JURNAL HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SENDANG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016/2017 THE RELATIONSHIP OF AUTHORITARIAN PARENTING WITH STUDENTS CONFIDENCE CLASS VIII SENDANG 2 STATE JUNIOR HIGH SCHOOL TULUNGAGUNG THE ACADEMIC YEAR 2016/2017 Oleh: IDA ANGGUNGTIANI NPM. 12.1.01.01.0027 Dibimbing oleh : 1. Dr. Atrup, M.Pd., M.M. 2. Guruh Sukma Hanggara, M.Pd. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017 Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri SURAT PERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017 Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lengkap : IDA ANGGUNTIANI NPM : 12.1.01.01.0027 Telepun/HP : Alamat Surel (Email) : Judul Artikel : HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SENDANG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016/2017 Fakultas – Program Studi : FKIP – Bimbingan dan Konseling Nama Perguruan Tinggi : Universitas Nusantara PGRI Kediri Alamat Perguruan Tinggi : Jl. K.H. Achmad Dahlan No. 76 Kediri Dengan ini menyatakan bahwa : a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme; b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pembimbing I Dr. Atrup, M.Pd., M.M. NIDN. 0709116101 Mengetahui Pembimbing II Kediri,…………….. Penulis, Guruh Sukma Hanggara, M.Pd. Ida Angguntiani NIDN. 0705068605 NPM. 12.1.01.01.0027 Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027 FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling simki.unpkediri.ac.id || 1|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SENDANG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016/2017 Ida Angguntiani NPM. 12.1.01.01.0027 FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling Dr. Atrup, M.Pd., M.M. dan Guruh Sukma Hanggara, M.Pd. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa mayoritas orang tua masih menerapkan pola asuh otoriter terhadap anak, akibatnya terjadi masalah perkembangan pada anak,anak cenderung mempunyai rasa percaya diri, prestasi dan kepercayaan diri yang rendah. Permasalahan penelitian ini adalah : adakah hubungan antara pola asuh otoriter dengan rasa percaya diri siswa kelas VIII SMPN 2 Sendang?, bagaimana keadaan pola asuh otoriter siswa kelas VIII SMPN 2 Sendang?, bagaimana keadaan rasa percaya diri siswa kelas VIII SMP 2 Sendang?. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan subyek penelitian siswa kelas VIII SMPN 2 Sendang kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian dilaksanakan menggunakan angket pola asuh orang tua otoriter dan rasa percaya diri. (1) Kesimpulan hasil penelitian ini adalah Pola asuh otoriter kelas VIII SMP Negeri 2 Sendang Tulungagung mayoritas adalah tinggi. (2) Rasa percaya diri siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sendang Tulungagung, mayoritas adalah rendah. (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh otoriter dengan rasa percaya diri anak. Dalam arti semakin tinggi pola asuh otoriter yang diterapkan orang tua semakin rendah rasa percaya diri yang dimiliki siswa, yang ditunjukkan dari nilai hasil uji korelasi pearson product moment sebesar 0,26982219 > 0,258. Karena > dengan taraf signifikan 5% sebesar 0,258. KATA KUNCI : Pola asuh orang tua, pola asuh otoriter, rasa percaya diri Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027 FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling simki.unpkediri.ac.id || 2|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri I. LATAR BELAKANG segalanya yang kita inginkan dan butuhkan Prestasi anak bangsa tidak bisa dalam hidup. Percaya diri terbina dari dipandang sebelah mata lagi, berbagai keyakinan diri sendiri, sehingga kita penghargaan banyak teraih. Hal tersebut mampu tidak akan terwujud jika tidak adanya apapun dengan berbuat sesuatu. menghadapi tantangan hidup dorongan dari berbagai pihak, minat serta Percaya diri sangat penting dimiliki bakat siswa. Yang paling mengejutkan