Uploaded by User22948

digital 20351054-TA-M Nurridwan

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
REKONSILIASI FISKAL PAJAK PENGHASILAN BADAN
PT. ENERGY MANAGEMENT INDONESIA (PERSERO)
LAPORAN MAGANG
M NURRIDWAN
0706290493
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2013
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
REKONSILIASI FISKAL PAJAK PENGHASILAN BADAN
PT. ENERGY MANAGEMENT INDONESIA (PERSERO)
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S1
M NURRIDWAN
0706290493
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2013
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
HALAMAN
PERNY AT AAN ORISINALITAS
Laporan Magang ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Muhammad
NPM
: 0706290493
Nurridwan
: METERAI ~
Tanda Tangan
:
2;?iM~;L ~
~~~BF022733195
/~~@jb=~ "'''''-----':'''.-...:,-..r_ -_~_-.""-'"\.,;'"'_'"'_'"'_ -_-~~
Tanggal
: 22 Juli 2013
II
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji dan syukur Penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
dan karunia-Nya dapat
menyelesaikan
Laporan Magang dengan
judul
“Rekonsiliasi Fiskal Pajak Penghasilan Badan PT Energy Management Indonesia
(Persero)”. Laporan Magang ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi Program Studi Strata I di Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia.
Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya
kepada Ayahanda Ir. H. Indra Prasetyo MBA dan Ibunda Ir. Hj. Henny Soewasti
tersayang yang telah membimbing dengan penuh cinta dan kasih sayang,
memelihara dan memerhatikan Penulis sejak kecil serta selalu mencukupi segala
keperluan baik secara moril maupun materil. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada kakak-kakak dan adik-adik tersayang Kartika Nirmala S.Psi, M.Psi.
Msi, Aryo Wibowo S.T., M.T., dr. Paramita Fitrianingrum, Annisa Galuh
Rahmawati, dan Alya Rizkina atas semangatnya sehingga laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan magang ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu Penulis dengan rendah hati bersedia menerima saran dan
kritik yang sifatnya menambah kesempurnaan laporan magang ini sehingga
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan kepada semua pihak.
Dalam menyusun laporan ini Penulis banyak memperoleh bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Ibu Debby Fitriasari, SE., MSM. selaku Dosen Pembimbing,
2.
Ibu Netty Supriya Darsani S.E. selaku Pembimbing di PT EMI
3.
Manajemen dan seluruh staf PT EMI yang bersedia meluangkan waktu
kepada Penulis dalam memberikan data yang Penulis butuhkan.
iv
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
4.
Buat seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan do’anya
kepada Penulis.
5.
Buat semua sahabat-sahabat FEUI yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Tanpa kalian semua sunyi rasanya di kampus ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan Magang ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pihak.
Depok, Juli 2013
Muhammad Nurridwan
v
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
HALA~PERNYATAANPERSETUJUANPUBLnKASlTUGAS
AKIDR UNTUK KEPENTUNGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik
Universitas
Indonesia,
saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama
: Muhammad Nurridwan
NPM
: 0706290493
Program Studi: Akuntansi
Departemen
: Akuntansi
FakuJtas
: Ekonomi
Jenis karya
: Laporan Magang
Demi pengembangan
ilmu pengetahuan,
menyetujui
untuk memberikan
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif
kepada
(non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilm iah saya yang berjudul:
Rekonsiliasi
Fiskal Pajak Penghasilan
Badan PT Energy Management
Indonesia
(Persero)
beserta
perangkat
Noneksklusif
yang
uu
ada (jika diperlukan).
Universitas
mengalihmediaJfonnatkan,
mengelola
merawat, dan memublikasikan
saya sebagai penulis/pencipta
Dengan
Indonesia
Hak Bebas
berhak
dalam bentuk pangkalan
menyimpan,
data (database),
tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenamya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 22 Juli 2013
Yang menyatakan
(Muhammad Nurridwan)
vi
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
Royalti
nama
ABSTRAK
Nama
: Muhammad Nurridwan
Program Studi : Akuntansi
Judul
: Rekonsiliasi Fiskal Pajak Penghasilan Badan PT Energy
Management Indonesia (Persero)
Laporan magang ini membahas mengenai analisis rekonsiliasi fiskal PPh Badan PT
Energy Management Indonesia untuk tahun pajak 2010. Hasil analisis menemukan
beberapa koreksi fiskal yang kurang tepat diterapkan oleh perusahaan untuk akunakun Biaya Welfare, Biaya Meals & Drink, Biaya Komunikasi, Biaya Operasional
Kendaraan, Biaya Pemeliharaan Kendaraan, dan Biaya Penyusutan.
Kata kunci:
Koreksi fiskal, pajak penghasilan badan, rekonsiliasi fiskal.
vii
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name
: Muhammad Nurridwan
Study Program
: Akuntansi
Title
: Income Tax Fiscal Reconciliation of PT Energy Management
Indonesia (Persero)
This internship report discusses the analysis of corporate income tax reconciliation
PT Energy Management Indonesia for fiscal year 2010. The result of the internship
program is that there was some lack of proper fiscal correction applied by the
company to the accounts of Welfare Expenses, Meals & Drink, Communication
Expenses, Vehicle Operating Expenses, Vehicle Maintenance Expenses, and
Depreciation Expenses.
Keywords:
Fiscal correction, fiscal reconciliation, income tax.
viii
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS……………………………….. ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………... iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………… iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTUNGAN AKADEMIS……………………………………… vi
ABSTRAK……………………………………………………………………… vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xiii
1.
PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang Program Magang……………………………………... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Program Magang………………………………… 1
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang……………………………... 3
1.4 Kegiatan Magang……………………………………………………… 3
1.5 Ruang Lingkup Laporan Magang……………………………………... 3
1.6 Sistematika Penulisan………………………………………………….. 4
2.
LANDASAN TEORI………………………………………………………. 5
2.1 Pengertian & Ciri-Ciri Pajak…………………………………………... 5
2.2 Fungsi Pajak…………………………………………………………… 6
2.3 Sistem Pemungutan Pajak……………………………………………... 7
2.4 Pajak Penghasilan……………………………………………………… 7
2.4.1 Pengertian Pajak Penghasilan…………………………………… 8
2.4.2 Subjek Pajak Penghasilan……………………………………….. 8
2.4.3 Objek Pajak Penghasilan………………………………………... 9
2.4.4 Pengeluaran yang Dapat & Tidak Dapat Dibebankan Sebagai
Biaya…………………………………………………………….. 11
2.5 Rekonsiliasi Fiskal…………………………………………………….. 12
2.5.1 Koreksi Fiskal…………………………………………………… 13
ix
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
2.5.2 Perbedaan Tetap dan Perbedaan Waktu………………………….14
3.
PROFIL PT ENERGY MANAGEMENT INDONESIA (PERSERO)…… 15
3.1 Profil Umum Perusahaan……………………………………………… 15
3.2 Jasa-Jasa PT Energy Management Indonesia (Persero)………………. 16
3.3 Pajak Penghasilan Badan PT Energy Management Indonesia………... 19
4.
PEMBAHASAN…………………………………………………………… 21
4.1 Rekonsiliasi Fiskal Berdasarkan PT Energy Management Indonesia Tahun
2010……………………………………………………………..
21
4.2 Analisis Rekonsiliasi Fiskal PT. Energy Management Indonesia Tahun
2010……………………………………………………………………. 22
5.
KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………….. 33
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………..33
5.2 Saran…………………………………………………………………… 34
DAFTAR REFERENSI…………………………………………………………. 35
x
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar Struktur Organisasi PT EMI…………………………………………… 16
xi
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rekonsiliasi Fiskal PT. Energy Management Indonesia Tahun
2010…………………………………………………………………...23
Tabel 4.2 Masa Penyusutan Harta Berwujud PT EMI.......................................... 32
xii
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
LAPORAN LABA RUGI PT ENERGY MANAGEMENT INDONESIA
(PERSERO) TAHUN 2010…………………………………………………….. 36
xiii
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Program Magang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang sehingga masih banyak
masalah yang dapat diperbaiki agar menjadi negara maju. Selain itu ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
terus
berkembang
dengan
kecepatan
yang
eksponensial. Untuk memajukan negeri ini, dibutuhkan sumber daya manusia
yang berkualitas dengan kompetensi yang tinggi serta memiliki cara berpikir yang
dapat mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini.
