Uploaded by User21979

364900238-KOSMEDIK-DMJ

advertisement
KOSMEDIK
Absract
Kecantikan merupakan hal utama bagi para wanita begitu halnya dengan kosmetik dan
penggunaannya. Namun, yang terjadi pada kulit manusia adalah ditemukannya berbagai
kelainan pada kulit dan adneksanya. Seperti, jerawat, penuaan, noda hitam, ketombe, rambut
rontok dan sebagainya yang tidak akan sembuh hanya dengan kosmetik biasa. Maka
timbulah cosmeceuticals yang dikenal dengan kosmetik yang mengandung zat aktif. Dimana
mampu merawat, mengobati dan menjaga kulit dan adneksanya dari berbagai kerusakan
yang akan terjadi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada zaman dahulu yang dianggap sebagai kosmetik hanyalah seperti
kosmetik pembersih, pelembab, pelindung dan dekoratif. Tetapi, sejak tahun 1955
Prof.Dr.Lubowe mengemukakan perlunya kosmetik yang dikominasi dengan
menggunakan bahan-bahan yang farmakologis aktif alias bahan obat untuk
menyembuhkan kelainan pada kulit dan adneksanya seperti misalnya rambut, atau
minimal memperbaiki atau mempertahankan kondisi yang sudah baik, maka kosmetik
yang bersifat memperbaiki atau menyembuhka itu semakin populer. Kosmetik yang
demikian diberi namanya Cosmedics, singkatan dari Medicated Cosmetics.
Dalam definisi kosmetik, misalnya dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No.
220 tahun 1976 atau Federal Food, Drug and Cosmetics Act, USA,Tahun 1938,
sangat dipisahkan antara kosmetik dan obat. Tetapi karena dalam prakteknya
keduanya sangat sulit dipisahkan karena menjadi keinginan atau tuntutan umum,
maka di tahun 1955 Prof. Lubowe menusulkan istilah Medicated Cosmetics yang
kemudian semakin banyak mendapat dukunagn dari ahli kosmetik yang lain seperti
Kligman,cellano dan lain-lain.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian kosmedik dan pembagiannya
2. Persyaratan zat aktif
3. Bahan aktif kosmedik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kosmedik
Pada kulit manusia dan adneksanya sering ditemukan kelainan,
misalnya kulit menua, jerawat dan noda-noda hitam, ketombe, rambut rontok
dan lain sebagainya yang tidak akan sembuh oleh kosmetik biasa karna tidak
mengandung bahan aktif atau obat, tetapi terlalu ringan jika disembuhkan
sepenuhnya lewat pengobatan. Terutama pada wanita, jerawat tidak akan
sembuh jika hanya diobati oleh kosmetik biasa, sebaliknya mereka enggan
menggunakan obat jerawat tanpa boleh memakai kosmetik, terutama ketika
akan keluar rumah. Oleh karena itu dirasakan perlu menggunakan kosmetik
yang dapat sekaligus digunakan sebagai obat yang dapat mengatasi kelainan
kulit tersebut.
Secara garis besar kosmetik pengobatan (cosmedics) yang dapat
mengatasi kelainan kulit dan adneksanya terbagi atas tiga golongan, yaitu :
1. Kosmetik pengobatan untuk mengatasi penuaan kulit, terutama
penuaan kulit yang belum waktunya atau penuaan dini (prematur
aging).
2. Kosmetik pengobatan untuk mengatasi kelainan kulit, terutama jerawat
dan noda-noda hitam (hiperpigmentasi).
3. Kosmetik pengobatan untuk mengatasi kelainan kulit kepala dan akar
rambut, misalnya ketombe (dandruff), kulit kepala berminyak
(saborrhea) dan kerontokan rambut yang abnormal.
B. Persyaratan bagi kosmetik pengobatan
Preparat kosmetik yang berisikan bahan aktif farmakologis biasanya
tidak mengandung lebih dari 5% bahan aktif tersebut. Betapaun, sifat-sifat dan
daya guna dari preparat itu tidak hanya ditentukan oleh bahan aktif yang 5% itu
saja, tetapi juga oleh bahan dasar pembawanya yang berjumlah 95%.
Maka bahan dasar itupun harus memenuhi beberapa persyaratan :
1. Harus sepenuhnya kompatibel dengan kulit dengan kulit dalam segala
aspeknya.
