MANAJEMEN MASSA MENJADI KUNCI KEMENANGAN PASANGAN HADI RUDYATMO DAN ACHMAD PURNOMO DALAM PILKADA 2015 DI KOTA SURAKARTA (Makalah ditulis sebagai tugas mata kuliah Ilmu Politik Semester 1) Oleh: Yobel Tyanarrha NIM. 15410036 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA 2015 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dari 21 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang menyelenggarakan pemilihan kepala daerah (pilkada) terdapat 12 kabupaten/kota yang petahananya maju lagi dalam pilkada. Mengacu pada UU No. 1/2015 juncto UU No. 8/2015 pelaksanaan pilkada secara serentak pada akhir tahun ini, pemungutan suara pada 9 Desember 2015. Masyarakat saat ini ada yang merasa suasana tidak berbeda dengan suasana pemilihan umum (pemilu) legislatif dan pemilu presiden karena hiruk pikuk dan isu yang terjadi menjadi wacana nasional. Dengan makalah yang saya buat dengan judul manajemen massa yang menjadi kunci kemenangan pasangan FX Hadi Rudyatmo dan Achmad Purnonomo akan mengupas tentang bagaimana mereka melakukan manajemen massa pada tingkat kota Surakarta. Dan mengupas juga seluk beluk bapak FX Hadi Rudyatmo yang hanya berlatar belakang pendidikan SMA dapat menjadi pemimpin yang interaktif dan disegani khususnya di wilayah Solo dan sekitarnya. Salah satu kunci suksesnya adalah bagaimana Dia memanejemen massa yang akan menjadi pemasok suara yang lebih banyak. 2. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari makalah ini adalah 1. Mengetahui kunci kemenangan FX. Hadi Rudyatmo dan Achmad Purnomo dalam pilkada 2015 di kota Surakarta 2. Mengetahui cara mendapatkan suara terbanyak dalam pilkada 2015 di kota Surakarta 3. Menjadi pembelajaran dan penelitian lebih lanjut Sedangkan manfaat dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan bagaimana mengetahui kunci kemenangan dan cara FX. Hadi Rudyatmo dan Achmad Purnomo mendapatkan suara terbanyak dalam pilkada 2015 di kota Surakarta. BAB II PEMBAHASAN Pemilihan kepala daerah (Pilkada) adalah pemilihan kepala daerah yang dilakukan secara langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang memenugi syarat. Pemilihan kepala daerah dilakukan satu paket bersama dengan wakil kepala daerah. Sebelum tahun 2005, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala Daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pilkada. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005. Manajemen secara etimoligis yaitu manegement yang artinya seni mengatur dan melaksanakan. Kata manajemen sering digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari dan sangat membantu dalam menghasilkan sesuatu dengan baik. Tentunya peran manajemen sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengatur segala pekerjaan. Manajemen ini berfungsi agar segala pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik secara tersistematis. Hal inilah yang membuat para ahli memberikan pengertian manajemen Massa secara umum berbeda dengan pengertian massa dalam komunikasi, yaitu lebih merujuk pada penerima pesan dari media massa atau sering disebut audience. Secara umum massa diartikan sebagai orang yang tidak saling mengenal, berjumlah banyak, anggotanya heterogen, berkumpul di suatu tempat dan tidak individualistis. Karakteristik massa biasanya memiliki kesadaran diri rendah, tidak bergerak dengan terorganisir, tidak bertindak untuk dirinya melainkan terdapat “dalang” di belakang yang mempunyai tujuan tertentu. Berbeda lagi dengan aksi massa adalah suatu metode perjuangan yang mengandalkan kekuatan massa dalam menekan pemerintah/pengusaha untuk mencabut atau memberlakukan kebijakan yang tidak dikehendaki massa. Aksi massa merupakan bentuk perjuangan aktif dalam rangka merubah kebijakan yang tidak sesuai dengan kehendak massa, oleh karena aksi massa mengambil bentuk yang paling dekat dengan dinamika sosial yang berjalan dalam