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Indonesia
menyediakan
sarana
bagi
mahasiswanya untuk melaksanakan program magang di instansi pemerintah
maupun instansi swasta. Dalam program magang ini, mahasiswa diberikan tugas
dan tanggung jawab yang bertujuan untuk memperkenalkan dunia kerja kepada
mahasiswa sehingga mereka dapat lebih mudah beradaptasi. Selain itu, mahasiswa
juga dapat melihat, mengamati, dan menganalisis kondisi perusahaan tempat
pelaksanaan magang, serta dapat menerapkan ilmu dan teori yang dipelajari di
perguruan tinggi.
1.2 Tujuan dan Manfaat Program Magang
Tujuan dari program magang ini adalah:
1.
Meningkatkan
motivasi
berkerja
dan/atau
berwirausaha
dikalangan
mahasiswa.
2.
Membangun mental dalam kerja nyata, antara lain kepercayaan diri,
kreatifitas, inovatif, inisiatif, dan cara menyelesaikan masalah.
3.
Meningkatkan dan memperluas pemahaman mahasiswa terhadap dunia kerja.
4.
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berbaur dengan suasana dunia
kerja.
1
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
2
Manfaat dari program magang adalah:
1.
Bagi Mahasiswa
a.
Kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar menerapkan teori-teori yang
dipelajari di program pendidikan dalam berbagai kasus riil.
b.
Mahasiswa dapat belajar untuk lebih profesional dalam mengerjakan
setiap pekerjaan.
c.
Menambah wawasan setiap mahasiswa mengenai dunia industri.
d.
Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian dibidang
perpajakan, khususnya rekonsiliasi fiskal.
e.
Sebagai bekal untuk menghadapi persaingan dalam dunia kerja dan
menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri
dalam lingkungan kerjan di masa mendatang.
2.
Bagi Universitas
a.
Terjalinnya kerja sama “bilateral” antara Universitas dengan perusahaan.
b.
Universitas akan dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui
pengalaman kerja magang.
3.
Bagi Perusahaan
a.
Dapat melaksanakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan
atau lembaga kepada masyarakat.
b.
Adanya
kerjasama
antara
dunia
pendidikan
dengan
dunia
industri/perusahaan sehingga perusahaan tersebut dikenal oleh kalangan
akademis.
c.
Adanya kritikan-kritikan yang membangun dari mahasiswa yang
melakukan magang.
d.
Perusahaan akan mendapat bantuan tenaga dari mahasiswa yang
melakukan magang.
e.
Sebagai sarana peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya
manusia, terutama calon tenaga kerja sehingga memudahkan dalam
proses pencarian tenaga kerja profesional.
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
3
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
Program magang ini dilaksanakan di PT Energy Management Indonesia
(Persero) atau disingkat PT EMI. Penulis ditempatkan di divisi keuangan. Divisi
keuangan mengurus semua hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan
seperti akuntansi, perpajakan, dan hal keuangan lainnya.
Penulis melaksanakan program magang ini selama tiga bulan yaitu di mulai
dari tanggal 10 September 2012 sampai tanggal 21 Desember 2012. Adapun jam
kerja selama magang mengikuti jam kerja di PT EMI, yaitu Senin – Jum’at di
mulai dari jam 09.00 sampai dengan 17.00 WIB.
1.4 Kegiatan Magang
Selama pelaksanaan aktivitas magang berlangsung, kegiatan-kegiatan yang
dilakukan Penulis adalah sebagai berikut:
1.
Rekonsiliasi fiskal

Penulis mendapat tugas untuk melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap
laporan laba rugi PT EMI tahun 2010.

Tugas ini dilakukan dengan alasan sebagai berikut:
-
Pada saat itu sedang ada pemeriksaan pajak tahun 2010 di PT EMI
oleh Kantor Pajak.
-
Dengan melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan laba rugi PT
EMI tahun 2010, penulis mendapat kesempatan secara langsung
melakukan pekerjaan terkait dengan pemeriksaan pajak.
2.
Ekualisasi pajak
Penulis melakukan ekualisasi DPP PPN dengan penghasilan SPT badan tahun
2011.
1.5 Ruang Lingkup Laporan Magang
Ruang lingkup penulisan dalam laporan magang ini adalah mengenai analisis
akun-akun yang dilakukan koreksi fiskal oleh PT EMI pada tahun 2010. Penulis
tidak menganalisis akun-akun yang tidak dikoreksi oleh PT EMI.
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
4
1.6 Sistematika Penulisan
Laporan magang ini dibagi atas 5 bagian (bab) dan lampiran sebagai
pendukung laporan dengan rincian sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan
Bab 1 atau Pendahuluan membahas tentang latar belakang pelaksanaan
program magang,tujuan dan manfaat magang, tempat dan waktu pelaksanaan
magang, kegiatan magang, ruang lingkup laporan magang serta sistematika
yang digunakan di dalam penulisan laporan magang ini.

Bab 2 Landasan Teori
Bab 2 membahas teori-teori yang dijadikan dasar dalam penulisan laporan
magang, yaitu pajak, pajak penghasilan, dan rekonsiliasi fiskal.

Bab 3 Profil PT. Energy Management Indonesia (Persero)
Bab 3 menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan yang menjadi
sumber data dalam penulisan laporan magang, jasa-jasa yang ditawarkan
perusahaan dan informasi lainnya.

Bab 4 Pembahasan
Bab 4 menjelaskan tentang kegiatan Penulis dalam melaksanakan rekonsiliasi
fiskal di perusahaan dan masalah-masalah yang terjadi dalam pelaksanaan
rekonsiliasi pajak.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab 5 berisi tentang kesimpulan dari proses rekonsiliasi yang dilakukan oleh
Penulis dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian & Ciri-Ciri Pajak
Terdapat berbagai macam pengertian atau definisi mengenai pajak menurut para
ahli, beberapa diantaranya adalah:
1.
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani:
“Pajak adalah iuran masrayakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayararnya menurut peraturan-peraturan umum
(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat
ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubung tugas-tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”
(2003, p. 4).
2.
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH.:
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal yang
langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum” (2008, p. 1).
3.
Menurut Waluyo dan Wirawan B. Ilyas:
“Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi
barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”
(2003, p. 5).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pajak adalah:
1.
Pajak adalah iuran wajib yang harus dibayar oleh rakyat untuk mengisi kas
negara.
2.
Pajak
dipungut
berdasarkan
kekuatan
undang-undang
serta
aturan
pelaksanaannya sehingga dapat dipaksakan.
3.
Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan kontraprestasi secara
langsung yang diberikan pemerintah.
5
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
6
4.
Pajak digunakan sebagai pengeluaran yang bermanfaat untuk mencapai
kesejahteraan umum.
2.2 Fungsi Pajak
Menurut Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton (2007, p. 10 ), terdapat empat fungsi
pajak, yaitu:
1.
Fungsi Anggaran (Budgetair)
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara
dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat
diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini, pajak digunakan untuk
pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan
lain
sebagainya.
Untuk
dari tabungan pemerintah,
pembiayaan
yakni
pembangunan, uang dikeluarkan
penerimaan
dalam
negeri
dikurangi
pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah dari tahun ke tahun harus
ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin
meningkat, terutama diharapkan dari sektor pajak.
2.
Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak.
Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam
negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan
pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah
menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.
3.
Fungsi Stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan
yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan.
Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di
masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
7
4.
Fungsi Redistribusi Pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai
semua kepentingan umum, termasuk membiayai pembangunan sehingga dapat
membuka kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
2.3 Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2011, p. 7), terdapat tiga sistem pemungutan pajak, yaitu:
1.
Official Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah
(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.
2.
Self Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung
jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar,
dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.
3.
Withholding System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk
memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
2.4 Pajak Penghasilan
Menurut Mohammad Zain (2007, p. 137), Undang-Undang Pajak Penghasilan
Indonesia menganut prinsip perpajakan atas penghasilan dalam pengertian yang
luas, yaitu pajak dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak dari manapun asalnya yang dapat
dipergunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak
tersebut. Pengertian penghasilan dalam Undang-undang Pajak Penghasilan
Indonesia tidak memperhatikan adanya penghasilan dari sumber tertentu, tetapi
pada adanya tambahan kemampuan ekonomis. Tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak merupakan ukuran terbaik mengenai
kemampuan Wajib Pajak tersebut untuk ikut bersama-sama memikul biaya yang
diperlukan pemerintah untuk kegiatan rutin dan pembangunan.
