RANGKUMAN BUKU LESSIG DIANDRA SABILA NIGARA BINUS UNIVERSITY CHAPTER ONE : Code is Law Pada bagian pertama buku ini, Lessig membahas tentang jatuhnya Era Komunisme di Eropa Tengah dan Timur yang dimulai pada tahun 1989 serta dampak atas keruntuhan Komunisme itu sendiri yang mengarah pada perkembangan dunia maya. Di mana, Era Politik baru telah lahir di Eropa Tengah dan Timur yang membawa paham-paham baru. Pada 1991, Lessig yang baru mulai mengajar di University of Chicago. Ia memahami bahwa pada saat itu, Chicago, yang memiliki suatu pusat bagian yang mendedikasikan segala studinya pada perkembangan demokrasi yang terjadi di Eropa Tengah dan Timur. Warga Amerika yang berada di Eropa Tengah dan Timur, tampak cukup sering memberikan saran untuk menggiring para mantan Komunis untuk menjalankan pemerintahannya secara tertentu. Lessig mendeskripsikan bahwa saran-saran tersebut tidak ada habisnya dan terkesan bodoh. Nyatanya, Warga Amerika ini datang dari negara konstitusi. Yang mana bagi negara mereka, konstitusi mungkin dapat berjalan. Beda halnya dengan misi salah satu pusat bagian dari Chicago bukan lah untuk memberikan saran-saran politik. Melainkan mengarah pada pengumpulan data terhadap perkembangan politik di Eropa Tengah dan Timur. Keruntuhan Era Komunisme ini, dipenuhi dengan hasrat antipemerintah. Yang ditujukan pada negara dan regulasi-regulasi negara. Mereka, masyarakat, lebih ingin pasar dan organisasi-organisasi nonpemerintah dapat menggantikan kedudukan pemerintah. Di mana, mereka percaya apabila pasar berkuasa, dan pemerintah diasingkan (dihalangi, tidak diberi kuasa atau jalan), kebebasan dan kemakmuran pasti akan tumbuh. Tetapi, pemerintah malah lumpuh dan pemerintahan yang lumpuh (jatuh, tidak berjalan) bukanlah kunci kebebasan. Dalam bab ini juga dijelaskan bahwa dengan runtuhnya pemerintahan, kebutuhan akan penyediaan dari negara tidak hilang begitu saja. Misalnya kebutuhan akan adanya polisi (keamanan), pengadilan (keadilan), sekolah (pendidikan) dan tinjauan kesehatan. Runtuhnya pemerintahan secara tiba-tiba ini pun membawa ancaman pula. Seperti pembunuhan dan tindak kejahatan lainnya. Dan hal ini bukanlah hal yang dapat dikatakan sebagai kebebasan menurut penduduk Eropa Barat. Saat pasca Komunisme telah menyusut, timbul paham baru di Eropa Barat. Yang mana disambut dengan penuh rasa penasaran. Internet. Atau cyberspace (dunia maya). Walau pada awalnya, internet terdapat di universitas-universitas dan pusat-pusat penelitian. Namun, lama kelamaan menyebar ke masyarakat umum. Mereka menganggap bahwa dunia maya ini menjadi lingkungan libertarian yang ideal selain Moskow dan Tblisi. Dunia maya menjadi penghubung untuk berkomunikasi dan melakukan asosiasi tidak seperti sebelum-sebelumnya. Di mana, dunia maya tampak memberikan kepastian untuk kebebasan tanpa anarki, kontrol tanpa pemerintahan dan consensus tanpa kekuatan. Tidak seperti di dunia nyata. Tuntutan terhadap dunia maya bukan hanya berorientasi pada pemerintah yang tidak mau mengatur tentang dunia maya. Tetapi, pemerintah tidak bisa mengatur jalannya dunia maya. Yang mana, pemerintah bisa saja memberikan ancaman; akan tetapi, perbuatan atau tingkah laku masyarakat itu sendiri tidak bisa di kontrol. Hukum bisa disahkan; tetapi tidak dapat memberikan efek nyata. Lantas, upaya tindakan penyempurnaan pengawasan yang dilakukan pemerintah terus berlangsung. Namun, masyarakat dunia maya ingin mengatur jalannya masing-masing, bersih dari pemerintahan dan bebas dari perentasan politik. James Boyle mengutarakan “libertarian gotcha” : tidak ada pemerintah yang bisa bertahan tanpa kekayaan Internet, namun tidak ada pemerintah yang bisa mengendalikan kehidupan yang terjadi di sana. Anggapan bahwa pemerintahan yang terdapat di dunia nyata, akan sama menyedihkannya dengan pemerintahan Komunis sebelum-sebelumnya. Maka bagi sebagian konstitusionalis mereka mengatakan bahwa mereka membangun dunia di mana kebebasan dapat berkembang bukan dengan menghilangkan kontrol diri masyarakat, tetapi dengan meletakkannya di tempat di mana jenis kontrol diri tertentu dapat bertahan. Mereka membangun kebebasan dengan menetapkan masyarakat di atas konstitusi tertentu. Dan apabila dunia maya didiamkan begitu saja, dunia maya tidak akan memenuhi janjinya sebagai ruang yang bebas. Melainkan, dunia maya akan menjadi ruang yang sempurna untuk dijadikan sebagai alat kontrol. Tetapi, belum tentu kontrol tersebut dating dari pemerintah atau pihak lain yang ingin memanfaatkan kontrol itu secara negatif. Karena permasalahan dalam dunia maya itu adalah untuk memastikan bahwa kebebasan ini dapat dipelihara dan dijaga dalam ruang lingkup kontrol pemerintah yang sempurna. Siva Vaidhyanathan mengatakan bahwa akan terlihat jelas bahwa “network society” merupakan individu akan menyelaraskan diri mereka sendiri, memberdayakan diri mereka sendiri, dan mengurangi metode tradisional kontrol sosial dan budaya, tampak jelas bahwa jaringan komunikasi digital tidak perlu menjadi atau berujung pada kebebasan-kebebasan seperti itu. Karena itu, dunia maya memerlukan pemahaman baru atas cara berjalannya regulasi-regulasi tertentu. Di dunia nyata, kita menyadari cara atau bagaimana hukum itu mengatur. Melalui konstitusi, ketetapan dan kode hukum lainnya. Di dunia maya kita harus memahami bagaimana "kode" yang berbeda mengatur — bagaimana perangkat lunak dan perangkat keras yang membuat dunia maya apa itu juga mengatur ruang maya sebagaimana adanya. Yang mana menurut William Mitchell, kode adalah hukum di dunia maya. Namun, tentunya ada perbedaan dari efek regulasi yang ditimbulkan oleh kode dan efek regulasi yang ditimbulkan oleh hukum. Kesimpulan dari bab ini adalah bahwa masyarakat pada umumnya, tidak menginginkan adanya intervensi dari pemerintah berupa Batasan atau regulasi yang membatasi kebebasan dunia maya. Yang mana dunia maya dijadikan wadah untuk mengontrol masyarakatnya. Namun, dampak dari hadirnya dunia maya sebenarnya tidak hanya memberikan kebebasan saja. Juga memberikan ancaman terhadap keberlangsungan hidup masyarakat dengan memudarnya budaya-budaya tradisional yang tadinya melekat kuat pada diri individu masing-masing. CHAPTER TWO : four puzzles from cyberspace Pada bab ini, pembahasan mengenai internet berlanjut. Internet dianggap sebagi media perantara yang di dalamnya terdapat dunia maya. Dunia maya sendiri itu dibangun diatas internet atau adalah bagian dari internet. Dalam dunia maya terdapat “massively multiple online games” atau MMOG. Dimana MMOG ini dapat penarik para penggunanya sehingga bergantungan. Bagi beberapa orang, kehadiran dunia maya adalah sebagai suatu komunitas. Mereka yang bergantung juga menganggap bahwa mereka memiliki kehidupan kedua dalam dunia maya. Khususnya dalam MMOG. Pada bab ini, diceritakan tentang adanya suatu interaksi yang terjalin melalui MMOG. Yang masalahnya berorientasi seputar perbatasan lahan (boarders). Boarders Kisah ini terjadi pada Martha dan Dank. Di mana, Martha menanam suatu jenis bunga yang cantik. Tetapi, tidak hanya cantik, bunga tersebut juga beracun. Yang mana jika tersentuh dapat membunuh yang menyentuhnya. Di lain sisi, Dank, adalah tetangga Martha yang memiliki seekor anjing. Suatu hari, anjing Dank mati akibat bunga yang ditanam oleh