Matakuliah: Fisika Komputasi PERSAMAAN DIFRENSIAL PARSIAL D I S U S U N OLEH KELOMPOK III AISYAH (8176175001) DEWI ARISANTI (8176175003) DEWI RATNA PERTIWI SITEPU (8176175004) PENDIDIKAN FISIKA REGULER A 2017 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNyasehingga makalah yang berjudul Persamaan Difrensial ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pemikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Medan, April 2018 Kelompok III i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................... i DAFTAR ISI................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang ...................................................................................... 1 1.2.RumusanMasalah ................................................................................. 2 1.3.TujuanPenulisan ................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1.Persamaan Diferensial Parsial (PDP) ................................................... 3 2.2.Persamaan Diferensial Parsial (PDP) Hiperbolik ................................ 4 2.2.1. Solusi Numerik PDP Hiperbolik Metode Finite Diffrence .......................................................... 5 2.2.2. Penerapan PDP Hiperbolik ...................................................... 6 2.3.Persamaan Difrensial Parsial (PDP) Parabolik .................................... 12 2.2.1. Solusi Numerik PDP Hiperbolik Metode Finite Diffrence .......................................................... 13 2.2.2. Penerapan PDP Parabolik ........................................................ 14 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan ......................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 21 ii i BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Persamaan diferensial parsial (PDP) adalah persamaan diferensial di mana fungsi yang tidak diketahui adalah fungsi dari banyak variabel bebas, dan persamaan tersebut juga melibatkan turunan parsial. Persamaan diferensial memegang peranan penting dalam rekayasa, fisika, ilmu ekonomi dan berbagai macam disiplin ilmu. Persamaan diferensial muncul dalam berbagai bidang sains dan teknologi, bilamana hubungan deterministik yang melibatkan besaran yang berubah secara kontinu dimodelkan oleh fungsi matematika dan laju perubahannya dinyatakan sebagai turunan diketahui atau dipostulatkan. Ini terlihat misalnya pada mekanika klasik, di mana gerakan sebuah benda diberikan oleh posisi dan kecepatannya terhadap waktu. Hukum Newton memungkinkan kita mengetahui hubungan posisi, kecepatan, percepatan da nberbagai gaya yang bertindak terhadap benda tersebut, danmenyatakannya sebagai persamaan diferensial posisi sebagai fungsi waktu. Dalambanyakkasus, persamaan diferensial ini dapat dipecahkan secara eksplisit, dan menghasilkan hokum gerak. Contoh pemodelan masalah dunia nyata menggunakan persamaan diferensial adalah penentuan kecepatan bola yang jatuh bebas di udara, hanya