FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI MEMBELI PRODUK FASHION TIRUAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi) Knowledge, Piety, Integrity Oleh: JAZRAN EFENDI NIM : 109070000155 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M i MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : “Bersyukurlah untuk setiap senyummu, agar menghadiahkan keindahan untuk setiap butir air matamu” Allah Mario Teguh “Hidup tiada mungkin tanpa perjuangan, tanpa pengorbanan, mulia adanya.” Petikan syair lagu Indonesia Jaya “There’s nothing interesting about looking perfect-you lose the point. You want what you’re wearing to say something about you, about who you are.” Quotes about fashion by Emma Watson PERSEMBAHAN : Skripsi ini ku persembahkan untuk Bapak & Ibu yang senantiasa mendoakanku tanpa henti dan atas cinta kasih serta pengorbanan tanpa syarat yang selalu tercurahkan untuk kebaikan dan kesuksesanku, anaknya. v ABSTRAK (A) (B) (C) (D) (E) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta September 2014 Jazran Efendi (xiv + 87 halaman + lampiran) Faktor-faktor Psikologis yang Mempengaruhi Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan. (F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan. Penulis berteori bahwa variabel sikap (behavioral beliefs dan outcome evaluation), norma subjektif (normative beliefs dan motivation to comply), perceived behavioral control (control beliefs dan power of factor) dan jenis kelamin mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi berganda. Sampel berjumlah 150 orang pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat yang diambil dengan teknik nonprobability sampling. Dalam penelitian ini, penulis memodifikasi instrumen pengumpulan data, yaitu alat ukur intensi membeli peneliti susun dengan berpijak pada teori planned of behavior (Ajzen, 2005), sikap dan perceived behavioral control dari Cheng, Fu dan Tu (2011) dan norma subjektif dari Ajzen (1991). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari seluruh independent variable yang diteliti terhadap intensi membeli produk fashion tiruan sebagai dependent variable. Hasil uji hipotesis minor yang menguji dari ketujuh variabel menunjukkan variabel motivation to comply berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan, sedangkan behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, control beliefs, power of factor dan jenis kelamin tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Penulis berharap implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikaji kembali dan dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya seperti dengan menambah jumlah sampel dan variabel yang akan diteliti yaitu risk averness, materialism dan lain sebagainya agar hasil yang diperoleh lebih representatif. (G) Daftar bacaan: 37; Buku: 15 + Jurnal: 18 + Tesis: 1 + Website: 3 vi ABSTRACT (A) (B) (C) (D) (E) Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah Jakarta State Islamic University September 2014 Jazran Efendi (xiv + 87 page + attachment) Factors of Psychological which Influence to Intention Purchasing Counterfeit Fashion Product. (F) This research purpose to know factors of psychological which influence to intention purchasing counterfeit fashion product. The writer theorize that variable of attitude (behavioral beliefs and outcome evaluation), subjectif norm (normative beliefs and motivation to comply), perceived behavioral control (control beliefs and power of factor) and gender influence to intention purchasing counterfeit fashion product. This research was used quantitative approach with multiple regression analyze. Total sample much 150 visitor Tanah Abang Trade Center at Central Jakarta with non-probability sampling technique. In this research, writer modificated instrument data collect, like instrument intention purchasing based on theory planned of behavior (Ajzen, 2005), attitude, perceived behavioral control from Cheng, Fu and Tu (2011) and subjective norm from Ajzen (1991). Result of this research showing that there significant influence from all independent variable toward intention purchasing counterfeit fashion product as dependent variable. Result of test 7 minor hypothesis showing that variable motivation to comply significant influence toward intention purchasing counterfeit fashion product, whereas variable behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, control beliefs, power of factor and gender did not a show significant influence toward intention purchasing counterfeit fashion product. Writer hope implication from this research result can be preview to developed future research with increasing sample total and variable like risk averness, materialism and others to result obtained more represntative. (G) References: 37; Book: 15 + Journal: 18 + Thesis: 1 + Website: 3 KATA PENGANTAR Alhamdulillahi rabbil’ alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor Psikologis yang Mempengaruhi Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan”. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terselesaikannya skrispi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak dalam memberikan bimbingan, masukan, dan arahan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh jajaran dekanat lainnya yang telah memfasilitasi pendidikan mahasiswa dalam rangka menciptakan lulusan berkualitas. 2. Solicha, M.Si, dosen pembimbing akademik kelas D angkatan 2009 yang telah memberikan dukungan penuh dan do’a kepada saya dan seluruh mahasiswa agar terus berupaya menyelesaikan studi dengan baik. 3. Dosen pembimbing skripsi I dan II, Dra. Diana Mutiah, M.Si dan Drs. Akhmad Baidun M.Si. Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah Bapak dan Ibu berikan, ilmu yang selalu tercurahkan, dan tentu kesabaran dan ketulusan Bapak dan Ibu selama membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak memberikan pengetahuan seputar Psikologi dan juga seluruh karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu peneliti dalam menjalani perkuliahan dan menyelesaikan skripsi. vii 5. Kedua orang tua saya, Bapak Jaharuddin dan Ibu Sopiyah serta kakak saya Neldy dan keluarga besar. Saya mengucapkan terima kasih atas cinta dan kasih sayang, motivasi, perhatian, pengertian, dukungan tak bersyarat serta do’a yang tiada henti dipanjatkan untuk membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Sahabat D’One Heart family yang tak mampu saya sebutkan semua nama mereka satu-persatu. Saya berterima kasih atas segala bentuk dukungan dan perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga kekeluargaan kita tetap kompak dan sukses dalam meniti karir masing-masing. 7. Keluarga besar Kahfi Motivator School, guru sehat Bapak Tubagus Wahyudi dan teman-teman angkatan 14 khususnya, yang telah memberikan pengajaran berbagai ilmu sehingga memberikan dorongan positif yang secara signifikan mengubah kekeliruan pola pikir penulis. 8. Sahabat-sahabat saya Adi, Khoir, Aziz, Tiar, Arif, Mukhtar, Deden, Rizki, Rida, Naff, Dayat, dan lainnya, terima kasih atas diskusi ilmu yang sering kita lakukan dan tentunya terima kasih atas tawa canda dan kesedihan yang kita lewati bersama. 9. Seluruh responden yang telah membantu mengisi angket penelitian yang saya berikan dan seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih untuk segala dukungan, bantuan, dan kemudahan yang telah diberikan untuk membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua. Jakarta, September 2014 Penulis viii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................ LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................. LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... ABSTRAK ....................................................................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................... DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah ................................................................................ 1.2. Batasan dan perumusan masalah 1.2.1. Batasan masalah ...................................................................................... 1.2.2. Rumusan masalah ..................................................................................... 1.3. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian 1.3.1. Tujuan penelitian …………………………………………………………………………. 1.3.2. Manfaat penelitian 1.3.2.1. Manfaat teoritis ..................................................................................... 1.3.2.2. Manfaat praktis ...................................................................................... 1.4. Sistematika penulisan .................................................................................. BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Intensi membeli 2.1.1. Pengertian intensi membeli …………………………………………………………….. 2.1.2. Aspek intensi membeli …………………………………………………………………… 2.1.3. Faktor pengontrol intensi 2.1.3.1. Faktor internal ……………………………………………………………………………. 2.1.3.2. Faktor eksternal ………………………………………………………………………….. 2.1.4. Teori yang terkait dengan intensi 2.1.4.1. Theory of reason action (TRA) ……………………………………………………. 2.1.4.2. Theory of a planned behavior (TPB) …………………………………………….. 2.1.5. Determinan intensi ………………………………………………………………………… 2.1.6. Pengukuran intensi ………………………………………………………………………... 2.2. Sikap 2.2.1. Pengertian sikap ……………………………………………………………………………. 2.2.2. Anteseden sikap …………………………………………………………………………….. 2.2.3. Komponen sikap …………………………………………………………………………… ix ii iii iv v vi vii ix xii xiii xiv 1 8 10 11 11 11 12 14 15 17 18 20 20 22 23 24 25 26 2.2.4. Pengaruh sikap terhadap intensi membeli ………………………………………… 26 2.2.5. Pengukuran sikap …………………………………………………………………………. 27 2.3. Norma subjektif 2.3.1. Pengertian norma subjektif …………………………………………………………….. 28 2.3.2. Anteseden norma subjektif …………...………………………………………………… 28 2.3.3. Pengaruh norma subjektif terhadap intensi membeli ………………………….. 29 2.3.4.Pengukuran norma subjektif ……………………………………………………………. 30 2.4. Perceived behavioral control (PBC) 2.4.1. Pengertian perceived behavioral control …………………………………………… 31 2.4.2. Anteseden perceived behavioral control …………………………………………. ... 32 2.4.3.Pengaruh perceived behavioral control terhadap intensi membeli …………. 33 2.4.4. Pengukuran perceived behavioral control (PBC) ……………………………….. 33 2.5. Jenis kelamin ………………………………………………………………. 34 2.6. Produk fashion tiruan ………………………………………………………………………… 34 2.7. Kerangka berpikir ………………………………………….………………………………….. 35 2.8. Hipotesis penelitian ………………………………………………………... 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel 3.1.1. Populasi dan sampel penelitian ................................................................ 40 3.1.2. Teknik pengambilan sampel ..................................................................... 40 3.2. Variabel penelitian ...................................................................................... 41 3.3. Definisi operasional variabel........................................................................ 41 3.4. Instrumen pengumpulan data ....................................................................... 42 3.4.1. Alat ukur intensi membeli ........................................................................ 43 3.4.2. Alat ukur sikap .......................................................................................... 44 3.4.3. Alat ukur norma subjektif ......................................................................... 45 3.4.4. Alat ukur perceived behavioral control ………………………………………….. 46 3.5. Pengujian validitas konstruk ........................................................................ 47 3.5.1. Uji validitas konstruk intensi membeli .................................................... 49 3.5.2. Uji validitas konstruk sikap 3.5.2.1. Behavioral beliefs ................................................................................... 51 3.5.2.2. Outcome evaluation …………...…………………………………………. 52 3.5.3. Uji validitas konstruk norma subjektif 3.5.3.1. Normative beliefs …………………………………………………………………. 53 3.5.3.2. Motivation to comply …………………………………………………………….. 55 3.5.4. Uji validitas konstruk perceived behavioral control 3.5.4.1. Control beliefs ……………………………………………………………………... 56 3.5.4.2. Power of factor …………...………………………………………………… 57 x 3.6. Metode analisa data ..................................................................................... 59 3.7. Prosedur penelitian ...................................................................................... 61 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran subjek penelitian ........................................................................ 4.2. Deskriptif statistik hasil penelitian ................................................................... 4.3. Kategorisasi skor variabel …………………………………………………………… 4.4. Hasil uji hipotesis 4.4.1. Analisis regresi variabel penelitian ........................................................... 4.4.2. Pengujian proporsi varians independent variable .................................................................................................... 63 64 66 68 72 BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 78 5.2. Diskusi ................................................................................................................. 78 5.3. Saran 5.3.1. Saran teoritis................................................................................................ 82 5.3.2. Saran praktis ............................................................................................... 83 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 85 LAMPIRAN xi DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Kerugian Total Industri di Indonesia akibat Pemalsuan Produk Fashion, Periode 2002-2011 .................................................... 4 Tabel 3.1 Skor pengukuran skala ....................................................................... 43 Tabel 3.2 Blue print skala intensi membeli ........................................................ 44 Tabel 3.3 Blue print skala sikap ......................................................................... 45 Tabel 3.4 Blue print skala norma subjektif ........................................................ 46 Tabel 3.5 Blue print skala perceived behavioral control ................................... 47 Tabel 3.6 Muatan faktor intensi membeli .......................................................... 50 Tabel 3.7 Muatan faktor behavioral beliefs ....................................................... 52 Tabel 3.8 Muatan faktor outcome evaluation .................................................... 53 Tabel 3.9 Muatan faktor normative beliefs ........................................................ 54 Tabel 3.10 Muatan faktor motivation to comply ................................................ 56 Tabel 3.11 Muatan faktor control celiefs .......................................................... 57 Tabel 3.12 Muatan faktor Power of factor ......................................................... 58 Tabel 4.1 Distribusi subjek penelitian ................................................................ 63 Tabel 4.2 Deskripsi statistik variabel penelitian ……………………………………… 65 Tabel 4.3 Norma skor variabel ........................................................................... 66 Tabel 4.4 Kategorisasi skor intensi membeli, behavioral beliefs, outcome evaluation, normative belief, motivation to comply, control beliefs, power of factor, dan jenis kelamin ........................... 67 Tabel 4.5 Model Summary R ............................................................................... 68 Tabel 4.6 Anova Seluruh IV terhadap DV ......................................................... 69 Tabel 4.7 Koefisien Regresi ............................................................................... 70 Tabel 4.8 Proporsi varians variabel sikap, norma subjektif, pbc, dan jenis kelamin .............................................................................................. 73 Tabel 4.9 Kontribusi varians independent variable terhadap dependent variable …………………………………………………………………………. 76 xii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar TPB dan background factor ............................................. 21 Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir Penelitian ............................................. 38 xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Output Lisrel 8.7 Path Diagram Variabel xiv BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi. 1.1. Latar Belakang Pakaian atau busana sudah menjadi kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat tinggal. Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi tubuh dari bagian yang tidak terlihat dan menutupi dirinya, juga meningkatkan kenyamanan, keamanan dari terbakar sinar matahari atau berbagai fungsi lainnya. Pakaian pada mulanya dibuat dari tanah liat, daun-daunan, kulit binatang dan kulit kayu (Judy, 1986). Perkembangan model dan jenis pakaian mengacu pada adat-istiadat, kebiasaan, dan budaya masyarakat tertentu atau yang lebih dikenal dengan istilah fashion. Fashion merupakan cara berpakaian sehari-hari untuk suatu kurun waktu tertentu, yang diterima dan diikuti oleh sebagian masyarakat. Fashion terus berubah dari waktu ke waktu, seringkali jauh lebih cepat daripada budaya dimana fashion itu berkembang. Kata fashionable dipakai untuk menggambarkan seseorang atau sesuatu yang cocok dengan look yang populer pada suatu masa, kebalikannya disebut unfashionable (Kamus Mode, 2010). 