Uploaded by User18529

GugatanKeperdataanLingkunganCA-PIL-CLS18

advertisement
Pertanggungjawaban Perdata
Hukum Lingkungan Hidup
Wahyu Yun
Santoso
Sengketa Lingkungan
• Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara
dua pihak atau lebih yang timbul dari kegiatan yang
berpotensi dan/atau telah berdampak pada lingkungan
hidup (Pasal 1 angka 25 UUPPLH)
• Dispute. A conflict or controversy; a confllct of claims or
rights; an assertion of a rlght, claim, or demand on
oneside, met by contrary claims or allegations on the
other (Black Law Dictionary)
Sengketa
Lingkungan
Non Litigasi
(psl 85-86)
Mediasi/Arbitrasi
LPJ yg bebas &
tdk memihak
Scr sukarela
Tetapi “wajib”
(psl 84 ay. 2&3)
Litigasi
(psl 87 -93)
Hak Gugat
Masyarakat
Hak Gugat
Pemerintah
Hak Gugat
Organisasi LH
Non Litigasi
(psl 85-86)
PP No. 54/2000 & PermenLH 09/2010
Mediasi/Arbitrasi
 Mediator: cakap
hkm, usia min. 30
th, penglmn 5 th.
 Arbiter: cakap
hkm, usia min. 35
th, pnglmn 15 th.
LPJ yg bebas &
tdk memihak
 LPJ dibentuk o/
pemerintah  di
instansi LH
 LPJ dibentuk o/
masy  akta
notaris, jelas
AD/ARTnya.
Pasal 85 UUPPLH
(1) Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dilakukan
untuk mencapai kesepakatan mengenai:
a. bentuk dan besarnya ganti rugi;
b. tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan;
c. tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya
pencemaran dan/atau perusakan; dan/atau
d. tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap
lingkungan hidup.
(3) Dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan
dapat digunakan jasa mediator dan/atau arbiter untuk membantu
menyelesaikan sengketa lingkungan hidup.
Pasal 86 UUPPLH
(1) Masyarakat dapat membentuk lembaga penyedia jasa
penyelesaian sengketa lingkungan hidup yang bersifat bebas dan
tidak berpihak.
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah dapat memfasilitasi
pembentukan lembaga penyedia jasa penyelesaian sengketa
lingkungan hidup
Ketentuan ini berbeda dlm UUPLH 23/1997  pemerintah
membentuk lembaga penyedia jasa penyelesaian sengketa
lingkungan hidup.
~ Shifting the responsibility
Beberapa Contoh:
• Mediasi PT. Freeport Indonesia dgn MHA
Amungme & Komoro
• Mediasi PT Molindo Raya Industrial dgn Masyarakat
Dusun Paras Kec.Lawang Malang
• Mediasi KLH dgn PT. Kalista Alam  kebakaran
gambut Kawasan Rawa Tripa
• Mediasi PT. KAI dgn Masy. Sekitar Stasiun Tugu
Yogya
Litigasi
(psl 87 -93)
Ganti kerugian &
pemulihan LH
Hak Gugat
Masyarakat
Class Action
Citizen Lawsuit
Hak Gugat
Pemerintah
Hak Gugat
Organisasi LH
Prinsip dan Konsep Dasar
• Standing = Legal Standing = Standing to Sue
• Standing to sue means that party has sufficient stake in an
otherwise justiciable controversy to obtain judicial
resolution of controversy
• Asas point d’interet “tiada gugatan tanpa kepentingan
hukum”;
Macam Gugatan:
1. Hak Gugat Perorangan;
2. Hak Gugat dari Organisasi Lingkungan;
3. Hak Gugat Masyarakat melalui Gugatan Perwakilan
(Class Action);
4. Hak Gugat Warga Negara;
5. Hak Gugat Pemerintah.
KONSEP PMH
 Psl. 1365 & 1366 BW: PMH harus buktikan kausalitas antara
kesalahan dengan akibat hukum (kerugiannya).  liability based on
fault.