lagi apalagi oleh seorang pelajar atau siswa, banyak ditemukan prestasi-prestasi yang mengingat potensi dan kualitas mereka tersembunyi dari kalangan yang sumber semua mencerminkan kemajuan dan latar daya manusianya sangat rendah, tanpa belakang bangsa. Selalu optimis dan pendidikan yang memadai serta sarana dan mempunyai pendirian yang kuat dalam prasarana yang sangat minim mereka hidup, merupakan salah satu point yang menunjukan kepada dunia tentang minat harus dimiliki oleh seseorang terutama dan bakatnya. Selain bakat dan minat seorang siswa atau pelajar. Hal tersebut ternyata terdapat faktor yang penting untuk kelihatan sangat mudah ditunjukkan atau meraih prestasi yaitu rasa percaya diri, dimiliki, tapi tanpa disadari hal tersebut tingkat keberhasilan tentunya tidak akan menjadi masalah besar bagi banyak orang, terwujud jika rasa percaya diri tersebut banyak tidak ada sama sekali. Seperti halnya kepercayaan dirinya, bahkan kehilangan berlian didalam tempurung, mereka hanya kepercayaan dirinya, hal yang terkait berbakat tanpa berprestasi, selama seorang dengan soal krisis diri, trauma akan hal memiliki rasa minder dan kurang nya tertentu, depresi, minimnya pujian dan percaya diri prestasi dan kesuksesan sangat dorongan dari orang-orang terdekat serta sulit tercapai. pola asuh orang tua dan banyak faktor Rasa percaya diri adalah percaya orang sulit menumbuhkan lainnya. dapat diartikan yakin sedangkan diri adalah Hilangnya kepercayaan diri manusia itu sendiri jadi rasa percaya diri membuat seorang sulit mengekspresikan dapat diartikan sebagai rasa yakin akan apa bakat dan minatnya, sehingga manusia yang dimiliki di dalam dirinya dan cenderung pasif dan minder, minder adalah kemampuan yang dimiliki. Hal tersebut sikap seorang yang terlalu merendahkan juga ditegaskan oleh Angelis (2003:10), diri yang menyatakan percaya diri berawal dari bakatnya dan menunjukan diri ke umum, tekad pada diri sendiri, untuk melakukan bahkan jika minder tidak segera diatasi, hal Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027 FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling sendiri, takut mengekspresikan simki.unpkediri.ac.id || 3|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri tersebut akan berdampak buruk bagi Kebanyakan seorang anak yang kelangsungan kehidupan, hilangnya sikap selalu membuat onar atau kerusuhan sosialisasi cenderung mereka cenderung tidak mampu menatap mengurung diri dalam rumah. Mastuti mata orang lain dengan tenang dalam (2007:15) mengatakan ciri-ciri individu waktu yang lama, mereka selalu gelisah yang kurang percaya diri salah satunya dan cenderung salah tingkah jika diajak takut gagal, sehingga menghindari segala bicara empat mata, apalagi dengan orang risiko dan tidak berani memasang target yang lebih dewasa seperti guru atau kakak untuk berhasil. Tidak adanya rasa percaya tingkatnya. Hal tersebut menunjukan rasa diri seorang hilang kepercayaan diri dalam diri anak tersebut kemandirian dan menggantungkan semua kurang atau hilang, sehingga mereka hal kepada orang lain, sebab mereka melakukan hal-hal yang sekiranya dapat merasa apa yang dilakukan pasti selalu mengundang perhatian atau sensasi untuk gagal dan suatu hal yang dikerjakan oleh mencari perhatian. Sebab bagaimanapun orang lain hasilnya akan lebih baik dari juga seorang manusia tidak terlepas dari dirinya. rasa ingin diperhatikan dan mendapat juga dan manusia menjadikan Hal tersebut jika berlangsung lebih perhatian dari orang lain, sehingga cara- lama menjadikan pribadi yang takut untuk cara yang menurutnya dapat mengambil menatap masa depan, serta tidak dapat perhatian secara singkat dilakukan. Selain memutuskan suatu hal dengan sendiri di itu kemungkinan besar mereka dapat masa depannya, sehingga untuk meraih dorongan dan kepercayaan diri yang jarang kesuksesan sangat sulit. Terkadang pula mereka dapatkan dari teman-temannya, banyak dijumpai seorang yang bekerja