pendapatan dan beban terkait periode yang sama". Definisi Hasil, Biaya, dan Laba 1. Definisi Hasil a. Menurut Committee On Terminology Revenue sebagai hasil dari penjualan barang atau penberian jasa yang dibebankan kepada langganan, atau mereka yang menerima jasa. b. Menurut FASB (Financial Accounting Standards Board) Revenue sebagai arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu entity atau penyelesaian kewajiban dari entity atau gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan produksi barang, pemberian jasa atas pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan. c. Menurut APB Statement (Accounting Principles Board) Revenue sebagai kenaikan gross di dalam asset dan penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba 2. Definisi Biaya a. Menurut Committee On Terminolog Biaya adalah semua biaya yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada penghasilan. Biaya dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu : 1. Biaya yang dihubungkan dengan penghasilan pada periode itu. 2. Biaya yang dihubungkan dengan periode tertentu yang tidak dikaitkan dengan penghasilan 3. Biaya yang karena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode manapun. b. Menurut FASB (Financial Accounting Standards Board) Biaya sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama satu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan. c. Menurut APB Statement (Accounting Principles Board) Biaya sebagai penurunan gross di dalam asset atau kenaikan gross dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan. 3. Definisi Laba a. Menurut Committee On Terminology Laba didefinisikan sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghailan operasi. b. Menurut FASB (Financial Accounting Standards Board) Laba akuntansi sebagai perubahan dalam equity (net asset) dari suatu entity selama suatu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal bukan dari pemilik. Dalam income termasuk seluruh perubahan dalam equity selain penerimaan dari pemilik dan pembayaran kepda pemilik. c. Menurut APB Statement (Accounting Principles Board) Laba (rugi) sebagai kelebihan (defisit) penghasilan di atas biaya selama satu peride akuntansi. Pengakuan Penghasilan dan Bentuk Penyajian Laba Rugi 1. Pengakuan Penghasilan Secara umum, pedoman untuk pengakuan pendapatan sangat luas. Prinsip pengakuan pendapatan memberikan perusahaan pengetahuan bahwa mereka harus mengakui pendapatan (1) pada saat pendapatan tersebut telah direalisasikan dan (2) pada saat telah diterima/didapatkan. Oleh karena itu, pengakuan pendapatan yang benar melibatkan 3 syarat: 1. Pendapatan direalisasikan pada saat sebuah perusahaan melakukan pertukaran barang dan jasa untuk mendapatkan cash. 2. Pendapatan dapat direalisasikan ketika aset yang diterima perusahaan dari pertukaran (exchange) siap untuk ditukarkan menjadi sejumlah uang. 3. Pendapatan dihasilkan/didapatkan ketika sebuah perusahaan telah menyelesaikan apa yang harus dia kerjakan untuk mendapatkan keuntungan, ketika earning process selesai. Ada 4 transaksi pendapatan yang diakui berkenaan dengan prinsip ini: 1. Perusahaan mengakui pendapatan atas penjualan produk pada tanggal penjualan. Tanggal ini biasanya diintepretasikan sebagai tanggal pengiriman produk ke pelanggan 2. Perusahaan mengakui pendapatan atas penyelesaian jasa, ketika jasa telah dilakukan dan dapat ditagih. 3. Perusahaan mengakui pendapatan atas pemberian izin kepada pihak lain untuk menggunakan aset perusahaan, seperti bunga, sewa dan royalti. 4. Perusahaan mengakui pendapatan atas penjualan aset (disposal) selain produk pada tanggal penjualan. Bentuk Penyajian Laba Rugi Bentuk penyajian laporan laba rugi dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Bentuk Single Step Dalam bentuk single step, semua pendapatan (Pendapatan Operasional, Pendapatan LainLain) dikelompokkan menjadi satu yaitu di kelompok Pendapatan dan semua beban (Beban Operasional, Beban Lain-Lain) juga dikelompokkan menjadi satu yaitu di kelompok Beban, kelompok pendapatan diletakkan diawal laporan dan dijumlahkan, selanjutnya baru beban yang dijumlahkan, untuk mendapatkan laba/rugi bersih perusahaan maka Pendapatan – Beban. Rumusnya : Laba / Rugi Bersih = Pendapatan – Beban Contoh : 2. Bentuk Multiple Step Dalam bentuk multiple step, Pendapatan dan Beban tidak dijadikan satu kelompok