Terlibat Kelompok Kecil: Terlibat Dalam Panggilan Dr. David Platt September 2, 2007 KELOMPOK KECIL: TERLIBAT DALAM PANGGILAN Roma 12:3-8 (kecuali disebutkan lain, ayat-ayat di sini menggunakan Alkitab LAI Terjemahan Baru) Jika Anda membawa Alkitab, mari membuka bersama saya pada kitab Roma pasal 12. Saya mengundang Anda untuk menarik catatan dari Worship Guide yang telah Anda terima ketika Anda masuk. Mungkin Anda tahu atau mungkin juga tidak bahwa ada lebih dari satu juta komponen suku cadang di pesawat luar angkasa Apollo. Satu juta suku cadang yang menjadikan pesawat luar angkasa dan misinya menjadi suatu kenyataan. Renungkanlah hal itu. Bahkan jika 99.9% dari suku cadang tersebut andal, tetap saja masih akan ada lebih dari 100 komponen yang bisa gagal. Keseluruhan misi tersebut dirancang agar setiap satu suku cadang, setiap satu orang manusia harus terlibat dalam misi tersebut agar menjadi suatu misi yang berhasil. Dari 100 suku cadang yang bisa saja tidak berfungsi itu, bagaimana andaikata suku cadang yang satu ini dan satu yang dipasangkan dengannya akan menyebabkan keseluruhannya berantakan? Seorang antrolopolog sekuler terkenal yang telah mempelajari segala bangsa dan suku bangsa di seluruh dunia berkata, “Jangan pernah meragukan bahwa sebuah kelompok kecil orang-orang yang berkomitmen dapat mengubah dunia.” Saya rasa dia benar, tetapi bukan ia yang memberi teladan hal itu. Menurut saya Allahlah yang memprakarsai hal itu dan Yesus memberi teladan tentang hal itu kepada kita. Saya yakin bahwa misi yang diletakkan-Nya pada gereja jauh lebih besar daripada menempatkan seorang manusia di bulan; misi itu adalah untuk menempatkan Injil di setiap sudut planet ini diantara milyaran orang yang masih belum mendengar nama Yesus. Kelompok Kecil dan Amanat Agung ... Beberapa bulan yang lalu, saya mengakhiri serial khotbah yang berjudul “Lintas Budaya” dan memberikan kepada Anda sepuluh alasan mengapa saya yakin Gereja Brook Hills dapat menggenapi Amanat Agung. Yang ingin saya lakukan pagi hari ini ketika saya mengakhiri 1 serial khotbah “Terlibat” ini adalah menghubungkan antara Amanat Agung dan kelompok kecil. Ini alasannya: Saya ingin menghubungkan kedua hal tersebut karena saya yakin bahwa kita telah menjadi puas diri di dalam gereja dan merasa nyaman berada di gereja dengan hanya memberikan lima puluh persen dari komponen suku cadang kita bagi misi ini, atau tiga puluh atau dua puluh atau sepuluh atau lima persen dari orang-orang kita bagi misi ini. Saya pikir alangkah bodohnya jika kita berpikir bahwa kita akan dapat menyelesaikan sasaran sebesar Apollo dengan kurang dari 100% komponen suku cadang yang bekerja bersama untuk menggenapkan misi tersebut. Saya berdoa agar Allah akan memakai waktu kita bersama pada pagi ini dan waktu yang kita gunakan di dalam kelompok-kelompok kecil mulai dari minggu depan dan seterusnya untuk meluncurkan sekelompok orang yang sungguh-sungguh berperan serta dalam misi ini. Bayangkanlah semua komponen suku cadang dalam ruangan ini...setiap karunia, ketrampilan, kemampuan, kerinduan hati umat Allah...semuanya dilepaskan untuk mempengaruhi dunia bagi kemuliaan-Nya. Yang akan kita lihat bukanlah kegerakan diantara para pendeta, bukan juga diantara para staf, tetapi kegerakan dari semua umat Tuhan. Umat Tuhan dilepaskan untuk memenuhi misi penting yang untuknya Dia telah menyelamatkan kita. Ya Tuhan, terjadilah kiranya seperti itu. Jadi, saya ingin Anda mengkhayal bersama saya pagi hari ini. Kita akan melihat pada Roma 12, bagian dari teks yang telah kita bahas minggu yang lalu. Kita akan berfokus pada ayat 3 sampai dengan 8, dan saya ingin Anda membayangkan bersama dengan saya tentang apa yang akan terjadi dengan semua komponen suku cadang dari keluarga seiman di balik satu misi ini melalui kelompok-kelompok kecil yang memuridkan segala bangsa di seluruh Birmingham dan sampai ke seluruh planet ini. Dengarkanlah Roma 12:3: “Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku...” Ini adalah Paulus yang sedang berbicara kepada gereja lokal di Roma, kepada orang-orang Kristen di sana ... Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masingmasing. Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, 2 adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. Bayangkanlah sebuah keluarga seiman yang dirancang oleh kasih karunia. Bayangkanlah bersama saya...berdasarkan Roma 12, bayangkan sebuah keluaga seiman yang dirancang oleh kasih karunia. Bayangkan sebuah keluarga seiman yang dirancang oleh kasih karunia. Minggu lalu kita membahas bahwa fondasi dari Roma 12 terletak pada bagian pertama dari ayat 1, “...oleh kemurahan Allah...” Kemurahan membentuk gambaran menyeluruh yang disebut gereja. Paulus mengulangi hal ini dengan cara membicarakan tentang kasih karunia dan iman dalam ayat-ayat yang baru saja kita baca. Ia memulai dengan berbicara tentang kasih karunia yang dikaruniakan Allah kepadanya di dalam ayat 3. Kemudian di ayat tersebut, ia berbicara tentang iman yang Allah karuniakan kepada masing-masing kita. Kemudian, Anda turun ke ayat 6, dan dikatakan di sana bahwa kita memiliki karunia yang berbeda-beda menurut kasih karunia yang diberikan kepada kita. Gambaran menyeluruh tentang gereja dijenuhi dengan kasih karunia. Segala sesuatu bergantung pada kasih karunia. Pada kenyataannya, ketika ia berkata, “aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa...” ini sesungguhnya satu kata dalam bahasa asli Perjanjian Baru yang diulang empat kali dalam bentuk yang berbeda-beda, diulang, dan diulang kembali. Terjemahan dari kata itu yang paling mendekati adalah “berpikir” atau “melihat”. Memang, kata itu diterjemahkan dengan cara yang berbeda-beda di sini, dan sepertinya kehilangan penekanan yang diberikan oleh ayat tersebut. Dalam bahasa asli Perjanjian Baru, sesungguhnya dikatakan, “Jangan memikirkan dirimu lebih tinggi daripada yang seharusnya kaupikirkan, tetapi berpikirlah mengenai dirimu sendiri dengan kesadaran penuh...” Itu juga tidak terlalu bagus kedengarannya, jadi kita mengubahnya. Namun demikian, intinya adalah, 3 segala sesuatu yang kita pikirkan di dalam gereja, dan segala sesuatu yang kita lihat di dalam gereja, sebagai gereja, kita harus memandangnya melalui sebuah lensa kasih karunia. Saya ingin Anda berpikir tentang kasih karunia dan bagaimana kasih karunia meresap masuk ke dalam gereja. Pertama sekali, kita diterima oleh karena kasih karunia. Bayangkanlah sebuah keluarga seiman yang diterima oleh karena kasih karunia. Keluarga seiman ini disebut Gereja Brook Hills. Saya ingatkan Anda, bahwa tidak ada seorang pun di dalam ruangan ini yang berada di sini oleh karena kebaikan atau usaha atau apa yang kita hasilkan untuk memberikan kepada kita hak istimewa untuk menyebut diri kita pengikut Kristus. Semua itu adalah karena kasih karunia. Kita dipanggil karena kasih karunia. Itulah keseluruhan kitab Roma. Anda berada di bawah murka Allah karena dosa Anda, namun Dia mencari Anda oleh karena kasih karunia-Nya, dan Dia mencurahkan murka-Nya ke atas Yesus Kristus, Putra Tunggalnya, dan bukan ke atas Anda, dan sekarang, mencurahkan penghukuman-Nya ke atas Anda; Dia