PENDEKATAN EKOREGION DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI TANAH PAPUA Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan Dan Tata Lingkungan EKOREGION • Wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup (UU 32 Tahun 2009) • Ekoregion adalah geografi ekosistem, artinya pola susunan berbagai ekosistem dan proses di antara ekosistem tersebut yang terikat daam suatu satuan geografis. Dengan demikian ekosistem perlu dipertimbangkan secara mendalam untuk digunakan sebagai inti dan dasar penyusunan RPPLH. • Ekoregion adalah batas karakteristik, bukan batas wilayah administratif PENETAPAN EKOREGION INDONESIA • Dasar deliniasi dan penamaan : Dominasi ciri karakteristik bentang alam dikombinasikan dengan ciri khas lokasi dan atau kawasan hutan setempat • Informasi utama adalah karakteristik bentang alam (UU32/2009) dan vegetasi asli • Kesamaan karateristik bentang alam di represantisikan dengan kesamaan bentuk lahan (parameter morfologi dan morfogenesa) TUJUAN DAN MANFAAT PENETAPAN Input dalam penyusunan Informasi Daya Dukung Indikatif Salah satu input dalam memberikan arah untuk penetapan rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (RPPLH) & perencanaan pembangunan yang sesuai dengan karakter wilayah Memperkuat kerjasama dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup yang mengandung persoalan pemanfaatan, pencadangan SDA maupun persoalan LH yang sifatnya lintas batas administrasi Acuan untuk pengendalian & pelestarian jasa ekosistem yang mempertimbangkan keterkaitan antar ekosistem dalam suatu , sehingga dapat dicapai produktivitas optimal untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan KEPMEN LHK NO 8 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN WILAYAH EKOREGION INDONESIA TERESTRIAL No Pulau Jumlah 1 Sumatera 22 2 Jawa 36 3 Kalimanta n 21 4 Sulawesi 25 5 Bali dan Nusa Tenggara 29 6 Maluku 23 7 Papua 21 177 LAUT 18 LAMPIRAN I 21 EKOREGION PAPUA NO NAMA ECO-REGION PENOMORAN 1 Komplek Dataran Fluvial S. Bian, S. Kumbe 157 2 Komplek Dataran Fluvial S. Mamberamo, Foja 158 3 Komplek Dataran Fluvial Lereh, Senggi 159 4 Komplek Dataran Gambut Sungai Wakamba - Sungai Warembori 160 5 Komplek Dataran Gambut Sungai Fakuja - Sungai Foli 161 6 Komplek Dataran Gambut Sungai Kuis - Sungai Bapai. 162 7 Komplek Dataran Gambut Sungai Siriwo - Sungai Poronai 163 8 Komplek Dataran Organik/Koral P. Misol, P. Kofiau 164 9 Komplek Dataran Striuktural P. Salawati dan Batanta Barat. 165 10 Komplek Dataran Struktural Teluk Bintuni 166 11 Komplek Pegunungan Struktural Tamrau 167 12 Komplek Pegunungan Glasial Puncak Jaya 168 13 Komplek Pegunungan Struktural P. Batanta. 169 14 Komplek Pegunungan Struktural P. Waigeo 170 15 Komplek Pegunungan Struktural Tengah Papua 171 16 Komplek Perbukitan Struktural Kep. Yapen 172 17 Komplek Perbukitan Karst Biak Numfor 173 18 Komplek Perbukitan Karst P. Misol . 174 19 Komplek Perbukitan Karst Sorong, Teluk Bintuni 175 20 Komplek Perbukitan Struktural Jalur Jayawijaya. 176 21 Komplek Perbukitan Struktural S. Mamberamo, Foja 177 Papua : 21 Ekoregion Jasa Lingkungan Penyedia Air Jasa Lingkungan Pengatur Air Peta kinerja jasa lingkungan hidup Pengaturan Iklim PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN KONSERVASI DAN HUTAN LINDUNG Fungsi Kawasan Hutan Luas (ha) % Hutan Konservasi 2.640.2 58 24,23 Hutan Lindung 1.631.5 89 14,97 1.778.4 80 16,32 2.188.1 60 20,08 1.474.6 50 13,53 Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Hutan Produksi Konversi Jumlah Kawasan Hutan APL Areal Penggunaan Lain (APL) 11% Luas Provinsi 50% HP HK89,15 9.713.1 37 1.182.37 6 10.895. 