Modul Psikolog Sosial I [TM10]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
PSIKOLOGI
SOSIAL 1
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
10
Kode MK
Disusun Oleh
MK10230
Irfan Aulia, M.Psi. Psi
Abstract
Kompetensi
Prasangka dan diskriminasi
Pengertian dan jenis prasangka;
pembentukan, mengatasi prasangka;
Peran stereotipe; Diskriminasi dan
bentuk-bentuk diskriminasi
Prasang ka dan Diskriminasi
Kondisi prasangka dan dikriminasi dalam masyarakat bisa muncul dalam berbagai aspek,
namun biasanya hal ini tersimpan sebelum ada momen yang meledakkannya. Salah satu
momen yang bisa membuat prasangka dan diskriminasi terangkat keluar adalah momen
pemilihan presiden atau pemilihan kepala daerah. Di indonesia dapat diambil contoh saat
pemilihan presiden tahun 2014 kemarin. Ada banyak prasangka yang dihembuskan oleh
berbagai sudut mengenai setiap calon presiden, baik Joko Widodo atau Prabowo.
Hembusan ini terbukti memicu perdebatan panjang antara para pendukung calon presiden.
Kenapa hal ini dapat terjadi? Apa yang melatar belakangi peristiwa tersebut?
Kajian mengenai ini dalam psikologi sosial disebut sebagai kajian mengenai streotip,
prasangka, dan diskriminasi. Kajian mengenai streotip, prasangka, dan diskriminasi dapat
dilihat di tabel 1:
Penelitian
Kajian
Coenders et al., 2008; Zick et al., 2008
Kajian
mengenai
prasangka
terhadap
imigran yang dianggap sebagai orang asing
Brodish et al., 2008; Eibach & Ehrlinger, Tingkat rasial pada persepsi orang amerika
2006
putih
Tema diskriminasi yang paling banyak dikaji oleh ahli psikologi dari Amerika adalah tema
dikriminasi gender dan rasial. Diskriminasi rasial mempunyai definisi
Prejudice and discrimination based on a person’s racial background, or institutional and
cultural practices that promote the domination of one racial group over another (Kassin,
Fein, dan Markus, 2011).
Disini prasangka dan diskriminasi berbasis pada dominasi ras tertentu kepada ras lainnya.
Diskriminasi gender mempunyai definisi:
Prejudice and discrimination based on a person’s gender, or institutional and cultural
practices that promote the domination of one gender over another
Diskriminasi gender juga berbasis pada dominasi gender satu ke gender lainnya. Dari dua
definisi ini penting bagi psikolog sosial yang menggeluti kajian prasangka dan diskriminasi
untuk memahami terminologi dan latar belakang kontek sosial pembuat definisi. Hal ini
‘13
2
Psikolog Sosial
Irfan Aulia, M.Psi. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
disebabkan psikologi sosial sangat terpengaruh dengan konteks sosial tempat fenomena
terjadi. Oleh karena itu psikologi sosial perlu mendefinisikan dengan jelas terminologi yang
sedang dikaji.
Untuk itu dalam artikel ini mendefinisikan stereotip, prasangka, dan diskriminasi. Prasangka
adalah consists of negative feelings about others because of their connection to a social
group (Kassin, Fein, dan Markus, 2011). Dari definisi ini maka dapat dilihat bahwa
prasangka memuat perasaan negatif terhadap orang lain dikarenakan koneksi mereka
terhadap kelompok sosial. sebagai contoh prasangka terhadap anak punk atau anak – anak
yang berada di jalan dengan memakai pakaian tertentu.
Stereotip adalah as beliefs or associations that link whole groups of people with certain traits
or characteristics (Kassin, Fein, dan Markus, 2011). Dari definisi ini stereotip adalah
keyakinan dan asosiasi yang diciptakan terhadap sekelompok orang dengan sifat atau
karakteristik tertentu.
Diskriminasi adalah concerns behaviors—specifically, negative behaviors directed against
persons because of their membership in a particular group (Kassin, Fein, dan Markus,
2011). Dari definisi ini maka ada tingkah laku negatif yang spesifik diarahkan kepada orang
tertentu dikarenakan keanggotaannya kepada kelompok tertentu.