bahkan mungkin dalam lingkup keluarga. ataupun bersekolah tidak seperti yang Sifat manja juga sering terlihat di mereka kehendaki, bahkan mereka tidak dalam diri seorang yang kehilangan rasa menguasai bidang tersebut. Akibatnya percaya diri, mereka sudah asik sejak kecil dalam mereka menggantungkan diri dengan orang lain dalam atau orang tua. Sehingga anak tumbuh bersekolah dan mudah sekali terpengaruh menjadi pribadi yang manja dan sulit oleh orang lain atau teman-temannya menemukan dalam hal-hal yang bersifat negatif, seperti pekerjaannya. melanggar kepercayaan diri salah satunya adalah bersekolah menurun, tidak prestasi adanya peraturan minat sekolah membolos. Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027 FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling dan solusi untuk Penyebab semua krisisnya faktor pola asuh. Menurut Berk (2000) simki.unpkediri.ac.id || 4|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri dalam socialization with in the family tidak semata-mata memberikan hukuman (Anonim, 2003: 1) menyatakan pola asuh agar anak bersikap jera, tetapi juga orang tua adalah daya upaya orang tua memastikan dalam memainkan aturan secara luas di berdampak buruk terhadap perkembangan dalam meningkatkan pertumbuhan dan dan mental anak. Seperti menurut Muhadi perkembangan anaknya, sehingga pola (2016:67), menegakan kedisiplinan harus asuh dari orang tua sangat mempengaruhi diiringi dengan memberi kebebasan agar tumbuh kembang dan sikap anak. Orang anak tua yang cenderung bersikap kasar dan terbelenggu, artinya orang tua harus lebih otoriter banyak dalam mengasuh anak akan menciptakan anak yang kasar pula. Orang menerapkan tidak tersebut merasa terkekang memikirkan kebutuhan tidak dan dan kemampuan anak. tua yang bergaya unjuk kuasa (otoriter) berupaya hukuman Menurut Stewart dan Koch seperangkat (1983:203) dalam Aisyah (2010), orang peraturan kepada anaknya secara ketat dan tua yang menerapkan pola asuh otoriter sepihak. Ia menuntut ketaatan penuh mempunyai sikap sebagai berikut : kaku, kepada tegas, suka menghukum, kurang adanya anaknya tanpa memberi kesempatan untuk berdialog. Ia sangat kasih dominan memaksa anak-anak untuk patuh pada dalam mengawasi dan sayang serta simpatik. Orang tua mengendalikan anaknya (Natuna, 2007: nilai-nilai 144). membentuk tingkah laku sesuai dengan Pada dasarnya pola asuh otoriter tingkah mereka, lakunya dan mencoba serta yang dilakukan oleh orangtua bertujuan mengekang untuk mendisiplinkan anak. Tetapi melihat (Hurlock, 1997), pola asuh orang tua pengertian pola asuh otoriter yang dominan dipengaruhi tegas pendidikan, kepribadian dan jumlah anak. dan kasar, tentunya dapat mempengaruhi perkembangan anak, yang cenderung kasar tingkat anak. sosial Menurut ekonomi, Krisis percaya diri dan pola asuh sikap yang bersifat otoriter banyak dijumpai di menggantungkan segala sesuatu kepada lingkungan sekitar SMPN 2 Sendang, yang orangtua maupun teman. Sebab apa yang mayoritas anaknya bersekolah di SMPN 2 diperoleh Sendang. anak sejak dan keinginan cenderung kecil biasanya Penduduk yang teraplikasikan ke dalam perkembangannya. berpendidikan Maka dari itu pola asuh yang baik penting menengah ini, menganggap pola asuh yang untuk dilakukan orang tua. Jadi orang tua bersifat kaku dan tegas merupakan pola Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027 FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling sekolah mayoritas dasar dan simki.unpkediri.ac.id || 5|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri asuh yang paling baik diterapkan untuk menunjukan kasih sayang, dan anak-anak mereka. Hal tersebut terlihat menganggap semua keputusan yang dari kebiasaan orang tua yang kerap diambil orang tua benar, sehingga dalam membentak mengambil kesalahan, anaknya jika meninggalkan melakukan tidak yang mempertimbangkan saran atau masukan dibilang masih terlalu kecil di rumah dari anak. Hal tersebut diukur