Martha melewati batas akhir rumah Martha. Sehingga, bunga itu tumbuh hingga ke rumah Dank. Mereka mulai berargumen. Dank menyalahkan Martha karena telah menanam tanaman melewati perbatasan rumahnya. Sementara Martha menyalahkan Dank yang memilih untuk memiliki anjing yang sakit. Dapat dipahami bahwa pertengkaran mereka akan menjadi wajar apabila terjadi pada dunia nyata. Tetapi, pertengkaran tersebut terjadi pada dunia maya. Karena terjadi dalam lingkungan MMOG. Pada lingkup MMOG, memperbolehkan kita untuk menentukan atau mengontrol karakter kita di dalam ruang tersebut. Sehingga, pertanyaan yang dilontarkan oleh Martha mengenai mengapa Dank tidak memilih untuk memiliki anjing yang tidak sakit itu tidak bisa dianggap aneh. Karena, dalam MMOG, Dank bisa saja memilih untuk memiliki anjing yang tidak sakit-sakitan. MMOG memberikan kita kebebasan untuk menentukan nasib karaktr kita masing-masing. Mulai dari cara hidup hingga bagaimana matinya karakter tersebut. Apabila Martha dan Dank memiliki jalan tengah di mana jalan tersebut akan memberikan keuntungan bagi keduanya, dan kodifikasi dalam MMOG itu tersedia, maka jalan tersebut dapat diberlakukan. Karena pada dasarnya, permasalahan-permasalahan yang ada di MMOG itu telah terprogram dan terkodifikasi. Dan para pemain games tidak ingin games atau permainan yang mereka mainkan terlalu jauh berbeda dengan dunia sebenarnya, dunia nyata. Sehingga, poin pentingnya adalah untuk tetap membedakan dunia nyata dan dunia maya. Governors Di suatu negara, Boral, terdapat banyak perjudian yang berlangsung. Walaupun negara telah menyatakan bahwa judi adalah illegal. Tetapi dengan hadirnya internet, para pejudi dapat mengakses judi online. Hal ini mendorong negara untuk memnberikan ancaman berupa kurungan penjara apabila para pejudi tidak mematikan server online judinya. Walaupun para pejudi menyetujui syarat dan ketentuan pemerintah, hal ini tidak mencegah para pejudi untuk membuat server baru yang tidak diketahui oleh negara. Sebelum adanya internet, negara dapat dengan mudah menentukan siapa yang salah dan siapa yang harus dihukum atau dimintakan pertanggung jawabannya. Tetapi, dengan hadirnya internet, membuat hal ini menjadi lebih kompleks dan lebih sulit untuk mencari siapa yang salah. Karena di dunia online, para pejudi hadir di dunia yang mana perilaku mereka tidak dapat diatur oleh negara. Jake’s Communities Jake merupakan seorang penulis yang memiliki dua kehidupan berbeda. Di dunia maya, Jake menulis tentang kekerasan dan seks. Disalah satu ceritanya, Jake menggambarkan seorang wanita yang telah diperkosa harus dibunuh juga. Hal ini menciptakan pandangan bahwa Jake adalah orang yang sadis. Namun, pada dunia nyata, Jake adalah seseorang yang jauh dari kata sadis. Karena pada dasarnya, norma-norma yang berlaku di dunia nyata, tidak berlaku di dunia maya. Sehingga hal ini mendorong Jake untuk menjelajahi rasa penasarannya atas sifat yang tidak berlaku di dunia nyata baginya. Worms that sniff Worm adalah kodifikasi computer yang berjalan pada system perintah kode. Worm berbeda dengan virus. Di mana, virus biasanya melekat pada program-program yang dituju dan menganggu jalannya program tersebut. Worm digunakan sebagai pencarian terhadap hal-hal tertentu tanpa mendatangkan kecurigaan. Misalnya ketika FBI menggunakan worm untuk mencari data tertentu tentang NSA. Tetapi orang yang dituju oleh pencarian tersebut, tidak akan mengetahui apabila mereka sedang dicari. Berebda dengan dunia nyata yang mengharusnya adanya surat izin apabila ingin memeriksa tersangka atau terdakwa Regulability Adalah kapasitas suatu pemerintahan untuk mengatur atau menjamin perilaku masyarakat dalam jangkauan tertentu (yang tepat). Dalam halnya internet, dapat diartikan sebagai kemampuan suatu pemerintah untuk mengatur perilaku rakyatnya di internet. Latent Ambiguity Jika pencarian data secara nyata (di dunia nyata) dapat membawa resiko seperti; beban pencarian, ketidakamanan dan memaparan atau penyajian yang dapat mengancam invasi. Dengan menggunakan worm, hal seperti itu tidak akan terjadi. Competing Sovereigns Bicara soal regulasi. Di mana, lagi, regulasi yang ada pada dunia nyata, tidak berlaku pada dunia maya atau internet. Kisah Jake misalnya. Dalam cerita-ceritanya ia memamerkan kekerasan yang begitu brutal. Apabila itu terjadi dalam dunia nyata, maka Jake bisa mendapatkan hukuman. Tetapi, hal itu terjadi di dunia maya. Yang mana hukuman tidak berlaku di dunia maya. Dapat disimpulkan bahwa internet memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Di mana terkadang dalam dunia maya memberikan kebebasan untuk kita mengekspresikan diri kita. Mulai dari menentukan suatu karakter, memilih jalan hidup karakter tersebut dan bahkan membangun ciri khas dari karakter itu masing-masing. Namun, dengan bebas dan luasnya dunia maya, terkadangan cenderung mendorong kita ke hal-hal yang negatif. Seperti para pejudi di Boral, misalnyal. Yang mana, mereka menggunakan dunia maya sebagai wadah untuk berjudi dengan bebas. CHAPTER THREE: is-ism Bab ini masih membahas tentang dunia maya yang tidak dapat di bendung dengan peraturan. Karena sifat dasarnya adalah untuk menentang peraturan. Ruang maya dipercayai sebagai ruang tanpa kendali. Itulah mengapa, kekuasaan pemerintah atas perilaku yang ada di sana sangatlah terbatas. Is-ism yang Lessig akan bahas dalam bab ini adalah klaim bahwa dunia maya ini tidak dapat diatur. Namun, menurut Lessig, pandangan itu salah atau keliru. Karena sebenarnya, bukan hal yang tidak memungkinkan untuk mengatur apa yang terjadi di dunia siber. Hanya saja untuk menetapkan regulasi itu dipersulit atau memang sulit. Namun, itu semua tergantung dengan arsitekturnya. Internet atau dunia maya itu sendiri mulai merebak pada pertengahan tahun 1990-an di University of Chicago. Yang mana untuk menggunakan akses Internet tersebut hanya perlu menghubungkan mesin yang kita miliki dengan Ethernet yang akan memberikan akses lengkap, anonym, dan gratis. Geoffrey Stone, memutuskan untuk memberikan akses Internet bebas dengan kutipannya, “Orang harus memiliki hak untuk berkomunikasi di universitas secara anonim, karena Amandemen Pertama pada Konstitusi menjamin hak yang sama vis-àvis pemerintah. Dari keputusan kebijakan itu mengalir arsitektur jaringan University of Chicago,” Sementara itu, di Harvard University, terdapat peraturan yang berbeda. Apabila mesin kita, kita sambungkan ke Ethernet, kita tidak akan tersambung ke Internet jika mesin tersebut tidak terdaftar- berlisensi, disetujui, diverifikasi. Namun, pendaftaran mesin hanya bias dilakukan oleh anggota komunitas universitas. Yang mana, pengguna jaringan harus menandatangani perjanjian pengguna. Dan akses yang digunakan dapat dilacak serta tidak bias bersifat anonym. Perbedaan dari kedua Universitas ini adalah Chicago mengedepankan akses. Dimana teknologi digunakan untuk memudahkan pencapaian akses. Di sisi lain, Harvard menjunjung kontrol. Yang mempercayai bahwa teknologi yang memungkinkan pemberian kontrol. Karena di Harvard menggunakan akses data yang memerlukan data pribadi dan segala tindakan bisa ditelusuri, akan memudahkan pelacakan yang di lakukan. Sementara di Chicago kebebasan mempersulit pelacakan karena tidak ada daftar data dan akses