Uploaded by User22145

ASAM BASA

advertisement
AGUS DWI ANANTO
Asam
 Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus yang




berarti masam.
Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam sebagai
senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut
dalam pelarut (biasanya air).
Senyawa asam banyak kita temukan dalam kehidupan
sehari – hari, seperti pada makanan dan minuman.
Selain itu, senyawa asam dapat pula kita temukan di
dalam lambung.
Di dalam lambung terdapat asam klorida yang
berfungsi membunuh kuman.
Sifat Asam
a. Rasa Asam
Pernahkah kamu makan acar mentimun? Rasa
kecutnya membuat acar terasa segar dan cocok
dipadukan dengan berbagai macam masakan, seperti
gulai kambing, opor ayam, dan nasi goreng.
Rasa kecut tersebut berasal dari cuka.
Cuka merupakan salah satu asam yang kita kenal
dalam kehidupan sehari – hari.
Nama cuka dalam ilmu kimia adalah asam asetat
(asam etanoat).
b. Mengubah Warna Indikator
Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat
mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan.
Sifat inilah yang selanjutnya akan digunakan untuk
mengidentifikasikan sifat asam dari beberapa senyawa
asam.
Indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus
biru menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah
akan tetap berwarna merah
c. Menghantarkan Arus Listrik
Asam dapat menghantarkan arus listrik.
Hal itu dikarenakan asam dapat melepaskan ion – ion
dalam larutannya yang mampu menghantarkan arus
listrik.
Asam kuat merupakan elektrolit yang baik. Semakin
kuat suatu asam, akan semakin baik pula daya hantar
listriknya (memiliki sifat elektrolit yang baik).
Contohnya adalah asam sulfat yang terdapat pada aki
mobil.
d. Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen
Asam bereaksi dengan beberapa jenis logam
menghasilkan gas hidrogen.
Logam magnesium, besi, tembaga dan seng
merupakan contoh logam yang dapat bereaksi dengan
asam sehingga menghasilkan gas hydrogen dan
senyawa garam.
Reaksi :
Asam + Logam tertentu
Garam + Gas Hidrogen
Bila kita mereaksikan dua asam yang berbeda pada
logam yang sama, maka kita akan memperoleh hasil
yang berbeda. Hal itu disebabkan perbedaan kekuatan
asam yang kita gunakan.
Kekuatan Asam
 Berdasarkan sifat kuat lemahnya asam, kita mengenal adanya asam





kuat dan asam lemah.
Kuat lemahnya suatu asam ditentukan oleh jumlah ion hydrogen
yang terionisasi dalam larutan.
Asam kuat adalah asam yang banyak menghasilkan ion dalam
larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya),
sedangkan asam lemah adalah asam yang sedikit menghasilkan ion
dalam larutannya (terionisasi sebagian dalam larutan).
Konsentrasi larutan berkaitan dengan banyaknya zat yang terlarut
dalam suatu volume pelarut tertentu. Semakin banyak zat yang
terlarut, konsentrasi larutan tersebut semakin tinggi (semakin
pekat).
Pada larutan encer terdapat sejumlah kecil zat terlarut dalam
pelarutnya.
Untuk menyatakan konsentrasi larutan lazim digunakan istilah
molar (M).
Peranan Asam dalam Kehidupan
 Asam merupakan salah satu senyawa yang mempunyai peranan





penting dalam kehidupan.
Dalam bidang industry, asam banyak digunakan, antara lain
dalam proses pembuatan pupuk, obat – obatan, bahan peledak,
plastik, dan pembersihan permukaan logam – logam tertentu.
Selain itu, terdapat beberapa asam organic yang digunakan
sebagai pengawet makanan, seperti asam asetat, asam askorbat,
asam propanoat, dan asam benzoate.
Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah.
Meskipun asam adalah senyawa yang sangat berguna, tetapi
asam juga dapat menyebabkan berbagai kerusakan karena
sifatnya yang korosif.
