MODUL 10: ADVOKASI SOSIAL BAGI KELOMPOK PENERIMA MANFAAT (KPM) PKH (6 JP atau 270 menit) Oleh: DR. JOYAKIN TAMPUBOLON, MSI Widyaiswara Utama Pusdiklat Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial RI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BADAN PENDIDIKAN PENELITIAN DAN PENYULUHAN SOSIAL KEMENTERIAN SOSIAL 2018 i I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya Modul Advokasi Sosial dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan Diklat Pendamping PKH Modul ini merupakan upaya untuk merefres kembali pengetahuan para pekerja sosial yang memiliki backgroud pendidikan pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial. Sekaligus membekali Pendamping yang memberikan layanan Advokasi Sosial bagi Kelompok Penerima Manfaat (KPM) yang memiliki backgroud pendidikan non pekerjaan sosial/kesejahteraan Sosial. Materi yang disajikan dalam modul ini mencakup tiga pokok bahasan utama yang terkait dengan Advokasi Sosial terhadap KPM, yaitu: (a) Konsepsi Advokasi Sosial, yang meliputi sub pokok bahasan: pengertian dan tujuan advokasi sosial bagi KPM, prinsip advokasi sosial bagi KPM, nilai advokasi sosial pekerjaan sosial, hak dan martabat individual; (b) Jenis Advokasi Sosial bagi KPM, yang meliputi sub pokok bahasan: selfadvocacy, group advocacy, peer advocacy, citizen advocacy, professional advocacy, non-instructed advocacy, advokasi klien (client advocacy), dvokasi kasus, advokasi masyarakat (cause advocacy), advokasi legislatif (legislative advocacy), advokasi manajemen/administrasi (administrative advocacy); (c) Proses Advokasi Sosial bagi KPM PKH, yang meliputi sub pokok bahasan: identifying advocacy issues, understanding the issues and collecting evidence, identifying your targets, clarifying your goal, tailoring the message for the target audience, delivering your message, monitoring and evaluation Dengan selesainya penyusunan Modul ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar kepada semua pihak yang terlibat dan memberikan dukungan dalam proses penulisan Modul ini khususnya kepada Kapusdiklat Kesejahteraan Sosial, Temanteman Tim Penyusun Modul Diklat Pendamping PKH, Teman-teman WI Pusdiklat Kesejahteraan Sosial, Tim Sekretariat Penyusun Modul Diklat Pendamping PKH dan semua pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung. Semoga bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Yang Maha Kuasa. Kami berharap modul ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak dan kalangan dalam memberikan pelayanan khusunya kepada KPM. Selanjutnya, kami sangat mengharpkan umpan balik dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan dan pengayaan Modul ini selanjutnya. Jakarta, Agustus 2018 Penyusun ii I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………. DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ……………………………………………… ii iii v v vi BAB I: PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1 DESKRIPSI SINGKAT MODUL ………………………………………………. TUJUAN PEMBELAJARAN ………………………………………………….. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK ………………………………… BAHAN/ MEDIA BELAJAR ……………………………………………………… METODA DAN PROSES PEMBELAJARAN …………………………………… MEDIA PEMBELAJARAN …………………………………………………….. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN ……………………………………… PENJELASAN SESI ……………………………………………………………. LEMBAR KERJA ………………………………………………………………….. 1 1 2 3 3 3 4 4 7 A. B. C. D. E. F. G. H. I. BAB II: KONSEP ADVOKASI SOSIAL A. DESKRIPSI …………………………………… 9 ……………………………………………………………………….. 9 B. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN ………………………….. 9 1. Pengertian dan Tujuan Advokasi Sosial bagi KPM PKH ………………………… 9 2. Prinsip Advokasi Sosial Bagi KPM PKH ………………………………………… 11 3. Nilai Advokasi Sosial Pekerjaan Sosial …………………………………. 12 4. Hak Dan Martabat Individual …………………………………………….. 12 C. RANGKUMAN …………………………………………………………………….. 14 D. LEMBAR KERJA/LATIHAN ……………………………………………………… 15 BAB III: JENIS ADVOKASI SOSIAL BAGI KPM PKH A. DESKRIPSI ……………………. 16 …………………………………………………………………… 16 B. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN 1. Self-advocacy ……………………………………………………………… 16 2. Group advocacy 3. Peer advocacy …………………... 16 .…………………………………………………………… 17 ….……………………………………………………………. 17 4. Citizen advocacy ……………………………………………………………. 17 5. Professional advocacy 6. Non-instructed advocacy ……………………………………………………. 18 ………………………………………………… 18 iii I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy 7. Advokasi klien (client advocacy) 8. Advokasi Kasus …………………………………………. 18 ………………………………………………………………. 19 9. Advokasi masyarakat (Cause advocacy) ……………………………….. 19 10. Advokasi Legislatif (Legislative Advocacy) ……………………………… 19 11. Advokasi Manajemen/Administrasi (Administrative advocacy) C. RANGKUMAN …………. 19 ………………………………………………………………….. 20 D. LEMBAR KERJA/LATIHAN. ……………………………………………………. 20 BAB IV: PROSES ADVOKASI SOSIAL BAGI KPM PKH………….………….. 23 A. DESKRIPSI …………………………………………………………………. 23 B. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN 1. Langkah 1: Identifying Advocacy Issues …………………… 23 ……………………………… 23 2. Langkah 2: Understanding The Issues And Collecting Evidence 3. Langkah 3: Identifying your Targets 4. Langkah 4: Clarifying your Goal ……………………………………. 25 ………………………………………… 27 5. Langkah 5: Tailoring the Message for the Target Audience 6. Langkah 6: Delivering your Message 7. Langkah 7: Monitoring and Evaluation C. RANGKUMAN A. KESIMPULAN …………………………………….. 29 ………………………………….. 30 ………………………………………………… 31 …………………………………………………………………… 32 ……………………………………………………………. 32 B. LEMBARAN KERJA DAFTAR PUSTAKA …………… 28 ………………………………………………………………….. 30 D. LEMBAR KERJA/LATIHAN BAB V: PENUTUP ……… 24 ………………………………………………………… 33 ………………………………………………………………… 34 LEMBAR BIODATA PENYUSUN ………………………………………………. 36 . iv I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy DAFTAR TABEL Tabel: Jenis Kasus Terkati dengan KPM PKH (LK10.5) ……………………………… 21 DAFTAR GAMBAR Gambar: Langkah Kegiatan Pembelajaran v I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy ……..…………………………………… 4 PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Sebelum Anda mempelajari isi modul ini terlebih dahulu perhatikanlah beberapa petunjuk teknis sebagai berikut. 1. Bacalah dengan seksama bagian pendahuluan pada modul ini, agar Anda dapat memahami ruang lingkup materi yang dibahas, target capaian, serta bagaimana teknis mempelajarinya. 2. Bacalah materi yang disajikan pada masing-masing kegiatan belajar yang disusun dalam Bab-Bab (Bab II-V), pahami isinya dengan baik. Catatlah kata-kata kunci yang dianggap penting, atau kosa kata yang kurang dipahami, kemudian lihat penjelasannya cari definisinya dari kamus ataupun eksiklopedia. 3. Untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman, pelajari sumbersumber lain yang relevan atau lakukan diskusi dengan nara sumber (fasilitator) dan/atau peserta lainnya. 4. Bacalah Rangkuman yang terdapat pada Bab II-IV dan Kesimpulan pada Bab V kemudian diskusikan dengan teman peserta bila ada yang kurang jelas tentang isi materi Modul ini. Jika masih ada yang belum jelas atau kesulitan dalam memahami, konsultasikan dengan pengampu / fasilitator untuk menemukan pemahaman yang mendalam tentang materi dan isis Modul ini. 5. Selamat Belajar. vi I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy MODUL 10: ADVOKASI SOSIAL BAGI KELOMPOK PENERIMA MANFAAT (KPM) PKH (6 JP atau 270 menit) (Oleh: Dr. Joyakin Tampubolon, MSi) BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Advokasi hanyalah salah satu dari perangkat dan sekaligus proses-proses demokrasi yang dapat dilakukan oleh Pekerja Sosial untuk mengawasi dan melindungi kepetingan para KPM dalam hal ini Kelompok Penerima manfaat (KPM) PKH, setidaknya untuk mendapatkan pelayanan minimal dan dalam kaitannya dengan kebijakan publik (public policy). Advokasi di sini adalah dilandaskan pada asumsi perubahan sistem dan struktur kemasyarakatan yang lebih luas dan menyeluruh dapat dilakukan melalui perubahan-perubahan bertahap maju dan semakin membaik (gradual and incremental changes) dalam berbagai kebijakan publik (sebagai suatu sistem pembuatan, pelaksanaan dan pengendalian keputusan-keputusan yang menyangkut KPM PKH dan kepentingan masyarakat yang lebih luas). Pekerjaan advokasi adalah proses yang sangat dinamis mengikuti ritme dan gerak perubahan yang terjadi setiap saat sepanjang masa prosesnya. Suatu rancangan strategi yang telah disiapkan secermat apapun bisa berubah di tengah jalan, karena perubahan-perubahan situasi dan kondisi menghendakinya. Karena itu pemantauan terhadap proses advokasi yang terus menerus terhadap keseluruhan proses advokasi menjadi penting, untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan, yang menuntut perubahan strategi advokasi yang dijalankan. B. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun yang menjadi tujuan dari pembelajaran ini adalah: 1. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat memahami dan menjelasakan konsep Advokasi Sosial dalam penanganan permasalahan yang dihadapi para Kelompok Penerima Manfaat (KPM) PKH. 1 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy 2. Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti pembelajaran modul ini, peserta diharapkan dapat: a. Memahami, menjelasakan dan mengimplementasikan konsep advokasi sosial dalam penanganan permasalahan KPM PKH. b. Memahami, menjelasakan dan mengiplementasikan jenis-jenis advokasi sosial dalam penanganan permasalahan Kelompok Penerima Manfaat (KPM) PKH. c. Memahmai, menjelasakan dan mengiplementasikan proses advokasi sosial dalam penanganan permasalahan Kelompok Penerima Manfaat (KPM PKH). C. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK 1. Konsepsi Advokasi Sosial a. Pengertian dan tujuan advokasi sosial bagi KPM PKH b. Prinsip advokasi sosial bagi KPM PKH. c. Nilai advokasi sosial Pekerjaan Sosial d. Hak dan Martabat Individual. 2. Jenis Advokasi Sosial bagi KPM PKH a. Self-advocacy b. Group advocacy c. Peer advocacy d. Citizen advocacy e. Professional advocacy f. Non-instructed advocacy g. Advokasi klien (client advocacy) h. Advokasi Kasus i. Advokasi masyarakat (Cause advocacy) j. Advokasi Legislatif (Legislative Advocacy) k. Advokasi Manajemen/Administrasi (Administrative advocacy) 3. Proses Advokasi Sosial bagi KPM PKH a. Identifying Advocacy Issues b. Understanding The Issues And Collecting Evidence c. Identifying your Targets d. Clarifying your Goal e. Tailoring the Message for the Target Audience 2 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy f. Delivering your Message g. Monitoring and Evaluation D. BAHAN DAN MEDIA BELAJAR 1. Modul 2. Power Point (PPT) 3. Lembar Kerja (LK) 4. Kasus 5. Pemutaran Lagu 6. Video E. METODE DAN PROSES PEMBELAJARAN 1. Proses pembelajaran modul ini bersifat interaktif dua arah antara peserta dan fasilitator, dengan metode andragogy dimana peserta menjadi pusat belajar. 2. Dalam mendukung proses pembelajaran yang dilakukan, ada beberapa metoda yang diterapkan, meliputi: brainstorming, tanyak jawab, diskusi, praktek / simulasi/ peragaan, googling, pemaparan oleh fasilitator dan peserta, penugasan dan pemutara film/video. 3. Modul ini di sampaikan dalam 10 jam pelatihan atau 450 menit dimana satuan jam pelatihan adalah 45 menit per jam pelatihan. F. MEDIA PEMBELAJARAN 1. Papan tulis 2. Spidol 3. Kertas Plano 4. Infocus / OHP 5. Video 6. Kelompok Diskusi 3 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy G. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN (6 JP atau 270 Menit) Dalam menyampaikan materi dalam modul ini, ada langkah dan tahapan yang harus diikuti, sebagai berikut: Pengantar (15’) Pokok Bahasan 1: Konsepsi Advookasi Sosial (80’) Pokok Bahasan 2: Jenis Advokasi Sosial bagi KPM PKH (80’) Rangkuman dan Penutupan (15’) Pokok Bahasan 3: Proses Advokasi Sosial bagi KPM PKH (80’) Gambar: Langkah Kegiatan Pembelajaran H. PENJELASAN SESI 1. Langkah 1: Pengantar (15’) a. Fasilitator mengucapkan salam kepada peserta diklat. b. Sebelum pembelajaran dimulai, dilakukan permainan Ice breaking (3 menit) (M10.LK.10.1). c. Fasilitator menjelaskan tujuan proses pembelajaran yang akan dicapai dari Modul 11 yang meliputi Kompetensi Dasar dan Indikator Keberhasilan. d. Fasilitator menjelaskan mengenai proses pembelajaran yang akan dilakukan pada Modul 11, yang meliputi: pokok bahasan dan sub pokok bahasan, bahan dan media pembelajaran; metode dana proses pembelajaran, langkah kegiatan pembelajaran dan penjelasan masing-masing sesi. e. Fasilitator melakukan brainstorming tentang apa titu Advokasi Sosial, apakah sudah pernah dengar atau belum, apa yang dimaksud dengan advokasi sosial, apa bedanya dengan advokasi hukum, bagaimana pengertian dan konsep advokasi sosial (M10.LK.10.2). 4 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy f. Selanjutnya pada bagian setiap akhir pokok bahasan, fasilitator harus melakukan refleksi tentang advokasi sosial dan menyampaikan rangkuman pembelajar dan penutupan proses pembelajaran. 2. Langkah 2: Pokok Bahasan 1: Konsepsi Advookasi Sosial (60’) a. Proses pembelajaran yang diterapkan dalam Pokok Bahasan 1 ini adalah melalui proses diksusi peserta (45 menit) dan pemaparan peserta (30’) yang diawali dengan penjelasan dan paparan oleh fasilitator tentang: Pengertian dan Tujuan Advokasi Sosial bagi KPM PKH (30’), dan pada akhir sesi fasilitator akan melakukan refleksi dan penyampaian rangkuman (15’). b. Untuk proses diskusi, peserta akan dibagi 3 kelompok, yaitu: Kelompok 1 dengan topik: Prinsip Advokasi Sosial bagi KPM PKH; Kelompok 2 dengan topik: Nilai Advokasi Sosial Pekerjaan Sosial dan Kelompok 3 dengan topic: Hak dan Martabat Individual (M10.LK.10.3). c. Untuk meningkatkan semangat peserta, sebelum pemaparan oleh peserta, dilakukan pemutaran lagu “Aku Yang Tersakiti” (M10.LK.10.4) d. Pada menit ke 76, peserta akan memaparkan hasil diskusi masing-masing + 10’ secara berurutan yang dimulai dari kelompok 1, kelompok 2 dan kelompok 3. e. Setelah pemaparan selesai, kelompok lain diberikan waktu untuk menanggapi kelompok lain masing-masing 10 menit. f. Pada akhir sesi proses pemelajaran setelah peserta selesai pemaparan dan tanyak jawab, fasilitator memberikan komentar atas paparan dan tanyak jawab yang dilakukan kaitannya dengan KPM PKH dan pada bagian akhir sesi fasilitator menyampaikan rakuman Pokok Bahasan 1 tentang Konsep Advokasi Sosial (10 menit) 3. Langkah 3: Pokok Bahasan 2: Jenis Advokasi Sosial bagi KPM PKH (80’) a. Proses pembelajaran untuk Pokok Bahasab 2 (Jenis Advokasi Sosial bagi KPM PKH) dilakukan dengan beberapa metoda, yaitu melalui pemaparan oleh fasilitator tentang semua jenis konsep advokasi yang diikuti dengan tanyak jawab oleh fasilitator (40 menit), kemudian fasilitator memberikan kesempatan untuk melakukan googeling untuk mencari contoh-contoh yang relevan dan terkait jenis advokasi terhadap KPM PKH di atas selama 40 menit, kemudian mendiskusikan hasil temua kelompok yang sudah didapat mana yang relvan dan mana yang kurang relvan (M10.LK.10.5). 5 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy b. Selanjutnya peserta akan memaparkan hasil diskusi yang sudah disepakati yang dimulai dari kelompok 3, kelompok 1 dan kelompok 2, masing-masing 15 menit termasuk tanyak jawab. c. Pembagian kelompok yang sudah ada dari sesi 2 akan dilanjutkan pada sesi 2 berikut ini. d. Pada bagian akhir proses pembelajaran fasilitator akan memberikan komentar, masukan atas hasil paparan yang sudah dilakukan peserta kaitannya dengan KPM yang dilanjutkan dengan rangkuman sesi. e. Untuk mengakhiri sesi, fasilitator mengadakan “Ice Breaking II” (M10.LK.10.6) untuk menyegarkan kembali semangat memasuki Pokok Bahasan 3 berikutnya. 4. Langkah 4: Pokok Bahasan 3: Proses Advokasi Sosial bagi KPM PKH (80’) a. Metoda proses pembalajaran yang akan disampaikan pada Pokok Bahasan 3 ini meliputi: penjelasan dan pemaparan konsep Proses Advokasi Sosial bagi KPM PKH oleh fasilitator, kemudian dilanjutkan dengan praktek penanganan kasus oleh peserta (M10.LK.10.7) secara kelompok dengan menggunakan 5 langkah secara konseptual. b. Proses pembelajaran Pokok Bahasan 3 akan diawali dengan penjelasan fasilitator tentang konsep “Proses Advokasi Sosial bagi KPM PKH”, terdiri dari 5 langkah (45 menit) c. Peserta akan dibagi dalam 3 kelompok dengan menggunakan kelompok yang sudah ada sebelumnya. d. Selanjutnay peserta akan diberikan satu kasus advokasi sosial terkait dengan KPM dan masing-masing kelompok akan membahas kasus yang sama dan merumuskan penyelesaian sesuai langkah yang ada pada Pokok Bahasan 3 Proses Advokasi Sosial bagi KPM PKH (45 menit). e. Hasil diskusi kelompok akan dipaparkan oleh masing-masing kelompok dan kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan komentar dan masukan atas hasil diskusi yang sudah disampaiakan (@ 15 menit). f. Dalam proses pemaparan hasil diskusi oleh kelompok, pemaparan harus dilakukan secara bergantian oleh anggota kelompok lainnya (mulai dari pemaparan pertama hingga akhir). Hal ini dilakukan untuk mempertahankan stamina peserta sehingga proses pembelajaran tetap semangat. g. Pada sesi akhir peserta memberikan tanggap dan komentas atas paparan yang sudah dilakukan guna memberikan kepastian substansi kepada peserta dan dilanjutkan dengan penyampaian rangkuman Pokok Bahasan 3. 6 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy 5. Langkah 5: Refleksi, Rangkuman dan Penutup (15 menit) a. Sesi ini merupakan bagian akhir dari Modul 10 Advokasi Sosial. b. Fasilitator mengajajak peserta untuk melakukan refleksi Modul 10 Advokasi Sosial KPM PKH, kaitannya dengan: 1) Advokasi klien (client advocacy) 2) Advokasi masyarakat (cause advocacy) 3) Advokasi Legislatif (Legislative Advocacy) 4) Advokasi Administrasi (Administrative advocacy). c. Memberikan rangkuman intisari semua materi yang sudah dibahas guna memastikan pemahaman peserta. d. Untuk mengakhiri kegiatan, Fasilitator mengajar peserta untuk menyanyikan lagu: “Surat Untuk Starla” e. Peserta mengucapkan terima kasih atas partisipasi pesertayang sungguh luar biasa. I. LEMBAR KERJA 1. Lembar Kerja 10.1: Ice Breaking : Permainan Perkenalan a. Terimakasih, nama saya… 1) Minta partisipan membuat lingkaran. Fasilitator juga masuk dalam lingkaran. 2) Fasilitator menunjukkan permainan. Dia mulai menyebut nama: “Saya Budi”. Lalu minta partisipan di sebelah kanan, mengucapkan “Terimakasih, Budi. Nama saya Aminah.”; Minta sebelah kanannya Ibu Aminah mengucapkan “Terimakasih Budi, Aminah, nama saya Sri.”; Lalu minta sebelah kanannya Sri mengucapkan “Terimakasih Budi, Aminah, Sri, nama saya Rodiah”; 3) Empat nama awal di atas bisa digunakan sebagai contoh. Setelah itu, minta partisipan melakukannnya secara bergiliran ke kanan. Dimulai dari fasilitator. 4) Setelah satu putaran beres, fasilitator bisa memulai dari arah berlawanan (ke kiri) b. Ngobrol berpasangan/ kelompok 1) Minta berbaris berdasarkan usia, yang di depan yang paling tua, yang di depan paling muda. Namun tidak boleh menggunakan suara sama sekali. Tidak boleh ada yang membuka mulut. 