dengan memperhitungkan gravitasi dan tahanan udara.Percepatan bola tersebut kearah tanah adalah percepatan karena gravitasi dikurangi dengan perlambatan karena gesekan udara. Mencari kecepatan sebagai fungsi waktu mensyaratkan pemecahan sebuah persamaan diferensial. Teori persamaan diferensial sudah cukup berkembang, dan metode yang digunakan bervariasi sesuai jenis persamaan.Persamaan diferensial biasa (PDB) adalah persamaan diferensial dimana fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari variabel bebas tunggal. Dalam bentuk paling sederhana fungsi yang tidak diketahui ini adalah fungsi riil atau fungsi kompleks, namun secara 1 umum bisa juga berupa fungsi vector maupun matriks. Lebih jauh lagi, persamaan diferensial biasa digolongkan berdasarkan orde tertinggi dari turunan terhadap variabel terikat yang muncul dalam persamaan tersebut. 1.2. RumusanMasalah 1. Bagaiman amenyusun program computer dengan menggunakan metode finite difference untuk menyelesaikan PDP hiperbolik satu dimensi? 2. Bagaimana menyusun program computer terapan dalam bidang sains dengan menggunakan metode finite difference untuk meyelesaikan PDP hiperbolik satu dimensi? 3. Bagaimana menyusun program computer dengan menggunakan metode finite difference untuk menyelesaikan PDP parabolic satu dimensi? 4. Bagaimana menyusun program computer terapan dalam bidang sains dengan menggunakan metode finite difference untuk menyelesaikan PDP parabolic satu dimensi? 1.3. Tujuan 1. Menyusun program computer dengan menggunakan metode finite difference untuk menyelesaikan PDP hiperbolik satu dimensi 2. Menyusun program computer terapan dalam bidang sains dengan menggunakan metode finite difference untuk meyelesaikan PDP hiperbolik satu dimensi 3. Menyusun program computer dengan menggunakan metode finite difference untuk menyelesaikan PDP parabolic satu dimensi 4. Menyusun program computer terapan dalam bidang sains dengan menggunakan metode finite difference untuk menyelesaikan PDP parabolic satu dimensi 2 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Persamaan Diferensial Parsial (PDP) Persamaan diferensial parsial (PDP) adalah persamaan yang di dalamnya terdapat suku-suku diferensial parsial, yang dalam matematika diartikan sebagaisuatu hubungan yang mengaitkan suatu fungsi yang tidak diketahui, yang merupakan fungsi dari beberapa variabel bebas, dengan turunan-turunannya melalui variabel-variabel yang dimaksud. PDP juga digunakan untuk melakukan formulasi dan menyelesaikan permasalahan yang melibatkan fungsi-fungsi yang tidak diketahui, yang merupakan dibentuk oleh beberapa variabel, seperti penjalaran suara dan panas, elektrostatika, elektrodinamika, aliran fluida, elastisitas, atau lebih umum segala macam proses yang terdistribusi dalam ruang, atau terdistribusi dalam ruang dan waktu. Kadang beberapa permasalahan fisis yang amat berbeda memiliki formulasi matematika yang mirip satu sama lain. Persamaan diferensial parsial