1 2 Dunia fashion terus memperlihatkan perkembangannya dikarenakan setiap orang membutuhkan dan menyukai pakaian. Berbagai model dan desain pakaian dibuat untuk memenuhi kebutuhan setiap penggemarnya. Secara global fashion tidak terbatas pada pakaian, namun pada segala hal yang dapat membuat citra diri seseorang menjadi lebih sempurna, seperti misalnya sepatu, tas, aksesoris dan lain-lain, tetapi tetap berkaitan erat dengan pakaian (www.anneahira.com diakses pada tanggal 17 November 2013 pada pukul 20.00). Produk fashion pun kini dengan mudah ditemukan di pusat perbelanjaan atau mal dengan berbagai model dan merek, tentu saja akan memudahkan konsumen dalam mencari produk fashion yang diinginkan. Kegiatan berbelanja memang sudah tidak bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari terutama masyarakat perkotaan khususnya ibukota Jakarta. Kota Jakarta telah tumbuh menjadi sebuah kawasan komersial yang tanpa diduga ternyata menyimpan jumlah mal terbanyak di dunia. Sebanyak 130 mal yang tersebar di seluruh kota Jakarta menjadikan para perusahaan pemegang lisensi produk internasional dengan mudah mempengaruhi konsumen dengan merek kenamaan dunia. Sebut saja PT. Mugi Rekso Abadi, PT. Bagasi Luks, Time International ataupun Mahagaya Perdana yang telah sukses membangun mal di Jakarta menjadi tak kalah bersaing dengan mal kelas dunia (Amalludin, dalam Putri, 2010). Penggunaan produk bermerek kelas dunia tidak hanya diperuntukkan bagi konsumen yang berasal dari status sosial kalangan atas. Konsumen yang berasal dari status sosial kalangan menengah pun ingin menyandang penggunaan produk fashion ini, tentunya menciptakan efek yang beragam. Ketika pakaian ternyata 3 menyandang merek desainer terkenal, hal itu dapat dianggap sebagai kemewahan untuk mengekspresikan diri tentang ide dan arti diri seseorang (Mowen, 2002). Dengan demikian konsumen termotivasi dan berkeinginan untuk memberikan citra diri kepada orang lain dengan kemampuan untuk membayar harga tinggi untuk produk bermerek tertentu (Solomon, dalam Rajagopal, 2010). Sebagai konsumen yang menghargai karya orang lain atau hak cipta. Konsumen seharusnya membeli produk fashion asli, tetapi tidak sedikit konsumen yang memilih bahkan menggemari produk fashion tiruan. Kecenderungan perilaku konsumen di Indonesia dalam membeli produk fashion ternyata lebih menggemari produk fashion tiruan dibandingkan dengan produk fashion asli. Hasil survei membuktikan dari 34 konsumen yang diwawancarai, 20 orang (58.82%) ternyata memiliki kecenderungan untuk membeli produk fashion tiruan, 13 orang (38.24%) memiliki kecenderungan untuk membeli produk fashion asli dan satu orang (2.94%) memilih lain-lain (www.forum.kompas.com, diakses pada tanggal 7 November 2013 pada pukul 20.00 WIB). Menurut Cordell (dalam Siham, 1996), konsumen lebih memilih produk fashion tiruan dikarenakan karena status simbolik dari merek yang tertera, lokasi berbelanja yang mudah diakses, dan rentang harga yang lebih murah dibandingkan dengan produk fashion asli. Fenomena pemalsuan produk yang sedang berkembang menyebabkan masalah sosial dan ekonomi yang sangat serius dan dapat menimbulkan gejala ekonomi dan kepercayaan konsumen terhadap produk bermerek tertentu (Tom, et al., dalam Ahmad, 2012). Pembajakan atau pemalsuan dapat dikatakan sebagai akibat dari meningkatnya perdagangan global dan, majunya perkembangan 4 teknologi, dan meningkatnya barang yang dianggap bernilai untuk dipalsukan (Business News, dalam Boonghee, 2005). Merek barang mewah mudah dipalsukan karena barang tersebut mudah untuk dijual dan tidak menciptakan biaya produksi yang tinggi (Ervina, 2013). Banyak peneliti berpendapat bahwa meningkatnya pasar global akan mengurangi homogenitas perilaku konsumen dalam suatu negara dan mampu meningkatkan kesamaan di seluruh Negara (Rajagopal, 2010). Pemalsuan sulit untuk dihentikan karena banyaknya permintaan dari konsumen di seluruh dunia (Bloch, et al., dalam Ahmad, 2012). Pemalsuan merek populer merupakan masalah yang serius di dunia tanpa terkecuali di Indonesia. Industri fashion khususnya, produk palsu dapat ditemukan di sejumlah produk barang seperti pakaian, sepatu, jam tangan dan perhiasan (Yoo & Lee, 2009). Sebuah laporan menyebutkan bahwa investor internasional ragu untuk melakukan investasi industri pakaian di Indonesia karena level pemalsuan yang tinggi di pasaran (Ekawati, dalam Ervina, 2013). Kerugian akibat pemalsuan produk fashion yang terjadi di Indonesia terlihat seperti tabel 1.1 Tabel 1.1 Kerugian Total Industri di Indonesia akibat Pemalsuan Produk Fashion, Periode 2002-2011 No Tahun Kerugian 1 2002 Rp. 2 Trilyun 2 2011 Rp. 43.2 Trilyun Sumber: (www.thejakartapost.com, diakses pada tanggal 12 Desember 2012, dalam Ervina, 2013) 5 Berdasarkan uraian data di atas, kerugian yang dialami sektor industri di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Kecenderungan konsumen memilih produk fashion tiruan memicu pertumbuhan pasar gelap yang merugikan berbagai pihak. Fenomena seperti ini mendorong penelitian mengenai perilaku konsumen dalam membeli produk fashion tiruan sangat dibutuhkan (Han, 2007). Perilaku membeli yang dilakukan konsumen merupakan hal yang kompleks karena melibatkan kegiatan mental dan fisik. Konsumen perlu terlebih dahulu mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhannya, kemudian mulai memikirkan dan mengumpulkan informasi tentang produk apa saja yang dapat memenuhi dan memuaskannya, setelah informasi diperoleh selanjutnya informasi tersebut dimasukkan ke dalam memori jangka panjang (retensi). Konsumen akhirnya menilai, mencari, membeli, dan memakai produk yang dibutuhkan. Penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa untuk mewujudkan suatu aktivitas membeli perlu adanya kemauan yang kuat untuk melakukannya (Engel, 2006). Menurut Ajzen (2005) kemauan yang kuat untuk melakukan suatu tingkah laku, termasuk tingkah laku membeli, dapat dijelaskan melalui konsep intensi. Intensi dalam diri seseorang menggambarkan aspek internal maupun eksternal yang mempengaruhi orang tersebut dalam mewujudkan suatu perilaku. Intensi menunjukkan seberapa kuat seseorang bersedia untuk mencoba dan melakukan dalam berbagai situasi. Perilaku yang berada di bawah kendali kemauan, maka usaha orang tersebut akan terwujud sebagai aksi. Intensi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu intensi membeli produk fashion tiruan. 6 Faktor yang mempengaruhi intensi menurut Ajzen (2005) yaitu sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control. Sikap diasumsikan pada derajat seseorang dari evaluasi yang disukai atau tidak disukai pada perilaku tertentu (Ajzen, 2012). Sikap ditentukan oleh dua determinan yaitu behavioral beliefs dan outcome evaluation (Ajzen, 2005). Sebelum seseorang memunculkan perilaku membeli produk fashion tiruan, seseorang diasumsikan memiliki intensi dari beberapa beliefs atau keyakinan untuk menampilkan perilaku tersebut. Keyakinan positif dalam membeli produk fashion tiruan seperti harga yang lebih murah mampu menjadi nilai kompensasi tersendiri bagi konsumen terlepas dari kualitas produk yang lebih inferior. Konsumen pun memiliki sikap positif dalam membeli produk fashion tiruan, begitu juga sebaliknya beliefs negatif juga akan mempengaruhi sikap konsumen menjadi negatif terhadap produk fashion tiruan. Norma subjektif merupakan persepsi orang lain (significant other) yang dianggap penting bagi seseorang (Ajzen, 2005). Norma subjektif dipengaruhi oleh normative beliefs dan motivation to comply. Keyakinan seseorang dalam membeli produk fashion tiruan juga dipengaruhi oleh orang lain (significant other). Seseorang yang ingin mengikuti tren fashion seperti busana yang dikenakan oleh artis idolanya atau kostum klub sepakbola yang digemari, maka seseorang akan memiliki intensi untuk membeli produk fashion tiruan seperti jersey tiruan yang dikenakan pula oleh teman sebayanya. Perceived behavioral control (PBC), merupakan keyakinan seseorang akan adanya faktor yang mendukung atau menghambat munculnya suatu perilaku (Ajzen, 2005). Perceived behavioral control (PBC) dipengaruhi oleh dua 7 determinan yaitu control beliefs dan power of factor. Intensi yang dimiliki seseorang untuk membeli produk fashion tiruan ternyata memiliki faktor yang mendukung seperti lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal dan pendapatan yang minim sehingga tak mampu membeli produk fashion asli yang harganya jauh lebih mahal. Faktor penghambat konsumen dalam membeli produk fashion tiruan seperti teman sebaya yang memang memiliki sikap negatif terhadap produk fashion tiruan, informasi yang kurang memadai mengenai produk fashion tiruan dan sebagainya. Ajzen, Joyce, Sheikh, dan Cote (2011) melakukan penelitian tentang memprediksi perilaku melalui peran akurasi informasi dengan melakukan empat penelitian tentang intensi, yaitu intensi hemat energi, intensi mengkonsumsi minuman alkohol, intensi beribadah di masjid, dan intensi voting untuk mendukung aktivitas mahasiswa muslim. Hasil keempat penelitian tersebut diketahui bahwa sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi. Hasil penelitian pertama, sikap, norma subjketif dan perceived behavioral control memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 69% terhadap intensi hemat energi. Hasil penelitian kedua, intensi untuk mengkonsumsi minuman alkohol diprediksi dengan tingkat akurasi yang tinggi, yaitu sebesar 87%. Hasil penelitian ketiga pun menunjukkan kotribusi sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control terhadap intensi beribadah di masjid sebesar 46%. Dan hasil penelitian yang keempat mengenai intensi voting untuk mendukung aktivitas mahasiswa muslim yaitu sebesar 69%. 8 Pengaruh jenis kelamin terhadap intensi membeli pernah diteliti oleh Jason M. Carpenter (2011) dalam jurnal penelitiannya berjudul Consumer Attitudes toward Counterfeit Fashion Product: Does Gender Matter?. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan antara faktor jenis kelamin terhadap keyakinan mengenai pandangan atau keyakinan dalam membeli produk fashion tiruan. Studi ini juga menjelaskan bahwa perempuan membutuhkan dorongan insentif finansial lebih besar dari pria untuk memesan atau melakukan transaksi jual-beli di pasar gelap (black market). Penelitian ini penting untuk mengangkat faktor demografi khususnya jenis kelamin sebagai variabel tambahan guna memprediksi konsumen dalam membeli produk fashion tiruan. Berdasarkan penjelasan dan survei di atas serta melihat pentingnya pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion tiruan pada konsumen mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-faktor Psikologis yang Mempengaruhi Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan”. 1.2. Batasan dan Rumusan Masalah 1.2.1. Batasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar pembahasan ini lebih terarah. Adapun pembatasan masalah yang penulis maksudkan di sini antara lain: 1. Intensi membeli yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan kemungkinan subjektif yang akan dilakukan oleh pengunjung kawasan pusat 9 perbelanjaan Tanah Abang dan dimungkinkan terbentuknya suatu perilaku membeli produk fashion tiruan. 2. Behavioral beliefs yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan keyakinan yang dimiliki pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang dan merupakan keyakinan yang akan mendorong terbentuknya sikap terhadap perilaku membeli produk fashion tiruan. 3. Outcome evaluation yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan evaluasi positif atau negatif pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang terhadap perilaku membeli produk fashion tiruan berdasarkan keyakinan yang dimilikinya. 4. Normative beliefs yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan keyakinan mengenai harapan orang lain (significant other) terhadap pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan. 5. Motivation to comply yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan keyakinan pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang untuk mengikuti pendapat orang lain (significant other) dalam memunculkan perilaku membeli produk fashion tiruan. 6. Control beliefs yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan keyakinan mengenai sumber dan kesempatan yang dibutuhkan (requisite resources and opportunities) pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang untuk memunculkan perilaku membeli produk fashion tiruan. 10 7. Power of factor yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan persepsi pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang mengenai sumber yang diperlukan baik untuk memunculkan tingkah laku atau menghalangi terjadinya suatu tingkah laku sehingga memudahkan atau menyulitkan pemunculan perilaku membeli produk fashion tiruan. 8. Jenis kelamin merupakan sifat (keadaan) laki-laki atau perempuan. 9. Produk fashion tiruan yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan produk fashion yang dibuat dengan meniru produk fashion aslinya guna mempengaruhi konsumen bahwa produk tersebut sama seperti aslinya (OECD, 1998). 10. Subjek penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat. 1.2.2. Rumusan masalah Untuk lebih memudahkan dalam meneliti masalah ini, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of factor dan jenis kelamin berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan? 2. Apakah behavioral beliefs berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan? 3. Apakah outcome evaluation berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan? 11 4. Apakah normative beliefs berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan? 5. Apakah motivation to comply berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan? 6. Apakah control beliefs berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan? 7. Apakah power of factor berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan? 8. Apakah jenis kelamin berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan penelitian Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk meneliti dan menguji signifikansi pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavioral control (PBC) dan jenis kelamin dalam memprediksi intensi membeli produk fashion tiruan. 1.3.2. Manfaat Penelitian 1.3.2.1. Manfaat teoritis 1. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan dan mampu memberikan kontribusi pengetahuan yang bisa dijadikan literatur tambahan dalam bidang psikologi khususnya Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) kajian perilaku konsumen dengan memberikan bukti empiris pada penelitian ini. 12 2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi tambahan untuk penelitian lanjutan mengenai perilaku konsumen. 1.3.2.2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi produsen, konsumen dan pihak terkait sebagai referensi untuk memahami perilaku konsumen dalam membeli produk fashion tiruan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat membantu konsumen yang ingin membeli produk terutama fashion untuk lebih memahami dan mengidentifikasi kebutuhan konsumen sebelum mengambil keputusan. 1.4. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini mengacu pada pedoman penulisan APA (American Psychology Association) style dan penyusunan dan penulisan skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan penelitian dibagi menjadi beberapa bahasan seperti berikut ini: BAB I. Pendahuluan Bab I ini berisi latar belakang mengapa perlu dilakukan penelitian terhadap intensi membeli produk fashion tiruan, batasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II. Landasan Teori Bab II ini berisi sejumlah teori yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti secara sistematis, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. 13 BAB III. Metode Penelitian Bab III ini berisi mengenai populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik analisis data. BAB IV. Analisis Hasil Penelitian Bab IV ini berisi mengenai hasil penelitian meliputi, pengolahan statistik dan analisis terhadap data. BAB V. Kesimpulan, Diskusi Dan Saran Bab V ini berisi rangkuman keseluruhan hasil penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian. Dalam bab ini juga akan dimuat diskusi dan saran. BAB II KAJIAN TEORI Dalam bab kajian teori ini akan dibahas mengenai teori yang terkait dengan variabel yang akan digunakan dalam penelitian, dilanjutkan dengan kerangka berpikir dan hipotesis. 2.1. Intensi membeli 2.1.1. Pengertian intensi membeli Intensi membeli berkaitan erat dengan keputusan membeli konsumen, karena digunakan untuk memprediksi kecenderungan seseorang akan melakukan atau tidak melakukan perilaku membeli. Fishbein dan Ajzen (1975) menjelaskan intensi sebagai kemungkinan subjektif seseorang sebelum memunculkan sebuah perilaku, intensi tersebut bisa dalam jumlah yang kecil atau besar hingga dianggap sebagai probabilitas. Ajzen (1991) mengasumsikan intensi untuk mengetahui faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku. Intensi merupakan indikator bagaimana seseorang ingin menampilkan suatu perilaku dan seberapa besar usaha yang digunakan untuk melakukan perilaku. Selanjutnya Ajzen (2005) menjelaskan intensi adalah kemungkinan subjektif yang akan dilakukan oleh seseorang dan dimungkinkan terbentuknya suatu perilaku tertentu. Menurut Engel (1995) perilaku membeli diawali dengan intensi. Pada umumnya seseorang yang memiliki intensi untuk melakukan tindakan tertentu, maka akan lahir perilaku tertentu. Pada konteks perilaku membeli produk fashion 14 15 tiruan, konsumen sebelumnya sudah memiliki intensi untuk menampilkan perilaku membeli. Mowen dan Minor (2002) mendefinisikan intensi membeli merupakan intensi perilaku yang berkaitan dengan keinginan konsumen dalam berperilaku guna memperoleh, mengkonsumsi dan membuang suatu produk atau jasa. Definisi intensi membeli menurut Assael (1998) yaitu tahap terakhir dari rangkaian proses keputusan pembelian konsumen. Proses ini dimulai dari munculnya kebutuhan akan suatu produk atau merek (need arousal), dilanjutkan dengan pemrosesan informasi oleh konsumen (consumer information processing). Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi produk atau merek tersebut. Hasil evaluasi ini yang akhirnya memunculkan niat atau intensi untuk membeli, sebelum akhirnya konsumen melakukan pembelian. Jadi, definisi intensi membeli pada penelitian skripsi ini peneliti menggunakan teori dari Ajzen (2005) yaitu kemungkinan subjektif yang akan dilakukan oleh seseorang dan dimungkinkan terbentuknya suatu perilaku membeli produk fashion tiruan. 2.1.2. Aspek intensi membeli Menurut Fishben dan Ajzen (1975) intensi memiliki empat aspek, yaitu: 1. Perilaku (behavior), yaitu perilaku spesifik yang akan diwujudkan. Pada konteks membeli produk fashion tiruan, perilaku khusus yang diwujudkan merupakan bentuk perilaku membeli yaitu dengan membeli produk fashion tiruan di toko yang jelas menjual produk fashion tiruan. 