penggunaan Internet itu sendiri. Layaknya jaringan pada umunya, jaringan Internet tentu memiliki ketidaksempurnaan tertentu. Ketidaksempurnaan yang pertama terletak pada informasi tentang siapa yang menggunakan Internet itu. Ketidaksempurnaan yang kedua ada pada informasi dimana seseorang itu mengakses jaringan Internet tersebut. Ketidaksempurnaan berikutnya adalah ketidak tahuan akan data apa yang dikirim melalui jaringan ini. Ketidak sempuranaan ini muncul karena tidak adanya kontrol. Di Harvard, mempercayai bahwa “bug” di Net95 dapat dihilangkan. Sehingga pilihannya bukan antara menggunakan Internet atau tidak menggunakan Internet. Maka dari itu, Harvard menemukan jalan tengah yaitu dengan arsitektur kontrol untuk memperbaiki atau menghilangkan ketidaksempurnaan yang terkandung dalam Net95. Net95 biasa disamakan dengan kantor pos. yang tugasnya hanya sebagai distributor surat. Tanpa mengkhawatirkan isi dari amplop tersebut ataupun mengapa amplop itu ingin dikirimkan. Dapat disimpulkan bahwa pada bab ini, Lessig menentang pandangan yang menyatakan bahwa dunia maya itu tidak bisa diatur. Karena, nyatanya pengapplikasian aturan atas siber tidak selamanya harus pada sibernya itu sendiri. Seperti di Chicago dan Harvard misalnya. Di mana di Chicago, penggunaan internet dapat bersifat anonym dan bisa tidak terlacak. Sementara itu, di Harvard penggunaan Internet harus menggunakan identitas serta mesin yang terdaftar sehingga dapat memudahkan system pelacakkan. Hal ini dapat memberikan kita gambaran bahwa pembatasan tentang apa yang beredar di Internet tidak selamanya harus dilarang atau dibatasi dalam Internet itu sendiri. Karena, pembatasan itu dapat dilakukan di dunia nyata dengan membatasi penggunaan jaringan Internet tersebut. CHAPTER FOUR: Architerctures of Control Internet merupakan produk desain. Internet dapat dirancang untuk mengungkapkan siapa seseorang, di mana mereka berada, dan apa yang mereka lakukan. Atas dasar itu, Lessig percaya bahwa sebeanrnya Internet bisa menjadi ruang yang paling bisa diatur. Karena Internet tunduk pada kode perancangan yang digunakan untuk merancang apa yang berjalan di Internet itu sendiri. Pada bab ini, Lessig berbicara tentang perubahan yang ada dalam Internet. Perubahan yang menjadi konsekuensi dari perubahan yang dibuat untuk tujuan komersial murni pragmatis. Nyatanya, CompuServe dapat menciptakan teknologi yang berfungsi untuk menyaring konten-konten yang tidak diinginkan berdasarkan negara-negara tertentu. Hal ini awalnya adalah berdasarkan permintaan warga Baviria yang tidak menginginkan akses situs porn di negaranya. Yang mana mendorong CompuServe untuk menciptakan teknologinya itu. Untuk menjamin berehasilannya, CompuServe mulai memperhitungkan siapa pengguna, untuk apa mereka menggunakan dan dari mana mereka melakukan akses Internet. SIAPA MELAKUKAN APA, DI MANA? “WHO” Identitas dan Otentikasi: Ruang Nyata Dalamrangka mengidentifikasi pengguna Net, ada tiga gagasan yaitu; 1. Identitas = nama, jenis kelamin, tempat tinggal, Pendidikan, nomor SIM, nomor jaminan social, dan seterusnya 2. Otentikasi = penjelasan otomanis mengenai fakta diri 3. Kredensial = standarisasi pengotentikasian diri Hal ini dicetuskan agar negara dapat mengatur dan menentukan regulasi yang tepat. Dalam ruang nyata, pengidentifikasian diri bisa terjadi secara otomatis. Misalnya, wanita atau pria, warna kulit, tinggi badan dan sebagainya. Dengan adanya teknologi otentikasi dapat mengurangi resiko kejahatan yang mengancam kepercayaan diri. Misalnya, teknologi biometrik tertentu, seperti pembaca sidik jari atau pemindaian mata, akan meningkatkan kepercayaan diri bahwa pemegang kartu adalah pengguna yang sah. Dalam bukunya, Lessig mengatakan bahwa, “Teknologi yang buruk menimbulkan penipuan; penipuan adalah biaya yang tidak produktif untuk bisnis. Jika teknologi yang lebih baik dapat menghilangkan biaya itu, maka harga bisa lebih rendah dan keuntungan mungkin lebih tinggi.” Sehingga, pemerintah akan merasakan manfaatnya atas kehadiran teknologi otentikasi ini. Identitas dan Otentikasi: Cyberspace Secara teori, identitas dan otentikasi baik pada ruang nyata ataupun ruang siber sama. Yang membedakan adalah dalam kegiatan praktiknya. Lessig beberapa kali menyinggung tentang Protokol Internet atau Internet Protocol. Menangani persoalan paket data melalui pertukaran paket data antara dua mesin, alamat PI/IP ini berbeda-beda. Hal ini ditentukan dimana router itu ditempatkan. Contoh yang diberikan Lessig adalah pengiriman email. Pada email, tercantum hal-hal penting yang ingin disampaikan oleh satu orang, ke orang atau beberapa orang lainnya. Yang mana email itu berisikan penjelasan mengenai informasi yang ingin disampaikan oleh si pengirim. Lantas, otentikasi yang berlaku bukanlah bersumber dari email itu sendiri. Tetapi, dari konten atau isi yang terkandung dalam email itu. Dan pula, tidak penting email itu dikimkan dari mana. Karena pada nyatanya, yang penting adalah isi atau informasi yang terkandung didalamnya. Identitas dan Otentikasi: Keteraturan Perbedaan yang berlaku di dunia maya dan dunia nyata depat dilihat perbedaannya secara signifikan. Dalam dunia maya, apabila negara sudah mengeluarkan regulasi mengenai larangan pengaksesan situs porno oleh anak dibawah umur, hal ini tidak dapat dipantau dan belum tentu dapat terlaksana. Karena, apabila seorang anak mengakses situs porno, operator situs tersebut tidak bisa mengetahui siapakan yang mengakses situs tersebut. Apakah orang dewasa atau anak kecil? Karena semua terjadi dibalik layar. Namun, apabila dalam dunia nyata, seorang anak kecil memasuki took yang berbau pornografi dan telah tercantum peraturan bahwa anak dibawah umur tidak diperkenankan untuk masuk, maka staff atau bahkan orang awam pun akan secara otomatis menggiring anak itu keluar dari toko. Karena, anak tersebut dapat secara nyata di identifikasi sebagai anak. “WHAT” Cara mengikuti teknik yang sama dijelaskan pada bagian di atas. Sekali lagi, protokol TCP / IP tidak termasuk teknologi untuk mengidentifikasi konten yang dibawa dalam paket TCP / IP. Dan telah ada teknologi yang diciptakan sebagai pencegahan bagi pengguna untuk menghindari pemantauan. “WHERE” Yuridiksi terakhir yang dibutuhkan untuk mengatur secara efisien adalah mengetahui di mana target regulasi berada. Lessig mengatakan bahwa protokol internet tidak menyediakan data itu. Dan dengan demikian, akan sangat sulit untuk mengatur atau membuat zona akses ke konten berdasarkan geografi. Kesimpulan yang dapat diambil dari bab ini adalah bahwa dalam menentukan komponen atau bila dibuku disebut sebagai atribut identitas atau otentikasi, bisa terjadi secara otomatis. Namun, perbedaan akan prilaku penentuan atas hal tersebut berbeda dalam dunia nyata dan dunia maya. Saya menganggap bahwa dunia maya terkadang bisa memberikan kebebasan yang mana akan membawa ancaman. Seperti contoh kasus anak kecil dan akses situs porno. CHAPTER FIVE: pengaturan kode Pada awal bab ini, Lessig menyatakan bahwa teknologi yang membuat perdagangan menjadi lebih efisien adalah teknologi yang membuat regulasi tampak lebih sederhana. Karena, nyatanya sekarang ada teknologi yang mempermudah mengetahui siapa orang itu di Internet, apa yang mereka lakukan dan di mana mereka