Uploaded by User21153

Modul 3 Advokasi Sosial Bagi KPM PKH

advertisement
MODUL 10:
ADVOKASI SOSIAL
BAGI KELOMPOK PENERIMA MANFAAT (KPM) PKH
(6 JP atau 270 menit)
Oleh:
DR. JOYAKIN TAMPUBOLON, MSI
Widyaiswara Utama
Pusdiklat Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial RI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
BADAN PENDIDIKAN PENELITIAN DAN PENYULUHAN SOSIAL
KEMENTERIAN SOSIAL
2018
i I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya Modul Advokasi Sosial dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Modul ini
disusun untuk memenuhi kebutuhan Diklat Pendamping PKH
Modul ini merupakan upaya untuk merefres kembali pengetahuan para pekerja
sosial yang memiliki backgroud pendidikan pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial.
Sekaligus membekali Pendamping yang memberikan layanan Advokasi Sosial
bagi Kelompok Penerima Manfaat (KPM) yang memiliki backgroud pendidikan
non pekerjaan sosial/kesejahteraan Sosial. Materi yang disajikan dalam modul ini
mencakup tiga pokok bahasan utama yang terkait dengan Advokasi Sosial
terhadap KPM, yaitu: (a) Konsepsi Advokasi Sosial, yang meliputi sub pokok
bahasan: pengertian dan tujuan advokasi sosial bagi KPM, prinsip advokasi sosial
bagi KPM, nilai advokasi sosial pekerjaan sosial, hak dan martabat individual; (b)
Jenis Advokasi Sosial bagi KPM, yang meliputi sub pokok bahasan: selfadvocacy, group advocacy, peer advocacy, citizen advocacy, professional
advocacy, non-instructed advocacy, advokasi klien (client advocacy), dvokasi
kasus, advokasi masyarakat (cause advocacy), advokasi legislatif (legislative
advocacy), advokasi manajemen/administrasi (administrative advocacy); (c)
Proses Advokasi Sosial bagi KPM PKH, yang meliputi sub pokok bahasan:
identifying advocacy issues, understanding the issues and collecting evidence,
identifying your targets, clarifying your goal, tailoring the message for the target
audience, delivering your message, monitoring and evaluation
Dengan selesainya penyusunan Modul ini, saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besar kepada semua pihak yang terlibat dan memberikan dukungan dalam
proses penulisan Modul ini khususnya kepada Kapusdiklat Kesejahteraan Sosial, Temanteman Tim Penyusun Modul Diklat Pendamping PKH, Teman-teman WI Pusdiklat
Kesejahteraan Sosial, Tim Sekretariat Penyusun Modul Diklat Pendamping PKH dan
semua pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung. Semoga bantuan dan
dukungan yang diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Yang Maha Kuasa.
Kami berharap modul ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak dan kalangan dalam
memberikan pelayanan khusunya kepada KPM. Selanjutnya, kami sangat mengharpkan
umpan balik dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan dan pengayaan Modul ini
selanjutnya.
Jakarta, Agustus 2018
Penyusun
ii I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………….
DAFTAR TABEL
……………………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR
………………………………………………………………….
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
………………………………………………
ii
iii
v
v
vi
BAB I: PENDAHULUAN
…………………………………………………..
1
DESKRIPSI SINGKAT MODUL
……………………………………………….
TUJUAN PEMBELAJARAN
…………………………………………………..
MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK
…………………………………
BAHAN/ MEDIA BELAJAR
………………………………………………………
METODA DAN PROSES PEMBELAJARAN
……………………………………
MEDIA PEMBELAJARAN
……………………………………………………..
LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
………………………………………
PENJELASAN SESI
…………………………………………………………….
LEMBAR KERJA
…………………………………………………………………..
1
1
2
3
3
3
4
4
7
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
BAB II: KONSEP ADVOKASI SOSIAL
A. DESKRIPSI
……………………………………
9
………………………………………………………………………..
9
B. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
………………………….. 9
1. Pengertian dan Tujuan Advokasi Sosial bagi KPM PKH ………………………… 9
2. Prinsip Advokasi Sosial Bagi KPM PKH ………………………………………… 11
3. Nilai Advokasi Sosial Pekerjaan Sosial
…………………………………. 12
4. Hak Dan Martabat Individual
…………………………………………….. 12
C. RANGKUMAN
…………………………………………………………………….. 14
D. LEMBAR KERJA/LATIHAN
……………………………………………………… 15
BAB III: JENIS ADVOKASI SOSIAL BAGI KPM PKH
A. DESKRIPSI
……………………. 16
…………………………………………………………………… 16
B. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
1. Self-advocacy
……………………………………………………………… 16
2. Group advocacy
3. Peer advocacy
…………………... 16
.…………………………………………………………… 17
….……………………………………………………………. 17
4. Citizen advocacy
……………………………………………………………. 17
5. Professional advocacy
6. Non-instructed advocacy
……………………………………………………. 18
………………………………………………… 18
iii I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
7. Advokasi klien (client advocacy)
8. Advokasi Kasus
…………………………………………. 18
………………………………………………………………. 19
9. Advokasi masyarakat (Cause advocacy)
……………………………….. 19
10. Advokasi Legislatif (Legislative Advocacy)
……………………………… 19
11. Advokasi Manajemen/Administrasi (Administrative advocacy)
C. RANGKUMAN
…………. 19
………………………………………………………………….. 20
D. LEMBAR KERJA/LATIHAN.
……………………………………………………. 20
BAB IV: PROSES ADVOKASI SOSIAL BAGI KPM PKH………….………….. 23
A. DESKRIPSI
…………………………………………………………………. 23
B. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
1. Langkah 1: Identifying Advocacy Issues
…………………… 23
……………………………… 23
2. Langkah 2: Understanding The Issues And Collecting Evidence
3. Langkah 3: Identifying your Targets
4. Langkah 4: Clarifying your Goal
……………………………………. 25
………………………………………… 27
5. Langkah 5: Tailoring the Message for the Target Audience
6. Langkah 6: Delivering your Message
7. Langkah 7: Monitoring and Evaluation
C. RANGKUMAN
A. KESIMPULAN
…………………………………….. 29
………………………………….. 30
………………………………………………… 31
…………………………………………………………………… 32
……………………………………………………………. 32
B. LEMBARAN KERJA
DAFTAR PUSTAKA
…………… 28
………………………………………………………………….. 30
D. LEMBAR KERJA/LATIHAN
BAB V: PENUTUP
……… 24
………………………………………………………… 33
………………………………………………………………… 34
LEMBAR BIODATA PENYUSUN
………………………………………………. 36
.
iv I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
DAFTAR TABEL
Tabel: Jenis Kasus Terkati dengan KPM PKH (LK10.5) ……………………………… 21
DAFTAR GAMBAR
Gambar: Langkah Kegiatan Pembelajaran
v I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
……..……………………………………
4
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Sebelum Anda mempelajari isi modul ini terlebih dahulu perhatikanlah beberapa petunjuk
teknis sebagai berikut.
1. Bacalah dengan seksama bagian pendahuluan pada modul ini, agar Anda dapat
memahami ruang lingkup materi yang dibahas, target capaian, serta bagaimana
teknis mempelajarinya.
2. Bacalah materi yang disajikan pada masing-masing kegiatan belajar yang disusun
dalam Bab-Bab (Bab II-V), pahami isinya dengan baik. Catatlah kata-kata kunci yang
dianggap penting, atau kosa kata yang kurang dipahami, kemudian lihat
penjelasannya cari definisinya dari kamus ataupun eksiklopedia.
3. Untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman, pelajari sumbersumber lain yang relevan atau lakukan diskusi dengan nara sumber (fasilitator)
dan/atau peserta lainnya.
4. Bacalah Rangkuman yang terdapat pada Bab II-IV dan Kesimpulan pada Bab V
kemudian diskusikan dengan teman peserta bila ada yang kurang jelas tentang isi
materi Modul ini. Jika masih ada yang belum jelas atau kesulitan dalam memahami,
konsultasikan dengan pengampu / fasilitator untuk menemukan pemahaman yang
mendalam tentang materi dan isis Modul ini.
5. Selamat Belajar.
vi I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
MODUL 10:
ADVOKASI SOSIAL
BAGI KELOMPOK PENERIMA MANFAAT (KPM) PKH
(6 JP atau 270 menit)
(Oleh: Dr. Joyakin Tampubolon, MSi)
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Advokasi hanyalah salah satu dari perangkat dan sekaligus proses-proses demokrasi
yang dapat dilakukan oleh Pekerja Sosial untuk mengawasi dan melindungi
kepetingan para KPM dalam hal ini Kelompok Penerima manfaat (KPM) PKH,
setidaknya untuk mendapatkan pelayanan minimal dan dalam kaitannya dengan
kebijakan publik (public policy). Advokasi di sini adalah dilandaskan pada asumsi
perubahan sistem dan struktur kemasyarakatan yang lebih luas dan menyeluruh
dapat dilakukan melalui perubahan-perubahan bertahap maju dan semakin membaik
(gradual and incremental changes) dalam berbagai kebijakan publik (sebagai suatu
sistem pembuatan, pelaksanaan dan pengendalian keputusan-keputusan yang
menyangkut KPM PKH dan kepentingan masyarakat yang lebih luas).
Pekerjaan advokasi adalah proses yang sangat dinamis mengikuti ritme dan gerak
perubahan yang terjadi setiap saat sepanjang masa prosesnya. Suatu rancangan
strategi yang telah disiapkan secermat apapun bisa berubah di tengah jalan, karena
perubahan-perubahan situasi dan kondisi menghendakinya. Karena itu pemantauan
terhadap proses advokasi yang terus menerus terhadap keseluruhan proses advokasi
menjadi penting, untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan, yang menuntut
perubahan strategi advokasi yang dijalankan.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun yang menjadi tujuan dari pembelajaran ini adalah:
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat memahami dan menjelasakan
konsep Advokasi Sosial dalam penanganan permasalahan yang dihadapi para
Kelompok Penerima Manfaat (KPM) PKH.
1 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran modul ini, peserta diharapkan dapat:
a. Memahami, menjelasakan dan mengimplementasikan konsep advokasi sosial
dalam penanganan permasalahan KPM PKH.
b. Memahami, menjelasakan dan mengiplementasikan jenis-jenis advokasi
sosial dalam penanganan permasalahan Kelompok Penerima Manfaat (KPM)
PKH.
c. Memahmai, menjelasakan dan mengiplementasikan proses advokasi sosial
dalam penanganan permasalahan Kelompok Penerima Manfaat (KPM PKH).
C. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK
1. Konsepsi Advokasi Sosial
a. Pengertian dan tujuan advokasi sosial bagi KPM PKH
b. Prinsip advokasi sosial bagi KPM PKH.
c. Nilai advokasi sosial Pekerjaan Sosial
d. Hak dan Martabat Individual.
2. Jenis Advokasi Sosial bagi KPM PKH
a. Self-advocacy
b. Group advocacy
c. Peer advocacy
d. Citizen advocacy
e. Professional advocacy
f.