 Pasal 87 ayat (1) UUPPLH: setiap penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang melakukan perbuatan melanggar hukum berupa
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan
kerugian pada orang lain atau LH wajib membayar ganti rugi dan/atau
melakukan tindakan tertentu.
 Konsep paling umum adalah negligence.
KONSEP PMH
Secara sempit : berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang melanggar hak
orang lain atau bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku yang telah
diatur oleh UU;
 cek kasus Lindenbaum v. Cohen
Secara luas :
 Melanggar hak subyektif orang lain  hak perorangan dan hak atas
kekayaan;
 Bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku  tertulis maupun
tidak tertulis;
 Bertentangan dengan kaidah kesusilaan.
STRICT LIABILITY





Konsep strict liability  tanggung jawab mutlak
Konsep bahasa  strict = ketat-melekat, tepat, seksama, teliti, streng
Rujukan kasus Rylands v Fletcher 1868
Pertanyaan : strict liability atau absolute liability?
Vernon Palmer: dalam absolute terdapat total rejection of defenses of
any kind
 Namun seringkali juga perbedaan ini tidak diterapkan/ditafsirkan
letterlijk
 Psl 88 UUPPLH: “Setiap orang yang tindakannya, usahanya,
dan/atau kegiatannya menggunakan B3, menghasilkan dan/atau
mengelola limbah B3, dan/atau yang menimbulkan ancaman serius
terhadap lingkungan hidup bertanggung jawab mutlak atas
kerugian yang terjadi tanpa perlu pembuktian unsur kesalahan”.
STRICT LIABILITY
Penjelasan Psl 88 UUPPLH: “unsur kesalahan tidak perlu
dibuktikan oleh pihak penggugat sebagai dasar pembayaran
ganti rugi. Ketentuan ayat ini merupakan lex specialis dalam
gugatan tentang perbuatan melanggar hukum pada umumnya.
Besarnya nilai ganti rugi yang dapat dibebankan terhadap
pencemar atau perusak lingkungan hidup menurut Pasal ini
dapat ditetapkan sampai batas tertentu (jika menurut penetapan
peraturan perundangundangan ditentukan keharusan asuransi
bagi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan atau telah
tersedia dana lingkungan hidup).
Pedoman Penanganan Perkara LH
(Kep MA RI No. 36/KMA/SK/II/2013)
Dalam menangani perkara lingkungan hidup para hakim
diharapkan:
 bersikap progresif karena perkara lingkungan hidup sifatnya
rumit dan banyak ditemui adanya bukti-bukti ilmiah (scientific
evidence),
 hakim lingkungan haruslah berani menerapkan prinsip-prinsip
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup antara lain
prinsip kehati-hatian (precautionary principles), dan
 melakukan judicial activism.
Anti SLAPP: Anti Strategic Law Suit Against Public
Participation (pasal 66 UU PPLH)
Setiap orang yang
memperjuangkan hak
atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat
tidak dapat dituntut
secara pidana
maupun digugat
perdata
Ketentuan ini dimaksudkan
untuk melindungi korban dan
atau pelapor yang menempuh
cara hukum akibat pencemaran
atau perusakan lingkungan
hidup
Perlindungan ini dimaksudkan
untuk mencegah tindakan
pembalasan dari terlapor melalui
pemidanaan atau gugatan perdata
dengan tetap memperhatikan
kemandirian peradilan
Hak Gugat
Organisasi Lingkungan
• Prof. Christopher Stone  “Should Trees Have
Standing?: Toward Legal Rights for Natural Objects”
1972
• Mmberikan hak hukum (legal rights) kpd obyek2 alam
(natural objects)  krn alam jg pnya hak meskipun
mrpk obyek inanimatif
• Pengadilan  hak wali kpd organisasi lingkungan u
upayakan pemulihan (remedial action)
GUARDIANSHIP APPROACH
Pengertian & Urgensi
• Awal thn.1988 saat gugatan perdata Walhi atas 5 instansi
pemerintah & PT. Inti Indorayon Utama.
• Penggugat tdk tampil sbg penderita (aggrieved party) n
bukan sbg kuasa para penderita  ttp sbg organisasi
mwakili kpntgn publik.