2. Sasaran (object), yaitu objek yang menjadi sasaran perilaku. Objek yang menjadi sasaran dari perilaku spesifik dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu 16 orang atau objek tertentu (particular object), sekelompok orang atau objek (a class of object), dan orang atau objek pada umumnya (any object). Pada konteks membeli produk fashion tiruan, objek yang menjadi sasaran munculnya perilaku dapat berupa tersedianya uang dan model fashion yang sedang menjadi tren. 3. Situasi (situation), yaitu situasi yang mendukung untuk dilakukannya suatu perilaku (bagaimana dan dimana perilaku itu akan diwujudkan). Situasi dapat pula diartikan sebagai lokasi terjadinya perilaku. Pada konteks membeli produk fashion tiruan, perilaku tersebut dapat muncul jika individu merasa membutuhkan produk fashion tiruan tersebut dengan harga yang lebih murah, risiko kerugian yang lebih kecil dan kondisi lingkungan yang berdekatan dengan pasar/toko. 4. Waktu (time), yaitu waktu terjadinya perilaku yang meliputi waktu tertentu, dalam satu periode atau tidak terbatas misalnya waktu yang spesifik (hari tertentu, tanggal tertentu, jam tertentu), periode tertentu (bulan tertentu), dan waktu yang tidak terbatas. Setiap aspek akan mempengaruhi perilaku pada tingkat yang sangat spesifik, seseorang akan menampilkan tingkah laku tergantung pada objek, pada situasi tertentu, dan waktu tertentu pula. Dalam hal objek atau target intensi dapat diarahkan pada suatu objek tertentu, suatu kelompok atau objek apapun. Begitu pula dengan situasi, seseorang mungkin saja berintensi untuk melakukan suatu tingkah laku pada situasi atau lokasi tertentu. Begitu juga dengan waktu, intensi juga dapat muncul pada waktu tertentu. 17 2.1.3. Faktor pengontrol intensi Ajzen (2005) menjelaskan bahwa terdapat faktor yang membuat seseorang dapat mencapai tujuan atau mewujudkan sebuah perilaku. Faktor tersebut adalah sebagai berikut: 2.1.3.1. Faktor internal Faktor internal menyangkut faktor di dalam diri individu yang dapat mempengaruhi seseorang dalam menampilkan suatu perilaku tertentu. 1. Informasi, keterampilan dan kemampuan Seseorang yang memiliki intensi untuk melakukan sebuah perilaku akan mencari informasi, keterampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan perilaku tertentu. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki intensi untuk menjadi seorang politisi, mengajarkan matematika kepada siswa atau memperbaiki radio akan gagal jika tidak memiliki kemampuan sosial, pengetahuan matematika dan tidak memiliki keterampilan mekanik. 2. Emosi dan kompulsi Ketidakcukupan keterampilan, kemampuan dan informasi yang dimiliki dapat menyebabkan masalah kontrol perilaku, tetapi dapat diasumsikan bahwa masalah ini dapat diatasi. Namun sebaliknya, beberapa tipe perilaku adalah subjek yang memaksa yang terlihat berada jauh di luar kontrol. Sebagai contoh orang yang tidak dapat berhenti mengulang apa yang dilakukannya (selalu mengunci tangan, memeriksa kunci berkali-kali dan lain-lain) atau tidak dapat berhenti memikirkan sesuatu. Perilaku kompulsif ini dilakukan meskipun intensi dan usaha terpadu dilakukan untuk melakukan perilaku yang sebaliknya. 18 Perilaku emosional terlihat memiliki kesamaan karakteristik. Sebagai contoh, terkadang individu dapat bertanggung jawab atas apa yang dilakukan dalam keadaan sadar, tetapi terkadang mereka tidak dapat mempertanggung jawabkan apa yang mereka lakukan saat di bawah pengaruh emosi yang kuat. Kesimpulannya, berbagai faktor internal dapat mempengaruhi kesuksesan perwujudan perilaku yang memiliki intensi atau pencapaian tujuan yang diinginkan. Terlihat dari faktor seperti informasi, kemampuan, dan keterampilan. Sedangkan faktor lain seperti emosi yang intens, stress, atau kompulsi, lebih sulit untuk dinetralisir. 2.1.3.2. Faktor eksternal Faktor eksternal ini menyangkut faktor di luar individu yang mempengaruhi kontrol seseorang terhadap perilaku yang akan dilakukannya. Faktor ini menentukan faktor apa yang memfasilitasi atau mengintervensi perilaku. 1. Kesempatan Perlu sedikit imajinasi untuk menghargai pentingnya faktor kebetulan atau kesempatan untuk suksesnya eksekusi sebuah perilaku yang berintensi. Seseorang yang berintensi untuk mengerjakan skripsi, tidak dapat melakukannya jika tidak memiliki sarana yang memadai untuk melakukan perilaku tersebut atau mungkin temannya yang selalu mengganggu saat sedang mulai mengerjakan dapat membuat seseorang tidak melakukan perilaku tersebut. Kurangnya kesempatan seperti contoh di atas dapat mengurangi usaha untuk mewujudkan suatu perilaku. Dalam keadaan seperti ini, seseorang berusaha untuk mewujudkan intensi namun gagal karena keadaan lingkungan sekitar 19 menghalanginya. Walaupun intensi langsung akan terpengaruh, keinginan dasar untuk melakukan sebuah perilaku tidak harus diubah. Lingkungan menghambat perilaku untuk mewujudkan perilaku dan akan memaksa untuk merubah rencana, namun tidak selalu dapat merubah intensi seseorang. 2. Ketergantungan pada yang lain Pada saat perwujudan perilaku tergantung pada tindakan orang lain, ada potensi kontrol yang tidak sempurna terhadap perilaku atau tujuan. Sebuah contoh yang baik mengenai ketergantungan perilaku adalah kasus kerjasama. Seseorang akan bisa bekerja sama dengan orang lain hanya jika orang tersebut juga berkeinginan untuk bekerjasama. Sama seperti waktu dan kesempatan, ketidakmampuan untuk berperilaku sesuai dengan intensi dikarenakan ketergantungan pada kebutuhan seseorang tidak mempengaruhi intensi dan motivasi. Seseorang yang menghadapi kesulitan yang berhubungan dengan ketergantungan interpersonal dapat membentuk perilaku yang diinginkan dalam kerjasama dengan rekan yang berbeda. Namun, hal ini tidak dapat terus menerus menjadi penyebab sebuah tindakan. Singkatnya, kekurangan kesempatan dan ketergantungan pada orang lain hanya membawa pada perubahan yang sementara pada intensi. Ketika lingkungan menolak terwujudnya sebuah perilaku, seseorang akan menunggu untuk kesempatan yang lebih baik. 20 2.1.4. Teori yang terkait dengan intensi 2.1.4.1. Theory of reason action (TRA) Teori ini merupakan teori yang membahas mengenai anteseden penyebab dari perilaku yang dilakukan atas kemauan seseorang. Teori ini berdasarkan asumsi bahwa manusia berperilaku dengan cara yang masuk akal, mempertimbangkan semua informasi yang ada dan secara eksplisit maupun implisit manusia mempertimbangkan implikasi dari tindakan mereka. Dengan demikian, teori ini menyebutkan bahwa intensi seseorang untuk menampilkan perilaku atau tidak tergantung dari determinan (faktor yang menentukan) tindakan tersebut (Ajzen, 1991). Menurut theory of reason action, intensi merupakan fungsi dari dua determinan dasar, yaitu faktor personal dan faktor pengaruh lingkungan. Faktor personal ini merupakan sikap dan faktor pengaruh lingkungan adalah norma subjektif. 2.1.4.2. Theory of planned behavior (TPB) Menurut theory of planned behavior, perilaku seseorang ditentukan oleh tiga pertimbangan, yaitu: behavioral beliefs, normative beliefs dan control beliefs. Behavioral beliefs menghasilkan sikap suka atau tidak suka terhadap suatu perilaku tertentu, hasil dari normative beliefs adalah tekanan sosial atau subjective norm, dan control beliefs menjadi perceived behavioral control merupakan suatu formasi dari intensi perilaku seseorang. Penjelasan secara menyeluruh bahwa sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control mampu mendorong seseorang dalam menampilkan suatu perilaku. Intensi individu dalam 21 menampilkan suatu perilaku tertentu dapat meningkat dikarenakan pengaruh sikap dan norma subjektif yang baik dalam menampilkan perilaku tersebut. Intensi mampu memberikan pengendalian atas perilaku, seseorang sangat berharap agar intensi yang akan ditampilkan memenuhi faktor yang mendukung (Ajzen, 1991). Teori ini merupakan pengembangan dari theory of reason action (TRA) yang sama menjelaskan intensi tetapi Ajzen menambahkan control beliefs untuk menjelaskan lebih lengkap mengenai intensi perilaku seseorang. Ajzen menganggap bahwa theory of reasoned action (TRA) tidak menjelaskan mengenai perilaku yang tidak dapat dikendalikan oleh individu, melainkan dipengaruhi oleh faktor non-motivasional yang dianggap sebagai kesempatan yang dibutuhkan agar perilaku dapat dimunculkan. Ajzen (1991) dalam theory of planned behavior (TPB) dijelaskan bahwa intensi seseorang ditentukan oleh 3 faktor seperti pada gambar: Gambar 2.1: Gambar TPB dan background factor 22 Ajzen (2005) menjelaskan dalam TPB, bahwa penentu utama yang mempengaruhi intensi dapat dipahami dengan perilaku, normatif dan kontrol perilaku. Banyak variabel yang mempengaruhi kepercayaan seseorang seperti: umur, jenis kelamin, etnis, status sosial ekonomi, pendidikan, kebangsaan, agama, keanggotaan, kepribadian, suasana hati, emosi, sikap dan nilai secara umum, intelegensi, anggota kelompok tertentu, pengalaman masa lalu, paparan informasi, dukungan sosial, kemampuan koping dan lain-lain. Seseorang yang tumbuh dalam lingkungan sosial yang berbeda dapat memiliki informasi yang berbeda tentang isu yang berbeda, informasi yang menyediakan dasar bagi kepercayaan seseorang mengenai konsekuensi sebuah perilaku, pengharapan normatif, pentingnya seseorang, dan tentang penghalang yang dapat menghambat seseorang dalam mewujudkan perilaku. Semua faktor ini dapat mempengaruhi perilaku, normatif, dan kontrol kepercayaan, sebagai hasilnya mempengaruhi intensi dan tindakan. 2.1.5. Determinan intensi Menurut Fishbein dan Ajzen (1991) determinan intensi sebagai berikut: 1. Sikap terhadap tingkah laku tertentu (attitude toward behavior). 2. Norma subjektif (subjective norm) dan, 3. Perceived behavior control (PBC) Selain dari ketiga aspek tersebut, ada beberapa variabel lain yang dapat mempengaruhi Intensi. Seperti dikatakan oleh Ajzen (1991) bahwa the theory of planned behavior is, in principle, open to the inclusion of additional predictors if it can be shown that they capture a significant proportion of the variance in intention or behavior after the theory’s current variables have been taken into 23 account. Pada prinsipnya, TPB terbuka untuk penambahan variabel lain yang menjadi prediktor jika mampu menggambarkan proporsi yang signifikan setelah variabel sebelumnya diteliti. Berdasarkan definisi tersebut maka tidak menutup kemungkinan untuk menambahkan variabel lain dalam memprediksi suatu intensi. 2.1.6. Pengukuran intensi membeli Di dalam melakukan pengukuran terhadap intensi membeli peneliti mencoba melihat beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur intensi membeli. Dalam jurnal penelitian yang berjudul Buy Genuine Luxury Fashion Products or Counterfeits? (Yoo & Lee, 2009), digunakan alat ukur purchase intention of counterfeits yang dikembangkan oleh Yoo dan Lee (2009) yang terdiri dari dua item pengukuran. Alat ukur ini menggunakan skala model Likert dengan rentang 5 poin yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi dengan nilai alpha 0.88. Dalam jurnal penelitian lain yang berjudul Examining Customer Purchase Intention for Counterfeit Product Based on a Modified Theory of Planned Behavior (Cheng, Fu & Tu, 2011), intensi membeli dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Cheng, Fu, dan Tu (2011) yang terdiri dari 3 item pengukuran. Alat ukur ini menggunakan skala model Likert dengan rentang 5 poin yang memiliki internal consistency sebesar 0.88. Dalam penelitian ini, peneliti mengadaptasi alat ukur yang dikembangkan oleh Cheng, Fu, dan Tu (2011) dikarenakan item yang menjadi skala baku sangat sesuai dengan judul penelitian. 24 2.2. Sikap 2.2.1. Pengertian sikap Dalam prediksi theory of planned behavior, sikap menunjukkan pengaruh positif terhadap intensi perilaku (Ajzen, 1991). Fishbein dan Ajzen (1975) mendefinisikan, sikap adalah a person`s location on a bipolar evaluative or affective dimension with respect to some object, action or event. An attitude represent a person`s general feeling of favorableness or unfavorableness toward some stimulus object. Sikap merupakan posisi seseorang dalam dimensi evaluasi yang sifatnya bipolar yang berkaitan dengan objek, tingkah laku atau kejadian. Sikap menunjukkan perasaan individu yang positif atau negatif terhadap suatu objek. Eagly dan Chaiken (1993) menjelaskan sikap sebagai berikut attitudes is psychological tendency that is expressed by evaluating a particular entity with some degree of favor or disfavor. Sikap dipandang sebagai suatu kecenderungan psikologis yang diekspresikan oleh evaluasi dari sebagai wujud kesesuaian atau ketidaksesuaian. Selanjutnya Feldman (1995) mendefinisikan sikap sebagai berikut attitudes are learned predisposition to responds in a favorable or unfavorable manner to a particular person, object, or idea. Sikap dipandang sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon dalam cara kesesuaian dan ketidaksesuaian kepada orang, objek, dan ide tertentu. Sedangkan menurut Ajzen (1991) menjelaskan attitudes refer to the degree to which a person has a favorable appraisal of the behavior in question and are an immediate indicator by which her/his intention of conducting the 25 specific behavior can be predicted. Sikap merupakan derajat penilaian seseorang pada perilaku tertentu dan merupakan indikator yang mempengaruhi seseorang dalam menampilkan perilaku spesifik yang mampu diprediksi. Ajzen (2005) menjelaskan sikap adalah person’s evaluation of the outcomes associated with the behavior and by the strength of these associations. Sikap adalah hasil evaluasi seseorang mengenai disukai atau tidak disukai pada perilaku tertentu. Jadi, definisi sikap pada penelitian ini peneliti menggunakan teori dari Ajzen (2005) yaitu hasil evaluasi seseorang mengenai disukai atau tidak disukai pada perilaku membeli produk fashion tiruan. 2.2.2. Anteseden sikap Menurut Ajzen (2005) bahwa sikap terhadap perilaku dibentuk oleh dua anteseden yaitu behavioral belief dan outcome evaluation. 1. Behavioral belief adalah keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap perilaku dan merupakan keyakinan yang akan mendorong terbentuknya sikap. 2. Outcome evaluation merupakan evaluasi positif atau negatif individu terhadap perilaku tertentu berdasarkan keyakinan yang dimilikinya. Ajzen (2005) menjelaskan kedua anteseden sikap dalam rumus sebagai berikut: Ab = ∑ b i e i Keterangan: Ab : sikap terhadap dilakukannya perilaku B (behavioral beliefs) b : belief bahwa dilakukannya suatu perilaku B 26 e : evaluasi seseorang terhadap belief mengenai perilaku B i : konsekuensi dari perilaku B 2.2.3. Komponen sikap Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) menjelaskan bahwa sikap memiliki tiga komponen, yaitu: kognitif, afektif dan konatif. 1. Komponen kognitif mencakup pengetahuan seseorang dan kepercayaan tentang suatu sikap terletak pada komponen kognitif. Pengetahuan dan informasi tentang objek sikap membentuk suatu beliefs yang mengarahkan kepada suatu perilaku. 2. Komponen afektif mewakili perasaan seseorang tentang objek sikap, yaitu perasaan baik atau tidak suka, senang atau tidak senang terhadap objek sikapnya. 3. Komponen konatif merujuk pada tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap objek sikap. Dalam pemasaran dan penelitian tentang komponen, komponen ini sering disamakan dengan ekspresi untuk membeli. 2.2.4. Pengaruh sikap terhadap intensi membeli Sikap dianggap sebagai anteseden pertama dari intensi perilaku. Sikap adalah kepercayaan positif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu. Keyakinan atau beliefs ini disebut dengan behavioral beliefs. Seseorang akan menampilkan suatu perilaku tertentu ketika menilai perilaku tersebut secara positif. Seperti dalam penelitian Tavis, Dodd, Jye Sheu, Rienzo, dan Wagenaar (2010), yang paling berpengaruh dalam memprediksi intensi mengkonsumsi 27 minuman alkohol pada mahasiswa saat hari pertandingan adalah sikap terhadap minuman dan norma subjektifnya. Hal ini membuktikan bahwa sikap mahasiswa terhadap minuman beralkohol positif dan memiliki belief yang kuat saat meminum minuman beralkohol pada hari pertandingan berlangsung. Jadi, intensi untuk menampilkan suatu perilaku tergantung pada hasil pengukuran sikap dan norma subjektif. Hasil yang positif mengindikasikan intensi untuk berperilaku. 2.2.5. Pengukuran sikap Dalam melakukan pengukuran sikap peneliti melihat beberapa jenis alat ukur untuk mengukur sikap. Dalam jurnal yang berjudul Consumer Attitudes Toward Counterfeits: A Review and Extension (Augusto, Christiana, & Alberto, 2007), alat ukur yang digunakan adalah attitude toward counterfeit product yang dikembangkan oleh Huang (2004) dengan menggunakan skala model Likert dengan rentang 7 poin. Dalam jurnal lain berjudul Examining Customer Purchase Intention for Counterfeit Product Based on a Modified Theory of Planned Behavior (Cheng, Fu, & Tu, 2011), alat ukur yang digunakan adalah attitude toward counterfeit product dengan menggunakan skala model Likert dengan rentang 5 poin dan memiliki internal consistency sebesar 0.95. Pengukuran sikap dalam penelitian ini peneliti mengacu kepada attitude toward counterfeit product yang dikembangkan oleh Cheng, Fu, dan Tu (2011) yang terdiri dari 8 item dengan melakukan modifikasi dan penambahan beberapa item. 28 2.3. Norma subjektif 2.3.1. Pengertian norma subjektif Fishbein dan Ajzen (2005) mendefinisikan norma subjektif sebagai persepsi individu mengenai harapan orang lain yang berarti baginya (significants others) terhadap tingkah laku tertentu, apakah ada keharusan untuk menampilkan tingkah laku tersebut atau tidak. Feldman (1995) mendefinisikan norma subjektif sebagai subjective norm is the perceived social pressure to carry out the behavior. Norma subjektif adalah persepsi tekanan sosial yang membentuk perilaku individu. Hogg dan Vaughan (2002) juga menjelaskan norma subjektif sebagai produk dari apa yang dipersepsikan oleh individu yang menjadi keyakinan orang lain dan orang yang signifikan menjadi panutan tentang apa yang pantas dilakukan. Jadi, pengertian norma subjektif dalam penelitian ini adalah persepsi individu untuk mengikuti orang lain (significant other) yang menjadi panutan mengenai kesesuaian perilaku yang pantas dilakukan. 2.3.2. Anteseden norma subjektif Menurut Ajzen (2005), norma subjektif ini ditentukan oleh dua determinan yaitu persepsi terhadap diri sendiri (normatives beliefs) dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (motivation to comply). 