mengakses Internet itu. Yang bertujuan agar Internet jauh lebih mudah untuk diatur atau diadakan regulasi yang dapat mengontrol jalannya Internet itu. Joel Reidenberg menyatakan bahwa, “Mereka sudah memimpin pengadilan untuk mengenali bagaimana perilaku di Internet dapat dicapai — dan diatur. Namun mereka belum menciptakan insentif untuk membangun keteraturan ke jantung Net. Langkah terakhir itu akan membutuhkan tindakan oleh pemerintah.” Mengatur Arsitektur: Pengaturan Dua Langkah Ini adalah bentuk dari pengambilan langkah oleh pemerintah guna meningkatkan keteraturan. - Kemacetan Mobil - Telepon Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi tidak dapat kita pungkiri lagi kehebatannya. Kongres pada tahun 1994 untuk memberlakukan Undang-Undang Bantuan Komunikasi untuk Penegakan Hukum (CALEA). CALEA mensyaratkan bahwa jaringan dirancang untuk menjaga kemampuan penegakan hukum untuk melakukan pengawasan elektronik. Lessig mengatakan bahwa CALEA adalah sinyal yang merupakan salah satu contoh klasik dari regulasi yang ia ingin bahas. Apabila terdapat suatu arsitektur jaringan yang tidak dapat melayani dengan baik, pemerintah bertugas untuk mengatur desain jaringan sehingga lebih baik melayani tujuan pemerintah. Namun, Kongres (1994) bertindak untuk mengubah arsitektur jaringan telepon, sehingga menggunakan jaringan secara langsung untuk mengubah insentif para penjahat secara tidak langsung. Efek tidak langsung tersebut ialah penegakkan hokum yang akan terjadi. - Retensi Data Dalam pengambilan data oleh computer, data tersebut terkumpul dalam bentuk logs yang bisa bersifat verbose. Yang dapat memberikan akses terhadap pengumpulan data. Yang mana, semakin banyak data yang terkumpul, semakin mudah pula untuk mencari siapa yang menggunakan atau siapa yang bertanggung jawab atas perbuatannya di Internet. Ini termasuk data untuk menentukan sumber, tujuan, waktu, durasi, jenis, dan peralatan yang digunakan dalam komunikasi tertentu. - Enkripsi Lessig mengatakan bahwa enkripsi dapat memberikan kemungkinan bagi individu melakukan percakapan atau pertukaran data yang tidak dapat diakses selain oleh orang yang memegang kunci. Untuk mengendalikan teknologi enkripsi, pemerintah menciptakan chip Clipper sebagai standar untuk enkripsi. Mengatur Kode untuk Meningkatkan Regulasi (pengaturannya) Dalam rangka mengatur perilaku masyarakat dalam Internet, kelima co ntoh diatas adalah bentuk dari pengaturan pemerintah melalui teknologi yang mempengaruhi perilaku itu. Sehingga pengaturan terhadap teknologinya merupakan pengaturan langsung. Tetapi, mengaturan terhadap perilakunya, merupakan pengaturan tidak langsung. Karena pengaturan tersebut melalui teknologi yang digunakannya. Formulir Umum Apabila tujuan pemerintah adalah untuk memfasilitasi pelacakan, hal itu dapat dicapai dengan melampirkan identitar ke pengguna jaringan. Mewajibkan penyedia jaringan untuk memblokir tindakan oleh individu yang tidak memperlihatkan ID yang dikeluarkan pemerintah. Strategi pemerintah; • Situs di Net memiliki kemampuan untuk mengkondisikan akses berdasarkan pada apakah seseorang membawa kredensial yang tepat. Pemerintah memiliki kekuatan untuk mewajibkan situs untuk memaksakan kondisi ini. Misalnya, negara bagian mengharuskan situs judi memeriksa usia dan tempat tinggal siapa pun yang mencoba menggunakan situs ini. Banyak situs dapat diminta untuk memeriksa kewarganegaraan pengguna potensial, atau sejumlah kredensial lainnya. Karena semakin banyak situs memenuhi persyaratan ini, individu akan memiliki insentif yang lebih besar untuk membawa kredensial yang tepat. Semakin banyak kredensial yang mereka bawa, semakin mudah untuk memberlakukan peraturan pada mereka. 26 • Pemerintah dapat memberikan keringanan pajak kepada siapa pun yang mengajukan pajak penghasilannya dengan kredensial yang tepat. • Pemerintah dapat mengenakan pajak penjualan internet 10 persen dan kemudian membebaskan siapa pun yang membeli barang dengan sertifikat yang mengesahkan negara tempat tinggal mereka; negara kemudian akan dapat mengumpulkan pajak lokal apa pun yang diberlakukan ketika diberitahukan tentang pembelian.27 • Pemerintah dapat mengenakan biaya kepada pengguna untuk publikasi pemerintah kecuali mereka memperoleh akses ke situs dengan sertifikat yang diautentikasi dengan benar. • Seperti di negara demokrasi Barat lainnya, pemerintah dapat mengamanatkan pemungutan suara28— dan kemudian menetapkan pemungutan suara melalui internet; pemilih akan datang ke jajak pendapat virtual dengan identitas digital yang menyatakan mereka terdaftar. • Pemerintah dapat membuat perusahaan kartu kredit bertanggung jawab atas seluruh biaya kartu kredit atau penipuan online kartu debit setiap kali transaksi diproses tanpa ID yang memenuhi syarat. • Pemerintah dapat meminta penetapan registrasi server email yang aman yang akan digunakan untuk memerangi spam. Daftar itu akan mendorong orang lain untuk mulai memerlukan beberapa tingkat otentikasi lebih lanjut sebelum mengirim email. Otentikasi itu dapat diberikan oleh ID digital. Kode Pantai Timur dan Barat Timur Lessig menegaskan orientasi ceritanya yaitu seputar “When East Meets West”: apa yang terjadi ketika East Coast Code mengakui bagaimana West Coast Code memengaruhi keteraturan, dan ketika East Coast Code melihat bagaimana ia dapat berinteraksi dengan West Coast Code untuk mendorongnya mengatur dengan berbeda. Z-theory Lessig mengatakan, “Sebagai contoh, bayangkan sebuah worm yang bekerja sendiri pada satu juta mesin, dan dalam serangan yang disinkronkan, secara bersamaan menghapus hard drive dari semua juta mesin. Maksud Zittrain bukanlah bahwa ini mudah, tetapi lebih sulit daripada jenis cacing yang sudah berhasil menyebar ke mana-mana. Jadi mengapa salah satu penulis kode berbahaya tidak membuat kerusakan nyata? Apa yang menghentikan cyberArmageddon?” Tetapi, menurutnya tidak ada jawaban yang tepat, karena dari awal tidak ada penjelasan yang tepat pula. Dapat saya simpulkan bahwa dalam bab ini Lessig membahas tentang komponen-komponen yang membangun diciptakannya suatu kode dan arkitektur tertentu. Dimana, dengan komponen-komponen yang tepat dapat membangun teknologi yang tepat pula guna meningkatkan efektifitas dan fungsi dari teknologi itu sendiri. CHAPTER SIX : Cyberspaces Bab enam. Lessig mendeskripsikan betapa internet dapat merubah hidup seseorang. Tidak hanya dalam hal berkomunikasi, tetapi juga dalam hal mempermudah kegiatan sehari-hari. Ia percaya, mungkin hidup akan menjadi lebih baik dengan kehadiran dunia maya itu sendiri. Ia beranggapan bahwa kode adalah suatu batasan yang hadir sebagai regulasi tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak diperbolehkan. Pengguna maya diharapkan dapat tunduk kepada kode, sebagai peraturan, yang ada. Lessig menjelaskan pula tentang komunitas yang ada di Internet atau dunia maya. Ia mengklasifikasikan pengguna maya atau net ke beberapa jenis komunitas yang banyak ditemukan di maya. Pengklasifikasian ini dilakukannya dengan melihat seberapa lama pengguna maya atau pengguna net telah menggunakan dunia maya atau internet itu sendiri. Pertama, ada pengguna lama. Di mana pengguna ini telah menyadari bahwa internet merupakan ruang untuk percakapan, koneksi, dan pertukaran — lokasi yang