Non-instructed advocacy
g. Advokasi klien (client advocacy)
h. Advokasi Kasus
i.
Advokasi masyarakat (Cause advocacy)
j.
Advokasi Legislatif (Legislative Advocacy)
k. Advokasi Manajemen/Administrasi (Administrative advocacy)
3. Proses Advokasi Sosial bagi KPM PKH
a. Identifying Advocacy Issues
b. Understanding The Issues And Collecting Evidence
c. Identifying your Targets
d. Clarifying your Goal
e. Tailoring the Message for the Target Audience
2 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
f.
Delivering your Message
g. Monitoring and Evaluation
D. BAHAN DAN MEDIA BELAJAR
1. Modul
2. Power Point (PPT)
3. Lembar Kerja (LK)
4. Kasus
5. Pemutaran Lagu
6. Video
E. METODE DAN PROSES PEMBELAJARAN
1. Proses pembelajaran modul ini bersifat interaktif dua arah antara peserta dan
fasilitator, dengan metode andragogy dimana peserta menjadi pusat belajar.
2. Dalam mendukung proses pembelajaran yang dilakukan, ada beberapa metoda
yang diterapkan, meliputi: brainstorming, tanyak jawab, diskusi, praktek / simulasi/
peragaan, googling, pemaparan oleh fasilitator dan peserta, penugasan dan
pemutara film/video.
3. Modul ini di sampaikan dalam 10 jam pelatihan atau 450 menit dimana satuan jam
pelatihan adalah 45 menit per jam pelatihan.
F. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Papan tulis
2. Spidol
3. Kertas Plano
4. Infocus / OHP
5. Video
6. Kelompok Diskusi
3 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
G. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN (6 JP atau 270 Menit)
Dalam menyampaikan materi dalam modul ini, ada langkah dan tahapan yang harus
diikuti, sebagai berikut:
Pengantar
(15’)
Pokok Bahasan 1:
Konsepsi Advookasi
Sosial (80’)
Pokok Bahasan 2:
Jenis Advokasi Sosial
bagi KPM PKH (80’)
Rangkuman dan
Penutupan
(15’)
Pokok Bahasan 3:
Proses Advokasi
Sosial bagi KPM PKH
(80’)
Gambar: Langkah Kegiatan Pembelajaran
H. PENJELASAN SESI
1. Langkah 1: Pengantar (15’)
a. Fasilitator mengucapkan salam kepada peserta diklat.
b. Sebelum pembelajaran dimulai, dilakukan permainan Ice breaking (3 menit)
(M10.LK.10.1).
c. Fasilitator menjelaskan tujuan proses pembelajaran yang akan dicapai dari
Modul 11 yang meliputi Kompetensi Dasar dan Indikator Keberhasilan.
d. Fasilitator menjelaskan mengenai proses pembelajaran yang akan dilakukan
pada Modul 11, yang meliputi: pokok bahasan dan sub pokok bahasan, bahan
dan media pembelajaran; metode dana proses pembelajaran, langkah
kegiatan pembelajaran dan penjelasan masing-masing sesi.
e. Fasilitator melakukan brainstorming tentang apa titu Advokasi Sosial, apakah
sudah pernah dengar atau belum, apa yang dimaksud dengan advokasi
sosial, apa bedanya dengan advokasi hukum, bagaimana pengertian dan
konsep advokasi sosial (M10.LK.10.2).
4 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
f.
Selanjutnya pada bagian setiap akhir pokok bahasan, fasilitator harus
melakukan refleksi tentang advokasi sosial dan menyampaikan rangkuman
pembelajar dan penutupan proses pembelajaran.
2. Langkah 2: Pokok Bahasan 1: Konsepsi Advookasi Sosial (60’)
a. Proses pembelajaran yang diterapkan dalam Pokok Bahasan 1 ini adalah
melalui proses diksusi peserta (45 menit) dan pemaparan peserta (30’) yang
diawali dengan penjelasan dan paparan oleh fasilitator tentang: Pengertian
dan Tujuan Advokasi Sosial bagi KPM PKH (30’), dan pada akhir sesi
fasilitator akan melakukan refleksi dan penyampaian rangkuman (15’).
b. Untuk proses diskusi, peserta akan dibagi 3 kelompok, yaitu: Kelompok 1
dengan topik: Prinsip Advokasi Sosial bagi KPM PKH; Kelompok 2 dengan
topik: Nilai Advokasi Sosial Pekerjaan Sosial dan Kelompok 3 dengan topic:
Hak dan Martabat Individual (M10.LK.10.3).
c. Untuk meningkatkan semangat peserta, sebelum pemaparan oleh peserta,
dilakukan pemutaran lagu “Aku Yang Tersakiti” (M10.LK.10.4)
d. Pada menit ke 76, peserta akan memaparkan hasil diskusi masing-masing +
10’ secara berurutan yang dimulai dari kelompok 1, kelompok 2 dan kelompok
3.
e. Setelah pemaparan selesai, kelompok lain diberikan waktu untuk menanggapi
kelompok lain masing-masing 10 menit.
f.
Pada akhir sesi proses pemelajaran setelah peserta selesai pemaparan dan
tanyak jawab, fasilitator memberikan komentar atas paparan dan tanyak jawab
yang dilakukan kaitannya dengan KPM PKH dan pada bagian akhir sesi
fasilitator menyampaikan rakuman Pokok Bahasan 1 tentang Konsep
Advokasi Sosial (10 menit)
3. Langkah 3: Pokok Bahasan 2: Jenis Advokasi Sosial bagi KPM PKH (80’)
a. Proses pembelajaran untuk Pokok Bahasab 2 (Jenis Advokasi Sosial bagi
KPM PKH) dilakukan dengan beberapa metoda, yaitu melalui pemaparan oleh
fasilitator tentang semua jenis konsep advokasi yang diikuti dengan tanyak
jawab oleh fasilitator (40 menit), kemudian fasilitator memberikan kesempatan
untuk melakukan googeling untuk mencari contoh-contoh yang relevan dan
terkait jenis advokasi terhadap KPM PKH di atas selama 40 menit, kemudian
mendiskusikan hasil temua kelompok yang sudah didapat mana yang relvan
dan mana yang kurang relvan (M10.LK.10.5).
5 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
b. Selanjutnya peserta akan memaparkan hasil diskusi yang sudah disepakati
yang dimulai dari kelompok 3, kelompok 1 dan kelompok 2, masing-masing 15
menit termasuk tanyak jawab.
c. Pembagian kelompok yang sudah ada dari sesi 2 akan dilanjutkan pada sesi 2
berikut ini.
d. Pada bagian akhir proses pembelajaran fasilitator akan memberikan
komentar, masukan atas hasil paparan yang sudah dilakukan peserta
kaitannya dengan KPM yang dilanjutkan dengan rangkuman sesi.
e. Untuk mengakhiri sesi, fasilitator mengadakan “Ice Breaking II” (M10.LK.10.6)
untuk menyegarkan kembali semangat memasuki Pokok Bahasan 3
berikutnya.
4. Langkah 4: Pokok Bahasan 3: Proses Advokasi Sosial bagi KPM PKH (80’)
a. Metoda proses pembalajaran yang akan disampaikan pada Pokok Bahasan 3
ini meliputi: penjelasan dan pemaparan konsep Proses Advokasi Sosial bagi
KPM PKH oleh fasilitator, kemudian dilanjutkan dengan praktek penanganan
kasus oleh peserta (M10.LK.10.7) secara kelompok dengan menggunakan 5
langkah secara konseptual.
b. Proses pembelajaran Pokok Bahasan 3 akan diawali dengan penjelasan
fasilitator tentang konsep “Proses Advokasi Sosial bagi KPM PKH”, terdiri dari
5 langkah (45 menit)
c. Peserta akan dibagi dalam 3 kelompok dengan menggunakan kelompok yang
sudah ada sebelumnya.
d. Selanjutnay peserta akan diberikan satu kasus advokasi sosial terkait dengan
KPM dan masing-masing kelompok akan membahas kasus yang sama dan
merumuskan penyelesaian sesuai langkah yang ada pada Pokok Bahasan 3
Proses Advokasi Sosial bagi KPM PKH (45 menit).
e. Hasil diskusi kelompok akan dipaparkan oleh masing-masing kelompok dan
kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan komentar dan
masukan atas hasil diskusi yang sudah disampaiakan (@ 15 menit).
f.
Dalam proses pemaparan hasil diskusi oleh kelompok, pemaparan harus
dilakukan secara bergantian oleh anggota kelompok lainnya (mulai dari
pemaparan pertama hingga akhir). Hal ini dilakukan untuk mempertahankan
stamina peserta sehingga proses pembelajaran tetap semangat.
g. Pada sesi akhir peserta memberikan tanggap dan komentas atas paparan
yang sudah dilakukan guna memberikan kepastian substansi kepada peserta
dan dilanjutkan dengan penyampaian rangkuman Pokok Bahasan 3.
6 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
5. Langkah 5: Refleksi, Rangkuman dan Penutup (15 menit)
a. Sesi ini merupakan bagian akhir dari Modul 10 Advokasi Sosial.
b. Fasilitator mengajajak peserta untuk melakukan refleksi Modul 10 Advokasi
Sosial KPM PKH, kaitannya dengan:
1) Advokasi klien (client advocacy)
2) Advokasi masyarakat (cause advocacy)
3) Advokasi Legislatif (Legislative Advocacy)
4) Advokasi Administrasi (Administrative advocacy).
c. Memberikan rangkuman intisari semua materi yang sudah dibahas guna
memastikan pemahaman peserta.
d. Untuk mengakhiri kegiatan, Fasilitator mengajar peserta untuk menyanyikan
lagu: “Surat Untuk Starla”
e. Peserta mengucapkan terima kasih atas partisipasi pesertayang sungguh luar
biasa.
I.
LEMBAR KERJA
1. Lembar Kerja 10.1: Ice Breaking : Permainan Perkenalan
a. Terimakasih, nama saya…
1) Minta partisipan membuat lingkaran. Fasilitator juga masuk dalam
lingkaran.
2) Fasilitator menunjukkan permainan. Dia mulai menyebut nama: “Saya
Budi”. Lalu minta partisipan di sebelah kanan, mengucapkan “Terimakasih,
Budi. Nama saya Aminah.”; Minta sebelah kanannya Ibu Aminah
mengucapkan “Terimakasih Budi, Aminah, nama saya Sri.”; Lalu minta
sebelah kanannya Sri mengucapkan “Terimakasih Budi, Aminah, Sri,
nama saya Rodiah”;
3) Empat nama awal di atas bisa digunakan sebagai contoh. Setelah itu,
minta partisipan melakukannnya secara bergiliran ke kanan. Dimulai dari
fasilitator.
4) Setelah satu putaran beres, fasilitator bisa memulai dari arah berlawanan
(ke kiri)
b. Ngobrol berpasangan/ kelompok
1) Minta berbaris berdasarkan usia, yang di depan yang paling tua, yang di
depan paling muda. Namun tidak boleh menggunakan suara sama sekali.
Tidak boleh ada yang membuka mulut.