namun dibedakan berdasarkan Operasional atau Lain-Lain, kelompok Pendapatan Utama (Operasional) diletakkan diawal laporan dan dijumlahkan, selanjutnya Beban Operasional yang dijumlahkan, dan yang terakhir yaitu Pendapatan Lain-Lain dan Beban Lain-Lain diletakkan di akhir laporan. Untuk mendapatkan laba/rugi bersih perusahaan maka rumusnya : Laba/Rugi Bersih = (Pendapatan Operasional – Beban Operasional) + (Pendapatan Lain Lain – Beban Lain Lain) Contoh :hin Income Smoothing Perataan laba (Income Smoothing) adalah upaya yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba, yang diharapkan mempunyai pengaruh yang baik bagi perusahaan. Investor tertarik untuk menanamkan modal di perusahaan yang memiliki tingkat risiko yang rendah dan tingkat return yang tinggi, oleh karena itu maka laba menjadi salah satu tolok ukur yang paling signifikan dan yang paling sering diperhatikan oleh investor. Tindakan perataan laba tidak melanggar hukum selama tidak melanggar prinsip akuntansi yang berlaku umum. Praktik perataan laba ini diharapkan dapat memberikan pengaruh yang menguntungkan bagi nilai saham serta penilaian kinerja manajer. Income Smoothing biasanya dilakukan dengan berbagai cara yaitu : 1. Mengatur waktu kejadian transaksi. 2. memilih prinsip atau metode alokasi. 3. mengatur penggolongan antara laba operasi normal dan laba yang bukan dari modal normal. Tidak semua negara menganggap Income Smoothing ini merupakan pekerjaan haram. Swedia misalnya membenarkan perlakuan ini sepanjang dibuat secara transparan dan memang pada hakikatnya hasilnya sama dalam jangka panjang. Perubahan Akuntansi Perubahan akuntansi mempunyai pengaruh yang besar terhadap financial statement perusahaan. Alasan utama dari perubahan akuntansi yaitu: 1. Berdasarkan pengalaman atau informasi baru, perusahaan dapat mengubah estimasi pendapatan atau biayanya. 2. Karena adanya perubahan keadaan perekonomian, perusahaan mungkin perlu mengubah metode akuntansinya agar lebih mencerminkan situasi perekonomian saat itu 3. Badan-badang yang berwenang menetapkan standar akuntansi mungkin mengharuskan penggunaan suatu metode atau prinsip akuntansi yang baru 4. Pembelian perusahaan lain atau penjualan anak perusahaan Ada 3 kategori utama perubahan akuntansi yaitu: 1. Change in Accounting Estimate (Perubahan dalam estimasi akuntansi) 2. Change in Accounting Principle (Perubahan dalam prinsip akuntansi) 3. Change in reporting rentity (Perubahan dalam entitas pelaporan) 1. Change in Accounting Estimate (Perubahan dalam estimasi akuntansi) Estimasi yang terdapat dalam Financial Statement didasarkan pada pertimbangan profesional yang baik atas informasi yang tersedia saat itu. Di kemudian hari, berdasarkan tambahan pengalaman atau adanya fakta baru, kadang masalahnya menjadi jelas sehingga estimasi itu perlu disesuaikan agar menggambarkan keadaan perusahaan saat ini dengan lebih akurat. Dengan demikian telah terjadi perubahan estimasi akuntansi. Contoh bidang-bidang yang sering mengalami perubahan estimasi akuntansi yaitu: 1. Piutang tidak tertagih (Uncollectible receivables) 2. Masa manfaat aktiva yang disusutkan atau aktiva tak berwujud (useful lives of depreciable or intangible assets) 3. Nilai sisa dari aktiva yang disusutkan (Residual values for depreciable assets) 4. Kewajiban garansi (Warranty Obligations) 2. Change in Accounting Principle (Perubahan Prinsip Akuntansi) Perubahan prinsip akuntansi adalah penggunaan suatu prinsip akuntansi yang lazim yang berbeda dengan prinsip akuntansi yang lazim yang digunakan dalam periode sebelumnya. Istilah prinsip akuntansi di sini mencakup juga metode-metode yang digunakan. Perubahan dalam prinsip akuntansi ini dapat terjadi karena perusahaan mempunyai beberapa alternatif metode untuk penerapan suatu prinsip. Istilah perubahan dalam prinsip akuntansi ini tidak termasuk : a. Pemakaian pertama suatu prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi yang baru pertama kali terjadi dalam perusahaan. b. Penggunaan atau perubahan suatu prinsip akuntansi yang perlu dilakukan karena adanya perubahan sifat transaksi. c. Perubahan dari prinsip akumulasi yang tidak lazim ke prinsip yang lazim. Beberapa contoh dari perubahan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut : 1. Perubahan dalam metode pembebanan harga pokok persediaan, seperti dari LIFO ke FIFO atau ke rata-rata tertimbang. Perubahan dalam metode depresiasi aktiva tetap, seperti dari double declining balance method ke straight line method. 3. Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, seperti dari metode kontrak selesai ke metode persentase penyelesaian. 4. Perubahan dalam perhitungan biaya produksi, seperti dari full costing ke direct costing. 2. 3. Change in Reporting Entity (Perubahan dalam entitas pelaporan) Terkadang perusahaan mengubah sifat dari bentuknya atau melaporkan operasinya sedemikian rupa sehingga laporan keuangannya terpengaruh oleh perbedaan entitas pelaporannya.Perubahan tersebut meliputi: 1. Penyajian laporan konsolidasi atau laporan gabungan sebagai pengganti laporan dari masing-masing perusahaan afiliasai 2. Mengubah perusahaan anak tertentu yang termasuk dalam kelompok perusahaan yang dibuatkan laporan konsolidasinya 3. Mengubah perusahaan yang tercakup dalam laporan keuangan gabungan 4. Penggabungan usaha yang merupakan suatu penyatuan hak pemilikan kepentingan Berdasarkan tujuan dasar dari penyajian laporan keuangan adalah untuk membantu memprediksi arus kas di masa mendatang, APB merekomendasikan agar laporan keuangan disesuaikan secara retroaktif untuk mengungkapkan bagaimana laporan tersebut akan disajikan seandainya entitas tahun-tahun sebelumnya sama seperti sekarang. Dalam periode terjadinya perubahan tersebut, laporan keuangan harus: 1. Menjelaskan sifat dan alsaan terjadinya perubahan 2. Menunjukkan pengaruh dari perubahan itu terhadap laba dari operasi berlanjut, laba bersih dan jumlah laba per saham untuk semua periode yang disajikan. Laporan tahun mendatang tidak perlu mengulangi pengungkapan itu. Ketika seorang akuntan mencatat entri penjualan atau pengeluaran dengan menggunakan akuntansi double-entry, dia melihat keterkaitan antara laporan laba rugi dan neraca . Penjualan meningkatkan aset atau mengurangi kewajiban, dan biaya mengurangi aset atau meningkatkan kewajiban. Oleh karena itu, satu sisi dari setiap entri penjualan dan pengeluaran ada dalam laporan laba rugi, dan sisi lainnya ada di neraca. Anda tidak dapat mencatat penjualan atau biaya tanpa mempengaruhi neraca. Laporan laba rugi dan neraca tidak dapat dipisahkan, namun tidak dilaporkan seperti ini Koneksi antara laporan laba rugi dan akun neraca. Berikut adalah ringkasan singkat yang menjelaskan garis koneksi pada gambar, mulai dari atas dan turun ke bawah: Membuat penjualan (dan menimbulkan biaya untuk menghasilkan penjualan) mengharuskan bisnis untuk mempertahankan saldo uang tunai yang bekerja. Membuat penjualan secara kredit menghasilkan piutang. Menjual produk memerlukan usaha untuk melakukan inventarisasi (stok) produk. Mendapatkan produk melibatkan pembelian secara kredit yang menghasilkan hutang dagang. Beban penyusutan dicatat untuk penggunaan aset tetap (sumber daya operasi jangka panjang). Penyusutan dicatat dalam akumulasi penyusutan akun kontra (bukan penurunan akun aset tetap). Biaya amortisasi dicatat untuk aset tak berwujud terbatas. Biaya operasi adalah kategori biaya yang mencakup biaya penjualan, administrasi dan umum: Beberapa dari biaya operasi ini dibayar di muka sebelum biaya dicatat dan sampai biaya dicatat, biaya tetap dibayar di muka akun aset Beberapa dari biaya operasi ini melibatkan pembelian secara kredit yang menghasilkan hutang dagang. Beberapa dari biaya operasi ini berasal dari pencatatan biaya yang belum dibayar dalam hutang yang harus dibayar. Meminjam uang wesel bayar menyebabkan biaya bunga. Sebagian (biasanya relatif kecil) dari beban pajak penghasilan untuk tahun tersebut tidak dibayar pada akhir tahun, yang dicatat dalam hutang yang harus dibayar. Laba bersih menghasilkan laba ditahan. Isi dan Elemen Neraca Laporan neraca adalah jenis laporan keuangan yang menyajikan aset, kewajiban (liability), dan modal (equity) perusahaan pada tanggal tertentu. Dari laporan ini kita bisa mengetahui kondisi aset, kewajiban dan modal perusahaan. Di mana 3 hal itu merupakan komponen penting yang memengaruhi perjalanan perusahaan ke depan. Laporan Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada titik waktu tertentu (atau tanggal tertentu). Yaitu posisi aset atau kekayaan perusahaan di satu sisi dan kewajiban/utang serta modal di sisi yang lain. Dari pengertian laporan neraca, kita bisa menyimpulkan ada 3 komponen laporan neraca, yaitu: 1. Aset, posisi kekayaan perusahaan pada tanggal tertentu, misalnya: 31 Desember. Contoh: Kas dan setara kas. 2. Kewajiban, saldo kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Contohnya: utang jangka pendek, utang jangka panjang. 