Public Interest Litigation
• Standing secara luas  akses perorangan atau
klmpk/organisasi di pengadilan sbg penggugat
• Kpntingan hkm  tkait kpemilikan (propietary interest)
atau kerugian yg dialami langsung o penggugat (injury
in act)
• Melalui UU No. 23/1997 (UUPLH) dimuat pengakuan
hukum (legal recognition) standing organisasi
lingkungan
• Citizen (private) suit
• AS: Clean Air Act (art.304), Clean Water Act (art.505),
Comprehensive Environmental Response, Compensation, and
Liability Act (CERCLA)
• Private Prosecution: Setiap orang dapat btindak sbg penuntut
umum u pidana lingk (environmental offence)  tuntutan
pidana denda apbl JPU negara tdk mjalankan tugas
• U LSM  group action
Di India
• Private/citizen prosecution
• Citizen standing  hak gugat WN mngatasnamakn
dirinya sbg pembayar pajak/WN yg diatur haknya u
persoalkan planggaran konstitusi/perUUan
• Representative standing  hak gugat WN/ sklmpk
mengatasnamakan the powerless u perjuangkan hak2
orang yg diatasnamakan’
• After 2013  National Green Tribunal (sedikit banyak
mengadopsi ECHR)
Rasionalitas
• Organisasi LH berhak mngajukan gugatan utk
kepentingan pelestarian fungsi LH
Urgensi:
• Faktor Kepentingan Masyarakat Luas
• Faktor Penguasaan SDA oleh Negara
Kendala:
• Pembuktian
• Perangkat pemulihan (remedial tools)
Pasal 92 UUPPLH
(1) Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan
untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup.
(2) Hak mengajukan gugatan terbatas pada tuntutan untuk melakukan
tindakan tertentu tanpa adanya tuntutan ganti rugi, kecuali biaya atau
pengeluaran riil.
(3) Organisasi lingkungan hidup dapat mengajukan gugatan apabila memenuhi
persyaratan:
a. berbentuk badan hukum;
b. menegaskan di dalam anggaran dasarnya bahwa organisasi tersebut
didirikan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup; dan
c. telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan anggaran dasarnya
(bonafide) paling singkat 2 (dua) tahun.
Beberapa Contoh Gugatan Legal Standing
• WALHI v. PT Freeport Indonesia (Mei 2000) atas insiden Danau Wanagon. Diputus
oleh PN Jakarta Selatan, 28 September 2001  Legal Standing diakui dan gugatan
dimenangkan hingga pada pokok perkara.
• Walhi Jatim v. Gubernur Jatim, Dirut Perum Perhutani, dan Bupati Mojokerto.tahun
2003 atas kerusakan hutan yg diduga melatarbelakangi bencana banjir longsor
Pacet di PN Surabaya, diputus 6 Januari 2004  Hakim menolak gugatan dengan
tidak mengakui legal standing Walhi Jatim (subyek tdk memenuhi syarat).
• Walhi v. PT. Lapindo Brantas, PT. Energi Mega Persada, Kalila Energi limited, PAN
Asia, Medco Energi, Santos Brantas, Pemerintah Pemda Jatim cq gubernur Jatim,
dan Bupati Sidoarjo pada 2007 di PN Jakarta Selatan, diputus pada 27 Desember
2007  Hakim mengakui legal standing Walhi. Namun dalam pemeriksaan pokok
perkara Majelis hakim menilai semburan lumpur di lingkungan PT Lapindo Brantas
merupakan fenomena alam.
• Walhi v. PT NMR pada 2007 utk pencemaran di Teluk Buyat.
Hak Gugat Perwakilan
(Class Action)
Dasar Hukum
1. Perma No 1 Tahun 2002
2. UU No. 32 Tahun 2009 ttg Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Pasal 91 (gugatan perwakilan)
3. UU No. 8 Tahun 1999 ttg Perlindungan Konsumen. Pasal
46 (gugatan kelompok).
4. UU No. 18 Tahun 1999 ttg Jasa Konstruksi, Pasal 38
(gugatan perwakilan).