7 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy 2) Bila tempatnya tidak cukup, barisan bisa berbelok atau melingkar 3) Setelah berbaris, minta partisipan menyebut usia 4) Minta partisipan berpasangan dengan kawan di depan atau belakangnya 5) Minta partisipan untuk saling mengenalkan diri: nama, tempat tinggal dll. 6) Minta pasangan bercerita dalam forum tentang nama, tempat tinggal dll dari kawannya yang baru. c. Bila jumlah partisipan lebih dari 20 orang… 1) Bila jumlah partisipan banyak (di atas 20 orang), maka dari pada berpasangan, fasilitator dapat membentuk kelompok berisi 4-5 orang. Selebihnya, fasilitator dapat mengikuti tahapan di atas. d. Bila sudah saling mengenal…. 1) Bila sesungguhnya partisipan selama ini sudah saling kenal, maka mereka bisa diminta mengobrol tentang topik yang lebih mendalam (yang positif/ apresiatif/ bersyukur). Contoh pertanyaan yang bisa diajukan adalah sbb: 2) Ketika melihat anak, apa yang membuat ibu bahagia/ senang? 3) Apa harapan ibu pada anak ibu? Harapan ibu, jadi apa anak ibu? 4) Kemudian, minta pasangan-pasangan bergabung, semisal dua atau tiga pasangan menjadi satu kelompok. Minta setiap orang bercerita tentang cerita kawannya. 2. Lembar Kerja 10.2: Topik Brainstorming a. Apa titu Advokasi Sosial ? b. Apakah sudah pernah dengar atau belum? c. Apa yang dimaksud dengan advokasi sosial? d. Apa bedanya dengan advokasi hokum? e. Bagaimana pengertian dan konsep advokasi sosial?. 8 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy BAB II: KONSEPSI ADVOKASI SOSIAL A. DESKRIPSI Advokasi sosial adalah sutu bujukan untuk melakukan perubahan, baik dalam kebijakan, praktik, sistem atau struktur. Bagi Kelompok Penerima Manfaat (KPM) PKH, ini berarti perubahan yang membawa perbaikan kondisi kehidupan para KPM PKH. Advokasi sosial adalah berbicara untuk orang lain, bekerja dengan orang lain dan mendukung orang lain dalam rangka KPM PKH. Advokasi sosial adalah proses menyampaikan suara KPM PKH ke tingkat pengambilan keputusan yang lebih tinggi. Advokasi ingin mengubah cara pemerintah, organisasi atau bisnis berpikir, berperilaku atau menyusun strategi dalam rangka penanganan KPM PKH. Advokasi sosial menuntut suatu perubahan sikap publik, menghapus diskriminasi, pengubahan pola pengasuhan atau pemahaman yang lebih baik, dan menginspirasi tindakan masyarakat. Advokasi ingin mengubah pola pikit, cara rekan kerja, meanisme, aturan hokum yang berlaku, dan tata kelola atau manajemen, dan lain-lain. Semua ini menuntut advokasi, baik eksternal maupun internal. B. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN 1. Pengertian dan tujuan advokasi sosial bagi KPM PKH a. Pengertian Advokasi 1) Advokasi adalah usaha sistimatis secara bertahap (inkremental) dan terorganisir yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi profesi untuk menyuarakan aspirasi anggota, serta usaha mempengaruhi pembuat kebijakan publik untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada kelompok yang hak-haknya tidak atau belum terpenuhi, sekaligus mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif. 2) Manakala Zastrow (1982) mengartikan advokasi adalah aktivitas menolong KPM atau sekelompok KPM untuk mencapai layanan tertentu ketika mereka ditolak suatu lembaga atau suatu sistem layanan, dan membantu memperluas pelayanan agar mencakup lebih banyak orang yang membutuhkan. 3) Schneider (2001) mengatakan ‘advocacy was defined as an obligation of social workers to the legislative process. Dalam kaitan itu, pekerja sosial 9 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy bertanggungjawab memastikan legislasi sosial dapat berlangsung efektif dan dilaksanakan. Advokasi juga digunakan untuk mempengaruhi dan bertindak secara kolektif untuk mempengaruhi perubahan sosial. 4) Advokasi hak asasi manusia adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh seseorang dan atau lembaga atau badan hokum dalam bentuk konsultasi, negosiasi, mediasi, serta pendampingan baik di dalam dan di luar pengadilan yang bertujuan untuk menyelesaikan kasus-kasus hak asasi manusia. 5) Advokasi sosial adalah upaya yang dilakukan untuk membantu individu atau Kelompok Penerima Manfaat (KPM) PKH, keluarga, masyarakat tertentu sehingga mendapatkan pelayanan atau dapat memanfaatkan sumber yang dibutuhkan atau yang menjadi hak mereka dan melindungi martabat mereka; serta untuk mempengaruhi dan mendesakan terjadinya perubahan dalam kebijakan, praktek dan aturan yang dapat memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan para korban. 6) Advokasi sosial bagi Kelompok Penerima Manfaat (KPM) PKH adalah advokasi untuk membantu para KPM (anak, wanita, remaja, usia muda, lanjut usia) untuk mendapatkan pelayanan atau untuk memanfaatkan sumber yang dibutuhkan atau yang menjadi hak mereka dengan cara yang melindungi martabatnya. 7) Dari berbagai literatur advokasi sosial, ada paling tidak atribut inti dari advokasi sosial yaitu: (1) menjaga otonomi sosial; (2) bertindak atas nama sosial; dan (3) memperjuangkan keadilan sosial dalam penyediaan pelayanan sosial. Mereka menunjukkan ada peran advokasi sosial pada tingkat makro, mezzo dan mikro. b. Tujuan advokasi sosial ini bagi KPM PKH: 1) Tujuan umum advokasi adalah untuk mewujudkan berbagai hak dan kebutuhan fundamental para kelompok retan yang oleh karena keterbatasannya untuk memperoleh akses di bidang sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya, yang mengalami hambatan secara struktural akibat tidak adanya kebijakan publik yang bepihak kepada mereka. 2) Tujuan advokasi bagi KPM PKH: a) Terwujudnya pemenuhan kebutuhan dasar yang dapat memberikan jaminan hidup dan perlindungan sosial untuk kelangsungan hidup KPM PKH. 10 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy b) Terwujudnya pelayanan yang berkualitas dalam rangka menjamin pemenuhan hak KPM PKH. c) Terwujudnya penyelesaian kasus yang terkait dengan KPM PKH terutama kasus yang terkait dengan perwujudan keberfungsian sosial. d) Membantu penyelesaian permasalahan hak asasi manusia para KPM PKH yang dihadapi dengan cara pendampingan hukum baik yang bersifat non litigasi maupun yang berbentuk litigasi; e) Menegakkan perlindungan hak asasi manusia KPM PKH sebagai bagian dari upaya menegakkan prinsip negara hukum, negara kesejahteraan yang bercorak demokratis; f) Menyadarkan dan mengupayakan hak dan kewajiban yang dijamin oleh konstitusi dan berbagai peraturan derivasinya; g) Terwujudnya suatu keberpihakan kebijakan yang pro KPM PKH yang dapat memberikan jaminan dan perlindungan sosial atas kehidupan mereka. 2. Prinsip Advokasi Sosial Bagi KPM PKH Prinsip yang dimaksud disini adalah sebagai patokan yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan advokasi, di antaranya: a. Pemenuhan kebutuhan dasar, adanya suatu jaminan bahwa setiap individu KPM PKH harus terpenuhi kebutuhan dasarnya di manapun mereka berada. b. Keberlangsungan hidup, adanya suatu jaminan bahwa setiap KPM PKH akan terjamin keberlangsungan hidupnya. c. Non-diskriminatif, adanya jaminan bahwa pelayanan yang diberikan tidak membeda-bedakan latar belakang: suku, agama, etnis, ras, dan lain-lain. d. Kejujuran, ada perhatian yang jujur untuk membela dan memperjuangkan hak dan kepentingan para KPM PKH. e. Gigih, yaitu suatu sikap membela secara sungguh-sungguh, tanpa pamrih, gerilya para KPM PKH yang hak-haknya tidak terpenuhi. f. Perubahan, sungguh-sungguh memperjuangkan perubahan agar layanan yang diberikan benar-benar berpihak kepada KPM PKH. g. Ketuntasan, maksudnya bahwa setiap kasus yang ditangani mulai sejak awal harus selesai. h. Independensi, bahwa setiap tugas advokasi sosial yang dijalankan harus bebas dari segala kepentingan. i. Akuntabel, artinya bahwa setiap tindakan advokasi sosial yang dilakukan harus dapat dipertanggungjawabkan. 11 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy j. Cepat dan tepat, artinya bahwa advokasi yang diberikan harus tepat sasaran, tepat waktu, tepat kebutuhan dan tempat. k. Kerjasama, bahwa setiap advokasi yang dilakukan harus diwujudkan melalui kerjasama dengan pihak terkait. 3. Nilai Advokasi Sosial Pekerjaan Sosial a. Nilai merujuk kepada keyakinan yang penting, dimensi yang penting dan isu fital yang ada pada individu atau oleh kelompok. Advokasi pekerjaan sosial mengandung beberapa nilai yang menunjukkan profesi pekerjaan sosial mempunyai harga diri yang tinggi dan fundamental bentuk yang asli suatu profesi. b. Nilai dasar dalam praktek advokasi pekerjaan sosial antara lain: 1) Hak dan martabat individual (Dignity and Right of the individual) 2) Pemberian suara kepada yang tiada kuasa (Giving voice to the powerless) 3) Penentuan diri sendiri (Self-determination) 4) Pemberdayaan dan perspektif penguatan (Empowerment and strengths perspective) 5) Keadilan sosial (Social justice) 4. Hak Dan Martabat Individual a. Klien. Dalam advokasi pekerjaan sosial, seorang KPM PKH (klien) mendelegasikan kepada pekerja sosial untuk bertindak atas dirinya yaitu representation sebagaimana yang disebutkan di atas. KPM (klien) mungkin individu perseorangan, kelompok kecil atau besar, persatuan masyarakat, populasi etnik tertentu, individu-individu dengan kesamaan karakteristik dan kepedulian. Kadangkala, advokat mewakili. seorang individu, namun bertindak bagi pihak kelompok yang mempunyai kesamaan atau kemiripan dengan individu yang diwakilinya. KPM dalam hal ini tidak terbatas kepada ukuran dan jumlah. Advokat dapat bekerja dengan semua KPM, dari orang perseorangan hingga kepada persatuan dan kelompok masyarakat yang lebih besar. b. Masalah/penyebab (cause). Masalah biasanya isu tunggal, kondisi, atau masalah yang menyebabkan sejumlah orang berminat dan mendukung. Menurut Kotler (1972), ada tiga jenis penyebab yaitu: (1) helping cause, masalah pertolongan dimana advokat mencoba memberikan pertolongan, kenyamanan, atau pendidikan kepada korban kesalahan bantuan sosial termasuk rumah perlindungan (shelter) bagi wanita korban kekerasan atau perlindungan kepada lanjut usia, (2) protest causes, tindakan protes, dimana 12 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy advokat mencoba mereformasi institusi yang menimbulkan masalah sosial, mempersoalkan tingkah laku baru untuk memperbaiki kondisi, contohnya rehabilitasi lingkungan pemukiman kumuh, atau menuntut agar pemerintah mengalokasikan dana untuk pelayanan advokasi sosial berbasis masyarakat, (3) revolutionary causes, dalam hal ini advokat berharap dapat mengurangi institusi atau pihak-pihak yang tidak mendukung perbaikan kondisi. c. Keadilan. Terma ini adalah suatu tindakan, pendirian, institusi, peraturan, prosedur atau keputusan tidak sesuai dengan undang-undang atau prinsipprinsip keadilan. Unjust mengindikasikan kejujuran, persamaan, kekuatan undangundang, keadilan, dan kebenaran pada tahap tentu sudah tidak ada. Sebagai hasilnya ialah mencederai hak-hak perorangan, moral, sipil dan konsitutusi yang dapat menyebabkan timbulnya ketidakadilan. d. Pembuatan keputusan (decision making). Terma ini merujuk kepada usaha mempengaruhi. Paling utama adalah advokat ingin melakukan perubahan dengan membuat keputusan berdasarkan rumusan dan penilaian mengenai berbagai aspek seperti alokasi sumber daya, keuntungan, kelayakan, dan akses pelayanan. Keputusan ini bisa berbentuk sangat formal yaitu dibuat berdasarkan prosedur dan amanat peraturan yang ada, manakala ada pula yang bersifat informal tergantung kepada koneksi pribadi, masyarakat, dan keluarga. e. Pemberdayaan. Terma ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara KPM dan advokat sebagai hubungan timbalbalik, saling ketergantungan, kesamaan, bersama, berbagi tahap hubungan satu sama lain, pertukaran gagasan dan merencanakan bersama-sama, dan memiliki kebersamaan satu sama lain. Hubungan timbalbalik (mutual) bermaksud bahwa advokat tidak mendominasi atau menyusun agenda untuk KPM sebab kebutuhan KPM diberi perhatian yang khusus. Advokat bekerjasama dengan KPM, dan mereka memprosesnya sesuai dengan kesepakatan yang disetujui bersamasama. Termasuk dalam terma hubungan timbalbalik (mutual) ini adalah pemberdayaan (empowerment) sebagai nilai pekerjaan sosial utama. Seringkali KPM dengan masalah yang mereka alami akan merasa tidak berdaya, advokat perlu menjalankan aktivitas pemberian sokongan kepada KPM dan mendorong mereka agar keluar dari masalah ketidakberdayaan mereka (Johnson, 1995; Taylor, 1987). Pemberdayaan berarti tidak hanya membantu KPM melakukan suatu kegiatan tetapi juga memotivasi mereka dan mengajarkan mereka keterampilan yang dibutuhkan dalam interaksi mereka dengan lingkungan. 13 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy C. RANGKUMAN 1. Ada beberapa pengertian Advokasi yang dapat kita jadikan acuan dalam proses pembelajaran Advokasi sosial, Advokasi pada intinya adalah mencakup berbagai aspek kehidupan. Berikut ini adalah advokasi dalam pengertian umum yaitu usaha sistimatis secara bertahap (inkremental) dan terorganisir yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi profesi untuk menyuarakan aspirasi anggota, serta usaha mempengaruhi pembuat kebijakan publik untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada kelompok yang hak-haknya tidak atau belum terpenuhi, sekaligus mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif. Bila kita lihat dari sudut pandang profesi pekerjaan sosial yang dikemukakan oleh Zastrow (1982) yang mengartikan advokasi sosial adalah aktivitas menolong KPM atau sekelompok KPM untuk mencapai layanan tertentu ketika mereka ditolak suatu lembaga atau suatu sistem layanan, dan membantu memperluas pelayanan agar mencakup lebih banyak orang yang membutuhkan 2. Tujuan advokasi sosial bagi KPM PKH: a. Memenuhi kebutuhan dasar yang dapat memberikan jaminan hidup dan perlindungan sosial untuk kelangsungan hidup KPM PKH. b. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dalam rangka menjamin pemenuhan hak KPM PKH. c. Membantu penyelesaian kasus yang terkait dengan KPM PKH terutama kasus yang terkait dengan perwujudan keberfungsian sosial. d. Membantu penyelesaian permasalahan hak asasi manusia para KPM PKH yang dihadapi dengan cara pendampingan hukum baik yang bersifat non litigasi maupun yang berbentuk litigasi; e. Menegakkan perlindungan hak asasi manusia KPM PKH sebagai bagian dari upaya menegakkan prinsip negara hukum, negara kesejahteraan yang bercorak demokratis; f. Menyadarkan dan mengupayakan hak dan kewajiban yang dijamin oleh konstitusi dan berbagai peraturan derivasinya; g. Membantu suatu keberpihakan kebijakan yang pro KPM PKH yang dapat memberikan jaminan dan perlindungan sosial atas kehidupan mereka.. h. Ada beberapa Prinsip Advokasi sosial bagi KPM PKH, yang meliputi: jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar; 14 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy keberlangsungan hidup; non-diskriminatif; kejujuran; gigih; perubahan; ketuntasan; independensi; akuntabel; cepat dan tepat; kerjasama 3. Nilai dasar advokasi sosial dalam pekerjaan sosial yang dapat diterapkan dalam membantu KPM PKH, antara lain: a. Hak dan martabat individual (dignity and right of the individual) b. Pemberian suara kepada yang tiada kuasa (giving voice to the powerless) c. Penentuan diri sendiri (self-determination) d. Pemberdayaan dan perspektif penguatan (empowerment and strengths perspective) e. Keadilan sosial (social justice) . D. LEMBAR KERJA/LATIHAN 1. Lembar Kerja 10.3: Melakukan Diskusi dan Pemaparan Kelompok a. Peserta dibagi dalam 3, yaitu: Kelompok 1, Kelompok 2, dan kelompok 3. b. Waktu Diskusi 45 menit (1 JP) dan Pemaparan 30 menit, masing-masing kelompok 10 menit. c. Pembagian Tugas: Masing-masing kelompok mendiskusikan topik berikut: 1) Kelompok 1 dengan topik: Prinsip Advokasi Sosial bagi KPM PKH; 2) Kelompok 2 dengan topik: Nilai Advokasi Sosial Pekerjaan Sosial dan 3) Kelompok 3 dengan topic: Hak dan Martabat Individual. d. Setelah selesai diskusi masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk memaparkan hasil diskusi kelompok selama 10 menit, kemudian setelah selesai penyajian kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan atas hasil paparan yang sudah dilakukan. e. Setelah selesai pemaparan, fasilitator memberikan komentar dan masukan atas hasil paparan yang dilakukan oleh peserta dilanjutkan dengan penyampaian rangkuman. 2. Lembar Kerja 10.4: Menyanyikan lagu “Aku yang Tersakiti” a. Peserta diminta berdiri berpasangan laki-laki dan perempuan. b. Peserta diminta saling menatap wajah, melihat hidung, melihat alis mata, melihat mata, dan minta matan kanan berkedip, minta peserta untuk tersenyum c. Fasilitator membangikan Teks Lagu “Aku yang Tersakiti” d. Fasilitator memutar lagu “Aku yang Tersakiti” 15 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy e. Fasilitator meminta peserta untuk mengikuti iringan lagu sambal membuat acting masing-masing sesuai makna lagu. f. Teks lagu: “Aku yang Tersakiti” (Judika) (M10.LK.10.4) BAB III: JENIS ADVOKASI SOSIAL BAGI KPM PKH A. DESKRIPSI Advokasi merupakan suatu usaha sistematik dan terorganisir dalam rangka mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan publik terkait dengan pemenuhan hak para KPM PKH. Advokasi terkait dengan persuasi, bukan konfrontasi. Ada banyak alternatif untuk 'mengajar' yang dapat digunakan untuk membujuk orang, apakah komunikasi bersifat pribadi atau publik, langsung dan tidak langsung. Advokasi dapat mengambil bentuk kampanye publik besar, menikung media, mendukung pesan-pesan utama pada berita televisi prime-time atau program radio sarapan populer. Namun, advokasi jauh lebih luas dari itu. Percakapan pribadi atau pertemuan rahasia dengan pihak berwenang sering merupakan cara paling efektif untuk membujuk seseorang mengubah pikiran, perilaku, atau kebijakan mereka. Jika memungkinkan, pada isu-isu spesifik, selalu layak untuk mencoba pendekatan langsung dan pribadi sebelum go public. Diskusi yang tenang dan terbuka dapat terjadi dalam avokasi. Jika upaya pribadi tidak membawa hasil, kita dapat membawa kasus itu ke media atau melalui saluran lain nanti. Dalam proses seperti ini metode menjadi tidak langsung, kita dalam hal ini mencoba mempengaruhi opini publik yang pada gilirannya, dapat mempengaruhi halayak. Advokasi publik juga dapat digunakan bersama pendekatan pribadi, misalnya mengadakan seminar, pertemuan publik, wawancara atau briefing media, menerbitkan potongan opini atau surat kabar atau jurnal. Dari gambaran di atas, banyak media yang dapat kita lakukan dalam imlementasi advokasi sosial. . B. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Dalam buku “Disaster Risk Reduction: A Global Advocacy Guide”, International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, 2012, mengelompokkan Jenis Advokasi terdiri dari 6 Jenis, yaitu: 16 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy 1. Self-advocacy Dari pengalaman yang ada selama ini, ketika orang-orang dengan kesulitan belajar pindah ke advokasi diri para KPM dapat pindah dari keluarga karena mereka mulai memiliki lebih banyak dukungan. Advokasi diri mengacu pada kemampuan individu untuk secara efektif mengkomunikasikan minat, keinginan, kebutuhan, dan haknya sendiri. Ini mengakui bahwa orang-orang adalah ahli berdasarkan pengalaman dan melibatkan diri dalam berbicara sendiri tentang hal-hal yang penting bagi mereka. Ini berarti bahwa orang dapat meminta apa yang mereka inginkan dan butuhkan dan memberi tahu orang lain tentang pikiran dan perasaan mereka. Tujuan dari advokasi-diri adalah agar orang-orang memutuskan apa yang mereka inginkan dan melaksanakan rencana untuk membantu mereka mendapatkannya. Advokasi diri berbeda dari bentuk-bentuk advokasi lain dalam hal individu menilai dirinya sendiri situasi atau masalah dan kemudian berbicara untuk kebutuhannya sendiri. Tujuan akhir dari semua bentuk advokasi haruslah untuk mendukung orang untuk melakukan advokasi diri sejauh yang mereka bisa. 2. Group advocacy Advokasi kelompok melibatkan orang-orang dengan pengalaman, posisi atau nilai bersama yang datang bersama dalam kelompok untuk berbicara dan mendengarkan satu sama lain dan berbicara secara kolektif tentang isu-isu yang penting bagi mereka. Kelompok-kelompok ini bertujuan untuk mempengaruhi opini publik, kebijakan dan penyediaan layanan. Mereka sangat bervariasi dalam ukuran, pengaruh dan motif. Perwakilan dari kelompok lokal sering dimasukkan dalam komite perencanaan dan terlibat dalam komisioning dan pemantauan layanan sosial. 