SIMPLIFIED AIRWAY RISK INDEX DALAM INTUBASI OLEH: Adhytia Masola Ryan Yefta Tambajong Juliver Seffrian Gabriel Karlina Renata Mokoginta Masa KKM : 12 Maret – 25 Maret 2018 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO 2018 PENDAHULUAN Intubasi endotrakeal merupakan "gold standard " untuk penanganan jalan nafas. Prosedur ini dapat dilakukan pada sejumlah kasus pasien yang mengalami penyumbatan jalan nafas, kehilangan reflek proteksi, menjaga paru-paru dari sekret agar tidak terjadi aspirasi dan pada segala jenis gagal nafas. Anatomi Saluran Nafas Atas fungsi utama a. Air conduction (penyalur udara) b. Protection (perlindungan) c. Warming, filtrasi, dan humidifikasi Anatomi Saluran Pernapasan Bagian Bawah Intubasi Intubasi adalah memasukan pipa ke dalam rongga tubuh melalui mulut atau hidung. Intubasi terbagi menjadi 2 yaitu intubasi orotrakeal (endotrakeal) dan intubasi nasotrakeal. Intubasi endotrakeal adalah tindakan memasukkan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima glottidis dengan mengembangkan cuff, sehingga ujung distalnya berada kira-kira dipertengahan trakea antara pita suara dan trakea. Tujuan Intubasi Mempermudah pemberian anesthesia. Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas serta mempertahankan kelancaran pernapasan. Mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi lambung (pada keadaan tidak sadar, lambung penuh dan tidak ada reflex batuk). Mempermudah pengisapan sekret trakeobronkial. Pemakaian ventilasi mekanis yang lama. Mengatasi obstruksi laring akut Kesulitan Intubasi Sehubungan dengan manajemen saluran nafas, riwayat sebelum intubasi seperti riwayat anestesi, alergi obat, dan penyakit lain yang dapat menghalangi akses jalan napas. Visualisasi dari orofaring yang paling sering diklasifikasikan oleh sistem klasifikasi Mallampati Modifikasi. Sistem ini didasarkan pada visualisasi orofaring. Pasien duduk membuka mulutnya dan menjulurkan lidah. Jalan napas yang tidak adekuat akan menyebabkan asfiksia yang dapat berlanjut pada keadaan hipoksia serebral, kerusakan otak, dan berujung pada kematian. SARI (Simplified Airway Risk Index) SARI (Simplified Airway Risk Index) Pembukaan mulut Jarak menthoyd Pergerakan leher Kemampuan untuk menjulurkan lidah: Berat badan dan riwayat intubasi sebelumnya Skor Mallampati Indikasi: Evaluasi anestesiologi untuk menilai kemudahan intubasi Evaluasi sleep apnea (eksperimental) Untuk menial kondisi tonsil Melihat pharynx dengan mulut terbuka saat istirahat: tidak ada fonasi dan tonjolan lidah Grading score Mallampati Grading: Tampakan faring pada saat mulut terbuka maksimal dan lidah dijulurkan maksimal menurut Mallampati dibagi menjadi 4 grade: · Grade I : Pilar faring, uvula, dan palatum mole terlihat jelas, seluruh tonsil terlihat jelas · Grade II : Uvula dan palatum mole terlihat sedangkan pilar faring tidak terlihat, setengah keatas dari fossa tonsil terlihat · Grade III : Palatum mole dan durum masih dapat terlihat jelas · Grade IV : Pilar faring, uvula, dan palatum mole tidak terlihat, tanya palatum durum yang terlihat. Perbandingan dengan LEMON Look extrenally; melihat secara luas untuk menemukan potensi kesulitan. Examine (3-3-2); menilai lebar mulut terbuka selebar 3 jari, mengukur mandibula seharusnya selebar 3 jari diantara mentum dan tulang hyoid, posisi laring seharusnya berjarak 2 jari diantara kartilago tiroid dan mandibula. Mallampati grade; skor mallampati yang dinilai berdasarkan 4 kategori. Obstruction; ada atau tidaknya obstruksi, lokasi jika adanya obstruksi, apakah mobile atau tidak, kecepatan perjalanan obstruksi. Neck mobility; dapat atau tidaknya pasien melakukan fleksi dan ekstensi leher, penialian aktif pada pasien non trauma, imobilisasi leher. TERIMA KASIH