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
8
2.4.1 Pengertian Pajak Penghasilan
Menurut Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan, penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan
dalam bentuk apapun.
2.4.2 Subjek Pajak Penghasilan
Menurut Pasal 2 UU No. 36 tahun 2008, subjek pajak penghasilan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1.
Subjek Pajak Dalam Negeri
a.
Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang
berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau
orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan
memunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
2.
b.
Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.
c.
Warisan yang belum terbagi dalam kesatuan, menggantikan yang berhak.
Subjek Pajak Luar Negeri
a.
Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di
Indonesia tidak melebihi 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan.
b.
Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia
yang:

Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha
tetap di Indonesia.

Menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha
tetap di Indonesia.
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
9
2.4.3 Objek Pajak Penghasilan
Menurut Pasal 4 Ayat (1) UU No. 36 Tahun 2008, yang menjadi objek pajak
penghasilan adalah:
1.
Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
atau diperoleh.
2.
Hadiah dari undian, pekerjaan, kegiatan, dan penghargaan.
3.
Laba usaha.
4.
Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta.
5.
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya
dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.
6.
Bunga termasuk premium, diskonto, imbalan karena jaminan pengembalian
utang.
7.
Deviden dengan nama dan dalam bentuk apapun.
8.
Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.
9.
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
11. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
12. Keuntungan selisih kurs mata uang asing.
13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
14. Premi asuransi.
15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri
dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan
pajak.
17. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.
18. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur
mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
19. Surplus Bank Indonesia.
Menurut Pasal 4 Ayat (2) UU No. 36 Tahun 2008, objek pajak penghasilan yang
dapat dikenai pajak bersifat final adalah:
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
10
1.
Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan
surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi orang pribadi.
2.
Penghasilan berupa hadiah undian.
3.
Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh
perusahaan modal ventura.
4.
Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan,
usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau
bangunan.
5.
Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah.
Menurut Pasal 4 Ayat (3) UU No. 36 Tahun 2008, yang dikecualikan dari objek
pajak penghasilan adalah:
1.
Bantuan atau sumbangan.
2.
Zakat.
3.
Harta hibah.
4.
Warisan.
5.
Setoran tunai sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan
modal.
6.
Pemberian natura atau kenikmatan.
7.
Klaim asuransi.
8.
Dividen tertentu.
9.
Iuran dana pensiun.
10. Penghasilan dana pensiun.
11. Pembagian laba peseroan komanditer yang tidak terbagi atas saham.
12. Penghasilan modal ventura.
13. Beasiswa.
14. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial kepada Wajib Pajak tertentu.
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
11
2.4.4 Pengeluaran yang Dapat & Tidak Dapat Dibebankan Sebagai Biaya
Biaya adalah pengeluaran yang mempunyai hubungan langsung dengan usaha
atau kegiatan usaha dalam rangka untuk memperoleh, mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan. Di bawah ini adalah klasifikasi pengeluaran yang dapat
atau tidak dapat dibebankan sebagai biaya:
1.
Deductible Expenses
Menurut Pasal 6 UU No. 36 Tahun 2008, besarnya Penghasilan Kena Pajak
bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan
penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan, termasuk:
a.
Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
usaha.
b.
Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan
amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain
yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
c.
Iuran kepada dana pensiun.
d.
Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan
digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan.
e.
Kerugian selisih kurs mata uang asing.
f.
Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di
Indonesia.
g.
Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan.
h.
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih.
i.
Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional.
j.
Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan
di Indonesia.
k.
Biaya pembangunan infrastruktur sosial.
l.
Sumbangan fasilitas pendidikan.
m. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga.
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
12
2.
Non Deductible Expenses
Biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dapat berupa biaya yang bukan
merupakan pengurang penghasilan kena pajak. Adapun biaya-biaya tersebut
diatur pada Pasal 9 Undang-Undang PPh, antara lain:
a.
Pembagian laba dalam bentuk apapun.
b.
Biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham,
sekutu/anggota.
c.
Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali untuk bank, leasing
dengan hak opsi, usaha pertambangan, dan asuransi.
d.
Premi asuransi yang dibayar oleh Wajib Pajak Orang Pribadi, kecuali
dibayar pemberi kerja.
e.
Pemberian dalam bentuk natura.
f.
Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pihak yang
punya hubungan istimewa sehubungan dengan pekerjaan.
g.
Harta yang dihibahkan, bantuan/sumbangan dan warisan.
h.
Pajak penghasilan.
i.
Biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pribadi yang menjadi
tanggungannya.
j.
Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan firma dan CV yang
modalnya tidak terbagi atas saham.
k.
Sanksi administrasi berupa bunga, denda di bidang perpajakan.
2.5 Rekonsiliasi Fiskal
Menurut Siti Resmi (2008, p. 339), rekonsiliasi fiskal adalah proses
penyesuaian atas laba komersial yang berbeda dengan ketentuan fiskal untuk
menghasilkan penghasilan neto/laba yang sesuai dengan ketentuan pajak.
Perbedaan-pebedaan antara akuntansi dengan fiskal tersebut dapat dikelompokkan
menjadi beda tetap (permanent differences) dan beda waktu (timing differences).
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
13
2.5.1
Koreksi Fiskal Positif dan Negatif
Perbedaan antara laba secara komersial dengan penghasilan kena pajak
adalah dilakukannya koreksi fiskal terhadap laba secara komersial. Koreksi fiskal
meliputi pengakuan pendapatan dan biaya yang dapat berupa koreksi positif dan
koreksi negatif.
1.
Koreksi Fiskal Positif
Koreksi fiskal positif adalah koreksi/penyesuaian yang akan mengakibatkan
meningkatnya laba kena pajak yang pada akhirnya akan membuat PPh badan
terutang juga akan meningkat.
Koreksi fiskal positif diantaranya:
a.
Biaya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan usaha perusahaan
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara pendapatan.
b.
Biaya yang tidak diperkenankan sebagai pengurang penghasilan kena
pajak.
c.
Biaya yang diakui lebih kecil, seperti penyusutan, amortisasi, dan biaya
yang ditangguhkan menurut wajib pajak lebih tinggi.
2.
d.
Biaya yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek pajak.
e.
Biaya yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh Final.
Koreksi Fiskal Negatif
Koreksi fiskal negatif adalah koreksi/penyesuaian yang akan mengakibatkan
menurunnya laba kena pajak yang membuat PPh badan terutang juga akan
menurun.
Koreksi fiskal negatif diantaranya :
a.
Biaya yang diakui lebih besar, seperti penyusutan menurut wajib pajak
lebih rendah, selisih amortisasi, dan biaya yang ditangguhkan
pengakuannya.
b.
Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek
pajak.
c.
Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh
Final.
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
14
2.5.2 Perbedaan Tetap dan Perbedaan Waktu
Ada banyak faktor yang menyebabkan timbulnya perbedaan antara pajak
penghasilan menurut ketentuan pajak dan pajak penghasilan yang dihitung
berdasarkan laba akuntansi. Faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan atau
selisih tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu perbedaan tetap
dan perbedaan waktu.
1.
Perbedaan Tetap (permanent differences)
Perbedaan tetap adalah perbedaan antara laba akuntansi dengan laba pajak
yang disebabkan oleh perbedaan konsep atau cara pengukuran pendapatan dan
biaya. Perbedaan ini bersifat tetap artinya sekali pajak tidak memperkenankan
suatu biaya atau biaya, maka selamanya biaya atau pendapatan tersebut harus
dikeluarkan dari penghitungan pajak.
b.
Perbedaan Waktu (Timing Differences)
Perbedaan waktu adalah perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal
yang disebabkan oleh perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban.
Selisih jumlah pendapatan atau laba kena pajak yang disebabkan oleh
perbedaan waktu ini terjadi apabila terdapat item-item dari pendapatan dan
biaya yang diperhitungkan dalam penentuan luas akuntansi untuk suatu periode,
tetapi diperhitungkan dalam penentuan pendapatan atas laba kena pajak untuk
periode yang berlainan. Perbedaan waktu yang terjadi pada suatu periode akan
dikompensasikan dalam satu atau lebih periode berikutnya.
