Uploaded by User18577

Sick Sinus Sindrom.pptx lapsus

advertisement
JUVENILE IDIOPATIC ARTHRITIS
Oleh :
Hasanah
Pembimbing :
dr. Heru Setiawan Sp.A
RSUD Kuala Pembuang
Agustus 2019
Identitas Pasien







Nama : An. Y
Umur : 5tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Ki Hajar Dewantara
Agama : Islam
Tanggal masuk : 02 Juli 2019
Nomor RM : 006133
Demam
Keluhan Utama
Anamnesis
Riwaat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan demam sejak ± 5 hari yang lalu. Demam hilang
timbul, demam turun setelah diberikan obat penurun panas dan sudah
berobat ke dokter keluarga namun tidak ada perbaikan. Mual (-), muntah (+)
3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan bengkak pada pergelangan tangan,
lutut dan pergelangan kaki, nyeri kalau di tekan serta di gerakkan sehingga
susah berjalan. Tampak kemerahan pada bagian pergelangan kaki. batuk (+)
kadang-kadang saat di rawat di RS, riwayat mimisan (+),makan minum baik,
BAK/BAB (+). Riwayat alergi obat Cotrimoxazole.
Anamnesis
Riwaat penyakit dahulu
-
Sebelumnya pasien tidak pernah
megalami hal yang serupa
-
Asma (+)
Anamnesis
Riwaat penyakit Keluarga
-
Tidak pernah
serupa
-
Asma (-)
megalami hal yang
Riwayat Kelahiran
 Lahir dari ibu G2P1A0, cukup bulan, dilahirkan secara seacar oleh
dr. Sp.OG karena panggul sempit dan langsung menangis, ditolong
bidan, BBL = 3100 gram. Riwayat ibu demam tidak ada, riwayat
PEB tidak ada
Riwayat Makanan
 Kesan : Kualitas dan kuantitas gizi cukup baik
Riwayat Perkembangan
 Kesan : Perkembangan motorik masih normal
Riwayat Imunisasi
 Kesan : status imunisasi dasar penderita lengkap
Riwayat Sosial Ekonomi
 Penderita adalah anak kedua dari Tn. K yang bekerja sebagai PNS
dan Ny. E sebagai PNS. Secara ekonomi, keluarga penderita
tergolong mampu
Data objektif
Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum
 Kesadaran
 Nadi
 Tekanan Darah
 Pernapasan
 Suhu badan
 Berat badan
 Tinggi badan
 Status Gizi
: tampak sakit sedang
: compos mentis
: 195 x/menit
: tidak terukur
: 24 x/menit
: 38,3 oC
: 19 kg
: 109 cm
: Gizi baik
Pemeriksaan Khusus
 Kepala
Hidung
Gigi dan mulut
: epistaksis (-)
: gusi berdarah (-)
 Leher
: dalam batas normal
 Thoraks
: dalam batas normal
 Abdomen
: dalam batas normal
 Ekstremitas : akral dingin (-), edema tidak ada, ptekie
spontan
 tidak ada, CRT < 2 detik,
 Status neurologikus : dalam batas normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG






Hb
Ht
Trombosit
Leukosit
Hitung Jenis
LED
: 11,2 g%
: 33,6%
: 356.000/mm3
: 18,97mm3
: 1/0/2/76/12/9
: 35
PEMERIKSAAN PENUNJANG URINALISIS
MIKRSKOPIS
 Epitel skuamosa
 Leukosit
 Eritrosit
 Jamur
 Bakteri
 Silinder leukosit
 Oval fat bodies
:+
: 10-14 /LBP
: 6-8 /LBP
:+
:+
:+
:+
•Juvenile
DIAGNOSIS Idiopatic Arthritis
BANDING • ISK Simpleks
•Juvenile
DIAGNOSIS Idiopatic Arthritis
KERJA
Penatalaksanaan
MRS
IVFD D5 ½ NS 20 TPM
- Inj. Paracetamol 200 mg/8 jam
- Inj. Metylprednisolone 20 mg/8 jam
- Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad
fungsionam
Ad
sanationam
Dubia ad
bonam
Dubia ad
bonam
Dubia ad
bonam
(Tanggal 03 Juli 2019)
 Keluhan : Nyeri pada sendi (+) <<, demam (-), batuk (+), pilek (+)
 Vital Sign
Kesadaran : CM (E4V5M6)
TD
: 90/60 mmHg
Nadi
: 110 x/, isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 24 x/
Suhu
: 36,6 oC
CRT
: < 3 detik
 Pemeriksaan fisik : DBN
 Diagnosis kerja : Juvenile Idiopatic Arthritis+ ISK Simpleks
 Tatalaksana : - IVFD D5 ½ NS 20 tpm
– inj. Paracetamol 200 mg/8 jam
– inj. Ceftriaxon 500 mg/12 jam
– inj. Metilprednisolone 20 mg/8 jam
(Tanggal 03 Juli 2019)
 Keluhan : Nyeri pada kaki sendi (-) , demam (-), batuk (+)
 Vital Sign
Kesadaran
: CM (E4V5M6)
TD
: 100/60 mmHg
Nadi
: 100 x/, isi dan tegangan cukup
Pernapasan
: 22 x/
Suhu
: 36,5 oC
CRT
: < 3 detik
 Pemeriksaan fisik : DBN
 Diagnosis kerja : Juvenile Idiopatic Arthritis+ ISK Simpleks
 Tatalaksana : - IVFD D5 ½ NS 20 tpm
– inj. Paracetamol 200 mg/8 jam (stop)
– inj. Ceftriaxon 500 mg/12 jam
– inj. Metilprednisolone 20 mg/8 jam
– Ambroxol 3x5 ml
 Obat pulang
:
 Ambroxol 3x5 ml
 Aspilet 1x80 mg
 Cefadroxil syr 2x 5 ml
Resume
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
 Menurut Internationall League of Associations for
Rheumatology (ILAR) Juvenile idiopathic arthritis (JIA)
merupakan artritis persisten yang menetap lebih dari
6 minggu dengan onset usia kurang dari 16 tahun.
Merupakan
penyakit yang
jarang dan
frekuensi penyakit
ini tidak di ketahui
Penyakit
reumatologis
kronis yang paling
umum pada masa
kanak-kanak
EPIDEMIOLOGI
Anak perempuan lebih
sering terkena daripada
anak laki-laki dengan
perbandingan 3:1
prevalensi 1: 1000
Klasifikasi diagnosis Juvenile
idiopathic arthritis (JIA)
 Kriteria diagnosis Juvenile Chronic Arthritis menurut European
League Against Rheumatism (EULAR) :
1. Usia penderita < 16 tahun
2. Artritis pada satu sendi atau lebih
3. Lama sakit > 3 minggu
4. Tipe onset penyakit :
 Poliartritis : > 4 sendi, faktor reumatoid negatif
 Pausiartikular : < 5 sendi
 Sistemik : artritis dengan demam
 Artritis reumatoid juvenil : > 4 sendi, faktor reumatoid positif
 Spondilitis ankilosing juvenil
 Artritis psoriasis juvenile
Klasifikasi Diagnosis Juvenile idiopathic arthritis (JIA)
Karakteristik JIA tipe onset penyakit
Karakteristik
Poliartritis
Oligoartritis
Sistemik
Presentase kasus
30 %
60%
10%
Sendi terlibat
≥5
≤4
Bervariasi
Usia onset
Seluruh masa anak, puncak usia 1-3 Awal masa anak, puncak usia 1-2
tahun
tahun
Seluruh masa anak, tidak ada
puncak
Rasio jenis kelamin ( ♂: ♀ )
1:3
1:5
1:1
Keterlibatan sistemik
Penyakit sistemik sedang
Tidak ada penyakit sistemik,
penyebab utama morbiditas
adalah uveitis
Penyakit sistemik sering sembuh
sendiri, sebagian mengalami
destruksi artritis kronik
Adanya uveitis kronik
5%
5-15%
Jarang
Frekuensi seropositif faktor
rheumatoid
10% ( meningkat dengan usia )
Jarang
Jarang
Antibodi antinuclear
40-50%
75-85%
10%
Prognosis
Sedang
Baik, kecuali untuk penglihatan
Buruk
Polyarthritis/ Polyarticular Disease
Rheumatoid nodules in
achilles tendon
(exclusively seen in RF
positive children)
Polyarticular juvenile arthritis:
- Kerusakan sendi secara
Progression : loss of articular
cartilage, destructive changes in
PIPs, DIPs, and
metacarophalangeal joints,
- Destruction and fusion of wrist
bones (Perkembangan kerusakan
sendi: hilangnya tulang rawan
artikular, perubahan destruktif
pada PIP, DIP, dan sendi
metacarpophalangeal,
Penghancuran dan fusi tulang
pergelangan tangan
Polyarthritis/ Polyarticular Disease
ankylosis di tulang belakang leher pada
beberapa tingkatan karena lama berdiri pada
JIA (Juga dikenal sebagai JIA)
Oligoarthritis
Oligoarticular Juvenile idiopathic arthritis
with swelling and flexion contracture of
right knee
Oligoarticular Juvenile arthritis idiopatik
dengan pembengkakan dan kontraktur
fleksi lutut kanan
Systemic onset disease
Systemic onset JIA: salmon
colored lesions on trunk and
extremities
Onset sistemik JIA: lesi
berwarna salmon pada
batang tubuhdan
ekstremitas
Koebner phenomenon: linear
maculopapular lesions that were
provoked by making scratch
marks
Fenomena Koebner: lesi
makulopapular linier yang
diprovokasi dengan membuat
tanda goresan
Tanda dan gejala
Artikular
Artikular
ekstra
• pembengkakan sendi
• nyeri sendi
• kekakuan sendi
• kehangatan sendi
• gerakan sendi terbatas
• gaya berjalan tertatih-tatih
• umum
• gangguan pertumbuhan
• kulit
• radang usus
Patogenesis
 300,00 children in US have arthritis; 100,000 with a
form of JIA
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
 Tidak ada obat yang diketahui untuk JIA. Namun, ada obat yang
aman dan efektif untuk membantu mengendalikan penyakit JIA.
obat-obat ini membantu untuk:
1. Mengurangi peradangan
2. Mengurangi rasa sakit dan bengkak
3. Memudahkan anak untuk tetap aktif dan berolahraga
4. Mencegah atau mengurangi kerusakan pada sendi
5. Meningkatkan kualitas hidup
Penatalaksanaan
Disease
Modifying Anti –
Rheumatic
Drugs (MRADs)
Corticosteroids
joint injection
NSAIDs
Biologic agents
Corticosteroids
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
Physiotherapy
Opthalmologist
Nutritional therapy
Orthotics management
Thermotherapy
Prognosis
Download