7 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
2) Bila tempatnya tidak cukup, barisan bisa berbelok atau melingkar
3) Setelah berbaris, minta partisipan menyebut usia
4) Minta partisipan berpasangan dengan kawan di depan atau belakangnya
5) Minta partisipan untuk saling mengenalkan diri: nama, tempat tinggal dll.
6) Minta pasangan bercerita dalam forum tentang nama, tempat tinggal dll
dari kawannya yang baru.
c. Bila jumlah partisipan lebih dari 20 orang…
1) Bila jumlah partisipan banyak (di atas 20 orang), maka dari pada
berpasangan, fasilitator dapat membentuk kelompok berisi 4-5 orang.
Selebihnya, fasilitator dapat mengikuti tahapan di atas.
d. Bila sudah saling mengenal….
1) Bila sesungguhnya partisipan selama ini sudah saling kenal, maka mereka
bisa diminta mengobrol tentang topik yang lebih mendalam (yang positif/
apresiatif/ bersyukur). Contoh pertanyaan yang bisa diajukan adalah sbb:
2) Ketika melihat anak, apa yang membuat ibu bahagia/ senang?
3) Apa harapan ibu pada anak ibu? Harapan ibu, jadi apa anak ibu?
4) Kemudian, minta pasangan-pasangan bergabung, semisal dua atau tiga
pasangan menjadi satu kelompok. Minta setiap orang bercerita tentang
cerita kawannya.
2. Lembar Kerja 10.2: Topik Brainstorming
a. Apa titu Advokasi Sosial ?
b. Apakah sudah pernah dengar atau belum?
c. Apa yang dimaksud dengan advokasi sosial?
d. Apa bedanya dengan advokasi hokum?
e. Bagaimana pengertian dan konsep advokasi sosial?.
8 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
BAB II:
KONSEPSI ADVOKASI SOSIAL
A. DESKRIPSI
Advokasi sosial adalah sutu bujukan untuk melakukan perubahan, baik dalam
kebijakan, praktik, sistem atau struktur. Bagi Kelompok Penerima Manfaat (KPM)
PKH, ini berarti perubahan yang membawa perbaikan kondisi kehidupan para KPM
PKH. Advokasi sosial adalah berbicara untuk orang lain, bekerja dengan orang lain
dan mendukung orang lain dalam rangka KPM PKH. Advokasi sosial adalah proses
menyampaikan suara KPM PKH ke tingkat pengambilan keputusan yang lebih tinggi.
Advokasi ingin mengubah cara pemerintah, organisasi atau bisnis berpikir,
berperilaku atau menyusun strategi dalam rangka penanganan KPM PKH. Advokasi
sosial menuntut suatu perubahan sikap publik, menghapus diskriminasi, pengubahan
pola
pengasuhan atau pemahaman yang lebih baik, dan menginspirasi tindakan
masyarakat. Advokasi ingin mengubah pola pikit, cara rekan kerja, meanisme, aturan
hokum yang berlaku, dan tata kelola atau manajemen, dan lain-lain. Semua ini
menuntut advokasi, baik eksternal maupun internal.
B. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
1. Pengertian dan tujuan advokasi sosial bagi KPM PKH
a. Pengertian Advokasi
1) Advokasi adalah usaha sistimatis secara bertahap (inkremental) dan
terorganisir yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi profesi untuk
menyuarakan aspirasi anggota, serta usaha mempengaruhi pembuat
kebijakan publik untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada
kelompok yang hak-haknya tidak atau belum terpenuhi, sekaligus
mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif.
2) Manakala Zastrow (1982) mengartikan advokasi adalah aktivitas menolong
KPM atau sekelompok KPM untuk mencapai layanan tertentu ketika
mereka ditolak suatu lembaga atau suatu sistem layanan, dan membantu
memperluas pelayanan agar mencakup lebih banyak orang yang
membutuhkan.
3) Schneider (2001) mengatakan ‘advocacy was defined as an obligation of
social workers to the legislative process. Dalam kaitan itu, pekerja sosial
9 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
bertanggungjawab memastikan legislasi sosial dapat berlangsung efektif
dan dilaksanakan. Advokasi juga digunakan untuk mempengaruhi dan
bertindak secara kolektif untuk mempengaruhi perubahan sosial.
4) Advokasi hak asasi manusia adalah serangkaian tindakan yang dilakukan
oleh seseorang dan atau lembaga atau badan hokum dalam bentuk
konsultasi, negosiasi, mediasi, serta pendampingan baik di dalam dan di
luar pengadilan yang bertujuan untuk menyelesaikan kasus-kasus hak
asasi manusia.
5) Advokasi sosial adalah upaya yang dilakukan untuk membantu individu
atau Kelompok Penerima Manfaat (KPM) PKH, keluarga, masyarakat
tertentu sehingga mendapatkan pelayanan atau dapat memanfaatkan
sumber yang dibutuhkan atau yang menjadi hak mereka dan melindungi
martabat mereka; serta untuk mempengaruhi dan mendesakan terjadinya
perubahan dalam kebijakan, praktek dan aturan yang dapat memecahkan
masalah atau memenuhi kebutuhan para korban.
6) Advokasi sosial bagi Kelompok Penerima Manfaat (KPM) PKH adalah
advokasi untuk membantu para KPM (anak, wanita, remaja, usia muda,
lanjut usia) untuk mendapatkan pelayanan atau untuk memanfaatkan
sumber yang dibutuhkan atau yang menjadi hak mereka dengan cara
yang melindungi martabatnya.
7) Dari berbagai literatur advokasi sosial, ada paling tidak atribut inti dari
advokasi sosial yaitu: (1) menjaga otonomi sosial; (2) bertindak atas nama
sosial; dan (3) memperjuangkan keadilan sosial dalam penyediaan
pelayanan sosial. Mereka menunjukkan ada peran advokasi sosial pada
tingkat makro, mezzo dan mikro.
b. Tujuan advokasi sosial ini bagi KPM PKH:
1) Tujuan umum advokasi adalah untuk mewujudkan berbagai hak dan
kebutuhan
fundamental
para
kelompok
retan
yang
oleh
karena
keterbatasannya untuk memperoleh akses di bidang sosial, politik,
ekonomi, hukum, budaya, yang mengalami hambatan secara struktural
akibat tidak adanya kebijakan publik yang bepihak kepada mereka.
2) Tujuan advokasi bagi KPM PKH:
a) Terwujudnya pemenuhan kebutuhan dasar yang dapat memberikan
jaminan hidup dan perlindungan sosial untuk kelangsungan hidup KPM
PKH.
10 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
b) Terwujudnya pelayanan yang berkualitas dalam rangka menjamin
pemenuhan hak KPM PKH.
c) Terwujudnya penyelesaian kasus yang terkait dengan KPM PKH
terutama kasus yang terkait dengan perwujudan keberfungsian sosial.
d) Membantu penyelesaian permasalahan hak asasi manusia para KPM
PKH yang dihadapi dengan cara pendampingan hukum baik yang
bersifat non litigasi maupun yang berbentuk litigasi;
e) Menegakkan perlindungan hak asasi manusia KPM PKH sebagai
bagian dari upaya menegakkan prinsip negara hukum, negara
kesejahteraan yang bercorak demokratis;
f)
Menyadarkan dan mengupayakan hak dan kewajiban yang dijamin
oleh konstitusi dan berbagai peraturan derivasinya;
g) Terwujudnya suatu keberpihakan kebijakan yang pro KPM PKH yang
dapat memberikan jaminan dan perlindungan sosial atas kehidupan
mereka.
2. Prinsip Advokasi Sosial Bagi KPM PKH
Prinsip yang dimaksud disini adalah sebagai patokan yang menjadi dasar
pelaksanaan kegiatan advokasi, di antaranya:
a. Pemenuhan kebutuhan dasar, adanya suatu jaminan bahwa setiap individu
KPM PKH harus terpenuhi kebutuhan dasarnya di manapun mereka berada.
b. Keberlangsungan hidup, adanya suatu jaminan bahwa setiap KPM PKH akan
terjamin keberlangsungan hidupnya.
c. Non-diskriminatif, adanya jaminan bahwa pelayanan yang diberikan tidak
membeda-bedakan latar belakang: suku, agama, etnis, ras, dan lain-lain.
d. Kejujuran, ada perhatian yang jujur untuk membela dan memperjuangkan hak
dan kepentingan para KPM PKH.
e. Gigih, yaitu suatu sikap membela secara sungguh-sungguh, tanpa pamrih,
gerilya para KPM PKH yang hak-haknya tidak terpenuhi.
f.
Perubahan, sungguh-sungguh memperjuangkan perubahan agar layanan
yang diberikan benar-benar berpihak kepada KPM PKH.
g. Ketuntasan, maksudnya bahwa setiap kasus yang ditangani mulai sejak awal
harus selesai.
h. Independensi, bahwa setiap tugas advokasi sosial yang dijalankan harus
bebas dari segala kepentingan.
i.
Akuntabel, artinya bahwa setiap tindakan advokasi sosial yang dilakukan
harus dapat dipertanggungjawabkan.
11 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
j.
Cepat dan tepat, artinya bahwa advokasi yang diberikan harus tepat sasaran,
tepat waktu, tepat kebutuhan dan tempat.
k. Kerjasama, bahwa setiap advokasi yang dilakukan harus diwujudkan melalui
kerjasama dengan pihak terkait.
3. Nilai Advokasi Sosial Pekerjaan Sosial
a. Nilai merujuk kepada keyakinan yang penting, dimensi yang penting dan isu
fital yang ada pada individu atau oleh kelompok. Advokasi pekerjaan sosial
mengandung beberapa nilai yang menunjukkan profesi pekerjaan sosial
mempunyai harga diri yang tinggi dan fundamental bentuk yang asli suatu
profesi.
b. Nilai dasar dalam praktek advokasi pekerjaan sosial antara lain:
1) Hak dan martabat individual (Dignity and Right of the individual)
2) Pemberian suara kepada yang tiada kuasa (Giving voice to the powerless)
3) Penentuan diri sendiri (Self-determination)
4) Pemberdayaan dan perspektif penguatan (Empowerment and strengths
perspective)
5) Keadilan sosial (Social justice)
4. Hak Dan Martabat Individual
a. Klien. Dalam advokasi pekerjaan sosial, seorang KPM PKH (klien)
mendelegasikan kepada pekerja sosial untuk bertindak atas dirinya yaitu
representation sebagaimana yang disebutkan di atas. KPM (klien) mungkin
individu perseorangan, kelompok kecil atau besar, persatuan masyarakat,
populasi etnik tertentu, individu-individu dengan kesamaan karakteristik dan
kepedulian. Kadangkala, advokat mewakili. seorang individu, namun bertindak
bagi pihak kelompok yang mempunyai kesamaan atau kemiripan dengan
individu yang diwakilinya. KPM dalam hal ini tidak terbatas kepada ukuran dan
jumlah. Advokat dapat bekerja dengan semua KPM, dari orang perseorangan
hingga kepada persatuan dan kelompok masyarakat yang lebih besar.
b. Masalah/penyebab (cause). Masalah biasanya isu tunggal, kondisi, atau
masalah yang menyebabkan sejumlah orang berminat dan mendukung.