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
BAB III
PROFIL PT ENERGY MANAGEMENT INDONESIA (PERSERO)
3.1 Profil Umum Perusahaan
PT EMI yang dulunya dikenal sebagai PT Koneba dan didirikan pada tahun
1987 adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang
konservasi dan manajemen energi. Dari tahun ke tahun PT EMI banyak
membantu pihak pemerintah, BUMN dan swasta dalam kegiatan konservasi,
manajemen dan diversifikasi energi. Pelaksanaan kegiatan usaha dilakukan oleh
tenaga-tenaga terlatih yang profesional serta didukung peralatan-peralatan yang
memadai sesuai kebutuhan.
Akumulasi pengalaman PT EMI di berbagai sektor di masyarakat dan
industri banyak memberikan nilai tambah dalam implementasi tugas-tugas
konservasi, manajemen dan diversifikasi energi.
PT EMI memiliki visi dan misi sebagai berikut.
1.
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan yang berdaya saing internasional dan memuaskan para
pelanggan serta melaksanakan kegiatan-kegiatan yang memberikan dampak
positif kepada para stakeholder.
2.
Misi Perusahaan
Memberikan produk dan jasa yang berkaitan dengan pemanfaatan dan
pengelolaan energi dalam bidang konsultasi, inspeksi/audit/pengujian dan
konstruksi yang senantiasa memperhatikan kelestarian lingkungan.
Struktur organisasi PT EMI dapat dilihat pada gambar berikut.
15
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
16
Direktur
Satuan
Pengawasan
Internal
Sekretariat
Perusahaan
Pemeriksa &
Penilai Sistem
Pengendalian
Monitoring,
Humas &
SMM
Legal
Sekretasis
Divisi
Pemasaran
Divisi Operasi
Divisi
Keuangan
Divisi
Personalia &
Umum
Divisi
Akuntansi
Hubungan
Pelanggan
Dukungan
Teknis 1
Verifikasi &
Penerimaan
Perencanaan &
Pengendalian
Anggaran
Personalia
Administrasi
Dukungan
Teknis 2
Penerimaan &
Pajak
Akuntansi
Umum
Umum
Administrasi
Kasir
Gambar Struktur Organisasi PT EMI
Sumber: PT Energy Management Indonesia (Persero)
3.2 Jasa-Jasa PT Energy Management Indonesia (Persero)
Jasa-jasa yang disediakan oleh PT EMI meliputi:
1.
Konsultansi Energi
Jasa Konsultansi Energi diberikan kepada perusahaan yang merencanakan
menggunakan energi yang tepat guna. Konsultansi yang diberikan meliputi:
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
17
a.
Benchmarking penggunaan energi untuk industri tertentu.
b.
Melakukan kajian teknis dan memberikan rekomendasi penggunaan
peralatan yang menggunakan energi
c.
Menerapkan Sistem Manajemen Energi
d.
Asistensi dan supervisi pemilihan energi yang diperlukan oleh suatu
industri.
Dalam melaksanakan pekerjaan ini PT EMI ditunjang oleh database dan
personil yang handal dibidangnya sehingga dapat menjalankan pekerjaan
dengan baik.
2.
Sistem Manajemen Energi
Sistem
Manajemen
Energi
merupakan
peluang
baru
yang sedang
dikembangkan PT EMI. Dasar dari penyediaan Sistem Manajemen Energi
adalah sebagai berikut:
a.
Keputusan Menteri ESDM mewajibkan Instansi Pemerintah dan BUMN
yang menggunakan energi di atas 6000 Ton equivalen BBM wajib
menerapkan Sistem Manajemen Energi.
b.
Instansi
Pemerintah
dan
BUMN
wajib
membuat
perencanaan
penggunaan energinya.
Manajemen Energi adalah kegiatan pengelolaan energi meliputi pemantauan,
pencatatan, pengukuran, akuntansi, penetapan target dan rekomendasi tindak
lanjut. Manajemen energi yang pernah dilakukan antara lain:

Penyusunan Sistem Manajemen Energi di PT Krakatau Steel.

Penyusunan Sistem Manajemen Energi di Caltex Pacific Indonesia District Minas.

Penyusunan Sistem Manajemen Energi di Pertamina Daerah Operasi
Hulu Prabumulih.
3.
Pemeriksaan dan Pelaksanaan Teknis
Mengidentifikasikan potensi dan peluang, pengambilan data, serta kepastian
operasi pada peralatan-peralatan pengguna energi melalui kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
18
a.
Audit Energi
Audit energi dilakukan untuk memotret tingkat efisiensi dari peralatanperalatan yang menggunakan energi. Dari hasil audit energi, perusahaan
dapat merencanakan sistem energi yang lebih efisien. Audit energi telah
dilakukan di beberapa instansi pemerintah dan perusahaan swasta, antara
lain Kantor ESDM, Kantor Pertamina Pusat, Conoco Phillips, PGN, dan
Angkasa Pura.
b.
Survey Energi
Survey penggunaan energi diperlukan oleh pengambil keputusan untuk
membuat perencanaan energi baik jangka panjang, jangka menengah
maupun jangka pendek.
4.
Pelatihan
Menyadari akan kebutuhan SDM untuk Konservasi Energi dan Efisiensi
Energi yang sangat diperlukan Industri, PT EMI menyediakan jasa pelatihan
baik untuk publik maupun inhouse. Topik pelatihan terkait dengan
Konservasi dan Efisiensi Energi, baik yang bersertifikat maupun tidak.
Secara umum, topik pelatihan yang disediakan meliputi:
a.
Awareness tentang pentingnya Konservasi dan Efisiensi Energi di suatu
industri dalam rangka meningkatkan daya saingnya.
b.
Sistem
Manajemen
Energi
yang
dapat
diterapkan
di
suatu
Perusahaan/Industri dalam rangka penggunaan energi yang optimum.
c.
Audit Energi, yang perlu dilakukan oleh internal perusahaan sehingga
energi yang digunakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat.
d.
Benchmarking
penggunaan
energi
yang
bisa
digunakan
oleh
perusahaan/industri sebagai referensi dalam merencanakan penggunaan
energinya.
5.
Perekayasaan & Konstruksi dan Diversifikasi
Penerapan teknologi yang tepat, guna mencapi target maksimal efisiensi
energi dibutuhkan dalam implementasi penghematan energy. PT EMI juga
bekerja sama dengan berbagai perusahaan yang paling kompeten di bidang
manufaktur peralatan hemat energi dan diversifikasi energi agar dapat
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
19
memberikan solusi terbaik bagi pelanggan. Proyek-proyek ini telah
memberikan kontribusi positif kepada berbagai pihak.
Engineering Works adalah kegiatan perekayasaan atas penerapan peluangpeluang penghematan energi.
6.
Perdagangan
Sejalan dengan kebutuhan industri akan peralatan yang diperlukan dalam
rangka efisiensi energi, PT EMI memberikan solusi dengan menyediakan
layanan di bidang pengadaan peralatan efisiensi energi. Peralatan yang
disediakan meliputi:
7.
a.
Sistem kontrol untuk gedung, lampu-lampu jalan, dan lain-lain
b.
Peralatan bertenaga solar, seperti pompa, reverse osmosis, pengering, dll
c.
Sistem konversi LPG pada kendaraan
d.
Turbin bertenaga angin
e.
Pendingin ramah lingkungan
ESCO (Energy Services Company)
ESCO merupakan solusi khusus dalam penerapan efisiensi dan konservasi
energi. Jasa ini baru berkembang di dunia. Untuk jasa ini, PT EMI
menyediakan layanan melalui penerapan efisiensi seperti: retrofitting,
penggantian peralatan utama, dan penyediaan co-generation.