Diskriminasi, stereotip, dan prasangka bisa bekerja secara independen ataupun saling
menguatkan. Berikut kajian mengenai diskriminasi, stereotip, dan prasangka di dalam tabel
2.
Penelitian
Kajian
Pager & Shepherd, 2008
Bias
yang
pemberian
terjadi
kredit
dalam
bank,
pekerjaan,
penggajian,
penjualan mobil
Dovidio et al., 1996; Madon et al., 2001
Bias yang terjadi pada kulit hitam
Cheryl Kaiser dan lain lain (2009)
Pengaruh
pemilihan
Obama
dengan
persepsi
terhadap
rasialis
(terjadi
penurunan)
Tabel 2
Rasis dan stereotip ini bisa terjadi dimana saja. Salah satu contoh yang menimbulkan
rasisme adalah dalam pertandingan olahraga. Ada dua contoh yang bisa diambil yaitu
‘13
3
Psikolog Sosial
Irfan Aulia, M.Psi. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pertandingan sepak bola dan pertandingan baseball yang terjadi di Eropa dan Amerika. Di
dalam dua pertandingan ini fans melakukan ejekan yang bernada rasisme kepada pemain
yang berbeda etnis dengan mereka. Di dalam pertandingan baseball hal ini bisa terjadi
dalam kondisi dimana tidak ada pengawasan publik terhadap fans yang melakukan rasisme.
Hal ini menunjukkan bila publik melakukan pengawasan atau tidak setuju terhadap rasisme,
maka rasisme bisa menurun.
Salah satu dari bentuk stereotip adalah rasisme. Seperti yang diceritakan dalam contoh di
pertandingan olahraga. Rasisme ini bisa muncul di permukaan dan eksplisit namun bisa
juga muncul secara tidak sadar dan implisit. Hal ini muncul secara tidak sadar dalam
kebudayaan manusia. Contoh misalnya kita melihat sekelompok suku, lalu muncul perasaan
merendahkan atau tiba-tiba merasa takut atau tiba-tiba merasa tidak nyaman. Hal ini
menjadi indikasi adanya prasangka terhadap suku atau ras tertentu. Hal ini bisa terjadi pada
orang dewasa ataupun anak kecil seperti yang terlihat dalam penelitian di dunia barat.
Walaupun konteks penelitian ini saat ingin diaplikasikan dalam perilaku di Indonesia perlu
dilakukan penelitian tersendiri.
Bagan 1: Penelitian Baron dan Banaji, (2006): Dunham, dkk., (2008)
Untuk mendalami rasis implisit bisa dilakukan dengan IAT (implisit Asociation test) yang
menguji asosiasi individu terhadap sesuatu. Penelitian yang dilakukan terhadap inter suku
dan ras menunjukkan bahwa rasis atau stereotip terhadap suku tertentu bisa terjadi
tergantung pada persepsi dan interaksi yang terjadi antar ras tersebut. Pada tabel 3 akan
diperlihatkan penelitian yang mengkaji mengenai persepsi dan interaksi antar suku dan ras
untuk memperlihatkan pengaruh dan mekanisme yang terjadi.
‘13
4
Psikolog Sosial
Irfan Aulia, M.Psi. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penelitian
Kajian
Paul Hutchings dan Geoff rey
Mahasiswa dengan asosiasi rasis implisit
Haddock (2008)
yang tinggi akan lebih mudah merasakan
emosi negatif pada gambar ras tertentu
(dalam hal ini kulit putih terhadap afrika
amerika)
Crandall dan Eshleman, 2003
Walau rasis bisa muncul antar ras, namun
stigma rasis bisa menyulitkan individu dalam
berinteraksi
Elizabeth Pelps (2000)
Menyatakan adanya aktivitasi otak yang
lebih tinggi terhadap prasangka pada out
group dibandingkan ingroup
Tabel 3: Diolah dari berbagai sumber penelitian mengenai persepsi antar kelompok dan ras
Dari tabel 3 memperlihatkan bahwa prasangkan, sterotip, dan diskriminasi terjadi pada
persepsi antar kelompok. Hal ini disebabkan adanya bawaan budaya dan ketidak sadaran
kolektif yang berbeda sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda.