mengunakan sendirian, tanpa angket pola asuh otoriter. Dimana skor pengawasan, serta menganggap anak yang tinggi menunjukan tingkat percaya diri masih tinggal bersama orang tua harus yang rendah dan sebaliknya, skor pola asuh mematuhi semua aturan dari orang tua. otoriter untuk anak keputusan bekerja Dari latar belakang di atas pola rendah menunjukkan tingkat percaya diri yang tinggi. asuh yang diterapkan oleh orang tua Variabel dependen/ terikat dari mempengaruhi perkembangan anak yang penelitian ini adalah rasa percaya diri berhubungan dengan rasa percaya diri yang siswa. Definisi operasional dari rasa dimiliki anak kelak. Sebagia pembuktian percaya diri adalah suatu sikap atau kepastian tentang ada tidaknya hubungan keyakinan atas kemampuan diri sendiri, pola asuh dengan rasa percaya diri, maka sehingga memiliki keyakinan terhadap akan diteliti tentang “Hubungan Pola Asuh suatu Orang tua Otoriter dengan Rasa Percaya mempunyai Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 menerima masukan dan kritikan dari orang Sendang Kabupaten Tulungagung Tahun lain dan lebih menyukuri terhadap apa Pelajaran 2016/2017”. yang dimiliki. Hal tersebut diukur dengan tindakan rasa yang dikerjakan, tanggung jawab, angket percaya diri. Dimana skor tinggi II. menunjukan tingkat pola asuh otoriter yang METODE Menurut Sugiyono (2011:39), ada dua jenis variabel penelitian yaitu variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel terikat. Variabel independen/ bebas dari penelitian ini adalah pola asuh orang tua otoriter. Definisi operasional dari pola asuh otoriter adalah, sikap orang tua terhadap anak yang bersifat kaku, keras, kurang Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027 FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling rendah dan sebaliknya, skor percaya diri yang rendah menunjukan tingkat pola asuh otoriter yang tinggi. Arikunto (2014) mengemukakan bahwa, penelitian penelitian yang kuantitatif banyak adalah mengunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. simki.unpkediri.ac.id || 6|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Dapat disimpulkan bahwa jenis angket yaitu, mengetahui yang mengunakan populasi dan sampel mendapat pola asuh otoriter. Sedangkan tertentu sebagai objek penelitian dengan angket menggunakan mengukur kepercayaan diri siswa. pengumpulan data dan untuk yang menggunakan statistik. mana untuk pendekatan kuantitatif adalah penelitian instrumen siswa angket lain saja yang digunakan untuk Dalam penelitian ini digunakan metode angket untuk memperoleh data Teknik penelitian yang digunakan tentang siswa. Menurut dalam penelitian ini adalah penelitian (2011:142), korelasional. Menurut Arikunto (2014), pengumpulan data yang dilakukan dengan penelitian cara korelasi bertujuan untuk memberi menemukan ada tidaknya hubungan dan tertulis apabila ada, berapa eratnya hubungan serta dijawabnya berarti atau tidak hubungan itu. Menurut adalah Arikunto sebagian merupakan seperangkat kepada teknik pertanyaan responden untuk Persiapan pembuatan surat izin (2010:131) mewakili yang ditujukan kepada kepala sekolah dari SMP Negeri 2 Sendang Tulungagung dan populasi yang diteliti. Teknik pengambilan pelaksanaan penelitian serta pengumpulan sampel data dilaksanakan secara langsung oleh dalam atau angket Sugiyono penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan penelitian. sampel apabila semua anggota populasi dilakukan secara langsung oleh peneliti digunakan sebagai yang dapat diuraikan sebagai berikut: 2015). Dalam sampel penelitian (Sugiyono, ini peneliti mengambil keseluruhan populasi, jumlah Prosedur penelitian ini 1. Tahap persiapan Peneliti mempersiapkan instrumen keseluruhan populasi yang akan diteliti penelitian, sebanyak jumlah pengurusan rekomendasi perijinan yang populasinya kurang dari 100 siswa, maka diperlukan dalam pelaksanaan penelitian seluruh yang diperoleh dari kampus. 