FAKTOR PENYEBAB PERMUKIMAN KUMUH TEPIAN SUNGAI KELURAHAN TANGGA TAKAT, SUMATERA SELATAN Nama : Dede Arif Budiman NIM : 03061281621033 Abstrak Kota Palembang mempunyai daya tarik sendiri bagi masyarakat untuk tinggal menetap guna memperoleh kemudahan akses baik perdagangan, jasa dan pelayanan masyarakat. Hal ini turut berpengaruh dalam kebutuhan lahan permukiman yang cukup banyak. Kota Palembang khususnya di Kelurahan Tangga Takat, Kecamatan Seberang Ulu 1, berdasarkan lokasi dari Kelurahan ini berlokasi pada Kawasan pinggiran sungai Musi, hal ini berpotensi menjadi pemicu padatnya permukiman penduduk di Kelurahan tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut, maka penting untuk mengetahui karakteristik permukiman kumuh berupa kondisi bangunan hunian dan infrastruktur lingkungan, pengelolaan air minum dan air limbah, pengelolaan persampahan, dan potensi lahan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui factor apa saja yang menjadi penyebab permukiman tersebut menjadi kumuh berdasarkan dengan karakteristik yang ada di permukiman kumuh tersebut. Metode penelitian yang dilakukan adalah pengumpulan data yang didapat dari melakukan survey primer (responden di tempat) dan survey sekunder (data informasi terkait). Berdasarkan hasil survey dan analisa dapat disimpulkan beberapa factor penting yang memicu dan menimbulkan kekumuhan pada kawasan hunian tersebut antara lain, (1) kepadatan penduduk yang tinggi, (2) Kepemilikan dan keterbatasan lahan permukiman, (3) Faktor kondisi Sanitasi lingkungan yang tidak layak, (4) Faktor kesadaran masyarakat yang rendah dalam menjaga lingkungan, (5) Infrastruktur yang belum memadai, dan (6) Kondisi ekonomi masyarakat yang masih rendah. Kata kunci: Kelurahan Tangga Takat, Faktor penyebab kekumuhan, karateristik permukiman kumuh 1. Pendahuluan Kota Palembang mempunyai daya tarik sendiri bagi masyarakat untuk tinggal menetap guna memperoleh kemudahan akses baik perdagangan, jasa dan pelayanan masyarakat. Hal ini turut berpengaruh dalam kebutuhan lahan permukiman yang cukup banyak. Kota Palembang khususnya di Kelurahan Tangga Takat, Kecamatan Seberang Ulu 1, berdasarkan lokasi dari Kelurahan ini berlokasi pada Kawasan pinggiran sungai Musi, hal ini berpotensi menjadi pemicu padatnya permukiman penduduk di Kelurahan tersebut. Hal ini ditunjukkan dari beberapa faktor yang telah dianalisa dan dikumpulkan melalui data survey lapangan yang telah dilakukan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka penting untuk mengetahui karakteristik permukiman kumuh berupa kondisi bangunan hunian dan infrastruktur lingkungan, pengelolaan air minum dan air limbah, pengelolaan persampahan, dan potensi lahan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui factor apa saja yang menjadi penyebab permukiman tersebut menjadi kumuh berdasarkan dengan karakteristik yang ada di permukiman kumuh tersebut. 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah pengumpulan data yang didapat dari melakukan survey primer (responden di tempat) dan survey sekunder (data informasi terkait). Melalui data ini kemudian dianalisis dan dihasilkan faktor-faktor penyebab terbentuknya pemukiman kumuh berdasarkan variable penelitian yakni indicator dari beberapa karateristik pemukiman kumuh. 3. Tinjauan Pustaka Pemukiman kumuh adalah kawasan pemukiman yang dikenal dengan kawasan padat dan tidak teratur. Kawasan ini dapat dikatakan sebagai kampung yang berada di perkotaan dengan kondisi yang buruk serta memprihatinkan. Berdasarkan variable dari penelitian, perlu diketahui karateristik umum dari permukiman kumuh, UN-HABITAT (2007) menjelaskan bahwa rumah tangga dalam permukiman kumuh (slum household) adalah kelompok individu yang tinggal di bawah satu atap di daerah perkotaan yang tidak mempunyai beberapa dari indikator berikut yakni, Rumah yang kokoh, yang dapat melindungi penghuninya dari kondisi cuaca yang buruk; Ruang huni yang cukup, yang berarti tidak lebih dari tiga orang menghuni 1 ruang bersama; Kepastian atau rasa aman bermukim (secure tenure), yang dapat melindungi penghuninya dari penggusuran paksa maupun terhadap tindakan criminal. Kemudian menurut UN-HABITAT (2008) kriteria permukiman kumuh selanjutnya adalah rumah tangga yang memiliki salah satu dari kriteria berikut: 1. Tidak memadainya ketersediaan air minum yang memadai 2. Tidak memadainya ketersediaan sanitasi beserta infrastrukturnya 3. Kualitas hunian yang rendah 4. Ruang huni yang padat 5. Status hunian yang tidak aman Pemukiman kumuh merupakan kawasan di perkotaan yang tumbuh dan berkembang secara spontan diluar kontrol tanpa sarana dan prasarana lingkungan. Keadaan penduduknya sangat padat dan berpenghasilan rendah, rumah-rumah dalam keadaan darurat yang dibangun dengan material bangunan yang tidak bertahan lama. ( Dewanta, 1995 :11). 