5. UU No. 41 Tahun 1999 ttg Kehutanan, Pasal 71 (gugatan
perwakilan).
6. UU No. 18 Tahun 2008 ttg Pengelolaan Sampah (gugatan
perwakilan).
Basis Pertimbangan  Perma 1 Th 2002
• Penyelesaian pelanggaran hkm yg merugikan scr
massal thdp orang banyak apbl memiliki fakta, dasar
hkm, dan tergugat sama, apbl diselesaikan sendiri2 sgt
tdk efektif;
• Untuk efisiensi dan efektifitas;
• Telah ada berbagai UU yang mengatur dasar-dasar
gugatan perwakilan kelompok, dan gugatan yang
mempergunakan dasar gugatan perwakilan kelompok,
seperti UU 23/1997, UU 8/1999, UU 18/1999, UU
41/1999
CLASS ACTION
• Berawal dr pelaks d sistem anglo saxon
• Aturan awal scr komprehensif ada pd US Federal Rule
of Civil Procedure 1938
• Class Action pd intinya  gugatan perdata (biasa’
terkait permintaan injunction/ganti kerugian) yg
diajukan o sjumlah orang (dlm jmlh tbatas) sbg
perwakilan kelas (class representatives) mewakili
kpntgn mereka & orang lain yg mrk wakili sbg korban
(class members)
• Class Action  Gugatan Perwakilan
Persyaratan
1.
2.
3.
4.
Dr US Federal of Civil Procedure yg mjd inspirasi
umum prosedur CA
Numerosity  jumlah orang yg mngajukan hrs
sedemikian banyaknya (agar praktis & efisien)
Commonality  hrs ada kesamaan fakta or question
of law antara pihak yg mewakili & diwakili
Typicality  tuntutan bg plaintiff maupun pembelaan
bg defendant dr seluruh class members hrslah
sejenis
Adequacy of Representation  kelayakan dr
perwakilan brp jaminan u bs jujur, adil, serta mampu
mlindungi kpntgn mereka yg diwakili
Adequacy of Representation
• Diajukan ke Hakim pd awal proses beracara
• Mlalui mekanisme Preliminary Certification Test  agar
class member dpt mlakukan Opt in atau opt out sblm
prosiding dimulai
• Opt in  mekanisme pemberian penegasan dr class
members bhw mrk benar2 bagian dr CA
• Opt out  ksmptn bg class members u menyatakan diri
keluar dr CA & tdk mjd bagian dr gugatan
• Opt in & opt out  mkanisme rekonfirmasi CA sblm
gugatan diajukan
• Bersifat reasonable & hny utk monetary damage
• Preliminary Certification Test
Bersifat fleksibel & tgantung diskresi hakim
• Tujuan:
 Apkh gugatan mmenuhi kriteria/kondisi dasar u
pengajuan CA
 Apkh CA mrpkn upaya yg benar2 efisien & bpegang dr
prinsip keadilan (fair)
 Apkh wakil kelas (representative parties) scr
jujur&sungguh2 dpt mlindungi kpntgn anggota kelas
Beberapa kasus CA terkenal di US
• Agent Orange Product Liability Litigation (January 1979)
 Diajukan o/ veteran vietnam atas pggunaan “agent orange” (jenis dioxin)
untuk herbisida di Vietnam.
 Out of Court Settlement (v. Several chemical companies)
 However, no causal relationship was ever established between the
alleged health effects in Vietnam veterans and their exposure to
Agent Orange.
 Dpt kompensasi US $ 250.000.000,- scr lgsg & pelayanan rehabilitasi u
future claimant
• Dalkon Shield (1970 – 1989)
 Perush pnghasil kontrasepsi pnyebab fertilitas & kecacatan pd bayi.
 Lebih dari 100.000 wanita merasakan akibatnya.
 nation's largest and longest-running product liability cases. The new owners of
A. H. Robins Co., makers of the intrauterine device, earlier agreed to create a
$2.4-billion fund to settle the outstanding damage claims.