tidak terbatas bagi Anda. Dari kekal sampai kekal, Dia tak terbatas bagi Anda. Kasih karunia-Nya...Dia memanggil kita karena kasih karunia-Nya. Oleh kasih karunia-Nya, kita disamakan dengan tubuh Kristus. Kita adalah bagian dari tubuh-Nya, Kolose 1:18. Dia adalah Kepala dan kita adalah tubuh-Nya. Betapa luar biasa pemikiran itu. Kita secara radikal dipersatukan dengan Kristus oleh kasih karunia-Nya. Paulus mengetahui hal ini. Ingatkah ketika Paulus diterima oleh kasih karunia, ketika ia percaya kepada Kristus di dalam Kisah Para Rasul 9, dan Yesus menemui dia di jalan menuju Damsyik, apa yang Dia katakan? “Saulus,Saulus, mengapa engkau menganiaya...” Siapa? “Mengapakah engkau menganiaya Aku?” Saulus berkata, “Siapakah Engkau?” Dia berkata, “Akulah Yesus yang kauaniaya.” Bagaimana pun, keindahan dari gambaran itu adalah, sesungguhnya Saulus tidak menganiaya Yesus; ia menganiaya Stefanus. Ia telah menganiaya orang-orang Kristen, mereka yang mengikut Yesus, tetapi Yesus berkata, “Engkau sedang menganiaya aku.” Dengan kata lain, Dia berkata, “Kalau engkau menjamah mereka, berarti engkau menjamah Aku. Engkau berurusan dengan mereka, berarti engkau berurusan dengan Aku.” Gereja secara radikal disamakan dengan pribadi Kristus. Kita adalah bagian dari tubuhNya. Oleh kasih karunia-Nya, Dia telah membawa setiap kita yang adalah pengikut Kristus ke dalam ruangan ini...Dia telah membawa kita masuk ke dalam tubuh-Nya. Diterima oleh karena kasih karunia. 4 Yang kedua, diperlengkapi oleh kasih karunia. Dia bukan hanya membawa Anda masuk ke dalam tubuh-Nya, tetapi Roma 12 sedang mengajar kita bahwa Dia memberikan kepada kita karunia-karunia, dan ketika kita percaya pada Kristus untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita, Roh Allah secara pribadi menempatkan karunia-karunia di dalam diri kita. Biarlah kebenaran ini meresap di dalam hati kita. Setiap pengikut Kristus di dalam ruangan ini tanpa terkecuali, bukan hanya orang yang berada di sebelah Anda, di depan anda, di belakang Anda, tetapi Anda semua telah diberikan berbagai karunia dari Roh Kudus Allah. Dia telah menempatkan karunia-karunia tersebut di dalam diri Anda. Ini tidak berbicara tentang kemampuan alami. Bukan hanya membicarakan tentang bidang yang menjadi kemahiran kita, walaupun semua itu juga karena kasih karunia. Namun, Dia telah melakukan sesuatu...ketika Dia menyelamatkan Anda, Dia meletakkan karunia di dalam diri Anda. Dia memberikan kepada Anda suatu karunia...karunia-karunia rohani. Dia telah memperlengkapi Anda oleh kasih karunia-Nya. Dia telah memperlengkapi kita semua oleh karena kasih karunia-Nya. Dia telah menerima kita, Dia telah memperlengkapi kita, dan Dia telah memampukan kita oleh kasih karunia. Dia tidak hanya memberikan kepada kita karunia-karunia, tetapi segala sesuatu yang akan kita butuhkan untuk membuat karunia-karunia tersebut dapat beroperasi. Ini adalah penekanan di dalam 1 Petrus 4, di mana ia berbicara tentang karunia-karunia. Ketika Alkitab berbicara tentang karunia-karunia di dalam 1 Petrus 4, ia berbicara tentang karunia melayani. Dikatakan, “Jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah.” Ini adalah sebuah gambaran yang indah mengenai fakta bahwa kepada kita telah diberikan suatu karunia, orang-orang yang diberikan karunia untuk melayani, seperti yang sedang Paulus bicarakan di Roma 12 ini, dan satu-satunya cara agar mereka dapat mengoperasikan karunia tersebut adalah dengan kekuatan yang Allah sediakan. Jadi, Dia memberikan kepada kita kasih karunia...Dia memberikan kepada kita berbagai karunia oleh anugerah-Nya, dan kemudian memberikan kepada kita kasih karunia untuk mengoperasikan karunia tersebut. Ini luar biasa. Saya pikir sulit bagi kita untuk menyelaraskan pikiran, lengan, dan hati kita untuk merangkul gambaran ini. Hal itu terlihat dari hal-hal yang kita ucapkan, dan dari cara kita membicarakan tentang berbagai hal. Bahkan bagi saya, bahkan lebih lagi, sebelum saya datang ke sini untuk menggembalakan, kami akan mengadakan perjalanan panjang untuk dapat berkhotbah lebih banyak pada hari Minggu pagi. Banyak diantara Anda tahu, jika Anda bertumbuh di gereja, Anda akan mengetahui bahwa adalah 5 praktek umum apabila seorang pengkhotbah selesai berkhotbah di kebaktian, pengkhotbah itu akan berdiri di belakang gereja dan semua orang akan menghampiri dan berkata, “Betapa luar biasa khotbah pendeta hari ini.” Itu hanyalah rutinitas. Semua orang mengatakan bahwa mereka menikmati khotbah walaupun tidak seorang pun tahu apakah mereka sungguh-sungguh menyukai khotbah itu; mereka mengatakan hal itu karena hal itulah yang dilakukan oleh semua orang setelah ibadah pada Minggu pagi. Jadi, orang-orang akan menghampiri. Saya menyebutnya “memuliakan cacing tanah.” Memang seperti itu....jadi, bagaimana pun, kita yang memulai kebiasaan seperti itu, dan begitulah cara kerjanya. Namun, bahkan sampai dengan saat ini, ketika saya bepergian dan berkhotbah dan Tuhan bekerja, akan ada orang-orang yang menghampiri dan berkata, “Terima kasih untuk apa yang telah Anda bagikan. Terima kasih untuk hal ini atau hal itu. Anda melakukan ini dan itu dalam kehidupan saya.” Saya tidak pernah...Saya selalu bergumul ketika harus memberi respons atas pernyataan seperti itu. Apa yang harus saya katakan? Karena...Saya memulainya dengan mengatakan,“Ya, itu semua pekerjaan Allah.” Satu-satunya masalah dengan hal itu adalah saya telah mengkhotbahkan banyak khotbah di mana tidak seharusnya Tuhan dipersalahkan. Ada beberapa hal yang seharusnya perlu saya lakukan, tetapi tidak saya lakukan…Seolah-olah Tuhan berkata “Itu bukan Aku. Itu tentunya berasal dari engkau.” Jadi, saya tidak nyaman mengatakan hal itu. Maka, saya tidak akan berkata, “Semuanya karena Tuhan.” Seringkali saya hanya berkata, “Tuhan itu sangat penuh kasih karunia.” Lalu inilah yang dikatakan oleh hampir setiap orang. Mereka akan selalu berkata, dan saya rasa kita telah mengatakan hal ini dan banyak diantara kita pernah mengatakannya: “Baiklah, Tuhan itu penuh kasih karunia”, dan mereka akan berkata, “Ya, Tuhan itu penuh kasih karunia, tetapi Anda harus melakukan sesuatu atas kasih karunia yang dianugerahkan kepada Anda.”Atau, “Ya, Tuhan baik, tetapi Anda harus berbuat sesuatu dengan apa yang telah Dia berikan kepada Anda. Jadi, terima kasih untuk apa yang telah Anda lakukan.” Hal itu menghilangkan seluruh inti dari Kekristenan. Bukanlah kasih karunia bila Anda menambahkan sesuatu kepadanya. Satu-satunya alasan bahwa Anda dapat melakukan apa pun dengan kasih karunia yang Anda miliki adalah karena kasih karunia-Nya memampukan Anda untuk melakukan apa pun. Dari awal hingga akhir semuanya adalah kasih karunia. Jadi bukan, “Ya, Tuhan itu penuh kasih karunia, tetapi terima kasih untuk apa yang sudah Anda lakukan.” Yang benar adalah, “Tuhan itu penuh kasih karunia, titik.” Segala sesuatu adalah 6 karena kasih karunia. Segala sesuatu adalah karena kasih karunia-Nya. Karunia-karunia yang kita miliki, karunia-karunia yang saya miliki, karunia-karunia yang Anda miliki, dan bagaimana kita menggunakan semua itu, itu semua adalah kasih karunia, titik. Jadi, gambarannya adalah Tuhan