Salah satunya adalah peristiwa hujan asam yang akhir – akhir ini
menimbulkan masalah lingkungan yang serius.
 Asam merupakan senyawa kimia yang mempunyai




rumus senyawa kimia tertentu.
Asam dapat ditemukan sebagai senyawa murni atau
terlarut dalam pelarut tertentu.
Sehari – hari, kita sering menjumpai asam sebagai
suatu zat yang terlarut dalam suatu pelarut tertentu
(biasanya air) sehingga disebut larutan asam.
Bila suatu asam terlarut dalam sejumlah besar volume
air, maka kita katakan bahwa konsentrasi asam
tersebut rendah atau disebut juga sebagai asam encer.
Konsentrasi suatu asam meningkat seiring dengan
semakin berkurangnya jumlah air yang melarutkannya
Basa
 Secara kimia, kita dapat mengidentifikasikan basa
sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida
(OH-) ketika larut dalam pelarut air.
 Perhatikanlah bahwa rumus senyawa basa selalu
memiliki gugus OH (kecuali untuk ammonium
hidroksida).
 Adanya gugus OH inilah yang menyebabkan senyawa
basa memiliki sifat – sifat khas sebagai suatu basa.
Sifat Basa
a. Pahit dan Terasa Licin di Kulit
Apa yang kamu rasakan ketika kamu memegang sabun?
Mengapa sabun terasa licin ketika disentuh? Rasa licin
pada sabun disebabkan oleh basa yang terdapat pada sabun
tersebut.
Basa pembuat sabun adalah natrium hidroksida.
Selain terasa licin, basa pun memiliki rasa yang pahit.
Akan tetapi, kamu tidak dianjurkan untuk memeriksa
apakah suatu zat itu suatu basa atau tidak dengan cara
menyentuh atau mencicipinya.
Hal itu karena basa kuat bersifat korosif yang dapat
menyebabkan tanganmu teriritasi dan terbakar.
b. Mengubah Warna Indikator
Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi
dengan indicator sehingga dapat mengubah warna
indicator tersebut.
Basa akan mengubah warna kertas lakmus merah
menjadi biru, sedangkan lakmus biru akan tetap
berwarna biru.
c. Menghantarkan Arus Listrik
Seperti halnya asam, senyawa basa pun merupakan
penghantar listrik yang baik, khususnya basa kuat.
Basa kuat mudah terionisasi dalam air.
d. Menetralkan Sifat Asam
Salah satu sifat basa adalah meniadakan atau
menghilangkan sifat suatu asam yang direaksikan
dengan basa tersebut.
Asam yang kita miliki akan berkurang sifat
keasamannya, bahkan dapat berubah menjadi tidak
asam.
Apabila basa direaksikan dengan asam, maka akan
membentuk garam dan air.
Reaksi itu disebut dengan reaksi penetralan
(netralisasi)
 Sebagai contohnya adalah kalsium hidroksida
direaksikan dengan asam sulfat akan membentuk
kalsium sulfat dan air.
 Reaksi :
 Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat
Kalsium
Sulfat + Air
Ca(OH)2 (aq)+ H2SO4 (aq)
CaSO4 (aq)+ 2H2O (l)
mengapa pada tanah gambut
sebelum ditanami terlebih dahulu
diberi kapur?
Kapur merupakan salah satu contoh dari
basa yang dapat mengurangi tingkat
keasaman tanah
 Tablet obat sakit mag terbuat dari basa magnesium
hidroksida, mengapa?
 Konsentrasi asam lambung yang terlalu tinggi dapat
dikurangi dengan memakan obat sakit mag
 Jadi, pada dasarnya konsentrasi asam pada suatu zat
dapat kita kurangi dengan cara menambahkan suatu
basa ke dalamnya.
 Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk
semua zat yang dapat menetralkan asam.
 Selain karena kemampuan basa yang dapat
menetralkan asam, basa pun memiliki kemampuan
untuk melarutkan minyak dan debu sehingga basa
digunakan untuk berbagai keperluan
 Sebagai contoh, pembersih alat dapur yang ada di
pasaran mengandung natrium hidroksida yang
berfungsi membersihkan noda minyak atau mentega.
