Uploaded by User17612

6.ecoregion pemb papua berkelanjutan (6)

advertisement
PENDEKATAN EKOREGION DALAM
MENDUKUNG PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN DI TANAH PAPUA
Direktorat Jenderal Planologi
Kehutanan Dan Tata Lingkungan
EKOREGION
• Wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air,
flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang
menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup (UU
32 Tahun 2009)
• Ekoregion adalah geografi ekosistem, artinya pola susunan berbagai
ekosistem dan proses di antara ekosistem tersebut yang terikat
daam suatu satuan geografis. Dengan demikian ekosistem perlu
dipertimbangkan secara mendalam untuk digunakan sebagai inti
dan dasar penyusunan RPPLH.
• Ekoregion adalah batas karakteristik, bukan batas wilayah
administratif
PENETAPAN EKOREGION INDONESIA
• Dasar deliniasi dan penamaan :
 Dominasi ciri karakteristik bentang alam dikombinasikan
dengan ciri khas lokasi dan atau kawasan hutan
setempat
• Informasi utama adalah karakteristik bentang alam
(UU32/2009) dan vegetasi asli
• Kesamaan karateristik bentang alam di represantisikan
dengan kesamaan bentuk lahan (parameter morfologi dan
morfogenesa)
TUJUAN DAN MANFAAT PENETAPAN
Input dalam
penyusunan
Informasi Daya
Dukung Indikatif
Salah satu input
dalam memberikan
arah untuk
penetapan rencana
perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup
(RPPLH) &
perencanaan
pembangunan yang
sesuai dengan
karakter wilayah
Memperkuat
kerjasama dalam
pengelolaan dan
perlindungan
lingkungan hidup
yang mengandung
persoalan
pemanfaatan,
pencadangan SDA
maupun persoalan
LH yang sifatnya
lintas batas
administrasi
Acuan untuk
pengendalian &
pelestarian jasa
ekosistem yang
mempertimbangkan
keterkaitan antar
ekosistem dalam
suatu , sehingga
dapat dicapai
produktivitas optimal
untuk mendukung
pembangunan yang
berkelanjutan
KEPMEN LHK NO 8 TAHUN 2018
TENTANG PENETAPAN WILAYAH EKOREGION INDONESIA
TERESTRIAL
No
Pulau
Jumlah
1 Sumatera
22
2 Jawa
36
3 Kalimanta
n
21
4 Sulawesi
25
5 Bali dan
Nusa
Tenggara
29
6 Maluku
23
7 Papua
21
177
LAUT 18
LAMPIRAN I
21 EKOREGION PAPUA
NO
NAMA ECO-REGION
PENOMORAN
1
Komplek Dataran Fluvial S. Bian, S. Kumbe
157
2
Komplek Dataran Fluvial S. Mamberamo, Foja
158
3
Komplek Dataran Fluvial Lereh, Senggi
159
4
Komplek Dataran Gambut Sungai Wakamba - Sungai Warembori
160
5
Komplek Dataran Gambut Sungai Fakuja - Sungai Foli
161
6
Komplek Dataran Gambut Sungai Kuis - Sungai Bapai.
162
7
Komplek Dataran Gambut Sungai Siriwo - Sungai Poronai
163
8
Komplek Dataran Organik/Koral P. Misol, P. Kofiau
164
9
Komplek Dataran Striuktural P. Salawati dan Batanta Barat.
165
10
Komplek Dataran Struktural Teluk Bintuni
166
11
Komplek Pegunungan Struktural Tamrau
167
12
Komplek Pegunungan Glasial Puncak Jaya
168
13
Komplek Pegunungan Struktural P. Batanta.
169
14
Komplek Pegunungan Struktural P. Waigeo
170
15
Komplek Pegunungan Struktural Tengah Papua
171
16
Komplek Perbukitan Struktural Kep. Yapen
172
17
Komplek Perbukitan Karst Biak Numfor
173
18
Komplek Perbukitan Karst P. Misol .
174
19
Komplek Perbukitan Karst Sorong, Teluk Bintuni
175
20
Komplek Perbukitan Struktural Jalur Jayawijaya.
176
21
Komplek Perbukitan Struktural S. Mamberamo, Foja
177
Papua :
21
Ekoregion
Jasa Lingkungan Penyedia
Air
Jasa Lingkungan Pengatur Air
Peta kinerja jasa
lingkungan hidup
Pengaturan Iklim
PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN KONSERVASI DAN
HUTAN LINDUNG
Fungsi Kawasan
Hutan
Luas
(ha)
%
Hutan Konservasi
2.640.2
58
24,23
Hutan Lindung
1.631.5
89
14,97
1.778.4
80
16,32
2.188.1
60
20,08
1.474.6
50
13,53
Hutan Produksi
Terbatas
Hutan Produksi
Hutan Produksi
Konversi
Jumlah Kawasan
Hutan
APL
Areal Penggunaan
Lain (APL)
11%
Luas Provinsi
50%
HP
HK89,15
9.713.1
37
1.182.37
6
10.895.