1. Normatives beliefs. Persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap seseorang yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau tidak. Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain yang penting dan berpengaruh bagi individu untuk melakukan atau tidak 29 suatu perilaku tertentu. 2. Motivation to comply. Motivasi individu untuk memenuhi harapan orang lain (signifikan other). Norma subjektif dapat dilihat sebagai dinamika antara dorongan yang dipersepsikan individu dari orang lain disekitarnya dengan motivasi untuk mengikuti pandangan mereka (motivation to comply) dalam melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tertentu. Pengukuran anteseden norma subjektif dirumuskan Ajzen (2005) sebagai berikut: SN = ∑ ni mi Keterangan: SN : norma subjektif terhadap dilakukannya tingkah laku ni : normatif belief yaitu belief seseorang bahwa individu i atau kelompok i berpikir dia seharusnya atau tidak seharusnya melakukan tingkah laku mi : motivasi untuk mengikuti harapan individu i atau kelompok i i : orang atau kelompok yang berpengaruh 2.3.3. Pengaruh norma subjektif terhadap intensi membeli Fishbein dan Ajzen (1975) menjelaskan norma subjektif sebagai persepsi individu mengenai harapan orang lain yang berarti bagi dirinya (significant others) terhadap perilaku tertentu. Significant others tidak hanya keluarga, teman, dan pasangan tetapi menyangkut organisasi, komunitas maupun instansi tertentu. Seseorang yang termotivasi untuk mengikuti pendapat tokoh atau orang lain akan cenderung untuk menampilkan perilaku yang diharapkan oleh orang lain (significant others). 30 Penelitian Goodwin dan Mullan (2009) yang meneliti tentang norma subjektif di kalangan mahasiswa. Hasil dari penelitian mengungkapkan norma subjektif sebagai prediktor yang paling konsisten dari varians lain dalam intensi perilaku sehat yang terkait dengan indeks glycaemic pada makanan. Significant others seperti teman dan keluarga dalam sampel menjadi tekanan sosial pada mahasiswa, dapat dikatakan menjadi tekanan karena dilihat dari usia mahasiswa. Pada penelitian tersebut dijelaskan, mahasiswa psikologi pada tahun pertama lebih banyak yang tinggal dengan orang lain atau dengan orang tua. Beberapa hal tentang memilih, memasak dan mengkonsumsi makanan tidak lepas dari rekomendasi dari orang terdekat yang mempengaruhi dan nantinya menjadi perilaku yang tertanam dalam diri mereka. 2.3.4. Pengukuran norma subjektif Dalam jurnal penelitian berjudul Consumer Attitudes toward Counterfeits: A Review and Extension (Augusto, Christiana, & Caslos, 2007), alat ukur yang digunakan untuk mengukur norma subjektif adalah subjective norm (SN) yang dikembangkan oleh Ajzen (1991) dengan menggunakan skala model Likert rentang 7 poin. Pengukuran norma subjektif pada penelitian ini mengadaptasi alat ukur subjective norm yang dikembangkan oleh Ajzen (1991) yang terdiri dari dua item. Peneliti memilih mengadaptasi alat ukur yang dikembangkan oleh Ajzen (1991) karena hanya alat ukur ini yang dapat digunakan untuk mengukur norma subjektif. 31 2.4. Perceived Behavioral Control (PBC) 2.4.1. Pengertian perceived behavioral control Feldman (1995) mendefinisikan perceived behavioral control is the perceived ease or difficulty of carrying out the behavior, based on prior experience and anticipated barriers to perform it. Feldman menjelaskan perceived behavioral control (PBC) mungkin menjadi manifestasi sebuah ide bahwa perilaku bisa menjadi sulit untuk dilakukan dan banyak hambatan untuk menjalani perilaku tersebut. Sedangkan Ajzen (2005) mendefinisikan perceived behavioral control is this factor refers to the perceived ease or difficulty of performing the behavior and it assumed to reflect past experience as well as anticipated impediments and obstacles. Ajzen menyatakan bahwa perceived behavioral control adalah hambatan atau kesulitan yang dipersepsi individu dalam menampilkan tingkah laku tersebut dan diasumsikan merefleksikan pengalaman masa lalu dan juga hambatan atau rintangan yang diantisipasi. Menurut Ajzen (2005), dalam theory of planned behavior (TPB), perceived behavioral control (PBC) tidak berkaitan secara langsung dengan kontrol yang sebenarnya dimiliki individu dalam situasi tertentu namun berkaitan dengan pengaruh yang mungkin dimiliki kontrol tingkah laku yang dipersepsi (perceived behavior control) oleh individu terhadap tingkah laku. Ajzen (2012) juga menjelaskan is the role perceived behavioral control—the extent to which people believe that they can perform a given behavior if they are inclined to do so. Perceived behavioral control (PBC) yaitu sejauh mana orang percaya bahwa mereka dapat melakukan perilaku tertentu jika mereka cenderung untuk 32 melakukan suatu perilaku. Jadi, pengertian perceived behavioral control dalam penelitian ini adalah persepsi individu untuk menampilkan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan kemudahan atau hambatan yang mempengaruhinya. 2.4.2. Anteseden perceived behavioral control (PBC) Perceived behavioral control ini ditentukan oleh dua determinan, yaitu control beliefs dan power of factor (Ajzen, 2005). 1. Control beliefs adalah beliefs mengenai sumber dan kesempatan yang dibutuhkan (requisite resources and opportunities) untuk memunculkan tingkah laku. Control beliefs ini menjadi dasar persepsi seseorang terhadap mampu atau tidak mampu dalam kapasitas melakukan tingkah laku (Ajzen, 2005). 2. Power of factor, yaitu persepsi individu mengenai ketersediaan sumber yang diperlukan baik untuk memunculkan tingkah laku atau untuk menghalangi terjadinya suatu tingkah laku sehingga memudahkan atau menyulitkan pemunculan tingkah laku tersebut (Ajzen, 2005). Sumber yang dimaksud disini mengacu kepada sumber yang termasuk dalam control beliefs. Kedua determinan tersebut dirumuskan sebagai berikut: PBC = ∑ ci pi Keterangan: PBC : perceived behavioral control ci : belief mengenai kontrol yang dimiliki individu dalam memunculkan tingkah laku (control beliefs) pi : perceived powerr i yang memfasilitasi atau menghalangi suatu tindakan untuk munculnya perilaku 33 Seperti yang diuraikan diatas, persepsi mengenai kondisi yang mendukung mencerminkan persepsi mengenai ketersediaannya sumber dan kesempatan yang diperlukan untuk memunculkan tingkah laku. Sumber ini antara lain ketersediaan uang, waktu dan sumber lainnya. Sedangkan control beliefs berhubungan dengan beliefs individu terhadap kemampuannya untuk memunculkan suatu tingkah laku. 2.4.3. Pengaruh perceived behavioral control (PBC) terhadap intensi Ajzen (2012) menjelaskan bahwa perceived behavioral control (PBC) adalah sejauh mana seseorang percaya dalam memunculkan suatu perilaku jika memiliki kecenderungan untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Dalam penelitian Cronan dan Al-Rafee (2008) tentang intensi untuk membajak software dan media digital, diketahui bahwa PBC menjadi variabel yang paling berpengaruh kedua setelah past piracy behavior. Subjek yang memiliki kemampuan dan sumberdaya untuk membajak media digital mempunyai intensi yang tinggi untuk membajak media digital. 2.4.4. Pengukuran perceived behavioral control (PBC) Pengukuran perceived behavioral control (PBC) dalam penelitian ini mengadaptasi alat ukur yang dikembangkan oleh Cheng, Fu, dan Tu (2011) dalam jurnal penelitian yang berjudul Examining Customer Purchase Intention for Counterfeit Product Based on a Modified Theory of Planned Behavior. Alat ukur yang digunakan terdiri dari tiga item dan memiliki internal consistency sebesar 0.89. Peneliti mengadaptasi alat ukur ini dikarenakan sesuai dalam mengukur perceived behavioral control (PBC). 34 2.5. Jenis kelamin Karakteristik demografi dari seseorang mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap berbagai jenis pengaruh sosial terhadap produk tertentu, seperti produk fashion, elektronik, pangan dan lain-lain (Girard et al., 2010). Faktor-faktor demografi secara tidak langsung mempengaruhi niat seseorang dalam menggunakan suatu produk, dalam penelitian ini variabel demografi yang digunakan adalah jenis kelamin. Jason (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Consumer Attitudes toward Counterfeit Fashion Product: Does Gender Matter?, menemukan adanya pengaruh dari jenis kelamin terhadap pandangan atau keyakinan dalam membeli produk fashion tiruan. Studi ini juga menjelaskan bahwa perempuan membutuhkan dorongan insentif finansial lebih besar dari lakilaki untuk memesan suatu produk di pasar gelap (black market). Alasan memilih jenis kelamin sebagai variabel dalam penelitian ini adalah: (a) jenis kelamin dapat dikelompokkan ke dalam segmentasi pasar suatu produk sehingga sesuai dengan tema penelitian ini, dan (b) tidak mengundang kepura-puraan responden (fake) dalam mengisi kuesioner penelitian. 2.6. Produk fashion tiruan Produk fashion tiruan dedifinisikan sebagai produk yang meniru produk asli dalam jumlah yang banyak dan sangat mirip dengan bentuk aslinya tanpa ada izin yang sah, termasuk kemasan, merek dagang, dan label (Kay, dalam Ahmad, 2012). Produk fashion tiruan yang seringkali dipalsukan adalah tas tangan, jam tangan, perhiasan, sepatu, pakaian, topi, kacamata dan parfum. Negara Cina merupakan produsen terbesar dalam memproduksi produk tiruan termasuk produk 35 fashion tiruan di dunia (Hung, dalam Ahmad, 2013). Produsen lain dari produk fashion tiruan ini pun berasal dari berbagai negara seperti Rusia, Argentina, Chili, Mesir, India, Israel, Lebanon, Thailand, Turki, Ukraina, Venezuela, Brazil, Paraguay dan Meksiko (Chaundry and Zimmerman, dalam Ahmad, 2012). Sedangkan menurut OECD (Organization for Economic Co-operation Development) produk fashion tiruan adalah produk fashion yang dibuat dengan meniru produk fashion aslinya guna mempengaruhi konsumen bahwa produk tersebut sama seperti aslinya (OECD, 1998). Bentuk dari produk tersebut memiliki kualitas yang rendah dan dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan produk fashion aslinya. Dalam industri fashion, pemalsuan dari produk dengan merek kenamaan dunia merupakan salah satu produk yang sering dipalsukan seperti Louis Vuitton, Chanel, Gucci, Burberry, Fendi, Christian Dior, Prada, Versace, Hermes, dan Christian Louboutin (http://top-10-list.org, diakses pada tanggal 12 Desember 2012, dalam Ervina, 2013). Menariknya, tidak seperti industri di sektor yang lain, pembeli produk fashion tiruan mengetahui bahwa yang dibelinya merupakan produk fashion tiruan. Jadi, pengertian produk fashion tiruan dalam penelitian ini adalah produk fashion yang dibuat dengan meniru semirip mungkin dengan produk fashion aslinya. 2.7. Kerangka Berpikir Pembajakan atau pemalsuan produk dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berbagai produk mulai dari barang elektronik, perangkat software, buku, sparepart kendaraan dan khususnya produk fashion sudah menjadi objek yang dipalsukan atau dibuat tiruannya. Padahal, setiap produk yang dipalsukan 36 memiliki trademark yang merupakan identitas produk tersebut dan dapat memberikan sanksi bagi oknum yang membajak produk dengan trademark tertentu sesuai hukum yang berlaku (Yoo & Lee, 2005). Pada kenyataannya, produk fashion seperti baju, celana, sepatu, tas, jam tangan, dan aksesoris tidak hanya dijual dengan merek asli tetapi ada juga yang menjual dengan merek tiruan. Kerugian pun kini semakin meningkat setiap tahun yang dirasakan oleh produsen atau penjual produk fashion asli dikarenakan pembajakan produk fashion ini. Seperti yang dilansir dalam www.thejakartapost.com ( dalam Ervina, 2013) bahwa kerugian pada tahun 2002 sebesar Rp. 2 trilyun dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 43.2 trilyun. Kerugian yang dialami pemilik merek dagang atau penjual produk fashion asli tidak hanya dipengaruhi oleh maraknya pembajakan produk fashion, tetapi juga dipengaruhi oleh tingginya permintaan konsumen. Konsumen kini tidak canggung lagi untuk membeli produk fashion tiruan, peminatnya pun semakin lama semakin banyak dan tidak mengenal batas usia. Bahkan, hampir di setiap pusat perbelanjaan atau mal kini dengan mudah dijumpai toko yang menjual produk fashion tiruan (Putri, 2010). Perilaku membeli diawali dengan intensi. Seseorang yang memiliki intensi untuk menampilkan perilaku tertentu, maka akan lahir perilaku tersebut. Dalam hal ini munculnya intensi membeli produk fashion tiruan diawali dengan sikap. Sikap yang meliputi behavioral beliefs dan outcome evaluation, dapat menentukan perilaku seseorang untuk berperilaku (Ajzen, 2005). 37 Selain sikap, norma subjektif juga memiliki hubungan dalam menentukan intensi berperilaku. Norma subjektif meliputi normative belief mengenai keyakinan individu terhadap harapan orang lain (significant other) baik perorangan maupun kelompok terhadap individu untuk menampilkan perilaku, dan selanjutnya mempengaruhi individu untuk menerima atau pun menolak menampilkan perilaku serta besarnya keinginan untuk mengikuti pendapat significant other yang disebut motivation to comply (Ajzen, 2005). Faktor lain juga berpengaruh dalam pembentukan intensi yaitu perceived behavioral control. Persepsi individu mengenai kemudahan atau kesulitan individu dalam menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan dan diasumsikan merupakan refleksi dari pengalaman yang telah terjadi sebelumnya serta hambatan yang diantisipasi (control beliefs) dan seberapa kuat untuk mempengaruhi diri individu dalam memunculkan tingkah laku sehingga memudahkan atau menyulitkan pemunculan tingkah laku tersebut (power of factor) (Ajzen, 2005). Selanjutnya faktor jenis kelamin juga merupakan variabel yang mempengaruhi intensi seseorang dalam membeli produk fashion tiruan (Jason, 2011). Semua variabel di atas akan menjadi pertimbangan dalam diri seseorang dan akan mempengaruhi intensi orang tersebut untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan. Penelitian ini mengangkat pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang sebagai subjek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan menguji signifikansi pengaruh sikap (behavioral beliefs dan outcome evaluation), norma subjektif (normative beliefs 38 dan motivation to comply), perceived behavioral control (control beliefs dan power of factor) dan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Dengan demikian, dari semua variabel yang telah digambarkan melalui kombinasi antara beberapa faktor psikologis dari beberapa kumpulan teori, penelitian serta faktor eksternal lainnya, peneliti menyimpulkan kerangka berpikir sebagai berikut di bawah ini: Sikap Behavioral beliefs Outcome evaluation Norma subjektif Normative beliefs Motivation to comply PBC Control beliefs Power of factor Jenis kelamin Gambar 2.2: Kerangka berpikir Intensi membeli produk fashion tiruan 39 2.8. Hipotesis Penelitian Penelitian ini diuji dengan analisis statistik, sehingga hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis nihil (H0), yaitu “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of factor dan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion tiruan”. Sedangkan hipotesis minor dalam penelitian ini, yaitu: H1: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan behavioral beliefs terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. H2: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan outcome evaluation terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. H3: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan normative beliefs terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. H4: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivation to comply terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. H5: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan control beliefs terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. H6: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan power of factor terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. H7: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan tentang target populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, uji validitas instrumen, teknik analisis data, serta prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian. 3.1. Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel 3.1.1. Populasi dan sampel penelitian Populasi pada penelitian ini yaitu pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat. Alasan peneliti memilih kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang sebagai tempat penelitian karena mampu menggambarkan arah tendensi pengunjung untuk berintensi membeli produk fashion asli atau tiruan dan merupakan kawasan berbelanja terbesar di Indonesia. Populasi dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang 2. Berusia diatas 17 tahun 3. Bersedia mengisi kuesioner penelitian. Adapun jumlah sampel yang diambil sebanyak 150 orang. 3.1.2. Teknik pengambilan sampel Pada penelitian ini digunakan teknik non-probability sampling. Teknik ini dipilih karena jumlah populasi tidak dapat diketahui dan bersifat tidak menetap. 40 41 3.2. Variabel penelitian Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Intensi membeli 2. Behavioral beliefs (dimensi sikap) 3. Outcome evaluation (dimensi sikap) 4. Normative beliefs (dimensi norma subjektif) 5. Motivation to comply (dimensi norma subjektif) 6. Control beliefs (dimensi perceived behavioral control) 7. Power of factor (dimensi perceived behavioral control) 8. Jenis kelamin Pada penelitian ini variabel intensi membeli merupakan dependent variable dan selebihnya merupakan independent variable. 3.3. Definisi operasional variabel Adapun penjelasan definisi operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Intensi membeli adalah kemungkinan subjektif yang akan dilakukan seseorang dan dimungkinkan terbentuknya suatu perilaku membeli produk fashion tiruan yang diperoleh dari skor alat ukur intensi membeli. 2. Behavioral beliefs adalah keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap perilaku dan merupakan keyakinan yang akan mendorong terbentuknya sikap terhadap perilaku membeli produk fashion tiruan yang diperoleh dari skor alat ukur behavioral beliefs. 42 3. Outcome evaluation adalah evaluasi positif atau negatif individu terhadap perilaku membeli produk fashion tiruan berdasarkan keyakinan yang dimiliki yang diperoleh dari skor alat ukur outcome evaluation. 