Pembersih lantai mengandung ammonia yang dapat
membersihkan debu.
Kekuatan Basa
 Seperti halnya asam, basa pun dapat dibagi menjadi basa




lemah dan basa kuat.
Kekuatan basa sangat bergantung pada kemampuan basa
tersebut melepaskan ion OH- dalam larutan dan
konsentrasi larutan basa tersebut.
Basa kuat bersifat korosif.
Ingatlah jangan menyentuh basa (murni ataupun
larutannya) sembarangan.
Contoh senyawa yang tergolong basa kuat adalah natrium
hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), dan
kalsium hidroksida (Ca(OH)2), sedangkan ammonia
(NH3) tergolong sebagai basa lemah.
 Kaustik merupakan istilah yang digunakan untuk basa
kuat. Jadi, kita menggunakan nama kaustik soda
untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kalium
hidroksida (KOH).
Peranan Basa dalam Kehidupan
 Coba amati lingkungan sekitarmu! Adakah benda –
benda yang mengandung basa? Basa dapat dengan
mudah kita temukan, baik itu di rumah maupun di
industri.
 Ketika kita membuat rumah, kita menggunakan
semen. Semen dibuat dari basa kalsium hidroksida.
 Basa pun dapat kita temukan pada aneka bahan
pembersih dan ketika membuat kue.
 Pada saat membuat kue, kita sering menambahkan
baking soda agar kue yang kita buat mengembang.
Baking soda merupakan suatu basa.
Sifat Keasaman dan Kebasaan
suatu Zat
 Apabila kita memiliki beberapa zat dan kita tidak
mengetahui zat tersebut termasuk asam atau basa,
maka bagaimanakah cara kita mengetahui sifat
keasaman atau kebasaan zat tersebut?
 Kita tidak selalu dapat menggunakan indra kita untuk
memastikan dengan aman suatu zat termasuk asam
atau basa.
 Ingat, beberapa asam dan basa sangat berbahaya
Indikator
 Seperti telah dijelaskan sebelumnya, larutan asam dan
basa akan memberikan warna tertentu apabila
direaksikan dengan indicator.
 Indikator adalah suatu senyawa kompleks yang dapat
bereaksi dengan asam dan basa.
 Dengan indicator, kita dapat mengetahui suatu zat
bersifat asam dan basa.
 Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui
tingkat kekuatan suatu asam atau basa.
 Beberapa indicator terbuat dari zat warna alami tanaman,




tetapi ada juga beberapa indicator yang dibuat secara
sintesis di laboratorium.
Indikator yang sering tersedia di laboratorium adalah
kertas lakmus karena praktis dan harganya murah.
Kita mengenal dua jenis kertas lakmus, yaitu lakmus
merah dan biru.
Pada larutan asam, kertas lakmus selalu berwarna merah,
sedangkan dalam larutan basa kertas lakmus selalu
berwarna biru.
Jadi, larutan asam akan mengubah kertas lakmus warna
biru menjadi merah dan larutan basa akan mengubah
warna lakmus merah menjadi biru.
 Beberapa jenis tanaman dapat pula dijadikan sebagai
indicator.
 Salah satu tanaman yang dapat pula dijadikan sebagai
indicator adalah tanaman bunga hydrangea.
 Warna bunga hydrangea bergantung pada keasaman
tanah.
 Bunga hydrangea yang berwarna merah jambu (pink)
akan berubah menjadi biru apabila ditanam di tanah
yang terlalu asam
 Lakmus dan bunga hydrangea merupakan salah satu




contoh indicator pH.
Syarat dapat tidaknya suatu zat ddijadikan indicator asam
basa adalah terjadinya perubahan warna apabila suatu
indicator diteteskan pada larutan asam dan larutan basa.
Untuk menguji sifat asam basa suatu zat selalu digunakan
dalam bentuk larutan, karena dalam bentuk larutan sifat
pembawaan asam dan basa lebih mudah dideteksi.