1. Growth of density (Pertambahan jumlah penduduk) Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk yaitu dari kelahiran dan adanya pertambahan jumlah keluarga, maka akan membawa masalah baru. Secara manusiawi mereka ingin menempati rumah milik mereka sendiri. Dengan demikian semakin bertambahlah jumlah hunian yang ada dalam satu hunian di kawasan permukiman tersebut yang menyebabkan pertumbuhan perumahan permukiman menjadi tidak terkontrol. 2. Urbanization (Urbanisasi) Dengan adanya daya tarik pusat kota yang juga menjadi pusat ekonomi maka akan menyebabkan arus migrasi desa ke kota maupun dari luar kota ke pusat kota. Masyarakat urbanis yang bekerja di pusat kota ataupun masyarakat yang membuka usaha di pusat kota, tentu saja memilih untuk tinggal di permukiman di sekitar kawasan pusat kota atau pinggiran kota. Hal ini juga akan menyebabkan pertumbuhan perumahan permukiman yang tidak teratur di kawasan pusat kota. 4. Pembahasan Gambaran Umum Lokasi Gambar 1. Letak Kelurahan Tangga Takat, Kecamatan Seberang Ulu 1 melalui google.maps Analisis yang digunakan untuk Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Permukiman Kumuh di Kelurahan Tangga Takat adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan dimana telah disediakan variabel yang dikumpulkan untuk diwawancarai dan diidentifikasikan kepada koresponden penduduk setempat yang tinggal pada daerah tersebut. Variabel tersebut dirangkum menjadi beberapa poin penting antara lain sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kepemilikan Hunian Kondisi Hunian Kepadatan Penghuni Kondisi Air Bersih dan MCK Infrastruktur dan Drainase Pengelolaan Sampah dan Lingkungan Kondisi Ekonomi 8. Tingkat Pendidikan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan melalui survey lapangan, didapat beberapa factor umum yang menjadi penyebab kekumuhan dari lokasi permukiman pinggiran sungai Musi kelurahan Tangga Takat. Ini, antara lain: 1. Faktor kepadatan penduduk yang tinggi Tinggi nya pertumbuhan penduduk dalam satu tingkat rumah tangga, menjadi salah satu penyebab padatnya suatu hunian maupun kawasan hunian suatu daerah yang tidak seimbang dengan jumlah hunian yang tersedia. 2. Kepemilikan dan keterbatasan lahan permukiman Masyarakat di permukiman kumuh umumnya tinggal di permukiman yang tidak jelas status tanahnya, tidak memiliki sertifikat, dan berdiri di atas tanah Negara. Namun beberapa rumah di kel. Tangga Takat sudah memiliki hak sertifikat tanah asli atas huniannya. 3. Faktor kondisi Sanitasi lingkungan yang tidak layak Permukiman kumuh ini tidak dilengkapi sarana dan prasarana dasar seperti fasilitas untuk mandi, cuci dan kakus (MCK). Dan masyarakat bantaran sungai musi ini masih memanfaatkan air sungai yang cukup tercemar untuk kegiatan MCK 4. Faktor kesadaran masyarakat yang rendah dalam menjaga lingkungan Kel. Tangga Takat sudah tersedia TPS umum, namun karena kurangnya kesadaran dan niat masyarakat untuk menjaga kebersihan. Masyarakat umumnya masih membuang sampah ke bantaran sungai dikarenakan sudah menjadi kebiasaan dan pola hidup masyarakat disana. Dan itu menjadi salah satu factor utama kekumuhan desa ini. 5. Infrastruktur yang belum memadai Kondisi jaringan jalan yang sudah dibeton tidak melayani seluruh lingkungan. Kondisi permukaan jalan yang masih tidak dapat dilalui kendaraan dengan aman dan nyaman karena lebar jalan yang tidak memadai. Saluran drainase yang tersumbat dengan adanya sampah yang menjorok kedaratan permukiman penduduk. 6. Kondisi Ekonomi Umumnya masyarakat disini berpendidikan rendah sehingga profesi yang mereka miliki umumnya berpenghasilan rendah sekitar 1,5 juta/bulan. Berprofesi sebagai pengangguran, buruh bangunan, nelayan, penjual dagangan pikul dan penjual dagangan gerobak dorong. Hal ini juga mempengaruhi dari kesadaran masyarahat akan kebersihan lingkungannya. 5. Kesimpulan & Saran a. Kesimpulan Kelurahan Tangga Takat Palembang tepatnya pada pinggiran sungai musi merupakan kawasan kumuh dilihat dari beberapa indicator karateristik kawasan permukiman kumuh. Adapun dengan adanya indicator tersebut dapat disimpulkan beberapa factor penting yang memicu dan menimbulkan kekumuhan pada kawasan hunian tersebut antara lain, kepadatan penduduk yang tinggi, Kepemilikan dan keterbatasan lahan permukiman, Faktor kondisi Sanitasi lingkungan yang tidak layak, Faktor kesadaran masyarakat yang rendah dalam menjaga lingkungan, Infrastruktur yang belum memadai, dan Kondisi ekonomi masyarakat yang masih rendah. b. Saran Seharusnya pemuka/tokoh masyarakat/Ketua RT setempat perlu dari awal perlu mengedukasi masyarakat yang akan berhuni di daerah tersebut akan pentingnya kebersihan, kemudian mengadakan jadwal rutin kegiatan kebersihan lingkungan permukiman bagi tiap-tiap penghuni, sehingga sebagian besar penghuni tetap memiliki kesadaran dan kewajiban menjaga kebersihan lingkungan tempat mereka tinggal. Bersedia memelihara dan menjaga segala bentuk sarana dan prasarana yang disediakan dan menggunakannya secara bijaksana, Mematuhi segala bentuk kebijakan pemerintah dalam kaitannya dengan pemeliharaan dan peningkatan kualitas lingkungan.