3. Peer advocacy Advokasi sebaya mengacu pada dukungan satu-ke-satu yang diberikan oleh para advokat dengan kecacatan atau pengalaman serupa kepada seseorang yang menggunakan layanan. Relawan yang terlatih dan didukung sering memberikan advokasi sebaya sebagai bagian dari proyek yang terkoordinasi. Skema advokasi sebaya berpendapat bahwa mereka sangat tepat untuk berempati dengan kebutuhan orang, untuk mendekati mereka sebagai sama dan merasa kuat, dan berjuang keras untuk, kebutuhan mereka. 4. Citizen advocacy Advokasi warga bertujuan untuk melibatkan orang-orang di komunitas lokal mereka dengan memungkinkan mereka untuk memiliki suara dan membuat 17 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy keputusan tentang hal-hal yang mempengaruhi kehidupan mereka. Kemitraan advokasi warga adalah jangka panjang, bukan waktu terbatas, dan bertahan selama advokasi warga dan individu menginginkannya. Pendamping warga adalah anggota biasa dari komunitas lokal. Mereka tidak dibayar dan biasanya beroperasi dengan dukungan dari skema yang terkoordinasi. 5. Professional advocacy Dukungan pendukung independen yang dibayar dan memungkinkan orang untuk berbicara dan mewakili pandangan mereka, biasanya selama masa perubahan besar atau krisis. Advokasi semacam itu berbasis masalah dan advokat mungkin hanya perlu bekerja dengan orang tersebut untuk waktu yang singkat. 6. Non-instructed advocacy Ada empat pendekatan yang diakui untuk advokasi dan penyedia yang tidak diinstruksikan harus berusaha untuk mengintegrasikan mereka semua ketika memberikan dukungan: pendekatan berbasis hak-kita semua memiliki hak asasi manusia tertentu yang dapat didefinisikan dan diukur pendekatan yang berpusat pada orang-didasarkan pada pengembangan hubungan jangka panjang, saling percaya dan saling menghormati antara advokat dan orang-orang menonton pendekatan singkatmenempatkan orang di pusat pemikiran tentang cara terbaik untuk mendukung mereka pendekatan saksi / pengamat-di mana advokat mengamati atau menyaksikan cara di mana seseorang menjalani hidupnya. Penting untuk diingat bahwa kapasitas seseorang untuk terlibat dalam pengambilan keputusan atau untuk menginstruksikan seorang advokat dapat berfluktuasi. Ini memberikan argumen lebih lanjut yang mendukung pendekatan sistem secara keseluruhan terhadap advokasi, yang memaksimalkan kemungkinan kontinuitas dukungan. Selain jenis Advokasi yang disebutkan di atas, ada beberapa bentuk advokasi sosial yang dapat ditetapkan dalam membantu para KPM PKH, sebagai berikut: 1. Advokasi klien (client advocacy) Advokasi klien yang dimaksud di sini adalah upaya pembelaan yang dilakukan kepada KPM PKH dalam rangka menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar, yang apabila hal ini tidak dipernuhi dapat mengacam kelangsungan hidup para KPM PKH. Tujuan Advokasi adalah terwujudnya pemenuhan kebutuhan dasar yang dapat 18 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy memberikan perlindungan dan jaminan keberlangsungan hidup bagi korban bencana alam terutama kelompok rentan pada masa tanggap darurat bencana alam.Pemenuhan kebutuhan dasar para KPM PKH yang berkaitan dengan pemenuhan: sandang, pangan, papan, kesehatan, kenyamanan dan pendidikan. Tujuan akhirnya adalah untuk membantu KPM tentang bagaimna KPM berjuang memenangkan pertarungan terhadap hak-haknya di lembaga lain dan sistem pelayanan sosial yang ada. Pihak yang terlibat dalam advokasi KPM adalah Para penyedia layanan (pemerintah, dunia usaha dan masyarakat), Para KPM PKH, Pendamping KPM PKH, LSM/Organisasi Sosial dan Perorangan atau kelompok. 2. Advokasi Kasus Advokasi kasus yang dimaksud di sini adalah upaya pembelaan terkait dengan penanganan dan penyelesaian kasus yang dihadapi oleh para KPM PKH yang karena sesuatu hal korban dirugikan baik materil dan non materil. Tujuan Advokasi adalah teridentifikasinya kasus yang dihadapi korban bencana alam terutama kelompok rentan dan terwujudnya penyelesaian dan penanganan kasus yang dapat merugikan korban bencana alam terutama kelompok rentan. Kasus yang ditangani bersifat materil dan non materil, masalah yang bersifat pribadi para KPM PKH. Pihak yang perlu dilibatkan dalam hal ini adalah Para korban bencana alam terutama kelompok rentan, Keluarga, teman dekat dan lingkungan sosial para KPM PKH, Perorangan atau kelompok, Pendamping korban bencana alam, dan LSM / Organisasi Sosial. 3. Advokasi masyarakat (Cause advocacy) Advokasi pekerjaan sosial selalunya untuk membantu KPM individu dan keluarga dalam memperoleh pelayanan. Jika terdapat masalah yang mempengaruhi kelompok yang lebih besar maka advokasi jenis ini paling sesuai digunakan. 4. Advokasi Legislatif (Legislative Advocacy) Advokasi jenis ini biasanya dilakukan untuk mempengaruhi proses pembuatan suatu undang-undang. Contoh: Koalisi organisasi profesi pekerjaan sosial dan LSM berjuang untuk merevisi atau menlahirkan UU Kesejahteraan Sosial yang sesuai dengan perkembangan masyarakat. 5. Advokasi Manajemen/Administrasi (Administrative advocacy) Advokasi manajemen adalah suatu rangkaian komunikasi strategis yang dirancang secara sistematis agar pembuat keputusan baik pada tingkat pusat 19 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy maupun daerah (provinsi, kebupaten / kota) membuat suatu kebijakan publik yang menguntungkan atau pro kepada korban bencana alam dan kelompok rentan, yang terkait dengan: (a) perencanaan pelayanan, (b) pengorganisasian penanganan korban bencana alam terutama kelompok rentan, (c) distribusi bantuan dan logistik yang tidak merata dan adil atau tidak tepat sasaran, waktu, dan kebutuhan; (d) pengerahan massa penanganan bencana; (e) pengendalian (monitoring dan evaluasi) penanggulangan bencana yang dilakukan; (f) tindak lanjut yang dilakukan atas temuan yang ada. Tujuan Advokasi yaitu untuk mempromosikan suatu perubahan dalam kebijakan, program atau peraturan yang pro kepada korban bencana alam; mendapatkan dukungan politis terhadap perubahan kebijakan dalam penanggulangan korban bencana alam; meningkatkan opini masyarakat dalam mendukung program penanggulangan bencana alam; teratasi dan terintegrasinya masalah penanggulangan bencana secara bersama, melalui kemitraan dan didukung oleh keputusan serta kepedulian pimpinan daerah. Pihak yang dilibatkan dalam proses advokasi adalah: Bupati dan jajarannya; LSM/ Organisasi Sosial; Public Figure; Tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama; Dunia usaha / swasta / penyandang dana; Asosiasi perusahaan. C. RANGKUMAN 1. Dalam buku “Disaster Risk Reduction: A Global Advocacy Guide”, International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, 2012, mengelompokkan Jenis Advokasi terdiri dari 6 Jenis, yaitu:. a. Self-advocacy b. Group advocacy c. Peer advocacy d. Citizen advocacy e. Professional advocacy f. Non-instructed advocacy 2. Selain pengelompok di atas, ada beberapa pengelompokan advokasi sosial yang dapat digunakan dalam membantu melayana KPM PKH, antara lain: a. Advokasi klien (client advocacy) b. Advokasi Kasus c. Advokasi masyarakat (Cause advocacy) d. Advokasi Legislatif (Legislative Advocacy) e. Advokasi Manajemen/Administrasi (Administrative advocacy) 20 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy D. LEMBAR KERJA/LATIHAN 1. Lembar Kerja 10.5: Googeling Kasus-kasus yang ada selama ini a. Faslitator membangi peserta menjadi 3 kelompok (Kelompok 1, 2, dan 3) b. Fasilitator menugaskan kelompok untuk melakukan googeling atau browsing dalam Google untuk menemukan jenis kasus-kasus advokasi sosial (selft advokasi, group advokasi, peer advokasi, citizen advokasi, professional advokasi, non-instructed advokasi, advokasi klien, advokasi masyarakat, advokasi kasus, advokasi legislasi, avokasi administrasi, dll.) yang terkait dan relevan dengan KPM PKH. c. Bila sudah ketemu, fasilitator meminta peserta untuk melakukan diskusi hasil temuan yang sudah dilakukan. Tabel: Jenis Kasus Terkati dengan KPM PKH (LK10.5) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jenis Advokasi Selft advokasi Group advokasi Peer advokasi Citizen advokasi Professional advokasi Non-instructed advokasi Advokasi klien Advokasi masyarakat Advokasi kasus Advokasi legislasi Avokasi administrasi dst…… Karakteristik Kasus Ket d. Selanjutnya, setelah kelompok selelsai disksusi, kelompok diminta untuk memaparkan hasil kelompok.dan kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan dan masukan atas penyajian kelompok lain. e. Pada bagian akhir proses pembelajaran fasilitator akan memberikan komentar, masukan atas hasil paparan yang sudah dilakukan peserta kaitannya dengan KPM yang dilanjutkan dengan rangkuman sesi. . 