58 siswa populasi yang dijadikan sampel penelitian. kemudian mempersiapkan 2. Tahap pelaksanaan Instrumen yang digunakan dalam Peneliti menyerahkan surat kepada penelitian berupa angket dengan jawaban pihak sekolah tata usaha selanjutnya tertutup yang diberikan terstruktur, yaitu disetujui oleh kepala sekolah SMP Negeri jawaban pertanyaan yang diajukan sudah 2 Sendang Tulungagung, memberikan dan disediakan. Penelitian ini menggunakan 2 menyerahkan Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027 FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling angket kepada siswa simki.unpkediri.ac.id || 7|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri sebanyak populasi yaitu sejumlah 58 siswa, peneliti membacakan beberapa petunjuk umum dan petunjuk pengisian sehingga responden a. Menyiapkan nilai variabel X dan memahami variabel Y. b. Menyiapkan tabel kerja dengan 5 dan kolom untuk nilai X, Y, mengerti terhadap isi angket tersebut, , XY. selanjutnya responden diminta mengisi c. Memasukkan ke dalam rumus. angket pada saat itu juga dan setelah d. Membandingkan selesai dikumpulkan, setelah angket dikumpulkan kemudian angket diperiksa hitung dengan pada tabel statistik. e. Mengambil untuk mengetahui ada tidaknya angket keputusan berdasarkan norma keputusan. yang belum terjawab untuk ditanyakan langsung kepada responden. , dan Penelitian ini menggunakan rumus Product Moment, yang dibantu dengan Dalam penelitian ini menggunakan menggunakan progam komputer SPSS 16.0 jenis penelitian kuantitatif dengan teknik for analisis korelasional, yaitu analisis statistik komputer SPSS 16.0 for Windows dengan yang berusaha untuk mencari hubungan pertimbangan agar analisa yang dilakukan atau pengaruh antara dua buah variabel akurat dan tidak terjadi kesalahan dalam atau lebih. Dalam penelitian ini mencari perhitungan. pengaruh 2 variabel yaitu antara pola asuh keputusan maka harus berpedoman sebagai otoriter (variabel X) dan rasa percaya diri berikut: (variabel Y) dengan menggunakan analisis a. Jika nilai rhitung > rtabel taraf signifikan Product Moment. rXY = {N X ( X ) } {N Y ( Y ) } 2 2 (Arikunto, 2010: 213) Keterangan: rxy Penggunaan Dalam progam pengambilan 5%, maka sangat signifikan, berarti Ho N XY ( X )( Y ) 2 Windows. : koefisien korelasi X dan Y ∑XY : jumlah hasil kali X dan Y ∑X : jumlah skor variabel X ∑Y : jumlah skor variabel Y N : jumlah responden Langkah-langkah analisis : Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027 FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling ditolak, dan Ha diterima. 2 b. Jika nilai rhitung < rtabel taraf signifikan 5%, maka sangat tidak signifikan, berarti Ho diterima, dan Ha ditolak. III. HASIL DAN KESIMPULAN A. Hasil 1. Uji Prasyarat Berbagai analisis, seperti pengujian uji persyaratan normalitas, uji homogenitas, dan uji linieritas. Disini simki.unpkediri.ac.id || 8|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri peneliti mengambil uji normalitas dan mempertimbangkan linieritas, yang tersaji sebagai berikut: Kolmogorov-Smirnov, bahwa nilai Sig. a. Uji Normalitas 0,235 > 0,05 artinya data penelitian ini Uji normalitas dilakukan terhadap norma keputusan berdistribusi normal. Hal yang sama hasil pola asuh otoriter dengan percaya diri ditunjukkan pada nilai Asymp.Sig.(2- siswa menggunakan instrumen angket. tailed) data Percaya Diri adalah 0,720. Pengujian normalitas dilakukan untuk Dengan norma keputusan yang sama mengetahui apakah populasi ber distribusi bahwa 0,720 > 0,05 maka data penelitian normal atau tidak. Pada Uji normalitas berdistribusi normal. penelitian ini menggunakan uji normalitas b. Uji Linieritas Kolmogorov-Smirnov. Norma keputusan Yang dimaksud dengan trend linier dalam uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah merupakan model persamaan garis adalah nilai sig. ≥ 0,05 maka data dalam lurus yang terbentuk berdasarkan titik-titik penelitian berdistribusi normal. Sebaliknya diagram pencar