Menurut Kotler (1972), ada tiga jenis penyebab yaitu: (1) helping cause,
masalah pertolongan dimana advokat mencoba memberikan pertolongan,
kenyamanan, atau pendidikan kepada korban kesalahan bantuan sosial
termasuk rumah perlindungan (shelter) bagi wanita korban kekerasan atau
perlindungan kepada lanjut usia, (2) protest causes, tindakan protes, dimana
12 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
advokat mencoba mereformasi institusi yang menimbulkan masalah sosial,
mempersoalkan tingkah laku baru untuk memperbaiki kondisi, contohnya
rehabilitasi lingkungan pemukiman kumuh, atau menuntut agar pemerintah
mengalokasikan dana untuk pelayanan advokasi sosial berbasis masyarakat,
(3) revolutionary causes, dalam hal ini advokat berharap dapat mengurangi
institusi atau pihak-pihak yang tidak mendukung perbaikan kondisi.
c. Keadilan. Terma ini adalah suatu tindakan, pendirian, institusi, peraturan,
prosedur atau keputusan tidak sesuai dengan undang-undang atau prinsipprinsip keadilan. Unjust
mengindikasikan kejujuran, persamaan, kekuatan
undangundang, keadilan, dan kebenaran pada tahap tentu sudah tidak ada.
Sebagai hasilnya ialah mencederai hak-hak perorangan, moral, sipil dan
konsitutusi yang dapat menyebabkan timbulnya ketidakadilan.
d. Pembuatan keputusan (decision making). Terma ini merujuk kepada usaha
mempengaruhi. Paling utama adalah advokat ingin melakukan perubahan
dengan membuat keputusan berdasarkan rumusan dan penilaian mengenai
berbagai aspek seperti alokasi sumber daya, keuntungan, kelayakan, dan
akses pelayanan. Keputusan ini bisa berbentuk sangat formal yaitu dibuat
berdasarkan prosedur dan amanat peraturan yang ada, manakala ada pula
yang bersifat informal tergantung kepada koneksi pribadi, masyarakat, dan
keluarga.
e. Pemberdayaan. Terma ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara
KPM dan advokat sebagai hubungan timbalbalik, saling ketergantungan,
kesamaan, bersama, berbagi tahap hubungan satu sama lain, pertukaran
gagasan dan merencanakan bersama-sama, dan memiliki kebersamaan satu
sama lain. Hubungan timbalbalik (mutual) bermaksud bahwa advokat tidak
mendominasi atau menyusun agenda untuk KPM sebab kebutuhan KPM
diberi perhatian yang khusus. Advokat bekerjasama dengan KPM, dan
mereka memprosesnya sesuai dengan kesepakatan yang disetujui bersamasama. Termasuk dalam terma hubungan timbalbalik (mutual) ini adalah
pemberdayaan (empowerment) sebagai nilai pekerjaan sosial utama.
Seringkali KPM dengan masalah yang mereka alami akan merasa tidak
berdaya, advokat perlu menjalankan aktivitas pemberian sokongan kepada
KPM dan mendorong mereka agar keluar dari masalah ketidakberdayaan
mereka (Johnson, 1995; Taylor, 1987). Pemberdayaan berarti tidak hanya
membantu KPM melakukan suatu kegiatan tetapi juga memotivasi mereka
dan mengajarkan mereka keterampilan yang dibutuhkan dalam interaksi
mereka dengan lingkungan.
13 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
C. RANGKUMAN
1. Ada beberapa pengertian Advokasi yang dapat kita jadikan acuan dalam proses
pembelajaran Advokasi sosial, Advokasi pada intinya adalah mencakup berbagai
aspek kehidupan. Berikut ini adalah advokasi dalam pengertian umum yaitu
usaha sistimatis secara bertahap (inkremental) dan terorganisir yang dilakukan
oleh kelompok atau organisasi profesi untuk menyuarakan aspirasi anggota, serta
usaha mempengaruhi pembuat kebijakan publik untuk membuat kebijakan yang
berpihak kepada kelompok yang hak-haknya tidak atau belum terpenuhi,
sekaligus mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif. Bila kita lihat dari
sudut pandang profesi pekerjaan sosial yang dikemukakan oleh Zastrow (1982)
yang mengartikan advokasi sosial adalah aktivitas menolong KPM atau
sekelompok KPM untuk mencapai layanan tertentu ketika mereka ditolak suatu
lembaga atau suatu sistem layanan, dan membantu memperluas pelayanan agar
mencakup lebih banyak orang yang membutuhkan
2. Tujuan advokasi sosial bagi KPM PKH:
a. Memenuhi kebutuhan dasar yang dapat memberikan jaminan hidup dan
perlindungan sosial untuk kelangsungan hidup KPM PKH.
b. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dalam rangka menjamin pemenuhan
hak KPM PKH.
c. Membantu penyelesaian kasus yang terkait dengan KPM PKH terutama kasus
yang terkait dengan perwujudan keberfungsian sosial.
d. Membantu penyelesaian permasalahan hak asasi manusia para KPM PKH
yang dihadapi dengan cara pendampingan hukum baik yang bersifat non
litigasi maupun yang berbentuk litigasi;
e. Menegakkan perlindungan hak asasi manusia KPM PKH sebagai bagian dari
upaya menegakkan prinsip negara hukum, negara kesejahteraan yang
bercorak demokratis;
f.
Menyadarkan dan mengupayakan hak dan kewajiban yang dijamin oleh
konstitusi dan berbagai peraturan derivasinya;
g. Membantu suatu keberpihakan kebijakan yang pro KPM PKH yang dapat
memberikan jaminan dan perlindungan sosial atas kehidupan mereka..
h. Ada beberapa Prinsip Advokasi sosial bagi KPM PKH, yang meliputi: jaminan
terpenuhinya
kebutuhan
dasar;
14 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
keberlangsungan
hidup;
non-diskriminatif;
kejujuran; gigih; perubahan; ketuntasan; independensi; akuntabel; cepat dan
tepat; kerjasama
3. Nilai dasar advokasi sosial dalam pekerjaan sosial yang dapat diterapkan dalam
membantu KPM PKH, antara lain:
a. Hak dan martabat individual (dignity and right of the individual)
b. Pemberian suara kepada yang tiada kuasa (giving voice to the powerless)
c. Penentuan diri sendiri (self-determination)
d. Pemberdayaan dan perspektif penguatan (empowerment and strengths
perspective)
e. Keadilan sosial (social justice)
.
D. LEMBAR KERJA/LATIHAN
1. Lembar Kerja 10.3: Melakukan Diskusi dan Pemaparan Kelompok
a. Peserta dibagi dalam 3, yaitu: Kelompok 1, Kelompok 2, dan kelompok 3.
b. Waktu Diskusi 45 menit (1 JP) dan Pemaparan 30 menit, masing-masing
kelompok 10 menit.
c. Pembagian Tugas: Masing-masing kelompok mendiskusikan topik berikut:
1) Kelompok 1 dengan topik: Prinsip Advokasi Sosial bagi KPM PKH;
2) Kelompok 2 dengan topik: Nilai Advokasi Sosial Pekerjaan Sosial dan
3) Kelompok 3 dengan topic: Hak dan Martabat Individual.
d. Setelah selesai diskusi masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk
memaparkan hasil diskusi kelompok selama 10 menit, kemudian setelah
selesai penyajian kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan
tanggapan atas hasil paparan yang sudah dilakukan.
e. Setelah selesai pemaparan, fasilitator memberikan komentar dan masukan
atas hasil paparan yang dilakukan oleh peserta dilanjutkan dengan
penyampaian rangkuman.
2. Lembar Kerja 10.4: Menyanyikan lagu “Aku yang Tersakiti”
a. Peserta diminta berdiri berpasangan laki-laki dan perempuan.
b. Peserta diminta saling menatap wajah, melihat hidung, melihat alis mata,
melihat mata, dan minta matan kanan berkedip, minta peserta untuk
tersenyum
c. Fasilitator membangikan Teks Lagu “Aku yang Tersakiti”
d. Fasilitator memutar lagu “Aku yang Tersakiti”
15 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
e. Fasilitator meminta peserta untuk mengikuti iringan lagu sambal membuat
acting masing-masing sesuai makna lagu.
f.
Teks lagu: “Aku yang Tersakiti” (Judika) (M10.LK.10.4)
BAB III:
JENIS ADVOKASI SOSIAL BAGI KPM PKH
A. DESKRIPSI
Advokasi merupakan suatu usaha sistematik dan terorganisir dalam rangka
mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan publik
terkait dengan pemenuhan hak para KPM PKH.
Advokasi terkait dengan persuasi, bukan konfrontasi. Ada banyak alternatif untuk
'mengajar' yang dapat digunakan untuk membujuk orang, apakah komunikasi bersifat
pribadi atau publik, langsung dan tidak langsung.
Advokasi dapat mengambil bentuk kampanye publik besar, menikung media,
mendukung pesan-pesan utama pada berita televisi prime-time atau program radio
sarapan populer. Namun, advokasi jauh lebih luas dari itu. Percakapan pribadi atau
pertemuan rahasia dengan pihak berwenang sering merupakan cara paling efektif
untuk membujuk seseorang mengubah pikiran, perilaku, atau kebijakan mereka.
Jika memungkinkan, pada isu-isu spesifik, selalu layak untuk mencoba pendekatan
langsung dan pribadi sebelum go public. Diskusi yang tenang dan terbuka dapat
terjadi dalam avokasi. Jika upaya pribadi tidak membawa hasil, kita dapat membawa
kasus itu ke media atau melalui saluran lain nanti. Dalam proses seperti ini metode
menjadi tidak langsung, kita dalam hal ini mencoba mempengaruhi opini publik yang
pada gilirannya, dapat mempengaruhi halayak.
Advokasi publik juga dapat digunakan bersama pendekatan pribadi, misalnya
mengadakan
seminar,
pertemuan
publik,
wawancara
atau
briefing
media,
menerbitkan potongan opini atau surat kabar atau jurnal. Dari gambaran di atas,
banyak media yang dapat kita lakukan dalam imlementasi advokasi sosial. .
B. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
Dalam buku “Disaster Risk Reduction: A Global Advocacy Guide”,
International
Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, 2012, mengelompokkan Jenis
Advokasi terdiri dari 6 Jenis, yaitu:
16 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
1. Self-advocacy
Dari pengalaman yang ada selama ini, ketika orang-orang dengan kesulitan
belajar pindah ke advokasi diri para KPM dapat pindah dari keluarga karena
mereka mulai memiliki lebih banyak dukungan.
Advokasi diri mengacu pada kemampuan individu untuk secara efektif
mengkomunikasikan minat, keinginan, kebutuhan, dan haknya sendiri. Ini
mengakui bahwa orang-orang adalah ahli berdasarkan pengalaman dan
melibatkan diri dalam berbicara sendiri tentang hal-hal yang penting bagi mereka.
Ini berarti bahwa orang dapat meminta apa yang mereka inginkan dan butuhkan
dan memberi tahu orang lain tentang pikiran dan perasaan mereka.