telah merancang gereja oleh kasih karunia. Dapatkanlah gambaran itu. Di ruangan ini saja…saya jamin, ada ibadah yang kita adakan sebelum ini dan setelah ini, membentuk umat Tuhan di Brook Hills…bagaimana pun, bayangkanlah saja. Perolehlah gambaran itu. Bagaimana jika Tuhan telah menarik kita…ini bukan sekedar gambaran acak dari orang-orang yang berbeda yang ada dalam ruangan ini. Bagaimana jika kita adalah suatu umat yang diterima oleh karena kasih karunia Allah; Kita telah dipanggil oleh-Nya secara pribadi. Dia telah meletakkan karunia-karunia-Nya pada masingmasing kita, dan Dia telah mencurahkan kasih karunia-Nya yang memampukan kita untuk menggunakan karunia-karunia tersebut, dan apa yang kita peroleh adalah suatu gambaran tentang rancangan Allah di dalam gereja oleh kasih karunia-Nya. Saya pikir ini adalah suatu gambaran yang luar biasa tentang apa yang disebut sebagai tubuh Kristus. Saya suka analoginya, fakta bahwa ada suatu gambaran mengenai tubuh. Perhatikan hal ini…ada seorang ahli bedah ternama bernama Paul Brand, dan saya mengutip dari buku yang ditulisnya yang berjudul Diciptakan Dengan Dahsyat dan Ajaib. Saya ingin Anda mendengar ia menjelaskan tentang…di sini ia sedang berbicara tentang cara kerja sel-sel di dalam tubuh kita. Saya ingin Anda merenungkan tentang kesejajaran yang ia ungkapkan bagi kita antara tubuh kita dan cara Allah menciptakan kita dan tubuh Kristus. Dengarkan baik-baik. Dia sedang berbicara tentang sel-sel. Ia mengatakan, Pertama sekali saya kagum akan betapa beragamnya sel dalam tubuh manusia. Secara kimiawi, sel-sel itu hampir mirip, tetapi secara visual dan fungsional, semuanya begitu berbeda, sebagaimana ada beragam hewan di sebuah kebun binatang. Sel darah merah, kepingan-kepingan Penyelamat Nyawa yang menyerupai permen, melakukan perjalanan melalui darah yang penuh dengan oksigen untuk memberi makan sel-sel lain. Sel-sel otot, yang menyerap begitu banyak dari zat-zat makanan tersebut, halus dan fleksibel, penuh dengan energi yang bergelung. Sel-sel tulang rawan dengan inti lempengan yang bercahaya tampak seperti sekumpulan kacang polong hitam yang terekat kuat satu dengan yang lain menghasilkan kekuatan. Sel-sel tulang berada dalam struktur kaku yang menghasilkan kekuatan. Pada penampang lintang, tulang-tulang itu menyerupai tiga buah 7 cincin yang saling bertindihan dengan kekuatan yang diberikan secara fleksibel dan kokoh. Sebaliknya, sel-sel kulit membentuk pola bergelombang yang lembut dengan tekstur yang naik dan turun, memberi bentuk dan keindahan pada tubuh kita. Sel-sel tersebut melengkung dan menjorok keluar pada sudut-sudut yang tak terduga, sehingga sidik jari setiap orang menjadi unik, belum lagi menyebutkan tentang wajahnya. Rajanya sel, satu-satunya yang saya pelajari dengan mencurahkan seluruh jiwa saya adalah sel syaraf. Saya memuji Allah karena menciptakan orang-orang yang senang mempelajari ini. Ini adalah suatu pancaran hikmat dan kompleksitas. Sel ini menyerupai laba-laba. Sel ini bercabang keluar dan menyatukan tubuh dengan suatu jaringan seperti komputer yang kompleks dan canggih. Akson-aksonnya, kawat yang membawa pesan jarak jauh menuju dan dari otak manusia, panjangnya dapat mencapai satu meter. Saya tidak pernah lelah memandangi beragam spesimen atau membolak balik buku yang menjelaskan tentang sel. Itu aneh, tetapi ia tidak pernah lelah dengan hal itu. “Secara individu, sel-sel itu terlihat kecil dan bentuknya aneh, tetapi saya tahu bahwa bagian-bagian yang tak terlihat ini bekerjasama untuk melimpahi saya dengan fenomena kehidupan.” Sekarang, dengarkanlah penghubungnya di sini. Tubuh saya memakai beragam sel yang membingungkan, di mana secara individu, tidak ada satu sel pun yang menyerupai tubuh. Demikian pula, tubuh Kristus terdiri dari beragam manusia yang tidak sama satu dengan yang lain. “Tidak sama” adalah kata yang tepat. Karena kita jelas-jelas tidak sama satu dengan yang lain dan dengan Dia yang kita ikuti. Dari rancangan siapakah muncul bentuk-bentuk manusia yang lucu, yang hampir tidak mencerminkan ide mengenai tubuh sebagai suatu keseluruhan? Tubuh Kristus, sama seperti tubuh kita, terdiri dari sel-sel individu yang tidak sama yang dipersatukan bersama-sama untuk membentuk satu tubuh. Dia adalah yang sempurna, dan sukacita tubuh bertambah jika sel-sel individu menyadari bahwa mereka bisa saja berbeda tanpa harus menjadi terisolir. Saya rasa bukanlah kebetulan bahwa Alkitab menggunakan gambaran seperti tubuh untuk menjelaskan siapa itu gereja. Persiapkan 1 Korintus 12, sebentar lagi kita akan tiba di sana. Izinkan saya membacakan bagi Anda ayatnya. Ayat 18, dikatakan, “Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.” Sekarang, biarlah kebenaran ini meresap ke dalam hati Anda. 8 Bagaimana jika Allah tahu apa yang sedang Dia lakukan ketika Dia membawa masing-masing kita untuk menjadi bagian dari keluarga seiman yang disebut Gereja Brook Hills? Bagaimana jika Dia tahu apa yang sedang Dia lakukan ketika Dia memanggil Anda oleh kasih karunia-Nya dan menempatkan karunia-karunia tertentu di dalam diri Anda dan memberikan kepada Anda kasih karunia untuk menggunakan karunia-karunia tersebut untuk satu alasan bagi sebuah tubuh? Bagaimana jika sebuah gambaran tentang keluarga seiman ini dimaksudkan untuk menjadi sebuah permadani kasih karunia di mana masing-masing kita mempersembahkan karunia yang telah Allah percayakan kepada kita untuk menyelesaikan satu misi besar bagi kemuliaan-Nya? Saya yakin bahwa ini adalah rancangan kasih karunia Allah di dalam gereja. Saya berdoa agar hal ini menjadi suatu kenyataan bagi kita. Agar kita menyadarinya, bayangkanlah sebuah keluarga seiman yang dirancang dengan rumit oleh kasih karunia. Bayangkanlah sebuah keluarga seiman dengan beragam karunia. Bayangkanlah sebuah keluarga seiman yang dipenuhi dengan karunia yang berbeda-beda. Jadi, di sinilah hal itu selangkah lebih dalam. Kita dirancang oleh kasih karunia, dan sesungguhnya, disatukan oleh kasih karunia karena kasih karunia meresapi seluruh kehidupan kita, tetapi keindahan gereja di dalam Roma 12 adalah bahwa ada kesatuan dan keragaman sekaligus. Gereja adalah satu tubuh, dengan banyak anggota. Jadi, kita semua memiliki kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita, tetapi kita memiliki karunia yang berbeda-beda, menurut ukuran iman yang diberikan kepada kita. Demikian Paulus katakan. Jadi, ada banyak perbedaan di sini yang membuat kita berbeda dalam keluarga Allah. Setiap karunia diberikan dengan tujuan tertentu; Allah tidak melakukan kesalahan. Bukan secara kebetulan Dia memberi kepada kita, sebagai keluarga seiman, lebih banyak atau lebih sedikit dari yang kita perlukan, tetapi segala sesuatu dirancang bersama-sama, dan kita semua mempersembahkan sesuatu yang berbeda oleh kasih karunia Allah. Seperti itulah gambaran tentang tubuh di sini. Bayangkanlah sebuah keluarga seiman dengan beragam karunia di mana setiap orang berharga. Di mana setiap orang penting. Inilah intinya, bahwa tubuh memiliki bagian yang berbeda-beda, dan bahwa semua bagian dipersatukan. Mereka semua berharga. Mereka semua penting. Mereka saling tergantung