Norma R. Broin, Major Mark L Broin & 60.000 airflight attendant v Philips
Morris & 14 other tobacco comapnies
• the Secondhand Smokers v. Tobacco Companies 1997
 Gugatan dr Norma Broin (mntan pramugari) yg mnderita kanker paru2 mwakili
60.000 awak lain d Miami  menggugat perush rokok sbg perokok pasif
http://law.jrank.org/pages/12908/Broin-et-al-v-Philip-Morris-Incorporated-et-al.html
 Decision: The tobacco companies agreed to settle the injury claim before
going to jury, funding a $300 million research foundation and paying $49
million in attorney fees and court costs, but not admitting to wrongdoing.
 Prush2 rokok wajib mmbayar US $ 300 juta u studi ttg pnyakit o rokok (study of
tobacco related diseases
 Individual compensation tdk dipenuhi
DEFINISI
Perma No 1 Tahun 2002
Suatu tata cara atau prosedur pengajuan gugatan dimana
satu orang atau lebih yang mewakili kelompok mengajukan
gugatan untuk dirinya sendiri dan sekaligus mewakili
sekelompok orang yang jumlahnya banyak, yang memiliki
kesamaan fakta atau kesamaan dasar hukum dan
kesamaan tuntutan antara wakil kelompok dan anggota
kelompoknya.
PERSYARATAN
1.
2.
3.
4.
Jumlah anggota kelompok sedemikian banyak.
Kesamaan fakta atau peristiwa
Kesamaan dasar hukum yang digunakan.
Kesamaan jenis tuntutan diantara wakil kelompok
dengan anggota kelompok.
5. Wakil kelompok harus memiliki kejujuran dan
kesungguhan untuk melindungi kepentingan anggota
kelompok yang diwakili.
SKEMA
Anggota kelas
Wakil
kls
Lawyer
SK
Daftar
gugatan
Pengadilan
negeri
Panggilan
Sertifikasi
Putusan
Hakim
Jawab-menjawab
&
Pembuktian
Notifikasi
Mekanisme Putusan Ganti rugi &
Pembentukan Komisi Pendistribusian
Ganti Rugi
Sidang Hari I
(Gugatan
Dibacakan)
SYARAT SURAT GUGATAN
Harus memuat:
1.Identitas lengkap dan jelas dari wakil kelompok;
2.Definisi kelompok secara rinci dan spesifik;
3.Keterangan umum ttg anggota kelompok;
4.Posita yang jelas dan terperinci;
5.Jika tuntutan tidak sama karena sifat dan kerugian yang
berbeda, dapat dikelompokkan dlm bagian kelompok/sub;
6.Usulan mekanisme atau tata cara pendistribusian ganti
rugi.
PROSEDUR
• Pemberian Kuasa, tidak semua anggota kelas
(class members) harus memberikan persetujuan
secara tertulis (kuasa khusus). Pemberian kuasa
cukup diwakilkan oleh wakil kelas (class
representative) yang jumlahnya relatif lebih sedikit.
• Bagian-bagian dalam gugatan harus lebih
diperjelas secara formal tentang identitas pihakpihak (persamaan fakta, hukum, dan tuntutan).
Pada bagian posita dan Petitum dijelaskan tentang
mekanisme pendistribusian ganti rugi.
PROSEDUR
− Setelah pengajuan gugatan class action di pengadilan akan
dilakukan proses sertifikasi, yaitu proses untuk menentukan
apakah suatu gugatan dapat dilansungkan melalui prosedur
class action atau tidak (Pasal 5 ayat (1) (2));
− Setelah diteliti dan memenuhi syarat maka dikeluarkan
penetapan bahwa gugatan perwakilan tsb sah (Pasal 5 ayat
(3));
− Dilanjutkan dengan proses notifikasi/ pemberitahuan, yang
dapat dilakukan dengan berbagai cara yang sifatnya lebih
efektif agar semua anggota kelas (class members) mengetahui
akan adanya gugatan class action tersebut.
PROSEDUR - NOTIFIKASI
•
•
1.
2.
3.
4.