sangat menjanjikan untuk membuat kehidupan di ruang nyata berbeda. Kedua, ada pengguna baru. Atau biasa disebut sebagai pemula yan akan banyak ditemukan di Internet. Penggunaan mereka terhadap internet berorientasi seputar memeriksa stok atau mencari waktu menonton film, cenderung tidak sabar dengan pembicaraan. Ketiga, komunitas blogger. Yang masih 3% dari pengguna net adalah blogger. Lalu, Lessig menceritakan sedikit tentang perkembangan cyber yang ia anggap sudah “berubah”. Ia mengatakan bahwa ruang cyber berubah dikarenakan pengguna dan minat dari mereka telah berubah pula. Ia menganggap bahwa keterbatasan dapat dijadikan fitur untuk mengaktifkan dan menonaktifkan sesuatu. Ia bercerita dan membandingkan effek yang terdapat dalam interaksi antara dunia nyata dan maya. Dapat dikatakan bahwa, di dunia nyata, seseorang harus bisa berhadapan dengan ketakutan-ketakutannya. Ia memberikan tiga contoh golongan orang. Orang buta, tuli dan “jelek”. Yang mana apabila di dunia nyata; orang buta akan tetap menjadi buta, orang tuli akan tetap menjadi tuli dan orang “jelek” akan tetap menjadi jelek. Mereka harus menjalani hidup dengan apa adanya. Sementara, di dunia maya; orang buta bisa mengimplementasikan program yang dapat membantunya setiap saat, orang tuli tidak memeprlukan indra pendengarannya dan orang “jelek” tidak harus menampilkan dirinya. Tetapi layaknya fitur-fitur lain, bagi mereka, internet tetap memiliki kelemahan. Apabila ada gambar yang terpampang pada net, orang buta tidak seketika bisa melihatnya, ia akan tetap buta. Apabila ada file yang mengandung suara dibuat, orang tuli akan merasa tuli kembali. Begitu pula dengan orang “jelek”, apabila ada vitur yang mengharuskan interaksi berupa video, mereka akan merasa kenyamanan yang di berikan oleh internet, hilang. Disinilah hadir fitur untuk mengaktifkan dan menonaktifkan sesuatu. Nama layar. Screen name. Bukan hanya sekedar nama biasa. Nama layar dapat dibuat sedemikian rupa sesuai dengan kemauan penggunanya. Bagaikan identitas yang bisa dibentuk sesuai keinginan masing-masing pihak. Penyedia layanan online, AOL (America Online), memberikan akses ini. AOL memberikan peluang bagi orang untuk berinteraksi, melalui obrolan, papan buletin, dan email. Komunitas AOL mengizinkan para anggotanya untuk menggunakan sampai dengan lima nama layar berbeda. Mungkin, pada awalnya, hal ini diterapkan bukan untuk hal yang aneh. Mungkin hal ini diterapkan untuk berbagi. Karena, jika kita bergabung pada AOL, kita bisa memberikan akses pada siapa saja yang menginginkan akses tersebut dengan kesempatan lima nama layar tadi. Nyatanya, hal ini dianggap sebagai kesempatan atau peluang untuk bergonta-ganti identitas diatas layar. Di mana seseorang bisa saja menggunakan nama orang lain atau nama samaran yang dilengkapi dengan detail identitas diri palsu. Walaupun AOL dianggap dapat menjadi jembatan pemecah masalah, persoalan tebersan AOL harus mengandalkan kontennya sendiri dari kepolisian untuk memastikan bahwa orang-orang tetap benar pada topik. Sedangkan, Counsel Connect (CC), mendapat manfaat dari sanksi komunitas untuk mengendalikan perilaku yang tidak patut. CC dianggap cukup signifikan diatur oleh reputasi anggota dan konsekuensi dari menggunakan nama asli mereka. Karena, perilaku di CC dapat lebih mudah diatur oleh norma dibandingkan perilaku di AOL. Lessig mempertegas bahwa norma atau regulasi yang paling berpengaruh adalah kode itu sendiri. DAT, Digital Audio Technology. Hadir sebagai salah satu kode dan fitur yang diperuntukan untuk menditeksi serta mengekspos resiko penyalinan digital. Dapat ditarik kesimpulan bahwa, dalam bab ini, Lessig lagi-lagi membandingkan prospektifprospektif beberapa sisi dalam hal pengkodean dan penetapan regulasi dalam dunia cyber. Dunia cyber dapat menciptakan lingkungan yang dapat membuat kita merasa aman. Seperti di AOL misalnys, AOL memberikan kita peluang untuk menggunakan nama layar dan mengizinkan kita mendeskripsikan diri sebagaimana kita inginkan. CHAPTER 7 : What Things Regulate John Stuart Mill. Filsuf politik yang sering disinggung oleh Lessig pada bukunya. Mill merupakan liberatarian. Yang mana ia dianggap sebagai pejuang kebebasan dan penentang kekuatan yang dapat mengancam kebebasan tersebut. Dalam pandangan modern, kehadiran pemrintah adalah sebagai ancaman terhadap kebebasan yang ia junjung itu. Mill khawatir bahwa norma-norma yang ada dapat menekan kebebasan pada abad ke-19 di Inggris. Tetapi, Lessig mengatakan bahwa, sekarang, mungkin hal itu tidak menjadi ancaman lagi. Nyatanya, berbeda dengan di Amerika. Pada awal abad ke-20, penindasan negara melalui hokum pidana adalah ancaman terhadap kebebasan berbicara. Namun, Lessig mengatakan bahwa dengan adanya ruang maya, ancaman baru pun muncul. Ancaman yang lebih mendesak menurutnya. Ia memahami bahwa adanya regulator dalam ruang maya, dapat menjadi ancaman kebebasan. Lantas, ia belum dapat menemukan solusi terbaik untuk mengendalikannya. Kode. Kembali diungkit sebagai regulator yang berlaku dan regulator yang ia anggap bisa mengancam kebebasan tadi. Ia mengambarkan bahwa apabila hukum hadir sebagai pembatas suatu kebebasan. Hal ini bisa dilihat dari merokok. Betul memang yang dikatakan oleh Lessig. Penentu seseorang dapat atau tidak dapat untuk merokok, bukan hanya kemauan diri. Tetapi juga regulasi (hukum). Yang mana di beberapa daerah, memiliki batasan umur konsumen rokok. Di beberapa daerah, tidak diperkenankan merokok; di bandara, sekolah, lift dan sebagainya. Di Amerika, kegiatan pengkonsumsian rokok diatur dalam norma. Lagi-lagi, norma hadir sebagai pembatas dari kebebasan. Dalam hal ini, kebebasan merokok. Namun, bukan hanya hukum dan norma. Segala sesuatu juga dibatasi oleh pasar dan arsitektur tertentu. Lessig menggambarkannya dengan satu titik (sebagai objek yang diatur) dan empat oval yang terdiri dari hukum, norma, pasar dan arsitektur (sebagai pengatur atau pembatas) yang dianggap sebagai kendala. Kendala-kendala tersebut mewujudkan suatu lingkungan “Netizenz”. Berbicara mengenai kendala pasar, William Mitchell berkata “Arsitektur, hukum, dan adat istiadat mempertahankan dan mewakili keseimbangan apa pun yang telah dicapai dalam ruang nyata. Ketika kita membangun dan menghuni komunitas dunia maya, kita harus membuat dan mempertahankan tawarmenawar yang sama — meskipun mereka akan diwujudkan dalam struktur perangkat lunak dan kontrol akses elektronik daripada dalam pengaturan arsitektur.” ON GOVERNMENTS AND WAYS TO REGULATE Lessing bercerita dari pandangan berbeda. Ia menceritakan tentang kejadian pencurian radio mobil. Ia mengatakan bahwa mengubah hukum bukanlah satu-satunya cara memecahkan masalah pencurian mobil ini. Cara lain adalah mengubah arsitektur radio pada mobil. Sebenanrnya, jika kita pikirkan, memang betul apa yang dimaksud oleh Lessig. Suatu masalah pasti memiliki beberapa jalan keluar. Dan jalan keluar itu tidak harus terletak pada hukum itu sendiri. Hukum dapat mengatur pasar; sebagai memberlakukan kontrak, menetapkan properti, dan mengatur mata uang. Hukum dapat pula mengubah regulasi terhadap arsitektur. Misalnya, dengan mengubah desain bangunan sehingga para disabilitas memiliki kesempatan yang sama. Dapat juga hukum mengubah norma social dengan pendidikan