masyarakat. Dalam pemilihan umum daerah 2015 khususnya di daerah Surakarta, ada dua pasangan yang diajukan sebagai calon walikota dan wakil walikota Surakarta. Pasangan dengan nomor unrut 1 adalah H. Anung Setiawan dan Mochammad Fajri, serta pasanag nomor urut dua yaitu FX Hadi Rudyatmo dan Achmad Purnomo. Dari hasil quick count sudah dapat dipastikan bahwa kemenangan dengan perolehan suara 63% bagi pasangan nomer urut 2 yaitu FX Hadi Rudyatmo dan Achmad Purnomo. Hasil perhitungan cepat menunjuk pemenang pilkada 2015 kota Surakarta yaitu bapak FX Hadi Rudyatmo. Fransiscus Xaverius Hadi Rudyatmo (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 13 Februari 1960; umur 55 tahun) adalah wali kota Surakarta yang menjabat sejak 19 Oktober 2012 hingga 5 Agustus 2015. Kemenangan pasangan ini tidak serta merta sebuah keberuntungan atau karena diusulkan oleh partai besar yang memiliki basis massa yang besar. Dalam pilkada era sekarang partai pengusung tidak menjadi jaminan kemenangan dalam pilkada, karena tergantung dari pilihan rakyat ( pribadi lepas pribadi ). Tetapi kemenangan pasangan ini berkat kelihaian pasangan ini dalam melakukan majemen massa dengan menjaga loyalitas, dan mempengaruhi massa. Pasangan pemenang menggunakan manajemen massa sebagai pondasi atau penyokong dalam mempersiapkan pencalonan dan saat melakukan kampanye. Banyak yang beranggapan bahwa Rudy sapaan akrab FX Hadi Rudyatmo ini akan gagal menempuh pilkada 2015 karena dianggap sebagai kaum minoritas dan berpendidikan hanya lulusan SMA, tidak memiliki prestasi, namun hal ini dipatahkan oleh Rudy. Sebenarnya kemenangan yang terjadi tidak begitu mengejutkan bagi pemenang karena telah diprediksi jauh-jauh hari bahwa mereka akan menang dengan perolehan kurang lebih 53%. Yang mengejutkan adalah hasil yang jauh melebihi target yang diperoleh, ini menunjukkan bahwa pemenang mampu menjawab apa yang menjadi keinginan masyarakat kota Surakarta. Pemenang pilkada sangat paham kondisi massa kota Surakarta dan bisa memetakan massa dengan baik. Pemenang sangat mengetahui bahwa msyarakat pemilih yang memiliki karateristik kemajemukan, cerdas, punya wawasan maju dan kritis, sebagian lagi yang tidak bisa dipandang sebelah mata massa grassroot yang memiliki loyalitas dengan slogan “pokok’e”. Pasangan pemenang mengadakan kampanye dengan pendekatan yang berbeda pada massa calon pemilih. Bagi pemilih inteletual yang kritis, cerdas, punya wawasan, dan majemuk, pasangan pemenang berusaha menjawab kebutuhan, keinginan dan harapan mereka, dengan penyampaian program-program, pencapaian-pencapaian, dan memperlihatkan citra diri dalam memimpin. Lain cara pendekatan kepada pemilih arus bawah / grassroot pasangan ini menggunakan cara lama meski dianggap kampungan yaitu arak-arakan motor, namun jangan sepelekan cara ini karena secara psikologis sangat manjur memepengaruhi pemilih yang tidak paham dan tidak suka mikir. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen massa menjadi kunci kemenangan pasangan Rudy – Ahmad, yang tentunya tidak bisa dilakukan dengan sekedar membalikkan tangan namun secara periodik Rudy sendiri telah meelakukan jauh-jauh hari sebelum dia mencalonkan diri. Management massa yng dilakukan pasngan pemenang adalah pendekatan dengan menyeesuaikan karakter massa dengan berusaha menjawab keinginan dan harapan, serta menyentuh sisi piskologis massa dengan cara konvensional. Management yang bersifat sistematis untuk mempengaruhi dan menjaga loyalitas massa. Makalah ini dapat digunakan untuk pembelajaran, wawasan dan berharap menjadi acuan untuk dikembangkan dengan penelitian yang lebih detil lagi. DAFTAR PUSTAKA Solopos.com/Pilkada_Solo Informasiana.com/apa_itu_manajemen Wikipedia.org/apa_itu_massa Merdeka.com/profi_Fxhadirudyatmo_solo Kpu-surakartakota.go.id/quick_count http://www.solopos.com/2015/09/16/gagasan-integritas-pilkada-2015-642693