4. Normative beliefs adalah keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap subjek yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan yang diperoleh dari alat ukur normative beliefs. 5. Motivation to comply adalah keyakinan subjek untuk mengikuti pendapat orang lain (significant other) dalam memunculkan perilaku membeli produk fashion tiruan yang diperoleh dari skor alat ukur motivation to comply. 6. Control beliefs adalah keyakinan mengenai sumber dan kesempatan yang dibutuhkan untuk memunculkan perilaku membeli produk fashion tiruan yang diperoleh dari skor alat ukur control beliefs. 7. Power of factor adalah persepsi individu mengenai sumber yang diperlukan baik untuk mempengaruhi individu dalam memunculkan tingkah laku sehingga memudahkan atau menyulitkan pemunculan perilaku membeli produk fashion tiruan yang diperoleh dari skor alat ukur power of factor. 8. Jenis kelamin adalah sifat (keadaan) laki-laki atau perempuan 3.4. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner dengan menggunakan skala model Likert. Pada skala penelitian ini digunakan empat alternatif pilihan jawaban. Dalam kuesioner yang menggunakan skala model Likert tidak ada jawaban yang dianggap paling benar atau paling salah. Cara menjawabnya yaitu dengan memberikan tanda silang (X) pada salah 43 satu alternatif pilihan jawaban yang sudah disediakan. Item disusun dalam bentuk pernyataan favourable (positif) dan unfavourable (negatif). Skor untuk alternatif pilihan jawaban dalam pernyataan favourable dan unfavourable dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.1 Skor pengukuran skala Alternatif Pilihan Jawaban Sangat tidak setuju/Tidak pernah Tidak setuju/Pernah Setuju/Sering Sangat setuju/Sangat sering Pernyataan Favourable Unfavourable 1 4 2 3 3 2 4 1 Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari empat jenis alat ukur. Keempat alat ukur diadaptasi dan dimodifikasi dari alat ukur penelitian sebelumnya, yang dijelaskan sebagai berikut di bawah ini. 3.4.1. Alat ukur intensi membeli Alat ukur intensi membeli merupakan sebuah skala yang digunakan untuk mengukur variabel intensi membeli. Peneliti menggunakan sepuluh item untuk mengukur variabel intensi membeli yang diperoleh dengan melakukan adaptasi dan modifikasi alat ukur dari Cheng, Fu, dan Tu dengan menambahkan tujuh item yang telah disesuaikan dengan teori planned behavior (Ajzen, 2005). Pilihan jawaban yang digunakan peneliti berdasarkan skala model Likert yang dibuat sebanyak 4 pilihan jawaban, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). 44 Adapun distribusi dan penyebaran item dari skala intensi membeli dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Blue print skala intensi membeli No 1. Indikator Kemungkinan subjektif yang akan dilakukan oleh seseorang dan dimungkinkan terbentuknya suatu perilaku. Total Item Favourable Unfavourable 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10 Jumlah Contoh Item 8 Saya akan membeli produk fashion tiruan walaupun lokasi toko yang menjualnya, jauh dari tempat tinggal. - 2, 8 2 Selagi masih tersedia produk fashion asli, maka saya akan berupaya membelinya. 8 2 10 3.4.2. Alat ukur sikap Alat ukur sikap merupakan sebuah skala yang digunakan untuk mengukur variabel sikap. Peneliti melakukan adaptasi dan modifikasi alat ukur sikap dari Cheng, Fu, dan Tu (2011) dengan melakukan penambahan sebanyak 12 item, sehingga jumlah keseluruhan sebanyak 20 item. Pilihan jawaban yang digunakan peneliti adalah skala model Likert dengan rentang sebanyak 4 pilihan jawaban, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS) untuk dimensi behavioral beliefs. Pada dimensi outcome evaluation pilihan jawaban yang digunakan adalah sangat buruk (SBu), buruk (Bu), baik (Ba), dan sangat baik (SBa). 45 Adapun distribusi dan penyebaran item dari skala sikap dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3 Blue print skala sikap No Aspek Indikator 1 Behavioral beliefs Keyakinan yang mendorong terbentuknya sikap. 2 Outcome Evaluation Evaluasi positif atau negatif yang mendorong terbentuknya sikap. Total Item Favourable Unfavourable 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8 6, 9, 10 Jumlah 10 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10 6, 8 10 16 4 20 Contoh Item Memakai produk fashion tiruan mampu menampilkan prestige bagi saya. Bagi saya, produk fashion tiruan memiliki kualitas yang bagus. 3.4.3. Alat ukur norma subjektif Alat ukur norma subjektif merupakan sebuah skala yang digunakan untuk mengukur variabel norma subjektif. Peneliti melakukan adaptasi dan modifikasi alat ukur skala Subjective Norm (SN) berdasarkan konstruk pengukuran Ajzen (1991), dengan menambahkan 6 item, sehingga jumlah menjadi 8 item. Pilihan jawaban yang digunakan peneliti adalah skala model Likert dengan rentang sebanyak 4 pilihan jawaban, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). 46 Tabel 3.4 Blue print skala norma subjektif No Aspek Indikator 1 Normative beliefs Keyakinan atas harapan orang lain terhadap individu. 2 Motivation to comply Motivasi individu dalam memenuhi harapan orang lain. Total Item Favourable Unfavourable 1, 2, 3, 4 - Jumlah 4 1, 2, 3, 4 - 4 8 - 8 Contoh Item Teman saya mendukung saya untuk membeli produk fashion tiruan. Saya membeli produk fashion tiruan yang ditawarkan penjual kepada saya. 3.4.4. Alat ukur perceived behavioral control (PBC) Alat ukur perceived behavioral control merupakan sebuah skala yang digunakan untuk mengukur variabel perceived behavioral control. Peneliti melakukan adaptasi dan modifikasi alat ukur dari Cheng, Fu, dan Tu (2011), dengan menambahkan 19 item, sehingga jumlah menjadi 22 item. Pilihan jawaban yang digunakan peneliti adalah skala model Likert dengan rentang sebanyak 4 pilihan jawaban, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Adapun distribusi dan penyebaran item dari skala perceived behavioral control dapat dilihat pada tabel berikut: 47 Tabel 3.5 Blue print skala perceived behavioral control No Aspek Indikator 1 Control beliefs Pengendalian keyakinan atas sumber dan kesempatan. 2 Power of factor Persepsi atas sumber dan kesempatan yang mendukung atau menghambat Total Item Favourable Unfavourable 2, 3, 4, 5, 6, 1 7, 8, 9, 10, 11 Jumlah 11 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10 5, 8, 11 11 18 4 22 Contoh Item Jika saya punya uang berlebih, saya akan membeli produk fashion asli Meskipun mengenakan produk fashion tiruan, saya tetap bangga karena berlabel merk terkenal. 3.5. Pengujian validitas konstruk Dalam sebuah penelitian, penting untuk melakukan uji validitas kostruk. Pengujian validitas konstruk menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) bertujuan untuk mengetahui apakah setiap item pada variabel valid dalam mengukur apa yang hendak diukur. CFA digunakan dalam proses pengembangan skala untuk memeriksa struktur laten dari suatu alat tes. Dalam konteks ini, CFA digunakan untuk verifikasi jumlah dimensi yang mendasari instrumen (faktor) dan pola hubungan item dengan faktor (factor loading). Dalam Confirmatory Factor Analysis (CFA), peneliti harus memiliki gambaran yang spesifik mengenai (a) jumlah faktor, (b) variabel yang mencerminkan suatu faktor, dan (c) faktor yang saling berkorelasi. Tahapan dalam CFA diawali dengan merumuskan model teoritis (hipotesis) tentang pengukuran variabel laten, kemudian model tersebut diuji kebenarannya secara statistik 48 menggunakan data. CFA lebih tepat digunakan pada pengujian teori karena (a) langsung menguji teori dan (b) tingkat fit pada model dapat diukur dalam berbagai cara. Adapun logika dasar dari CFA menurut Umar (2012) : 1. Bahwa terdapat sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun suatu pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon (jawaban atas item). 2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor atau dengan kata lain bersifat unidimensional. 3. Berdasarkan model unidimensional. Pada butir di atas, dapat disusun untuk himpunan persamaan matematis. Persamaan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi (dengan menggunakan data yang tersedia) matriks korelasi antar item (yang seharusnya diperoleh), jika korelasi antar item tersebut (unidimensional) benar. Matriks korelasi ini dinamakan sigma (∑). Kemudian, matriks ini akan dibandingkan dengan matriks korelasi yang diperoleh secara empiris dari data (disebut matriks S). Jika teori tersebut benar (unidimensional), maka seharusnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara elemen matriks ∑ dengan elemen matriks S. secara matematis dapat dituliskan: S-∑ = 0. 4. Pernyataan matematis yang dijadikan hipotesis nihil yang akan dianalisis menggunakan CFA. Dalam hal ini, dilakukan uji signifikansi dengan Chisquare. Jika Chi-square yang dihasilkan tidak signifikan (nilai p>0,05), maka 49 dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil yang menyatakan: “tidak ada perbedaan antara matriks S dan ∑” yaitu ditolak. Artinya, teori yang menyatakan bahwa seluruh item mengukur hal yang sama, dapat diterima kebenarannya (didukung oleh data). Sebaliknya, jika nilai Chi-square yang diperoleh signifikan, maka hipotesis nihil S-∑ = 0 ditolak. Artinya, teori tersebut tidak didukung oleh data (ditolak). Dengan kata lain, analisis faktor konfirmatori merupakan pengujian terhadap hipotesis nihil (H0) : S-∑ = 0. Artinya, tidak ada perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari hasil observasi. 5. Jika teori diterima (model fit), langkah selanjutnya menguji hipotesis tentang signifikan tidaknya masing-masing item dalam mengukur apa yang hendak diukur. Uji hipotesis ini dilakukan dengan t-test. Jika nilai t signifikan, berarti item yang bersangkutan signifikan dalam mengukur apa yang hendak diukur. Dengan cara seperti ini, dapat dinilai butir item mana yang valid dan yang tidak valid didalam konteks validitas konstruk. 3.5.1. Uji validitas konstruk intensi membeli Pada alat ukur intensi membeli terdapat 10 item yang digunakan dalam penelitian ini. Akan diuji apakah item tersebut bersifat unidimensional yang artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu intensi membeli. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit dengan Chi-Square = 163.79, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.157. Oleh karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu 50 sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak 11 kali diperoleh model fit dengan Chi-Square = 32.06, df = 24, P-value = 0.12562, RMSEA = 0.047. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu intensi membeli. Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6 di bawah ini: Tabel 3.6 Muatan faktor intensi membeli No Koefisien Standar Error 1. 0.42 0.09 2. 0.12 0.09 3. 0.74 0.08 4. 0.65 0.08 5. 0.74 0.08 6. 0.07 0.09 7. 0.42 0.08 8. 0.73 0.07 9. 0.00 0.09 10. 0.52 0.08 Nilai t 4.56 1.35 9.73 8.26 9.68 0.79 5.13 9.92 -0.01 6.06 Signifikan √ X √ √ √ X √ √ X √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96) Berdasarkan tabel 3.6, diketahui bahwa terdapat item yang nilai t-nya <1.96 yaitu item nomor 2, 6 dan 9. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 2, 6 dan 9 yang artinya item tersebut tidak akan diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor. 51 3.5.2. Uji validitas konstruk sikap 3.5.2.1. Behavioral beliefs Pada alat ukur sikap dimensi behavioral beliefs terdapat 10 item yang digunakan dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu behavioral beliefs. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit dengan Chi-Square = 137.34, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.140. Oleh karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak 8 kali diperoleh model fit dengan Chi-Square = 39.42, df = 27, P-value = 0.05801, RMSEA = 0.056. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu behavioral beliefs. Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7 di bawah ini: 52 Tabel 3.7 Muatan faktor behavioral beliefs No Koefisien Standar Error 1. 0.58 0.08 2. 0.57 0.08 3. 0.70 0.08 4. 0.79 0.07 5. 0.39 0.09 6. 0.56 0.08 7. 0.29 0.09 8. 0.39 0.09 9. 0.40 0.09 10. 0.69 0.08 Nilai t 7.02 6.90 9.14 10.67 4.16 6.78 3.38 4.45 4.63 8.89 Signifikan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96) Berdasarkan tabel 3.7, diketahui bahwa tidak terdapat item yang nilai t-nya <1.96 sehingga seluruh item tersebut dapat diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor. 3.5.2.2. Outcome evaluation Pada alat ukur sikap dimensi outcome evaluation terdapat 10 item yang digunakan dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu outcome evaluation. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit dengan Chi-Square = 177.93, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.166. Oleh karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak 10 kali diperoleh model fit dengan Chi-Square = 37.33, df = 25 , P-value = 0.05366 , RMSEA = 0.058. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang 53 artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu oucome evaluation. Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8 di bawah ini: Tabel 3.8 Muatan faktor outcome evaluation No Koefisien Standar Error 11. 0.39 0.08 12. 0.62 0.09 13. 0.64 0.08 14. 0.50 0.08 15. 0.72 0.08 16. -0.01 0.09 17. 0.35 0.08 18. 0.26 0.08 19. 0.85 0.07 20. 0.71 0.07 Nilai t 4.70 6.95 8.52 6.18 9.28 -0.17 4.27 3.07 12.12 9.65 Signifikan √ √ √ √ √ X √ √ √ √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96) Berdasarkan tabel 3.8, diketahui bahwa terdapat item yang nilai t-nya <1.96 yaitu item nomor 16. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 16 yang artinya item tersebut tidak akan diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor. 3.5.3. Uji validitas konstruk norma subjektif 3.5.3.1. Normative beliefs Pada alat ukur norma subjektif dimensi normative beliefs terdapat 4 item yang digunakan dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 4 item yang ada bersifat 54 unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu normative beliefs. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit dengan Chi-Square = 16.93, df = 2, P-value = 0.00021, RMSEA = 0.224. Oleh karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak satu kali diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.09, df = 1 , P-value = 0.76327 , RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu normative beliefs. Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9 di bawah ini: Tabel 3.9 Muatan faktor notrmative beliefs No Koefisien Standar Error 1. 0.80 0.11 2. 0.68 0.10 3. 0.45 0.09 4. 0.29 0.09 Nilai t 7.25 6.58 4.88 3.05 Signifikan √ √ √ √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96) 55 Berdasarkan tabel 3.9, diketahui bahwa tidak terdapat item yang nilai t-nya <1.96. Dengan demikian, secara keseluruhan item dapat diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor. 3.5.3.2. Motivation to comply Pada alat ukur norma subjektif dimensi motivation to comply terdapat 4 item yang digunakan dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu motivation to comply. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit dengan Chi-Square = 31.03, df = 2, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.312. Oleh karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak satu kali diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.07, df = 1 , P-value = 0.79735 , RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu motivation to comply. Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10 di bawah ini: 56 Tabel 3.10 Muatan faktor motivation to comply No Koefisien Standar Error 5. 0.42 0.09 6. 0.37 0.09 7. 0.84 0.11 8. 0.67 0.10 Nilai t 4.61 4.02 7.61 6.63 Signifikan √ √ √ √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96) Berdasarkan tabel 3.10, diketahui bahwa tidak terdapat item yang nilai tnya <1.96. Dengan demikian, secara keseluruhan item dapat diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor. 3.5.4. Uji validitas konstruk perceived behavioral control 3.5.4.1. Control beliefs Pada alat ukur perceived behavioral control (PBC) dimensi control beliefs terdapat 11 item yang digunakan dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 11 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu control beliefs. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit dengan Chi-Square = 357.77, df = 44, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.219. Oleh karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak 18 kali diperoleh model fit dengan Chi-Square = 36.74, df = 26 , P-value = 0.07880 , RMSEA = 0.053. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu control beliefs. 57 Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11 di bawah ini: Tabel 3.11 Muatan faktor control beliefs No Koefisien Standar Error 1. 0.31 0.08 2. 0.73 0.07 3. 0.46 0.08 4. 0.49 0.08 5. 0.73 0.07 6. 0.30 0.09 7. 0.32 0.08 8. 0.73 0.07 9. 0.84 0.07 10. -0.78 0.07 11. 0.53 0.08 Nilai t 3.85 9.89 5.65 5.90 9.79 3.47 3.90 10.02 12.09 -10.50 6.60 Signifikan √ √ √ √ √ √ √ √ √ X √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96) Berdasarkan tabel 3.11, diketahui bahwa terdapat item yang nilai t-nya <1.96 yaitu item nomor 10. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 10 yang artinya item tersebut tidak akan diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor. 3.5.4.2. Power of factor Pada alat ukur perceived behavioral control (PBC) dimensi power of factor terdapat 11 item yang digunakan dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 11 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu power of factor. 58 Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit dengan Chi-Square = 188.89, df = 44, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.149. Oleh karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak 13 kali diperoleh model fit dengan Chi-Square = 40.79, df = 31 , P-value = 0.11216 , RMSEA = 0.045. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu power of factor. Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12 di bawah ini: Tabel 3.12 Muatan faktor power of factor No Koefisien Standar Error 12. 0.57 0.08 13. 0.67 0.08 14. 0.64 0.08 15. 0.50 0.08 16. -0.09 0.09 17. 0.68 0.08 18. 0.58 0.08 19. 0.09 0.09 20. 0.88 0.07 21. 0.45 0.08 22. 0.24 0.09 Nilai t 7.18 8.89 8.35 6.12 -0.98 8.83 7.34 1.00 12.82 5.31 2.75 Signifikan √ √ √ √ X √ √ X √ √ √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96) 59 Berdasarkan tabel 3.12, diketahui bahwa terdapat item yang nilai t-nya <1.96 yaitu item nomor 16 dan 19. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 16 dan 19 yang artinya item tersebut tidak akan diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor. 3.6. Metode analisa data Untuk melihat pengaruh independent variable terhadap dependent variable, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Paling tidak ada tiga tahap yang akan dilakukan untuk menguji pengaruh independent variable terhadap dependent variable (Pedhazur, 1997). Berikut ialah penjelasan secara singkat dari empat langkah tersebut. Sebelum menguji pengaruh independent variable terhadap dependent variable, terlebih dahulu membuat persamaan regresi dari intensi membeli. Berikut ialah persamaan regresi tersebut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + e Dependent variable dalam penelitian ini yaitu intensi membeli, sedangkan independent variable penelitian ini meliputi behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of factor dan jenis kelamin, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: Y a b X1 X2 X3 X4 X5 = intensi membeli = intersep/ konstan = koefisien regresi = behavioral beliefs = outcome evaluation = normative beliefs = motivation to comply = control beliefs 60 X6 = power of factor X7 = jenis kelamin e = residu Langkah pertama yaitu peneliti menghitung proporsi varian seluruh independent variable yang dapat diketahui dari nilai R2 pada tabel Model Summary R. R2 atau squared multiple correlation coefficient bernilai antara 0 hingga 1. Ketika R2 dikali dengan 100, maka peneliti mendapatkan presentase varian dari intensi membeli yang dijelaskan oleh seluruh independent variable. Langkah kedua, peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent variable terhadap intensi membeli menggunakan uji F dan dapat dilihat nilai signifikansinya pada tabel Anova kolom ke 6. Nilai yang tertera pada kolom sig apabila <0.05 dapat dinyatakan signifikan dan sekaligus dapat menjawab hipotesis alternatif pada penelitian ini. Langkah ketiga, peneliti ingin mengetahui nilai koefisien regresi dan proporsi varian dari setiap variabel independen. Nilai koefisien regresi setiap independen variabel menggunakan uji t dengan melihat nilai sig (p<0.05) dan melihat nilai Standardized Coefficients (Beta) untuk arah pengaruh apakah positif atau negatif. Selanjutnya untuk mengetahui nilai proporsi varian dapat menggunakan uji F dengan melihat nilai pada kolom Sig F Change (p<0.05) dan melihat nilai murni variabel independen pada kolom R Square Change dan kenaikan pertambahan (increments) proporsi varian yang dapat dilihat pada kolom R Square. Nilai akhir dari R Square pada tabel proporsi varian harus sama dengan nilai R Square pada tabel Model Summary R.Semua langkah perhitungan yang telah dijelaskan di atas menggunakan software SPSS 16. 61 3.7. Prosedur penelitian Prosedur dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: 1. Sebelum melakukan penelitian, dirumuskan masalah yang akan diteliti. Kemudian dilakukan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut pandang teoritis. Setelah mendapatkan teori secara lengkap kemudian menyiapkan, membuat, dan menyusun alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu intensi membeli, sikap (behavioral beliefs dan outcome evaluation), norma subjektif (normative beliefs dan motivation to comply), perceived behavioral control (control beliefs dan power of factor) dan jenis kelamin. 2. Meminta expert judgment yaitu dosen pembimbing, yang dianggap ahli untuk menilai apakah pengklasifikasian item yang dilakukan sudah benar dan tepat berdasarkan teori yang telah dipaparkan. 3. Menyesuaikan hasil expert judgment dengan pengklasifikasian yang telah dibuat, sehingga diperoleh pengklasifikasian item yang tepat dan sesuai dengan dasar teori yang telah dikemukakan. 4. Menentukan sampel penelitian yaitu pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang dengan jenis pengambilan sampel non probability sampling. 5. Pengambilan data dilaksanakan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para responden sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan. Setelah melakukan penyebaran data atau kuesioner, dilakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden, menghitung, mencatat tabulasi data yang diperoleh, dan mengumpulkannya dalam tabel. Kemudian 62 dilakukan uji validitas dengan menggunakan metode Confirmatory Factor Analyze (CFA). Setelah itu dilakukan analisis data, teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Teknik tersebut digunakan karena ingin mengetahui pengaruh antara independent variable behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of factor, dan jenis kelamin terhadap dependent variable intensi membeli. Software yang digunakan untuk analisis adalah SPSS 16. BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan tersebut meliputi tiga hal, yaitu gambaran subjek penelitian, analisis deskripsi, dan uji hipotesis penelitian. 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat. Gambaran subjek penelitian disusun berdasarkan kategorisasi yang meliputi jenis kelamin (gender), usia, dan intensitas bepergian ke pusat perbelanjaan (mal). Tabel 4.1 Distribusi subjek penelitian Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia < 20 tahun 20-30 tahun  30 tahun Intensitas bepergian ke pusat perbelanjaan (mal) Setiap hari Seminggu sekali Sebulan sekali 6 bulan sekali N Persentase (%) 70 80 46.6% 53.4% 43 96 11 28.6% 64% 7.4% 4 24 95 27 2.7% 16% 63.3% 18% Sumber: Data primer yang diolah, 2014 Dari tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 70 orang (46.6%) dan perempuan sebanyak 63 64 80 orang (53.4%). Selanjutnya berdasarkan usia, dapat diketahui bahwa subjek penelitian berdasarkan jumlah usia terbanyak yaitu <20 tahun sebanyak 43 orang (28.6%), usia 20-30 tahun sebanyak 96 orang (64%) dan usia 30 orang sebanyak 11 orang (7.4%). Kemudian berdasarkan intensitas bepergian ke pusat perbelanjaan (mal) diketahui bahwa subjek penelitian yang datang setiap hari sebanyak 4 orang (2.7%), seminggu sekali sebanyak 24 orang (16 %), sebulan sekali sebanyak 47 orang (31.3%) dan enam bulan sekali sebanyak 27 orang (18%). 4.2. Deskriptif Statistik Hasil Penelitian Skor yang digunakan dalam analisis statistik pada penelitian ini merupakan skor murni (t-score) yang merupakan hasil dari konversi raw score. Untuk memperoleh deskripsi statistik, peneliti menghitung setiap item yang valid dan bermuatan positif sehingga diperoleh skor faktor. Skor faktor tersebut dihitung untuk menghindari bias dari kesalahan perngukuran. Jadi, penghitungan skor faktor bukan merupakan penjumlahan tiap item variabel seperti pada umumnya, namun dengan menghitung true score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis merupakan skor faktor yang bermuatan positif dan signifikan. t-score= (10 × skor faktor) + 50 Setelah memperoleh skor faktor yang telah diubah menjadi t-score, nilai murni ini kemudian akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi regresi. Hal yang sama berlaku untuk seluruh variabel pada penelitian ini. Skor tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2. 65 Tabel 4.2 Deskripsi statistik variabel penelitian N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Intensi membeli Behavioral beliefs 150 150 28.80 21.52 66.24 73.78 50.0000 50.0000 8.88050 9.05047 Outcome evaluation 150 22.50 68.65 50.0000 9.10391 Normative beliefs 150 23.13 67.38 50.0000 8.13440 Motivation to comply 150 24.74 68.30 50.0000 8.07251 Control beliefs 150 14.26 74.65 50.0000 9.20046 Power of factor 150 23.05 72.80 50.0000 9.11421 Valid N (listwise) 150 Pada tabel 4.2 dapat diketahui skor intensi membeli terendah 28.80 dan skor tertinggi 66.24 dengan standar deviasi 8.88050 dengan nilai rata-rata dari seluruh variabel sebesar 50. Skor behavioral beliefs terendah 21.52 dan skor tertinggi 73.78 dengan standar deviasi 9.05047. Skor outcome evaluation terendah 22.50 dan skor tertinggi 68.65 dengan standar deviasi 9.10391. Skor normative beliefs terendah 23.13 dan skor tertinggi 67.38 dengan standar deviasi 8.13440. Skor motivation to comply terendah 24.74 dan skor tertinggi 68.30 dengan standar deviasi 8.07251. Skor control beliefs terendah 14.26 dan skor tertinggi 74.65 dengan standar deviasi 9.20046. Terakhir, skor power of factor terendah 23.05 dan skor tertinggi 72.80 dengan standar deviasi 9.11421. Data skor intensi membeli, behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control belief, power of factor dan jenis kelamin diperoleh melalui angket yang didistribusikan oleh peneliti kepada responden. Dengan data skor yang dimiliki, peneliti kemudian membuat 66 kategorisasi responden untuk menentukan jumlah responden pada tiap variabel yang terbagi dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. 4.3. Kategorisasi Skor Variabel Kategorisasi responden bertujuan untuk menempatkan individu kedalam kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Kontinum berjenjang yang akan peneliti gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian terdiri dari kategori tinggi hingga kategori rendah. Sebelum melakukan pengelompokan setiap variabel berdasarkan kategori tinggi dan rendah. Peneliti terlebih dahulu menetapkan norma dari skor dengan menggunakan nilai mean dan standar deviasi pada tabel 4.2 dan berlaku pada seluruh variabel. Norma skor tersebut digambarkan dalam tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Norma skor variabel Kategori Tinggi Sedang Rendah Rumus X>M+1SD M-1SD ≤ X ≤ M+1SD X<M-1SD Setelah norma kategorisasi tersebut diperoleh, selanjutnya akan dijelaskan perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel intensi membeli, behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of factor dan jenis kelamin sebagaimana yang terangkum pada tabel 4.4 sebagai berikut: 67 Tabel 4.4 Kategorisasi skor intensi membeli, behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of factor dan jenis kelamin Kategori dan Presentase Skor No Variabel Rendah % Sedang % Tinggi % (orang) (orang) 1. Intensi membeli 19 12.7 111 74 20 13.3 2. Behavioral beliefs 16 10.7 118 78.6 16 10.7 3. Outcome 14 9.3 121 80.7 15 10 evaluation 4. Normative beliefs 19 12.7 117 78 14 9.3 5. Motivation to 16 10.7 121 80.7 13 8.6 comply 6. Control beliefs 14 9.3 119 79.3 17 11.4 7. Power of factor 15 10 121 80.7 14 9.3 Berdasarkan tabel 4.4 hasil kategorisasi dapat dilihat bahwa responden yang memiliki intensi membeli dengan skor rendah sebanyak 19 orang (12.7%), skor sedang sebanyak 111 orang (74%) dan skor tinggi sebanyak 20 orang (13.3%). Responden yang memiliki behavioral beliefs dengan skor rendah sebanyak 16 orang (10.7%), skor sedang sebanyak 118 orang (78.6%) dan skor tinggi sebanyak 16 orang (10.7%). Responden yang memiliki outcome evaluation dengan skor rendah sebanyak 14 orang (9.3%), skor sedang sebanyak 121 orang (80.7%) dan skor tinggi sebanyak 15 orang (10%). Responden yang memiliki normative beliefs dengan skor rendah sebanyak 19 orang (12.7%), skor sedang sebanyak 117 orang (78%) dan skor tinggi 14 orang (9.3%). Responden yang memiliki motivation to comply dengan skor rendah sebanyak 16 orang (10.7%), skor sedang sebanyak 121 orang (80.7%) dan skor tinggi sebanyak 13 orang (8.6%). Responden yang memiliki control beliefs dengan skor rendah sebanyak 14 68 orang (9.3%), skor sedang sebanyak 119 orang (79.4%) dan skor tinggi sebanyak 17 orang (11.3%). Responden yang memiliki power of factor dengan skor rendah sebanyak 15 orang (10%), skor sedang sebanyak 121 orang (80.7%) dan skor tinggi sebanyak 14 orang (9.3%). 4.4. Hasil Uji Hipotesis 4.4.1. Analisis regresi variabel penelitian Pada tahap ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda. Dalam regresi ada 3 hal yang harus diperhatikan. Hal pertama adalah besaran R square untuk mengetahui berapa persentase (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV. Kedua, apakah secara keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan terhadap DV. Terakhir dengan melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV. Tabel 4.5 Model Summary R Model R R Square 1 .577a .334 Adjusted R Square .300 Std. Error of the Estimate 7.42839 Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV. Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa perolehan R square sebesar 0.334 atau 33.4%. Artinya proporsi varians dari intensi membeli yang dijelaskan oleh semua independent variable sebesar 33.4%, sementara 66.6% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. 69 Tabel 4.6 Anova seluruh IV Terhadap DV Sum of Squares df Regression Residual 3914.916 7835.701 7 142 Total 11750.618 149 Model 1 Mean Square 559.274 55.181 F Sig. 10.135 .000a Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent variable terhadap intensi membeli. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6. Jika melihat kolom ke 6 dari kiri diketahui bahwa (p<0.05), maka hipotesis nihil yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of factor dan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion tiruan” ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of factor dan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Langkah ketiga, setelah diketahui bahwa hipotesis nihil ditolak. Selanjutnya melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing independent variable seperti hasil koefisien regresi yang tertera pada tabel 4.7. 70 Tabel 4.7 Koefisien Regresi No Model 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. (Constant) Behavioral beliefs Outcome evaluation Normative beliefs Motivation to comply Control beliefs Power of factor Jenis kelamin Unstandardized Coefficients B Std. Error 20.137 5.554 .041 .094 .017 .097 -.542 .328 1.143 .330 -.081 .097 .016 .107 .415 1.250 Standardized Coefficients Beta .042 .017 -.496 1.039 -.084 .016 .023 t Sig. 3.626 .436 .171 -1.651 3.466 -.836 .148 .332 .000 .663 .864 .101 .001 .405 .882 .742 Berdasarkan tabel 4.7 persamaan regresi penelitian ini dirumuskan sebagai berikut (* = signifikan). Intensi membeli = 20.137 + 0.041 behavioral beliefs + 0.017 outcome evaluation - 0.542 normative beliefs + 1.143 motivation to comply* - 0.081 control beliefs + 0.016 power of factor + 0.415 jenis kelamin. Berdasarkan tabel 4.7 maka hipotesis minor (H4) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivation to comply terhadap intensi membeli produk fashion tiruan” ditolak. Dengan demikian variabel motivation to comply secara positif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Variabel lainnya menghasilkan koefisien regresi yang tidak signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing independent variable adalah sebagai berikut di bawah ini. 1. Hipotesis minor (H1) yang berbunyi “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan behavioral beliefs dengan intensi membeli produk fashion tiruan” 71 diterima. Variabel behavioral beliefs memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.041 dengan signifikansi 0.663 (p>0.05), yang berarti bahwa variabel behavioral beliefs tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. 2. Hipotesis minor (H2) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan outcome evaluation dengan intensi membeli produk fashion tiruan” diterima. Variabel outcome evaluation memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.017 dengan signifikansi 0.864 (p>0.05), yang berarti bahwa variabel outcome evaluation tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. 3. Hipotesis minor (H3) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan normative beliefs dengan intensi membeli produk fashion tiruan” diterima. Variabel normative beliefs memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.542 dengan signifikansi 0.101 (p>0.05), yang berarti bahwa variabel normative beliefs tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. 4. Hipotesis minor (H4) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivation to comply dengan intensi membeli produk fashion tiruan” ditolak. Variabel motivation to comply memiliki nilai koefisien regresi sebesar 1.143 dengan signifikansi 0.001 (p<0.05), yang berarti bahwa variabel motivation to comply memberikan pengaruh yang signifikan dengan arah koefisien positif terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Artinya, semakin tinggi motivation to comply yang dimiliki seseorang dalam 72 berintensi membeli produk fashion tiruan, maka semakin tinggi pula intensi untuk menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan. 5. Hipotesis minor (H5) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan control beliefs dengan intensi membeli produk fashion tiruan” diterima. Variabel control beliefs memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.081 dengan signifikansi 0.405 (p>0.05), yang berarti bahwa variabel control beliefs tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. 6. Hipotesis minor (H6) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan power of factor terhadap intensi membeli produk fashion tiruan” diterima. Variabel power of factor memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.016 dengan signifikansi sebesar 0.882 (p>0.05), yang berarti bahwa variabel peower of factor tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. 7. Hipotesis minor (H7) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion tiruan” diterima. Variabel jenis kelamin memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.415 dengan signifikansi sebesar 0.740 (p>0.05), yang berarti bahwa variabel jenis kelamin tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. 4.4.2. Pengujian proporsi varians independent variable Pada tahap ini pertama peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians dari variabel sikap, norma subjektif, perceived behavioral control 73 dan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Kedua, peneliti ingin mengetahui penambahan proporsi varians dari masing-masing independent variable terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Tabel 4.8 Proporsi varians variabel sikap, norma subjektif, pbc dan jenis kelamin Std. Change Statistics Adjusted Error of R Model R R R the Square F df 1 df 2 Square Square Estimate Change Change 1 .044a .002 -.012 8.93208 .002 .142 2 147 2 .573b .329 .310 7.37718 .327 35.249 2 145 3 .577c .333 .305 7.40525 .004 .451 2 143 4 .577d .334 .300 7.42839 .001 .001 1 142 Sig F Change .868 .000 .638 .740 a. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation b. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs, Motivation_to_comply c. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs, Motivation_to_comply, Control_beliefs, Powerof_factor d. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs, Motivation_to_comply, Control_beliefs, Powerof_factor, Jenis_kelamin Pada tabel 4.8 kolom pertama merupakan IV yang dianalisis secara satu per satu. Kolom ketiga merupakan penambahan varians DV dari tiap IV yang dianalisis satu per satu. Kolom keenam merupakan nilai murni varians DV dari tiap IV yang dimasukkan secara satu per satu. Kolom ketujuh merupakan nilai F hitung bagi IV yang bersangkutan, kolom df merupakan derajat bebas bagi IV yang terdiri dari numerator dan denumerator. Kolom F tabel merupakan kolom mengenai nilai IV pada tabel F dengan df yang telah ditentukan sebelumnya, nilai kolom inilah yang akan dibandingkan dengan kolom nilai F hitung. Apabila nilai F hitung lebih besar daripada F tabel, maka kolom selanjutnya merupakan kolom signifikansi yang akan dituliskan signifikan atau tidak signifikan. Dari tabel 4.8 di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut ini. 74 1. Variabel sikap memberikan sumbangan sebesar 0.002 atau 0.2% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.142, df1 = 2, dan df2 = 147. 2. Variabel norma subjektif memberikan sumbangan sebesar 0.327 atau 32.7% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai F = 35.249 dan df1 = 2, dan df2= 145. 3. Variabel perceived behavioral control memberikan sumbangan sebesar 0.004 atau 0.4% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.451, df1 = 2, dan df2 = 143. 4. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0.001 atau 0.1% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.110, df1 = 1, dan df2 = 142. Dari penjelasan nilai proporsi varians sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dan jenis kelamin di atas, diketahui nilai proporsi varians yang signifikan adalah norma subjektif. Setelah mengetahui proporsi varians dari variabel yang diteliti, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui penambahan proporsi varians dimensi yang diteliti atau masing-masing independent variable terhadap dependent variable seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.9, penjelasannya seperti berikut di bawah ini. 75 Tabel 4.9 Kontribusi varians independent variable terhadap dependent variable Std. Change Statistics Adjusted Error of R F R R the Square Change df 1 Square Square Estimate Change Model R 1 2 3 4 5 6 7 .004 df 2 Sig F Change a .000 -.007 8.91037 .000 .002 1 148 .961 b .002 -.012 8.93208 .002 .281 1 147 .597 c .272 .257 7.65520 .270 54.129 1 146 .000 d .329 .310 7.37718 .057 12.212 1 145 .001 e .333 .309 7.38024 .004 .880 1 144 .350 f .333 .305 7.40525 .000 .029 1 143 .865 142 .740 .044 .521 .573 .577 .577 g .577 .334 .300 7.42839 .001 .110 1 a. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs b. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation c. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs d. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs, Motivation_to_comply e. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs, Motivation_to_comply, Control_beliefs f. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs, Motivation_to_comply, Control_beliefs, Powerof_factor g. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs, Motivation_to_comply, Control_beliefs, Powerof_factor, Jenis_kelamin 1. Variabel behavioral beliefs memberikan sumbangan sebesar 0.000 atau 0% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.002, df1 = 1, dan df2 = 148. 2. Variabel outcome evaluation memberikan sumbangan sebesar 0.002 atau 0.2% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.281 dan df1 = 1, dan df2= 147. 3. Variabel normative beliefs memberikan sumbangan sebesar 0.270 atau 27% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai F = 54.129, df1 = 1, dan df2 = 146. 76 4. Variabel motivation to comply memberikan sumbangan sebesar 0.057 atau 5.7% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai F = 12.212, df1 = 1, dan df2 = 145. 5. Variabel control beliefs memberikan sumbangan sebesar 0.004 atau 0.4% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.880, df1 = 1, dan df2 = 144. 6. Variabel power of factor memberikan sumbangan sebesar 0.000 atau 0% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.029 df1 = 1, dan df2 = 143. 7. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0.001 atau 0.1% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.110, df1 = 1, dan df2 = 142. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh independent variable, hanya dua IV yang memberikan sumbangan signifikan terhadap DV yaitu normative beliefs dan motivation to comply. Sementara lima variabel yang lain memberikan sumbangan tidak signifikan. Dari keseluruhan independent variable tersebut dapat dilihat variabel yang paling besar memberikan sumbangan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat R2 change, semakin besar maka semakin banyak sumbangan yang diberikan terhadap dependent variable. Dari tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan independent variable yang secara signifikan memberikan sumbangan dari yang terkecil sampai terbesar berdasarkan nilai proporsi varians 77 yaitu motivation to comply dengan R2 change sebesar 0.057 atau 5.7%, dan yang terbesar normative beliefs dengan R2 change sebesar 0.270 atau 27%. BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Pada bab lima ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi tentang hasil penelitian serta saran praktis dan saran teoritis untuk penelitian selanjutnya. 5.1. Kesimpulan Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intensi membeli yang dijelaskan oleh seluruh independent variable yaitu behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of factor dan jenis kelamin dengan R Square sebesar 0.334 atau 33.4%. Berdasarkan hasil uji t dari ke 7 independent variable yang diteliti, terdapat satu variabel yang signifikan yaitu motivation to comply. 5.2. Diskusi Produk fashion tiruan dewasa ini mudah sekali ditemukan di pusat perbelanjaan atau pun toko di pinggir jalan, bahkan ada juga yang dapat dibeli secara online. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa tidak sedikit konsumen yang menggemari produk fashion tiruan. Jenis produk yang digemari konsumen pun beragam mulai dari baju, celana, sepatu, aksesoris, jam tangan dan sebagainya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk fashion tiruan dari sudut pandang psikologis dan demografi sehingga dapat menguak permasalahan pembajakan khususnya produk fashion. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan 78 79 sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dan jenis kelamin secara signifikan berpengaruh terhadap intensi membeli produk fashion tiruan dengan kontribusi R Square sebesar 0.334 atau 33.4%. Dilihat dari pengaruh perdimensi, behavioral beliefs memberikan pengaruh sebesar 0% dan secara positif mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan dengan tidak kriteria signifikan. Hal ini berarti tidak ada pengaruh dari behavioral beliefs terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Pada variabel lain menunjukkan bahwa outcome evaluation memberikan pengaruh sebesar 0.2% dan secara positif mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada pengaruh dari outcome evaluation terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Hal ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Burak & Vian (2007) yang meneliti tentang prediksi pembayaran informal dalam pelayanan kesehatan, dan Ajzen et al (2011) tentang intensi konservasi energi, hasil dari penelitian mereka menunjukkan bahwa konsep TPB dalam memprediksi perilaku tersebut adalah sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior). Dengan melihat skor kategorisasi sikap pada penelitian ini, terlihat skor yang besar terletak pada kategori sedang, artinya tendensi responden pada penelitian ini belum menunjukkan arah sikap yang rendah atau tinggi dalam berintensi membeli produk fashion tiruan. Sikap konsumen dalam berintensi membeli produk fashion tiruan, dapat dikaitkan dengan minimnya informasi mengenai produk fashion dan menyukai produk fashion asli tetapi tidak sesuai dengan daya finansial yang dimiliki. 80 Variabel normative beliefs memberikan pengaruh sebesar 27% dan secara negatif mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari normative belief terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Davis et al (2002), bahwa normative beliefs berpengaruh secara signifikan dalam mewujudkan suatu perilaku. Dengan kata lain, konsumen dalam membeli produk fashion tiruan tidak dipengaruhi oleh harapan orang lain (significant other) terhadap dirinya, melainkan faktor lain seperti kebiasaan, harga yang lebih murah dan lain sebagainya. ` Berbeda dengan variabel normative beliefs, variabel motivation to comply memberikan pengaruh sebesar 5.7% dan secara positif mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan dengan kriteria signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi motivation to comply seseorang terhadap intensi membeli produk fashion tiruan maka semakin tinggi pula intensi membeli produk fashion tiruan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Davis et al (2002), bahwa motivation to comply berpengaruh secara signifikan dalam mewujudkan suatu perilaku. Dengan kata lain, konsumen memiliki motivasi yang tinggi ketika membeli produk fashion tiruan karena mengikuti pendapat orang lain (significant other) seperti anggota keluarga, teman, tokoh idola, atau hanya sekedar mengikuti tren fashion pada waktu tertentu. Pada variabel control beliefs, variabel ini memberikan pengaruh sebesar 0.4% dan secara negatif mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan 81 dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari control beliefs terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Dengan kata lain dalam membeli produk fashion tiruan, konsumen tidak dipengaruhi oleh kesempatan yang ada dan sumber yang tersedia tetapi dipengaruhi oleh faktor lain yang belum mampu dipaparkan dalam penelitian ini. Selanjutnya, variabel power of factor memberikan pengaruh sebesar 0% dan secara positif memberikan pengaruh terhadap intensi membeli produk fashion tiruan dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti power of factor yang dimiliki seseorang terhadap intensi membeli produk fashion tiruan ternyata tidak memberikan pengaruh terhadap intensi seseorang dalam membeli produk fashion tiruan. Dengan kata lain, persepsi individu mengenai sumber dan kesempatan yang ada untuk membeli produk fashion tiruan tidak memberikan pengaruh dalam menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan, artinya intensi seseorang untuk membeli produk fashion tiruan tidak dipengaruhi oleh faktor kesempatan. Dimensi dari variabel perceived behavioral control yaitu control beliefs dan perceived power dalam penelitian ini tidak memberikan sumbangan pengaruh yang signifikan. Hal ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Collins & Mullan (2011), bahwa perceived behavioral control menjadi prediktor paling kuat dalam memprediksi intensi seseorang. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa kepercayaan seseorang dalam menampilkan suatu perilaku jika memiliki kecenderungan untuk menampilkan suatu perilaku tertentu seperti membeli produk fashion tiruan tidak memberikan pengaruh secara signifikan. 82 Jenis kelamin memberikan pengaruh sebesar 0.1% dan secara positif mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan dengan kriteria tidak signifikan. Hasil dalam penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jason & Karen (2011), bahwa jenis kelamin berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Hal ini berarti jenis kelamin seseorang tidak memberikan pengaruh terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Pada penelitian ini terdapat keterbatasan seperti jumlah item dan sampel yang kurang banyak, teknik pengambilan sampel yang digunakan non-probability accidental karena sulitnya mengetahui data jumlah dan masih terdapat variabel lain diluar penelitian ini yang belum diteliti. 5.3. Saran 5.3.1. Saran Teoritis 1. Berdasarkan hasil analisis regresi, sumbangan efektif dari hasil penelitian faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan menunjukkan pengaruh secara keseluruhan sebesar 33.4% dan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar melakukan penelitian untuk menguji faktor lain yang mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan seperti materialism (Furnham & Halldor, dalam Boonghee, 2009), Risk Assessment (Augusto et.al, 2007) dan beberapa variabel demografi seperti pendapatan, profesi dan lain sebagainya. Dengan mempertimbangkan variabel tersebut, diharapkan penelitian selanjutnya akan lebih menyempurnakan hasil dalam penelitian ini. 83 2. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 150 orang. Dengan bertambahnya variabel lain yang akan diteliti, maka jumlah item pun akan bertambah. Jumlah sampel harus ditambah dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Penyesuaian karakteristik populasi diharapkan akan memberikan data yang lebih representatif. 3. Penelitian ini bertemakan intensi membeli produk fashion tiruan. Secara tema, ranah penelitian ini memiliki cakupan yang luas, maka untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti mempersempit ranah penelitian agar hasil yang didapat lebih spesifik, misalnya produk fashion bermerek tertentu yang dipalsukan atau jenis produk fashion (seperti jam tangan, sepatu dan lainlain). 5.3.2. Saran Praktis 1. Hasil penelitian menunjukkan variabel motivation to comply berpengaruh secara signifikan (p<0.05) terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Saran praktis yang dapat diambil adalah: a. Mempelajari atau menggali informasi lebih dalam mengenai produk fashion agar tidak mudah mengikuti orang lain dalam membeli produk fashion tiruan atau ketika ditawarkan penjual, sehingga tidak mengalami kerugian. b. Tren fashion datang silih berganti seperti tren jersey klub sepak bola, aksesoris gadget (tongsis, capdase, dan lain-lain), sepatu dan sandal (merek Crocs, New Balance, dan lain-lain), dan batu mulia (black onyx, blue sapphire, moonstone, kecubung, dan lain-lain) yang dalam beberapa 84 tahun terakhir di gemari banyak orang. Sebagai konsumen yang smart, penting untuk memperhatikan daya finansial yang dimiliki, dan memperhatikan kebutuhan materi dengan tidak konsumtif secara berlebihan, sehingga mampu bersikap kritis dengan fenomena pemalsuan produk fashion dan lebih baik dengan menerapkan gaya hidup sederhana (qanaah). DAFTAR PUSTAKA Ahira, Anne. (2013). Mitos dan fakta mengenai fashion. Diunduh tanggal 17 November 2013 dari http://www.anneahira.com. Ahmad, B., Kan, M.A., Ahmad, N., & Ahmed, W. (2012). Influence of personality traits on consumers intention to buy the fashion counterfeits: an empirical investigation with the special reference to young consumers in Pakistan. Asian Journal of Business Management, 3(2), 2041-8572. Ajzen, I., & Fishbein, M. (1975). Belief, attitude, intention and behavior: an introduction to theory and research. USA: Addison-Wesley Series in Social Psychology. Ajzen, Icek. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and Human Processes, 50,179-211. Ajzen, Icek. (2005). Attitudes, personality and behavior: second edition. Berkshire: Open University Press and McGraw-Hill. Ajzen, I., Joyce, N., Sheikh, S., & Cote, N.G. (2011). Knowledge and the prediction of behavior: The role of information accuracy in the Theory of Planned Behavior. Basic and Applied Social Psychology, 33, 101-117. Ajzen, I. (2012). Attitudes and persuasion. Dalam K, Deaux & M, Snyder (ed). The oxford handbook of personality and social psychology (367-393). New York: Oxford University Press. Assael, Henry. (1998). Consumer behavior and marketing action. Ohio: SouthWestern College Publishing. Augusto, C.,Trindade, C.I., & Alberto, C. (2007). Consumer attitudes toward counterfeits: a review and extension. Journal of Consumer Marketing, 7(6), 736-761. Burak ,L.J.,& Vian,T. (2007). Examining and predicting under-the-table payments for health care in Albania:An application of the theory of planned behavior. Journal of Applied Social Psychology. 37(5).1060-1076. Carpenter, John M & Lear, Karen. (2011). Consumer attitudes toward counterfeit fashion product: does gender matter?. Journal of Textile and Apparel, Technology and Management, 7(1), 234-249. 85 86 Cheng, S.I., Fu, H.H., & Tu, L.T.C. (2011). Examining customer purchase intentions for counterfeit products based on a modified theory of planned behavior. International Journal of Humanities and Social Science, 1(10), 278-284. Collins,A., & Mullan, B. (2011). An extension of the theory of planned Behavior to predict immediate hedonic behaviours and distal benefits behaviours. Food Quality and Preference, 22(7), 638-646. Cronan, T.P., & Al-Rafee, S. (2008). Factors that influence the Intention to Pirate Software and Media. Journal of Business Ethics, 78, 527-545. Davis, L., Saunders, J., Johnson, S., & Miller-Cribs, J. (2002). Predicting positive academic intentions among african american males and females. Journal of Applied Social Psychology, 11, 143-150. Eagly, A.H., & Chaiken, S. (1993). The psychology of attitudes. Florida: Harcourt Brace Jovanovich. Engel, James F. , Blackwell, Roger D. & Miniard, Paul W. (1995). Perilaku konsumen: Jilid 1. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher. Engel, James F. , Blackwell, Roger D. & Miniard, Paul W. (2006). Perilaku konsumen: Jilid 2. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher. Fashion Pro. (2010). Kamus mode. Jakarta : Dian Rakyat Feldman,R.S. (1995). Social psychology. New Jersey: Prentice Hall. Geo. (2012). Orang Indonesia gemar membeli barang palsu. Diunduh tanggal 7 November 2013 dari http://www.forum.kompas.com. Girard, Tulay. (2010). The role of demographics on the susceptibility to social influence: A pretest study. Journal of Marketing Development and Competitiveness. 