Berikut adalah indicator pH yang sering kita gunakan di
laboratorium.
Indikator tersebut menunjukkan perubahan warna lerutan
pada rentang pH tertentu.
Nama Indikator
1. Fenoftalein
Range pH Perubahan Warna
Tak berwarna – Merah
8,3 – 10
Muda
2. Metil Oranye
3,2 – 4,4
Merah – Kuning
3. Metil Merah
4,8 – 6,0
Merah – Kuning
4. Bromtimol biru 6,0 – 7,6
5. Metil biru
Kuning – Biru
10,6 – 13,4 Biru – Ungu
 Salah satu indicator yang memiliki tingkat
kepercayaan yang baik adalah indicator universal.
Indikator universal adalah indicator yang terdiri atas
berbagai macam indicator yang memiliki warna
berbeda untuk setiap nilai pH 1-14.
 Indikator universal ada yang berupa larutan dan ada
juga yang berupa kertas. Paket indicator universal
tersebut selalu dilengkapi dengan warna standar
untuk pH 1-14.
Cara menggunakan indicator universal adalah sebagai
berikut :
 1. Celupkan kertas indicator universal pada larutan
yang akan diselidiki nilai pH-nya atau meneteskan
indicator universal pada larutan yang diselidiki.
 2. Amati perubahan warna yang terjadi
 3. Bandingkan perubahan warna dengan warna
standar
asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari
 Contoh Asam:
1. Asam Cuka ==> dibuat untuk masakan
2. Air Keras ==> pada baterai karena dari asam sulfat
3. Asam lambung ==> untuk membantu mencerna
makanan yg kita makan. merupakan asam klorida
4. Asam sitrat==> banyak terdapat pada makanan dan
minuman terutama yg kemasan, juga ada pada agar2,
untuk menambah rasa dan juga keasaman
 Contoh Basa:
1. Semua sabun dan shampoo
2. soda api
3. soda kue, dll
Asam basa Arrhenius
 Svante August Arrhenius (19 Februari 1859-2 Oktober
1927) seorang ilmuwan Swedia mendefinisikan teori
asam-basa sebagai berikut:
 Asam adalah suatu spesies yang akan meningkatkan
konsentrasi ion H+ di dalam air dan basa adalah suatu
spesies yang akan meningkatkan konsentrasi ion OHdi dalam air.
Atau dengan pernyataan lain :
Asam adalah suatu spesies yang apabila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan ion H+ dan basa adalah
suatu spesies yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion OH-.
 Sebagai contoh gas HCl ketika dilarutkan dalam air
akan menghasilkan ion H+ dan Cl- sehingga menurut
konsep ini HCl dalam larutan air adalah asam.
HCl(g) -> H+(aq) + Cl-(aq)
Contoh asam yang lain adalah HF, HBr, HNO3,
H2SO4, H3PO4, CH3COOH, H2C2O4, dan sebagainy
 Sedangkan KOH bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion K+ dan OH- oleh sebab itu KOH
menurut teori Arrhenius adalah basa.
KOH(s) -> K+(aq) + OH-(aq)
Contoh yang lain adalah NaOH, Ca(OH)2, NH4OH,
Ba(OH)2 dan lainnya
Teori asam basa menurut Arrhenius adalah teori yang
amat sempit mengingat teori ini hanya terbatas pada
spesies yang memiliki H+ atau OH- dan spesies
tersebut ada dalam pelarut air artinya apabila spesies
tersebut tidak memiliki H+ atau OH- dan reaksinya
dijalankan dengan pelarut non-air maka teori ini tidak
berlaku.
 Sebagai contoh gas ammonia (NH3) dapat bereaksi
dengan gas HCl membentuk ammonium klorida padat
dengan reaksi sebagai berikut:
NH3(g) + HCl(g) -> NH4Cl(s)
Reaksi diatas adalah salah satu contoh reaksi asam
basa yang tidak bisa dijelaskan dengan teori Arrhenius
disebabkan reaksi diatas tidak melibatkan adanya H+
dan OH-
Apabila reaksi diatas dilakukan dalam medium air
maka yang terlibah adalah larutan NH4OH dan
larutan HCl dengan reaksi berikut;
NH4OH(aq) + HCl(aq) -> NH4Cl(aq) + H2O(l)
Nah sudah terlihat kan mengapa teori Arrhenius
hanya terbatas pada reaksi yang dijalankan pada
medium air yang melibatkan ion H+ dan OH-.