2. Lembar Kerja 10.6: Ice Breaking II: Merebut Tempat Duduk a. Angin bertiup ke arah… 21 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy 1) Bila tersedia tempat duduk, ajak partisipan duduk melingkar. Keluarkan kursi yang tidak berpenghuni. Saat memulai fasilitator berdiri dan tidak mendapat kursi 2) Sampaikan bahwa, bila partisipan mendengar kata-kata: angin bertiup ke arah orang yang …(sebutkan ciri-ciri yang umum, semisal orang yang memakai rok), maka orang-orang yang memiliki ciri itu mesti berdiri dan mengambil tempat yang baru 3) Segera setelah menyampaikan ciri-ciri itu, fasilitator mencari tempat duduk. Maka, akan tinggallah satu partisipan tanpa tempat duduk atau berdiri. Minta dia untuk memberi aba-aba, angin bertiup ke arah orang….(sebutkan ciri-ciri baru) 4) Lakukan 4-5 putaran sehingga tempat duduk orang-orang telah berpindah b. Perahu bergoyang… 1) Bila tersedia tempat duduk, ajak partisipan duduk melingkar. Keluarkan kursi yang tidak berpenghuni. Saat memulai fasilitator berdiri dan tidak mendapat kursi 2) Sampaikan bahwa, bila partisipan mendengar kata-kata: goyang ke kiri, maka partisipan akan berpindah duduk 2 ke kiri. Goyang kanan, 3 ke kanan. Badai, berpindah semaunya, yang penting pindah. 3) Fasilitator kemudian bercerita. Suatu hari Ibu Aminah naik perahu ke Pulau Buru. Di tengah perjalanan, perahunya terkena angin dan bergoyang ke….kiri. 4) Segera setelah menyampaikan kata kunci, fasilitator mencari tempat duduk. Maka, akan tinggallah satu partisipan tanpa tempat duduk atau berdiri. Minta dia untuk melanjutkan cerita 5) Lakukan 4-5 putaran sehingga tempat duduk orang-orang telah berpindah. c. Pada taap akhir minta tanggapan dan komentar peserta atas permainan, yang sudah dilakukan kaitannya dengan KPM PKH. 22 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy BAB IV: PROSES ADVOKASI SOSIAL BAGI KPM PKH A. DESKRIPSI Kita telah melihat betapa pentingnya advokasi dalam mendorong dan membujuk pihak lain untuk terlibat dalam membantu mengurangi risiko para kelompok rentan termasuk pada KPM PKH. Untuk masa mendatang menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama untuk melakukan diplomasi kemanusiaan dalam rangka kepentingan para kelompok rentan. Sebagaimana telah kita saksikan, advokasi ada dimana-mana dan terkait dengan semua komponen kehidupan dan semua tingkatan, dilakukan dengan berbagai pendekatan dan metode. Namun ada langkah-langkah dasar yang harus dilakukan dalam menjalnakan advokasi sosial. Seperti halnya kegiatan advokasi lainnya, advokasi membutuhkan assessmen (penilaian dan pemahaman), rencana kegiatan yang akan dilakukan dan proses monitoring dan evaluasi. Advokasi juga akan membutuhkan sumber daya yang profesional. B. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Menurut buku pedoman A Global Advocacy Guide”, International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, 2012, menyebutkan ada beberapa tahapan kegiatan dalam melakukan Advokasi yang efektif dan efisien: 1. Langkah 1: Identifying Advocacy Issues Untuk mengidentifikasi kasus yang akan diadvokasi, perlu dilakukan asessmen yang mendalam. Ada berbagai teknik yang dapat dilakukan, salah satu diantaranya adalah Assesment Vulnerability and Capacity Assessment (VCA). VCA merupakan instrument yang sudah banyak digunakan dalam proses Advokasi. VCA terkait dengan asesmen kapasity, lingkungan, perilaku, nilai, identitas dan tujuan. Alat assessment lainnya yang efektif meliputi penilian keterlibatan kelompok rentan itu sendiri dalam hal ini KPM PKH, PRA (participatory rural appraisal) dan penilaian kapasitas risiko KPM PKH itu sendiri. 23 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy Secara sederhana VCA adalah suatu instrument untuk melihat tingkat kerentanan dan kekuatan yang dimiliki oleh KPM itu sendiri. Apa kelemahannya dan kekuatan yang dimiliki oleh KPM PKH untuk dijadikan acuan dalam proses penanganan permasalahan yang dihadapi. Komponen alat ini dapat memberikan titik awal untuk melakukan advokasi, peningkatan kesadaran dan pengetahuan terhadap usaha bersama, dan dapat menghubungkan suara dan keprihatinan masyarakat dengan pengambilan keputusan dan sumber daya di tingkat lokal atau nasional. Anda dapat menggunakan hasil advokasi untuk membujuk para pemangku kepentingan akan perlunya intervensi pengurangan risik dan membawa mitra lokal dan organisasi lain bersama-sama untuk membangun pesan advokasi persuasif. Anda dapat melakukan VCA bersama-sama dengan lembaga lain, membangun hubungan dan berbagi keterampilan untuk meningkatkan efektivitas. Proses VCA juga merupakan alat yang baik untuk mengidentifikasi akar penyebab kemiskinan dan kerentanan. Banyak dari penyebab ini (misalnya, desain yang buruk dan Bagaimana cara memberikan advokasi yang efektif implementasi kode bangunan, penggunaan lahan dan perencanaan kota, atau pemeliharaan tanggul) dapat diatasi hanya melalui kebijakan pemerintah atau dengan membujuk orang lain untuk mengubah perilaku mereka. Isu-isu semacam itu membutuhkan advokasi, peningkatan kesadaran dan jejaring yang lebih luas dengan aktor-aktor lain. Ketika Tim KPM PKH tidak memiliki sumber daya atau kapasitas untuk mendukung masyarakat mengenai masalah prioritas yang diidentifikasi oleh VCA, penting untuk berkoordinasi dengan aktor lain, berbagi temuan penilaian dan mengadvokasi orang lain untuk mengambil tindakan. Ini membantu menjaga kepercayaan dengan komunitas dan memenuhi harapan yang secara alami meningkat melalui proses penilaian. 2. Langkah 2: Understanding The Issues And Collecting Evidence Advokasi yang baik didasarkan pada informasi yang kuat, jadi penting bahwa Anda benar-benar memahami masalah yang Anda rencanakan untuk diadvokasi. Ini melibatkan mengajukan pertanyaan seperti: a. Apa masalahnya, dan seberapa besar masalahnya? b. Apa akar masalahnya? c. Apa yang akan terjadi jika tidak ada yang dilakukan? 24 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy d. Apa yang seharusnya perlu kita ubah? Setelah Anda meneliti masalah ini, Anda dapat mulai mengaturnya menjadi pesan yang membantu Anda berkomunikasi dengan jelas. Sangat penting untuk menyadari semua aspek masalah sehingga Anda adalah sumber informasi yang akurat. Buatlah masalah 'milik Anda'. Jangan tinggalkan kebutuhan bisnis yang terlewat, dan pastikan tidak ada masalah ambigu atau area abu-abu. Ketelitian membuat Anda meyakinkan dan - yang paling penting - akan memastikan bahwa Anda adalah advokat yang dapat dipercaya di mata orangorang yang ingin Anda bujuk. Ketika membentuk pesan persuasif, pengalaman tangan pertama dan informasi yang dikumpulkan dari lapangan sangat penting. VCA adalah sumber bukti kunci. Serta temuan penilaian, Anda perlu menyajikan informasi yang menempatkan masalah dalam konteks dan memperkuat argumen Anda - misalnya, statistik, survei tren, kebijakan dan analisis dari kementerian pemerintah, kolega, organisasi lain, badan internasional, dan lembaga akademik. 3. Langkah 3: Identifying your Targets Ketika datang untuk mengetahui siapa yang terlibat dalam advokasi, dan bagaimana, tidak ada aturan yang keras dan cepat. Selalu penting untuk memulai dengan memetakan pemangku kepentingan - dengan kata lain, orang, kelompok, organisasi, atau sistem- yang dipengaruhi oleh masalah atau yang mempengaruhinya. Keterlibatan pemangku kepentingan tergantung pada keadaan. Apa yang berhasil dalam satu situasi mungkin tidak sesuai di situasi lain, jadi mempercayai penilaian seseorang bisa menjadi tindakan terbaik. Cara yang baik untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan yang tepat adalah mulai dengan mengajukan pertanyaan seperti yang tercantum di bawah ini (diadaptasi dari The Partisipasi Bank Dunia Sourcebook, 1996): a. Apakah ada orang yang terkena yang suaranya tidak terdengar? Jika demikian, apa yang harus kita lakukan untuk memasukkan mereka, atau meyakinkan mereka untuk berpartisipasi? b. Siapa wakil dari mereka yang terkena dampak? c. Siapa yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan yang terkait dengan masalah ini? d. Siapa yang mungkin memobilisasi untuk, dan melawan, proposal kita? 25 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy e. Siapa yang dapat membuat upaya advokasi lebih efektif melalui partisipasi, atau kurang efektif karena tidak berpartisipasi atau oposisi langsung? f. Siapa yang dapat menyumbangkan sumber daya keuangan dan teknis untuk kegiatan advokasi sosial? Beberapa di antaranya dapat dijawab melalui proses VCA. Setelah mengidentifikasi pemangku kepentingan, Anda perlu memetakan lingkungan advokasi dan mencari tahu siapa yang melakukan dan mengatakan apa - baik pada PRB, dan pada tingkat yang Anda rencanakan untuk menargetkan inisiatif Anda. Anda perlu menemukan siapa pemain utama dan mengidentifikasi hubungan kunci, masalah, peluang, dan pendekatan. Ini akan membantu Anda menghindari upaya duplikasi, dan Anda mungkin menemukan mitra atau orang-orang kunci untuk mendukung inisiatif Anda. Hal ini paling mudah dilakukan di tingkat lokal, di mana pada umumnya terdapat jauh lebih sedikit aktor dan di mana orang-orang yang Anda temui lebih mungkin menjadi mereka yang bertanggung jawab untuk bertindak. Siapa yang bersamamu? Siapa yang menentangmu? a. Tidak semua orang akan berada di pihak Anda. Jika mereka, tidak perlu ada advokasi di tempat pertama. Jadi langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi siapa yang berpotensi menjadi sekutu, dan siapa yang tidak. b. Mereka yang bersama Anda paling mungkin ditemukan di antara organisasi dan individu yang mengadvokasi isu-isu serupa. Orang lain akan berteman dari sebelum. Anda mungkin dapat memanfaatkan aliansi yang ada. Jika tidak, mungkin Anda perlu membuat yang baru. Namun, pilih teman Anda dengan hati-hati. Perhimpunan Nasional Anda sudah memiliki kredibilitas, yang membuat Anda menjadi sekutu yang berguna. Jadi, Anda pasti akan menambah nilai bagi mitra Anda - tetapi apakah mereka akan memberi nilai tambah bagi upaya Anda? Apa yang mereka harapkan dari aliansi ini? c. Intinya selalu ini: ciri khas Tim KPM PKH harus selalu berprinsip tindakan kemanusiaan berdasarkan pendekatan yang netral, tidak memihak dan independen. Jadi kegiatan advokasi Anda tidak boleh kompromi dengan Prinsip-Prinsip Mendasar - dan tidak juga aliansi Anda dengan mitra. d. Setelah mengumpulkan sekutu Anda, pertimbangkan para pemangku kepentingan yang menentang pendirian Anda atau menolak pendekatan yang Anda promosikan. Kenali mereka, dan pastikan bahwa mereka mendapat informasi yang jelas tentang detail proposal Anda. Kemudian, cari kesamaan di mana Anda dapat membangun jembatan. 