3. Modal, saldo modal pada tanggal tertentu. Contoh: modal pemilik Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan ialah bagian dari laporan keuangan yang fungsinya melengkapi informasi nominal. Catatan atas laporan keuangan sangat penting kegunaannya dan bisa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan itu sendiri. Hal ini akan semakin terasa manfaatnya jika laporan keuangan dikeluarkan oleh perusahaan terbuka (Tbk) sebab banyak pihak yang akan mencari tahu informasi laporan keuangan itu. Perlu diketahui pula bahwa tidak semua informasi yang diperlukan oleh banyak pihak tersedia hanya di laporan keuangan saja, tetapi juga penting untuk menyajikan catatan atas laporan keuangan yang dimaksud untuk menyatakan maksud khusus, misalnya pernyataan atas satu akun yang merupakan gabungan dari beberapa akun, perlakuan jaminan, dan hal-hal lain yang tidak bisa dinyatakan hanya dengan suatu angka/ nominal. Catatan atas laporan keuangan diadakan agar ia dapat dipahami oleh banyak pihak, tidak hanya oleh manajemen entitas pelaporan. Laporan keuangan boleh jadi mengandung informasi yang berpeluang menimbulkan kesalahpahaman di antara pembacanya. Untuk mencegah terjadinya kemungkinan buruk itu, ia harus menyajikan informasi yang dapat menjawab pertanyaanpertanyaan misalnya perkembangan posisi dan keadaan fiskal entitas pelaporan serta bagaimana hal tersebut tercapai sehingga memudahkan pengguna dalam memahami laporan keuangan. Kesalahpahaman dapat saja disebabkan oleh interpretasi yang keliru dari pembaca laporan keuangan. Contoh umumnya adalah pembaca yang terbiasa dengan orientasi anggaran mempunyai potensi kesalahpahaman dalam memahami konsep akuntansi akrual, pembaca yang terbiasa dengan laporan keuangan sektor komersial cenderung melihat laporan keuangan pemerintah seperti laporan keuangan perusahaan, dan sebagainya. Catatan atas laporan keuangan biasanya terdiri dari 5 pengungkapan, seperti: 1. Umum/ Penjelasan perusahaan Di bagian ini diungkapkan sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi, AD/ ART, penubuhan badan hukum, penyertaan dan penawaran saham, serta informasi jajaran direksi dan komisaris. 2. Kebijakan akuntansi penting beserta pos-pos laporan keuangan Kebijakan akuntansi ini seperti pengukuran laporan keuangan, asumsi dasar penyusunan laporan keuangan, penggunaan multicurrency, dan alasan lainnya. 3. Kebijakan PSAK Harus adanya kepatuhan kepada SAK. SAK mengandung bagian-bagian yang merupakan PSAK. PSAK ini mengatur segi pencatatan apa saja yang layak dilakukan dalam akuntansi, misalnya pengakuan 4. Pengguna laporan keuangan Ungkapkanlah siapa saja pihak yang dapat menggunakan laporan keuangan ini misalnya masyarakat am, investor, pemerintah, dll. 5. Pengungkapan lainnya Catatan atas laporan keuangan juga harus mengungkapkan informasi yang jika ia tidak diungkapkan akan menyesatkan pembacanya misalnya telah terjadi penggantian manajemen, adanya kesalahan pencatatan pada manajemen sebelumnya, penggabungan dan pemekaran entitas, dll. Keterbatasan Laporan Keuangan Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Selain banyaknya manfaat yang bisa diambil dari laporan keuangan, laporan keuangan juga memiliki batasan. Karenanya agar bisa mendapatkan manfaat laporan keuangan secara maksimal, kenali juga keterbatasan laporan keuangan itu. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan, antara lain: 1. Bersifat historis Hal ini karena laporan keuangan menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah lampau. 2. Bersifat umum Baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidak dapat secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan saja 3. Tidak luput dari penggunaan berbagai timbangan dan taksiran 4. Hanya melaporkan informasi bersifat material 5. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat beberapa kemungkinan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih atau nilai asset yang paling kecil. 6. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya (formalitas) 7. Adanya berbagai alternative metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan antar bank.