Pemberitahuan yang dilakukan oleh panitera atas perintah
Hakim kepada anggota kelompok melalui berbagai cara yang
mudah dijangkau oleh anggota kelompok yang didefinisikan
dalam surat gugatan.(Ps. 1 huruf e)
Notifikasi (pemberitahuan) perlu diadakan:
Segera setelah hakim memutuskan bahwa pengajuan tata cara
gugatan perwakilan kelompok dinyatakan sah
Pada tahap penyelesaian dan pendistribusian ganti rugi ketika
gugatan dikabulkan.
Untuk memberi kesempatan bagi anggota kelas yang ingin
menyatakan keluar (opt-out) dari kelompok tersebut.
Cara pemberitahuan dibuat seefektif atas persetujuan hakim
dengan tujuan agar anggota kelas mengetahui adanya prosedur
class action.
OPT IN dan OPT OUT
• Mekanisme Opt In (pernyataan masuk), hanya anggota
kelas yang melakukan pernyataan sebagai anggota kelas
lah yang akan dianggap sebagai anggota kelas;
• Mekanisme Opt Out (pernyataan keluar), hanya mereka
yang menyatakan diri keluar dari kelompok lah yang akan
dianggap sebagai bukan anggota kelompok;
• Indonesia menganut sistem Opt Out;
• Sebelum adanya UUPLH pelaksanaan CA selalu ditolak o/
Hakim dgn alasan hukum acara qta tdk mengaturnya
• Beberapa contoh:
 Gugatan Bentoel Remaja  o/ RO Tambunan v. Perusahaan Iklan,
dan Radio Swasta Niaga Prambors (1987)
 Gugatan Demam Berdarah  o/ Muktar Pakpahan v. Gubernur DKI
Jakarta & Kakanwil Kesehatan DKI
 Gugatan Buruh Patal Senayan (Insan I)
• Kasus yg ada stlah UUPLH  mulai banyak bermunculan,
seperti: gugatan YLKI v. PLN atas pemadaman listrik 1997
Setelah ada UUPLH cukup banyak:
• Gugatan 27 nelayan mewakili 1145 kepala keluarga VS 3 perusahaan badan
hukum di Metro Lampung ( perkara No. 134/PDT.G/1997/PN. Jkt Sel)
• Gugatan yayasan LBH Riau (Firdaus Basyir) Vs 4 Perusahaan Perkebunan di
Riau ( kasus asap akibat kebakaran hutan dan lahan) (No. 32/PDT/G/2000/PN/
PBR)
• Gugatan 139 penarik becak mewakili juga 5000 orang penarik becak di Jakarta
Vs Pemerintahan RI cq. Menteri Dalam Negericq. Kepala Daerah Khusus
Ibukota Jakarta (Perkara No.50/PDT.G/2000/ PN.JKT.PST)
• Gugatan Ali Sugondo Cs (10 orang) mewakili 34 juta penduduk Jawa Timur Vs
18 Anggota Komisi B DPRD Propinsi Jawa Timur (kasus perjalanan studi
banding para anggota DPRD Jatim) (perkara No 593/Pdt.G/2000/PN.SBY)
• Gugatan class action Perwakilan korban kecelakaan kereta api di Brebes Vs PT.
Kereta Api Indonesia di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 13 Mei 2002
Pasal 86 UUPPLH
Pasal 91
(1) Masyarakat berhak mengajukan gugatan perwakilan
kelompok untuk kepentingan dirinya sendiri dan/atau untuk
kepentingan masyarakat apabila mengalami kerugian akibat
pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup.
(2) Gugatan dapat diajukan apabila terdapat kesamaan fakta
atau peristiwa, dasar hukum, serta jenis tuntutan di antara
wakil kelompok dan anggota kelompoknya.
Kemanfaatan
• Proses b’perkara yg cukup ekonomis (judicial
economy)
• Mncegah pengulangan (repetition) gugatan serupa scr
individual
• Akses keadilan (access to justice) lebih tjamin krn
diajukan atas nama class
• Perubahan sikap pelaku pelanggaran (behaviour
modification)  detterent effect
Class Representatives
Class Members
Concrete injured parties
Class Action
Organisasi
Lingkungan
Common Property
Legal
Standing
Hak Gugat Warga Negara
Citizen Lawsuit (US Practices)
3 forms of citizen lawsuit
1. a private citizen can bring a lawsuit against a citizen, corporation, or government
body for engaging in conduct prohibited by the statute. for example, a citizen can
sue a corporation under the Clean Water Act (CWA) for
illegally polluting a waterway.