Dalam interaksi antar suku dan ras memperlihatkan tantangan yang lebih kompleks
daripada yang terjadi dalam persepsi antar suku dan ras. Tabel 4 memperlihatkan penelitian
yang terjadi pada interaksi antar suku dan ras yang dilakukan psikolog sosial di eropa dan
amerika.
Penelitian
Kajian
Wendy Mendez (2002)
Di dalam konfenderasi peserta pelatihan
yang kulit putih menunjukkan tekanan darah
yang lebih tinggi (tanda merasa waspada)
saat bertemu dengan peserta pelatihan yang
kulit hitam.
Jacquie Vorauer 2003
Penelitian mengenai adanya meta sterotip
ketika berinteraksi dengan kelompok lain.
Tessa West and others (2009)
Penelitian mengenai teman sekamar, ketika
terjadi
pengacakan
random
sehingga
didapatkan di setiap kamar adanya multi ras,
‘13
5
Psikolog Sosial
Irfan Aulia, M.Psi. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
maka ketika terjadi masalah, individu dengan
ras berbeda lebih memilih saling diam. Hal
ini tidak terjadi pada individu yang sekamar
dengan ras yang sama.
Ashby Plant and David Butz (2006)
Kelompok
non
hitam
memilih
untuk
menghindar berinteraksi dengan kelompok
hitam
dalam
satu
konferensi,
karena
khawatir menjadi rasis atau diperlakukan
secara diskriminatif
Philip Goff , Claude Steele, and Paul Davies Sekelompok
(2008)
mahasiswa
memilih
untuk
menghindari membahas masalah ras ketika
sedang berinteraksi dengan ras lain. Dalam
hal ini penelitian ada di amerik dengan
subjek kulit putih dan hitam.
Tabel 4
Di dalam 3 penelitian yang ada pada tabel 4 memperlihatkan bahwa interaksi antar
kelompok dan ras bisa memunculkan prasangka yang mungkin tidak diperlihatkan sebelum
terjadinya interaksi. Hal ini menunjukkan bahwa prasangka dan diskriminasi bisa muncul
bahkan sebelum terjadinya interaksi antar kelompok. Dari penelitian lain diperlihatkan bahwa
karena adanya pemikiran bahwa bisa jadi mereka tertuduh sebagai rasis atau diperlakukan
secara diskirimantif karena ras, maka beberapa individu memilih untuk menghindari interaksi
antara kelompok dan ras.
Penyebab terjadi Prasangka dan Diskriminasi
Dalam penelitian mengenai motif dan prasangka yang diperlihatkan dalam tabel 5 akan
terlihat bahwa motif terbesar yang menyebabkan manusia memiliki prasangkan terhadap
kelompok lain adalah motivasi untuk mempertahankan diri dan proteksi diri. Hal ini akan
lebih terlihat ketika membaca penelitian di tabel 5.
‘13
6
Psikolog Sosial
Irfan Aulia, M.Psi. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penelitian
Kajian
Maner et al., 2005
Penelitian mengenai kelompok terhadap
motif mempertahankan diri.
Abrams, 2009; Brewer, 2007
Penelitian mengenai seseorang berusaha
untuk
teridentifikasi
tertentu
dan
dengan
berusaha
untuk
kelompok
berbeda
dengan kelompok lain.
Sherif 1966
Penelitian mengenai kelompok yang berbeda
dapat saling berkonflik dikarenakan in group
dan out group
Tabel 5
Untuk memahami proses terhadinya prasangka dan diskriminasi pada kelomppok
sosial perlu melihat teori identitas sosial. teori ini dikenalkan oleh Tafjel (1982) dan Turner
(1987). Teori menitikberatkan pada pembentukan (1) identitas pribadi dan (2) identitas
sosial. Teori ini mengatakan bahwa harga diri seseorang dapat dibentuk melalui
penghargaan terhadap diri dikarenakan hal-hal berharga yang dia capai atau dikarenakan
afiliasi terhadap kelompok. Yang dimaksud afiliasi terhadap kelompok adalah keinginan
untuk merasa bangga ketika terkoneksi dengan kelompok yang dimaksud walau tidak
mendapat keuntungan langsung dari koneksi tersebut. Untuk melihat kerangka pikir teori
identitas sosial bisa dilihat dari bagan 2.