yang selanjutnya akan dipersingkat menjadi PDP adalah perubahan variabel tidak bebas terhadap lebih dari satu variabel bebas. PDP dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu persamaan diferensial eliptik, parabolic dan hiperbolik. PDP eliptik dinyatakan sebagai berikut: Di bidang fisika, persamaan (1) dikenal sebagai Persamaan Poisson. Jika f(x, y)=0, maka diperoleh persamaan yang lebih sederhana sebagai berikut: 3 yang biasa disebut sebagai Persamaan Laplace. Contoh masalah PDP eliptik di bidang fisika adalah distribusi panas pada kondisi steady-state pada obyek 2dimensi dan 3- dimensi. Jenis PDP kedua adalah PDP parabolik yang dinyatakan sebagai berikut: Fenomena fisis yang bisa dijelaskan oleh persamaan ini adalah masalah aliran panas pada suatu obyek dalam fungsi waktu t dan difokuskan pada bagaimana cara menyatakan semua PDP di atas dalam formulasi beda hingga atau Finite-Difference. 2.2. Persamaan Diferensial Parsial (PDP) Hiperbolik Dalam fisika persamaan difrensial Hiperbolik merupakan persamaan gelombang, karena model persamaan ini dapat menjelaskan fenomena gelombanng. Bentuk PDP hiperbolik untuk satu dimensi dinyatakan sebagai berikut: 𝜕2 𝑉 𝜕𝑡 2 𝜕2 𝑉 = 𝑐 2 𝜕𝑥 2 Keterangan: V = simpangan gelombang c = cepat rambant gelombang t = waktu x = posisi 4 2.2.1. Solusi Numerik PDP Hiperbolik Metode Finite Diffrence Solusi numerik PDP hiperbolik metode Finite Diffrence ada dua hal yang harus ditentukan, yaitu sebagai berikut: 1) Syarat awal dan syarat batas a. 0<v<L, pada t>0 b. V(0,t)=V(L,t)=0, pada t>0 c. V(x,0)=f(x), pada 0 ≤ 𝑥 ≤ 𝐿 d. 𝝏𝑽 𝝏𝒕 (𝑥, 0) = 𝑔(𝑥) pada 0 ≤ 𝑥 ≤ 𝐿 2) Segmen waktu dan posisi h = L / m; m = jumlah segmen posisi k = T /n; n = jumlah semen waktu xi = i * h; i =nindeks posisi tj = j * k; j = indeks waktu 3) Penyelesaian secara numerik 𝜕 2 𝑉 𝑉𝑖,𝑗+1 − 2𝑉𝑖,𝑗 + 𝑉𝑖,𝑗−1 = 𝜕𝑡 2 𝑘2 𝜕 2 𝑉 𝑉𝑖+𝑗+1 − 2𝑉𝑖,𝑗 + 𝑉𝑖−1,𝑗 = 𝜕𝑡 2 ℎ2 𝑉𝑖,𝑗+1 − 2𝑉𝑖,𝑗 + 𝑉𝑖,𝑗−1 𝑉 − 2𝑉𝑖,𝑗 + 𝑉𝑖−1,𝑗 2 𝑖+𝑗+1 − 𝑐 =0 𝑘2 ℎ2 Jika: 𝜆 = 𝑐𝑘 ℎ 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑉𝑖,𝑗+1 − 2𝑉𝑖,𝑗 + 𝑉𝑖,𝑗−1 − 𝜆2 𝑉𝑖+1,𝑗 + 2𝜆2 𝑉𝑖,𝑗 + 𝜆2 𝑉𝑖−1,𝑗 = 0 5 Bentuk persamaan iterasi menjadi: 𝑉𝑖,𝑗+1 = 2(1 − 𝜆2 )𝑉𝑖,𝑗 + 𝜆2 (𝑉𝑖+1,𝑗 − 𝑉𝑖−1,𝑗 ) − 𝑉𝑖−1,𝑗 Syarat awal/batas pada proses iterasi 𝑉0,𝑗 = 𝑉𝑚,𝑗 = 0; pada 𝑡 ≥ 0 𝑉𝑗,0 = 𝑓(𝑥); pada 0 ≤ 𝑥 ≤ 𝐿 𝑉𝑖,1 = 𝑉𝑖,0 + 𝑘𝑔(𝑥𝑖 ) 2.2.2. 1) Penerapan PDP Hiperbolik Masalah: Penyelesaian persamaan gelombang satu dimensi pada dawai dengan syarat awal/batas sbb: a. Simpangan pada ujung-ujung dawai 𝑉𝑗,0 = 𝑉𝑚,𝑗 = 0; pada t ≥ 0 b. Simpangan pada t = 0; x = 0 dan x = L; 𝑉0,0 = sin 𝑝𝑖 × 0; 𝑉0,𝐿 = sin 𝑝𝑖 × 𝐿 c. Simpangan awal pada t = 0 𝑉𝑖,0 = 𝑠𝑖𝑛(𝑝𝑖 × 𝑥); pada 0 < 𝑥 < 𝐿 d. Simpangan pada x = i * h dan t = k g(x) =0 𝑉𝑖,1 = 𝑉𝑖,0 2) Penerapan Data Unit Variabel Type of Data Keterangan Lama Pengamatan T Numeric Input data Panjang dawai L Numeric Input data Jumlah segmen waktu N Numeric Input data Jumlah segmen posisi m Numeric Output data Variasi waktu t Array/Numeric Output data 6 Variasi posisi X Array/Numeric