satu dengan yang lain dalam suatu relasi. Mereka saling membutuhkan satu dengan yang lain. Mereka bekerja bersama-sama. Mereka semua terhubung dengan Kepala. Kolose 1:18, Kristus adalah Kepala Gereja, dan kita semua bekerja dan 9 terhubung dengan Kepala untuk menyelesaikan suatu tujuan. Ini masuk akal; Secara praktis masuk akal. Jika Anda tertangkap basah sedang mencuri di sebuah pertokoan, saya harap itu tidak terjadi, tetapi saya hanya ingin Anda membayangkan, apabila hal itu terjadi, apakah argumentasi Anda di hadapan hakim, “Yang mulia, otak saya tidak mau mengambil jaket kulit itu, tetapi tangan saya tidak mau mengikuti perintah otak saya.” Apakah argumentasi seperti itu dapat diterima? Dapatkah itu menjadi pembelaan? Tentu saja tidak, karena ada saling ketergantungan antara otak dan tangan kita, dan kita bekerja bersama-sama. Itulah gambaran mengenai gereja, tetapi saya yakin bahwa di sepanjang sejarah gereja, kita telah benar-benar merusak kebenaran ini, bahwa semua anggota tubuh penting. Cobalah Anda melihat ke belakang, kepada sejarah gereja, dan Anda melihat Masa-masa Kelam, dan Anda melihat suatu masa ketika kekuasaan di gereja dipegang oleh sekelompok kecil orang. Hanya mereka saja yang dapat membaca Alkitab. Alkitab hanya ada dalam bahasa mereka. Orang biasa bahkan tidak memiliki bahasa itu, sehingga apa pun yang dikatakan oleh kelompok itu, semua orang akan mengikutinya. Yang Anda miliki adalah semua komponen anggota tubuh...sembilan puluh sembilan persen daripadanya keluar dan satu persennya saja yang memimpin gereja. Itulah gambaran sebelum Reformasi, tetapi Anda tahu saya yakin bahwa sejak saat itu kita sudah semakin maju. Karena kita tetap manusia yang memiliki kecenderungan untuk mengalihkan pelayanan dan pemberdayaan di dalam kerajaan kepada orang-orang yang paling bermanfaat bagi kerajaan; mereka adalah para pemimpin pilihan tersebut. Kita cenderung memandang gereja dengan mengelompokkan sebagian orang sebagai warga kelas satu atau kelas dua, orang-orang Kristen kelas satu atau kelas dua, dan kebanyakan kita turun pangkat ke urutan keempat atau kelima. Mereka yang ada di kelas pertama dan kedua adalah para pendeta dan misionaris lintas budaya. Mereka adalah orang-orang yang sungguh-sungguh memiliki pengabdian tinggi, dan kita semua pada dasarnya memainkan peran sebagai pelengkap untuk melakukan apa yang tidak sempat mereka lakukan. Ini jelas-jelas tidak alkitabiah. Merendahkan Roh Allah dan kuasa yang dimiliki umat-Nya. Kita harus menyadari bahwa Allah telah merancang tubuh-Nya di mana semua orang penting. Semua orang. Ini adalah hal yang kita hadapi di abad pertama. Ikuti bersama saya. Saya menyebutkan 1 Korintus 12. Baliklah satu kitab ke sebelah kanan dan Anda akan mendapatkan 1 Korintus 12, 10 dan saya ingin kita melihat ayat 21. Yang menarik adalah bahwa Roma 12 dan 1 Korintus 12 benar-benar paralel. Keduanya berbicara tentang karunia-karunia rohani sebagai satu anggota tubuh. Satu tubuh, banyak anggota. Yang menarik adalah mengapa keduanya saling berhubungan. Baiklah, kita harus menyadari bahwa ketika Paulus sedang menulis kitab Roma, Anda mungkin tidak akan pernah menduga dia sedang berada di kota apa. Dia sedang berada di Korintus, jadi ia menulis dari sebuah gereja yang benar-benar sedang dalam pergumulan. Sejak awal kitab Korintus, kita tahu bahwa gereja ini menghadapi perpecahan, anggota gereja saling bertengkar mengenai ini dan itu di dalam gereja, ada banyak perpecahan di dalam gereja. Jadi, Paulus berada di tengah-tengah situasi itu, dan ia sedang menulis kitab Roma. Dengarkanlah apa yang ia katakan di dalam 1 Korintus 12:21. Lihatlah bagaimana mereka merendahkan gambaran mengenai keluarga seiman di mana semua orang berharga. Dengarkanlah ayat 21: Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau." Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah (perhatikan ini) telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Inilah gambarannya, dan Paulus sedang mengkonfrontir hal ini di dalam 1 Korintus 12, dan ia sedang membidik tentang hal itu juga di dalam Roma 12. Ia berkata, “Bayangkanlah sebuah keluarga seiman di mana semua orang penting, di mana tidak ada seorang pun yang lebih unggul dibandingkan dengan yang lain.” Yang terjadi di Korintus adalah bahwa mereka telah menerima karunia-karunia yang hebat atau yang lebih spektakuler, yang dapat terlihat nyata, dan mereka mengagungkan karunia-karunia tersebut, dan jika Anda memiliki karunia-karunia tersebut, maka Anda lebih unggul di dalam tubuh Kristus. Dia berkata, “Berani sekali kalian berkata bahwa karena engkau tangan, maka engkau tidak membutuhkan kaki. Itu sangat konyol.” Tidak ada seorang pun yang lebih unggul dan tidak ada seorang pun yang kurang unggul. Apa yang terjadi sebagai akibat dari pandangan seperti itu di Korintus adalah bahwa ada lebih 11 banyak orang yang tidak memiliki karunia-karunia yang bisa diperlihatkan kepada orang banyak, gambaran karunia yang hebat, sehingga mereka duduk manis di pinggir gereja sambil berkata, “Baiklah, saya tidak memiliki karunia seperti yang dimiliki oleh orang-orang itu, jadi saya tidak terlalu penting di dalam gereja.” Apa yang Paulus katakan di sini sangat jelas. Dia berkata, “Tidak ada hierarki tentang nilai diri seseorang di dalam gereja.” Tidak ada hierarki tentang nilai diri seseorang di dalam gereja. Masing-masing dari kalian mempersembahkan sesuatu. Oleh kasih karunia Allah yang telah Dia tempatkan di dalam hidupmu. Ini sangatlah penting, tidak ternilai.” Renungkanlah mengenai hal ini, khususnya jika gambaran inilah yang kita miliki tentang gereja. Jika kita memikirkan tentang gereja, kita berpikir tentang sebuah gedung seperti ini untuk digunakan selama satu jam lebih, satu kali dalam seminggu. Jika gereja adalah seperti itu, maka akibatnya sebagian karunia akan diagungkan sebagai karunia yang lebih unggul dan yang lain kurang unggul karena rancangan keseluruhan mengenai gedung ini bukanlah untuk memaksimalkan karunia-karunia yang ada dalam ruangan ini, bukan? Semua karunia yang terwakili dalam diri hampir 2.000 orang di dalam gedung ini tidak sedang dimaksimalkan saat ini. Sebaliknya, gambaran menyeluruh ketika kita berkumpul bersama untuk beribadah, sesungguhnya memaksimalkan karunia-karunia yang dimiliki oleh sekelompok kecil orang. Gereja yang seperti itu sangatlah menyedihkan, tetapi gereja bukan hanya apa yang terjadi di dalam gedung saja. Gereja adalah umat Allah; kita adalah gereja, yang keluar untuk memasuki kota Birmingham. Tempat pelayanan bukanlah sebuah gedung yang telah kita bangun. Tempat pelayanan adalah rumah-rumah Anda dan lingkungan di sekitar tempat tinggal Anda dan tempat pekerjaan Anda. Andalah gereja. Anda tidak pergi ke gereja. Andalah gereja itu, dan sekarang karuniakarunia yang dimiliki oleh umat Allah dilepaskan di dalam gereja untuk mempengaruhi komunitas ini bagi kemuliaan-Nya. Jadi, kita sedang memaksimalkan karunia-karunia yang kita semua miliki ketika kita tidak lagi memandang gereja sebagai tempat yang harus kita datangi, tetapi sebagai tempat di mana kita bisa terlibat di dalamnya sebagai umat Allah. Dengan demikian karunia-karunia-Nya yang diberikan-Nya kepada kita dengan tujuan tertentu itu tidak lagi menjadi terbengkalai dan menjadi sia-sia di dalam gereja, tetapi kita menjadi hidup dan menggunakan karunia-karunia tersebut. Kita dibebaskan untuk menggenapi tujuan Tuhan memberikan karunia tersebut kepada kita. Itulah gambarannya. 