Tujuan dari advokasi-diri adalah agar orang-orang memutuskan apa yang mereka
inginkan dan melaksanakan rencana untuk membantu mereka mendapatkannya.
Advokasi diri berbeda dari bentuk-bentuk advokasi lain dalam hal individu menilai
dirinya sendiri situasi atau masalah dan kemudian berbicara untuk kebutuhannya
sendiri. Tujuan akhir dari semua bentuk advokasi haruslah untuk mendukung
orang untuk melakukan advokasi diri sejauh yang mereka bisa.
2. Group advocacy
Advokasi kelompok melibatkan orang-orang dengan pengalaman, posisi atau nilai
bersama
yang
datang
bersama
dalam
kelompok
untuk
berbicara
dan
mendengarkan satu sama lain dan berbicara secara kolektif tentang isu-isu yang
penting bagi mereka. Kelompok-kelompok ini bertujuan untuk mempengaruhi
opini publik, kebijakan dan penyediaan layanan. Mereka sangat bervariasi dalam
ukuran, pengaruh dan motif. Perwakilan dari kelompok lokal sering dimasukkan
dalam komite perencanaan dan terlibat dalam komisioning dan pemantauan
layanan sosial.
3. Peer advocacy
Advokasi sebaya mengacu pada dukungan satu-ke-satu yang diberikan oleh para
advokat dengan kecacatan atau pengalaman serupa kepada seseorang yang
menggunakan layanan. Relawan yang terlatih dan didukung sering memberikan
advokasi sebaya sebagai bagian dari proyek yang terkoordinasi. Skema advokasi
sebaya berpendapat bahwa mereka sangat tepat untuk berempati dengan
kebutuhan orang, untuk mendekati mereka sebagai sama dan merasa kuat, dan
berjuang keras untuk, kebutuhan mereka.
4. Citizen advocacy
Advokasi warga bertujuan untuk melibatkan orang-orang di komunitas lokal
mereka dengan memungkinkan mereka untuk memiliki suara dan membuat
17 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
keputusan tentang hal-hal yang mempengaruhi kehidupan mereka. Kemitraan
advokasi warga adalah jangka panjang, bukan waktu terbatas, dan bertahan
selama advokasi warga dan individu menginginkannya. Pendamping warga
adalah anggota biasa dari komunitas lokal. Mereka tidak dibayar dan biasanya
beroperasi dengan dukungan dari skema yang terkoordinasi.
5. Professional advocacy
Dukungan pendukung independen yang dibayar dan memungkinkan orang untuk
berbicara dan mewakili pandangan mereka, biasanya selama masa perubahan
besar atau krisis. Advokasi semacam itu berbasis masalah dan advokat mungkin
hanya perlu bekerja dengan orang tersebut untuk waktu yang singkat.
6. Non-instructed advocacy
Ada empat pendekatan yang diakui untuk advokasi dan penyedia yang tidak
diinstruksikan harus berusaha untuk mengintegrasikan mereka semua ketika
memberikan dukungan:
pendekatan berbasis hak-kita semua memiliki hak asasi manusia tertentu yang
dapat didefinisikan dan diukur pendekatan yang berpusat pada orang-didasarkan
pada pengembangan hubungan jangka panjang, saling percaya dan saling
menghormati antara advokat dan orang-orang menonton pendekatan singkatmenempatkan orang di pusat pemikiran tentang cara terbaik untuk mendukung
mereka pendekatan saksi / pengamat-di mana advokat mengamati atau
menyaksikan cara di mana seseorang menjalani hidupnya.
Penting untuk diingat bahwa kapasitas seseorang untuk terlibat dalam
pengambilan keputusan atau untuk menginstruksikan seorang advokat dapat
berfluktuasi. Ini memberikan argumen lebih lanjut yang mendukung pendekatan
sistem
secara
keseluruhan
terhadap
advokasi,
yang
memaksimalkan
kemungkinan kontinuitas dukungan.
Selain jenis Advokasi yang disebutkan di atas, ada beberapa bentuk advokasi sosial
yang dapat ditetapkan dalam membantu para KPM PKH, sebagai berikut:
1. Advokasi klien (client advocacy)
Advokasi klien yang dimaksud di sini adalah upaya pembelaan yang dilakukan
kepada KPM PKH dalam rangka menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar, yang
apabila hal ini tidak dipernuhi dapat mengacam kelangsungan hidup para KPM
PKH.
Tujuan Advokasi adalah terwujudnya pemenuhan kebutuhan dasar yang dapat
18 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
memberikan perlindungan dan jaminan keberlangsungan hidup bagi korban
bencana alam terutama kelompok rentan pada masa tanggap darurat bencana
alam.Pemenuhan kebutuhan dasar para KPM PKH yang berkaitan dengan
pemenuhan: sandang, pangan, papan, kesehatan, kenyamanan dan pendidikan.
Tujuan akhirnya adalah untuk membantu KPM tentang bagaimna KPM berjuang
memenangkan pertarungan terhadap hak-haknya di lembaga lain dan sistem
pelayanan sosial yang ada.
Pihak yang terlibat dalam advokasi KPM adalah Para penyedia layanan
(pemerintah, dunia usaha dan masyarakat), Para KPM PKH, Pendamping KPM
PKH, LSM/Organisasi Sosial dan Perorangan atau kelompok.
2. Advokasi Kasus
Advokasi kasus yang dimaksud di sini adalah upaya pembelaan terkait dengan
penanganan dan penyelesaian kasus yang dihadapi oleh para KPM PKH yang
karena sesuatu hal korban dirugikan baik materil dan non materil.
Tujuan Advokasi adalah teridentifikasinya kasus yang dihadapi korban bencana
alam terutama kelompok rentan dan terwujudnya penyelesaian dan penanganan
kasus yang dapat merugikan korban bencana alam terutama kelompok rentan.
Kasus yang ditangani bersifat materil dan non materil, masalah yang bersifat pribadi
para KPM PKH.
Pihak yang perlu dilibatkan dalam hal ini adalah Para korban bencana alam
terutama kelompok rentan, Keluarga, teman dekat dan lingkungan sosial para KPM
PKH, Perorangan atau kelompok, Pendamping korban bencana alam, dan LSM /
Organisasi Sosial.
3. Advokasi masyarakat (Cause advocacy)
Advokasi pekerjaan sosial selalunya untuk membantu KPM individu dan keluarga
dalam memperoleh pelayanan. Jika terdapat masalah yang mempengaruhi
kelompok yang lebih besar maka advokasi jenis ini paling sesuai digunakan.
4. Advokasi Legislatif (Legislative Advocacy)
Advokasi jenis ini biasanya dilakukan untuk mempengaruhi proses pembuatan
suatu undang-undang. Contoh: Koalisi organisasi profesi pekerjaan sosial dan
LSM berjuang untuk merevisi atau menlahirkan UU Kesejahteraan Sosial yang
sesuai dengan perkembangan masyarakat.
5. Advokasi Manajemen/Administrasi (Administrative advocacy)
Advokasi manajemen adalah suatu rangkaian komunikasi strategis yang
dirancang secara sistematis agar pembuat keputusan baik pada tingkat pusat
19 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
maupun daerah (provinsi, kebupaten / kota) membuat suatu kebijakan publik
yang menguntungkan atau pro kepada korban bencana alam dan kelompok
rentan, yang terkait dengan: (a) perencanaan pelayanan, (b) pengorganisasian
penanganan korban bencana alam terutama kelompok rentan, (c) distribusi
bantuan dan logistik yang tidak merata dan adil atau tidak tepat sasaran, waktu,
dan kebutuhan; (d) pengerahan massa penanganan bencana; (e) pengendalian
(monitoring dan evaluasi) penanggulangan bencana yang dilakukan; (f) tindak
lanjut yang dilakukan atas temuan yang ada.
Tujuan Advokasi yaitu untuk mempromosikan suatu perubahan dalam kebijakan,
program atau peraturan yang pro kepada korban bencana alam; mendapatkan
dukungan politis terhadap perubahan kebijakan dalam penanggulangan korban
bencana alam; meningkatkan opini masyarakat dalam mendukung program
penanggulangan
bencana
alam;
teratasi
dan
terintegrasinya
masalah
penanggulangan bencana secara bersama, melalui kemitraan dan didukung oleh
keputusan serta kepedulian pimpinan daerah.
Pihak yang dilibatkan dalam proses advokasi adalah: Bupati dan jajarannya; LSM/
Organisasi Sosial; Public Figure; Tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh
agama; Dunia usaha / swasta / penyandang dana; Asosiasi perusahaan.
C. RANGKUMAN
1. Dalam buku “Disaster Risk Reduction: A Global Advocacy Guide”, International
Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, 2012, mengelompokkan
Jenis Advokasi terdiri dari 6 Jenis, yaitu:.
a. Self-advocacy
b. Group advocacy
c. Peer advocacy
d. Citizen advocacy
e. Professional advocacy
f.
Non-instructed advocacy
2. Selain pengelompok di atas, ada beberapa pengelompokan advokasi sosial yang
dapat digunakan dalam membantu melayana KPM PKH, antara lain:
a. Advokasi klien (client advocacy)
b. Advokasi Kasus
c. Advokasi masyarakat (Cause advocacy)
d. Advokasi Legislatif (Legislative Advocacy)
e. Advokasi Manajemen/Administrasi (Administrative advocacy)
20 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
D. LEMBAR KERJA/LATIHAN
1. Lembar Kerja 10.5: Googeling Kasus-kasus yang ada selama ini
a. Faslitator membangi peserta menjadi 3 kelompok (Kelompok 1, 2, dan 3)
b. Fasilitator menugaskan kelompok untuk melakukan googeling atau browsing
dalam Google untuk menemukan jenis kasus-kasus advokasi sosial (selft
advokasi, group advokasi, peer advokasi, citizen advokasi, professional
advokasi, non-instructed advokasi, advokasi klien, advokasi masyarakat,
advokasi kasus, advokasi legislasi, avokasi administrasi, dll.) yang terkait dan
relevan dengan KPM PKH.
c. Bila sudah ketemu, fasilitator meminta peserta untuk melakukan diskusi hasil
temuan yang sudah dilakukan.
Tabel: Jenis Kasus Terkati dengan KPM PKH (LK10.5)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jenis Advokasi
Selft advokasi
Group advokasi
Peer advokasi
Citizen advokasi
Professional advokasi
Non-instructed advokasi
Advokasi klien
Advokasi masyarakat
Advokasi kasus
Advokasi legislasi
Avokasi administrasi
dst……
Karakteristik Kasus
Ket
d. Selanjutnya, setelah kelompok selelsai disksusi, kelompok diminta untuk
memaparkan hasil kelompok.dan kelompok lain diberikan kesempatan untuk
memberikan tanggapan dan masukan atas penyajian kelompok lain.
e. Pada bagian akhir proses pembelajaran fasilitator akan memberikan
komentar, masukan atas hasil paparan yang sudah dilakukan peserta
kaitannya dengan KPM yang dilanjutkan dengan rangkuman sesi. .
