BANDUNG, (PR).- Peringatan Bandung Lautan Api yang diperingati setiap tanggal 24 Maret merupakan sebuah peristiwa heroik yang dilakukan masyarakat Bandung pada tahun 1946 silam. Latar belakang dari Bandung Lautan Api berawal saat awal tahun 1946 saat Inggris menjanjikan penarikan pasukannya dari Jawa Barat dan menyerahkan kepada Belanda untuk selanjutnya digunakan sebagai basis militer. Kesepakatan sekutu, Inggris, dan NICA (Nederlands Indie Civil Administration) memunculkan perlawanan heroik dari masyarakat dan pemuda pejuang di Bandung. Tentara sekutu berusaha untuk menguasai Bandung, meskipun harus melanggar hasil perundingan dengan RI dan akhirnya memicu tindakan pembumihangusan kota oleh para pejuang dan masyarakat Bandung. Berikut adalah linimasa terjadinya Bandung Lautan Api: 17 Oktober 1945 Pasukan sekutu mendarat di Bandung. Pada waktu itu para pejuang Bandung sedang gencargencarnya merebut senjata dan kekuasaan dari tangan Jepang. Sekutu memerintahkan agar semua senjata pihak Indonesia hasil pelucutan Jepang diserahkan kepada mereka. 21 November 1945 Tentara sekutu megeluarkan ultimatum pertama. Dengan alasan untuk menjaga keamanan, mereka menuntut agar Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia selambatlambatnya 29 November 1945. Namun, para pejuang tidak mau mengindahkan ultimatum sekutu tersebut. Dan sejak saat itu, sering terjadi insiden antara pasukan sekutu dengan pejuang. 25 November 1945 Rakyat Bandung ditimpa musibah, yakni banjir besar akibat meluapnya Sungai Cikapundung. Bencana alam tersebut menelan ratusan korban & ribuan penduduk Bandung juga kehilangan tempat tinggal. Keadaan tersebut justru dimanfaatkan tentara sekutu dan Belanda (NICA) untuk menyerang rakyat yang sedang tertimpa musibah. 5 Desember 1945 Pesawat-pesawat tempur Inggris memborbardir daerah Lengkong Besar. 23 Maret 1946 Tentara sekutu mengeluarkan ultimatum kedua. Kali ini, mereka menuntut Tentara Republik Indonesia (TRI) mengosongkan seluruh kota Bandung dan sekutu menyuruh para TRI untuk mundur sejauh 11 kilometer dari pusat kota paling lambat pada tengah malam tanggal 24 Maret 1946. Akibatnya, pertempuran sengit pun kembali berlangsung. 24 Maret 1946 Kolonel Abdul Haris Nasution selaku Komandan Divisi III memerintahkan untuk meninggalkan Kota Bandung. Rakyat Bandung yang mencapai 200.000 orang bersama pejuang berduyunduyun menuju pegunungan di bagian selatan. Pembakaran kota dilangsungkan. Diawali dengan pembakaran Indisch Restaurant di daerah utara Alun-alun (BRI Tower sekarang) pada pukul 21.00 WIB. Dilanjutkan dengan pembakaran bangunan-bangunan penting mulai dari daerah Ujungberung hingga wilayah Cimahi. Rumahrumah penduduk pun telah ditinggalkan dan dibakar hingga menimbulkan gelombang besar api yang berkobar-kobar. Menjelang tengah malam, Bandung telah kosong dan menjadi puingpuing. (Fitrah/Periset PR)