12 Tidak ada seorang pun yang lebih unggul; tidak ada seorang pun yang kurang unggul. Sekarang, sudah menjadi kenyataan bahwa gereja sedang mempengaruhi komunitas di sekitar kita dan semua bangsa sebagaimana Allah telah merancangkannya. Tidak ada seorang pun yang lebih unggul; tidak ada seorang pun yang kurang unggul. Tidak perlu membanding-bandingkan. Anda tidak perlu berkata, “Saya tidak punya ini atau saya tidak punya yang seperti orang itu miliki; orang itu memiliki ini dan itu.” Tidak perlu lagi membanding-bandingkan diri. Semua itu selalu mengakibatkan kesombongan; membanding-bandingkan menuntun kepada kesombongan. Paulus sedang berbicara tentang kerendahan hati di seluruh Roma 12. Tidak perlu membanding-bandingkan diri dan tidak perlu meniru. Kita tidak perlu berkata, “Saya tidak berguna di dalam kerajaan, karena saya tidak memiliki karunia-karunia yang dimiliki oleh pendeta, atau saya tidak memiliki karunia yang dimiliki oleh si anu dan si anu.” Itu tidak menghargai karya Roh Kudus Allah di dalam kehidupan masing-masing kita. Tolong dengarkan ini berdasarkan otoritas Firman Allah: Setiap pengikut Kristus dalam keluarga seiman ini berharga. Allah telah memberikan kepada masing-masing Anda karunia-karunia yang dibutuhkan oleh keluarga seiman ini. Akibatnya, Dia telah mengelilingi kita dengan karuniakarunia yang kita butuhkan; setiap orang saling tergantung, dan bekerja bersama-sama. Bayangkanlah sebuah keluarga seiman yang tidak bergantung pada sebagian kecil orang penting. Bayangkanlah sebuah keluarga seiman di mana 4.000 orang berperan minggu demi minggu bagi kemuliaan Yesus Kristus. Bayangkanlah sebuah keluarga seiman di mana semua orang memberi kontribusi. Itulah tujuan karunia-karunia tersebut diberikan. Untuk siapa karuniakarunia itu? Jika Anda memberikan sebuah hadiah, tentunya Anda akan memberikannya kepada seseorang. Dalam hal karunia rohani, itu akan diberikan untuk siapa? Saya pikir ada dua sisi di sini. Tentunya, itu adalah karunia bagi masing-masing kita ketika kita percaya kepada Kristus. Roh Kudus menempatkan karunia-karunia di dalam diri kita. Namun, ada yang lebih mendalam daripada itu. Perhatikanlah Perjanjian Baru, dan pertama kali Anda melihat kata “karunia rohani” disebutkan, sesungguhnya itu ada di dalam kitab Roma pasal 1. Roma 1:11-12 berkata demikian: Paulus sedang berbicara kepada gereja di sana, dan ia berkata, ”Sebab aku ingin melihat kamu untuk memberikan karunia rohani kepadamu guna menguatkan kamu…” Kemudian ia menjelaskannya. Dia berkata, “...yaitu, supaya aku ada di antara kamu dan turut terhibur oleh iman kita bersama, baik oleh imanmu maupun oleh imanku. Jadi, Paulus berkata, “Aku ingin bertemu kamu untuk memberikan suatu karunia kepadamu.” 13 Itu tidak berarti bahwa Paulus datang ke Roma dengan membawa sekantong karunia. Yang sedang ia katakan adalah, “Aku akan mengambil karunia yang telah Allah berikan kepadaku dan aku ingin memakainya untuk menguatkan tubuh Kristus di sana, dan Allah akan memakai karunia kalian untuk menguatkanku.” Jadi, karunia-karunia diberikan kepada kita untuk diberikan lagi kepada orang-orang lain. Apakah itu masuk akal? Sangat luar biasa. Inilah yang kita bahas dua minggu yang lalu ketika kita mempelajari tentang penderitaan dan masa-masa sulit, dan Allah menghibur kita bukan agar kita merasa nyaman, tetapi agar kita menjadi penghibur bagi orang lain. Tuhan memberi penghiburan kepada kita agar kita menghibur orang-orang lain. Allah memberikan karunia kepada kita sehingga kita dapat memberikan karunia-karunia tersebut untuk orang-orang lain. Sehingga kita dapat menguatkan orang-orang lain dalam iman mereka. Jadi, bayangkanlah sebuah keluarga seiman di mana semua orang menggunakan karunia yang diberikan oleh Roh Kudus Allah kepada mereka untuk saling menguatkan satu dengan yang lain. Nah, itulah sebabnya kami sangat menekankan tentang kelompok kecil. Ini kembali kepada apa yang baru saja kita bahas. Jika seperti itu yang kita lakukan di dalam gereja, maka kita tidak akan menggunakan karunia-karunia yang telah Allah berikan kepada kita untuk menguatkan satu dengan yang lain. Tetapi jika kita berkumpul bersama dengan orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil, di mana kita berjalan bersama-sama dalam perjalanan iman kita dan berbagi kehidupan bersama seperti yang telah kita bahas minggu yang lalu, maka di saat itulah, dan hanya dengan cara itulah karunia-karunia kita akan terlihat nyata dan digunakan untuk membangun tubuh Kristus dan melipatgandakan Injil dari Birmingham sampai ke ujung bumi, di mana semua orang memberi kontribusi. Karunia-karunia dimaksudkan untuk digunakan, dan inilah yang sedang Paulus lakukan di sini. Di dalam Roma 12, ia memberikan suatu daftar berisi tujuh karunia yang berbeda dimulai dari ayat 6. Tujuh karunia yang berbeda. Ia berbicara tentang karunia bernubuat, karunia mengajar, karunia melayani, menasihati, memberi bagi kebutuhan orang lain, kepemimpinan atau menunjukkan kemurahan. Tujuh karunia yang berbeda. Yang menarik adalah ketika Anda membandingkan perikop ini dengan 1Korintus 12 dan Efesus 4 dan 1 Petrus 4, empat perikop yang berbicara tentang karunia-karunia rohani, karunia rohani individual, Anda tidak mendapatkan daftar karunia yang dibungkus dengan apik dan rapi. Tidakkah Anda sedikit bingung tentang hal itu? Anda mungkin berpikir ada sebuah daftar karunia yang diberikan oleh 14 Roh Kudus, yang dapat kita letakkan di suatu tempat di dalam Alkitab, dan menjadikan segala sesuatu menjadi jauh lebih mudah, dan kemudian kita akan mengadakan tes karunia tentang apa yang akan kita lakukan dan apakah itu akan berhasil. Namun, bukan itu intinya. Ikuti saya sekarang. Penekanan di dalam Roma 12, saya yakin, bukan Paulus memberikan kepada kita suatu daftar yang bisa kita lakukan tesnya. Saya tidak menentang tes karunia rohani, tetapi tolong ikuti saya. Saya pikir penekanan Paulus adalah bahwa Allah telah memberi karunia kepada masing-masing Anda, jadi lakukanlah sesuatu dengan karunia tersebut. Maksud saya, itulah intinya. Dia berkata “Jika karunia seseorang adalah bernubuat, biarlah dia menggunakannya. Jika itu adalah karunia melayani, mari melayani. Jika itu karunia untuk mengajar, mengajarlah. Jika itu adalah karunia untuk menasihati, ayo nasihati orang lain. Jika itu adalah karunia untuk memberi, maka memberilah. Jika itu adalah karunia untuk memimpin, maka memimpinlah. Jika itu adalah karunia untuk menunjukkan kemurahan, lakukan saja.” Apakah Anda mengerti intinya? Dia sedang berkata, “Gunakan karuniamu.” Perhatikanlah, ketika Anda melihat dan memikirkan semua karunia-karunia tersebut saya yakin Anda dapat meyakini bahwa semuanya tersebut adalah bagian dari kehidupan kita sebagai umat percaya. Kita semua adalah anggota tubuh yang mengajarkan perintah-perintah Kristus menurut