2. Lembar Kerja 10.6: Ice Breaking II: Merebut Tempat Duduk
a. Angin bertiup ke arah…
21 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
1) Bila tersedia tempat duduk, ajak partisipan duduk melingkar. Keluarkan
kursi yang tidak berpenghuni. Saat memulai fasilitator berdiri dan tidak
mendapat kursi
2) Sampaikan bahwa, bila partisipan mendengar kata-kata: angin bertiup ke
arah orang yang …(sebutkan ciri-ciri yang umum, semisal orang yang
memakai rok), maka orang-orang yang memiliki ciri itu mesti berdiri dan
mengambil tempat yang baru
3) Segera setelah menyampaikan ciri-ciri itu, fasilitator mencari tempat
duduk. Maka, akan tinggallah satu partisipan tanpa tempat duduk atau
berdiri. Minta dia untuk memberi aba-aba, angin bertiup ke arah
orang….(sebutkan ciri-ciri baru)
4) Lakukan 4-5 putaran sehingga tempat duduk orang-orang telah berpindah
b. Perahu bergoyang…
1) Bila tersedia tempat duduk, ajak partisipan duduk melingkar. Keluarkan
kursi yang tidak berpenghuni. Saat memulai fasilitator berdiri dan tidak
mendapat kursi
2) Sampaikan bahwa, bila partisipan mendengar kata-kata: goyang ke kiri,
maka partisipan akan berpindah duduk 2 ke kiri. Goyang kanan, 3 ke
kanan. Badai, berpindah semaunya, yang penting pindah.
3) Fasilitator kemudian bercerita. Suatu hari Ibu Aminah naik perahu ke
Pulau Buru. Di tengah perjalanan, perahunya terkena angin dan
bergoyang ke….kiri.
4) Segera setelah menyampaikan kata kunci, fasilitator mencari tempat
duduk. Maka, akan tinggallah satu partisipan tanpa tempat duduk atau
berdiri. Minta dia untuk melanjutkan cerita
5) Lakukan 4-5 putaran sehingga tempat duduk orang-orang telah berpindah.
c. Pada taap akhir minta tanggapan dan komentar peserta atas permainan, yang
sudah dilakukan kaitannya dengan KPM PKH.
22 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
BAB IV:
PROSES ADVOKASI SOSIAL BAGI KPM PKH
A. DESKRIPSI
Kita telah melihat betapa pentingnya advokasi dalam mendorong dan membujuk
pihak lain untuk terlibat dalam membantu mengurangi risiko para kelompok rentan
termasuk pada KPM PKH. Untuk masa mendatang menjadi kewajiban dan tanggung
jawab bersama untuk melakukan diplomasi kemanusiaan dalam rangka kepentingan
para kelompok rentan.
Sebagaimana telah kita saksikan, advokasi ada dimana-mana dan terkait dengan
semua komponen kehidupan dan semua tingkatan, dilakukan dengan berbagai
pendekatan dan metode. Namun ada langkah-langkah dasar yang harus dilakukan
dalam menjalnakan advokasi sosial.
Seperti halnya kegiatan advokasi lainnya, advokasi membutuhkan assessmen
(penilaian dan pemahaman), rencana kegiatan yang akan dilakukan dan proses
monitoring dan evaluasi. Advokasi juga akan membutuhkan sumber daya yang
profesional.
B. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
Menurut buku pedoman A Global Advocacy Guide”, International Federation
of Red Cross and Red Crescent Societies, 2012, menyebutkan ada beberapa
tahapan kegiatan dalam melakukan Advokasi yang efektif dan efisien:
1. Langkah 1: Identifying Advocacy Issues
Untuk mengidentifikasi kasus yang akan diadvokasi, perlu dilakukan asessmen
yang mendalam. Ada berbagai teknik yang dapat dilakukan, salah satu
diantaranya adalah Assesment Vulnerability and Capacity Assessment (VCA).
VCA merupakan instrument yang sudah banyak digunakan dalam proses
Advokasi. VCA terkait dengan asesmen kapasity, lingkungan, perilaku, nilai,
identitas dan tujuan. Alat assessment lainnya yang efektif meliputi penilian
keterlibatan kelompok rentan itu sendiri dalam hal ini KPM PKH, PRA
(participatory rural appraisal) dan penilaian kapasitas risiko KPM PKH itu sendiri.
23 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
Secara sederhana VCA adalah suatu instrument untuk melihat tingkat kerentanan
dan kekuatan yang dimiliki oleh KPM itu sendiri. Apa kelemahannya dan kekuatan
yang dimiliki oleh KPM PKH untuk dijadikan acuan dalam proses penanganan
permasalahan yang dihadapi.
Komponen alat ini dapat memberikan titik awal untuk melakukan advokasi,
peningkatan kesadaran dan pengetahuan terhadap usaha bersama, dan dapat
menghubungkan suara dan keprihatinan masyarakat dengan pengambilan
keputusan dan sumber daya di tingkat lokal atau nasional.
Anda dapat menggunakan hasil advokasi untuk membujuk para pemangku
kepentingan akan perlunya intervensi pengurangan risik dan membawa mitra
lokal dan organisasi lain bersama-sama untuk membangun pesan advokasi
persuasif. Anda dapat melakukan VCA bersama-sama dengan lembaga lain,
membangun hubungan dan berbagi keterampilan untuk meningkatkan efektivitas.
Proses VCA juga merupakan alat yang baik untuk mengidentifikasi akar penyebab
kemiskinan dan kerentanan. Banyak dari penyebab ini (misalnya, desain yang
buruk dan
Bagaimana cara memberikan advokasi yang efektif
implementasi kode bangunan, penggunaan lahan dan perencanaan kota, atau
pemeliharaan tanggul) dapat diatasi hanya melalui kebijakan pemerintah atau
dengan membujuk orang lain untuk mengubah perilaku mereka. Isu-isu semacam
itu membutuhkan advokasi, peningkatan kesadaran dan jejaring yang lebih luas
dengan aktor-aktor lain.
Ketika Tim KPM PKH tidak memiliki sumber daya atau kapasitas untuk
mendukung masyarakat mengenai masalah prioritas yang diidentifikasi oleh VCA,
penting untuk berkoordinasi dengan aktor lain, berbagi temuan penilaian dan
mengadvokasi orang lain untuk mengambil tindakan. Ini membantu menjaga
kepercayaan dengan komunitas dan memenuhi harapan yang secara alami
meningkat melalui proses penilaian.
2. Langkah 2: Understanding The Issues And Collecting Evidence
Advokasi yang baik didasarkan pada informasi yang kuat, jadi penting bahwa
Anda benar-benar memahami masalah yang Anda rencanakan untuk diadvokasi.
Ini melibatkan mengajukan pertanyaan seperti:
a. Apa masalahnya, dan seberapa besar masalahnya?
b. Apa akar masalahnya?
c. Apa yang akan terjadi jika tidak ada yang dilakukan?
24 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
d. Apa yang seharusnya perlu kita ubah?
Setelah Anda meneliti masalah ini, Anda dapat mulai mengaturnya menjadi pesan
yang membantu Anda berkomunikasi dengan jelas.
Sangat penting untuk menyadari semua aspek masalah sehingga Anda adalah
sumber informasi yang akurat. Buatlah masalah 'milik Anda'. Jangan tinggalkan
kebutuhan bisnis yang terlewat, dan pastikan tidak ada masalah ambigu atau area
abu-abu. Ketelitian membuat Anda meyakinkan dan - yang paling penting - akan
memastikan bahwa Anda adalah advokat yang dapat dipercaya di mata orangorang yang ingin Anda bujuk.
Ketika membentuk pesan persuasif, pengalaman tangan pertama dan informasi
yang dikumpulkan dari lapangan sangat penting. VCA adalah sumber bukti kunci.
Serta temuan penilaian, Anda perlu menyajikan informasi yang menempatkan
masalah dalam konteks dan memperkuat argumen Anda - misalnya, statistik,
survei tren, kebijakan dan analisis dari kementerian pemerintah, kolega,
organisasi lain, badan internasional, dan lembaga akademik.
3. Langkah 3: Identifying your Targets
Ketika datang untuk mengetahui siapa yang terlibat dalam advokasi, dan
bagaimana, tidak ada aturan yang keras dan cepat. Selalu penting untuk memulai
dengan memetakan pemangku kepentingan - dengan kata lain, orang, kelompok,
organisasi,
atau
sistem-
yang
dipengaruhi
oleh
masalah
atau
yang
mempengaruhinya.
Keterlibatan pemangku kepentingan tergantung pada keadaan. Apa yang berhasil
dalam satu situasi mungkin tidak sesuai di situasi lain, jadi mempercayai penilaian
seseorang bisa menjadi tindakan terbaik.
Cara yang baik untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan yang tepat adalah
mulai dengan mengajukan pertanyaan seperti yang tercantum di bawah ini
(diadaptasi dari The Partisipasi Bank Dunia Sourcebook, 1996):
a. Apakah ada orang yang terkena yang suaranya tidak terdengar? Jika
demikian, apa yang harus kita lakukan untuk memasukkan mereka, atau
meyakinkan mereka untuk berpartisipasi?
b. Siapa wakil dari mereka yang terkena dampak?
c. Siapa yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan yang terkait
dengan masalah ini?
d. Siapa yang mungkin memobilisasi untuk, dan melawan, proposal kita?
25 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
e. Siapa yang dapat membuat upaya advokasi lebih efektif melalui partisipasi,
atau kurang efektif karena tidak berpartisipasi atau oposisi langsung?
f.
Siapa yang dapat menyumbangkan sumber daya keuangan dan teknis untuk
kegiatan advokasi sosial?
Beberapa di antaranya dapat dijawab melalui proses VCA.
Setelah mengidentifikasi pemangku kepentingan, Anda perlu memetakan
lingkungan advokasi dan mencari tahu siapa yang melakukan dan mengatakan
apa - baik pada PRB, dan pada tingkat yang Anda rencanakan untuk
menargetkan inisiatif Anda. Anda perlu menemukan siapa pemain utama dan
mengidentifikasi hubungan kunci, masalah, peluang, dan pendekatan.
Ini akan membantu Anda menghindari upaya duplikasi, dan Anda mungkin
menemukan mitra atau orang-orang kunci untuk mendukung inisiatif Anda. Hal ini
paling mudah dilakukan di tingkat lokal, di mana pada umumnya terdapat jauh
lebih sedikit aktor dan di mana orang-orang yang Anda temui lebih mungkin
menjadi mereka yang bertanggung jawab untuk bertindak.
