1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam yang mutlak diperlukan untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya diantaranya adalah air. Selain itu, air merupakan komponen penyusun terbesar bumi, terdiri atas 97% air laut dan 3% air tawar. Hanya 0,7% dari air tawar yang dapat dijumpai di danau, sungai, situ, dan sebagainya (Ray et al., 2000). Kuantitas air tawar di Indonesia kira-kira 6% dari sumber air segar di dunia, ekivalen dengan kira-kira 2.530 km3 sumber air yang dapat diperbaharui setiap tahun (Worldbank, 2003) dengan distribusi yang berbeda diantara berbagai pulau. Pada dasarnya air terdapat di bumi ini dalam suatu siklus yang disebut siklus hidrologi, sehingga dapat dipahami kerusakan air dan sumber air terjadi akibat terganggunya siklus tersebut. Keberadaan air di bumi sangat tergantung dari baikburuknya siklus hidrologi yang berjalan. Jika dapat menjaga siklus hidrologi, dalam artian tetap membuat siklus tersebut berjalan alamiah, yakni air yang harusnya meresap ke dalam tanah dibiarkan untuk meresap agar menjadi air tanah, air permukaan (sungai, danau, situ) dijaga agar tidak tercemar sehingga dapat dimanfaatkan, air hujan yang turun ke bumi melewati atmosfer yang bersih sehingga menjadi uap air yang berkualitas baik maka keberadaan air dan sumbersumber air tersebut akan bisa terus mendukung kehidupan di bumi ini (Pringadi, 2004). Kenyataan yang terjadi, bahkan sering terjadi di seluruh Indonesia, siklus tersebut terganggu dan terjadilah kerusakan air dan sumber-sumber air. Pada dasarnya kerusakan tersebut dapat terjadi akibat terjadinya gangguan terhadap sumber-sumber air tersebut baik berupa eksploitasi air secara berlebihan maupun pengalihan fungsi menjadi tempat akhir pembuangan limbah-limbah dari aktivitas manusia. Kerusakan air dapat diartikan sebagai penurunan mutu air sehingga air tidak dapat dipergunakan untuk berbagai kebutuhan sebagaimana mestinya. Kerusakan tersebut seringkali diakibatkan oleh terjadinya pencemaran air. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan 2 Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa air tercemar atau air yang berkualitas rendah adalah air yang mengandung bahan-bahan asing dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapkan, sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu, misalnya untuk air minum, pertanian, perikanan, rekreasi, transportasi dll. Selain itu, kuantitas air juga ikut turun karena sulitnya memperoleh air berkualitas baik (Jaji et al., 2007). Hal tersebut sangat merugikan manusia yang menjadikan air sebagai kebutuhan esensial yang tidak pernah bisa tergantikan dan dari tahun ke tahun dengan peningkatan populasi manusia, industri, pembangunan pertanian semakin membutuhkan sumberdaya air. Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung dibuang ke badan air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dulu, atau proses pengolahan yang dilakukan belum memadai. Pengolahan limbah bertujuan memperkecil tingkat pencemaran yang ada agar tidak membahayakan lingkungan hidup. Contoh pencemaran air yang terjadi diantaranya adalah pencemaran sungai Brantas, Jawa Timur yang sebagian disebabkan oleh limbah rumahtangga dan limbah industri (Handayani, 2001). India juga menghadapi masalah pencemaran air yang lebih serius, sekitar 70% sumber air yang ada telah tercemar. Sebagian besar hal tersebut terjadi akibat pembuangan limbah domestik dan industri tanpa pengolahan dahulu ke sungai dan aliran air lainnya (Ray et al., 2000). Menurut Sastrawijaya (2000), sumber-sumber pencemaran air dibedakan menjadi sumber domestik (permukiman, pasar, jalan, terminal, rumah sakit dan sebagainya) dan sumber non domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, dan sebagainya). Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung dibuang ke badan air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dulu, atau proses pengolahan yang dilakukan belum memadai. Pengolahan limbah bertujuan memperkecil tingkat pencemaran yang ada agar tidak membahayakan lingkungan hidup. 3 Salah satu sumber pencemaran adalah berasal dari permukiman, dalam hal ini setiap perumahan yang ada di wilayah permukiman akan menghasilkan buangan atau limbah, yakni limbah padat, cair, dan gas. Limbah yang paling banyak mencemari perairan adalah limbah cair. Limbah cair perumahan dibedakan atas tinja dan urin, air bekas cucian dapur dan air buangan kamar mandi. Limbah perumahan apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerugian pada masyarakat di dalam perumahan maupun di luar wilayah perumahan, mulai dari pandangan dan bau yang tidak sedap sampai pada timbulnya gangguan pada kesehatan. Selama ini limbah dari perumahan tidak mengalami pengolahan terlebih dahulu, sehingga limbah tersebut langsung dibuang ke perairan. Oleh karena itu maka muncul berbagai akibat yang ditimbulkan oleh limbah perumahan diantaranya penyebab kematian pada ikan maupun organisme air lainnya (Saeni, 1989), penyebab berbagai jenis penyakit yang menyerang