misalnya. Intinya, peran hukum jelaslah penting. THE PROBLEMS OF INDIRECTION Negara dipercayai harus bersifat transparan. Karena negara tidak memiliki hak untuk mengembunyikan apapun dari rakyatnya. Lessig mengatakan bahwa, “Di sini pemerintah mengatur secara tidak langsung dengan menggunakan struktur kode ruang nyata untuk mencapai tujuannya, tetapi peraturan ini, sekali lagi, tidak dilihat sebagai peraturan. Di sini pemerintah mendapat efek tanpa biaya politik. Ia mendapat manfaat dari apa yang jelas merupakan peraturan ilegal dan kontroversial tanpa harus mengakui adanya peraturan.” Saya menyimpulkan bahwa sebenarnya ancaman terbesar bagi kebebasan dating dari negara. Negara bisa mengontrol apa saja pada ruang nyata. Negara memiliki norma-norma hukum yang mengikat rakyatnya. Namun, apabila kita bicara mengenai dunia cyber, sebenarnya kekuatan negara untuk mengatur tidaklah sebesar kekuatan negara dalam mengatur di dunia nyata. Tetapi dengan adanya regulasi-regulasi tertentu dalam dunia maya, inilah yang menjadi batasan dari kebebasan yang ada. CHAPTER 8 : The Limits in Open Code Seperti pada bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai regulasi. Dalam bab ini, Lessig memfokuskan pembahasannya tentang regulasi dengan kode. Yang mana, menurutnya apabila regulasi dengan kode ini mengganggu jalannya demokrasi, maka regulator bisa dimintakan pertanggung jawabannya. Walaupun sebenarnua, peraturan berbasis kode yang luas ini tidak berbahaya. Ia menyadari bahwa transparansi pemerintah perlu dikritik. Lessig menganggap bahwa sekarang ini kita berada di antara orang-orang skeptis yang sudah terpengaruh budaya politis yang apatis. Ia percaya apabila kita dapat mengesampingkan skeptisme kita tentang demokrasi, maka kita akan menyadari bahwa; jika kode mengatur, maka setidaknya dalam beberapa konteks kritis, jenis kode yang mengatur sangat penting. Seperti menurut Castranova tentang dunia seksual: “Jadi, anehnya orang tidak menemukan banyak demokrasi sama sekali di dunia sintetis. Bukan jejak, sebenarnya. Bukan sedikit bayangan jejak. Itu tidak ada di sana. Model tata kelola yang khas di dunia sintetis terdiri dari momen terisolasi dari tirani opresif yang tertanam dalam analisis yang tersebar luas.” Ia mengklasifikasikan kode dalam dua jenis; terbuka dan tertutup. Kode terbuka berfungsi sebagai transparan setidaknya untuk satu orang yang memiliki pengetahuan tentang teknologi. Sedangkan kode tertutup fungsinya opak. Menurutnya, orang bisa menebak apa yang dilakukan kode tertutup; dan dengan cukup kesempatan untuk menguji, seseorang mungkin membalikkannya. BYTES THAT SNIFF Carnivore. Carnivore adalah penyaring lalu lintas email yang bisa menyaring atau memilah email dari dan untuk individu tertentu berdasarkan nama. Teknologi ini biasa digunakan oleh FBI untuk mengumpulkan bukti kejahatan. Alat ini hanya digunakan dan ditujukan kepada orang atau individu yang dijadikan target penyelidikan. Juga, kode pada teknologi ini dijamin kerahasiaannya. MACHINES THAT COUNT Pada pemilu 2004 di AS, kehadiran mesin pemilu elektronik tampaknya menciptakan lebih banyak kecemasan di antara para pemilih daripada yang kurang. Mesin ini diciptakan oleh sebuah perusahaan, Diebold. Pada 2003, Diebold memalsukan angka-angka yang terkait dengan pengujian teknologi pemilihannya. Dari situ lah, kehadiran mesin pemungut suara elektronik membawa kecemasan. CODE ON THE NET Model standar untuk menggambarkan lapisan jaringan adalah model referensi sistem terbuka (OSI). Yang menggambarkan bahwa ada tujuh lapisan jaringan yang mewakili "fungsi yang dilakukan ketika data ditransfer antara aplikasi yang bekerja sama di jaringan". Firefox adalah implementasi teknologi Mozilla saat ini yang lebih populer — teknologi yang awalnya menggerakkan browser Netscape. General Public License (GPL) menetapkan persyaratan yang mengontrol penggunaan sebagian besar perangkat lunak bebas di masa depan. Active Server Pages (ASP) adalah cara yang semakin populer untuk menyediakan fungsionalitas program. “Komputasi Tepercaya” dianggap sebagai ancaman pada teknologi kode terbuka. Fiturnya adalah bahwa platform memblokir program yang tidak ditandatangani atau diverifikasi secara kriptografis atau diverifikasi oleh platform. REGULATING OPEN CODE Kode hanya dapat diatur karena penulisan kode dapat di kontrol. Kode yang dapat diatur adalah kode tertutup. Namun, apabila kode itu adalah kode terbuka, kekuatan pemerintah dibatasi. Kesimpulan: Terdapat dua jenis kode. Terbuka dan tertutup. Pada margin, kode terbuka mengurangi hadiah dari mengubur peraturan di ruang kode tersembunyi. Yang berfungsi sebagai semacam Undang-Undang Kebebasan Informasi untuk regulasi jaringan. Karena kode terbuka berpacu pada transparansi. Sedangkan kode tertutup, lebih dapat diatur dan diterapkan regulasi untuk mengikatnya. CHAPTER NINE : Translation Kasus yang dibahas dalam bab 9 adalah kasus penyadapan. Penyadapan ini dilakukan oleh pemerintah tanpa adanya surat perintah penyadapan. Penyadapan dilakukan melalui telepon. Kasus yang terkenal adalah kasus Mahkamah Agung pada tahun 1928, Olmeadead. Terdakwa menantang penggunaan rekaman-rekaman ini dan mengklaim bahwa pemerintah telah melanggar Konstitusi berdasarkan Amandemen Keempat, yaitu melindungi orang, rumah, kertas, dan efek, dari pencarian dan penyitaan yang tidak masuk akal. Pengadilan harus memutuskan apakah penggunaan bukti semacam ini diizinkan atau konsisten dengan prinsip-prinsip Amandemen Keempat. Pemerintah mengatakan: Amandemen Keempat tidak berlaku. Argumen pemerintah cukup sederhana. Penyadapan adalah pelanggaran privasi tanpa pelanggaran karena pemerintah dapat menyadap telepon para terdakwa tanpa pernah memasuki properti mereka. Oleh karena itu, hal yang disebutkan dalam amandemen tidak berlaku dan pada akhirnya pengadilan menyetujui pendapat pemerintah. Robert Post memberikan argumen yang sangat persuasif tentang mengapa privasi tidak dapat diukur sekalgus menjawab 2 pandangan yang berbeda dari sisi terdakwa dan pemerintah. Dalam argumennya, ia mengusulkan kepada pengadilan tentang cara pembacaan konstitusi yang menetralkan perubahan-perubahan keadaan itu dengan tetap mempertahankan makna asli dari konstitusi tersebut. Itu adalah cara untuk menjaga kehidupan dalam ketentuan konstitusional dan untuk memastikan bahwa perubahan di dunia tidak mengubah makna teks konstitusi. Pengadilan mungkin harus membaca amandemen secara berbeda, tetapi tidak membaca amandemen secara berbeda untuk meningkatkan amandemen atau menambah perlindungannya. Ini cara membaca amandemen yang berbeda untuk mengakomodasi perubahan dalam perlindungan yang dihasilkan dari perubahan teknologi. Di dalam bab ini juga diberikan penjelasan bahwa inti dari Amandemen Keempat adalah untuk melindungi manusia, bukan tempat. Perubahan teknologi tidak mengubah makna konstitusi. Kita harus selalu mengadopsi bacaan Konstitusi yang mempertahankan nilai-nilai aslinya. Saat berhadapan dengan dunia maya, hakim harus menjadi penerjemah karena teknologi yang berbeda adalah bahasa yang berbeda dan tujuannya adalah untuk menemukan pembacaan Konstitusi yang mempertahankan makna sebenarnya meski ada perubahan teknologi. Kasus penyadapan yang ada di bab 9 dianggap tidak masuk akal karena