Siapa yang bersamamu? Siapa yang menentangmu?
a. Tidak semua orang akan berada di pihak Anda. Jika mereka, tidak perlu ada
advokasi di tempat pertama. Jadi langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi
siapa yang berpotensi menjadi sekutu, dan siapa yang tidak.
b. Mereka yang bersama Anda paling mungkin ditemukan di antara organisasi
dan individu yang mengadvokasi isu-isu serupa. Orang lain akan berteman
dari sebelum. Anda mungkin dapat memanfaatkan aliansi yang ada. Jika
tidak, mungkin Anda perlu membuat yang baru. Namun, pilih teman Anda
dengan hati-hati. Perhimpunan Nasional Anda sudah memiliki kredibilitas,
yang membuat Anda menjadi sekutu yang berguna. Jadi, Anda pasti akan
menambah nilai bagi mitra Anda - tetapi apakah mereka akan memberi nilai
tambah bagi upaya Anda? Apa yang mereka harapkan dari aliansi ini?
c. Intinya selalu ini: ciri khas Tim KPM PKH harus selalu berprinsip tindakan
kemanusiaan berdasarkan pendekatan yang netral, tidak memihak dan
independen. Jadi kegiatan advokasi Anda tidak boleh kompromi dengan
Prinsip-Prinsip Mendasar - dan tidak juga aliansi Anda dengan mitra.
d. Setelah mengumpulkan sekutu Anda, pertimbangkan para pemangku
kepentingan yang menentang pendirian Anda atau menolak pendekatan yang
Anda promosikan. Kenali mereka, dan pastikan bahwa mereka mendapat
informasi yang jelas tentang detail proposal Anda. Kemudian, cari kesamaan
di mana Anda dapat membangun jembatan.
26 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
Target Audiens
Setelah Anda mengidentifikasi para pemangku kepentingan, Anda perlu bertanya
siapa yang dapat membawa perubahan yang Anda anjurkan - dengan kata lain,
siapa
yang
memiliki
kekuasaan?
Jawaban
atas
pertanyaan
itu
akan
mengungkapkan audiens target Anda.
Audiens target Anda akan terdiri dari dua kelompok:
a. Audiens Primer - pengambil keputusan yang memiliki wewenang untuk
membawa perubahan secara langsung. Mereka mungkin termasuk menteri
pemerintah, lembaga dan departemen, tokoh senior di pemerintah nasional
atau lokal, anggota parlemen, donor dan pemerintah mereka dan
b. Pemirsa Sekunder - mereka yang dapat mempengaruhi keputusan yang
utama. Mereka termasuk media, anggota masyarakat dan pemimpin, guru,
organisasi multilateral, LSM, lembaga penelitian, badan profesional, sumber
apa pun yang Anda ketahui yang memberi saran atau memberi tahu pembuat
keputusan.
Siapapun audiens Anda terdiri dari, pastikan Anda memahami perspektif dan
prioritas
mereka,
lihatlah
masalah
dari
sudut
pandang
mereka,
dan
pertimbangkan apa yang mungkin mendorong mereka untuk mendukung Anda.
Dengan kata lain, apa manfaatnya bagi mereka?
4. Langkah 4: Clarifying your Goal
Pada tahap ini dalam proses Anda akan mengidentifikasi masalah dan audiens
target Anda. Langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa visi Anda
didefinisikan dengan jelas, dan untuk mengidentifikasi secara tepat apa yang
harus dicapai sepanjang jalan jika Anda ingin mewujudkan visi itu. Ini berarti
merumuskan tujuan dan sasaran. Sasarannya adalah visi Anda yang lebih luas
untuk perubahan jangka panjang, sementara tujuannya adalah hasil spesifik yang
harus diselesaikan untuk membawa perubahan itu.
Sebelum Anda menyusun strategi advokasi Anda, Anda perlu jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Siapa yang akan Anda minta untuk melakukan sesuatu?
b. Apa yang akan Anda minta agar mereka lakukan?
c. Sasaran spesifik apa yang ingin Anda capai?
d. Kapan tujuan ini harus diselesaikan?
Tujuan Anda bisa, misalnya, untuk menghentikan dan kemudian membalikkan
meningkatnya insiden penyakit diare di masyarakat yang rawan banjir. Tujuan
27 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
untuk membantu Anda mencapai itu mungkin adalah untuk memperkenalkan
pasokan air bersih yang aman dan berkelanjutan pada akhir tahun 2011, dan
mengamankan sanitasi yang higienis untuk semua dalam waktu enam bulan
setelah itu.
Advokasi yang akan Anda lakukan perlu memiliki tujuan SMART - dengan kata
lain, tujuan yang spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu.
Ini adalah aturan emas dari setiap strategi advokasi yang secara langsung
mendukung kegiatan program
5. Langkah 5: Tailoring the Message for the Target Audience
Setelah pesan dan audiens teridentifikasi, Anda perlu memikirkan cara
menyampaikan pesan itu. Yang terpenting, Anda harus membuatnya tetap jelas
dan lugas tetapi membuatnya kuat. Pesan Anda perlu menjelaskan apa yang
Anda usulkan, mengapa itu layak dilakukan, dan bagaimana itu akan
memperbaiki situasi Anda prihatin. Ini harus menginformasikan, membujuk dan
memotivasi audiens Anda untuk mengambil tindakan.
Panduan Praktis Praktis untuk Pengurangan Risiko Bencana Asia Pasifik yang
komprehensif untuk Pengurangan Risiko Bencana menawarkan formula ‘lihat +
tindakan’, sebagai berikut:
a. Tulis pernyataan sederhana.
b. Sajikan bukti.
c. Gunakan kisah pribadi sebagai contoh, mengilustrasikan kasus Anda dengan
elemen manusia.
d. Masukkan pesan Anda ke dalam tindakan.
Pendekatan ini diilustrasikan di bawah ini, menerapkan rumus untuk studi kasus
Malawi.
Jika Anda mengikuti Langkah 3 dalam bab ini, Anda seharusnya sudah tahu
setiap bagian audiens Anda dengan baik, memahami cara mereka membuat
keputusan dan mengetahui prioritas mereka. Anda sekarang perlu menyesuaikan
pesan Anda, dan metode Anda, ke mana pun yang Anda pilih untuk diatasi.
Komunitas
penargetan
memerlukan
pendekatan
yang
berbeda
untuk
menargetkan agensi pemerintah. Bahasa juga perlu diubah. Bagaimana Anda
berbicara dengan seorang petani atau nelayan tentang kekeringan dan banjir atau
penurunan tangkapan akan berbeda dengan cara Anda menangani seorang ahli
meteorologi atau kepala badan penanggulangan bencana nasional.
Bagaimana Anda menyampaikan pesan Anda (lihat Langkah 6) harus disesuaikan
dengan audiens juga. Akan lebih baik untuk mengatur pertemuan, atau mengirim
28 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
materi briefing dan surat yang menjelaskan posisi atau kasus Anda? Apakah
sebaiknya menyampaikan pesan Anda melalui media lokal atau nasional, atau
melalui suatu acara?
Jadi,
langkah
menyesuaikan
ini
adalah
bahasa
tentang
yang
mencari
sesuai
tahu
dan
tentang
orang-orang,
memutuskan
bagaimana
memperkenalkan apa yang ingin Anda lakukan, dengan menyesuaikan pesan
dengan keadaan
6. Langkah 6: Delivering your Message
Pada Bab sebelumnya telah diperkenalkan konsep advokasi pribadi dan publik,
dan advokasi langsung dan tidak langsung. Misalnya, jika kita prihatin bahwa
suatu hal tertentu pendekatan diperlukan untuk departemen pemerintah tertentu,
sering kali tindakan yang paling efektif adalah pergi dan berbicara dengan mereka
dalam
pertemuan
pribadi,
atau
menulis
surat
kepada
mereka
yang
mengungkapkan kekhawatiran Anda. Advokasi publik, di sisi lain, mau tak mau
melibatkan media - platform utama yang melaluinya Tim KPM PKH
dapat
menjangkau khalayak luas.
Advokasi internal. Kadang-kadang perlu untuk mengadvokasi perubahan dalam
organisasi kita sendiri untuk menghadapi tantangan baru dan mengadopsi praktik
dan kebijakan baru. Apapun bentuk pembelaan Anda, banyak alat yang berbeda
tersedia untuk membantu Anda menyampaikan pesan Anda secara efektif.
Penting untuk diingat bahwa orang-orang dibombardir dengan pesan yang
bersaing untuk mendapatkan perhatian mereka - dari informasi pemerintah
tentang pemilihan yang akan datang hingga kampanye pemasaran yang menjual
sabun. Pesan Anda akan mudah dilupakan atau diabaikan kecuali itu menangkap
hati dan pikiran di audiens target Anda. Jadi, jadilah kreatif. Cobalah untuk
menarik perhatian orang melalui pendekatan inovatif - mungkin melalui humor,
estetika,
atau
dengan
menggunakan
alat-alat
yang
mengejutkan
untuk
mengilustrasikan konsep-konsep kunci.
Beberapa dari advokasi paling cemerlang dan efektif yang pernah dilakukan oleh
TIM KPM PKH adalah dalam pameran seni dan acara musik di mana PrinsipPrinsip Mendasar advokasi sosial telah dikomunikasikan melalui ekspresi budaya.
Kesadaran masyarakat nasional dan program pendidikan untuk DRR unggul
dalam penggunaan seni pertunjukan. Drama, pertunjukan boneka, nyanyian dan
tarian telah lama mengubah pikiran dan menyelamatkan hidup dengan memikat
penonton di setiap benua, dan ada minat yang meningkat dalam video dan bentuk
29 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
komunikasi digital lainnya. Jika Anda mempertimbangkan pilihan, gunakan
pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada dalam organisasi Anda.
a. Hubungan media tetap menjadi komponen kunci dari setiap program advokasi
publik, dan media dapat memberikan pengaruh baik pada khalayak utama
maupun di dalam komunitas yang tidak puas. Cobalah untuk mengidentifikasi
wartawan dengan minat khusus dalam pengurangan risiko, dan sadarilah
bahwa jumlah spesialis meningkat - terutama karena perubahan iklim.
Bersamaan dengan radio, TV, dan cetak, peluang terus berkembang pesat di
antara media baru berbasis internet.
b. Cara lain untuk mengirim pesan termasuk:
1) direct interaksi langsung dengan khalayak sasaran, termasuk konferensi,
presentasi, seminar dan lokakarya
2) materi cetak, termasuk buletin, selebaran, poster, brosur dan studi kasus
3) elektronik atau digital, termasuk situs web, CD-ROM dan DVD
7. Langkah 7: Monitoring and Evaluation
Pemantauan dan evaluasi dapat membantu menentukan seberapa dekat Anda
untuk mencapai tujuan dan sasaran Anda. Ini dapat mengungkapkan apa yang
bekerja dengan baik, apa yang tidak berhasil dengan baik, bagaimana hal-hal
dapat diperbaiki, dan apa yang dibutuhkan untuk perbaikan itu terjadi. Ini juga
merupakan
alat
pembelajaran
yang
efektif.
Menganalisis
kekuatan
dan
kelemahan upaya advokasi membantu mengidentifikasi dan memperbaiki
kesalahan, dan menyoroti praktik yang baik.
E. RANGKUMAN
1. Menurut buku pedoman A Global Advocacy Guide”, International Federation of
Red Cross and Red Crescent Societies, 2012, ada langkah / Tahapan kegiatan
dalam melakukan Advokasi Sosial yang efektif dan efisien:.
a. Langkah 1: Identifying Advocacy Issues
b. Langkah 2: Understanding The Issues And Collecting Evidence
c. Langkah 3: Identifying your Targets
d. Langkah 4: Clarifying your Goal
e. Langkah 5: Tailoring the Message for the Target Audience
f.