2. Sebagai bahan pembawa bahan-bahan aktif, bahan dasar itu harus bisa
melarutkan bahan-bahan aktif tersebut atau setidak-tidaknya
mendispersikan mereka secara baik.
3. Bahan dasar itu harus dipilih sebaik mungkin, yaitu yang memungkinkan
bahan-bahan aktif tetap efektif selama mungkin.
4. Bahan dasar itu harus membanti penetrasi bahan aktif sehingga bisa
mencapai lapisan kulit yang diinginkan, setidak-tidaknya bahan dasar itu
tidak boleh menghalangi penetrasi bahan aktif tersebut.
5. Bahan dasar itu harus mempertinggi efektifitas bahan aktif dan jangan
menguranginya. Misalnya bahan dasar untuk vitamin A yang
dimaksudkan untuk melembutkan dan melenturkan kulit mestinya adalah
suatu bahan dasar pelembab.
6. Dari sudut pandangan konsumen, bahan dasar itu harus semenarik
mungkin, tidak berwarna gelap, tidak lengket, tidak memiliki bau yang
tidak sedap,dll.
C. Bahan aktif kosmetik
Bahan-bahan aktif yang sering digunakan di dalam kosmetik pengobatan adlah
sebagai berikut :
1. Vitamin
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui
kegunaan vitamin untuk mengatasi kerusakan kulit. Hasilnya
menunjukkan bahwa beberapa jenis vitamin baik diberikan secara
oral maupun topical dapat bermanfaat untuk mengurangi kerusakan.
Vitamin-vitamin ini mampu menangkap dan melindungi kulit dari
radikal bebas yang sangat reaktif yang menjadi penyebab utama
kerusakan dan kelainan kulit.
a) Vitamin A
 Dalam tubuh disimpan di hati, kebutuhan akan
meningkat dengan bertambahnya usia.
 Terdapat pada sayuran kuning, sayuran hijau,
telur/mentega, minyak hati ikan
 Retinoid: Derivat vitamin A alami/sintetik
 Keuntungan vit A dlm kosmetik: diabsorpsi melalui
kulit, meningkatkan sifat barier air kulit
b) Vitamin B compleks
 Niacin:
 Elemen pertama utk NAD&NADP
 Antioksidan kulit
 Mencerahkan kulit dgn meningkatkan transformasi
melanosomes –keratinosit
 D-Panthenol:
 Mempunyai efek antiinflamasi
 Untuk penuaan kulit
 Menghilangkan ketombe
c) Vitamin C
 Tidak disintesa dalam tubuh
 Tersedia dalam makanan (buah,sayur)
 Tidak stabil
 Hidrofilik – larut dlm air



Antioksidan yang utama, banyak dan penting
Pada kulit menyampaikan >20 x dp per oral
Levo Ascorbic Acid pH <3,5 dapat memasuki
kulit;waktu paruh =4 hari
 Mengaktifkan vitamin E pada kulit sehingga
mempertahankan proteksi antioksidan (Elastin Skin
Fiber) dan menekan radikal bebas dalam jumlah
terbatas (vit E)
d) Vitamin D
 Disintesa dalam kulit dengan pemaparan pada matahari
 Untuk penyerapan kalsium
e) Vitamin E
 1920-banyak digunakan dalam kosmetik
 Terdapat pada sayur, minyak,jagung, kedelai,
gandum/tepung, margarine, kacang2an, daging/produk
susu
 -tocopherol – paling aktif secara biologis, sangat
lipofilik, antioksidan
 D-tocopherol – secara biologis tidak aktif
 Sebagai UV-Protection yang dapat melindungi kulit
dari bahaya radiasi sinar matahari yang dapat
menyebabkan penuaan dini
 Sebagai anti inflamation yang dapat mencegah
kerusakan kulit karena UVL
 Sebagai pelembab yang dapat mempertahankan ikatan
air di dalam kulit dan melindungi lipid atau lipoprotein
yang terdapat di dalam membran sel.
 Sebagai anti oksidan yang dapat melindungi sel dari
kerusakan oksidasi dan menangkap radikal bebas yang
sangat reaktif dan melindungi sel dari kerusakan.
 Memelihara jaringan ikat
f) Vitamin F
 Memberikan efek kelenturan dan membuat tampilan
lebih muda serta membuat rambut menjadi lebih sehat
dan bersinar.