26 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy Target Audiens Setelah Anda mengidentifikasi para pemangku kepentingan, Anda perlu bertanya siapa yang dapat membawa perubahan yang Anda anjurkan - dengan kata lain, siapa yang memiliki kekuasaan? Jawaban atas pertanyaan itu akan mengungkapkan audiens target Anda. Audiens target Anda akan terdiri dari dua kelompok: a. Audiens Primer - pengambil keputusan yang memiliki wewenang untuk membawa perubahan secara langsung. Mereka mungkin termasuk menteri pemerintah, lembaga dan departemen, tokoh senior di pemerintah nasional atau lokal, anggota parlemen, donor dan pemerintah mereka dan b. Pemirsa Sekunder - mereka yang dapat mempengaruhi keputusan yang utama. Mereka termasuk media, anggota masyarakat dan pemimpin, guru, organisasi multilateral, LSM, lembaga penelitian, badan profesional, sumber apa pun yang Anda ketahui yang memberi saran atau memberi tahu pembuat keputusan. Siapapun audiens Anda terdiri dari, pastikan Anda memahami perspektif dan prioritas mereka, lihatlah masalah dari sudut pandang mereka, dan pertimbangkan apa yang mungkin mendorong mereka untuk mendukung Anda. Dengan kata lain, apa manfaatnya bagi mereka? 4. Langkah 4: Clarifying your Goal Pada tahap ini dalam proses Anda akan mengidentifikasi masalah dan audiens target Anda. Langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa visi Anda didefinisikan dengan jelas, dan untuk mengidentifikasi secara tepat apa yang harus dicapai sepanjang jalan jika Anda ingin mewujudkan visi itu. Ini berarti merumuskan tujuan dan sasaran. Sasarannya adalah visi Anda yang lebih luas untuk perubahan jangka panjang, sementara tujuannya adalah hasil spesifik yang harus diselesaikan untuk membawa perubahan itu. Sebelum Anda menyusun strategi advokasi Anda, Anda perlu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut: a. Siapa yang akan Anda minta untuk melakukan sesuatu? b. Apa yang akan Anda minta agar mereka lakukan? c. Sasaran spesifik apa yang ingin Anda capai? d. Kapan tujuan ini harus diselesaikan? Tujuan Anda bisa, misalnya, untuk menghentikan dan kemudian membalikkan meningkatnya insiden penyakit diare di masyarakat yang rawan banjir. Tujuan 27 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy untuk membantu Anda mencapai itu mungkin adalah untuk memperkenalkan pasokan air bersih yang aman dan berkelanjutan pada akhir tahun 2011, dan mengamankan sanitasi yang higienis untuk semua dalam waktu enam bulan setelah itu. Advokasi yang akan Anda lakukan perlu memiliki tujuan SMART - dengan kata lain, tujuan yang spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu. Ini adalah aturan emas dari setiap strategi advokasi yang secara langsung mendukung kegiatan program 5. Langkah 5: Tailoring the Message for the Target Audience Setelah pesan dan audiens teridentifikasi, Anda perlu memikirkan cara menyampaikan pesan itu. Yang terpenting, Anda harus membuatnya tetap jelas dan lugas tetapi membuatnya kuat. Pesan Anda perlu menjelaskan apa yang Anda usulkan, mengapa itu layak dilakukan, dan bagaimana itu akan memperbaiki situasi Anda prihatin. Ini harus menginformasikan, membujuk dan memotivasi audiens Anda untuk mengambil tindakan. Panduan Praktis Praktis untuk Pengurangan Risiko Bencana Asia Pasifik yang komprehensif untuk Pengurangan Risiko Bencana menawarkan formula ‘lihat + tindakan’, sebagai berikut: a. Tulis pernyataan sederhana. b. Sajikan bukti. c. Gunakan kisah pribadi sebagai contoh, mengilustrasikan kasus Anda dengan elemen manusia. d. Masukkan pesan Anda ke dalam tindakan. Pendekatan ini diilustrasikan di bawah ini, menerapkan rumus untuk studi kasus Malawi. Jika Anda mengikuti Langkah 3 dalam bab ini, Anda seharusnya sudah tahu setiap bagian audiens Anda dengan baik, memahami cara mereka membuat keputusan dan mengetahui prioritas mereka. Anda sekarang perlu menyesuaikan pesan Anda, dan metode Anda, ke mana pun yang Anda pilih untuk diatasi. Komunitas penargetan memerlukan pendekatan yang berbeda untuk menargetkan agensi pemerintah. Bahasa juga perlu diubah. Bagaimana Anda berbicara dengan seorang petani atau nelayan tentang kekeringan dan banjir atau penurunan tangkapan akan berbeda dengan cara Anda menangani seorang ahli meteorologi atau kepala badan penanggulangan bencana nasional. Bagaimana Anda menyampaikan pesan Anda (lihat Langkah 6) harus disesuaikan dengan audiens juga. Akan lebih baik untuk mengatur pertemuan, atau mengirim 28 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy materi briefing dan surat yang menjelaskan posisi atau kasus Anda? Apakah sebaiknya menyampaikan pesan Anda melalui media lokal atau nasional, atau melalui suatu acara? Jadi, langkah menyesuaikan ini adalah bahasa tentang yang mencari sesuai tahu dan tentang orang-orang, memutuskan bagaimana memperkenalkan apa yang ingin Anda lakukan, dengan menyesuaikan pesan dengan keadaan 6. Langkah 6: Delivering your Message Pada Bab sebelumnya telah diperkenalkan konsep advokasi pribadi dan publik, dan advokasi langsung dan tidak langsung. Misalnya, jika kita prihatin bahwa suatu hal tertentu pendekatan diperlukan untuk departemen pemerintah tertentu, sering kali tindakan yang paling efektif adalah pergi dan berbicara dengan mereka dalam pertemuan pribadi, atau menulis surat kepada mereka yang mengungkapkan kekhawatiran Anda. Advokasi publik, di sisi lain, mau tak mau melibatkan media - platform utama yang melaluinya Tim KPM PKH dapat menjangkau khalayak luas. Advokasi internal. Kadang-kadang perlu untuk mengadvokasi perubahan dalam organisasi kita sendiri untuk menghadapi tantangan baru dan mengadopsi praktik dan kebijakan baru. Apapun bentuk pembelaan Anda, banyak alat yang berbeda tersedia untuk membantu Anda menyampaikan pesan Anda secara efektif. Penting untuk diingat bahwa orang-orang dibombardir dengan pesan yang bersaing untuk mendapatkan perhatian mereka - dari informasi pemerintah tentang pemilihan yang akan datang hingga kampanye pemasaran yang menjual sabun. Pesan Anda akan mudah dilupakan atau diabaikan kecuali itu menangkap hati dan pikiran di audiens target Anda. Jadi, jadilah kreatif. Cobalah untuk menarik perhatian orang melalui pendekatan inovatif - mungkin melalui humor, estetika, atau dengan menggunakan alat-alat yang mengejutkan untuk mengilustrasikan konsep-konsep kunci. Beberapa dari advokasi paling cemerlang dan efektif yang pernah dilakukan oleh TIM KPM PKH adalah dalam pameran seni dan acara musik di mana PrinsipPrinsip Mendasar advokasi sosial telah dikomunikasikan melalui ekspresi budaya. Kesadaran masyarakat nasional dan program pendidikan untuk DRR unggul dalam penggunaan seni pertunjukan. Drama, pertunjukan boneka, nyanyian dan tarian telah lama mengubah pikiran dan menyelamatkan hidup dengan memikat penonton di setiap benua, dan ada minat yang meningkat dalam video dan bentuk 29 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy komunikasi digital lainnya. Jika Anda mempertimbangkan pilihan, gunakan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada dalam organisasi Anda. a. Hubungan media tetap menjadi komponen kunci dari setiap program advokasi publik, dan media dapat memberikan pengaruh baik pada khalayak utama maupun di dalam komunitas yang tidak puas. Cobalah untuk mengidentifikasi wartawan dengan minat khusus dalam pengurangan risiko, dan sadarilah bahwa jumlah spesialis meningkat - terutama karena perubahan iklim. Bersamaan dengan radio, TV, dan cetak, peluang terus berkembang pesat di antara media baru berbasis internet. b. Cara lain untuk mengirim pesan termasuk: 1) direct interaksi langsung dengan khalayak sasaran, termasuk konferensi, presentasi, seminar dan lokakarya 2) materi cetak, termasuk buletin, selebaran, poster, brosur dan studi kasus 3) elektronik atau digital, termasuk situs web, CD-ROM dan DVD 7. Langkah 7: Monitoring and Evaluation Pemantauan dan evaluasi dapat membantu menentukan seberapa dekat Anda untuk mencapai tujuan dan sasaran Anda. Ini dapat mengungkapkan apa yang bekerja dengan baik, apa yang tidak berhasil dengan baik, bagaimana hal-hal dapat diperbaiki, dan apa yang dibutuhkan untuk perbaikan itu terjadi. Ini juga merupakan alat pembelajaran yang efektif. Menganalisis kekuatan dan kelemahan upaya advokasi membantu mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan, dan menyoroti praktik yang baik. E. RANGKUMAN 1. Menurut buku pedoman A Global Advocacy Guide”, International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, 2012, ada langkah / Tahapan kegiatan dalam melakukan Advokasi Sosial yang efektif dan efisien:. a. Langkah 1: Identifying Advocacy Issues b. Langkah 2: Understanding The Issues And Collecting Evidence c. Langkah 3: Identifying your Targets d. Langkah 4: Clarifying