pemerintah telah melanggar hak privasi seseorang dan melalukan penyelidikan tanpa surat perintah. Risikonya, penyidik yang tidak mempunyai surat perintah harus bertanggung jawab atas hak-hak yang telah dilanggar karena tindakan illegal yang dilakukannya jika para juri menyatakan pencarian mereka tidak masuk akal sebagaimana yang ada di Amandemen Keempat. Sementara itu, jika penyidik mendapatkan surat perintah dari hakim sebelum melakukan penggeledahan, surat perintah tersebut melindungi dia terhadap tanggung jawab pelanggaran. Mengubah konteks konstitusi terkadang mengungkapkan ambiguitas yang laten dalam konteks aslinya. Kita harus memilih antara dua nilai yang berbeda, yang keduanya dapat dikatakan konsisten dengan nilai aslinya. Hal tersebut dapat terjadi karena teknologi memungkinkan adanya dua kemungkinan sudut pandang dalam menghadapi kasus permasalahan seperti diatas. Cara mana pun dapat dikatakan benar namun, konstitusi hanya membutuhkan konfrontasi satu arah. Oleh karena itu hakim sebagai penerjemah harus bisa bersikap netral dalam menerjemahkan suatu konstitusi agar tidak menghilangkan makna asli dari perubahan keadaan karena teknologi. CHAPTER TEN: Intellectual Property Rights Bicara mengenai hak cipta, dalam bab ini menurut saya perbincangan mengenai hak cipta cukup sensitive. Seperti pada bab-bab sebelumnya, isu yang ada pada dunia maya kiranya terletak pada regulasi atau peraturan yang berlaku. Namu, pemerintah harus bisa focus dalam memberikan perlindungan hukum yang mengikat. Perlindungan optimal untuk ruang di dunia maya adalah campuran antara hukum publik dan pagar pribadi. Lantas, kesulitan dalam mencari siapa yang bertanggung jawab dalam ruang maya adalah masalah yang cukup besar. Menurut beberapa orang, jenis property seperti ini, kekayaan intelektual, dianggap rentan. Nyatanya, banyak yang beranggapan bahwa dunia siber tidak dapat melindungi kekayaan intelektual yang ada di dalamnya. Pada dasarnya, kekayaan intelektual ada dibawah hak cipta. Hak cipta itu sendiri adalah sebagai tameng yang melindungi karya serta memberi pemegang hak cipta hak eksklusif tertentu atas karya, termasuk, yang paling terkenal, hak eksklusif untuk menyalin karya. Hak akan dilindungi sejauh hukum (dan norma) mendukungnya, dan terancam sejauh teknologi membuatnya mudah untuk disalin. Kemampuan pemegang hak cipta untuk melindungi karyanya dianggap telah melemah. Hal ini disebabkan dengan perkembangan teknologi yang semakin lama semakin canggih. Ketika radio mulai menyiarkan musik, para komposer dianggap berhak atas kompensasi untuk kinerja publik dari pekerjaan mereka, tetapi para pemain tidak diberi kompensasi untuk "kinerja" rekaman mereka. Ketika televisi kabel mulai menyiarkan ulang siaran telekomunikasi, pemegang hak cipta dalam siaran aslinya mengeluh bahwa pekerjaan mereka dieksploitasi tanpa kompensasi. Kongres menanggapinya dengan memberi hak kepada pemegang hak cipta hak baru untuk mendapat untung dari siaran ulang. Hal-hal seperti inilah yang dijadikan bahan dasar pertimbangan atas penegakkan hak cipta. Dengan adanya internet, memberikan kemudahan untuk melakukan penyalinan atas karyakarya yang sudah ada. Serta memberikan kebebasan pendistribusian konten-konten atas karya. Dari sudut pandang pemegang hak cipta, teknologi digital dan Internet adalah badai sempurna untuk model bisnis mereka: Jika mereka menghasilkan uang dengan mengendalikan distribusi "salinan" konten berhak cipta, Anda bisa mengerti mengapa mereka melihat Internet sebagai ancaman besar. Dalam bab ini, Lessig mendeskripsikan empat tanggapan yang diberikan oleh pemerintah dalam rangka pencegahan atas ancaman dari dunia maya. Respons pertama adalah tradisional. Pemerintah mengusulkan perubahan dalam hukum hak cipta untuk "memperjelas" hak-hak yang harus dilindungi. Hal ini untuk lebih mendefinisikan hak-hak yang diberikan berdasarkan hukum kekayaan intelektual dan untuk lebih mendukung hak-hak ini dengan hukum yang diperjelas (dan mungkin lebih besar) hukuman atas pelanggaran mereka. Respon kedua yaitu untuk membahas norma juga merekomendasikan upaya peningkatan Pendidikan. Ini adalah penggunaan hukum untuk mengubah norma sehingga norma akan lebih mendukung perlindungan properti intelektual. Ini adalah pengaturan perilaku tidak langsung dengan pengaturan langsung norma. Respon ketiga dan keempat menggabungkan teknologi dan pasar. juga perlindungan hukum terhadap skema management hak cipta. Skema yang dimaksud adalah teknologi sederhana yang akan membuatnya lebih mudah untuk mengontrol akses ke dan penggunaan materi yang dilindungi hak cipta. Lessig beranggapan bahwa apa pun yang terjadi, ancaman terhadap hak cipta adalah nyata, kerusakan akan dilakukan, dan yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah mengatasinya. Teknologi Digital Audio Tape (DAT) dianggap sebagai ancaman bagi pemilik hak cipta. Beberapa solusi sempat dilontarkan. Mulai dari penegakkan peraturan hukum terhadap penyalinan illegal, penegakkan pajak serta kompensasi pemegang hak cipta, pendidikan yang lebih baik untuk menghentikan salinan kaset illegal, dan pemblokiran penyalinan dalam DAT. Oleh karena itu, teknologi ini dirancang untuk memutus fungsi "salin" dalam kondisi tertentu, sehingga secara tidak langsung melindungi pemilik hak cipta. Efek bersih dari kedua perubahan ini adalah untuk meminimalkan kerugian dari teknologi, serta untuk membatasi fungsionalitas teknologi di mana diharapkan bahwa fungsionalitas akan mendorong kekerasan hak cipta. Lantas, menurut Lessig, poin utama tentang UU hak cipta yaitu kontrol yang terdapat didalamnya tidak pernah sempurna. Walaupun, UU hak cipta bertujuan menjadi pelindung pemegang hak, tetapi kontrol yang ada tidak akan pernah sempurna. Menurut Mahkamah Agung, hak cipta “perlindungan tidak pernah memberi pemilik hak cipta kontrol penuh atas semua kemungkinan penggunaan karyanya.” Regulasi yang mengatur jalannya dunia cyber, tidak akan pernah sempurna dalam mengatur konten yang terkandung di dalamnya. Hal ini mendorong pemerintah untuk mencari solusi serta menerapkan system-sistem yang bersifat preventif untuk menghindari kesalahan serta kecacatan dari cyber. Karena, nyatanya, seiring dengan perkembanganm teknologi yang sangat pesat, kemampuan pemerintah untuk mengkontrol jalannya teknologi dapat saya katakana melemah. CHAPTER ELEVEN: Privacy Internet. Internet dianggap bisa menjadi ruang yang dapat melindungi hak cipta. Menurut Lessig, Internet telah menghasilkan hilangnya kendali ini: dengan hak cipta, karena teknologi ini memungkinkan salinan konten yang sempurna dan gratis; dengan privasi, seperti yang akan kita lihat dalam bab ini, karena teknologi ini memungkinkan pemantauan perilaku yang berkelanjutan dan murah. Perpaduan antara hukum dan teknologi yang dapat mengembalikan tingkat kontrol yang tepat. Namun, perbedaan antara hak cipta dan privasi terletak pada pencarian solusi melalui ekonomi politik. Dengan hak cipta, kepentingan yang terancam kuat dan terorganisir dengan baik; dengan privasi, kepentingan yang terancam tersebar dan tidak terorganisir. Dengan hak cipta, nilai-nilai di sisi lain dari perlindungan (milik bersama, atau domain publik) tidak menarik atau dipahami dengan baik. Dengan privasi, nilai-nilai di sisi