513
24%
100
15%
HL
Langkah Ditjen PKTL-KLHK dalam Penerapan Inpres 9 / 2017
tentang Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat
DDTLH
RPPLH
KLHS
•Penetapan Daya Dukung dan Daya Tampung LH Pulau Papua dalam
kerangka Environmental Safety Belt in Papua Ecoregion
•Penyusunan RPPLH Nasional dan Pembinaan RPPLH tingakat
Provinsi/Kab/Kota
•Penerapan KLHS pada Kebijakan, Rencana , dan/atau Program
Nasional dan pembinaan KLHS RTRW dan RPJM sektor/daerah
DDTLH
Menetapkan Limit Daya Dukung
dan Daya Tampung LH
• Harus ada limit daya dukung dan daya tampung LH yang tidak dipotongpotong oleh batas administrasi. Hal ini disebabkan ada daerah yang menjadi
penyedia jasa lingkungan dan penentu kualitas daya dukung, sementara ada
daerah lain yang menggunakan jasa lingkungan dari daerah lain.
• Harus ada skenario penanganan dampak berdasarkan kesepakatan limit daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang sifatnya kerjasama antar
daerah
• DDTLH Papua selain Penyedia Informasi fisik DDTLH dan kapasitas suksesi
alami di Ecoregion Papua, juga mempertimbangkan Kualitas Ruang Hidup
OAP
• Pembinaan penyusunan DDTLH skala Procinsi/Kab/Kota
PENENTUAN STATUS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG
LINGKUNGAN HIDUP
Penentuan status daya dukung lingkungan hidup adalah mempertemukan penyediaan
sumberdaya alam dan jasa lingkungan dengan pemanfaatan oleh masyarakat dan
kegiatan ekonominya.
Untuk mempermudah penghitungan, jasa lingkungan pengaturan dan penyediaan air
di konversikan ke indikator jumlah penyediaan air permukaan (m3/ha). Sedangkan jasa
lingkungan penyediaan pangan di konversikan ke jumlah produksi pangan dalam
hitungan kalori (kkal/ha)
Angka kebutuhan air diambil dari angka kebutuhan air perkapita dan per hektar
penggunaan lahan yang ditetapkan oleh PermenLH No 17 Tahun 2009. Angka
kebutuhan kalori pangan diambil dari angka kecukupan gizi yang ditetapkan oleh
PerMenKes No. 75 Tahun 2013.
STATUS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP
PULAU PAPUA
Penyediaan Air Permukaan
Proporsi pemanfaatan adalah: 4,90%
penggunaan rumah tangga dan 95,10%
kegiatan ekonomi berbasis lahan dari
penggunaan total
Penyediaan Pangan
Maksimal populasi 5,03 juta jiwa, pada kondisi
seluruh hasil produksi tidak di ekspor keluar
pulau dan jasa lingkungan penyediaan air tidak
terlampaui
Maksimal Populasi 752,93 juta jiwa, tanpa
Jumlah penduduk eksisting: 4,26 juta jiwa
penambahan kebutuhan dari kegiatan ekonomi
berbasis lahan
status keseluruhan BELUM TERLAMPAUI
status secara keseluruhan BELUM TERLAMPAUI
tersebar secara spasial pada 99,77% dari
wilayah pulau
tersebar secara spasial pada 84,81% dari
wilayah pulau
PETA DAYA DUKUNG
PENYEDIAAN AIR
PERMUKAAN PULAU
PAPUA TAHUN 2018
PETA DAYA DUKUNG
PENYEDIAAN PANGAN
PULAU PAPUA TAHUN
2018
1. Wilayah yang terlampaui daya dukung penyediaan airnya tersebar
di 16 kabupaten/kota
2. Wilayah yang terlampaui daya dukung penyediaan pangannya
tersebar di seluruh kabupaten/kota (84 kabupaten/kota).
MEMAKSIMALKAN PENCAPAIAN SASARAN DAN
MANFAAT PEMBANGUNAN
1. Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
tidak terlampaui
2. Menjaga agar fungsi lingkungan hidup sebagai penyedia SDA,
serta jasa dan layanan ekosistem tidak terganggu
3. Meminimalkan dampak dan resiko, terutama bagi kelompok
masyarakat maupun spesies yang rentan
4. Meningkatkan kualitas SDA dan lingkungan hidup
RPPLH
1.
2.
Melaksanakan Perencanaan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Melakukan identifikasi daerah-daerah yang menjadi penyedia jasa
lingkungan/layanan ekosistem utama bagi wilayah-wilayah sekitarnya
Menetapkan kriteria pemanfaatan dan pencadangan sumber daya alam secara
umum, yaitu :
a. Melakukan efisiensi dan diversifikasi
b. Melakukan pemanfaatan SDA dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung
c. Melakukan pencadangan SDA pada daerah-daerah yang memiliki nilai konservasi tinggi
dan menjadi penyedia jasa lingkungan utama bagi wilayah disekitarnya
d. Melakukan pencadangan wilayah pada daerah/ekosistem rusak yang harus dipulihkan
3.