Langkah 6: Delivering your Message
g. Langkah 7: Monitoring and Evaluation
30 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
2. Audiens target Anda akan terdiri dari dua kelompok:
a. Audiens Primer, pengambil keputusan yang memiliki wewenang untuk
membawa perubahan secara langsung.
b. Pemirsa Sekunder, mereka yang dapat mempengaruhi keputusan yang
utama.
F. LEMBAR KERJA/LATIHAN
1. Lembar Kerja 10.7: Praktek Penanganan Kasus
a. Dalam sesi proses pembelajaran ini, peserta diminta untuk melakukan
penanganan kasus melalui kerja kelompok.
b. Peserta di bagi dalam 3 kelompok dengan menggunakan kelompok yang
sudah ada sebelumnya.
c. Fasilitator membagikan Lembar Kasus (M10.LK.10.7) kepada masing-masing
kelompok. Kelompok akan membahas topik kasus yang sama.
d. Tugas kelompok adalah melakukan pembedahan Kasus melalui 5 tahapan
proses (45 menit), sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi masalah
2) Merumuskan solusi
3) Membangun kemauan
4) Melaksanakan
5) Mengevaluasi
e. Hasil kesepakatan kelompok akan diaparkan oleh masing-masing kelompok
dan setelah pemaparan, diberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menaggapi hasil paparan yang sudah di lakukan (paparan dan tanggapan
maksimal 15 menit per kelompok).
f.
Pada bagian akhir fasilitator memberikan komentar, tanggapan dan masukan
atas paparan yang diberikan, dana diakhir dengan penyampaian rangkuman
yang sudah ada (10 menit).
31 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
BAB IV:
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Advokasi adalah usaha sistimatis secara bertahap (inkremental) dan terorganisir
yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi profesi untuk menyuarakan
aspirasi anggota, serta usaha mempengaruhi pembuat kebijakan publik untuk
membuat kebijakan yang berpihak kepada kelompok yang hak-haknya tidak atau
belum terpenuhi, sekaligus mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif.
2. Advokasi sosial dapat dikelompokkan menjadi 6 Jenis, yaitu:
a. Self-advocacy;
b. Group advocacy;
c. Peer advocacy;
d. Citizen advocacy;
e. Professional advocacy;
f.
Non-instructed advocacy.
3. Sedangkan menurut ahli lain, advokasi sosial dikelompokkan, meliputi:
a. Advokasi klien (client advocacy)
b. Advokasi Kasus
c. Advokasi masyarakat (Cause advocacy)
d. Advokasi Legislatif (Legislative Advocacy)
e. Advokasi Manajemen/Administrasi (Administrative advocacy)
4. Menurut buku pedoman A Global Advocacy Guide”, International Federation of
Red Cross and Red Crescent Societies, 2012, advokasi sosial meliputi 7 tahapan:
32 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
a. Identifying Advocacy Issues
b. Understanding The Issues And Collecting Evidence
c. Identifying your Targets
d. Clarifying your Goal
e. Tailoring the Message for the Target Audience
f.
Delivering your Message
g. Monitoring and Evaluation
B. LEMBAR KERJA
1. Lembar Kerja 10.8: Menyanikan Lagu “Baik-Baik Sayang”
a. Peserta diminta untuk berdiri dan berpasangan laki-laki dan perempuan.
b. Fasilitator membagikan teks lagu: “Baik-Baik Sayang” 1 lembar untuk 1 orang
peserta.
c. Fasilitator menyiapkan music lagu: “Baik-Baik Sayang”
d. Peserta diminta untuk mengikuti lagu yang sedang diputar dan memainkan
acting sesuai makna lagu hingga akhir
e. Diminta 1 orang peserta untuk shutting sebagai dokumen untuk peserta dan
panitia penyelenggara.
33 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
DAFTAR PUSTAKA
Barker, R.L. (1987). Dictionary of Social Work.
Brenda Dubois and Karla Krogsrud Mi ley, Social Work An Empowering Profession, Fifth
Edition, Pearson Education, Boston, 2005, hal. 25.
Dictionary of Social Work, Collins Educational, London, 1999, p. 134.
DuBois, B. & Miley, K. K.
Pearson Education.
(2005). Social Work An Empowering Profession.Boston :
Malcolm Payne, Modern Social Work Theory. Second Edition, Macmillan Press Ltd.,
London, 1997, hal. 268.
Gary Craig and Marjorie Mayo (Ed.) Community
Empowerment: A Reader
Participation and Development, Zed Books Ltd, London, 1995, hal. 50)
in
Hepworth, D.H. & Larsen, J. A.. (1993). Direct Social Work Practice, Theory and Sklill.
Pacific Grove : Brooks/Cole.
Karen K. Kirst-Ashman and Grafton H. Hull Jr., Understanding Generalist Practice
Louise C. Johnson, Social Work A Generalist Practice, Allyn and Bacon, Boston, 1989,
hal. 123.Dictionary of Social Work, hal. 91 – 92, Nelson-Hall, Publishers, Chicago,
hal. 466 - 482.
O'Cornor, I., Wilson, J. & Setterland, D. (1995).
Melbourne : Longman.
Social Work and Welfare Practice.
Oxford Advanced Learner's Dictionary of Current English, Oxford Universty Press,
London, hal 185.
Parsons, R.J., Jorgensen, J.D. & Hernandez, S. H. (1994). The Integration of Social Work
Practice. Pacific Grove : Brooks/Cole.
Roem Topatimasang, Mansour Fakih & Toto Rahardjo. (2000. Merubah Kebijakan Publik.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Schneider, R. L. & Lester, L. (2001). Social work advocacy: A new framework for action.
Belmont, CA: Brooks/Cole Thomson Learning
Zastrow, C. (1982). Introduction to social welfare: Institutions, social problems, services
and current issue. New Jersey: The Dorsey Press.
https://www.researchgate.net/profile/Adi_Fahrudin2/publication/308985836_ADVOKASI_
PEKERJAAN_SOSIAL/links/5b4851c5a6fdccadaec42d80/ADVOKASIPEKERJAAN-SOSIAL.pdf?origin=publication_detail
https://kel7ibstks.wordpress.com/2010/02/27/pasal-pasal-yang-berkaitan-dengan-anakpenyandang-cacat/ (19 Agustus 2018).
34 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
LEMBAR BIODATA PENYUSUN
Dr. Joyakin Tampubolon, MSi lahir di Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara,
pada tanggal 2 Sepetember 1960. Sekarang sudah dikarunia 3 orang anak, 2 laki-laki
dan 1 perempuan. Pendidikan yang diperoleh Sarjana Muda dari Sekolah Tinggi
Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung lulus pada tahun 1989 (lulusan terbaik II), Sarjana
(S1) dari STKS Bandung (jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial) lulus tahun 1992 (lulusan
terbaik III). Pendidikan Magister (S2) diperoleh dari Universitas Indornsia Jurusan
Sosiologi Kekhususan Ilmu Kesejahteraan Sosial lulus tahun 1997. Sekarang sedang
menyelesaikan penulisan Disertasi Program Doktor (S3) jurusan Ilmu Penyuluhan
Pembangunan di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Pengamalan yang diperoleh, tahun 1983 mulai bekerja sebagai PNS di Kanwil
Departemen Sosial Propinsi Sumatera Utara dengan bidang tugas urusan Kepegawaian,
pada tahun 1986 tugas belajar di STKS Bandung untuk tingkat Sarjana Muda, tahun
1990 kembali melanjutkan tugas belajar di STKS Bandung untuk tingkat S1. Pada tahun
1992 kembali bertugas di Kanwil Departemen Sosial Propinsi Suamtera utara dengan
bidang tugas Penyusunan Rencana. Pada tahun 1995 mendapat kesempatan mengikuti
pendidikan Program Magister (S2) di Universitas Indonesia. Pada tahun 1997 bertugas
di Pusdiklat Pegawai Departemen Sosial RI pada bidang Penyusunan Kurikulum. Tahun
1998 diangkat sebagai Widyaiswara Muda (tenagan pengajar) pada Pusdiklat Pegawai
Depsos. Pada tahun 2000 mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan Program
Doktor (S3) di IPB Bogor hingga sekarang.
Berbagai seminar yang diikuti diantaranya adalah seminar Pengembangan
Koperasi, seminar Remaja dan Pengaruh Lingkungannya, seminar Pengembangan
Masyarakat dan Usaha Kesejahteraan Sosial dalam Perpektif Islam, Seminar Sosial
Budaya, Seminat Nasional Profesi Pekerjaan Sosial Modern. Seminar Nasional Isu-isu
Masalah Sosial Strategik dan Isu-isu Global yang Berpengaruh terhadap Pembangunan
Kesejahteran Sosial. Seminar Nasional Perpektif Ilmu Penyuluhan Pembangunan di Era
Globalisasi.
Pelatihan yang pernah dilakukan adalah Pelatihan Pendataan dan Perencanaan
Bidang Kesejahteraan Sosial (1993), Pelatihan Traning Need Assessment (1998),
Pelatihan Traning Need Analysis (1998), Diklat ADUM (1999), TOT Kepemimpinan dan
Pemberdayaan SDM (1999), Diklat Metodologi Pembelajaran (1999), Diklat TOT SPAMA
(1999) Diklat SPAMA (2000), Diklat Statistik (20001).
35 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
Pengalaman lain yang diperoleh adalah sebagai Tenaga Pelatih / Fasilitor Diklat
pada Pusdiklat Pegawai Depsos, Dinas Bimbingan Mental dan Kesejahteraan Sosial DKI
Jakarta, Disigner dan Pelatih Out Bound. Tim Evaluasi Pelatihan Dasar Pekerjaan Sosial
(PDPS), Tim Pakar Pusdiklat Pegawai Depsos dan sebagai Tenaga Pengajar (Dosen) di
STIA YAPPANN sejak 1999. Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan IPSPI (periode
1999-2004), Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan IPSPI (periode 1999-2004),
Anggota Bidang Hukum dan Pemerintahan IPSPI (2004-sekarang).
Pengkajian yang sudah dilakukan adalah Pengkajian dan Penyusun Kurikulum Diklat Out
Bound, Diklat Penanggulangan Bencana, Diklat Penanganan Fakir Miskin melalui
Pendekatan KUBE, Diklat Penanganan Pengungsi, Diklat Manajemen Pimpinan Panti,
Diklat Jabatan Fungsional Pekerjaan Sosial, dan pengkajian-pengkajian lainnya.
Penelitian yang sudah pernah dilakukan adalah penelitian tentang Integrasi WNI
keturunan Asing dengan WNI Penduduk Masyarakat Setempat (1992), Pelayanan
Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) tahun 1997, Penelitian Permasalahan
Migran dan Model Pemeberdayaannya (2003), Penelitian Indikator Kemiskinan (2003) Uji
Coba Model Pemberdayaan Keluarga dalam Rangka Mencegah Tindak Tuna Sosial oleh
Remaja (2004), Model Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Pendekatan KUBE (2004)
36 I Modul 10: Advokasi Sosial KPM PKH 2018-Joy
Download