Output data Simpangan V Array/Numeric Output data 3) Algoritma 1. Mulai 2. Input data 3. Proses h←L/m; k←T/N ;c←2; lambda←k*c/h; % syarat awal / batas x←0:h:L; t←0:k:L; for j←2:N+1 V(1,j) ←0.0; V(m+1,j) ←0.0; end V(1,1) ←sin (pi*0) V(m+1,1) ←sin(pi*L) for i←2:m V(i,1) ←sin (pi*(i-1)*h); V(i,2) ← V(i,1) end % menyelesaikan komputasi matriks for j←2:N for i←2:m V(i,j+1)=2*(1-lambda^2)*V(i,j)+(V(i+1,j)+V(i-1,j)*lambda^2V(i,j-1) end end 4. Output for i←1:m+1 tampil i-1,(i-1)*h, V(I,N+1) end tampil grafik: plot (t,x,V) 5. Stop 7 4) Koding dalam Matlab %DPD hiperbolik %Menyelesaikan persamaan gelombang clear;clc; % parameter gelombang m=50; T=2; L=2; N=100; h=L/m; k=T/N; c=2 lamda=k*c/h; % syarat awal / batas x=0:h:L; t=0:k:T; for j=2:N+1 V(1,j)=0,0; V(m+1,j)=0.0; end V(1,1)=sin(pi*0); V(m+1,1)=sin(pi*L); for i=2:m V(i,1)=sin(pi*(i-1)*h); V(1,2)=V(i,1); end % menyelesaikan komputasi matriks for j=2:N for i=2:m V(i,j+1)=2*(1-lamda^2)*V(i,j)+(V(i+1,j)+V(i1,j))*lamda^2-V(i,j-1); end end disp('No x V') for i=1:m+1 fprintf('%3.0f %8.2f %8.2f\n',i-1,(i-1)*h,V(i,N+1)) end [t,x]=meshgrid(t,x); colormap(gray); surfl(t,x,V); shading interp; %mesh(V); grid on; title('Grafik Persamaan Gelombang'); xlabel('waktu t'); ylabel('posisi x'); zlabel('simpangan V'); legend('Simpangan'); 8 5) Bentuk koding dalam MatLab 9 6) Hasil 10 11 Gambar 2.1 Grafik Simpangan Gelombang V=f(x,t) 2.3. Persamaan Difrensial Parsial (PDP) Parabolik Dalam fisika persamaan difrensial parabolik merupakan persamaan difusi, karena model persamaan ini dapat menjelaskan fenomena difusi sebaran suhu akibat pertambahan energi kalor pada zat dalam satu, dua atau tiga dimensi. Perpindahan kalor menyebabkan terjadinya variasi suhu pada zat. Bentuk PDP Parabolik untuk difusi panas suatu dimensi dinyatakan sebagai berikut: 𝐷 𝜕 2 𝑇 𝜕𝑇 − =0 𝜕𝑥 2 𝜕𝑡 𝜕𝑇 𝜕 2𝑇 =𝐷 2 𝜕𝑡 𝜕𝑥 12 Keterangan: T(t,x) = suhu pada posisi x dan waktu t D = koefisien difusi panas 2.3.1. Solusi Numerik PDP Parabolik Menggunakan Metode Finite Diffrence Solusi numerik PDP hiperbolik metode Finite Diffrence ada dua hal yang harus ditentukan, yaitu sebagai berikut: 𝜕𝑇 𝑇(𝑡 + 𝑑, 𝑥) − 𝑇(𝑡, 𝑥) = 𝜕𝑡 𝑑 𝜕 2 𝑇 𝑇(𝑡, 𝑥 + ℎ) − 2𝑇(𝑡, 𝑥) + 𝑇(𝑡, 𝑥 − ℎ) = 𝜕𝑥 2 ℎ2 𝑇(𝑡 + 𝑑, 𝑥) = 𝑇(𝑡, 𝑥) + Iterasi akan stabil jika: 𝐷𝑑 = [𝑇(𝑡, 𝑥 + ℎ) + 𝑇(𝑡, 𝑥 − ℎ) − 2𝑇(𝑡, 𝑥)] ℎ2 𝐷𝑑 ℎ2 1 = 2 ; bentuk persamaan menjadi: 𝑇(𝑡 + 𝑑, 𝑥) = 1 [𝑇(𝑡, 𝑥 + ℎ) + 𝑇(𝑡, 𝑥 − ℎ)] 2 Persamaan Iterasi menjadi: 𝑇(𝑖 + 1, 𝑗) = 1 [𝑇(𝑖, 𝑗 + 1) + 𝑇(𝑖, 𝑗 − 1)] 2 1) Syarat awal dan syarat batas a. T(0,j)=f(x). Suhu berada pada kondisi awal atau t=0 b. 0<x<L, pada t>0 c. T(t,0)=suhu pada ujung x=0; d. T(t,L)=suhu pada ujung x=L 13 2.3.2. Penerapan PDP Parabolik 1) Masalah: Sebaran suhu pada batang logam setelah t dengan syarat awal dan batas sebagai berikut: a. T(0,j)=2. Suhu pada kondisi awal atau t=0 b. 0<x<L pada t>0 c. T(t,0)=0; d. T(t,L)=100 2) Struktur Data/Variabel Utama Unit Lama pengamatan Panjang penghantar Jumlah segmen waktu Jumlah segmen posisi Segmen