Amanat Agung. Jadi, jelaslah, hal itu terlihat berbeda dalam berbagai hal, dan memang sebagian orang memiliki karunia untuk mengajar kelompok orang yang jumlahnya lebih besar dalam berbagai setting, tetapi kita semua memiliki suatu tanggung jawab untuk memberitakan Firman. Apakah kemurahan berkata, “Jika saya tidak memiliki karunia, maka saya tidak perlu menunjukkan kemurahan?” Apakah itu intinya? Saya rasa tidak. Setiap pria di dalam ruangan ini yang memiliki keluarga, memiliki suatu tanggung jawab untuk memimpin. Apakah itu berarti bahwa ia memiliki karunia kepemimpinan? “Maaf, saya tidak memiliki karunia untuk menasihati, jadi saya tidak akan mengatakan apa pun yang baik kepada Anda pada hari ini.” Apa seperti itu gambarannya? Jadi, beginilah kesepakatannya. Paulus sedang berkata, “Layani gereja. Kamu masuk ke dalam gereja dan memberikan hidupmu untuk menasihati orang-orang lain dalam hal iman mereka.” Inilah keindahannya. Saya yakin bahwa ketika kita melakukan hal itu, ketika kita hidup untuk saling menguatkan dalam iman, berbagi kehidupan bersama seperti yang dikisahkan di dalam Alkitab mengenai jemaat mula-mula, saya yakin pada saat itulah Allah menunjukkan kepada kita bidang-bidang di mana Dia telah memberikan karunia kepada kita. Saya pikir kita 15 akan mundur sedikit. “Saya sedang berpikir apakah kita akan mengadakan suatu tes, dan kemudian kita akan keluar dan mempraktekkannya.” Tetapi sebaliknya, bagaimana jika…bagaimana jika kita masing-masing berada dalam sebuah kelompok kecil orang percaya, di mana Anda berada bersama dengan sepuluh atau dua belas saudara seiman yang juga sedang menjalani suatu perjalanan iman, dan Anda mulai berpikir, “Bagaimana cara terbaik saya untuk menguatkan orang-orang ini dalam perjalanan iman mereka?” Dengan tiba-tiba, Anda mulai memiliki kerinduan untuk melakukan ini dan itu. Anda mulai melayani mereka. Saya jamin, Anda mungkin akan memikirkan hal-hal yang tidak akan saya pikirkan; Anda mungkin akan melakukan hal-hal yang mungkin tidak saya lakukan. Dengan tiba-tiba, Allah menunjukkan kepada kita betapa Dia telah merancang kita secara unik untuk menjadi penghibur bagi orangorang lain di dalam iman mereka. Saya tahu karena seperti itulah hal tersebut terjadi dalam kehidupan saya pribadi. Allah telah menempatkan saya pada berbagai situasi pelayanan, kesempatan untuk melayani. Pada sebagian kesempatan, saya merasa saya berkembang oleh kasih karunia Allah. Pada kesempatan lain, oleh kasih karunia Allah, saya merasa karunia saya bukan dalam hal itu. Sebagian situasi yang saya inginkan…bukan berarti bahwa saya tidak ingin menunjukkan kemurahan atau saya tidak ingin menasihati, tetapi orang lain dalam situasi yang sama tersebut jauh lebih efektif dalam menasihati atau menunjukkan kemurahan atau melakukan ini dan itu. Demikian pula, apabila itu berkaitan dengan memberitakan Injil atau mengajar dan menguatkan dalam tubuh Kristus, di bidang itulah saya merasa saya lebih berkembang oleh kasih karunia Allah. Sementara orang lain ingin agar Firman diajarkan dan ingin menguatkan tubuh Kristus, tetapi tidak ingin melakukannya dengan cara khusus seperti itu. Kita dirancang secara berbeda. Namun, intinya adalah, mulailah melayani satu dengan yang lain. Mulailah menolong satu dengan yang lain dalam perjalanan iman, ketika Anda melakukan hal itu…ketika Anda melakukan hal itu, Anda akan melihat karunia-karunia Anda. Teruslah melakukannya, teruslah melakukannya dan teruslah melakukannya. Itulah yang sedang Paulus katakan di sini, di mana semua orang memberi kontribusi. Intinya adalah Allah telah memberi karunia kepada masing-masing kita sebagai pengikut Kristus. Jika Anda adalah pengikut Kristus dalam ruangan ini, Allah telah memberi karuniakarunia kepada Anda. Jika Anda tidak sedang menggunakan karunia-karunia tersebut, maka itu berarti bahwa kita sedang menyia-nyiakan apa yang Allah telah berikan kepada kita berdasarkan 16 kasih karunia-Nya. Kita duduk di pinggir lapangan menyaksikan pertandingan padahal Allah telah merancang kita untuk terlibat, membagi kehidupan dengan orang-orang lain dan menguatkan mereka dalam iman mereka. Allah telah memberikan kepada Anda karunia untuk alasan tersebut. Jangan pernah sedetik pun berpikir bahwa Anda tidak berharga, bahwa Anda tidak memiliki cukup karunia untuk dipersembahkan. Jangan pernah sedetik pun berpikir bahwa karunia-karunia Anda dimaksudkan untuk dikesampingkan. Bukan seperti itu. Itulah sebabnya kita berada dalam kelompok-kelompok kecil karena kita ingin menguatkan iman satu dengan yang lain dengan cara ini. Bayangkanlah sebuah keluarga seiman yang dirancang oleh kasih karunia dan dipenuhi dengan berbagai karunia yang kita miliki. Bayangkanlah sebuah keluarga seiman yang ditakdirkan untuk memuliakan Kristus. Pada akhirnya, saya ingin Anda membayangkan bersama saya sebuah keluarga seiman yang bukan hanya dirancang oleh kasih karunia dan dipenuhi dengan beragam karunia yang diberikan kepada kita, tetapi bayangkanlah sebuah keluarga seiman yang ditakdirkan untuk memuliakan Kristus. Di sinilah hal ini menjadi sungguh luar biasa. Saya ingin Anda melihat bagaimana semua ini menyatu. Jika sebelumnya Anda membaca Roma 12:8, maka yang akan Anda lihat adalah bagian paling praktis dari kitab Roma. Di dalam Roma 12, 13, 14 dan bagian pertama dari pasal 15, Paulus berbicara tentang hal-hal praktis yang kita lakukan di dalam gereja. Saya ingin Anda membuka Roma 15:14 bersama saya. Saya ingin Anda melihat ke mana semua ini mengarah. Yang Paulus lakukan adalah, ia memberikan suatu ringkasan pernyataan mengenai kehidupannya dan seluruh kebenaran yang telah ia tunjukkan sampai pada titik ini. Dengarkanlah apa yang dia katakan di dalam Roma 15:14. Saya ingin Anda melihat kebenaran di dalam Roma 12, diulangi di dalam Roma 15 ini. Perhatikanlah ayat 14. “Saudara-saudaraku, aku sendiri memang yakin tentang kamu, bahwa kamu juga telah penuh dengan kebaikan dan dengan segala pengetahuan dan sanggup untuk saling menasihati. Namun, karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu…” Dengarkanlah ini. “…karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku…” Kata itu lagi. Dia memberikan kepadaku kasih karunia. “Yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.” 