dari data selama kurun jika nilai sig. < 0,05 maka data dalam waktu tertentu. Pada model trend ini garis penelitian normal vertikal (tegak) dinyatakan sebagai jumlah Berikut ini hasil uji normalitas Kolmogoov- perkembangan data yang akan dianalisis Smirnov dengan menggunakan SPSS 16.0 (y), dan untuk garis horizontal (mendatar) for Windows. dinyatakan sebagai waktu (x). Adapun Tabel 4.7 Uji Normalitas bentuk umum dari model trend linier ini tidak berdistribusi dinyatakan dengan persamaan : yt = a + bx. Yt : Nilai trend untuk setiap unit x X : unit waktu tertentu a : Intercep (nilai trend y pada saat nilai x = 0) Sumber: output SPSS ver. 16 Pada b : koefisien trend : pertambahan y untuk tabel di atas dapat dilihat hasil uji normalitas dilpada baris terakhir setiap unit waktu tertentu. Supangat, (2007:168) yaitu nilai Asymp. Sig.(2-tailed) data Pola Asuh Otoriter memiliki nilai signifikansi 0,235 sedangkan memiliki data signifikansi Percaya 0,720. Diri Dengan Tabel 4.8 Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027 FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling simki.unpkediri.ac.id || 9|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Uji Liniaritas percayadiri * polaasuhotoriter Between Groups Within Groups Total (Combined) Linearity Deviation from Linearity 2553.917 10460.914 Sum of Squares 7906.997 761.597 7145.401 21 57 Df 36 1 35 121.615 Mean Square 219.639 761.597 204.154 F 1.806 6.262 1.679 Sig. .077 .021 .106 Sumber: output SPSS ver. 16, 2016 Pengujian pada SPSS dengan penelitian ini memiliki hubungan yang menggunakan Test for Linearity dengan linier. taraf 2. Uji Hipotesis signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang Korelasi Pearson Product Moment. linier bila signifikansi (Linearity) kurang Adapun hipotesis yang diajukan adalah dari 0,05. Pada tabel di atas nilai linieritas “ada hubungan Pola Asuh Otoriter dengan 0,106 > 0,05 Jadi, dua variabel dalam Percaya diri siswa SMP Negeri 2 Sendang tahun pelajaran 2016/2017”. Tabel 4.9 Uji Hipotesis Correlations Polaasuh Polaasuh Pearson Correlation Percayadiri 1 .268 Sig. (2-tailed) .015 N Percayadiri * 58 58 * 1 Pearson Correlation .268 Sig. (2-tailed) .015 N 58 58 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: output SPSS ver. 16 Dari hasil penghitungan SPSS 16.0, 0,270> dari rtabel pada taraf sig. 5% yaitu didapat bahwa pola asuh otoriter dan 0,258 maka signifikan. percaya 4. Uji Hipotesis diri menunjukkan signifikan. Diketahui rhitung lebih besar dari rtabel yaitu Berdasarkan analisis data maka sebesar 0,270 > 0,25. dapat diketahui sebesar 0,270 > 0,258 yaitu 3. Interpretasi Data rhitung>rtabel sehingga perhitungan Sedangkan analisis data melalui signifikan, maka hipotesis yang bunyinya perhitungan menggunakan rumus korelasi “ada hubungan pola asuh orangtua otoriter pearson product moment diketahui bahwa terhadap rasa percaya diri siswa SMP angka hasil perhitungan atau rhitung sebesar Negeri 2 Sendang Tulungagung tahun pelajaran 2016/2017” diterima. Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027 FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling simki.unpkediri.ac.id || 11|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri B. Pembahasan 1. Hubungan antara Pola Asuh Orang Hasil pengujian hipotesis dapat Tua Otoriter dengan Rasa Percaya diketahui bahwa terdapat hubungan yang Diri signifikan antara pola asuh otoriter dengan Setelah melakukan skoring percaya diri. Ditunjukan melalui data yang terhadap kedua variabel yaitu pola asuh diolah menggunakan IBM SPSS 16 for dan juga rasa percaya diri siswa, kemudian windows, data peneliti melakukan analisis terhadap kedua penelitian rxy hitung 0,270 > rxy tabel 0,25 skor tersebut. Dalam hal ini peneliti pada taraf signifikan 5% maka terdapat melakukan analisis korelasional product pengaruh yang signifikan, sehingga Ho moment. ditolak dan Ha diterima. Hal ini sesuai tersebut diketahui hasil