2. a private citizen can bring a lawsuit against a government body for failing to
perform a non-discretionary duty.
For example, a private citizen could sue the Environmental Protection Agency for
failing to promulgate regulations that the CWA required it to promulgate.
3. less common form, citizens may sue for an injunction to abate a potential
imminent and substantial endangerment involving generation, disposal or
handling of waste, regardless of whether or not the defendant's conduct violates
a statutory prohibition.  analogous to the common law tort of public nuisance.
Requisite: standing to sue
• First, the plaintiff must have suffered an “injury in fact”—an
invasion of a legally protected interest which is (a) concrete
and particularized and (b) “actual or imminent, not
‘conjectural’ or ‘hypothetical’”.
• Second, there must be a causal connection between the injury
and the conduct complained of—the injury has to be “fairly ...
trace[able] to the challenged action of the defendant, and not
... th[e] result [of] the independent action of some third party
not before the court.”
• Third, it must be “likely”, as opposed to merely “speculative”,
that the injury will be “redressed by a favorable decision”
Environmental laws that allow citizen suits include:
1.
2.
3.
4.
5.
Clean Water Act
Safe Drinking Water Act
Clean Air Act 1970
Resource Conservation and Recovery Act
Comprehensive Environmental Response,
Compensation, and Liability Act (CERCLA) - Superfund
6. Surface Mining Control and Reclamation Act of 1977
7. Endangered Species Act of 1973
8. Emergency Planning and Community Right To Know
Act of 1986- SARA Title III
Bagaimana di Indonesia?
• Praktik di US: Penggugat perlu memberikan notifikasi berupa somasi kepada
penyelenggara Negara, yang berisikan setidaknya menerangkan bahwa akan diajukan
suatu Gugatan Citizen Lawsuit terhadap penyelenggara Negara atas kegagalan atau
kelalaian negara dalam pemenuhan hak-hak Warga Negaranya dan memberikan
kesempatan bagi negara untuk melakukan pemenuhan jika tidak ingin gugatan diajukan
 60 hari.
• Contoh kasus: Gugatan CLS Mei 2011 terkait perlindungan TK migran. Langkah Kemenlu
berupa PermenLN No. 04 Tahun 2008  dasar hukum bagi 24 Perwakilan RI untuk
melakukan kegiatan pelayanan warga termasuk perlindungan; Kemenlu melalui Direktorat
Perlindungan WNI dan BHI serta Perwakilan RI berperan aktif dalam memberikan
perlindungan, pendampingan hukum, pemutihan, dan pemulangan bagi TKI yang
bermasalah di LN.
• Dalam petitum, wajib dituangkan untuk menyatakan bahwa Negara dihukum untuk
mengeluarkan suatu kebijakan yang bersifat mengatur umum (regelling) demi
menghindari terjadinya kembali hal tsb.
Persyaratan (KMA No. 36/KMA/SK/II/2013)
• Penggugat adl satu atau lebih WNI, bukan badan hukum;
• Tergugat adl pemerintah dan/atau lembaga negara;
• Dasar gugatan adalah untuk kepentingan umum  kepentingan
lingkungan dan kepentingan MH yg potensial atau sudah terkena
dampak pencemaran dan/atau perusakan lingkungan);
• Obyek gugatan adalah pembiaran atau tidak dilaksanakannya
kewajiban hukum;
• Notifikasi/somasi wajib dilakukan dalam jangka waktu 60 hari
kerja sebelum adanya gugatan;
• Tembusan notifikasi disampaikan kepada Ketua PN setempat.
PROSEDUR
• Pemberian Kuasa, tidak semua anggota kelas
(class members) harus memberikan persetujuan
secara tertulis (kuasa khusus). Pemberian kuasa
cukup diwakilkan oleh wakil kelas (class
representative) yang jumlahnya relatif lebih sedikit.