3.3 Pajak Penghasilan Badan PT. Energy Management Indonesia (Persero)
Tahun Pajak 2010
Pada tahun 2012, kantor Pajak memeriksa laporan keuangan PT EMI tahun
2010. Pemeriksaan ini terkait dengan pengajuan Restitusi Pajak Penghasilan
Badan yang diajukan oleh PT EMI karena adanya kelebihan bayar pajak
penghasilan pada tahun 2010. Walaupun pada tahun 2010 mengalami keuntungan,
PT EMI tetap dapat mengajukan restitusi pajak mengingat:
-
Rugi pajak yang dapat dikompensasikan pada tahun 2010 sebesar
Rp7.249.914.468,-
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
20
-
Adanya Pajak dibayar dimuka dengan total Rp1.108.410.233,- yang terdiri
dari:

PPh Pasal 22 Rp7.710.000,-

PPh Pasal 23 Rp516.816.718,-

PPh Pasal 25 Rp234.334.068,-

PPN masukan Rp349.549.447,-
Penghitungan PPh terutang PT EMI tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Penghasilan Neto Setelah Rekonsiliasi Fiskal
Kompensasi Kerugian
Penghasilan Kena Pajak
PPh Terutang
Kredit pajak
- PPh Pasal 22
- PPh Pasal 23
- PPh Pasal 25
- PPN Masukan
Jumlah Kredit Pajak
PPh Lebih Bayar
2,392,968,625
7,249,914,468
NIHIL
7,710,000
516,816,718
234,334,068
349,549,447
1,108,410,233
1,108,410,233
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Rekonsiliasi Fiskal PT. Energy Management Indonesia Tahun 2010
Saat melaksanakan program magang di PT EMI, penulis diberikan tugas untuk
memeriksa rekonsiliasi fiskal perusahaan tahun 2010. Rekonsiliasi fiskal
berdasarkan PT. Energy Management Indonesia untuk tahun 2010 dapat dilihat
pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Rekonsiliasi Fiskal PT. Energy Management Indonesia Tahun 2010
Laba/(Rugi) sebelum pajak penghasilan
888,822,979
Koreksi fiskal
Perbedaan Tetap
1.a. Biaya Gaji (Biaya Langsung)
105,117,286
1.b. Biaya Gaji (Biaya Tidak Langsung)
218,655,352
2.a. Biaya Medical (Biaya Langsung)
34,534,273
2.b. Biaya Medical (Biaya Tidak Langsung)
50,016,435
3.a. Welfare (Biaya Langsung)
29,000,000
40,030,000
3.b. Welfare (Biaya Tidak Langsung)
4. Meals & Drink
42,200,713
5. Biaya Travelling
38,891,596
6. Biaya Marketing
74,450,740
7. Biaya Rapat
4,013,206
8. Biaya Komunikasi
85,304,728
9. Biaya Operasional Kendaraan
183,205,627
10. Biaya Pemeliharaan Kendaraan
16,774,535
19,148,933
11. Denda Pajak
12. Pendapatan Bunga
(15,423,820)
Jumlah Koreksi Karena Perbedaan Tetap
925,919,604
Perbedaan Waktu
13.a. Imbalan Paska Kerja (Biaya Langsung)
144,949,786
13.b. Imbalan Paska Kerja (Biaya Tidak Langsung)
62,121,337
14. Penyisihan Piutang Tak Tertagih
131,293,263
15. Biaya Penyusutan
239,861,656
Jumlah Koreksi Karena Perbedaan Waktu
578,226,042
Laba/(Rugi) Fiskal
2,392,968,625
Sumber: Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal PT. Energy Management Indonesia
21
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
22
Sebelum melakukan rekonsiliasi, penulis diberikan data-data yang berkaitan
dengan rekonsiliasi fiskal. Data-data tersebut antara lain adalah hasil rekonsiliasi
fiskal tahun 2010 berdasarkan PT EMI, general ledger PT EMI tahun 2010, dan
data fixed assets PT EMI tahun 2010 beserta penyusutannya. Setelah mendapatkan
data-data tersebut, penulis memeriksa akun-akun pendapatan dan biaya yang
dilakukan koreksi fiskal, lalu atas koreksi-koreksi yang ada penulis mencari
peraturan-peraturan yang terkait sehingga penulis dapat menentukan apakah
koreksi-koreksi tersebut sudah dilakukan dengan benar atau belum.
4.2 Analisis Rekonsiliasi Fiskal PT. Energy Management Indonesia Tahun
2010
Setelah melakukan pemeriksaan atas koreksi fiskal yang dilakukan di PT EMI,
penulis menemukan koreksi fiskal yang kurang tepat dalam rekonsiliasi fiskal tahun
2010 berdasarkan PT EMI. Penjelasan analisis penulis atas masing-masing akun
koreksi fiskal dalam rekonsiliasi fiskal tahun 2010 berdasarkan PT EMI adalah
sebagai berikut:
1.
Biaya Gaji
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Gaji (1.a) sebesar
Rp105.117.286,- dan Biaya Gaji (1.b) sebesar Rp218.655.352,-.
Dalam memeriksa koreksi fiskal terhadap Biaya Gaji, penulis melihat general
ledger perusahaan, lalu mengelompokkan Biaya Gaji yang merupakan
penghasilan pegawai dan Biaya Gaji yang merupakan PPh Pasal 21 pegawai.
Pemotongan PPh Pasal 21 pada PT EMI memakai metode net, yaitu PPh Pasal
21 ditanggung oleh perusahaan. Pembebanan PPh Pasal 21 yang ditanggung
perusahaan bersifat non-deductible sehingga tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan perusahaan. Hal ini diuraikan dalam Peraturan Direktur Jendral
Pajak No. Per-31/PJ/2009 Pasal 8 ayat 2 bahwa Pajak Penghasilan yang
ditanggung oleh pemberi kerja, termasuk yang ditanggung oleh Pemerintah,
merupakan penerimaan dalam bentuk kenikmatan.
Koreksi fiskal terhadap Biaya Gaji yang dilakukan PT EMI sudah dilakukan
dengan benar. Namun perusahaan dapat mempertimbangkan metode lain untuk
penghitungan PPh Pasal 21 pegawainya. Metode lain yang dapat diambil
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
23
perusahaan adalah metode gross (PPh Pasal 21 ditanggung pegawai) dan
metode gross-up (tunjangan PPh Pasal 21 perusahaan). Untuk meminimalkan
koreksi fiskal, alternatif terbaik adalah dengan menggunakan metode gross-up.
Tunjangan PPh Pasal 21 berarti PPh Pasal 21 yang dipotong perusahaan
termasuk ke dalam penghasilan pegawai dalam bentuk tunjangan dan dapat
mengurangi penghasilan perusahaan (deductible).
2.
Biaya Medical
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Medical (2.a) sebesar
Rp34.534.273,- dan Biaya Medical (2.b) sebesar Rp50.016.435,-. Biaya
Medical terdiri dari:
a. Pembebanan tunjangan kesehatan pegawai sebesar Rp262.799.175,b. Pembebanan pembelian obat pegawai sebesar Rp721.500,c. Pembebanan biaya persalinan pegawai sebesar Rp6.106.356,d. Pembebanan rawat inap pegawai sebesar Rp74.122.852,e. Pembebanan biaya general check-up pegawai sebesar Rp3.600.000,Tunjangan kesehatan pegawai merupakan penghasilan bagi pegawai sehingga
pembebanannya dapat mengurangi penghasilan perusahaan (deductible) dan
merupakan objek pajak penghasilan bagi pegawai (taxable).
Dalam memeriksa koreksi fiskal terhadap Biaya Medical, penulis melihat
general ledger perusahaan, lalu mengelompokkan Biaya Medical yang
merupakan pembebanan tunjangan kesehatan pegawai dan mencari apakah
terdapat pembebanan yang merupakan pemberian dalam bentuk natura kepada
pegawai.
Menurut informasi dari PT EMI, pembebanan lainnya merupakan pemberian
dalam bentuk natura yang diatur dalam Pasal 9 ayat (1) huruf e UndangUndang No. 36 tahun 2008 sehingga biaya-biaya tersebut tidak dapat
mengurangi penghasilan perusahaan (non-deductible) dan bukan merupakan
objek PPh pasal 21 bagi pegawai (non-taxable).
Koreksi fiskal terhadap Biaya Medical yang dilakukan PT EMI sudah
dilakukan dengan benar.
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
24
3.
Biaya Welfare
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Welfare (3.a) sebesar
Rp29.000.000,- dan Biaya Welfare (3.b) sebesar Rp40.030.000,-.
Penulis memeriksa Biaya Welfare dalam general ledger perusahaan dan
menemukan bahwa biaya ini terdiri dari pembebanan pemberian pakaian
olahraga kepada pegawai dan pembebanan biaya olahraga senam rutin.
Pembebanan biaya-biaya fasilitas yang diberikan perusahaan tersebut bersifat
pemberian dalam bentuk natura/kenikmatan. Menurut Pasal 9 ayat (1) huruf e
UU No. 36 tahun 2008, biaya ini tidak dapat dikurangkan dari penghasilan
perusahaan (non-deductible) dan menurut Pasal 4 ayat (3) huruf d UU No. 36
tahun 2008 bukan merupakan objek pajak (non-taxable).