17 Ayat 17, salah satu ayat kesukaan saya di antara semua ayat dalam kitab Roma. Dengarkanlah ini. “Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah.” Biarkan hal itu meresap ke dalam hati Anda dulu. “Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah.” Di sini Paulus sedang berbicara tentang Allah yang memberikan kepadanya kasih karunia dan Allah yang memberinya karunia-karunia, dan ketika ia menggunakan karunia-karunia tersebut untuk melayani Allah dan melayani di dalam gereja, kemegahannya, kebanggaannya adalah di dalam Kristus Yesus karena Kristus adalah Satusatunya, Yesus adalah Satu-satunya Pribadi yang memampukan dia untuk melakukan semua itu. Jadi, ketika ia melayani Allah, itu semua untuk membawa kemuliaan bagi Kristus, karena Kristus memberikan kasih karunia untuk membuat hal itu menjadi suatu kenyataan. Jadi, ketika kita melayani Allah, hal itu membawa kemuliaan yang besar bagi Yesus Kristus, dan itulah yang Paulus megahkan. Bukan karena apa pun yang ia lakukan, tetapi dalam segala hal yang telah Kristus lakukan di dalam dia. Ia melanjutkan. Ayat 18. “Sebab aku tidak akan berani berkata-kata…” Dengarkan ini. “Aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan…” Apakah Anda menangkap hal itu? “Kamu tidak akan mendengar apa pun keluar dari mulutku kecuali apa yang telah Kristus kerjakan melalui aku dalam menuntun bangsa-bangsa untuk menaati Dia.” Jangan melewatkan hal ini. Paulus berkata, “Ketika karunia-karunia yang telah Allah berikan kepadaku oleh kasih karunia-Nya menjadi hidup di dalamku, sehingga aku melayani orang-orang lain, dan aku membangun gereja dan aku memperluas kerajaan surga, hal itu membawa kemuliaan besar bagi Yesus Kristus, karena Dia telah memberikan kepadaku semua hal tersebut.” Apakah Anda menyadari ucapan tersebut? Jangan sampai melewatkannya. Jika kita adalah sebuah gereja yang menyia-nyiakan karunia-karunia yang telah Allah percayakan kepada masing-masing kita, dan kita tidak menyalurkan karunia-karunia tersebut agar digunakan untuk melayani orang lain dan menyelesaikan misi ini bersama-sama…jika kita menjalani seluruh kehidupan Kekristenan kita, yang sangat memungkinkan untuk kita lakukan, yaitu hanya dengan sekali-sekali datang ke ibadah Minggu, dan tidak pernah terhubung dengan misi Allah yang kita bagikan bersama sebagai sebuah keluarga seiman…jika kita melakukan hal itu, maka berarti kita mengabaikan karunia-karunia yang telah Kristus berikan kepada kita oleh Roh Kudus-Nya, dan 18 sebagai akibatnya, kita akan mencuri kemuliaan-Nya, yang Dia rindukan ketika Ia memberikan karunia-karunia tersebut kepada kita. Jadi, motivasi penggerak di balik mengapa kita mengadakan kelompok-kelompok kecil dan mengapa kita menggunakan karunia-karunia yang telah Allah berikan kepada kita untuk menguatkan satu dengan yang lain adalah karena hal itu membawa kemuliaan yang besar bagi Yesus. Betapa kita menginginkan kemuliaan-Nya! Kita memuliakan Dia. Kita bermegah di dalam Dia. Kita menginginkan hidup kita menghantarkan orang-orang kepada Dia. Itulah gambarannya. Jadi, apa maksudnya “sebuah keluarga seiman yang ditakdirkan bagi kemuliaan Kristus?” Kita ditakdirkan untuk memuliakan Kristus. Kita ditakdirkan untuk kemuliaan bersama dengan Sang Juruselamat yang layak menerima segala pujian dan menjalankan sebuah misi yang dijamin akan berhasil. Dengarkanlah…Anda harus memperhatikan hal ini. Ini adalah Paulus yang sedang berbicara mengenai kerinduannya agar injil dikenal diantara semua orang bukan Yahudi, diantara semua bangsa. Di dalam ayat 20, ia berkata, “Dan dalam pemberitaan itu aku menganggap sebagai kehormatanku, bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat, di mana nama Kristus telah dikenal orang, supaya aku jangan membangun di atas dasar, yang telah diletakkan orang lain.” Sebaliknya, sebagaimana tertulis...” Dengarkanlah ini. Dia mengutip dari Perjanjian Lama. ”Mereka, yang belum pernah menerima berita tentang Dia, akan melihat Dia, dan mereka, yang tidak pernah mendengarnya, akan mengertinya.” Ada yang tahu dari kitab mana kutipan ini? Kitab apa? Para pendengar, ini adalah kesempatan Anda untuk berpartisipasi dalam program kami. Dia sedang mengutip dari kitab Yesaya, pasal 52. Ingatkah Anda dengan Yesaya 52? Yesaya 52 dan Yesaya 53, kedua pasal tersebut berbicara tentang Yesus, Dia yang tertikam oleh karena pemberontakan kita, diremukkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran kita. Ini adalah nubuatan Yesaya tentang salib, yang mengatakan bahwa Yesus akan disalibkan. Yesaya 52:15 mengatakan bahwa Kristus adalah Juruselamat yang tergantung di atas kayu salib. “Apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami.” Mereka akan mengalami keselamatan daripada-Nya. Bangsa-bangsa akan tunduk kepada kekuasaan-Nya. Kita ditakdirkan untuk memuliakan Sang Juruselamat yang layak menerima segala pujian dalam suatu misi yang dijamin akan berhasil. “Mengapa Anda menggunakan kata ‘memuliakan’ di sana, Dave?” Inilah alasannya. Karena Paulus, di dalam 1 Tesalonika 2:19-20 berkata, “Sebab siapakah pengharapan kami atau 19 sukacita kami atau mahkota kemegahan kami…” Dia berkata, “Kemuliaanku adalah ketika aku berdiri di hadapan Kristus pada suatu hari kelak, dan kamu akan berdiri mengelilingi aku sambil menyanyikan puji-pujian bagi-Nya di sepanjang kekekalan. Orang-orang yang telah menerima curahan kehidupanku, kamu adalah kemuliaanku, kamu adalah sukacitaku, kamu adalah mahkotaku. Orang-orang yang telah kucurahkan dengan karunia-karuniaku, orang-orang yang di dalam mereka telah kuinvestasikan kasih karunia Allah yang telah Dia berikan kepadaku, merekalah kemuliaanku, merekalah sukacitaku; merekalah mahkotaku.” Di sinilah letak keindahannya. Ketika sebuah keluarga seiman yang disebut Gereja Brook Hills menjadi suatu pasukan kelompok-kelompok kecil, digerakkan dengan satu tujuan, setiap kelompok kecil berkata, “Kami ingin mempengaruhi dunia dengan memuridkan segala bangsa”, akan ada suatu hari ketika kita berdiri di hadapan Allah di surga dan kita akan berkata, “Kami tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus melalui kami.” Kemuliaan kita pada saat itu tidak akan sebanding dengan jumlah uang yang telah kita tinggalkan bagi mereka yang ada di bumi ini. Tidak sebanding dengan banyaknya benda-benda materi dan kesenangan duniawi yang telah kita nikmati. Kemuliaan kita pada hari itu adalah sejumlah besar orang dari segala suku dan kaum dan bangsa yang menyanyikan pujian bagi Tuhan karena kita mengambil semua kasih karunia yang telah diberikan kepada kita, dan kita mencurahkan semua itu bagi dunia. Inilah gambaran mengenai gereja. Tubuh Kristus, yang menampilkan kemuliaan Kristus, terbagi-bagi menjadi kelompok orang-orang yang mengambil segala sesuatu yang telah Kristus berikan kepada mereka dan tidak lagi menelantarkannya. Itulah gereja yang dibangkitkan. Itulah gereja yang sungguh-sungguh mengalami reformasi, yang sekarang menggunakan karuniakarunia yang telah Allah berikan untuk menggenapkan tujuan-Nya, misi-Nya. Ini bukan menggunakan 50% dari komponen suku cadang atau 60 atau 70 atau 80 atau 90 atau 95 persen dari komponen suku cadang gereja. Ini adalah mengambil setiap karunia dan setiap orang dan setiap anggota tubuh di dalam gereja dan menggunakannya untuk menggenapkan satu misi secara bersama-sama. Bayangkanlah keluarga seiman yang dirancang berdasarkan kasih karunia untuk menjadi permadani tubuh-Nya. Bayangkanlah sebuah keluarga seiman yang dipenuhi dengan beragam karunia di seluruh ruangan ini. Bayangkanlah sebuah keluarga seiman yang dirancang bagi kemuliaan Kristus. 