Hal ini bisa dijelaskan dengan menggunakan teori
asam Bronsted-Lowry dan Lewis.
Asam Basa Bronsted-Lowry
 Teori asam basa Bronsted-Lowry adalah teori yang
melengkapi kelemahan teori asam basa Arrhenius karena
tidak semua senyawa bersifat asam/basa dapat
menghasilkan ion H+/OH- jika dilarutkan dalam air.
 Merurut beliau , asam adalah senyawa yang dapat
menyumbang proton, yaitu ion H+ ke senyawa/ zat lain.
 Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton, yaitu
ion H+ ke senyawa/zat lain.
 Teori ini juga memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat
memperlihatkan sifat asam/basa suatu senyawa bila tidak
ada proton yang terlibat dalam reaksi.
 Teori Bronsted dan Lowry
asam: zat yang menghasilkan dan mendonorkan
proton (H+) pada zat lain
basa: zat yang dapat menerima proton (H+) dari zat
lain.
 Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3
dapat dijelaskan sebagai reaksi asam basa, yakni
 HCl(g) + NH3(g) –>NH4Cl(s)
 Menurut teori Bronsted dan Lowry, zat dapat berperan
baik sebagai asam maupun basa.
 Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini
akan berperan sebagai asam dan lawannya sebagai
basa. Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah
menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa.
Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan
sebagai basa.
 HCl + H2O –> Cl+ H 3O +
asam1
basa2
basakonjugat 1
asam konjugat 2
 Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCl dan Cl-
adalah sebuah proton, dan perubahan antar keduanya
adalah reversibel.
 Hubungan seperti ini disebut hubungan konjugat, dan
pasangan HCl dan Cl- juga disebut sebagai pasangan
asam-basa konjugat.
 Larutan dalam air ion CO32- bersifat basa. Dalam
reaksi antara ion CO32- dan H2O, yang pertama
berperan sebagai basa dan yang kedua sebagai asam
dan keduanya membentuk pasangan asam basa
konjugat.
 H2O + CO32- –> OH- + HCO3asam1
basa2
basa konjugat 1
asamkonjugat 2
 Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan
sebagao asam atau basa.
 Air adalah zat amfoter yang khas.
 Reaksi antara dua molekul air menghasilkan ion
hidronium dan ion hidroksida adalah contoh khas
reaksi zat amfoter
 H2O + H2O –> OH- + H3O+
asam1
basa2
basa konjugat 1
asam konjugat 2
Teori asam basa Lewis
 Di tahun 1923 ketika Bronsted dan Lowry
mengusulkan teori asam-basanya, Lewis juga
mengusulkan teori asam basa baru juga.
 Lewis, yang juga mengusulkan teori oktet,
memikirkan bahwa teori asam basa sebagai masalah
dasar yang harus diselesaikan berlandaskan teori
struktur atom, bukan berdasarkan hasil percobaan.
 Teori asam basa Lewis
Asam: zat yang dapat menerima pasangan elektron.
Basa: zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron.
 Semua zat yang didefinisikan sebagai asam dalam
teori Arrhenius juga merupakan asam dalam kerangka
teori Lewis karena proton adalah akseptor pasangan
elektron . Dalam reaksi netralisasi proton membentuk
ikatan koordinat dengan ion hidroksida.
H+ + OH-
H2O
 Situasi ini sama dengan reaksi fasa gas yang pertama
diterima sebagai reaksi asam basa dalam kerangka
teori Bronsted dan Lowry.