‘13
7
Psikolog Sosial
Irfan Aulia, M.Psi. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bagan 2: Kerangka teori identitas sosial
Dari bagan 2 ini terdapa proporsi dasar yaitu bahwa kebutuhan terhadap harga diri
bisa terpicu dengan identitas sosial seseorang dan identitas sosial bisa mempengaruhi
harga diri seseorang. Ancaman terhadap harga diri inilah yang menjadi individu melakukan
diskriminasi dan prasangka terhadap kelompok diluar kelompoknya.
Hal lain yang menyebabkan terjadinya prasangka dan diskriminasi adalah kultur
sosial. yang dimaksud kultur sosial adalah ketika individu merasa terancam maka akan ada
proses dimana individu menisbahkan dirinya dengan kelompok sosial. Hal ini diperlihatkan
oleh penelitian dari Lehman (2004) dan Nakashima (2008) yang menggambarkan tentang
proses kultur sosial dalam rangka menciptakan asosiasi individu dengan kelompok sosial.
Hal yang menyebabkan terjadinya prasangka dan diskriminasi adalah orientasi
dominasi sosial. orientasi dominasi sosial adalah keinginan untuk melihat kelompok satu
lebih dominan dibandingkan kelompok lainnya. Hal ini dapat memicu terjadinya prasangka
dan diskriminasi.
Hal yang juga menyebabkan prasangka dan diskriminasi adalah faktor kognitif dan
faktor kultur. Di dalam faktor kognitif dan faktor kultur ada faktor utama yang dapat
mencetuskan terjadinya prasangka dan diskriminasi yaitu Kategorisasi sosial. Yang
dimaksud kategorisasi sosial adalah menyamakan individu kepada kelompok tertentu
berdasarkan atribut atau tanda yang melekat kepadanya.
‘13
8
Psikolog Sosial
Irfan Aulia, M.Psi. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Proses kategorisasi sosial adalah yang terjadi dalam keseharian hidup manusia. Hal
ini terjadi karena manusia melakukan kategorisasi sosial dalam rangka memudahkan untuk
mengenali manusia (Bodenhauesen dan Hugenberg, 2009; dalam Baron dan Branscomber,
2012). Di dalam kategorisasi sosial ada bahasan menarik yaitu (1) kelompok saya dan
kelompok kamu (ingroup dan out grup), (2) dehuminasisasi kelompok lain.
Dalam hal lain prasangka, stereotip dan diskriminasi bisa berlangsung secara
otomatis. Bagan 3 ini akan memperlihatkan contoh hasil penelitian tentang terjadinya proses
stereotip di dalam masyarakat.
Bagan 3: Faktor penyebab munculnya streotip (Diolah dari Baron dan Brenscombe, 2012)
Daftar Pustaka
Aronson, Elliot., Timothy D. Wilson, Robin M. Akert. (2010). Social Psychology 7th edition. Prentice
Hall
Baron, Robert A., Nyla R. Branscombe. (2012). Social Psychology. New Jersey: Pearson Education
Bronfenbrenner, U. (1994). Ecological Models of Human Development. In international Encyclopedia
of Education, Vol. 3, 2nd. Ed. Oxford: Elseveir. Reprintedi in: Gauvain, M.& Cole, M (Eds.),
Readings on the development of childern, 2nd Ed. (1993, hal. 37-43). NY : Freeman
‘13
9
Psikolog Sosial
Irfan Aulia, M.Psi. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Myers, David. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Humanika Salemba
Shaffer, David R. (2009). Social and Personality Development 6th edition. Wadhsworth: Cangage
Learning.
‘13
10
Psikolog Sosial
Irfan Aulia, M.Psi. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download