Koreksi fiskal terhadap Biaya Welfare yang dilakukan PT EMI belum
dilakukan dengan benar. Pembebanan biaya olahraga senam rutin sebesar
Rp8.550.000,- tidak dikoreksi, padahal biaya ini juga merupakan pemberian
dalam bentuk natura.
4.
Meals & Drink
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Meals & Drink sebesar
Rp42.200.713,-. Koreksi positif tersebut terdiri dari:
a. Pembebanan pembelian aqua galon untuk kantor sebesar Rp6.174.900,b. Pembebanan biaya makan siang ulang tahun direksi sebesar Rp4.350.200,c. Pembebanan biaya catering acara penyambutan komisaris utama yang baru
sebesar Rp3.943.274,d. Pembebanan biaya acara tahlilan orang tua direksi sebesar Rp4.000.000,e. Pembebanan
biaya
konsumsi
pembukaan
acara
porseni
sebesar
Rp184.400,f. Pembebanan biaya buka bersama sebesar Rp5.757.759,PT EMI melakukan koreksi tersebut dengan alasan bahwa dalam biaya-biaya
ini merupakan pemberian makanan atau minuman oleh perusahaan kepada
pegawai dalam bentuk natura.
Menurut Pasal 9 ayat (1) huruf c UU No. 36 tahun 2008, biaya yang bukan
merupakan pengurang penghasilan kena pajak (non-deductible) termasuk
penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
25
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan
dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam
bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Dalam memeriksa koreksi fiskal terhadap Biaya Meals & Drink, penulis
melihat akun biaya tersebut dalam general ledger perusahaan. Penulis lalu
membandingkan dengan peraturan PMK No.83/PMK.03/2009, apakah
pembebanan dalam Biaya Meals & Drink dapat menguragi penghasilan
perusahaan atau tidak. Koreksi fiskal terhadap Biaya Meals & Drink yang
dilakukan PT EMI belum dilakukan dengan benar. Pembebanan pembelian
aqua galon untuk kantor sebesar Rp6.174.900,- menurut Pasal 2 PMK
No.83/PMK.03/2009 dapat mengurangi penghasilan perusahaan karena
merupakan penyediaan minuman kepada seluruh pegawai yang berkaitan
dengan pekerjaan.
5.
Biaya Travelling
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Travelling sebesar
Rp38.891.596,-. Biaya Travelling terdiri dari biaya perjalanan dinas pegawai,
biaya tiket pesawat, dan biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan
perjalanan dinas.
Perusahaan memiliki kebijakan bahwa biaya-biaya perjalanan dinas pegawai
akan di-reimburse jika memiliki bukti-bukti transaksi perjalanan dinas berupa
invoice. Pemberian reimbursement bukan merupakan penghasilan pegawai
(non-taxable). Untuk dapat dijadikan pengurang penghasilan perusahaan,
Biaya Travelling harus memiliki bukti-bukti yang sah dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Dalam memeriksa akun biaya ini, penulis membandingkan Biaya Travelling
dalam general ledger dengan dokumen bukti-bukti transaksi berupa invoice
dan memo terkait Biaya Travelling.
Setelah membandingkan bukti-bukti dengan general ledger, penulis
menemukan Biaya Travelling sebesar Rp38.891.596,- tidak memiliki bukti-
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
26
bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Koreksi fiskal terhadap Biaya
Travelling yang dilakukan PT EMI sudah dilakukan dengan benar.
6.
Biaya Marketing
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Marketing sebesar
Rp74.450.740,-. Biaya Marketing ini terdiri dari biaya golf, biaya food &
beverage, dan biaya representatif direksi kepada klien.
Pasal 3 PMK No.02/PMK.03/2010 menjelaskan bahwa yang tidak termasuk
biaya promosi yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah
pemberian imbalan berupa uang dan/atau fasilitas, dengan nama dan dalam
bentuk apapun, kepada pihak lain yang tidak berkaitan langsung dengan
penyelenggaraan kegiatan promosi. Selain itu perusahaan juga harus memiliki
daftar nominatif atas Biaya Marketing ini.
Dalam memeriksa akun biaya ini, penulis membandingkan Biaya Marketing
dalam general ledger dengan daftar nominatif terkait Biaya Marketing yang
dimiliki perusahaan. Setelah membandingkan daftar nominatif dengan general
ledger, penulis menemukan Biaya Marketing sebesar Rp74.450.740,- tidak
memiliki daftar nominatif. Koreksi fiskal terhadap Biaya Marketing yang
dilakukan PT EMI sudah dilakukan dengan benar.
7.
Biaya Rapat
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Rapat sebesar
Rp4.013.206,-. Biaya ini termasuk ke dalam biaya entertainment PT EMI.
Koreksi positif dilakukan karena biaya tersebut tidak termasuk dalam kriteria
yang terdapat dalam Surat edaran Dirjen Pajak No.SE-27/PJ.22/1986, 14-061986, yaitu dalam biaya entertainment harus terdapat dalam daftar nominatif
yang dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh.
Dalam memeriksa akun biaya ini, penulis membandingkan Biaya Rapat dalam
general ledger dengan daftar nominatif terkait Biaya Rapat yang dimiliki
perusahaan. Setelah membandingkan daftar nominatif dengan general ledger,
penulis menemukan Biaya Rapat sebesar Rp4.013.206,- tidak memiliki daftar
nominatif. Koreksi fiskal terhadap Biaya Rapat yang dilakukan PT EMI sudah
dilakukan dengan benar.
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
27
8.
Biaya Komunikasi
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Komunikasi sebesar
Rp85.304.728,-. Biaya Komunikasi terdiri dari:
a. Pembebanan
biaya
internet
dan
telepon
perusahaan
sebesar
Rp140.394.150,b. Pembebanan
biaya
telepon
seluler
dan
pulsa
pegawai
sebesar
Rp29.015.305,Sesuai dengan Keputusan Dirjen Pajak Nomer KEP-220/PJ/2002, biaya
pemeliharaan dan perbaikan kendaraan termasuk sedan dan pulsa handphone
milik perusahaan yang dipergunakan pegawai karena jabatannya dapat
mengurangi penghasilan (deductible) sebesar 50%. PT EMI mengikuti
peraturan Keputusan Dirjen Pajak Nomer KEP-220/PJ/2002 dengan
melakukan koreksi sebesar 50% atas seluruh Biaya Komunikasi.
Dalam memeriksa akun biaya ini, penulis membandingkan Biaya Komunikasi
dalam general ledger perusahaan dengan peraturan Keputusan Dirjen Pajak
No. KEP-220/PJ/2002. Sesuai peraturan tersebut, biaya yang dapat mengurangi
penghasilan perusahaan sebesar 50% terkait dengan Biaya Komunikasi hanya
biaya telepon seluler dan pulsa pegawai. Setelah melakukan pemeriksaan ini,
menurut penulis, koreksi fiskal terhadap Biaya Komunikasi yang dilakukan PT
EMI belum dilakukan dengan benar. Pembebanan biaya internet dan telepon
perusahaan dan pembebanan biaya telepon seluler dan pulsa pegawai memiliki
perlakuan perpajakan yang berbeda. Pembebanan biaya internet dan telepon
perusahaan dapat mengurangi penghasilan perusahaan karena merupakan biaya
yang berkaitan dengan usaha yang dijalankan perusahaan. Atas pertimbangan
ini, perusahaan tidak seharusnya melakukan koreksi sebesar 50% atas seluruh
Biaya Komunikasi, melainkan hanya melakukan koreksi sebesar 50% atas
biaya telepon seluler dan pulsa pegawai.
9.
Biaya Operasional Kendaraan
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Operasional Kendaraan
sebesar Rp183.205.627,-. Biaya Operasional Kendaraan terdiri dari:
a. Pembebanan biaya BBM, tol, parkir dan biaya operasional kendaraan
sebesar Rp73.140.754,-
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
28
b. Pembebanan biaya kendaraan komisaris utama sebesar Rp66.676.500,c. Pembebanan biaya voucher taksi sebesar Rp27.199.600,d. Pembebanan biaya sewa mobil sebesar Rp199.394.400,PT EMI melakukan koreksi sebesar 50% atas Biaya Operasional Kendaraan
sesuai dengan peraturan Keputusan Dirjen Pajak Nomer KEP-220/PJ/2002
yang menyatakan bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan kendaraan
termasuk sedan dan pulsa handphone milik perusahaan yang dipergunakan
pegawai karena jabatannya dapat mengurangi penghasilan perusahaan
(deductible) sebesar 50%.