5, 9-22. Goodwin, R.E., & Mullan, B.A. (2009). Predictor of undergraduates intention to incorporate glycaemix index into dietary behavior. Nutritions and Dietetics, 66(1), 54-59. Graef, Judy. (1976). Concept in clothing. New York: McGraw-Hill. 87 Han, J.M., Suk, H.J., & Chung, K.W. (2007). The influence of logo exposure in purchasing counterfeit luxury goods: Focusing on consumer behavior. South Korea: Department of Industrial Design, Korea Advance Institute of Science and Technology. Hogg, M.A., & Vaughan, G. M. (2002). Social psychology: Third edition. London: Pearson Education. Mowen, John C. & Minor, Michael. (2002). Perilaku konsumen: Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Nurdin, Putri N. (2010). Analisis perilaku masa lalu, sikap terhadap pembelian produk tiruan, serta karakteristik individu terhadap intensi pembeian Produk luxury handbag original dan tiruan : Studi pada konsumen muda. Universitas Indonesia : Tesis. Organization for Economic Co-operation and Development. (1998). The economic impact of counterfeiting. Retrieved December 12, 2012, from http://www.oecd.org/sti/industryyandglobalization/2090589.pdf. Pedhazur, E.J. (1997). Multiple regression in behavioral research: Explanation and Prediction. USA: Wadsworth-Thomson Learning. Rajagopal. (2010). Consumer culture and purchase intention towards fashion apparel. Mexico: Working Paper EGADE Business School. Siham, M & Pierre, V.P. (2012). The effects of counterfeit on luxury brand buying behavior, in terms of consumption experience. France: International Doctoral Colloquium Marketing Trends. Tavis,G., Dodd, V.,Sheu, J.J., Rienzo, B.A., & Wagenaar, A.C. (2010). Using the theory of planned behavior to predict alcohol consumption among college student on game day. The Journal of GlobalDrug and Policy Practice. Tjiptono, Fandy & Triandewi, Ervina. (2013). Consumer intention to buy original brands versus counterfeits. Yogyakarta. International Journal of Marketing Studies, 5 (2). Umar, Jahja. (2012). JP3I: Jurnal pengukuran psikologi dan pendidikan Indonesia. UIN Jakarta: Fakultas Psikologi. Yoo, Boonghee & Hee lee, Seung. (2005). Do counterfeits promote genuine products?. South Korea: Sungshin Women’s University. Yoo, Boonghee & Hee lee, Seung. (2009). Buy genuine luxury fashion product or counterfeit?. Advances in Consumer Research, 36. L I S R E L 8.70 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\BENTARAS\1\1.spl: UJI VALIDITAS INTENSI DA NI=10 NO=150 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 PM SY FI=1.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10/ MO NX=10 NK=1 PH=ST TD=SY, FI LK INTENSI FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR TD 9 6 TD 6 1 TD 9 3 TD 6 5 TD 10 5 TD 9 2 TD 2 1 TD 3 1 TD 10 1 TD 10 9 TD 4 1 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 PD OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS UJI VALIDITAS INTENSI Number of Input Variables 10 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 10 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 150 UJI VALIDITAS INTENSI Correlation Matrix ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM1 1.00 ITEM2 0.33 1.00 ITEM3 0.12 0.17 1.00 ITEM4 0.15 0.05 0.48 1.00 ITEM5 0.28 0.08 0.54 0.50 1.00 ITEM6 -0.32 -0.17 0.09 -0.08 -0.13 1.00 ITEM7 0.25 0.19 0.25 0.26 0.36 -0.04 ITEM8 0.26 0.04 0.55 0.48 0.54 0.08 ITEM9 -0.02 0.20 0.30 -0.09 0.05 0.51 ITEM10 0.30 0.06 0.45 0.37 0.55 0.13 Correlation Matrix ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 -------- -------- -------- -------ITEM7 1.00 ITEM8 0.32 1.00 ITEM9 -0.02 -0.01 1.00 ITEM10 0.12 0.32 0.23 1.00 UJI VALIDITAS INTENSI Parameter Specifications LAMBDA-X INTENSI -------ITEM1 1 ITEM2 2 ITEM3 3 ITEM4 4 ITEM5 5 ITEM6 6 ITEM7 7 ITEM8 8 ITEM9 9 ITEM10 10 THETA-DELTA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 -------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM1 11 ITEM2 12 13 ITEM3 14 0 15 ITEM4 16 0 0 17 ITEM5 0 0 0 0 18 ITEM6 19 0 0 0 20 21 ITEM7 0 0 0 0 0 0 ITEM8 0 0 0 0 0 0 ITEM9 0 24 25 0 0 26 ITEM10 28 0 0 0 29 0 THETA-DELTA ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 -------- -------- -------- -------ITEM7 22 ITEM8 0 23 ITEM9 0 0 27 ITEM10 0 0 30 31 UJI VALIDITAS INTENSI Number of Iterations = 31 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) LAMBDA-X INTENSI -------ITEM1 0.42 (0.09) ITEM6 4.56 ITEM2 0.12 (0.09) 1.35 ITEM3 0.74 (0.08) 9.73 ITEM4 0.65 (0.08) 8.26 ITEM5 0.74 (0.08) 9.68 ITEM6 0.07 (0.09) 0.79 ITEM7 0.42 (0.08) 5.13 ITEM8 0.73 (0.07) 9.92 ITEM9 0.00 (0.09) -0.01 ITEM10 0.52 (0.08) 6.06 L I S R E L 8.70 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\BENTARAS\SIK\SIKAP.spl: UJI VALIDITAS SIKAP DA NI=20 NO=150 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI=sikap.cor SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10/ MO NX=10 NK=1 PH=ST TD=SY, FI LK BB FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 TD 3 2 TD 2 1 TD 6 5 FR TD 5 3 TD 8 3 TD 5 4 TD 6 1 TD 10 9 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 PD OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS UJI VALIDITAS SIKAP Number of Input Variables 20 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 10 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 150 UJI VALIDITAS SIKAP Covariance Matrix ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM1 1.00 ITEM2 0.58 1.00 ITEM3 0.42 0.69 1.00 ITEM4 0.45 0.45 0.57 1.00 ITEM5 0.26 0.26 0.30 0.46 1.00 ITEM6 0.22 0.41 0.44 0.41 0.48 1.00 ITEM7 0.14 0.13 0.21 0.20 0.00 0.03 ITEM8 0.23 0.14 0.06 0.26 0.17 0.28 ITEM9 0.19 0.20 0.30 0.29 0.08 0.28 ITEM10 0.39 0.34 0.41 0.60 0.30 0.35 Covariance Matrix ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 -------- -------- -------- -------ITEM7 1.00 ITEM8 0.22 1.00 ITEM9 0.29 0.04 1.00 ITEM10 0.27 0.32 0.42 1.00 UJI VALIDITAS SIKAP Parameter Specifications LAMBDA-X BB -------ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 THETA-DELTA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 -------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM1 11 ITEM2 12 13 ITEM3 0 14 15 ITEM4 0 0 0 16 ITEM5 0 0 17 18 19 ITEM6 20 0 0 0 21 22 ITEM7 0 0 0 0 0 0 ITEM8 0 0 24 0 0 0 ITEM9 0 0 0 0 0 0 ITEM10 0 0 0 0 0 0 THETA-DELTA ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 -------- -------- -------- -------ITEM7 23 ITEM8 0 25 ITEM9 0 0 26 ITEM10 0 0 27 28 UJI VALIDITAS SIKAP Number of Iterations = 8 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) LAMBDA-X BB -------ITEM1 0.58 ITEM6 (0.08) 7.02 ITEM2 0.57 (0.08) 6.90 ITEM3 0.70 (0.08) 9.14 ITEM4 0.79 (0.07) 10.67 ITEM5 0.39 (0.09) 4.16 ITEM6 0.56 (0.08) 6.78 ITEM7 0.29 (0.09) 3.38 ITEM8 0.39 (0.09) 4.45 ITEM9 0.40 (0.09) 4.63 ITEM10 0.69 (0.08) 8.89 L I S R E L 8.70 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\BENTARAS\SIK\OUTEVA.spl: UJI VALIDITAS SIKAP DA NI=20 NO=150 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI=OUTEVA.COR SE 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20/ MO NX=10 NK=1 PH=ST TD=SY, FI LK OUTEVA FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR TD 4 3 TD 8 6 TD 9 2 TD 6 1 TD 3 1 TD 6 5 TD 7 1 TD 8 5 TD 5 2 TD 9 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 PD OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS UJI VALIDITAS SIKAP Number of Input Variables 20 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 10 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 150 UJI VALIDITAS SIKAP Covariance Matrix ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------ITEM11 1.00 ITEM12 0.35 1.00 ITEM13 0.38 0.47 ITEM14 0.23 0.32 ITEM15 0.22 0.28 ITEM16 -0.26 -0.17 ITEM17 -0.02 0.15 ITEM18 0.08 0.05 ITEM19 0.28 0.28 ITEM20 0.32 0.40 Covariance Matrix ITEM13 ITEM14 ITEM15 -------- -------- -------- 1.00 0.75 0.48 -0.08 0.24 0.14 0.51 0.42 1.00 0.39 -0.15 0.29 0.12 0.54 0.35 1.00 -0.23 0.36 0.01 0.59 0.47 1.00 -0.17 0.32 0.05 0.06 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------ITEM17 1.00 ITEM18 0.07 1.00 ITEM19 0.34 0.27 ITEM20 0.20 0.26 ITEM19 -------- 1.00 0.65 ITEM20 1.00 UJI VALIDITAS SIKAP Parameter Specifications LAMBDA-X OUTEVA -------ITEM11 1 ITEM12 2 ITEM13 3 ITEM14 4 ITEM15 5 ITEM16 6 ITEM17 7 ITEM18 8 ITEM19 9 ITEM20 10 THETA-DELTA ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 -------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM11 11 ITEM12 0 12 ITEM13 13 0 14 ITEM14 0 0 15 16 ITEM15 0 17 0 0 18 ITEM16 19 0 0 0 20 21 ITEM17 22 0 0 0 0 0 ITEM18 0 0 0 0 24 25 ITEM19 0 27 0 28 0 0 ITEM20 0 0 0 0 0 0 THETA-DELTA ITEM17 ITEM18 ITEM19 -------- -------- -------- -------ITEM17 23 ITEM18 0 26 ITEM19 0 0 29 ITEM20 0 0 0 30 UJI VALIDITAS SIKAP Number of Iterations = 11 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) LAMBDA-X OUTEVA -------ITEM11 0.39 ITEM20 ITEM16 (0.08) 4.70 ITEM12 0.62 (0.09) 6.95 ITEM13 0.64 (0.08) 8.52 ITEM14 0.50 (0.08) 6.18 ITEM15 0.72 (0.08) 9.28 ITEM16 -0.01 (0.09) -0.17 ITEM17 0.35 (0.08) 4.27 ITEM18 0.26 (0.08) 3.07 ITEM19 0.85 (0.07) 12.12 ITEM20 0.71 (0.07) 9.65 L I S R E L 8.70 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\BENTARAS\New folder (2)\NOBEL.spl: UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF DA NI=8 NO=150 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 PM SY FI=NOBEL.COR SE 1 2 3 4/ MO NX=4 NK=1 PH=ST TD=SY, FI LK NOBEL FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 4 3 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 PD OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF Number of Input Variables 8 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 4 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 150 UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF Covariance Matrix ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 -------- -------- -------- -------ITEM1 1.00 ITEM2 0.54 1.00 ITEM3 0.36 0.31 1.00 ITEM4 0.24 0.18 0.43 1.00 UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF Parameter Specifications LAMBDA-X NOBEL -------- ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 1 2 3 4 THETA-DELTA ITEM1 ITEM2 ITEM3 -------- -------- -------- -------ITEM1 5 ITEM2 0 6 ITEM3 0 0 7 ITEM4 0 0 8 9 ITEM4 UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF Number of Iterations = 9 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) LAMBDA-X NOBEL -------ITEM1 0.80 (0.11) 7.25 ITEM2 0.68 (0.10) 6.58 ITEM3 0.45 (0.09) 4.88 ITEM4 0.29 (0.09) 3.05 L I S R E L 8.70 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\BENTARAS\sn\sn.spl: UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF DA NI=8 NO=150 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 PM SY FI=sn.cor SE 5 6 7 8/ MO NX=4 NK=1 PH=ST TD=SY, FI LK MTC FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 2 1 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 PD OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF Number of Input Variables 8 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 4 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 150 UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF Covariance Matrix ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 -------- -------- -------- -------ITEM5 1.00 ITEM6 0.54 1.00 ITEM7 0.36 0.31 1.00 ITEM8 0.28 0.26 0.57 1.00 UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF Parameter Specifications LAMBDA-X MTC -------- ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 1 2 3 4 THETA-DELTA ITEM5 ITEM6 ITEM7 -------- -------- -------- -------ITEM5 5 ITEM6 6 7 ITEM7 0 0 8 ITEM8 0 0 0 9 ITEM8 UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF Number of Iterations = 13 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) LAMBDA-X MTC -------ITEM5 0.42 (0.09) 4.61 ITEM6 0.37 (0.09) 4.02 ITEM7 0.84 (0.11) 7.61 ITEM8 0.67 (0.10) 6.63 L I S R E L 8.70 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\input script-she\Lampiran_hana\X.spl: UJI VALIDITAS CONTROL BELIEFS DA NI=22 NO=150 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 PM SY FI = X2.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11/ MO NX =11 NK = 1 TD=SY PH=ST LX=FR LK CB FR TD 7 6 TD 4 1 TD 8 2 TD 6 1 TD 8 1 TD 10 2 TD 10 5 TD 6 5 TD 9 7 TD 7 4 TD 11 10 FR TD 11 4 TD 11 1 TD 6 4 TD 4 3 TD 7 1 TD 3 2 TD 10 4 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS UJI VALIDITAS CONTROL BELIEFS Number of Input Variables 22 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 11 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 150 UJI VALIDITAS CONTROL BELIEFS Correlation Matrix ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM1 1.00 ITEM2 0.28 1.00 ITEM3 0.17 0.46 1.00 ITEM4 -0.13 0.26 0.41 1.00 ITEM5 0.28 0.52 0.38 0.39 1.00 ITEM6 0.50 0.30 0.29 -0.01 0.37 1.00 ITEM7 0.35 0.33 0.25 -0.08 0.22 0.78 ITEM8 0.46 0.69 0.37 0.29 0.56 0.41 ITEM9 0.20 0.61 0.38 0.45 0.59 0.18 ITEM10 -0.21 -0.40 -0.35 -0.54 -0.45 -0.18 ITEM11 -0.02 0.37 0.24 0.50 0.44 0.19 Correlation Matrix ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 -------- -------- -------- -------- -------ITEM7 1.00 ITEM8 0.40 1.00 ITEM9 0.10 0.60 1.00 ITEM10 -0.20 -0.54 -0.67 1.00 ITEM11 0.23 0.33 0.43 -0.58 1.00 UJI VALIDITAS CONTROL BELIEFS Parameter Specifications LAMBDA-X CB -------ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 THETA-DELTA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 -------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM1 12 ITEM2 0 13 ITEM3 0 14 15 ITEM4 16 0 17 18 ITEM5 0 0 0 0 19 ITEM6 20 0 0 21 22 23 ITEM7 24 0 0 25 0 26 ITEM8 28 29 0 0 0 0 ITEM9 0 0 0 0 0 0 ITEM10 0 33 0 34 35 0 ITEM11 37 0 0 38 0 0 THETA-DELTA ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 -------- -------- -------- -------- -------ITEM7 27 ITEM8 0 30 ITEM9 31 0 32 ITEM10 0 0 0 36 ITEM11 0 0 0 39 40 UJI VALIDITAS CONTROL BELIEFS Number of Iterations = 49 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) LAMBDA-X ITEM11 ITEM6 CB -------ITEM1 0.31 (0.08) 3.85 ITEM2 0.73 (0.07) 9.89 ITEM3 0.46 (0.08) 5.65 ITEM4 0.49 (0.08) 5.90 ITEM5 0.73 (0.07) 9.79 ITEM6 0.30 (0.09) 3.47 ITEM7 0.32 (0.08) 3.90 ITEM8 0.73 (0.07) 10.02 ITEM9 0.84 (0.07) 12.09 ITEM10 -0.78 (0.07) -10.50 ITEM11 0.53 (0.08) 6.60 L I S R E L 8.70 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\input script-she\PERCEIVED POWER\PERCEIVED POWER.spl: UJI VALIDITAS PBC DA NI=22 NO=150 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 PM SY FI=PERC.COR SE 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22/ MO NX=11 NK=1 PH=ST TD=SY, FI LK POF FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 TD 11 11 TD 11 5 TD 10 8 TD 10 3 TD 9 8 TD 7 4 FR TD 6 1 TD 4 3 TD 10 2 TD 10 1 TD 11 8 TD 8 5 TD 8 6 TD 5 3 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 LX 11 1 PD OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS UJI VALIDITAS PBC Number of Input Variables 22 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 11 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 150 UJI VALIDITAS PBC Correlation Matrix ITEM12 ITEM13 -------- -------- -------ITEM12 1.00 ITEM13 0.48 1.00 ITEM14 0.34 0.47 ITEM15 0.15 0.30 ITEM16 -0.06 -0.14 ITEM17 0.21 0.39 ITEM18 0.38 0.44 ITEM19 0.02 0.05 ITEM20 0.51 0.57 ITEM21 0.38 0.18 ITEM14 ITEM15 ITEM16 -------- -------- -------- 1.00 0.50 0.09 0.48 0.28 0.06 0.55 0.53 1.00 0.01 0.44 0.07 0.03 0.43 0.30 1.00 -0.10 -0.07 0.26 -0.04 0.03 1.00 0.34 -0.07 0.59 0.32 ITEM17 ITEM22 -0.01 0.04 0.12 0.17 0.36 0.22 Correlation Matrix ITEM18 ITEM19 -------- -------- -------ITEM18 1.00 ITEM19 0.07 1.00 ITEM20 0.52 0.20 ITEM21 0.13 -0.25 ITEM22 0.17 0.30 ITEM20 ITEM21 -------- -------- 1.00 0.42 0.26 1.00 0.06 ITEM22 1.00 UJI VALIDITAS PBC Parameter Specifications LAMBDA-X POF -------ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 THETA-DELTA ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 -------- -------- -------- -------- -------- -------ITEM12 12 ITEM13 0 13 ITEM14 0 0 14 ITEM15 0 0 15 16 ITEM16 0 0 17 0 18 ITEM17 19 0 0 0 0 20 ITEM18 0 0 0 21 0 0 ITEM19 0 0 0 0 23 24 ITEM20 0 0 0 0 0 0 ITEM21 28 29 30 0 0 0 ITEM22 0 0 0 0 33 0 THETA-DELTA ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 -------- -------- -------- -------- -------ITEM18 22 ITEM19 0 25 ITEM20 0 26 27 ITEM21 0 31 0 32 ITEM22 0 34 0 0 35 UJI VALIDITAS PBC Number of Iterations = 10 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) ITEM22 ITEM17 LAMBDA-X POF -------ITEM12 0.57 (0.08) 7.18 ITEM13 0.67 (0.08) 8.89 ITEM14 0.64 (0.08) 8.35 ITEM15 0.50 (0.08) 6.12 ITEM16 -0.09 (0.09) -0.98 ITEM17 0.68 (0.08) 8.83 ITEM18 0.58 (0.08) 7.34 ITEM19 0.09 (0.09) 1.00 ITEM20 0.88 (0.07) 12.82 ITEM21 0.45 (0.08) 5.31 ITEM22 0.24 (0.09) 2.75 8 .1 4 ITEM1 8 .6 5 ITEM2 6 .2 8 ITEM3 4 .5 6 1 .3 5 7 .5 2 9 .7 3 ITEM4 8 .2 6 6 .8 5 9 .6 8 ITEM5 INTENSI 0 .0 0 0 .7 9 9 .0 6 5 .1 3 ITEM6 9 .9 2 8 .4 5 ITEM7 - 0. 0 1 6 .0 6 C hi - Sq u ar e =3 2 .0 5 , 7 .2 3 ITEM8 9 .1 1 ITEM9 7 .9 3 ITEM10 d f= 2 4, P- v al u e= 0 .1 2 56 7 , R MS E A= 0 .0 4 7 Path diagram intensi 7.72 ITEM1 8.14 ITEM2 6.82 ITEM3 7.02 6.90 5.88 ITEM4 9.14 10.67 8.15 ITEM5 4.16 6.78 7.80 ITEM6 3.38 4.45 8.49 ITEM7 4.63 8.89 8.27 ITEM8 8.29 ITEM9 7.18 ITEM10 Chi-Square=39.42, df=27, P-value=0.05801, RMSEA=0.056 Path diagram behavioral beliefs BB 0.00 8.62 ITEM11 6.60 ITEM12 8.19 ITEM13 4.70 6.95 8.61 ITEM14 8.52 6.18 7.09 ITEM15 9.28 OUTEVA 0.00 -0.17 8.82 ITEM16 4.27 3.07 8.56 ITEM17 12.12 9.65 8.57 ITEM18 4.59 ITEM19 7.70 ITEM20 Chi-Square=37.33, df=25, P-value=0.05366, RMSEA=0.058 Path diagram outcome evaluation 2.49 ITEM1 7.25 4.60 ITEM2 6.58 4.88 7.74 ITEM3 8.32 ITEM4 3.05 Chi-Square=0.09, df=1, P-value=0.76327, RMSEA=0.000 Path diagram normative beliefs NOBEL 0.00 7.95 ITEM5 4.61 8.15 ITEM6 4.02 MTC 0.00 7.61 1.85 ITEM7 4.77 ITEM8 6.63 Chi-Square=0.07, df=1, P-value=0.79735, RMSEA=0.000 Path diagram motivation to comply 8.74 ITEM1 7.20 ITEM2 8.47 ITEM3 8.57 ITEM4 7.10 ITEM5 3.85 9.89 5.65 5.90 9.79 3.47 8.88 ITEM6 3.90 10.02 8.59 ITEM7 7.64 ITEM8 5.84 ITEM9 6.20 ITEM10 8.21 ITEM11 12.09 -10.50 6.60 Chi-Square=36.74, df=26, P-value=0.07880, RMSEA=0.053 Path diagram control beliefs CB 0.00 7.97 ITEM12 7.68 ITEM13 7.93 ITEM14 8.22 ITEM15 8.35 8.67 ITEM16 -0.98 7.18 8.89 6.12 8.83 7.56 ITEM17 7.34 8.03 ITEM18 12.82 8.90 ITEM19 4.87 ITEM20 8.67 ITEM21 8.57 ITEM22 1.00 5.31 2.75 Chi-Square=40.79, df=31, P-value=0.11216, RMSEA=0.046 Path diagram power of factor POF 0.00