• Bagian-bagian dalam gugatan harus lebih
diperjelas secara formal tentang identitas pihakpihak (persamaan fakta, hukum, dan tuntutan).
Pada bagian posita dan Petitum dijelaskan tentang
mekanisme pendistribusian ganti rugi.
Contoh yg sdh ada di Indonesia
• Gugatan CLS atas nama Munir Cs atas Penelantaran Negara terhadap TKI Migran yg
dideportasi di Nunukan 2003  Dikabulkan PN Jakarta Pusat dengan Ketua Majelis Andi
Samsan Nganro. Hasilnya adalah UU Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan
perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Ini merupakan Gugatan CLS pertama yang muncul
di Indonesia.
• Gugatan CLS atas penyelenggaraan Ujian Nasional oleh LBH Jakarta 2008 
Dikabulkan untuk sebagian, Pemerintah diminta meninjau ulang kebijakan
penyelenggaraan Ujian Nasional. Diperkuat di Putusan Kasasi. (Putusan MA No.2596
K/PDT/2008)
• Gugatan CLS atas kenaikan BBM oleh LBH APIK 2009  Ditolak, bentuk CLS tidak
diterima Majelis Hakim PN Jakpus.
• Gugatan CLS atas Operasi Yustisi oleh LBH Jakarta 2010  Ditolak, bentuk CLS tidak
diterima Majelis Hakim PN Jakarta Pusat.
• Gugatan atas penyelenggaraan jaminan sosial (putusan No. 278/Pdt.G/2010/PN. Jkt.Pst)
• Gugatan CLS atas kemacetan di Jakarta dan ketidaknyamanan transportasi 2011 
diterima dan dikabulkan.
Contoh terkini
• Gugatan CLS yang bernomor 118/Pdt.G/LH/2016/PN.PLK tertanggal 16 Agustus 2016,
yang menang pada tanggal 22 Maret 2017.
• Proses mediasi 2 bulan, persidangan 6 bulan.
• Amar putusan:
 memerintahkan Presiden selaku Tergugat I, segera membuat beberapa turunan dari
Undang Undang No 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup.
 memerintahkan kepada Presiden membuat Tim Gabungan yang terdiri dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertanian dan
Kementerian Kesehatan terkait dengan penanggulangan kebakaran hutan.
 pembangunan rumah sakit khusus paru, membuat ruang evakuasi khusus kebakaran
hutan dan juga tim gabungan penanggulangan kebakaran.
 memerintahkan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk segera
mengumumkan kepada publik lahan yang terbakar dan perusahaan pemilik konsensi,
melakukan peninjauan ulang dan merevisi izin usaha pengelolaan hutan dan
perkebunan yang terbakar maupun belum terbakar, melakukan penegakan hukum
secara perdata dan pidana bagi perusahaan yang lahannya terjadi kebakaran.
Hak Gugat Pemerintah
Dasar Hukum
Instansi pemerintah dan pemerintah daerah yang bertanggung
jawab di bidang lingkungan hidup berwenang mengajukan
gugatan ganti rugi dan tindakan tertentu terhadap usaha dan/atau
kegiatan yang menyebabkan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup yang mengakibatkan kerugian lingkungan hidup
Pasal 90 Ayat (1) UUPPLH
KONSEP DAN KETENTUAN
• Hanya untuk kerugian akibat pencemaran yang bukan
mrpkan hak milik privat;
• Doktrin public trust  dari kedaulatan negara;
• Doktrin parens patriae  peran pemerintah sbg
pelindung, melindungi kedaulatan negara.
• Contoh penerapan: Gugatan melawan PT. Kalista Alam
atas kasus kebakaran hutan yang terjadi di daerah
perkebunan milik tergugat  diwajibkan membayar
ganti rugi sebanyak Rp. 114,3 milyar dan melakukan
pemulihan dgn biaya Rp. 251,7 milyar.
Maturnuwun
Wahyu Yun Santoso
Environmental Law Dept.
Faculty of Law UGM
Hp. 081328605445
Email: [email protected]
[email protected]
Download