Koreksi fiskal sebesar 50% yang dilakukan PT EMI atas Biaya Operasional
Kendaraan kurang tepat. Menurut penulis perlakuan perpajakan pembebanan
biaya-biaya di atas adalah sebagai berikut:
a.
Pembebanan biaya BBM, tol, parkir dan biaya operasional kendaraan
Biaya ini merupakan biaya yang secara langsung atau tidak langsung
berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan sehingga dapat menjadi
pengurang penghasilan perusahaan sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) huruf a
UU No. 36 tahun 2008.
b.
Pembebanan biaya kendaraan komisaris utama
Biaya ini tidak dapat menjadi pengurang penghasilan perusahaan karena
kendaraan tersebut bukan milik perusahaan.
c.
Pembebanan biaya voucher taksi
Pemberian voucher langganan taksi merupakan pemberian dalam bentuk
natura (non-taxable). Biaya ini tidak dapat menjadi pengurang penghasilan
perusahaan sesuai dengan Pasal 9 ayat (1) huruf e UU No. 36 tahun 2008.
d.
Pembebanan biaya sewa mobil
Merujuk kepada poin a, biaya ini dapat menjadi pengurang penghasilan
perusahaan sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) huruf a UU No. 36 tahun 2008.
Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-220/PJ/2002 dapat diterapkan hanya untuk
pembebanan biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan kendaraan yang
dimiliki perusahaan dan biaya penyusutannya.
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
29
10. Biaya Pemeliharaan Kendaraan
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Pemeliharaan Kendaraan
sebesar Rp16.774.535,-. Biaya Pemeliharaan Kendaraan terdiri dari:
a. Pembebanan
biaya
perbaikan
mobil
komisaris
utama
sebesar
Rp28.098.669,b. Pembebanan biaya perbaikan mobil sedan sebesar Rp5.450.400,Merujuk kepada penjelasan pada poin 9, koreksi fiskal sebesar 50% atas
seluruh Biaya Pemeliharaan Kendaraan tidaklah tepat.
Menurut penulis, pembebanan biaya perbaikan mobil komisaris utama tidak
dapat menjadi pengurang penghasilan perusahaan karena kendaraan tersebut
bukan milik perusahaan. Biaya perbaikan mobil sedan merupakan biaya yang
berhubungan dengan sewa mobil oleh perusahaan. Sesuai dengan Pasal 4 ayat
(1) huruf a UU No. 36 tahun 2008 biaya ini dapat menjadi pengurang
penghasilan perusahaan.
11. Denda Pajak
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Denda Pajak sebesar
Rp19.148.933,-. Menurut Pasal 9 ayat (1) huruf k UU No. 36 Tahun 2008,
Sanksi perpajakan berupa denda, bunga, maupun kenaikan pajak, merupakan
biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (non-deductible
expense).
Koreksi fiskal terhadap Denda Pajak yang dilakukan PT EMI sudah dilakukan
dengan benar, namun adanya Denda Pajak menunjukkan bahwa perusahaan
belum melaksanakan adminstrasi perpajakan dengan baik.
12. Pendapatan Bunga
PT EMI melakukan koreksi negatif terhadap pendapatan bunga sebesar
Rp15.423.820,-. Koreksi ini dilakukan oleh perusahaan karena Pendapatan
Bunga dikenakan koreksi negatif karena pendapatan ini telah dikenakan PPh
yang bersifat final.
Penulis memeriksa akun ini dalam general ledger perusahaan dan mengetahui
bahwa Pendapatan Bunga tersebut didapat dari tabungan pada Bank BRI, Bank
Mandiri, dan Bank Permata.
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
30
Koreksi fiskal terhadap Pendapatan Bunga yang dilakukan PT EMI sudah
dilakukan dengan benar.
13. Imbalan Paska Kerja
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Imbalan Paska Kerja (13.a)
sebesar Rp144.949.786,- dan
Imbalan Paska Kerja (13.b) sebesar
Rp62.121.337,-. Imbalan paska kerja adalah biaya cadangan yang dibentuk
setiap tahun untuk mengakui kewajiban perusahaan jika pekerja telah
memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan
dibayarkan di masa depan. Dasar hukum koreksi fiskal terhadap biaya imbalan
paska kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c UU No. 36
tahun 2008. Biaya ini dapat diakui sebagai pengurang penghasilan kena pajak
ketika sudah terealisasi.
Dalam memeriksa koreksi terhadap Imbalan Paska Kerja, penulis melihat akun
ini dalam general ledger dan mencari apakah terdapat Imbalan Paska Kerja
pada tahun 2010 yang telah terealisasi. Koreksi fiskal terhadap Imbalan Paska
Kerja yang dilakukan PT EMI sudah dilakukan dengan benar karena tidak ada
Imbalan Paska Kerja yang terealisasi pada tahun 2010.
14. Penyisihan Piutang Tak Tertagih
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Penyisihan Piutang Tak Tertagih
sebesar Rp131.293.263,- karena Penyisihan Piutang Tak Tertagih adalah biaya
cadangan yang dibentuk setiap tahun sehingga sesuai dengan Pasal 9 huruf ayat
(1) c UU No. 36 tahun 2008 biaya ini tidak bisa menjadi beban.
Menurut Pasal 6 ayat (1) huruf h Undang-Undang No. 36 Tahun 2008, piutang
yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dapat dibebankan sebagai pengurang
penghasilan perusahaan, sepanjang memenuhi persyaratan berikut ini:
a. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
b. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih
kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan
c. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau
instansi pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya
perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang
antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
31
dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur
bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu
Berdasarkan
pemeriksaan
penulis,
tidak
terdapat
dokumen-dokumen
pendukung terkait dengan piutang tak tertagih yang dapat dibebankan sebagai
pengurang penghasilan perusahaan menurut Pasal 6 ayat (1) huruf h UndangUndang No. 36 Tahun 2008. Koreksi fiskal terhadap Penyisihan Piutang Tak
Tertagih yang dilakukan PT EMI sudah dilakukan dengan benar.
15. Biaya Penyusutan
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Penyusutan sebesar
Rp239.861.656,-. Koreksi untuk Biaya Penyusutan ditemukan karena ada
perbedaan masa manfaat penyusutan yang digunakan oleh PT EMI dengan
peraturan perpajakan. Sedangkan metode penyusutan yang digunakan oleh PT.
EMI adalah straight line method dan saat dimulainya penghitungan penyusutan
adalah pada bulan diperolehnya harta berwujud sudah sesuai dengan aturan
perpajakan. Perbandingan masa manfaat harta berwujud PT EMI dengan
peraturan perpajakan dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Masa Penyusutan Harta Berwuujd PT EMI
Harta Berwujud
Masa Manfaat
Menurut Perusahaan
5 Tahun
5 Tahun
Masa Manfaat
Menurut Fiskal
4 Tahun
8 Tahun
Perlengkapan Kantor
Peralatan Kantor
Bangunan
Gedung Kantor
10 Tahun
20 Tahun
Sumber: PT. Energy Management Indonesia dan PMK-96/PMK.03/2009
Koreksi fiskal terhadap Biaya Penyusutan yang dilakukan PT EMI sebesar
Rp239.861.656,- merupakan koreksi yang cukup besar mengingat Biaya
Penyusutan menurut laporan raba rugi adalah sebesar Rp476.874.774,-.
Oleh karena itu, penulis memeriksa koreksi atas Biaya Penyusutan ini. Penulis
melihat daftar harta berwujud beserta penyusutan yang dimiliki perusahaan, lalu
melakukan penghitungan penyusutan tahun 2010 menurut fiskal. Hasil
penghitungan Biaya Penyusutan menurut fiskal yang dilakukan penulis adalah
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
32
sebesar Rp312.028.751,-. Dengan kata lain, terdapat koreksi fiskal sebesar
Rp164.846.023,-. Adanya perbedaan penghitungan koreksi fiskal antara penulis
dan perusahaan kemungkinan disebabkan karena perusahaan melakukan
kesalahan perhitungan.
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan magang yang dilakukan penulis selama 3 bulan ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Terdapat perbedaan antara laba berdasarkan laporan keuangan komersial
dengan laporan keuangan fiskal PT Energy Management Indonesia, yaitu
sebesar Rp1.501.145.646,-. Perbedaan ini terdiri dari perbedaan tetap sebesar
Rp925.919.604,- dan perbedaan waktu sebesar Rp578.226.042,-.