analisis korelasi rxy dengan pendapat Sujiono (2004: 32) adalah 0,270. menyatakan bahwa kurangnya rasa percaya siswa pada taraf signifikan 0,05 maka diri dipengaruhi pola asuh orang tua. diketahui r-tabel sebesar 0,258. Sehingga Biasanya rxy hitung ≥ r-tabel. Dari hasil tersebut sehingga pola didapatkan asuh yang terlalu Berdasarkan hasil analisis Dengan N sebanyak 58 mengekang anak dan tidak membiarkan disimpulkan bahwa anak berkreasi atau berusaha dengan ditolak. Sesuai dengan hipotesa di awal kemampuannya sendiri akan membuat bahwa “terdapat hubungan antara pola anak selalu menggantungkan pada orang asuh otoriter dengan rasa percaya diri lain dan kurang percaya akan kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sendang dirinya sendiri. Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran Dari hasil penelitian diketahui bahwa siswa kelas VIII pola asuh otoriter diterima dan 2016/2017”. C. Simpulan 74% yang dapat dikatakan sangat tinggi Berdasarkan penelitian yang telah dan tinggi, sedangkan percaya diri siswa dilaksanakan oleh peneliti di SMP Negeri sebesar 51% yang dapat dikatakan sangat 2 rendah dan rendah. Dari hasil penelitian Desember 2016 sampai Januari 2017. pola asuh otoriter yang tinggi maka tingkat Dapat diketahui hasil analisis angket pola percaya diri rendah. Karena rasa percaya asuh otoriter dan percaya diri menunjukan diri siswa dipengaruhi pola asuh otoriter nilai korelasi sebesar 0,270 . Selanjutnya orang tua. dapat diperoleh dengan jumlah respoden Sendang 58 = 0,258, 0,258. Karena Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027 FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling dilakukan sekitar bulan hitung 0,270 dan tabel hitung 0,270 > tabel simki.unpkediri.ac.id || 11|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri 0,258 pada taraf signifikan 5%, maka terdapat hubungan yang signifikan, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa pola asuh otoriter dengan percaya diri kelas VIII SMP Negeri 2 Sendang Tahun Ajaran 2016/2017 terdapat hubungan yang Dari serangkaian ini pada kegiatan akhirnya dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh otoriter dengan rasa percaya diri anak. Dalam arti semakin tinggi pola asuh otoriter yang diterapkan orang tua semakin rendah rasa percaya diri yang dimiliki siswa. IV. Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Hurlock, Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Masa. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. Mastuti, Indari. 2008. 50 Kiat Percaya Diri. Jakarta: Hi-Fest Publising. signifikan. penelitian Praktik. (Edisi. Revisi). Jakarta : Rineka Cipta. DAFTAR PUSTAKA Aisyah. 2010. Pengaruh Pola Asuh Orang tua terhadap Tingkat Agresivitas Anak. (Online), Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010: 17. Tersedia di : http://ftunm.net/medtek/Jurnal_Medtek_V ol.2_No.1_April_2010/ARTIKEL %20IBU%20ICHA%20PKK.pdf. Diakses tanggal 30 Desember 2016. Angelis. 2003. Pengertian Percaya Diri. (Online). Tersedia di: http://miklotof.wordpress.com/201 0/06/23/pengertianpercayadiri/. Diakses tanggal 13 November 2016. Muhadi, Yunanto. 2016. Sudah Benarkah Cara Kita Mendidik Anak?. Yogyakarta: Diva Press (Anggota IKAPI). Natuna, Daeng Ayub. 2007. (Online). Tersedia: https://aindah.wordpress. com/2010/07/03/pola-asuh-orangtua/. Diakses tanggal 1 Desember 2016. Stewart dan Koch (1983:203). (Online). Tersedia: http://www.definisipengertian. com/2015/05/definisidan-pengertian-pola-asuh.html. Diakses tanggal 1 Desember 2016. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta. Supangat, Andi. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Anonim. http://jajaka.aja.blogspot.co.id/2013 /07/uji-persyaratan-data.html?m=1. Diakses tanggal 15 November 2016. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Ida Angguntiani| 12.1.01.01.0027 FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling simki.unpkediri.ac.id || 12||