20 Apakah Anda Terlibat? Pertanyaan yang saya ajukan kepada Anda adalah, “Apakah Anda terlibat?” Apakah Anda berperan serta? Apakah Anda ingin mengambil bagian? Saya yakin...saya yakin bahwa ketika kita melihat keindahan gereja dan apa yang telah Allah rancangkan bagi gereja, kita akan meninggalkan segala sesuatu untuk menjadi bagian dari hal ini. Saya berpikir seperti itu karena ada sebagian diantara Anda yang telah bersiap untuk memindahkan keluarga dan pekerjaan Anda ke Birmingham ini, karena Anda ingin menjadi bagian dari apa yang sedang Allah lakukan di dalam gereja ini. Bukan berarti bahwa Allah tidak melakukan hal ini di tempat lain. Saya menantang Anda, jika Anda bukan bagian dari keluarga seiman di sini, terlibatlah dengan orangorang percaya di tempat di mana Anda berada. Para pengikut Kristus sedang menyelesaikan misi ini. Kita telah membahas hal ini selama lebih dari empat minggu, bahwa kelompok kecil memungkinkan kita untuk terlibat di dalam Kristus. Kita membutuhkan satu dengan yang lain untuk bertumbuh di dalam Kristus. Dengan menyendiri, kita tidak dapat bertumbuh. Yesus menunjukkan kepada kita dengan teladan-Nya, yaitu menghabiskan waktu bersama dengan dua belas murid-Nya; seperti itulah cara Anda mempengaruhi bangsa-bangsa. Anda hidup bagi bangsa-bangsa dengan berpartisipasi dalam memuridkan dalam kelompok-kelompok kecil. Minggu berikutnya kita melihat bagaimana kelompok-kelompok kecil adalah kesempatan di mana kita bisa mengekspresikan perhatian dan penghiburan dan belas kasihan Kristus satu terhadap yang lain. Jadi, ketika kita mengalami masa-masa sulit, kita selalu memiliki satu kelompok yang dapat kita andalkan. Tuhan menghibur kita dengan suatu cara sehingga pada akhirnya kita mampu menghibur orang lain. Minggu yang lalu kita belajar bagaimana kita dimaksudkan untuk berbagi kehidupan dengan orang-orang lain. Kita bukanlah kumpulan pulaupulau; kita adalah sebuah keluarga yang dibentuk oleh belas kasihan. Pagi ini kita melihat bagaimana Dia memberikan karunia kepada masing-masing kita, dan jika kita tidak memiliki penyaluran untuk melepaskan karunia-karunia tersebut demi kepentingan tubuh, maka kita sedang mencuri kemuliaan yang sesungguhnya diperuntukkan bagi Kristus. Jadi, berdasarkan hal tersebut, saya menantang Anda, “Anda sedang menuju ke mana?” Maukah Anda berkata, “Saya mau menjadi bagian dalam memuridkan segala bangsa melalui kelompok-kelompok kecil orang percaya di seluruh komunitas ini dengan cara yang akan mempengaruhi dunia”? Saya ingin mengundang Anda untuk mengambil Worship Guide yang 21 Anda terima ketika Anda memasuki ruangan kebaktian. Di dalamnya ada kartu yang pernah saya referensikan selama tiga minggu terakhir ini. Di kartu itu tertulis “Terhubung dengan Komunitas” dan berisi tentang kelompok kecil. Ada kelompok-kelompok kecil yang akan dimulai minggu depan, 9 September. Ini akan menjadi komitmen selama delapan minggu. Di akhir dari delapan minggu itu, Anda memiliki banyak pilihan. Anda bisa melanjutkan kelompok kecil itu...di mana saya menantang setiap anggota di Brook Hills untuk berkata, “Saya akan membuat komitmen delapan minggu untuk terlibat dalam kelompok kecil.” Ada kartu yang dapat Anda isi, berilah tanda pada pilihan Anda. Perhatikanlah semua informasi di dalamnya dan minggu depan, kita akan memulai kelompok-kelompok kecil ini. Izinkan saya memberitahu Anda ke mana tujuan kita mulai minggu depan. Kita akan menyelami sebuah serial berjudul “Tinggal”. Kita akan membahas tentang bagaimana kita tinggal di dalam Kristus. Kita akan membidik beberapa kebenaran mendasar dalam Kekristenan, tetapi saya yakin kebenaran tersebut adalah kebenaran yang, di sepanjang jalan, cenderung kita lewatkan. Kelompok-kelompok Kecil kita akan terjalin dengan apa yang akan kita lakukan pada Minggu pagi. Jadi, sasarannya adalah agar Anda menjalani delapan kali pertemuan ibadah di sini dan delapan kali dengan sebuah kelompok kecil, hingga Anda tiba pada akhir dari masa itu, dan Anda menghabiskan waktu untuk merenungkan tentang hal-hal mendasar yang merupakan harga mati tentang apa artinya berjalan bersama dengan Kristus. Jadi, sebagian dari kita mungkin akan merenungkan serial ini. Lalu pada minggu-minggu depan kita akan berkata, “Baiklah, kalau itu adalah hal mendasar, saya sudah tahu, jadi apalagi? Ini adalah kelompok-kelompok kecil yang sedang bergerak untuk memuridkan. Intinya bukan hanya mengajarkan kepada kita dasar-dasar Kekristenan. Intinya adalah kita semua akan diperlengkapi untuk mengajarkan kepada banyak orang tentang dasar-dasar Kekristenan. Ini penting. Saya bertanya kepada orang-orang...berulang kali...saya menanyakan orangorang...Saya akan berkata, “Bayangkan bahwa Anda akan menuntun seseorang untuk percaya kepada Kristus esok. Bayangkanlah bersama saya bahwa besok, Allah akan memberikan kepada Anda suatu kesempatan di tempat pekerjaan, di lingkungan tempat tinggal Anda, untuk menuntun seseorang percaya kepada Kristus.” Ini adalah pertanyaan yang saya miliki. “Jika Anda menuntun seseorang untuk percaya kepada Kristus esok, apa rencana Anda selama enam bulan ke depan untuk membantu mereka mulai bertumbuh di dalam Kristus?” Ketika saya 22 menanyakan pertanyaan itu, sebagian besar orang tidak memiliki petunjuk. Sebagian besar orang Kristen tidak memiliki jawaban. Itu merupakan masalah, dan saya pikir hal itu mengindikasikan satu dari dua hal. Yang pertama, kita tidak berencana untuk menuntun siapa pun kepada Kristus esok, jadi kita tidak perlu mencemaskan tentang hal itu. Tentu saja itu tidak baik. Atau, yang kedua, kita sedang berencana untuk menuntun seseorang kepada Kristus tetapi kemudian menyerahkan mereka kepada suatu institusi untuk melakukan pekerjaan yang sesungguhnya Allah rancang untuk kita lakukan dalam kehidupan mereka. Kita akan melibatkan mereka dalam kelas Pendalaman Alkitab, dan itulah yang akan kita lakukan. Bukan seperti itu. Inilah pentingnya pemuridan. Jadi, doa saya adalah agar dalam serial yang sedang kita pelajari dan mengapa kita memulai penekanan tentang kelompok kecil dalam serial ini adalah agar kita menjadi keluarga seiman yang bukan hanya mampu menuntun seseorang kepada Kristus, tetapi yang dari titik itu, memulai proses pemuridan dalam kehidupan orang lain. Saya sangat senang dengan apa yang kita capai dalam hal itu. Saya ingin mendorong Anda, menantang Anda untuk menjadi bagian dari kelompok-kelompok kecil itu sebagai kesempatan untuk kita menyelesaikan misi ini bersama-sama. Saya akan mengundang orang-orang ini untuk datang dan memimpin kita sebagaimana yang telah mereka lakukan selama beberapa minggu terakhir. Ketika kita berkesempatan untuk mengisi kartu itu, saya ingin mengundang mereka untuk menuntun kita. Mereka akan menuntun kita dalam sebuah lagu yang menurut saya melukiskan dengan indah gambaran yang kita pelajari di dalam Roma 12, tentang kasih karunia Allah dan bagaimana Dia telah membentuk masingmasing kita. Ketika Anda mengisi kartu itu, atau Anda duduk di sana, dan Anda mendengar katakata dari lagu itu, saya ingin menantang dan menguatkan setiap pengikut Kristus di dalam ruangan ini untuk mempertimbangkan karunia-karunia yang telah Dia berikan kepada Anda, dan bagaimana Dia telah membentuk Anda. Jangan membiarkan inferioritas dan superioritas masuk ke dalam pikiran Anda tetapi hendaklah Anda menghargai apa yang telah Kristus berikan kepada Anda oleh kasih karunia-Nya dan mempertimbangkan bagaimana cara terbaik Anda untuk menggunakan karunia-karunia tersebut untuk membangun gereja-Nya bagi kemuliaan-Nya. Maukah Anda mempertimbangkan dan mendoakan hal itu? 23 24