513 24% 100 15% HL Langkah Ditjen PKTL-KLHK dalam Penerapan Inpres 9 / 2017 tentang Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat DDTLH RPPLH KLHS •Penetapan Daya Dukung dan Daya Tampung LH Pulau Papua dalam kerangka Environmental Safety Belt in Papua Ecoregion •Penyusunan RPPLH Nasional dan Pembinaan RPPLH tingakat Provinsi/Kab/Kota •Penerapan KLHS pada Kebijakan, Rencana , dan/atau Program Nasional dan pembinaan KLHS RTRW dan RPJM sektor/daerah DDTLH Menetapkan Limit Daya Dukung dan Daya Tampung LH • Harus ada limit daya dukung dan daya tampung LH yang tidak dipotongpotong oleh batas administrasi. Hal ini disebabkan ada daerah yang menjadi penyedia jasa lingkungan dan penentu kualitas daya dukung, sementara ada daerah lain yang menggunakan jasa lingkungan dari daerah lain. • Harus ada skenario penanganan dampak berdasarkan kesepakatan limit daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang sifatnya kerjasama antar daerah • DDTLH Papua selain Penyedia Informasi fisik DDTLH dan kapasitas suksesi alami di Ecoregion Papua, juga mempertimbangkan Kualitas Ruang Hidup OAP • Pembinaan penyusunan DDTLH skala Procinsi/Kab/Kota PENENTUAN STATUS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP Penentuan status daya dukung lingkungan hidup adalah mempertemukan penyediaan sumberdaya alam dan jasa lingkungan dengan pemanfaatan oleh masyarakat dan kegiatan ekonominya. Untuk mempermudah penghitungan, jasa lingkungan pengaturan dan penyediaan air di konversikan ke indikator jumlah penyediaan air permukaan (m3/ha). Sedangkan jasa lingkungan penyediaan pangan di konversikan ke jumlah produksi pangan dalam hitungan kalori (kkal/ha) Angka kebutuhan air diambil dari angka kebutuhan air perkapita dan per hektar penggunaan lahan yang ditetapkan oleh PermenLH No 17 Tahun 2009. Angka kebutuhan kalori pangan diambil dari angka kecukupan gizi yang ditetapkan oleh PerMenKes No. 75 Tahun 2013. STATUS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP PULAU PAPUA Penyediaan Air Permukaan Proporsi pemanfaatan adalah: 4,90% penggunaan rumah tangga dan 95,10% kegiatan ekonomi berbasis lahan dari penggunaan total Penyediaan Pangan Maksimal populasi 5,03 juta jiwa, pada kondisi seluruh hasil produksi tidak di ekspor keluar pulau dan jasa lingkungan penyediaan air tidak terlampaui Maksimal Populasi 752,93 juta jiwa, tanpa Jumlah penduduk eksisting: 4,26 juta jiwa penambahan kebutuhan dari kegiatan ekonomi berbasis lahan status keseluruhan BELUM TERLAMPAUI status secara keseluruhan BELUM TERLAMPAUI tersebar secara spasial pada 99,77% dari wilayah pulau tersebar secara spasial pada 84,81% dari wilayah pulau PETA DAYA DUKUNG PENYEDIAAN AIR PERMUKAAN PULAU PAPUA TAHUN 2018 PETA DAYA DUKUNG PENYEDIAAN PANGAN PULAU PAPUA TAHUN 2018 1. Wilayah yang terlampaui daya dukung penyediaan airnya tersebar di 16 kabupaten/kota 2. Wilayah yang terlampaui daya dukung penyediaan pangannya tersebar di seluruh kabupaten/kota (84 kabupaten/kota). MEMAKSIMALKAN PENCAPAIAN SASARAN DAN MANFAAT PEMBANGUNAN 1. Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak terlampaui 2. Menjaga agar fungsi lingkungan hidup sebagai penyedia SDA, serta jasa dan layanan ekosistem tidak terganggu 3. Meminimalkan dampak dan resiko, terutama bagi kelompok masyarakat maupun spesies yang rentan 4. Meningkatkan kualitas SDA dan lingkungan hidup RPPLH 1. 2. Melaksanakan Perencanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Melakukan identifikasi daerah-daerah yang menjadi penyedia jasa lingkungan/layanan ekosistem utama bagi wilayah-wilayah sekitarnya Menetapkan kriteria pemanfaatan dan pencadangan sumber daya alam secara umum, yaitu : a. Melakukan efisiensi dan diversifikasi b. Melakukan pemanfaatan SDA dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung c. Melakukan pencadangan SDA pada daerah-daerah yang memiliki nilai konservasi tinggi dan menjadi penyedia jasa lingkungan utama bagi wilayah disekitarnya d. Melakukan pencadangan wilayah pada daerah/ekosistem rusak yang harus dipulihkan 3. 4. 5. 