4.
5.
6.
Menetapkan target kualitas lingkungan hidup dan daya dukung & daya tampung LH
yang harus dicapai dalam jangka menengah (misalnya peningkatan nilai IKLH)
Menyelesaikan persoalan tenurial dan akses masyarakat
Mengembangkan sistem pemantauan kualitas lingkungan terintegrasi antar daerah
maupun antara pusat dan daerah
Pembinaan RPPLH daerah
KLHS
Menerapkan KLHS untuk Rencana Tata Ruang
(Spatial Plan) dan Perencanaan Pembangunan
(Development Plan)
• Pendampingan KLHS RPJMN, RTRWN dan KRP sektor lainnya dalam menguji
perencanaan dari skenario paling besar :
– Jasa lingkungan mana yang paling esensial, tidak tergantikan, dan harus dipertahankan
untuk Papua (contoh : prioritas adalah jasa pengatur dan penyimpan air)
– Proyeksi kondisi ekstrim/perubahan iklim mana yang akan digunakan (contoh :
diasumsikan dalam 5 – 10 tahun ke depan terjadi pergeseran pola hujan dan musim,
serta frekuensi kondisi ekstrim cuaca akan lebih sering)
– Seberapa kualitas lingkungan dan daya dukung yang diharapkan akan dicapai secara
bersama (contoh : apakah tutupan lahan disepakati akan dikembalikan menjadi 30%
atau direncanakan lain)
• Mengelola Dampak dan Resiko Akibat Pembangunan dan Multiplier Effectnya
• Pembinaan KLHS untuk RTRW, RZWP3K dan RPJMD
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP PAPUA
• Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah berfungsi lindung,
khususnya wilayah yang berfungsi memberikan jasa pengatur air
terutama daerah pegunungan di pulau Papua bagian tengah dan
penyimpan air terutama di pulau Papua bagian selatan dan barat;
• Mengelola dampak dari dorongan pengembangan perkotaan,
budidaya dan infrastruktur, terutama pada wilayah-wilayah ekosistem
sensitif seperti hutan primer pegunungan, gambut, dan ekosistem
rawa;
• Memulihkan dan mempertahankan kawasan dengan
keanekaragaman hayati tinggi, kawasan habitat dan koridor satwa liar
serta wilayah disekitar kawasan konservasi;
• Menjaga dan memulihkan DAS, khususnya DAS yang aliran sungainya
menjadi sumber air minum dan pembuangan limbah pertambangan;
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP PAPUA
• Memulihkan ekosistem rusak dan melaksanakan
pencadangan pemanfaatannya, terutama pada wilayah
hutan pegunungan;
• Memulihkan daerah-daerah yang terkontaminasi B3 dan
limbah B3 dari pertambangan;
• Mempertahankan dan meningkatkan kondisi terumbu
karang terutama pada wilayah kawasan konservasi laut;
• Melindungi vegetasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;
dan
• Melindungi kelestarian flora dan fauna endemik.
TANTANGAN DAN KEWAJIBAN KEPALA DAERAH
1. MENJAGA DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP DAN
MERENCANAKAN PERLINDUNGAN PENGELOLAAN LH
•
Menekan laju penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
•
Menggunakan pendekatan perencanaan dengan satuan DAS dan ekosistem
•
Memastikan kabupaten penyedia jasa lingkungan tetap menjadi daerah
konservasi dan intensitas pembangunan fisiknya harus dibatasi
•
Menentukan arahan dan strategi perlindungan dan pengelolaan LH untuk Provinsi
Papua dan Paua Barat serta Kab/Kota se Provinis Papua dan Papua Barat
Bagaimana cara agar daerah yang menjadi pengguna jasa lingkungan dapat memberikan
kompensasi pada daerah yang menjadi penyedia jasa lingkungan
2. MEMASTIKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN TELAH
TERINTEGRASI DALAM KEBIJAKAN, RENCANA DAN/ATAU PROGRAM
MELALUI KLHS
•
•
•
•
•
Menyelenggarakan KLHS bagi RPJMD, RTRW beserta rencana rincinya,
RZWP3K dan KRP berdampak lainnya (hasil penapisan)  Papua dan
Papua Barat belum ada permohonan Validasi KLHS ke MENLHK)
Memilih Prioritas Pembangunan Secara Bijak
Pertumbuhan seperti apa yang diinginkan? Peningkatan pendapatan atau
distribusi manfaat dan resiko secara adil?
Bagaimana mengelola dampak dan resiko lingkungan hidup yang
ditimbulkan ? Mengutamakan pendekatan rekayasa teknologi, atau
menurunkan intensitas pembangunan?
Apa skenario pembangunan berkelanjutan yang dipilih?
Bagaimana caranya, agar biaya sosial, biaya kerusakan, dan biaya penyusutan SDA dapat mengoreksi
pertumbuhan ekonomi sehingga kepala daerah siap untuk melaksanakan mitigasi dan lebih bijak dalam
mengambil keputusan
Download