 Isomer dari linolenic acid ternyata juga dapat
memberikan efek teraupetik yang baik untuk
mengatasi eczema, kulit dan rambut kering, penyakitpenyakit pada kulit kepala, luka-luka dan
hiperkeratosis.
g) Vitamin H (biotin)
 Biotin dapat mengindikasikan sehat atau tidaknya
rambut, kulit, kelenjar keringat, sel syaraf dan sumsum
tulang belakang.
 Baik untuk menjaga kestabilan kadar gula
 Ditambahkan untuk mengobati kerontokan dan
kebotakan rambut
h) Vitamin K
 Penggunaannya di dalam pengobatan kulit hampir tak
ada hubungannya sebagai vitamin, melainkan sebagai
bahan yang anti bakteri dan anti jamur.
 Vitamin K juga terbukti efektif untuk mengatasi
chilblains (bengkak-bengkak dan gatal pada tangan
dan kaki karena pengaruh dingin).
2. Hormon
 Hasil uji membuktikan bahwa penggunaan krim hormon
untuk wanita usia diatas 40 tahun yang digunakan selama 16 bulan terjadi regenerasi kulit, peningkatan sirkulasi darah
dikulit sehingga kulit tampak lebih muda dan lebih segar,
namun krin tersebut tidak berpengaruh untuk wanita berusia
20-30 tahun.
 Hormon estrogen juga dipakai untuk mengobati jerawat, tapi
perlu penggunaan dosis tinggi sehingga dapat berakibat
gangguan pada fungsi seksual, pada kulit maupun psikologi
pemakai.
3. Enzim
 Enzim berperan dalam menentukan keefektifan bahan
kompleks tertentu (seperti misalnya ekstrak plasenta), tetapi
jika digunakan secara murni di dalam kosmetik sampai
sekarang masih jarang.
 Eksperimen dengan menggunakan ribunoklease di dalam
masker memberikan hasil yang menggembirakan, terutama
jika dikombinasi dengan menggunakan asam nukleat untuk
memperbaiki sirkulasi darah dan meningkatkan elastisitas
pada kulit yang kendur.
4. Peptida dan protein
 Banyak digunakan sebagai bahan pembuatan lapisan
film diatas kulit, bahan pengental larutan untuk masker
wajah dan penyamar keriput, atau pembawa bahan aktif
di dalam sediaan bubuk, tetapi tidak dapat sebagai
bahan aktif biologis.

Asam amino mudah diserap oleh kulit sebagai
pembangun jembatan sulfur yang bertanggung jawab
bai sifat-sifat protein kulit dan rambut. Tyrosin adalah
asam amino yang darinya dibentuk pigmen melanin
kulit.
 Hasil pemakaian eksperimental berbagai hidrolisat
protein di dalam kosmetik kebanyakan memberikan
efek teraupetik yang baik untuk kulit atrofi.
 Peptida mampu memperbaiki kulit yang telah menua
tanpa menimbulkan iritasi dan mencegah atau
mengurangi keriput.
5. Sulfur dan sulfuric ingredients
 Di dalam kosmetik, sulfur digunakan di dalam
pengobatan jerawat, ketombe dan saborrhea. Tetapi,
sulfur tidak bisa senantiasa digunakan tanpa batas,
aplikasinya, terutama di atas bidang kulit yang luas,
kadang-kadang menimbulkan iritasi.
BAB III
KESIMPULAN
Komedik merupakan kosmetik yang mengandung satu atau lebih zat aktif
untuk mengobati kelainan ataupun kerusakan pada bagian luar tubuh seperti penuaan,
ketombe dan lainnya. Dalam pemilihan bahan dasar yang akan digunakan harus
memenuhi beberapa syarat yaitu harus baik, dapat meningkatkan efektifitas zat aktif,
tidak melebihi 5% zat aktif dan beberapa syarat yang sudah dijelaskan diatas. Perlu
diketahui juga beberapa zat aktif yang dapat digunakan dalam kosmetik sebagai
pengobatan seperti vitamin, protein, enzim, sufur dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Latifah, Fatma Dra,2014. Buku Pegangan Dasar Kosmetologi, Sagung Seto, Jakarta
Penandaan pada kosmedik pada kemasan : NA
Untuk obat : D, DKL, DKI,
Download