waktu Segmen posisi Variasi waktu Variasi posisi Suhu Variabel T L N m dt h t x T Type of Data Numeric Numeric Numeric Numeric Numeric Numeric Array/Numeric Array/Numeric Array/Numeric 3) Algoritma 1. Mulai 2. Input data L, m, N 3. Proses D←0.2; % koefisien diffuse h←L/m dt←0.5*h^2/D; tm←N*dt; t←0:dt:tm; x←0:h:L; %syarat awal dan syarat batas For j←1:N+1 T (j, m+1) ←100; % suhu 100 pada x = L T (j +1) ←0; % suhu 0 pada x=0 end for k←2:m T (1, k)=2; % suhu pada t=0 end 14 Keterangan Input data Input data Input data Output data Output data Output data Output data Output data Output data 4. output 5. Stop % komputasi penyelesaian For j←1:N For k←2:m T(J+1,k) ←0.5*(T(j,k-1)+T(j,k +1)); end end tampil T Plot (x, t, T); 4) Koding dalam Matlab %persamaan diffusi %dengan metode finite diffrence clear; clc; L = input('panjang batang logam :'); m = input('Jumlah segmen interval panjang batang ='); N=input('Jumlah segmen interval panjang batang = '); D=0.2; % koefisien diffusi h=L/m; dt=0.5*h^2/D; tm=N*dt; t=0:dt:tm; x=0:h:L; % syarat awal dan syarat batas for j=1:N+1 T(j,m+1)=100; %suhu 100 pada x=L T(j,1)=0; % suhu 0 pada x=0 end for k=2:m T(1,k)=2; % suhu pada t=0 end % komputasi penyelesaian for j=1:N for k=2:m T(j+1,k)=0.5*(T(j,k-1)+T(j,k+1)); end end T grid on; colormap(gray); [x,t]=meshgrid(x,t); colormap(gray); surfl(x,t,T); xlabel('Posisi x'); ylabel('Waktu t'); zlabel('T(t,x)'); title('Diffusi Suhu fungsi f(0,x)=2'); 15 5) Bentuk koding dalam MatLab 16 6) Hasil Testing 1 Gambar 2.2. Sebaran Suhu pada t<2 pada testing 1 17 Testing 2 18 Gambar 2.3. Sebaran Suhu pada t<2 pada testing 2 19 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan 1. Susunan program computer dengan menggunakan metode finite difference untuk menyelesaikan PDP hiperbolik satu dimensi disusun dengan cara: menentukan syarat awal dan syarat batas, menetukan segmen waktu dan posisi, dan menyelesaikan secara numerik 2. Susunan program computer terapan dalam bidang sains dengan menggunakan metode finite difference untuk meyelesaikan PDP hiperbolik satu dimensi yang digunakan adalah fenomena gelombangdengan menentukan simpangan gelombnag V=f(x,t) 3. Susunan program computer dengan menggunakan metode finite difference untuk menyelesaikan PDP parabolic satu dimensi disusun dengan cara menentukan syarat awal dan batas 4. Susunan program computer terapan dalam bidang sains dengan menggunakan metode finite difference untuk menyelesaikan PDP parabolic satu dimensi yang digunakan adalah menentukan suhu yaitu panjang batang logam 20 DAFTAR PUSTAKA Sahyar, (2014), KomputasiSainsFisika, Unimed Press, Medan Suarga, (2005), FisikaKomputasiSolusiProblematikaFisikadenganMatLab, Andi Offset, Yogyakarta http://wiki.verkata.com/id/wiki/Persamaan_diferensial http://istiarto.staff.ugm.ac.id/docs/matek/MT%20Persamaan%20Diferensial%20P arsial.pdf Boas, Mary L, 1983, Mathematical Methods in the Physical Sciences, Edisi ke-2, John Wiley and Sons, New York 21