your Goal e. Langkah 5: Tailoring the Message for the Target Audience f. Langkah 6: Delivering your Message g. Langkah 7: Monitoring and Evaluation 30 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy 2. Audiens target Anda akan terdiri dari dua kelompok: a. Audiens Primer, pengambil keputusan yang memiliki wewenang untuk membawa perubahan secara langsung. b. Pemirsa Sekunder, mereka yang dapat mempengaruhi keputusan yang utama. F. LEMBAR KERJA/LATIHAN 1. Lembar Kerja 10.7: Praktek Penanganan Kasus a. Dalam sesi proses pembelajaran ini, peserta diminta untuk melakukan penanganan kasus melalui kerja kelompok. b. Peserta di bagi dalam 3 kelompok dengan menggunakan kelompok yang sudah ada sebelumnya. c. Fasilitator membagikan Lembar Kasus (M10.LK.10.7) kepada masing-masing kelompok. Kelompok akan membahas topik kasus yang sama. d. Tugas kelompok adalah melakukan pembedahan Kasus melalui 5 tahapan proses (45 menit), sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi masalah 2) Merumuskan solusi 3) Membangun kemauan 4) Melaksanakan 5) Mengevaluasi e. Hasil kesepakatan kelompok akan diaparkan oleh masing-masing kelompok dan setelah pemaparan, diberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menaggapi hasil paparan yang sudah di lakukan (paparan dan tanggapan maksimal 15 menit per kelompok). f. Pada bagian akhir fasilitator memberikan komentar, tanggapan dan masukan atas paparan yang diberikan, dana diakhir dengan penyampaian rangkuman yang sudah ada (10 menit). 31 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy BAB IV: PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Advokasi adalah usaha sistimatis secara bertahap (inkremental) dan terorganisir yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi profesi untuk menyuarakan aspirasi anggota, serta usaha mempengaruhi pembuat kebijakan publik untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada kelompok yang hak-haknya tidak atau belum terpenuhi, sekaligus mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif. 2. Advokasi sosial dapat dikelompokkan menjadi 6 Jenis, yaitu: a. Self-advocacy; b. Group advocacy; c. Peer advocacy; d. Citizen advocacy; e. Professional advocacy; f. Non-instructed advocacy. 3. Sedangkan menurut ahli lain, advokasi sosial dikelompokkan, meliputi: a. Advokasi klien (client advocacy) b. Advokasi Kasus c. Advokasi masyarakat (Cause advocacy) d. Advokasi Legislatif (Legislative Advocacy) e. Advokasi Manajemen/Administrasi (Administrative advocacy) 4. Menurut buku pedoman A Global Advocacy Guide”, International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, 2012, advokasi sosial meliputi 7 tahapan: 32 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy a. Identifying Advocacy Issues b. Understanding The Issues And Collecting Evidence c. Identifying your Targets d. Clarifying your Goal e. Tailoring the Message for the Target Audience f. Delivering your Message g. Monitoring and Evaluation B. LEMBAR KERJA 1. Lembar Kerja 10.8: Menyanikan Lagu “Baik-Baik Sayang” a. Peserta diminta untuk berdiri dan berpasangan laki-laki dan perempuan. b. Fasilitator membagikan teks lagu: “Baik-Baik Sayang” 1 lembar untuk 1 orang peserta. c. Fasilitator menyiapkan music lagu: “Baik-Baik Sayang” d. Peserta diminta untuk mengikuti lagu yang sedang diputar dan memainkan acting sesuai makna lagu hingga akhir e. Diminta 1 orang peserta untuk shutting sebagai dokumen untuk peserta dan panitia penyelenggara. 33 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy DAFTAR PUSTAKA Barker, R.L. (1987). Dictionary of Social Work. Brenda Dubois and Karla Krogsrud Mi ley, Social Work An Empowering Profession, Fifth Edition, Pearson Education, Boston, 2005, hal. 25. Dictionary of Social Work, Collins Educational, London, 1999, p. 134. DuBois, B. & Miley, K. K. Pearson Education. (2005). Social Work An Empowering Profession.Boston : Malcolm Payne, Modern Social Work Theory. Second Edition, Macmillan Press Ltd., London, 1997, hal. 268. Gary Craig and Marjorie Mayo (Ed.) Community Empowerment: A Reader Participation and Development, Zed Books Ltd, London, 1995, hal. 50) in Hepworth, D.H. & Larsen, J. A.. (1993). Direct Social Work Practice, Theory and Sklill. Pacific Grove : Brooks/Cole. Karen K. Kirst-Ashman and Grafton H. Hull Jr., Understanding Generalist Practice Louise C. Johnson, Social Work A Generalist Practice, Allyn and Bacon, Boston, 1989, hal. 123.Dictionary of Social Work, hal. 91 – 92, Nelson-Hall, Publishers, Chicago, hal. 466 - 482. O'Cornor, I., Wilson, J. & Setterland, D. (1995). Melbourne : Longman. Social Work and Welfare Practice. Oxford Advanced Learner's Dictionary of Current English, Oxford Universty Press, London, hal 185. Parsons, R.J., Jorgensen, J.D. & Hernandez, S. H. (1994). The Integration of Social Work Practice. Pacific Grove : Brooks/Cole. Roem Topatimasang, Mansour Fakih & Toto Rahardjo. (2000. Merubah Kebijakan Publik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Schneider, R. L. & Lester, L. (2001). Social work advocacy: A new framework for action. Belmont, CA: Brooks/Cole Thomson Learning Zastrow, C. (1982). Introduction to social welfare: Institutions, social problems, services and current issue. New Jersey: The Dorsey Press. https://www.researchgate.net/profile/Adi_Fahrudin2/publication/308985836_ADVOKASI_ PEKERJAAN_SOSIAL/links/5b4851c5a6fdccadaec42d80/ADVOKASIPEKERJAAN-SOSIAL.pdf?origin=publication_detail https://kel7ibstks.wordpress.com/2010/02/27/pasal-pasal-yang-berkaitan-dengan-anakpenyandang-cacat/ (19 Agustus 2018). 34 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy LEMBAR BIODATA PENYUSUN Dr. Joyakin Tampubolon, MSi lahir di Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara, pada tanggal 2 Sepetember 1960. Sekarang sudah dikarunia 3 orang anak, 2 laki-laki dan 1 perempuan. Pendidikan yang diperoleh Sarjana Muda dari Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung lulus pada tahun 1989 (lulusan terbaik II), Sarjana (S1) dari STKS Bandung (jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial) lulus tahun 1992 (lulusan terbaik III). Pendidikan Magister (S2) diperoleh dari Universitas Indornsia Jurusan Sosiologi Kekhususan Ilmu Kesejahteraan Sosial lulus tahun 1997. Sekarang sedang menyelesaikan penulisan Disertasi Program Doktor (S3) jurusan Ilmu Penyuluhan Pembangunan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Pengamalan yang diperoleh, tahun 1983 mulai bekerja sebagai PNS di Kanwil Departemen Sosial Propinsi Sumatera Utara dengan bidang tugas urusan Kepegawaian, pada tahun 1986 tugas belajar di STKS Bandung untuk tingkat Sarjana Muda, tahun 1990 kembali melanjutkan tugas belajar di STKS Bandung untuk tingkat S1. Pada tahun 1992 kembali bertugas di Kanwil Departemen Sosial Propinsi Suamtera utara dengan bidang tugas Penyusunan Rencana. Pada tahun 1995 mendapat kesempatan mengikuti pendidikan Program Magister (S2) di Universitas Indonesia. Pada tahun 1997 bertugas di Pusdiklat Pegawai Departemen Sosial RI pada bidang Penyusunan Kurikulum. Tahun 1998 diangkat sebagai Widyaiswara Muda (tenagan pengajar) pada Pusdiklat Pegawai Depsos. Pada tahun 2000 mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan Program Doktor (S3) di IPB Bogor hingga sekarang. Berbagai seminar yang diikuti diantaranya adalah seminar Pengembangan Koperasi, seminar Remaja dan Pengaruh Lingkungannya, seminar Pengembangan Masyarakat dan Usaha Kesejahteraan Sosial dalam Perpektif Islam, Seminar Sosial Budaya, Seminat Nasional Profesi Pekerjaan Sosial Modern. Seminar Nasional Isu-isu Masalah Sosial Strategik dan Isu-isu Global yang Berpengaruh terhadap Pembangunan Kesejahteran Sosial. Seminar Nasional Perpektif Ilmu Penyuluhan Pembangunan di Era Globalisasi. Pelatihan yang pernah dilakukan adalah Pelatihan Pendataan dan Perencanaan Bidang Kesejahteraan Sosial (1993), Pelatihan Traning Need Assessment (1998), Pelatihan Traning Need Analysis (1998), Diklat ADUM (1999), TOT Kepemimpinan dan Pemberdayaan SDM (1999), Diklat Metodologi Pembelajaran (1999), Diklat TOT SPAMA (1999) Diklat SPAMA (2000), Diklat Statistik (20001). 35 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy Pengalaman lain yang diperoleh adalah sebagai Tenaga Pelatih / Fasilitor Diklat pada Pusdiklat Pegawai Depsos, Dinas Bimbingan Mental dan Kesejahteraan Sosial DKI Jakarta, Disigner dan Pelatih Out Bound. Tim Evaluasi Pelatihan Dasar Pekerjaan Sosial (PDPS), Tim Pakar Pusdiklat Pegawai Depsos dan sebagai Tenaga Pengajar (Dosen) di STIA YAPPANN sejak 1999. Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan IPSPI (periode 1999-2004), Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan IPSPI (periode 1999-2004), Anggota Bidang Hukum dan Pemerintahan IPSPI (2004-sekarang). Pengkajian yang sudah dilakukan adalah Pengkajian dan Penyusun Kurikulum Diklat Out Bound, Diklat Penanggulangan Bencana, Diklat Penanganan Fakir Miskin melalui Pendekatan KUBE, Diklat Penanganan Pengungsi, Diklat Manajemen Pimpinan Panti, Diklat Jabatan Fungsional Pekerjaan Sosial, dan pengkajian-pengkajian lainnya. Penelitian yang sudah pernah dilakukan adalah penelitian tentang Integrasi WNI keturunan Asing dengan WNI Penduduk Masyarakat Setempat (1992), Pelayanan Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) tahun 1997, Penelitian Permasalahan Migran dan Model Pemeberdayaannya (2003), Penelitian Indikator Kemiskinan (2003) Uji Coba Model Pemberdayaan Keluarga dalam Rangka Mencegah Tindak Tuna Sosial oleh Remaja (2004), Model Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Pendekatan KUBE (2004) 36 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy