Uploaded by User23191

12.1.01.01.0027

advertisement
JURNAL
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN
RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 2 SENDANG TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2016/2017
THE RELATIONSHIP OF AUTHORITARIAN PARENTING WITH
STUDENTS CONFIDENCE CLASS VIII SENDANG 2 STATE
JUNIOR HIGH SCHOOL TULUNGAGUNG
THE ACADEMIC YEAR 2016/2017
Oleh:
IDA ANGGUNGTIANI
NPM. 12.1.01.01.0027
Dibimbing oleh :
1. Dr. Atrup, M.Pd., M.M.
2. Guruh Sukma Hanggara, M.Pd.
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
TAHUN 2017
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
SURAT PERNYATAAN
ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap
: IDA ANGGUNTIANI
NPM
: 12.1.01.01.0027
Telepun/HP
:
Alamat Surel (Email)
:
Judul Artikel
: HUBUNGAN
POLA
ASUH
ORANG
TUA
OTORITER DENGAN RASA PERCAYA DIRI
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SENDANG
TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016/2017
Fakultas – Program Studi
: FKIP – Bimbingan dan Konseling
Nama Perguruan Tinggi
: Universitas Nusantara PGRI Kediri
Alamat Perguruan Tinggi
: Jl. K.H. Achmad Dahlan No. 76 Kediri
Dengan ini menyatakan bahwa :
a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan
bebas plagiarisme;
b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan
II.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain,
saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pembimbing I
Dr. Atrup, M.Pd., M.M.
NIDN. 0709116101
Mengetahui
Pembimbing II
Kediri,……………..
Penulis,
Guruh Sukma Hanggara, M.Pd. Ida Angguntiani
NIDN. 0705068605
NPM. 12.1.01.01.0027
Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027
FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id
|| 1||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN
RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 2 SENDANG TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2016/2017
Ida Angguntiani
NPM. 12.1.01.01.0027
FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling
Dr. Atrup, M.Pd., M.M. dan Guruh Sukma Hanggara, M.Pd.
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa mayoritas
orang tua masih menerapkan pola asuh otoriter terhadap anak, akibatnya terjadi masalah
perkembangan pada anak,anak cenderung mempunyai rasa percaya diri, prestasi dan kepercayaan diri
yang rendah. Permasalahan penelitian ini adalah : adakah hubungan antara pola asuh otoriter dengan
rasa percaya diri siswa kelas VIII SMPN 2 Sendang?, bagaimana keadaan pola asuh otoriter siswa
kelas VIII SMPN 2 Sendang?, bagaimana keadaan rasa percaya diri siswa kelas VIII SMP 2
Sendang?. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan subyek penelitian
siswa kelas VIII SMPN 2 Sendang kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian
dilaksanakan menggunakan angket pola asuh orang tua otoriter dan rasa percaya diri. (1) Kesimpulan
hasil penelitian ini adalah Pola asuh otoriter kelas VIII SMP Negeri 2 Sendang Tulungagung
mayoritas adalah tinggi. (2) Rasa percaya diri siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sendang Tulungagung,
mayoritas adalah rendah. (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh otoriter dengan rasa
percaya diri anak. Dalam arti semakin tinggi pola asuh otoriter yang diterapkan orang tua semakin
rendah rasa percaya diri yang dimiliki siswa, yang ditunjukkan dari nilai hasil uji korelasi pearson
product moment sebesar 0,26982219 > 0,258. Karena
>
dengan taraf signifikan 5%
sebesar 0,258.
KATA KUNCI : Pola asuh orang tua, pola asuh otoriter, rasa percaya diri
Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027
FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id
|| 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
LATAR BELAKANG
segalanya yang kita inginkan dan butuhkan
Prestasi anak bangsa tidak bisa
dalam hidup. Percaya diri terbina dari
dipandang sebelah mata lagi, berbagai
keyakinan diri sendiri, sehingga kita
penghargaan banyak teraih. Hal tersebut
mampu
tidak akan terwujud jika tidak adanya
apapun dengan berbuat sesuatu.
menghadapi
tantangan
hidup
dorongan dari berbagai pihak, minat serta
Percaya diri sangat penting dimiliki
bakat siswa. Yang paling mengejutkan lagi
apalagi oleh seorang pelajar atau siswa,
banyak ditemukan prestasi-prestasi yang
mengingat potensi dan kualitas mereka
tersembunyi dari kalangan yang sumber
semua mencerminkan kemajuan dan latar
daya manusianya sangat rendah, tanpa
belakang bangsa. Selalu optimis dan
pendidikan yang memadai serta sarana dan
mempunyai pendirian yang kuat dalam
prasarana yang sangat minim mereka
hidup, merupakan salah satu point yang
menunjukan kepada dunia tentang minat
harus dimiliki oleh seseorang terutama
dan bakatnya. Selain bakat dan minat
seorang siswa atau pelajar. Hal tersebut
ternyata terdapat faktor yang penting untuk
kelihatan sangat mudah ditunjukkan atau
meraih prestasi yaitu rasa percaya diri,
dimiliki, tapi tanpa disadari hal tersebut
tingkat keberhasilan tentunya tidak akan
menjadi masalah besar bagi banyak orang,
terwujud jika rasa percaya diri tersebut
banyak
tidak ada sama sekali. Seperti halnya
kepercayaan dirinya, bahkan kehilangan
berlian didalam tempurung, mereka hanya
kepercayaan dirinya, hal yang terkait
berbakat tanpa berprestasi, selama seorang
dengan soal krisis diri, trauma akan hal
memiliki rasa minder dan kurang nya
tertentu, depresi, minimnya pujian dan
percaya diri prestasi dan kesuksesan sangat
dorongan dari orang-orang terdekat serta
sulit tercapai.
pola asuh orang tua dan banyak faktor
Rasa percaya diri adalah percaya
orang
sulit
menumbuhkan
lainnya.
dapat diartikan yakin sedangkan diri adalah
Hilangnya
kepercayaan
diri
manusia itu sendiri jadi rasa percaya diri
membuat seorang sulit mengekspresikan
dapat diartikan sebagai rasa yakin akan apa
bakat dan minatnya, sehingga manusia
yang dimiliki di dalam dirinya dan
cenderung pasif dan minder, minder adalah
kemampuan yang dimiliki. Hal tersebut
sikap seorang yang terlalu merendahkan
juga ditegaskan oleh Angelis (2003:10),
diri
yang menyatakan percaya diri berawal dari
bakatnya dan menunjukan diri ke umum,
tekad pada diri sendiri, untuk melakukan
bahkan jika minder tidak segera diatasi, hal
Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027
FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling
sendiri,
takut
mengekspresikan
simki.unpkediri.ac.id
|| 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
tersebut akan berdampak buruk bagi
Kebanyakan seorang anak yang
kelangsungan kehidupan, hilangnya sikap
selalu membuat onar atau kerusuhan
sosialisasi
cenderung
mereka cenderung tidak mampu menatap
mengurung diri dalam rumah. Mastuti
mata orang lain dengan tenang dalam
(2007:15) mengatakan ciri-ciri individu
waktu yang lama, mereka selalu gelisah
yang kurang percaya diri salah satunya
dan cenderung salah tingkah jika diajak
takut gagal, sehingga menghindari segala
bicara empat mata, apalagi dengan orang
risiko dan tidak berani memasang target
yang lebih dewasa seperti guru atau kakak
untuk berhasil. Tidak adanya rasa percaya
tingkatnya. Hal tersebut menunjukan rasa
diri
seorang hilang
kepercayaan diri dalam diri anak tersebut
kemandirian dan menggantungkan semua
kurang atau hilang, sehingga mereka
hal kepada orang lain, sebab mereka
melakukan hal-hal yang sekiranya dapat
merasa apa yang dilakukan pasti selalu
mengundang perhatian atau sensasi untuk
gagal dan suatu hal yang dikerjakan oleh
mencari perhatian. Sebab bagaimanapun
orang lain hasilnya akan lebih baik dari
juga seorang manusia tidak terlepas dari
dirinya.
rasa ingin diperhatikan dan mendapat
juga
dan
manusia
menjadikan
Hal tersebut jika berlangsung lebih
perhatian dari orang lain, sehingga cara-
lama menjadikan pribadi yang takut untuk
cara yang menurutnya dapat mengambil
menatap masa depan, serta tidak dapat
perhatian secara singkat dilakukan. Selain
memutuskan suatu hal dengan sendiri di
itu kemungkinan besar mereka dapat
masa depannya, sehingga untuk meraih
dorongan dan kepercayaan diri yang jarang
kesuksesan sangat sulit. Terkadang pula
mereka dapatkan dari teman-temannya,
banyak dijumpai seorang yang bekerja
bahkan mungkin dalam lingkup keluarga.
ataupun bersekolah tidak seperti yang
Sifat manja juga sering terlihat di
mereka kehendaki, bahkan mereka tidak
dalam diri seorang yang kehilangan rasa
menguasai bidang tersebut. Akibatnya
percaya diri, mereka sudah asik sejak kecil
dalam
mereka
menggantungkan diri dengan orang lain
dalam
atau orang tua. Sehingga anak tumbuh
bersekolah dan mudah sekali terpengaruh
menjadi pribadi yang manja dan sulit
oleh orang lain atau teman-temannya
menemukan
dalam hal-hal yang bersifat negatif, seperti
pekerjaannya.
melanggar
kepercayaan diri salah satunya adalah
bersekolah
menurun,
tidak
prestasi
adanya
peraturan
minat
sekolah
membolos.
Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027
FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling
dan
solusi
untuk
Penyebab
semua
krisisnya
faktor pola asuh. Menurut Berk (2000)
simki.unpkediri.ac.id
|| 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
dalam socialization with in the family
tidak semata-mata memberikan hukuman
(Anonim, 2003: 1) menyatakan pola asuh
agar anak bersikap jera, tetapi juga
orang tua adalah daya upaya orang tua
memastikan
dalam memainkan aturan secara luas di
berdampak buruk terhadap perkembangan
dalam meningkatkan pertumbuhan dan
dan mental anak. Seperti menurut Muhadi
perkembangan anaknya, sehingga pola
(2016:67), menegakan kedisiplinan harus
asuh dari orang tua sangat mempengaruhi
diiringi dengan memberi kebebasan agar
tumbuh kembang dan sikap anak. Orang
anak
tua yang cenderung bersikap kasar dan
terbelenggu, artinya orang tua harus lebih
otoriter
banyak
dalam
mengasuh
anak
akan
menciptakan anak yang kasar pula. Orang
menerapkan
tidak
tersebut
merasa
terkekang
memikirkan
kebutuhan
tidak
dan
dan
kemampuan anak.
tua yang bergaya unjuk kuasa (otoriter)
berupaya
hukuman
Menurut
Stewart
dan
Koch
seperangkat
(1983:203) dalam Aisyah (2010), orang
peraturan kepada anaknya secara ketat dan
tua yang menerapkan pola asuh otoriter
sepihak. Ia menuntut ketaatan penuh
mempunyai sikap sebagai berikut : kaku,
kepada
tegas, suka menghukum, kurang adanya
anaknya
tanpa
memberi
kesempatan untuk berdialog. Ia sangat
kasih
dominan
memaksa anak-anak untuk patuh pada
dalam
mengawasi
dan
sayang serta simpatik. Orang tua
mengendalikan anaknya (Natuna, 2007:
nilai-nilai
144).
membentuk tingkah laku sesuai dengan
Pada dasarnya pola asuh otoriter
tingkah
mereka,
lakunya
dan
mencoba
serta
yang dilakukan oleh orangtua bertujuan
mengekang
untuk mendisiplinkan anak. Tetapi melihat
(Hurlock, 1997), pola asuh orang tua
pengertian pola asuh otoriter yang dominan
dipengaruhi
tegas
pendidikan, kepribadian dan jumlah anak.
dan
kasar,
tentunya
dapat
mempengaruhi perkembangan anak, yang
cenderung
kasar
tingkat
anak.
sosial
Menurut
ekonomi,
Krisis percaya diri dan pola asuh
sikap
yang bersifat otoriter banyak dijumpai di
menggantungkan segala sesuatu kepada
lingkungan sekitar SMPN 2 Sendang, yang
orangtua maupun teman. Sebab apa yang
mayoritas anaknya bersekolah di SMPN 2
diperoleh
Sendang.
anak
sejak
dan
keinginan
cenderung
kecil
biasanya
Penduduk
yang
teraplikasikan ke dalam perkembangannya.
berpendidikan
Maka dari itu pola asuh yang baik penting
menengah ini, menganggap pola asuh yang
untuk dilakukan orang tua. Jadi orang tua
bersifat kaku dan tegas merupakan pola
Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027
FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling
sekolah
mayoritas
dasar
dan
simki.unpkediri.ac.id
|| 5||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
asuh yang paling baik diterapkan untuk
menunjukan
kasih
sayang,
dan
anak-anak mereka. Hal tersebut terlihat
menganggap
semua
keputusan
yang
dari kebiasaan orang tua yang kerap
diambil orang tua benar, sehingga dalam
membentak
mengambil
kesalahan,
anaknya
jika
meninggalkan
melakukan
tidak
yang
mempertimbangkan saran atau masukan
dibilang masih terlalu kecil di rumah
dari anak. Hal tersebut diukur mengunakan
sendirian,
tanpa
angket pola asuh otoriter. Dimana skor
pengawasan, serta menganggap anak yang
tinggi menunjukan tingkat percaya diri
masih tinggal bersama orang tua harus
yang rendah dan sebaliknya, skor pola asuh
mematuhi semua aturan dari orang tua.
otoriter
untuk
anak
keputusan
bekerja
Dari latar belakang di atas pola
rendah
menunjukkan
tingkat
percaya diri yang tinggi.
asuh yang diterapkan oleh orang tua
Variabel dependen/ terikat dari
mempengaruhi perkembangan anak yang
penelitian ini adalah rasa percaya diri
berhubungan dengan rasa percaya diri yang
siswa. Definisi operasional dari rasa
dimiliki anak kelak. Sebagia pembuktian
percaya diri adalah suatu sikap atau
kepastian tentang ada tidaknya hubungan
keyakinan atas kemampuan diri sendiri,
pola asuh dengan rasa percaya diri, maka
sehingga memiliki keyakinan terhadap
akan diteliti tentang “Hubungan Pola Asuh
suatu
Orang tua Otoriter dengan Rasa Percaya
mempunyai
Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
menerima masukan dan kritikan dari orang
Sendang Kabupaten Tulungagung Tahun
lain dan lebih menyukuri terhadap apa
Pelajaran 2016/2017”.
yang dimiliki. Hal tersebut diukur dengan
tindakan
rasa
yang
dikerjakan,
tanggung
jawab,
angket percaya diri. Dimana skor tinggi
II.
menunjukan tingkat pola asuh otoriter yang
METODE
Menurut Sugiyono (2011:39), ada
dua jenis variabel penelitian yaitu variabel
independen
atau
variabel
bebas
dan
variabel dependen atau variabel terikat.
Variabel independen/ bebas dari
penelitian ini adalah pola asuh orang tua
otoriter. Definisi operasional dari pola asuh
otoriter adalah, sikap orang tua terhadap
anak yang bersifat kaku, keras, kurang
Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027
FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling
rendah dan sebaliknya, skor percaya diri
yang rendah menunjukan tingkat pola asuh
otoriter yang tinggi.
Arikunto (2014) mengemukakan
bahwa,
penelitian
penelitian
yang
kuantitatif
banyak
adalah
mengunakan
angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya.
simki.unpkediri.ac.id
|| 6||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Dapat
disimpulkan
bahwa
jenis
angket
yaitu,
mengetahui
yang mengunakan populasi dan sampel
mendapat pola asuh otoriter. Sedangkan
tertentu sebagai objek penelitian dengan
angket
menggunakan
mengukur kepercayaan diri siswa.
pengumpulan
data
dan
untuk
yang
menggunakan
statistik.
mana
untuk
pendekatan kuantitatif adalah penelitian
instrumen
siswa
angket
lain
saja
yang
digunakan
untuk
Dalam penelitian ini digunakan
metode angket untuk memperoleh data
Teknik penelitian yang digunakan
tentang
siswa.
Menurut
dalam penelitian ini adalah penelitian
(2011:142),
korelasional. Menurut Arikunto (2014),
pengumpulan data yang dilakukan dengan
penelitian
cara
korelasi
bertujuan
untuk
memberi
menemukan ada tidaknya hubungan dan
tertulis
apabila ada, berapa eratnya hubungan serta
dijawabnya
berarti atau tidak hubungan itu.
Menurut
adalah
Arikunto
sebagian
merupakan
seperangkat
kepada
teknik
pertanyaan
responden
untuk
Persiapan pembuatan surat izin
(2010:131)
mewakili
yang ditujukan kepada kepala sekolah
dari
SMP Negeri 2 Sendang Tulungagung dan
populasi yang diteliti. Teknik pengambilan
pelaksanaan penelitian serta pengumpulan
sampel
data dilaksanakan secara langsung oleh
dalam
atau
angket
Sugiyono
penelitian
ini
adalah
sampling jenuh yaitu teknik penentuan
penelitian.
sampel apabila semua anggota populasi
dilakukan secara langsung oleh peneliti
digunakan sebagai
yang dapat diuraikan sebagai berikut:
2015).
Dalam
sampel
penelitian
(Sugiyono,
ini
peneliti
mengambil keseluruhan populasi, jumlah
Prosedur
penelitian
ini
1. Tahap persiapan
Peneliti mempersiapkan instrumen
keseluruhan populasi yang akan diteliti
penelitian,
sebanyak
jumlah
pengurusan rekomendasi perijinan yang
populasinya kurang dari 100 siswa, maka
diperlukan dalam pelaksanaan penelitian
seluruh
yang diperoleh dari kampus.
58
siswa
populasi
yang
dijadikan
sampel
penelitian.
kemudian
mempersiapkan
2. Tahap pelaksanaan
Instrumen yang digunakan dalam
Peneliti menyerahkan surat kepada
penelitian berupa angket dengan jawaban
pihak sekolah tata usaha selanjutnya
tertutup yang diberikan terstruktur, yaitu
disetujui oleh kepala sekolah SMP Negeri
jawaban pertanyaan yang diajukan sudah
2 Sendang Tulungagung, memberikan dan
disediakan. Penelitian ini menggunakan 2
menyerahkan
Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027
FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling
angket
kepada
siswa
simki.unpkediri.ac.id
|| 7||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
sebanyak populasi yaitu sejumlah 58
siswa,
peneliti
membacakan
beberapa
petunjuk umum dan petunjuk pengisian
sehingga
responden
a. Menyiapkan nilai variabel X dan
memahami
variabel Y.
b. Menyiapkan tabel kerja dengan 5
dan
kolom untuk nilai X, Y,
mengerti terhadap isi angket tersebut,
,
XY.
selanjutnya responden diminta mengisi
c. Memasukkan ke dalam rumus.
angket pada saat itu juga dan setelah
d. Membandingkan
selesai
dikumpulkan,
setelah
angket
dikumpulkan kemudian angket diperiksa
hitung dengan
pada tabel statistik.
e. Mengambil
untuk mengetahui ada tidaknya angket
keputusan
berdasarkan
norma keputusan.
yang belum terjawab untuk ditanyakan
langsung kepada responden.
, dan
Penelitian ini menggunakan rumus
Product Moment, yang dibantu dengan
Dalam penelitian ini menggunakan
menggunakan progam komputer SPSS 16.0
jenis penelitian kuantitatif dengan teknik
for
analisis korelasional, yaitu analisis statistik
komputer SPSS 16.0 for Windows dengan
yang berusaha untuk mencari hubungan
pertimbangan agar analisa yang dilakukan
atau pengaruh antara dua buah variabel
akurat dan tidak terjadi kesalahan dalam
atau lebih. Dalam penelitian ini mencari
perhitungan.
pengaruh 2 variabel yaitu antara pola asuh
keputusan maka harus berpedoman sebagai
otoriter (variabel X) dan rasa percaya diri
berikut:
(variabel Y) dengan menggunakan analisis
a. Jika nilai rhitung > rtabel taraf signifikan
Product Moment.
rXY =
{N  X  ( X ) } {N  Y  (  Y ) }
2
2
(Arikunto, 2010: 213)
Keterangan:
rxy
Penggunaan
Dalam
progam
pengambilan
5%, maka sangat signifikan, berarti Ho
N  XY  ( X )( Y )
2
Windows.
: koefisien korelasi X dan Y
∑XY : jumlah hasil kali X dan Y
∑X
: jumlah skor variabel X
∑Y
: jumlah skor variabel Y
N
: jumlah responden
Langkah-langkah analisis :
Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027
FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling
ditolak, dan Ha diterima.
2
b. Jika nilai rhitung < rtabel taraf signifikan
5%, maka sangat tidak signifikan,
berarti Ho diterima, dan Ha ditolak.
III. HASIL DAN KESIMPULAN
A. Hasil
1. Uji Prasyarat
Berbagai
analisis,
seperti
pengujian
uji
persyaratan
normalitas,
uji
homogenitas, dan uji linieritas. Disini
simki.unpkediri.ac.id
|| 8||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
peneliti mengambil uji normalitas dan
mempertimbangkan
linieritas, yang tersaji sebagai berikut:
Kolmogorov-Smirnov, bahwa nilai Sig.
a. Uji Normalitas
0,235 > 0,05 artinya data penelitian ini
Uji normalitas dilakukan terhadap
norma
keputusan
berdistribusi normal. Hal yang sama
hasil pola asuh otoriter dengan percaya diri
ditunjukkan
pada
nilai
Asymp.Sig.(2-
siswa menggunakan instrumen angket.
tailed) data Percaya Diri adalah 0,720.
Pengujian normalitas dilakukan untuk
Dengan norma keputusan yang sama
mengetahui apakah populasi ber distribusi
bahwa 0,720 > 0,05 maka data penelitian
normal atau tidak. Pada Uji normalitas
berdistribusi normal.
penelitian ini menggunakan uji normalitas
b. Uji Linieritas
Kolmogorov-Smirnov. Norma keputusan
Yang dimaksud dengan trend linier
dalam uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
adalah merupakan model persamaan garis
adalah nilai sig. ≥ 0,05 maka data dalam
lurus yang terbentuk berdasarkan titik-titik
penelitian berdistribusi normal. Sebaliknya
diagram pencar dari data selama kurun
jika nilai sig. < 0,05 maka data dalam
waktu tertentu. Pada model trend ini garis
penelitian
normal
vertikal (tegak) dinyatakan sebagai jumlah
Berikut ini hasil uji normalitas Kolmogoov-
perkembangan data yang akan dianalisis
Smirnov dengan menggunakan SPSS 16.0
(y), dan untuk garis horizontal (mendatar)
for Windows.
dinyatakan sebagai waktu (x). Adapun
Tabel 4.7
Uji Normalitas
bentuk umum dari model trend linier ini
tidak
berdistribusi
dinyatakan dengan persamaan : yt = a + bx.
Yt : Nilai trend untuk setiap unit x
X : unit waktu tertentu
a : Intercep (nilai trend y pada saat nilai x
= 0)
Sumber: output SPSS ver. 16
Pada
b : koefisien trend : pertambahan y untuk
tabel di atas dapat dilihat
hasil uji normalitas dilpada baris terakhir
setiap unit waktu tertentu.
Supangat, (2007:168)
yaitu nilai Asymp. Sig.(2-tailed) data Pola
Asuh Otoriter memiliki nilai signifikansi
0,235
sedangkan
memiliki
data
signifikansi
Percaya
0,720.