2.
Hasil analisis rekonsiliasi fiskal yang dilakukan oleh penulis menunjukkan
bahwa masih terdapat pemahaman yang kurang tepat oleh PT EMI dalam
membuat rekonsiliasi fiskal. Koreksi fiskal yang belum dilakukan dengan tepat
terkait dengan:
 Biaya Welfare
 Biaya Meals & Drink
 Biaya Komunikasi
 Biaya Operasional Kendaraan
 Biaya Pemeliharaan Kendaraan
 Biaya Penyusutan
5.2. Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada PT. Energy Management Indonesia adalah
sebagai berikut:
1.
Terkait dengan kurang tepatnya perusahaan dalam melakukan koreksi fiskal,
maka perusahaan seharusnya memberikan pelatihan secara berkelanjutan
kepada pegawai pada divisi keuangan terkait dengan perkembangan peraturan
perpajakan.
2.
Terkait dengan Biaya Komunikasi, PT EMI perlu mengidentifikasi biaya-biaya
yang dapat seluruhnya menjadi pengurang penghasilan, biaya yang tidak dapat
33
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
34
menjadi pengurang penghasilan, dan biaya yang dapat mengurangi penghasilan
perusahaan sebesar 50% saja.
3.
PT EMI sebaiknya mempertimbangkan metode pemotongan PPh Pasal 21
menjadi metode gross-up karena metode ini adalah metode yang bisa
menjadikan PPh Pasal 21 menjadi biaya yang dapat mengurangi penghasilan
perusahaan.
4.
Terkait dengan Biaya Medical, sebaiknya PT EMI hanya memberikan
tunjangan kesehatan sehingga seluruh Biaya Medical dapat menjadi pengurang
penghasilan perusahaan.
5.
Terkait dengan Biaya Marketing dan Biaya Rapat, PT EMI perlu membuat
daftar nominatif secara lengkap sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jendral
Pajak No. SE-27/PJ22/1986 yang dilampirkan pada SPT Tahunan sehingga
biaya-biaya tersebut dapat menjadi pengurang penghasilan perusahaan.
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
35
DAFTAR REFERENSI
B. Ilyas, Wirawan, dan Richard Burton (2007). Hukum Pajak. Jakarta: Salemba
Empat.
Mardiasmo (2011). Perpajakan. Yogyakarta: Andi.
Muljono, Djoko (2009). Akuntansi Pajak. Yogyakarta: Andi.
Siti Resmi (2008) Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2008. Tentang Pajak Penghasilan.
Universitas Indonesia (2004). Pengantar penulisan imiah.
Waluyo (2009). Akuntansi Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Waluyo, & B. Ilyas, Wirawan (2003). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
36
LAMPIRAN
PT ENERGY MANAGEMENT INDONESIA (PERSERO)
LAPORAN LABA RUGI
Tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010
Laporan
Keuangan
Komersial
PENDAPATAN USAHA
BIAYA USAHA LANGSUNG
Biaya SDM
Biaya Gaji
Biaya Overtime
Biaya Transportasi
Pensiun
ASTEK
Biaya Cadangan / Bonus
Bonus
Imbalan Paska Kerja
Biaya Kesejahteraan Pegawai
Biaya Vacation
Biaya Medical
Welfare
Biaya Manajemen
Biaya Non SDM
Biaya Traveling/SPD
TA/Subkontraktor
Kontrak/Honor/LRC Konsult
Biaya Marketing
Biaya Rapat/Konsinyering
Biaya Proyek
Supplies. Project, Sewa Alat
Kendaraan
Jumlah Biaya Usaha Langsung
LABA KOTOR
BIAYA USAHA TIDAK LANGSUNG
Biaya SDM
Biaya Gaji
Biaya Overtime
Biaya Transportasi
Pensiun
ASTEK
Bonus
Biaya Kesejahteraan Pegawai
Biaya Vacation
Biaya Medical
Welfares
Biaya Manajemen
Koreksi
Positif
Negatif
33,339,317,864
Laporan
Keuangan
Fiskal
33,339,317,864
1,950,315,781
33,274,043
240,463,000
115,466,364
24,938,492
105,117,286
-
-
1,845,198,495
33,274,043
240,463,000
115,466,364
24,938,492
301,000,000
144,949,786
144,949,786
-
301,000,000
-
113,805,000
133,931,446
29,000,000
12,000,000
34,534,273
29,000,000
-
-
113,805,000
99,397,173
12,000,000
4,361,303,114
7,706,396,456
209,931,235
290,272,164
354,765,042
38,891,596
74,450,740
4,013,206
-
4,322,411,518
7,706,396,456
209,931,235
215,821,424
350,751,836
-
5,949,630,884
-
-
5,949,630,884
21,971,442,806
11,367,875,058
21,540,485,919
11,798,831,945
2,692,072,819
68,716,268
291,331,000
252,511,863
23,231,290
300,000,000
218,655,352
-
-
2,473,417,467
68,716,268
291,331,000
252,511,863
23,231,290
300,000,000
171,252,450
219,191,852
48,580,000
249,852,000
50,016,435
40,030,000
-
-
171,252,450
169,175,417
8,550,000
249,852,000
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
37
Meals & Drink
Imbalan Paska Kerja
Biaya Umum & GA
Biaya Asosiasi
Biaya HRD & Pelatihan
Biaya Training
Recruitment
Biaya Komunikasi dan Supplies
Biaya Komunikasi
Biaya Keperluan Kantor
Biaya Keperluan Umum
Biaya Publikasi & Subscription
Biaya Printing & Repro
Biaya Sewa & Pemeliharaan Kantor
Biaya Pemeliharaan Gd Kantor
Biaya Listrik
Biaya Asuransi Kantor
Operasional & Pemeliharaan Kendaraan
Biaya Asuransi Kendaraan
Biaya Operasional Kendaraan
Biaya Pemeliharaan Kendaraan
Pemeliharaan & Perlengkapan Kantor
Pemeliharaan Furniture & Fix Asset
Pemeliharaan Perlengkapan Kantor
Jasa Profesional
Audit, Legal dan Fee Konsultan
LRC Konsultan
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Denda Pajak
Biaya Umum Lainnya
Biaya Penyusutan
Biaya Amortisasi
Amortitasi Biaya Ditangguhkan
Amortisasi Beban Hak Atas Tanah
Jumlah Biaya Usaha Tidak langsung
LABA/(RUGI) USAHA
PENDAPATAN LAIN-LAIN
Pendapatan Bunga
Pendapatan Lain-lain
Pendapatan Selisih Kurs
Beban Lain-Lain
Biaya Lain-lain
Biaya Bunga Pinjaman
Biaya Bank
LABA/(RUGI) SEBELUM PAJAK
Laporan
Keuangan
Komersial
657,724,594
62,121,337
Positif
42,200,713
62,121,337
Negatif
-
Laporan
Keuangan
Fiskal
615,523,881
-
31,997,513
-
-
31,997,513
87,266,153
3,199,950
-
-
87,266,153
3,199,950
170,609,455
152,663,794
13,087,900
7,919,300
58,302,314
85,304,728
-
-
85,304,728
152,663,794
13,087,900
7,919,300
58,302,314
805,635,263
117,965,670
1,197,000
-
-
805,635,263
117,965,670
1,197,000
2,799,337
366,411,254
33,549,069
183,205,627
16,774,535
-
2,799,337
183,205,627
16,774,535
2,500,000
7,008,750
-
-
2,500,000
7,008,750
85,241,682
19,603,460
131,293,263
19,148,933
27,300,084
476,874,774
131,293,263
19,148,933
239,861,656
-
85,241,682
19,603,460
27,300,084
237,013,118
570,002
45,054,408
7,703,784,800
3,664,090,258
-
-
570,002
45,054,408
6,615,172,222
5,183,659,722
15,423,820
2,047,000
(124,163,336)
(106,692,516)
-
15,423,820
-
-
2,047,000
(124,163,336)
(122,116,336)
215,280,439
1,978,609,943
474,684,379
2,668,574,761
888,822,980
-
-
1,519,569,465
15,423,820
Koreksi
215,280,439
1,978,609,943
474,684,379
2,668,574,761
2,392,968,625
Sumber: Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal PT. Energy Management Indonesia
Universitas Indonesia
Rekonsiliasi pajak ..., M. Nurridwan, FE UI, 2013
Download