manusia berjangkit (Suriawiria, 2003), dan terjadi perubahan fisik, kimia, dan biologi perairan tersebut (Kendeigh, 1975). Oleh karena itu analisis kualitas perairan perlu dilakukan untuk perlindungan kesehatan masyarakat dan lingkungan dan yang menjadi perwakilan dari kondisi produsen pencemaran lingkungan perairan yang ada diantaranya adalah limbah perumahan yang berasal dari Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok. 1.2. Kerangka Pemikiran Lingkungan perairan merupakan salah satu ekosistem yang tidak hanya penting bagi mahluk hidup yang memiliki habitat di perairan tetapi juga manusia dan mahluk hidup lainnya di daratan (Bellos and Sawidis, 2005). Manfaat lingkungan perairan bagi manusia diantaranya sebagai sumber air minum, usaha perikanan, rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Di samping manfaat yang dapat diperoleh, aktivitas manusia juga menimbulkan dampak bagi lingkungan perairan yaitu pencemaran yang berupa limbah (cair, padat, dan gas) (Mesner, 2001). Salah satu sumber limbah cair domestik adalah perumahan. Pada umumnya limbah cair perumahan dibuang ke lingkungan perairan. Oleh karena itu, perlu dianalisis aspek fisik, kimia, dan biologi lingkungan perairan, sistem pengolahan limbah 4 cair yang terdapat di perumahan tersebut, dan persepsi masyarakat serta keinginan membayar masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan perairan sehingga dapat diperoleh informasi kualitas perairan akibat pembuangan limbah cair perumahan dan masukan kepada intansi terkait mengenai pengelolaan limbah cair perumahan yang berimplikasi pada kualitas lingkungan perairan dan manfaat yang dihasilkannya. Bagan alir kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1. 5 Aktivitas Manusia Sumber Air Minum Perikanan Rekreasi Transportasi Manfaat Lingkungan Perairan Limbah Dampak Kesejahteraan masyarakat Pencemaran Cair Padat Gas Pertanian Domestik Non Domestik Perikanan Industri Perumahan Hotel Rumah Sakit Analisis Kualitas Perairan Sungai (Fisik, Kimia, Biologi) Analisis Persepsi Masyarakat Analisis Keinginan Membayar Masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan perairan Keterangan: : Ruang Lingkup Penelitian Gambar 1 Bagan alir kerangka pemikiran - Informasi Kualitas Perairan - Masukan kepada instansi terkait mengenai Pengelolaan Limbah Cair Perumahan 6 1.3. Perumusan Masalah Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di dunia ini. Tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia baik untuk keperluan hidup sehari-hari, keperluan industri, kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah rumahtangga, limbah rumah sakit, industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Limbah rumahtangga yang berasal dari perumahan terdiri atas tiga jenis yaitu limbah padat, cair, dan gas. Hasil penelitian Solehati (2005) dan Pattimahu (2000), limbah padat perumahan sebagian besar dikumpulkan dalam suatu tempat sampah berukuran besar dalam suatu kelompok perumahan yang kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir di daerah. Sedangkan untuk limbah cair perumahan seperti dari Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok, yang mengandung mikroba patogen, karbohidrat, protein, lemak, deterjen, dan lain-lain, dibuang langsung ke lingkungan perairan sehingga mengakibatkan penurunan kualitas air, terganggunya habitat biota perairan, kesehatan masyarakat sekitar, dan lain-lain. Oleh karena itu untuk memberikan solusi dari permasalahan tersebut, dapat didekati dengan menjawab pertanyaan berikut : 1. Bagaimana tingkat pencemaran perairan sungai akibat pembuangan limbah cair perumahan 2. Bagaimana persepsi masyarakat tentang pencemaran limbah cair perumahan 3. Bagaimana keinginan dari masyarakat untuk membayar upaya pengelolaan lingkungan perairan sungai akibat limbah cair perumahan Penelitian tentang limbah cair domestik yang pernah dilakukan menggunakan limbah yang berasal dari permukiman umum seperti penelitian Syafei (2002) di permukiman tepi Kali Mas Surabaya, Wibowo (2002) di permukiman kawasan pesisir Probolinggo, Mujiati (2005) di permukiman kumuh Kota Bengkulu, dan Rochmat (2002) di permukiman pesisir Kota Ternate. Untuk 7 penelitian limbah cair domestik ini berasal dari perumahan yang dalam pengelolaannya diperlukan keterlibatan masyarakat perumahan, pemerintah daerah dan pihak pengelola Perumahan Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menentukan tingkat pencemaran perairan sungai akibat pembuangan limbah cair perumahan 2. Mengetahui persepsi masyarakat tentang pengelolaan limbah cair perumahan 3. Mengetahui keinginan dari masyarakat untuk membayar upaya-upaya pengelolaan lingkungan perairan akibat limbah cair perumahan 1.5. Manfaat Penelitian Kegunaan penelitian adalah: 1. Tersedianya informasi tentang kualitas perairan akibat pembuangan limbah cair perumahan 2. Diharapkan dapat memberikan masukan kepada instansi terkait, sebagai bahan pertimbangan dalam usaha penanggulangan pencemaran lingkungan perairan oleh limbah cair perumahan