Diri
Dengan
Tabel 4.8
Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027
FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id
|| 9||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Uji Liniaritas
percayadiri *
polaasuhotoriter
Between
Groups
Within Groups
Total
(Combined)
Linearity
Deviation from Linearity
2553.917
10460.914
Sum of Squares
7906.997
761.597
7145.401
21
57
Df
36
1
35
121.615
Mean
Square
219.639
761.597
204.154
F
1.806
6.262
1.679
Sig.
.077
.021
.106
Sumber: output SPSS ver. 16, 2016
Pengujian
pada
SPSS
dengan
penelitian ini memiliki hubungan yang
menggunakan Test for Linearity dengan
linier.
taraf
2. Uji Hipotesis
signifikan
0,05.
Dua
variabel
dikatakan mempunyai hubungan yang
Korelasi Pearson Product Moment.
linier bila signifikansi (Linearity) kurang
Adapun hipotesis yang diajukan adalah
dari 0,05. Pada tabel di atas nilai linieritas
“ada hubungan Pola Asuh Otoriter dengan
0,106 > 0,05 Jadi, dua variabel dalam
Percaya diri siswa SMP Negeri 2 Sendang
tahun pelajaran 2016/2017”.
Tabel 4.9
Uji Hipotesis
Correlations
Polaasuh
Polaasuh
Pearson Correlation
Percayadiri
1
.268
Sig. (2-tailed)
.015
N
Percayadiri
*
58
58
*
1
Pearson Correlation
.268
Sig. (2-tailed)
.015
N
58
58
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: output SPSS ver. 16
Dari hasil penghitungan SPSS 16.0,
0,270> dari rtabel pada taraf sig. 5% yaitu
didapat bahwa pola asuh otoriter dan
0,258 maka signifikan.
percaya
4. Uji Hipotesis
diri
menunjukkan
signifikan.
Diketahui rhitung lebih besar dari rtabel yaitu
Berdasarkan analisis data maka
sebesar 0,270 > 0,25.
dapat diketahui sebesar 0,270 > 0,258 yaitu
3. Interpretasi Data
rhitung>rtabel
sehingga
perhitungan
Sedangkan analisis data melalui
signifikan, maka hipotesis yang bunyinya
perhitungan menggunakan rumus korelasi
“ada hubungan pola asuh orangtua otoriter
pearson product moment diketahui bahwa
terhadap rasa percaya diri siswa SMP
angka hasil perhitungan atau rhitung sebesar
Negeri 2 Sendang Tulungagung tahun
pelajaran 2016/2017” diterima.
Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027
FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id
|| 11||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
B. Pembahasan
1. Hubungan antara Pola Asuh Orang
Hasil pengujian hipotesis dapat
Tua Otoriter dengan Rasa Percaya
diketahui bahwa terdapat hubungan yang
Diri
signifikan antara pola asuh otoriter dengan
Setelah
melakukan
skoring
percaya diri. Ditunjukan melalui data yang
terhadap kedua variabel yaitu pola asuh
diolah menggunakan IBM SPSS 16 for
dan juga rasa percaya diri siswa, kemudian
windows,
data
peneliti melakukan analisis terhadap kedua
penelitian rxy hitung 0,270 > rxy tabel 0,25
skor tersebut. Dalam hal ini peneliti
pada taraf signifikan 5% maka terdapat
melakukan analisis korelasional product
pengaruh yang signifikan, sehingga Ho
moment.
ditolak dan Ha diterima. Hal ini sesuai
tersebut diketahui hasil analisis korelasi rxy
dengan pendapat Sujiono (2004: 32)
adalah 0,270.
menyatakan bahwa kurangnya rasa percaya
siswa pada taraf signifikan 0,05 maka
diri dipengaruhi pola asuh orang tua.
diketahui r-tabel sebesar 0,258. Sehingga
Biasanya
rxy hitung ≥ r-tabel. Dari hasil tersebut
sehingga
pola
didapatkan
asuh
yang
terlalu
Berdasarkan
hasil
analisis
Dengan N sebanyak 58
mengekang anak dan tidak membiarkan
disimpulkan bahwa
anak berkreasi atau berusaha dengan
ditolak. Sesuai dengan hipotesa di awal
kemampuannya sendiri akan membuat
bahwa “terdapat hubungan antara pola
anak selalu menggantungkan pada orang
asuh otoriter dengan rasa percaya diri
lain dan kurang percaya akan kemampuan
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sendang
dirinya sendiri.
Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran
Dari
hasil
penelitian
diketahui
bahwa siswa kelas VIII pola asuh otoriter
diterima dan
2016/2017”.
C. Simpulan
74% yang dapat dikatakan sangat tinggi
Berdasarkan penelitian yang telah
dan tinggi, sedangkan percaya diri siswa
dilaksanakan oleh peneliti di SMP Negeri
sebesar 51% yang dapat dikatakan sangat
2
rendah dan rendah. Dari hasil penelitian
Desember 2016 sampai Januari 2017.
pola asuh otoriter yang tinggi maka tingkat
Dapat diketahui hasil analisis angket pola
percaya diri rendah. Karena rasa percaya
asuh otoriter dan percaya diri menunjukan
diri siswa dipengaruhi pola asuh otoriter
nilai korelasi sebesar 0,270 . Selanjutnya
orang tua.
dapat diperoleh dengan jumlah respoden
Sendang
58 = 0,258,
0,258. Karena
Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027
FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling
dilakukan
sekitar
bulan
hitung 0,270 dan
tabel
hitung 0,270 >
tabel
simki.unpkediri.ac.id
|| 11||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
0,258 pada taraf signifikan 5%, maka
terdapat
hubungan
yang
signifikan,
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Dapat disimpulkan bahwa pola asuh
otoriter dengan percaya diri kelas VIII
SMP Negeri 2 Sendang Tahun Ajaran
2016/2017
terdapat
hubungan
yang
Dari
serangkaian
ini
pada
kegiatan
akhirnya
dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara pola asuh otoriter
dengan rasa percaya diri anak. Dalam arti
semakin tinggi pola asuh otoriter yang
diterapkan orang tua semakin rendah rasa
percaya diri yang dimiliki siswa.
IV.
Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hurlock, Elizabeth B. 1997. Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Masa. Edisi kelima.
Jakarta: Erlangga.
Mastuti, Indari. 2008. 50 Kiat Percaya
Diri. Jakarta: Hi-Fest Publising.
signifikan.
penelitian
Praktik. (Edisi. Revisi). Jakarta :
Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah. 2010. Pengaruh Pola Asuh Orang
tua terhadap Tingkat Agresivitas
Anak. (Online), Jurnal MEDTEK,
Volume 2, Nomor 1, April 2010: 17. Tersedia di : http://ftunm.net/medtek/Jurnal_Medtek_V
ol.2_No.1_April_2010/ARTIKEL
%20IBU%20ICHA%20PKK.pdf.
Diakses tanggal 30 Desember 2016.
Angelis. 2003. Pengertian Percaya Diri.
(Online).
Tersedia
di:
http://miklotof.wordpress.com/201
0/06/23/pengertianpercayadiri/.
Diakses tanggal 13 November
2016.
Muhadi, Yunanto. 2016. Sudah Benarkah
Cara Kita Mendidik Anak?.
Yogyakarta: Diva Press (Anggota
IKAPI).
Natuna, Daeng Ayub. 2007. (Online).
Tersedia: https://aindah.wordpress.
com/2010/07/03/pola-asuh-orangtua/. Diakses tanggal 1 Desember
2016.
Stewart dan Koch (1983:203). (Online).
Tersedia:
http://www.definisipengertian. com/2015/05/definisidan-pengertian-pola-asuh.html.
Diakses tanggal 1 Desember 2016.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuntitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan
(Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
Bandung: Alfabeta.
Supangat, Andi. 2007. Statistika dalam
Kajian Deskriptif, Inferensi, dan
Nonparametrik. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup.
Anonim.
http://jajaka.aja.blogspot.co.id/2013
/07/uji-persyaratan-data.html?m=1.
Diakses tanggal 15 November
2016.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
penelitian : Suatu Pendekatan
Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027
FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id
|| 12||
Download