HCl(g) + NH3(g)
NH4Cl(s)
Dalam reaksi ini, proton dari HCl membentuk ikatan
koordinat dengan pasangan elektron bebas atom
nitrogen
 Keuntungan utama teori asam basa Lewis terletak
pada fakta bahwa beberapa reaksi yang tidak dianggap
sebagai reaksi asam basa dalam kerangka teori
Arrhenius dan Bronsted Lowry terbukti sebagai reaksi
asam basa dalam teori Lewis.
 Sebagai contoh reakasi antara boron trifluorida BF3
dan ion fluorida F-.
BF3 + F-–> BF4-
 Reaksi ini melibatkan koordinasi boron trifluorida
pada pasangan elektron bebas ion fluorida.
 Menurut teori asam basa Lewis, BF3 adalah asam.
Untuk membedakan asam semacam BF3 dari asam
protik (yang melepas proton, dengan kata lain, asam
dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted Lowry),
asam ini disebut dengan asam Lewis.
 Boron membentuk senyawa yang tidak memenuhi
aturan oktet, dan dengan demikian adalah contoh
khas unsur yang membentuk asam Lewis
 Karena semua basa Bonsted Lowry mendonasikan
pasangan elektronnya pada proton, basa ini juga
merupakan basa Lewis. Namun, tidak semua asam
Lewis adalah asam Bronsted Lowry sebagaimana
dinyatakan dalam contoh di atas
 Dari ketiga definisi asam basa di atas, definisi
Arrhenius yang paling terbatas. Teori Lewis meliputi
asam basa yang paling luas. Sepanjang yang dibahas
adalah reaksi di larutan dalam air, teori Bronsted
Lowry paling mudah digunakan, tetapi teori Lewis lah
yang paling tepat bila reaksi asam basa melibatkan
senyawa tanpa proton.
 Gilbert N. Lewis pada tahun 1923 mempublikasikan
definisi asam basa berdasarkan teori ikatan kimia
dimana definisi asam basa Lewis adalah sebagai
berikut.
 Asam adalah aseptor pasangan elektron bebas
sedangkan basa adalah donor pasangan elektron bebas
 Teori asam basa Lewis mencakup pengertian yang lebih
luas dibandingkan definisi asam basa Arrhenius dan
Bronsted-Lowry.
 Konsep asam basa Bronsted-Lowry dengan Lewis adalah
berbeda akan tetapi kedua konsep ini saling melengkapi.
 Basa Lewis adalah basa Bronsted-Lowry juga disebabkan
dapat mendonorkan pasangan elektron bebasnya, akan
tetapi asam Lewis belum tentu menjadi asam BronstedLowry disebabkan asam Bronsted-Lowry adalah donor
proton sedangkan asam Lewis adalah acceptor elektron.
 Spesies apapun yang dapat menjadi aseptor pasangan
elektron bebas bisa disebut sebagai asam lewis.
Basa Lewis
 Perlu diingat bahwa basa Lewis adalah donor
pasangan elektron bebas, spesies berupa molekul atau
ion yang memiliki tendensi untuk mendonorkan
pasangan elektron bebasnya maka digolongkan dalam
basa Lewis.
 Contoh basa Lewis adalah ion halide ( Cl-, F-, Br- dan
I-), ammonia, ion hidroksida, molekul air, senyawa
yang mengandung N, O, atau S, senyawa golongan
eter, ketone, molekul CO2 dan lain-lain
asam Lewis
 Asam Lewis adalah aseptor pasangan elektron bebas.
 Contoh asam lewis adalah H+, B2H6, BF3, AlF3, ion
logam transisi yang bisa mebentuk ion kompleks
seperti Fe2+, Cu2+, Zn2+, dan sebagainya.
:
Reaksi asam Lewis dan basa lewis dapat
dicontohkan sebagai berikut
Kekuatan Asam atau Basa
 Asam kuat atau basa kuat adalah asam atau basa yang
dalam air sebagian besar atau seluruh molekulnya
terurai menjadi ion-ionnya.
 Asam lemah atau basa lemah adalah asam atau basa
yang dalam air sebagian kecil molekulnya terurai
menjadi ion-ionnya.
Download