6. Menetapkan target kualitas lingkungan hidup dan daya dukung & daya tampung LH yang harus dicapai dalam jangka menengah (misalnya peningkatan nilai IKLH) Menyelesaikan persoalan tenurial dan akses masyarakat Mengembangkan sistem pemantauan kualitas lingkungan terintegrasi antar daerah maupun antara pusat dan daerah Pembinaan RPPLH daerah KLHS Menerapkan KLHS untuk Rencana Tata Ruang (Spatial Plan) dan Perencanaan Pembangunan (Development Plan) • Pendampingan KLHS RPJMN, RTRWN dan KRP sektor lainnya dalam menguji perencanaan dari skenario paling besar : – Jasa lingkungan mana yang paling esensial, tidak tergantikan, dan harus dipertahankan untuk Papua (contoh : prioritas adalah jasa pengatur dan penyimpan air) – Proyeksi kondisi ekstrim/perubahan iklim mana yang akan digunakan (contoh : diasumsikan dalam 5 – 10 tahun ke depan terjadi pergeseran pola hujan dan musim, serta frekuensi kondisi ekstrim cuaca akan lebih sering) – Seberapa kualitas lingkungan dan daya dukung yang diharapkan akan dicapai secara bersama (contoh : apakah tutupan lahan disepakati akan dikembalikan menjadi 30% atau direncanakan lain) • Mengelola Dampak dan Resiko Akibat Pembangunan dan Multiplier Effectnya • Pembinaan KLHS untuk RTRW, RZWP3K dan RPJMD KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PAPUA • Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah berfungsi lindung, khususnya wilayah yang berfungsi memberikan jasa pengatur air terutama daerah pegunungan di pulau Papua bagian tengah dan penyimpan air terutama di pulau Papua bagian selatan dan barat; • Mengelola dampak dari dorongan pengembangan perkotaan, budidaya dan infrastruktur, terutama pada wilayah-wilayah ekosistem sensitif seperti hutan primer pegunungan, gambut, dan ekosistem rawa; • Memulihkan dan mempertahankan kawasan dengan keanekaragaman hayati tinggi, kawasan habitat dan koridor satwa liar serta wilayah disekitar kawasan konservasi; • Menjaga dan memulihkan DAS, khususnya DAS yang aliran sungainya menjadi sumber air minum dan pembuangan limbah pertambangan; KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PAPUA • Memulihkan ekosistem rusak dan melaksanakan pencadangan pemanfaatannya, terutama pada wilayah hutan pegunungan; • Memulihkan daerah-daerah yang terkontaminasi B3 dan limbah B3 dari pertambangan; • Mempertahankan dan meningkatkan kondisi terumbu karang terutama pada wilayah kawasan konservasi laut; • Melindungi vegetasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; dan • Melindungi kelestarian flora dan fauna endemik. TANTANGAN DAN KEWAJIBAN KEPALA DAERAH 1. MENJAGA DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP DAN MERENCANAKAN PERLINDUNGAN PENGELOLAAN LH • Menekan laju penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup • Menggunakan pendekatan perencanaan dengan satuan DAS dan ekosistem • Memastikan kabupaten penyedia jasa lingkungan tetap menjadi daerah konservasi dan intensitas pembangunan fisiknya harus dibatasi • Menentukan arahan dan strategi perlindungan dan pengelolaan LH untuk Provinsi Papua dan Paua Barat serta Kab/Kota se Provinis Papua dan Papua Barat Bagaimana cara agar daerah yang menjadi pengguna jasa lingkungan dapat memberikan kompensasi pada daerah yang menjadi penyedia jasa lingkungan 2. MEMASTIKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN TELAH TERINTEGRASI DALAM KEBIJAKAN, RENCANA DAN/ATAU PROGRAM MELALUI KLHS • • • • • Menyelenggarakan KLHS bagi RPJMD, RTRW beserta rencana rincinya, RZWP3K dan KRP berdampak lainnya (hasil penapisan) Papua dan Papua Barat belum ada permohonan Validasi KLHS ke MENLHK) Memilih Prioritas Pembangunan Secara Bijak Pertumbuhan seperti apa yang diinginkan? Peningkatan pendapatan atau distribusi manfaat dan resiko secara adil? Bagaimana mengelola dampak dan resiko lingkungan hidup yang ditimbulkan ? Mengutamakan pendekatan rekayasa teknologi, atau menurunkan intensitas pembangunan? Apa skenario pembangunan berkelanjutan yang dipilih? Bagaimana caranya, agar biaya sosial, biaya kerusakan, dan biaya penyusutan SDA dapat mengoreksi pertumbuhan ekonomi sehingga kepala daerah siap untuk melaksanakan mitigasi dan lebih bijak dalam mengambil keputusan