lain dari perlindungan (keamanan, perang melawan terorisme) menarik dan dipahami dengan baik. Saya pahami bahwa ada dua jenis privasi. Yaitu privasi pribadi dan privasi pada umum. Pada privasi pribadi berlaku sebagai batas hukum yang diberikan pada kemampuan orang lain untuk menembus ruang pribadi Anda. Sementara, pada privasi umum, dengan melangkah ke publik, Anda melepaskan hak apa pun untuk menyembunyikan atau mengontrol apa yang orang lain ketahui tentang Anda. Fakta-fakta yang Anda kirimkan tentang diri Anda adalah "bebas seperti udara untuk penggunaan umum." Undang-undang tidak memberikan perlindungan hukum terhadap penggunaan data yang dikumpulkan dalam konteks publik. Dalam dunia yang global ini, maraknya teknologi yang membabi buta, Lessig beranggapan bahwa teknologi digital secara radikal telah mengubah keseimbangan yang nyata. Mudahnya perolehan data informasi juga memudahkan lebih banyak perilaku terpantau; juga membuat lebih banyak perilaku dapat dicari. Contoh perkembangan teknologi terdapat pada; adanya internet, adanya system pencarian, adanya e-mail, adanya system voice mail, adanya system percakapan suara (panggilan telepon), ada pula system video chat atau video call. dengan kemudahan memperoleh data dan informasi tersebut, terkadang membawa hal positif. Misalnya, memudahkan pencarian rekor seseorang untuk penyelidikan. Namun, dapat pula hal ini malah melanggar hak privasi individu. Karena, dengan kecanggihan program software yang ada, hal ini menjadi ajang uji coba dan lahan permainan para perentas yang memiliki itikad buruk. Jika ini adalah konsepsi privasi, maka pengawasan digital dapat mengakomodasinya. Jika ada kejahatan tertentu yang tidak layak untuk dituntut, kami dapat menghapusnya dari algoritma pencarian. Kesimpulan Dapat saya simpulkan bahwa, kuncinya adalah mengenali pada prinsipnya, ketiga konsepsi privasi yang berbeda ini dapat memberikan hasil yang berbeda tergantung pada kasusnya. Dalam bab ini, Lessig terus menyinggung bahwa pengawasan digital sangat diperlukan guna menjaga hal-hal yang tersebar di dunia cyber. Serta, dengan canggihnya system-sistem yang ada, maka perlua da juga regulator yang mengikatnya. CHAPTER TWELVE: Free Speech Di Amerika Serikat, yang dimaksud dengan kebebasan berbicara atau berpendapat (berpidato) merupakan hak untuk terbebas dari hukuman pemerintah atas pernyataan pidato. Dikarenakan kedudukan dunia siber adalah borderless dan cross border, tidak semua yang illegal di satu negara, akan menjadi illegal di negara lain pula. Pada dasarnya setiap negara memiliki regulasi yang berbeda-beda. Perbedaan regulasi ini tentu tidak hanya di dunia maya. Karena, apa yang kita lakukan di dunia maya, akan memiliki efek pada dunia nyata. Namun, bukan berarti regulasi yang ada di dunia nyata sama dengan regulasi yang berada di dunia maya. Maka dari itu, hukum dianggap sebagai perlindungan yang tidak sempurna dan sebenarnya yang sesungguhnya mengatur kebebasan, terutama kebebasan berpendapat, pada dunia maya adalah arsitektur yang membendungnya. Anonimitas relatif, distribusi terdesentralisasi, banyak titik akses, tidak ada ikatan yang diperlukan dengan geografi, tidak ada sistem sederhana untuk mengidentifikasi konten, alat enkripsi — semua fitur dan konsekuensi dari protokol internet ini membuat sulit untuk mengendalikan pembicaraan di dunia maya. Arsitektur ruang maya adalah pelindung nyata dari pembicaraan di sana; itu adalah "Amandemen Pertama di dunia maya" yang sesungguhnya, dan Amandemen Pertama ini bukanlah peraturan lokal. Menurut Lessig, dengan kehadiran arsitektur internet, dianggap sebagai Amandemen Pertama berupa kode ini jauh lebih ekstrim (saya mengartikannya, jauh lebih mengikat dan nyata), disbanding Amandemen Pertama dalam hukum di Amerika Serikat. Sekarang, sudah mulai terlihat adanya rekonstruksi arsitektur. Arsitektur sedang dibuat ulang untuk mengatur kembali apa arsitektur ruang nyata sebelum dibuat regulasi. Yang menyebabkan Net berubah dari ruang bebas ke ruang terkendali. Disini, dijelaskan bahwa perbedaan antara kebebasan berpendapat di dunia maya dan nyata itu terlihat dengan jelas. Dimana di dunia nyata, apabila ada konten illegal yang mengandung rahasia negara, misalnya, akan dicetak atau telah tercetak, maka pemerintah bisa mengintervensi dan memberhentikan pencetakan itu. Walaupun, apabila pemerintah ingin melibatkan pengadilan dalam pemberhentian pencetakan konten illegal ini, pemerintah tidak memiliki kekuatan terhadap hal itu. Hal itu dinamakan prior restraint. Yang mana seharusnya pemerintah bukan melibatkan pengadilan, melainkan menghukum penerbit yang mencetaknya. Namun, apabila pemerintah bisa membuktikan bahawa konten yang di terbitkan bukan hanya konten illegal, tetapi juga konten berbahaya, maka pengadilan bisa mengintervensi untuk sebagai tindak pencegahan konten itu terus dicetak Sedangkan, apabila ada suatu hal yang menyangkut rahasia negara di terbitkan di Internet dan pemerintah membantah hal tersebut, maka semakin banyak hal-hal yang tidak benar atau berbalik dari kenyataan yang akan muncul. Sehingga, cepat atau lambat pemerintah harus mengakui dan menyatakan mana hal yang benar dan mana yang salah. Disini lah pertanyaan mengenai bagaimana cara terbaik untuk meningkatkan kredibilitas muncul. Jawabannya adalah blog. Blog digunakan sebagai platform atau wadah untuk penulis amatir menuangkan pikirannya. Menghubungkan tulisannya dengan perkembangan dunia, politik dan sebagainya. KESIMPULAN Terdapat perbedaan dalam regulasi yang berada di dunia nyata dan maya. yang mana, dalam dunia nyata hukum itu bersifat mengikat. Sementara dalam dunia maya, tidak semua regulasi yang ada pada dunia nyata bisa diaplikasikan pada dunia maya. seperti porno dan spam misalnya. Pada dunia nyata, jelas ada regulasi dan norma yang mengatur dan mengikat. Pada maya, dengan adanya layanan atau akses situs web yang menyajikan pornografi mukin akan lebih sulit untuk di track down siapa penggunanya. Namun, ada tiga ketetapan atau cara meregulasi spam dan porno itu sendiri. Produk dari ketakutan, ketidak jelasan, tindakan pemerintah sendiri. CHAPTER THIRTEEN: Interlude Dalam kode, selalu ada masalah yang timbul juga pemecahan masalah dan solusi yang datang bersamanya. Dalam tiga konteks yaitu hak kekayaan intelktual, pivasi dan kebebasan berpendapat, Lessig memiliki argument yang berbeda-beda terhadap kode yang ada di dalamnya. Pad aintinya ketiga konteks tersebut ditujukan untuk dapat mengatur atau bekerja dalam melawan struktur sentralisasi pilihan. Namun, dalam konteks filterisasi, ditujukan untuk bekerja melawan struktur individualis. Lessig tertarik pad acara menstabilkan dan menyeimbangkan diantara public dan privat. Serta sejauh mana satu sama lain dapat dan diperbolehkan untuk terlibat dalam satu sama lain. Pada dunia nyata konstitusi yang berada di Amerika, hanya akan berada di Amerika. Tetapi, di dunia yang mana hanya pemerintah yang merupakan regulator, menjaga kewenangan Konstitusi terbatas pada tindakan negara masuk akal. Namun, apabila modalitas regulasi dilipatgandakan, tidak ada alasan untuk mengabaikan jangkauan nilai-nilai konstitusional. tidak ada alasan mengapa regulasi melalui kode tidak dapat diinformasikan oleh nilai-nilai konstitusional.