1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memegang peranan penting bagi Indonesia sebagai komoditi andalan untuk ekspor maupun komoditi yang dapat meningkatkan pendapatan petani (Ryadi, 2015). Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit akan menghasilkan produk utama berupa minyak sawit kasar atau CPO (crude palm oil) dan kernel sedangkan produk samping yang diperoleh berupa limbah. Limbah pengolahan kelapa sawit secara umum terbagi menjadi tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Limbah padat yang dihasilkan yaitu tandan kosong dan cangkang. Pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit (tankos) sebagai bahan bakar boiler untuk jumlah 4.627.744 ton/tahun dapat menghasilkan energi sebesar 642.744 MWh, sedangkan cangkang kelapa sawit sebesar 1.234.0.65 ton/tahun dapat menghasilkan energi sebesar 5.141.938 MWh (Febijanto, 2007). Penggunaan cangkang dan serat pada boiler menghasilkan 15 % limbah padat berupa abu boiler (Swaroopa dan Tejaanvesh, 2005). Abu boiler atau fly ash yang dihasilkan masih menyisakan permasalahan lingkungan yaitu limbah padat sisa pembakaran yang dihasilkan belum dapat ditangani dengan baik dan hanya ditimbun disatu tempat areal kegiatan perusahaan. Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar atau CPO (crude palm oil) memerlukan banyak air, mencapai 1 - 2 m3/ton TBS. Oleh karena itu pabrik pengolahan kelapa sawit juga menghasilkan limbah cair pabrik minyak kelapa sawit (LCPKS) yang besar. LCPKS juga mengandung asam mineral dengan pH di sekitar 4,3 (Kasnawati, 2011:12). Kandungan kontaminan dalam LCPKS seperti Chemical Oxygen Demand (COD), biological oxygen demand (BOD), dan Total Suspended Solid (TSS) masingmasing adalah mencapai 50.000 ppm, 25.000 ppm, dan 18.000 ppm, sedangkan minyak dan lemak adalah 4.000 ppm. Oleh karena itu, baku mutu limbah cair Universitas Sriwijaya 2 untuk kawasan industri minyak sawit diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 035Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah. Pengolahan LCPKS secara konvensional dilakukan secara biologi, yaitu anaerobik dan aerobik. Pengolahan ini memerlukan lahan yang luas sekitar 7 ha dan masa retensi 120 hari (Henny, 2012). Telah dilakukan banyak cara untuk mengurangi pencemaran dari LCPKS diantaranya adalah teknik filtrasi dengan menggunakan membran, cara ini mempunyai beberapa keunggulan diantaranya pemisahan dapat dilakukan pada suhu kamar, relatif bersih dan ramah lingkungan. Selain membutuhkan lahan yang tidak terlalu luas, keunggulan membran yang lain terdapat pada material bahan baku membran. Material bahan baku membran sangat bervariasi sehingga mudah diadaptasikan pemakaiannya salah satunya adalah silika. Silika dapat diperoleh dari abu cangkang sawit dari boiler. Komposisi utama dan kandungan abu cangkang sawit dari boiler terdiri dari silika (SiO2) 68,82% adb, alumina (Al2O3) 3,08% adb, kalsium (Ca) 6,95% adb dan magnesit (MgOO 4,35 % adb dan beberapa unsur trace element lainnya (Haspiadi, 2011). Pada penelitian sebelumnya membran silika fly ash kelapa sawit dapat menurunkan kadar COD dan BOD paling maksimum sebesar 23,71% dan 57,44% (suprihatin ,2015). Penambahan kalsium hidroksida Ca(CO)2 dapat menyerap (mengadsorbsi) senyawa-senyawa organik yang ada di dalam limbah, selain itu kapur juga berperan dalam meningkatkan pH air limbah dan pH limbah semakin naik apabila penambahan konsentrasi kalsium hidroksida Ca(CO)2 semakin tinggi (Isyuniarto et al., 2007). Kombinasi fly ash dan kalsium hidroksida Ca(CO)2, diharapkan dapat menghasilkan metode pengolahan (treatment) yang menghasilkan buangan LCPKS yang sesuai dengan standar baku mutu lingkungan. 1.2. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh membran silika fly ash kelapa sawit dan kalsium hidroksida Ca(CO)2 terhadap baku mutu limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS). Universitas Sriwijaya 3 1.2.1. Hipotesis Diduga pengaruh penambahan membran silika fly ash kelapa sawit dan kalsium hidroksida Ca(CO)2 berpengaruh nyata terhadap baku mutu limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS). Universitas Sriwijaya